11 |
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Terminologi Judul
Terminologi judul adalah pembahasan mengenai batasan atau definisi
istilah dan makna dari sebuah kata judul agar bisa dipahami oleh tujuannya
ataupun sasarannya.1 Judul proyek ini adalah “Diradja Concert Hall” yang dapat menampung konser pertunjukan untuk skala Internasional, kegiatan kesenian
tradisional dan kegiatan serta pertunjukan kesenian lainnya.
a. Pengertian diradja :
• Singkatan adiraja ; gelar raja yang tertinggi.2
b. Pengertian concert :
• Concert (konser) adalah sebuah pertunjukan musik secara langsung dihadapan penonton.3
c. Pengertian hall :
• Hall adalah sebuah ruangan yang besar yang dibatasi oleh atap, dinding dan lantai.4
Berdasarkan pengertian diatas maka Diradja Concert Hall adalah suatu
bangunan dengan fungsi sebagai ruang pertunjukan musik dan konser. Tidak
hanya pertunjukan musik dan konser saja, tetapi juga seni teater dan seni tari
(dance). Diradja Concert Hall berada dalam kawasan Kecamatan Medan Timur
yaitu kawasan Pulo Brayan Bengkel yang memiliki nilai sejarah.
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia
3
en.wikipedia.org
4
en.wikipedia.org
12 |
2.2. Lokasi
Lokasi pencarian perancangan ini berada pada kawasan Pulo Brayan
Bengkel yang memiliki nilai sejarah transportasi kereta api yang sudah ada sejak
jaman penjajahan Belanda dahulu. Lokasi ini selain memiliki nilai sejarah
perkembangan transportasi, tetapi juga memiliki nilai sejarah budaya dimana
terdapat bangunan yang sudah tua yang memiliki gaya arsitektur kolonial Belanda
dan mencoba memadukan dengan gaya arsitektur setempat yakni arsitektur
melayu.
Gambar 2.1 Peta lokasi
(Sumber : Olah data pribadi)
Peta Indonesia Peta Sumatera
Peta Kota Medan Peta Kec. Medan Barat
13 |
2.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi
Berdasarkan uraian di atas maka Kota Medan memiliki kriteria yang
menjadi dasar perencanaan concert hall, diantaranya :
a. Lokasi merupakan daerah pengembangan yang sangat berpotensi
(Mebidangro),
b. Kemudahan dalam pelayanan trasnportasi umum sehingga memudahkan
dalam pencapaian lokasi proyek, dengan adanya proyek MRT (Mass Rapid
Transit),
c. Belum terdapat fasilitas yang dapat menampung kegiatan pertunjukan
dengan skala besar dan bertaraf Internasional.
Tabel 2.1 Kriteria Lokasi Proyek
No. Kriteria Lokasi
1. Luas Lahan 3 Ha
2. Tinjauan terhadap
struktur kota
Berada di kawasan perkotaan dan merupakan daerah yang memiliki perencanaan pengembangan kota di bidang kegiatan pelayanan kebutuhan publik dan sarana transportasi, sehingga memiliki penggunaan fungsi bangunan yang maksimal. Selain itu lokasi juga harus berada di jalan arteri utama.
3. Pencapaian Lokasi proyek harus memiliki
kemudahan akses baik oleh kendaraan pribadi, pelayanan transportasi umum dan juga pejalan kaki.
4. Entrance Entrance atau pintu masuk dan keluar dari lokasi proyek harus mudah diakses oleh pengguna dan pengunjung
bangunan.
5. Kontur lahan Lahan memiliki kontur yang relatif datar, sehingga memudahkan dalam akses dan pergerakan pengunjung dari dalam dan luar bangunan. Selain itu agar lebih memaksimalkan penggunaan lahan yang
14 | ada mengingat proyek merupakan
fasilitas pelayanan publik.
6. Kebisingan Lokasi harus berada pada daerah yang memiliki tingkat kebisingan rendah.
(Sumber : Olah data pribadi)
2.2.1.1. Tinjauan Terhadap Struktur Kota
Dalam pemilihan lokasi dan penentuan fungsi bangunan pada
proyek ini harus sesuai dengan kebijakan peraturan pemerintah Kota
Medan terhadap pengembangan kawasan dan tata guna lahan. Hal ini
dapat dilihat melalui RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) dan RUTRK
(Rencana Umum Tata Ruang Kota) Kota Medan berikut ini :
Tabel 2.2 Rencana Struktur Pusat Pelayanan Kota Medan Tahun 2028
NO PUSAT
PELAYANAN FUNGSI SKALA
1 Pusat Primer Utara • Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan regional • Pusat pelayanan
transportasi (TOD); • Pusat kegiatan
sosial-budaya
• Pusat kegiatan industri
• Kota Medan;
• Pusat kegiatan perdagangan/bisnis; • Pusat kegiatan jasa dan
kegiatan pemerintahan provinsi dan kota;
• Pusat pelayanan ekonomi
15 |
NO PUSAT
PELAYANAN FUNGSI SKALA
3
Pusat Sekunder Medan
Belawan
• Pusat pelayanan transportasi (laut) • Pusat kegiatan
bongkar-muat dan impor-ekspor • Pusat kegiatan industri • Pusat kegiatan perikanan
• Kota Medan;
• Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan
• Pusat pelayanan transportasi
• Pusat pelayanan kesehatan
Bagian Wilayah
• Pusat kegiatan
perdagangan kebutuhan pokok (pasar induk); • Pusat kegiatan rekreasi
dan wisata • Pusat pelayanan olahraga
Bagian Wilayah Kota
7
Pusat Sekunder Medan Area
• Pusat pelayanan ekonomi • Pusat pelayanan
transportasi
Bagian Wilayah Kota
8 Pusat Sekunder Medan Barat
• Pusat pelayanan ekonomi • Pusat pelayanan
transportasi wilayah bagian Barat
• Pusat kegiatan sosial-budaya
• Pusat kegiatan
perdagangan/bisnis • Pendidikan
Bagian Wilayah Kota
16 |
NO PUSAT
PELAYANAN FUNGSI SKALA
10
Pusat Sekunder Medan Timur
• Pusat kegiatan
perdagangan/bisnis • Pusat pelayanan
transportasi (TOD); • Pusat kegiatan
sosial-budaya
Bagian Wilayah Kota
(Sumber : Draff RTRW Kota Medan 2008-202)
2.2.1.2. Pencapaian
Dalam perancangan concert hall ini juga harus mempertimbangkan
kemudahan pencapaian bagi pengunjung, hal ini mengingat bangunan ini
bersifat publik yang banyak dikunjungi orang dan digunakan untuk
berbagai jenis kegiatan. Syarat dalam pencapaian bangunan ini
diantaranya:
a. Kemudahan dalam menggunakan transportasi umum,
b. Berada pada kawasan yang memiliki tingkat kemacetan rendah,
c. Kemudahan akses lokasi dari berbagai daerah dari luar
kawasan,
d. Dikarenakan bangunan ini bersifat publik dan dekat dengan
Stasiun KA Pulo Brayan, diharapkan juga kemudahan dan
kenyamanan bagi pejalan kaki dalam pencapaian kawasan.
