DAFTAR PUSTAKA
6TA12593. http://e-journal.uajy.ac.id/624/7/6TA12593.pdf. (diakses pada tanggal 18 April 2016)
Archdaily. 2012. Galaxy Soho/Zaha Hadid Architecs. http://www.archdaily.com/287571/galaxy-soho-zaha-hadid-architects. (diakses pada tanggal 12 Maret 2016)
Archdaily. 2011. Harpa Concert Hall and Conference Centre/Henning Larsen Architects & Batteriid Architects. http://www.archdaily.com/153520/harpa-concert-hall-and-conference-centre-henning-larsen-architects. (diakses pada tanggal 3 April 2016)
Balai Sarbini. 2016. Balai Sarbini. http://www.balaisarbini.com/. (diakses pada tanggal 12 Maret 2016)
Benjamin, Andrew. (2010). Writing Art and Architecture.Australia.Prahran
Blogspot. 2012. Galaxy Xoho : Bangunan Futuristik di China. http://blogserius.blogspot.co.id/2012/11/serius-cool-galaxy-soho-bangunan.html. Ching, Francis D.K. (2009). Bentuk, Ruang, dan Tatanan.Jakarta.Erlangga
Ching, Francis D.K. and Adams, Cassandra. (2008). Ilustrasi Konstruksi
Bangunan. Edisi ketiga.Jakarta.Erlangga
Egan, M. David. (1988). Architectural Acoustics.United States of America.Arcata Graphics/Halliday.
Goldsmith, Selwyn with PRP Architects. (2000). Universal Design.
Groat, Linda and Wang, David. (2013). Architecture Research Methods. Edisi ke-2. New Jersey.John Wiley & Sons, Inc.
Is, M. Santamour. (2006). Environmental Design of Urban Buildings.London.Earthscan.
Kahn, Matthew E. (2006). Green Cities Urban Growth and the
Environment.Washington, D.C.Brookings Institution Press.
Mebidangro : Peraturan presiden nomor 52 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo.
Mia. 2013. Arsitektur Futuristik. http://miasiibungsu.blogspot.co.id/2013/02/arsitektur-futuristik.html. (diakses
pada tanggal 5 Maret 2016)
MSAE ,Jimmy S Juwana. (2005). Sistem Bangunan Tinggi.Jakarta.Erlangga. Neufret, Ernst. (2002). Data Arsitek. Jilid 1. Edisi ke-33.Jakarta.Erlangga. Neufret, Ernst. (2002). Data Arsitek. Jilid 2. Edisi ke-33.Jakarta.Erlangga.
Royen, Harold J. (1985). Construction Material for Arcitecture.New York.John Wiley & Sons.
RUTRK Kota Medan Tahun 2008-2028
Suptandar, J. Pamudji, (2004). Faktor Akustik Dalam Perancangan Disain
Interior.Jakarta.Djambatan.
BAB III
METODE PENDEKATAN PERANCANGAN
Metode pendekatan perancangan menjelaskan tahapan-tahapan yang dilakukan selama proses pra-perancangan, dimulai dari menentukan kawasan, melakukan diskusi dan asistensi, melakukan studi lapangan dan studi pustaka, hingga akhirnya dapat menentukan lokasi site perancangan dan menentukan fungsi bangunan yang dirancang. Berikut ini dijelaskan mengenai metode pendekatan perancangan secara lebih rinci.
3.1. Tahap 1 (Diskusi dan Briefing Dalam Menentukan Kawasan Proyek)
Tabel 3.1 Tahap 1 (Diskusi dan Briefing Dalam Menentukan Kawasan Proyek)
Tanggal Keterangan
Senin, 22 Februari 2016
• Briefing dan diskusi bersama tim kerja dan dosen
pembimbing mengenai program kerja dan penentuan lokasi proyek.
Selasa, 23 Februari 2016
• Diskusi bersama tim kerja dan dosen pembimbing mengenai lokasi pasti proyek dan pengarahan untuk survei lokasi (survei lapangan). (Sumber : Olah data pribadi)
Dalam langkah diskusi ini menceritakan terdapat beberapa lokasi yang sempat diajukan :
a. Sei Mangke, Kab. Simalungun, b. Berastagi, Kab. Karo,
Setelah melewati fase diskusi yang cukup panjang, terpilihlah kawasan Pulo Brayan Bengkel sebagai lokasi perancangan. Kawasan Pulo Brayan Bengkel ini terpilih karena memiliki banyak potensi yang berdampak positif jika dikembangkan, salah satunya dikarenakan kawasan ini merupakan kawasan pengembangan Mebidangro (Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo).