2.2.1.3. Area Pelayanan
Bangunan Diradja Concert Hall ini diharapkan memiliki cakupan
area pelayanan yang cukup luas, diantaranya :
a. Mencakup kawasan Pulo Brayan, dan masyarakat Medan,
Sumatra Utara.
17 | b. Mengakomodasi peminat seni baik untuk berlatih, berkumpul,
atau menikmati pertunjukan.
c. Melayani kebutuhan masyarakat Kota Medan dalam hal ruang
berkumpul, pusat hiburan dan rekreasi.
d. Dapat dinikmati oleh masyarakat Kota Medan disegala usia.
2.2.1.4. Persyaratan Lain
Lokasi memiliki nilai lahan yang tinggi dan terletak pada posisi
strategis, yaitu berada pada jalur pelabuhan Belawan-kota Medan-bandara
Kuala Namu dan terletak di kawasan pusaka kota Medan. Pemilihan lokasi
perancangan haruslah sesuai dengan peraturan tata ruang kota (RTRK)
yang sudah ditetapkan. Untuk utilitas dan jaringan listrik serta telepon juga
sudah tersedia.
2.2.2. Deskripsi Kondisi Existing Lokasi Perancangan
a. Lokasi
• Nama Proyek : Diradja Concert Hall
• Lokasi : Jl. Yos sudarso, Kecamatan Medan Barat
Kota Medan. • Luas lahan : 3 ha (multi massa) • Batasan site
Utara : Bangunan komersil
Selatan : Bangunan komersil
Timur : Stasiun Kereta Api
Barat : Sungai deli.
• Program diperuntukan : Masyarakat lokal, regional, Dan Internasional.
• Kontur : Relatif datar.
• GSB : (1/2n) + 1 (n = lebar jalan)
18 | • Jalan Primer : Minimun 12-15 meter
• Sempadan samping
dan belakang : 3 meter
• KDB : 50% - 75%
• KLB maksimum : 5
• GSS
(garis sepadan sungai) : 10 m
• Bangunan eksisting : perumahan, komersil, pergudangan, pendidikan.
• Luas Lahan : 3 hektar
• Topografi : relatif datar
• Perbatasan : Utara = Rumah Sakit marta friska Selatan = Pasar Tradisional
Timur = Stasiun Kereta Api
Barat = Sungai Deli
• Program Peruntukkan : Wisata hiburan dan kegiatan kesenian.
19 |
Gambar 2.2 Peta lokasi terpilih
(Sumber : Olah data pribadi)
b. Batasan Proyek
• Pada kawasan permukiman, ketinggian bangunan 1-4 lantai. • GSB = (1/2n) + 1 n = lebar jalan
• Sempadan samping dan belakang = 3 meter
Peta Indonesia Peta Sumatera
Peta Kota Medan Peta Kec. Medan Timur
Beberapa Lokasi Alternatif
1 3
2
Lokasi Terpilih
20 | • KDB = 50-75 %
• KLB maksimum = 5x KDB • KDH minimum = 25%
• Harga lahan dipinggir jalan Primer ± Rp 1.000.000,00 - 1.500.000,00.
c. Posisi terhadap struktur ruang kota : • Berada di kecamatan Medan Barat
• Berdasarkan Rencana Sistem Pusat Pemukiman Kawasan Perkotaan Mebidangro Kawasan Perkotaan Inti Medan sebagai pusat kegiatan
pariwisata dan pusat kegiatan pertemuan, pameran dan sosial budaya. • Berdasarkan WPP C yang memiliki sasaran pembangunan pemukiman,
perdagangan dan rekreasi, kegiatan pembangunan sambungan air
minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, serta pendidikan
kesehatan.
Pengembangan landmark dan focal point dilakukan melalui
pengembangan arsitektur bangunan tertentu yang menjadi pusat perhatian dan
daya tarik di Kecamatan Medan Timur, terutama pada bagian kawasan yang
terintegrasi dengan pusat metropolitan.5
Beberapa keistimewaan lain yang dimiliki site perancangan yaitu :
• Berada pada kawasan pengembangan Mebidangro, • Merupakan kawasan bersejarah,
• Dekat dengan stasiun KA yang nantinya menjadi proyek MRT (Mass Rapid Transit), hal ini akan memberikan kemudahan akomodasi menuju
kawasan.
5
Mebidangro : Metropolitan Mebidangro Visi 2027 hal.73,2011
21 | d. Alternatif 1
Lokasi lahan : Pulo Brayan Bengkel, Kec. Medan Timur
Orientasi site : menghadap ke Barat (Jl. Asrama Zipur)
Arah lalu lintas : 2 arah pada Jl. Asrama Zipur
Luas site : +/- 3 Ha
Batas – batas lahan :
Utara : Perumahan penduduk
Selatan : Perumahan penduduk
Timur : Perumahan Asrama Zipur
Barat : Sekolah (milik yayasan)/ Jl. Asrama Zipur
KDB : 80%
KLB : 8
GSB : 15 meter
Ketinggian bangunan : 30 Lantai
Gambar 2.3 Alternatif lokasi site Diradja Concert Hall
(Sumber : Olah data pribadi)
22 |
Tabel 2.3 Peniliaian Lokasi Berdasakan Kriteria
No Kriteria Lokasi Alternatif
1
Nilai Nilai
1. Jarak lokasi dari hotel atau penginapan
4 3
2. Jarak dari concert hall yang sudah ada sebelumnya 7. Fasilitas pendukung :
Tempat ibadah Sarana pendidikan Rumah sakit Pusat perbelanjaan Permukiman
Sarana dan prasarana lainnya (radius +/- 500 m)
11. Ketersediaan jaringan
listrik dan telepon
4 4
12. Lokasi yang aman dari bencana alam dan banjir
4 4
13. Kesesuaian dengan
RUTRK dan RTRW Kota Medan
4 4
Total Penilaian 83 70
(Sumber : Olah data pribadi)
Penilaian terhadap lokasi didasarkan atas nilai sebagai berikut:
4 = sangat baik 3 = baik
23 | 2 = cukup
1 = kurang
0 = tidak baik
Hasil penilaian beberapa lokasi perancangan berdasarkan kriteria
kelayakan site, dapat diketahui bahwa lokasi yang berada di Jl. Yos Sudarso
memiliki nilai tertinggi berdasarkan kriteria. Sedangkan lokasi yang berada di Jl.
Asrama diperingkat kedua dan lokasi yang berada di Jl. Bengkel berada
diperingkat ketiga. Berdasarkan penilaian diatas, lokasi yang berada di Jl. Yos
Sudarso. dianggap paling layak untuk menjadi lokasi perancangan Diradja
Concert Hall.
2.3. Tinjauan Umum Proyek 2.3.1. Perkembangan Kota
Pada perkembangannya kota Medan dikembangkan menjadi kawasan
Metropolitan Mebidangro yang memiliki integrasi satu kawasan dengan kawasan
lainnya. Kebijakan Tata Ruang Nasional menempatkan Metropolitan Mebidangro
sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) sekaligus sebagai Kawasan Strategis
Nasional (KSN) dengan fokus pengembangan kegiatan ekonomi. Metropolitan
Mebidangro yang berada di Wilayah Sumatera Bagian Utara memiliki kedudukan
strategis terhadap pengembangan Segitiga Ekonomi Regional
Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT). Poin penting ini menjadi landasan utama bagi
pengembangan Metropolitan Mebidangro untuk menjadi pusat pelayanan kegiatan
ekonomi regional tersebut. Selain itu, kawasan Metropolitan Mebidangro
diharapkan mampu memberikan pelayanan yang prima untuk penduduk
Metropolitan Mebidangro.
Dalam Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2011 tentang Perencanaan
Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo,
24 | menyatakan bahwa penataan ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro bertujuan
untuk mewujudkan :
a. Kawasan Perkotaan Mebidangro yang aman, nyaman, produktif, berdaya
saing secara Internasional dan berkelanjutan sebagai pusat kegiatan
nasional di bagian utara Pulau Sumatera.
b. Lingkungan perkotaan yang berkualitas dan keseimbangan DAS (daerah
aliran sungai).
c. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, dan
d. Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional di
Kawasan Perkotaan Mebidangro.
Khusus pada kawasan Medan Timur dikhususkan untuk menjadi pusat
beberapa kegiatan, diantaranya :
a. Pusat kegiatan perdagangan/bisnis,
b. Pusat pelayanan transportasi (TOD),
c. Pusat kegiatan sosial-budaya.
Pada bagian Utara Kecamatan Medan Timur terdapat satu potensi yang
menjadi salah satu pengembangan Metropolitan Mebidangro, yaitu Stasiun KA
Pulo Brayan kota Medan dan lingkungan sekitar Stasiun KA yang memiliki nilai
heritage, dengan elemen-elemen ruang yang dikembangkan adalah :
a. Pusat komersial pelayanan Medan Timur sekaligus Medan bagian utara
Jasa perhotelan, perkantoran.
b. Pusat pelayanan transportasi (Stasiun KA Pulo Brayan).
c. Ruang Terbuka Hijau Taman Kota.
2.3.2. Kebijakan Pembangunan
Tujuan penataan ruang wilayah Kota Medan mencerminkan keterpaduan
pembangunan antar sektor, antar kecamatan, dan antar pemangku kepentingan.
Tujuan penataan ruang Kota Medan pada masa yang akan datang tidak akan
25 | terlepas dari peran, fungsi, dan kedudukannya dalam lingkup wilayah yang lebih
luas. Untuk mendukung pengembangan peran dan fungsi Kota Medan sebagai
Pusat Kegiatan Nasional, serta tanggap dengan dinamika perkembangan dan
permasalahan Kota Medan saat ini, maka kebijakan dan strategi pengembangan
Kota Medan yang akan dituju, adalah :
“Terciptanya wilayah Kota Medan yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan serta mempunyai daya saing dan daya tarik sebagai daerah tujuan investasi”6
Untuk mewujudkan tujuan pembangunan tersebut, maka melalui RTRW Kota Medan Tahun 2008-2028
a. Terwujudnya pemanfaatan ruang Kota Medan yang sesuai dengan fungsi
Kota Medan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Kota Metropolitan
serta tanggap terhadap dinamika perkembangan kota yang pesat;
b. Merangsang dan mendorong pengembangan sektor-sektor kegiatan ekonomi
di kawasan utara dan pusat kota yang diperkirakan mempunyai skala
pelayanan lokal, regional dan Internasional, sehingga diharapkan terbina
hubungan saling ketergantungan yang saling menguntungkan antar kawasan
utara Medan dengan kawasan pusat Kota maupun daerah belakangnya;
c. Penataan Ruang Kota Medan harus berwawasan lingkungan dengan
mengikuti kaidah-kaidah dan norma-norma perencanaan yang tepat dengan
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam
proses perencanaan dan implementasinya;
d. Tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota yang memadai;
e. Melindungi kawasan sosial-budaya (bersejarah) yang merefleksikan
elemen-elemen dari unit historis, sejarah pembangunan kota, arsitektur, aerkeologi,
teknologi dan budaya melalui pelestarian kawasan sosial-budaya dan
bangunan bersejarah.