3.2. Tahap 2 (Survei Lokasi)
Survei ini dilakukan untuk mengumpulkan dan menganalisa data-data yang didapatkan dilokasi. Dalam mengumpulkan data tentunya banyak yang harus dilihat dari berbagai sisi yang berbeda, mulai dari karakteristik lokasi, potensi, sirkulasi dan yang lainnya. Setelah mendapatkan data hasil survei lokasi, yang dilakukan selanjutnya adalah mendiskusikan dan menganalisanya bersama dengan kelompok kerja dan dosen pembimbing. Hasil dari analisa dari data survei inilah yang menjadi acuan dalam perancangan nantinya.
Tabel 3.2 Tahap 2 (Survei Lokasi)
Tanggal Keterangan
Rabu, 24 Februari 2016 • Survei lokasi di Pulo Brayan Bengkel, mengumpulkan dan mencatat data-data lokasi. Kamis, 25 Februari
2016
• Membahas hasil data survei. Mengasistensikan dan mendiskusikannya bersama dengan tim kerja dan dosen pembimbing.
Jum’at. 26 Februari 2016
• Menganalisa site kawasan bersama dengan tim kerja dan dosen pembimbing. Dimulai dengan peraturan yang diterapkan pada kawasan perancangan, pemilihan tema perancangan kawasan dan membuat sketsa cepat mengenai rencana perancangan kawasan.
(Sumber : Olah data pribadi)
Pada langkah survei lokasi ini dapat disimpulkan bahwa kawasan Pulo Brayan Bengkel akan dilakukan renewal development dengan menambahkan fungsi-fungsi bangunan yang dapat memfasilitasi kegiatan yang tidak hanya kegiatan masyarakat sekitar tetapi juga masyarakat diluar kawasan. Hal ini bertujuan untuk menjadikan kawasan ini sebagai daerah yang menjanjikan dan memberikan input bagi kota Medan dan daerah perencanaan Mebidangro (Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo).
3.3. Tahap 3 (Survei Lapangan dan Mencari Data Kepustakaan Untuk Menguatkan Analisa Data Lokasi)
yang menguatkan hasil dari data survei didapatkan dari wawancara dengan pihak-pihak terkait dan juga dengan melakukan studi pustaka. Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan informasi sejarah kawasan, perkembangan kawasan dari masa ke masa, dan informasi lainnya yang membantu proses perancangan.
Setelah mendapatkan data pendukung untuk melakukan proyek perancangan kawasan, maka langkah selanjutnya adalah membuat desain renewal
development kawasan Pulo Brayan Bengkel berdasarkan hasil analisa data lokasi
dan data pendukung. Perencanaan kawasaan ini memegang konsep mempertahankan nilai sejarah dengan tema sustainable (arsitektur berkelanjutan). Untuk lebih menguatkan kegiatan perancangan proyek ini, tim kerja dan dosen pembimbing masih menunggu surat balasan dari PT. KAI (Perseroan Terbatas Kereta Api Indonesia) untuk melakukan wawancara.
Tabel 3.3 Tahap 3 (Survei Lapangan dan Mencari Data Kepustakaan Untuk Menguatkan Analisa Data Lokasi)
Tanggal Keterangan
Selasa, 01 Maret 2016 • Survei tim kerja ke Kantor PT. KAI di Jl. Jawa untuk menyampaikan surat izin wawancara dengan pihak PT. KAI perihal perencanaan kawasan pada tanah milik PT. KAI.
• Survei tim kerja ke BWS (Badan Warisan Sumatera), namun belum ada hasil.
Kamis, 03 Maret 2016 • Survei tim kerja dan dosen pembimbing ke kantor PT. KAI menanyakan surat balasan untuk izin wawancara, namun belum mendapatkan surat balasan.
• Survei tim kerja ke Perpustakaan Daerah untuk mencari data sejarah Kota Medan.
untuk mencari data sejarah kawasan Pulo Brayan Bengkel.