6
RTRW Kota Medan Tahun 2008-2028, Kec. Medan Timur
26 |
2.3.3. Deskripsi Proyek
Kebutuhan mendasar akan sebuah tempat untuk berkumpul dan
menyalurkan kegiatan kesenian yang melatar belakangi perancangan concert hall
ini. Diradja Concert Hall adalah sebuah bangunan multi fungsi yang memiliki
fasilitas hiburan dan pertunjukan yang lengkap dan bertaraf Internasional.
Fasilitas yang disediakan Diradja Concert Hall diantaranya:
a. Ruang pertunjukan besar,
b. Ruang pertunjukan skala kecil,
c. Ruang pertunjukan outdooor,
d. Area berkumpul outdoor dan indoor,
e. Ruang latihan (sanggar) seni musik, tari dan drama,
f. Galeri Kesenian,
g. Studio rekaman,
Semakin seringnya intensitas konser musik baik oleh artis lokal maupun
mancanegara memunculkan satu kebutuhan akan sebuah tempat yang dapat
memfasilitasi kegiatan konser tersebut. Perancangan Diradja Concert Hall berada
di Kota Medan khususnya berada dikawasan Pulo Brayan Bengkel, hal ini untuk
menjadikan Kota Medan menjadi salah satu tujuan para promotor konser musik
untuk melakukan konser musik di kota Medan. Jika hal ini terus berkembang di
kota Medan, maka akan mendatangkan pemasukan perekonomian bagi daerah.
Selain itu jika banyak artis ataupun pengunjung dari luar Indonesia yang
berkunjung maka kota Medan akan lebih dikenal di dunia Internasional.
2.3.4. Prinsip Perencenaan dan Perancangan Proyek
Berikut ini merupakan prinsip perencanaan sebuah bangunan dengan
fungsi concert hall :
27 | a. Menciptakan satu bangunan dengan fungsi concert hall yang bertaraf
Internasional dan memenuhi syarat-syarat perancangan concert hall.
b. Merancang dan mengintegrasikan fasilitas pendukung concert hall seperti
bangunan utama, area berkumpul outdoor dan indoor, retail dan food
court.
c. Merancang sebuah bangunan dengan konsep masa depan yang fungsional
dan memiliki tampak bangunan yang akan selalu mengikuti zaman.
d. Merencanakan akses menuju lokasi perancangan yang aman dan nyaman
bagi pengendara dan pejalan kaki.
2.4. Tinjauan Fungsi
Pada tinjauan fungsi dijelaskan mengenai deskripsi pengguna dan
kegiatan, deskripsi perilaku, deskripsi kebutuhan ruang dan besaran ruang,
deskripsi persyaratan kriteria ruang dan studi banding arsitektur yang mempunyai
fungsi sejenis.
2.4.1. Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan
Pengguna pada bangunan Diradja Concert Hall dikelompokan menjadi
beberapa pengguna, antara lain :
a. Pengunjung, dapat dibagi menjadi dua jenis pengunjung yaitu :
• Pengunjung umum, pengunjung yang datang untuk sekedar berkumpul atau berkunjung ke fasilitas pendukung seperti studio
musik dan retail.
• Pengunjung khusus, pengunjung yang datang dengan satu tujuan khusus yaitu untuk menonton pertunjukan atau konser musik.
b. Seniman/ Pemusik
• Seniman atau pemusik adalah orang yang berkepentingan langsung untuk melakukan pementasan atau mempertunjukan kemampuan dan
28 | keterampilan dalam bidang musik yang merupakan penciptaan ide
dan kreasi musik sebagai salah satu upaya dalam bentuk
berkomunikasi juga menghibur masyarakat.
c. Pengelola bangunan, merupakan pihak yang mengelola, mengurus
bangunan dan memberikan pelayanan fasilitas bagi
penyelenggara/penyewa. Adapun bagian-bagian dari pengelola bangunan
diantaranya :
• Pimpinan pengelola.
• Bag. Administrasi, yang mengurus segala jenis administrasi perihal penyewaan tempat.
• Bag. Keuangan, yang mengurus perihal pengeluaran dan pemasukan keuangan.
• Bag. Keamanan, yang mengurus perihal keamanan gedung, misalnya seperti pengawasan CCTV.
• Bag. Mesin dan Operasional, yang mengurus perihal perawatan mesin-mesin operasional bangunan seperti AC, listrik, plumbing, dan
lain-lain.
• Bag. Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan, yang mengurus perihal kebersihan, pemeliharaan dan perawatan bangunan.
29 |
Diagram 2.1 Diagram kegiatan perilaku pengguna umum (Sumber : Olah data pribadi)
Diagram 2.2 Diagram kegiatan perilaku pengguna khusus
(Sumber : Olah data pribadi)
DATANG
PARKIR MAKAN
MENGUNJUNGI RETAIL ARCADE
MELIHAT LATIHAN SANGGAR
30 |
Diagram 2.3 Diagram kegiatan penyewa ruang pameran
(Sumber : Olah data pribadi)
DATANG
ISTIRAHAT/MAKAN SHOLAT
PARKIR
Diagram 2.4 Diagram kegiatan penyewa retail (Sumber : Olah data pribadi)
DATANG
PARKIR PARKIR
BEKERJA
ISTIRAHAT/
MAKAN SHOLAT
PULANG
PARKIR
Diagram 2.5 Diagram kegiatan pimpinan pengelola Bangunan
(Sumber : Olah data pribadi)
31 |
2.4.2. Deskripsi Perilaku
Berdasarkan perilaku aktifitas yang dilakukan perilaku pengguna concert
hall dapat dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu:
a. Bersifat Statis
Perilaku ini merupakan perilaku pengguna bangunan yang
lebih bersifat menetap pada satu tempat, atau ruang. Kebiasaan
pengguna ini merupakan kegiatan yang menjadi rutinitas atau
sementara dengan intesitas waktu yang lebih lama seperti pengelola
gedung, receptionist, karyawan dan pedagang retail. DATANG
ISTIRAHAT/MAKAN SHOLAT
PARKIR
PULANG
Diagram 2.6 Diagram kegiatan karyawan pengelola bangunan (Sumber : Olah data pribadi)
32 | b. Bersifat Dinamis
Perilaku ini merupakan perilaku pengguna bangunan yang
cenderung bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya
dalam ruang lingkup bangunan, misalnya aktifitas pengunjung retail
dan aktifitas pengunjung pada fasilitas-fasilitas pendukung concert
hall.
2.4.3. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
Jenis-jenis teater berdasarkan hubungan antara pertunjukan dengan
penontonnya (HAM, Roderick, 1972, Theatre Planning, The Architectural,
London) :7
a. Teater terbuka, pertunjukan seni dilakukan pada ruangan terbuka.
b. Teater tertutup, pertunjukan seni dilakukan pada ruangan tertutup.
Kriteria bangunan Gedung Konser dibagi berdasarkan bentuknya (HAM,
Roderick, 1972, Theatre Planning, The Architectural, London) :8
a. Tipe arena, dimana penoton mengelilingi pertunjukan, tidak memerlukan
penghayatan yang serius.
b. Tipe Transverse, merupakan perkembangan dan variasi dari tipe arena,
dimana penonton duduk pada dua sisi yang berlawanan menghadap
panggung.
c. Tipe ¾ arena, merupakan variasi dari tipe arena, dimana pemain atau
aktor/aktris dapat naik ke pentas tanpa melalui ruang penonton.
d. Tipe ¼ arena, dimana penonton menyaksikan pertunjukan dalam satu arah.
Luasan pentas kecil.
e. Tipe Procenium, merupakan perkembangan tipe ¼ arena akibat kurangnya
luasan panggung. Penonton menyaksikan pertunjukan dalam satu arah di
33 | f. Tipe Calliper Stage/Extended Stage, dimana pertunjukan mengelilingi
sebagian dari penonton.
Dalam perancangan sebuah bangunan concert hall perlu diperhatikan
mengenai persyaratan dan kriteria ruang. Persyaratan dan kriteria ruang dalam hal
ini mencakup fleksibilitas ruang, kenyamanan pengunjung yang dikaitkan dengan
kondisi suhu udara, pencahayaan dan kenyamanan sirkulasi, baik sirkulasi bagi
pengunjung maupun bagi pengelola gedung (utilitas). Fleksibilitas ruang
maksudnya kemampuan suatu ruang pertunjukan untuk dapat menyesuaikan
terhadap aktivitas pertunjukan yang berlangsung didalamnya. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam persyaratan dan kriteria ruang diantaranya :
a. Pembagian ruang, pembagian ruang yang tepat untuk menyesuaikan jenis
pertunjukan yang akan diadakan apakah itu skala besar atau kecil sesuai
dengan jumlah penonton yang akan ditampung.
b. Pemilihan stuktur bangunan, pemilihan struktur bangunan yang tepat dapat
mempengaruhi seberapa fleksibelnya suatu ruang dalam bangunan. Untuk
kasus bangunan concert hall membutuhkan suatu pemilihan struktur
bentang lebar yang untuk menciptakan kesan ruang yang luas dalam
pertunjukan.
c. Ketinggian ruang, ketinggian ruang ditentukan oleh jenis pertunjukan yang
akan ditampung. Ketinggian ruang diatur sesuai persyaratan akustik
bangunan. Hal ini perlu diperhatikan untuk menghindari suara dengung
atau gema pada ruang pertunjukan.
d. Lighting/pencahayaan, tujuan dari perencanaan pencahayaan adalah
memberikan suatu lingkungan suasana lingkungan yang menyenangkan
dan nyaman terhadap visual. Pencahayaan dalam sebuah pertujukan sangat
penting untuk diperhatikan, dimana pencahayaan harus mengikuti alur dan
suasana yang berubah-ubah selama pertunjukan berlangsung.
e. Sirkulasi, dalam perencanaan sirkulasi bangunan concert hall yang multi
massa diharapkan dapat memberikan kesan serial vision yang baik. Untuk
bagian interior, sebuah concert hall harus memberikan kesempatan bagi
34 | setiap orang untuk melihat dan memberikan kenikmatan sebuah
pertunjukan.
2.4.4. Studi Banding Arsitektur Yang Mempunyai Fungsi Sejenis 2.4.4.1. Harpa Concert and Conference Centre
Gambar 2.4 Tampak Harpa Concert Hall and Conference Centre
(Sumber : www.archdaily.com)
Arsitek : Henning Larsen Architects & Baterai arsitek
Lokasi : Reykjavik, Islandia Client Austurnhofn TR - East Harbour Project Ltd
Lokasi : 28.000,0 meter persegi
Proyek Tahun : 2011
Harpa Concert Hall and Conference Centre terletak di perbatasan
antara darat dan laut. Fasad spektakuler dirancang oleh Henning Larsen
Architects, artis Denmark-Islandia Olafur Eliasson dan perusahaan
rekayasa Ramboll dan Seni Engineering GmbH dari Jerman. Harpa
Concert Hall and Conference Centre memiliki luas 28.000 dan memiliki
suasana eksterior yang indah dari laut yang sangat besar dan pegunungan
sekitar Reykjavik. Terdapat empat ruang di tengah dan area belakang
35 | panggung dengan kantor-kantor, administrasi, ruang latihan dan mengubah
ruang di belakang bangunan Lantai keempat adalah ruang multifungsi
dengan ruang untuk menunjukan lebih intim dan perjamuan. Dilihat dari
foyer, ruang-ruang seperti membentuk gunung massif, mirip dengan
batuan basal di pantai membentuk kontras dengan fasad ekspresif dan
terbuka.