• Survei kembali tim kerja ke BWS (Badan Warisan Sumatera) dan bertemu dengan beberapa narasumber. Survei ini mendapatkan hasil informasi mengenai data sejarah kota Medan, sejarah kawasan Bengkel Pulo Brayan dan sejarah mengenai kereta api di Kota Medan.
(Sumber : Olah data pribadi)
3.4. Tahap 4 (Mendesain Rancangan Kawasan dengan Fungsi-Fungsi Bangunan yang Dibutuhkan)
Dalam mengolah hasil analisa dari data survei lokasi, wawancara dan data kepustakaaan sudah pasti pernah berada pada titik dimana begitu banyak perbedaan yang harus disatukan. Terlebih lagi dalam menyelesaikan rancangan kawasan ini dilakukan dengan kerja tim, banyak pendapat-pendapat yang harus dipadu-padankan sehingga menjadi satu kesatuan harmonisasi yang sempurna. Tabel 3.4 Tahap 4 (Mendesain Rancangan Kawasan dengan Fungsi-Fungsi
Bangunan yang Dibutuhkan)
Tanggal Keterangan
Sabtu - Senin, 05 - 07 Maret 2016
• Mengerjakan rancangan Masterplan Kawasan Pulo Brayan Bengkel bersama dengan tim kerja.
Selasa, 08 Maret 2016 • Mendiskusikan hasil rancangan Masterplan Kawasan Pulo Brayan Bengkel bersama tim kerja dan dosen pembimbing.
Rabu - Jum’at, 09 - 11 Maret 2016
• Mengerjakan maket kawasan eksisting.
Hal yang perlu diingat dalam merencanakan perancangan kawasan ini adalah diharapkan kawasan ini dapat menarik minat masyarakat diluar kota Medan bahkan wisatawan asing untuk berkunjung ke kota Medan. Dalam perancangan kawasan ini perlu membandingkan antara kawasan eksisting dan kawasan dengan rancangan yang baru. Hal ini bertujuan untuk melihat perbandingan kawasan antara sebelum dan sesudah dirancang. Hal yang dilihat seperti apakah tujuan utama dari perancangan kembali kawasan ini sudah tercapai, apakah kaidah-kaidah perancangan kawasan sudah dengan baik diterapkan, dan apakah kawasan yang sudah dirancang dapat memberikan dampak positif dari sebelum perancangan kawasan.
Gambar 3.2 Rancangan kawasanawal
3.5. Tahap 5 (Mengerjakan Revisi Perancangan Kawasan Pulo Brayan Bengkel)
Ketika melakukan proses perancangan, tidak dapat dipungkiri dalam melakukan sebuah perancangan ada rasa ketidakpuasan dan merasa belum cukup baik terhadap hasil rancangan. Maka dari itu dalam setiap proses perancangan akan ditemukan cerita mengenai revisi-revisi desain perancangan. Revisi ini bisa saja bersisi kekurangan gambar yang bersifat fisik atau bahkan kekurangan dari segi kesempurnaan desan rancangan itu sendiri. Begitu juga dengan desain perancangan kembali kawasan ini juga tidak terlepas dari proses revisi desain.
Gambar 3.3 Proses revisi perancangan kawasan
(Sumber : Olah data pribadi)
perancangan ini. Melewati diskusi yang cukup panjang dengan tim kerja menorehkan sebuah catatan pada rancangan awal belum cukup efisien dari segi sirkulasi kawasan, orientasi utama pada kawasan dan juga mengenai fungsi-fungsi bangunan yang belum sesuai dengan kebutuhan dan peletakannya. Ketika diskusi panjang telah terlewati, telah ditetapkan hasil Masterplan Kawasan Pulo Brayan Bengkel. Adapun hasil keputusan desain fungsi bangunan yang akan dirancang oleh masing-masing tim kerja adalah sebagai berikut :
a. Apartemen mix-used, dengan tema Hi-Tech, b. Concert Hall, dengan tema Arsitektur Futuristik,
c. Convention and Exhibition, dengan tema Arsitektur Hemat Energi,
d. Museum Sejarah Kota Medan dengan tema Arsitektur Neo-Vernakular, e. Pusat Industri, dengan tema Arsitektur Industrial,
f. Stasiun KA, dengan tema Hi-Tech,
g. Youth Centre, dengan tema Arsitektur Berkelanjutan.