Gambar 2.5 Interior Harpa Concert Hall and Conference Centre
(Sumber : www.archdaily.com)
Gambar 2.6 Denah lantai 1 Harpa Concert Hall and Conference Centre
(Sumber : www.archdaily.com)
36 |
Gambar 2.7 Denah lantai 1 Mezanin Harpa Concert Hall and Conference Centre
(Sumber : www.archdaily.com)
Gambar 2.8 Denah lantai 2 Harpa Concert Hall and Conference Centre
(Sumber : www.archdaily.com)
37 |
Gambar 2.9 Denah lantai 3 Harpa Concert Hall and Conference Centre
(Sumber : www.archdaily.com)
Gambar 2.10 Denah lantai 4 Harpa Concert Hall and Conference Centre
(Sumber : www.archdaily.com)
38 |
Gambar 2.11 Denah lantai 5 Harpa Concert Hall and Conference Centre
(Sumber : www.archdaily.com)
Gambar 2.12 Elevasi Harpa Concert Hall and Conference Centre
(Sumber : www.archdaily.com)
39 |
Gambar 2.13 Elevasi Harpa Concert Hall and Conference Centre
(Sumber : www.archdaily.com)
Berikut ini adalah detail ruangan-ruangan yang terdapat dalam
bagunan Harpa Concert Hall and Conference Centre :
a. Eldborg - main hall
Eldborg merupakan ruangan terbesar di Harpa yang merupakan
ruang konser dengan kelas dunia. Ruangan ini mampu menampung hingga
1.800 pengunjung.
Gambar 2.14 Ruangan Eldborg
(Sumber : www.archdaily.com)
Kapasitas :1.800 tamu
Aula utama : 1.008 m²
40 | Ketinggian langit-langit :23 m
Pengukuran tahap : 22 m x17m
Kursi berada pada lantai balkon dan sisi lantai miring. Waktu
dengung ruangan ini adalah waktu dengung konfigurasi dan terdapat
fasilitas rekaman.
b. Nordurljos (Recital Hall),
Gambar 2.15 Ruangan Nordurljos
(Sumber : www.archdaily.com)
Kapasitas : 520 pengunjung
Ukuran : 540 m2
Ketinggian langit-langit : 8 m
Luas lantai : 27 m x 20 m
Layar : 6m (lebar) x 4.5m (tinggi)
Tempat duduk dapat bergerak dilantai dan balkon lantai datar,
waktu dengung konfigurasi, fasilitas rekaman dan balkon semua di
sekeliling aula.
c. Silfurberg (Gedung pertemuan)
Silfurberg adalah ruang konferensi besar di lantai dua, dengan gaya
teater tempat duduk untuk penonton hingga 840. Aula juga dapat dibagi
menjadi dua ruang, masing-masing menampung 325 tamu duduk dengan
partisi ditarik dan kedap suara.
41 |
Gambar 2.16 Ruangan Silfurberg
(Sumber : www.archdaily.com)
Ukuran : 735 m²
Ketinggian langit-langit : 12 m
Luas lantai : 35 m x 21 m
Tempat duduk bergerak, beberapa kursi ditarik dan lantai datar.
Waktu dengung dikonfigurasi, dan terdapat fasilitas perekaman.
d. Kaldalón (Auditorium)
Tempat duduk di Kaldalón stasioner, pada gradien tetap turun ke
area panggung, dan dapat menampung 195 tamu. Setiap bangku dapat
bergerak dan lantai juga dapat digunakan sebagai platform untuk musisi.
Waktu dengung di aula dapat diubah, membuat Kaldalón dapat digunakan
untuk berbagai acara yang berbeda.
Ukuran : 198 m²
Ketinggian langit-langit : 8m tinggi
Area panggung : 10m x 6m (9m tanpa tiga baris pertama)
Kursi tetap dengan meja menulis dilipat (kecuali tiga baris
pertama), lantai miring, waktu dengung dikonfigurasi, fasilitas perekaman
dan fasilitas pemutaran film.
42 |
2.4.3.2. Balai Sarbini, Jakarta
Gambar 2.17 Tampak Balai Sarbini
(Sumber : www.balai sarbini.com)
Balai Sarbini adalah salah satu concert hall yang berada di Jakarta.
Awal berdirinya gedung ini digagas oleh HM Sarbini yang merupakan
tokoh penting TNI. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Sukarno pada
tahun 1965 dan diresmikan oleh presiden Suharto pada tahun Maret 1973
dengan nama Gedung Veteran RI. Balai Sarbini kemudian direvitalisasi
dan diresmikan kembali oleh presiden Megawati Sukarnoputri pada tahun
2004.
Bangunan ini memiliki bentuk seperti kubah, dimana panggung
konser dikelilingi bangku-bangku penonton, sehingga dapat dilihat dari
berbagai arah, Bangunan ini memiliki konsep arsitektur yang sesuai
dengan kegunaannya, yaitu sebagai hall pertunjukan. Sehingga tanpa harus
melihat dari dalam, kita dapat mengetahui dari bagian bangunan yang di
luar, bahwa ini adalah bangunan untuk pertunjukan. Penempatan gedung
ini juga sesuai dengan aktifitas keramaian yang berada di pusat
perbelanjaan, Plaza Semanggi, sehingga mudah dijangkau oleh
masyarakat.
Bentuk baru panggung Balai Sarbini bersusun tiga. Jarak
ketinggian masing-masing panggung sekitar 1,04 meter. Lebarnya
43 | bervariasi: 7 meter untuk panggung terbawah, 3 meter panggung tengah,
dan 2 meter panggung paling atas. Dengan komposisi semacam itu, dan
sudut tangga yang tidak bisa dibilang landai, panggung berlapis kayu itu
terkesan sedikit curam. Perubahan paling menonjol dari interior terlihat
pada dominannya penggunaan materi kayu sebagai pelapis dinding.
Lapisan kayu yang terpasang di dinding lobi dan bagian muka gedung
memiliki fungsi. Wajah baru Balai Sarbini diharapkan bisa mendongkrak
popularitas gedung bertarif sewa Rp 25 juta-Rp 50 juta per hari itu. Target
para pengelolanya cukup berani, yakni menjadikan Balai Sarbini sebagai
ikon baru yang paling mewakili dunia hiburan di Indonesia.
Gambar 2.18 Stage Balai Sarbini
(Sumber : www.balai sarbini.com)
Pintu masuk utama Balai Sarbini terletak di lokasi yang sama
dengan Lobi Barat Plaza Semanggi. Pintu masuk lainnya dapat diakses
dari Shopping Mall. Pre-fungsi dan Lobby area nyaman dapat menampung
500 orang untuk koktail atau berdiri penerimaan dengan kantin yang siap
untuk menyediakan makanan dan minuman layanan yang dibutuhkan.
44 |
Gambar 2.19 Lobby Balai Sarbini
(Sumber : www.balai sarbini.com)
Main Hall memiliki tiga pintu keluar. Nyaman untuk menampung
1.300 orang termasuk 46 kursi VIP.. Daerah belakang panggung, cocok
untuk ruang tunggu artis memiliki dua ruang ganti dan kamar kecil.
Gambar 2.20 Main Hall Balai Sarbini
(Sumber : www.balai sarbini.com)
45 |
Gambar 2.21 Denah lobi Balai Sarbini
(Sumber : www.balai sarbini.com)
Gambar 2.22 Denah main hall Balai Sarbini
(Sumber : www.balai sarbini.com)
46 |
2.4.3.3. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari studi literatur bangunan
dengan fungsi sejenis yaitu untuk mengetahui mengenai kebutuhan ruang,
kapasitas dan besaran ruang, serta menganalisa kegiatan yang terjadi
didalam bangunan. Pada studi literatur ini diketahui bahwa bangunan
concert hall memiliki jenis-jenis ruang pertunjukan sesuai dengan
kapasitas penonton.
Selain itu, juga terdapat sebuah main hall yang cukup besar untuk
menampung sebagian besar penonton sebelum pertunjukan berlangsung.
Kebutuhan sebuah ruang pertunjukan yang besar tanpa terhalang kolom
juga harus diperhatikan dalam perancangan ruang pertunjukan.
2.5. Elaborasi Tema
Pemilihan tema arsitektur futuristik dikarenakan untuk menciptakan
sebuah tampak bangunan yang menggambarkan tentang masa depan. Dengan
tema ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah rancangan bangunan dengan hal
yang berbeda, sehingga tujuan-tujuan dari perancangan concert hall ini dapat
terpenuhi.
2.5.1. Pengertian
“Futuristic is extremely modern and unusual in appearance, as if
belonging to a future time; imagining what the future will be like”.
Futuristik adalah penampilan yang sangat tidak biasa dan modern, seolah-olah
merupakan kepunyaan suatu waktu masa depan, bayangan akan seperti apa masa
depan.9
9
Repository.usu.ac.id
47 | Maka dapat disimpulkan bahwa arsitektur futuristik merupakan arsitektur
yang didesain dengan bentuk yang aneh dan berorientasi masa depan dan juga
tidak lazim. Arsitektur Futuristik mempunyai sifat yang ditonjolkan dalam desain,
diantaranya :
a. Citra futuristik pada bangunan berarti citra yang mengesankan bahwa
bagunan itu berorientasi ke masa depan atau citra bahwa bangunan itu
selalu mengikuti perkembangan jaman yang ditunjukan melalui ekspresi
bangunan.
b. Fleksibilitas dan kapabilitas bangunan adalah salah satu aspek futuristik
bangunan. Fleksibilitas dan kapabilitas sendiri adalah kemampuan
bangunan untuk melayani dan mengikuti perkembangan tuntutan dan
persyaratan pada bangunan itu sendiri. Sedangkan kemampuan untuk
melayani dan mengikuti perkembangan zaman hanya bisa diwujudkan atau
diimplementasikan dalam penampilan dan ungkapan fisik bangunan.
c. Menurut Haines (1950) dan Chiara dkk (1980) kriteria diatas adalah :
Bangunan itu dapat mengikuti dan menampung tuntutan kegiatan yang
senantiasa berkembang.
d. Memanfaatkan kemajuan di era teknologi melalui struktur dan konstruksi
menggunakan strutur yang dekonstruksi.
e. Memakai bahan-bahan pre-fabrikasi dan bahan-bahan baru, seperti kaca,
baja, aluminium, dll.
f. Memunculkan bentuk-bentuk baru dari arsitektur yang analog dengan
musim, maksudnya adalah bentuk yang tidak bisa diduga sebelumnya,
dinamis sebagai konsekuensi dari perubahan.
2.5.2. Interpretasi Tema
Futuristik mempunyai arti yang bersifat mengarah atau menuju masa
depan yang mengekspresikan ide atau gagasan kedalam suatu bentuk tampilan
yang tidak biasa, kreatif dan inovatif. Penerapan arsitektur futuristik ini hanya
terlihat pada tampak bangunan tetapi tetap memperhatikan dan memperhitungkan
48 | fungsi dari bangunan tersebut. Perkembangan arsitektur futuristik sejalan dengan
perkembangan teknologi, semakin maju perkembangan teknologi yang diciptakan
manusia maka keberadaan arsitektur futuristik juga akan semakin berkembang.
Sama seperti teknologi, arsitektur futuristik juga merupakan upaya untuk
menciptakan masa depan yang lebih baik.
Ciri – ciri dari arsitektur futuristik adalah:
a. Berupa khayalan, idealis
b. Bentuk tertentu, fungsional, bentuk mengikuti fungsi,.
c. Kejujuran bahan, jenis bahan/material yang digunakan diekspos secara
polos, ditampilkan apa adanya. Tidak ditutup-tutupi atau dikamuflase
sedemikian rupa hingga hilang karakter aslinya. Terutama bahan yang
digunakan adalah beton, baja dan kaca. Memberi sentuhan plastis seperti
membungkus bahan dengan bahan lain adalah upaya yang tidak
dibenarkan karena dinilai mengaburkan, menghancurkan kekuatan asli
yang dimiliki oleh bahan tersebut, seperti :
• Beton untuk menampilkan kesan berat, massif, dingin. • Baja untuk kesan kokoh, kuat, industrialis.
• Kaca untuk kesan ringan, transparan, melayang.10
2.5.3. Keterkaitan Tema dengan Judul
Perancangan Diradja Concert Hall ini bertujuan untuk menciptakan satu
magnet dari pengunjung untuk datang ke kawasan Green Deli Oasis. Untuk lebih
menciptakan daya tarik bangunan concert hall maka tema yang diambil adalah
arsitektur futuristik. Dengan mengangkat tema ini akan lebih menghasilkan
sebuah desain bangunan yang atraktif dan memiliki kesan monumental agar
mudah diingat serta memiliki kesan yang lebih mendalam.
10
www.rumahwaskita.com
49 | Kesan futuristik yang diterapkan pada bangunan juga bertujuan untuk
lebih mengesankan kesan kemajuan teknologi dan kesan yang berorientasi ke
masa depan. Dan diharapkan juga bangunan ini dapat menjadi landmark dan
memberikan kesan yang tak terlupakan bagi pengunjung.
2.5.4. Studi Banding Arsitektur Yang Mempunyai Tema Sejenis
2.5.4.1. Galaxy Soho
Gambar 2.23 Tampak Galaxy Soho
(Sumber : www.archdaily.com)
Arsitek : Zaha Hadid Architects
Tempat : Soho, Beijing, Cina
Konsultan : Zaha Hadid & Patrik Schumacher
Direktur Proyek : Satoshi Ohashi
Rekan : Cristiano Ceccato
Arsitek proyek : Yoshi Uchiyama
Daerah : 332.857,0 meter persegi
50 | Proyek Tahun : 2012
Proyek Galaxy Soho di pusat kota Beijing untuk Soho China
memiliki luas lantai total 330.000 m2. Bangunan ini merupakan fungsi campuran kantor, retail komersil dan area hiburan yang saling terintegrasi
dan menjadi bagian dari kota yang hidup. Hal ini terinspirasi dari
kehidupan skala besar kota Beijing itu sendiri. Bangunan ini terdiri dari
beberapa volume yang terpisah yang dihubungkan oleh jembatan yang
membentang. Volume ini beradaptasi satu sama lain dari segala arah,
menghasilkan arsitektur panorama tanpa sudut. Bentuk bangunan yang
dinamis dan anggun merupakan penggabungan dari kompleks arsitektur
yang menciptakan ruang internal yang fleksibel dan terus menerus
sehingga kehadiran bangunan ini menjadi bangunan monumental
disepanjang jalan Beijing East 2 Ring Road.
Gambar 2.24 Tampak Galaxy Soho
(Sumber : www.archdaily.com)
Pada lantai 1-3 difungsikan untuk fasilitas retail dan hiburan.
Lantai 4 dan selanjutnya merupakan fungsi kantor, sedangkan lantai pada
tingkat atas bangunan ini difungsikan untuk bar, restoran dan café yang
menawarkan pemandangan disepanjang jalan terbesar di kota Beijing.
51 | Fungsi-fungsi yang saling terkait ini membantu menghidupkan suasana
kota semakin ramai dan membuat bangunan Galaxy SOHO sebagai
landmark kota besar untuk kota Beijing.
Gambar 2.25 Suasana malam Galaxy Soho
(Sumber : www.archdaily.com)
Sebagai bangunan dengan arsitektur futuristik, Galaxay SOHO Beijing
memiliki beberapa konsep pada bangunannya yang menggambarkan futuristik
itu sendiri, yaitu :
a. Desain parametik, sebuah konsep yang uncul dari proses desain
dimana parameter yang saling berhubungan sebagai suatu sistem.
Desain parametrik menciptakan suatu bentukan yang sistematis, variasi
adaptif, diferensiasi berkelanjutan, dan figurasi dinamis dari skala
urbanisme dengan skala arsitektur, interior dan furnitur.
b. Bangunan sebagai penanda yang unik, konsep desain dari proyek ini
adalah untuk menciptakan sebuah dunia internal yang mencerminkan
tema halaman Cina. Bangunan ini tidak lagi terpaku pada blok-blok
yang kaku, tetapi memiliki bentukan yang lembut dan fleksibel yang
saling menyatu. Jembatan yang saling menghubungkan
volume-volume yang terpisah menciptakan dunia adaptasi yang disinkronisasi
dan mengikuti gerakan alam.
52 | c. Interpretasi alam, konsep lain dari desain bangunan ini terinspirasi oleh
bentukan kuno dari tingkatan sawah di Cina. Bangunan ini
menggambarkan sawah dipegunungan yang terpisah-pisah sehingga
membentuk lansekap perkotaan.
Gambar 2.26 Tampak atas Galaxy Soho
(Sumber : www.archdaily.com)
d. Menerapkan arsitektur yang berkelanjutan, beberapa penerapan
arsitektur berkelanjutan yang diterapkan pada bangunan ini
diantaranya :
• Menggunakan LEED untuk mendapatkan sertifikat green building. • Fasilitas penyewaan sepeda, ruang ganti, serta parkir untuk
kendaraan hemat bahan bakar, hal ini bertujuan untuk mendorong
warga agar lebih memilih komuter hijau.
• Perlengkapan yang sangat efisien pencahayaan, pendingin, dan double perak kaca-E rendah mencapai% energi 14 saving off biaya
energi tahunan bangunan. Pada bagian atap bangunan terdapat atap
kaca yang bertujuan untuk mendinginkan suhu sehingga
mengurangi efek panas.
• Hijau refrigeran meminimalkan penipisan ozon dan pemanasan global. Instalasi peralatan metering untuk mengukur penggunaan
energi kantor AC meningkatkan efisiensi penggunaan energi dan
53 | mengurangi pemborosan energi. Saat ini strategi di atas telah
disetujui oleh USGBC pra-sertifikasi.
e. Desain lansekap yang humanistic, kombinsai sempurna dari aktivitas
perkantoran dan rekreasi, lansekap Galaxy SOHO mengundang
pengunjung untuk mengalami serangkaian pemandangan dramatis
yang 'keluar dari dunia ini'. Ngarai terletak antara kurva menyapu
bangunan di atas kepala, saling silang dengan jembatan anggun,
berfungsi sebagai ruang tengah udara terbuka untuk belanja, kafe dan
hiburan untuk segala usia.
Gambar 2.27 Interior Galaxy Soho
(Sumber : www.archdaily.com)
2.5.4.2. Kesimpulan
Hasil akhir yang diperoleh dari studi literatur tema sejenis yaitu
mengetahui dan memahami mengenai penerapan tema dan konsep
arsitektur futuristik. Selain itu juga mengetahui nilai-nilai dari arsitektur
futuristik yang diterapkan pada bangunan secara umum.