Gambar 3.4 Hasil perancangan kawasan setelah revisi
3.7. Tahap 7 (Melakukan Diskusi dengan Dosen Psembimbing dan Dosen Penguji Mengenai Hasil Revisi)
Untuk mengetahui apakah hasil desain dari revisi Masterplan Kawasan Perancangan, tim kembali melakukan diskusi dengan dosen pembimbing. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil akhir terbaik dari perancangan kawasan. Jika ditelaah lebih jauh berdasarkan fungsional dan estetika, kekurangan dalam sebuah desain rancangan itu sudah pasti selalu ada. Hal yang harus dilakukan adalah, mengkaji kembali desain rancangan, memperbaiki kesalahan dan kekurangan.
Dari diskusi dengan tersebut maka menghasikan sebuah desain baru mengenai peletakan fungsi bangunan yang lebih sesuai terhadap peruntukan dan guna lahan pada kawasan perancangan.
3.8. Tahap 8 (Melakukan Survei Lokasi Kembali)
Mengkaji kembali revisi rancangan kawasan, terdapat beberapa hal yang masih belum didapat dari survei lokasi. Untuk melihat apakah ada yang terlewatkan maka diputuskan untuk melakukan survei lokasi kembali. Menyusuri setiap jalan-jalan dilakukan untuk melengkapi data yang kemudian akan dianalisa kembali. Dengan dilakukannya kembali survei lokasi ini diharapkan mampu untuk melengkapi data dan untuk melihat kesesuaian fungsi bangunan dengan kondisi lapangan. Sehingga revisi yang dilakukan terhadap Masterplan Kawasan Perancangan dapat menghasilkan hasil yang maksimal.
3.9. Tahap 9 (Melakukan Perancangan Kawasan yang Sudah Sesuai dengan Hasil Revisi)
perbedaan yang harus disatukan. Setelah melakukan diskusi dengan dosen pembimbing dan dosen penguji, dan juga telah melakukan survei kembali kawasan perancangan, maka tim melakukan kembali desain perancangan kawasan dan menghasilkan sebuah desain kawasan yang baru.
Gambar 3.5 Hasil akhir perancangan kawasan
(Sumber : Olah data pribadi)
Keterangan :
a. Diradja Concert Hall,
b. Apartemen, c. Stasiun KA TOD, d. Balai Yasa,
e. Museum Sejarah Kota Medan, f. Pusat Industri Kreatif,
g. Rusun dan pemukiman,
i. Perumahan, j. Youth Centre,
k. Club house,
l. Convention and Exhibition,
m. Menara Air,
n. Perumahan dengan arsitektur kolonial Belanda, o. Treatment air, dan
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN
4.1. Analisa Kondisi Tapak Dan Lingkungan 4.1.1. Analisa Lokasi
Gambar 4.1 Peta lokasi
(Sumber : Olah data pribadi)
Peta Indonesia Peta Sumatera
Lokasi perancangan berada di Jl. Yos Sudarso, Kec. Medan Barat, Medan, Sumatera Utara. Berada di jalan Cemara, kecamatan Medan Timur, Medan, Sumatera Utara.
4.1.2. Analisa Kondisi dan Potensi Lahan
a. Lokasi : Jl. Yos sudarso, Kec. Medan Barat Kota Medan. b. Luas lahan : 3 ha (multi massa)
c. Batasan site
• Utara : Bangunan komersil • Selatan : Bangunan komersil
• Timur :Stasiun Kereta Api dan bangunan kolonial Belanda. • Barat :Sungai deli.
d. Program diperuntukan : Masyarakat lokal, regional, Dan Internasional. e. Kontur : Relatif datar.
f. GSB : (1/2n) + 1 (n = lebar jalan) g. Jalan Primer : Minimun 12-15 meter
h. Sempadan samping dan belakang : 3 meter i. KDB : 50% - 75%
j. KLB maksimum : 5 k. GSS (Sepadan sungai): 10 m
l. Bangunan eksisting :Permukiman, komersil, pergudangan, dan pendidikan.
Lokasi perancangan berada di Jl. Yos Sudarso, Kec. Medan Barat, dekat dengan Stasiun KA Pulo Brayan dan perumahan pegawai KA yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Pada kawasan perancangan juga terdapat menara air yang merupakan peninggalan pada masa kejayaan PT. KAI pada tahun 1886.
dan karakteristik kawasan sebagai bagian dari pusat kota metropolitan kota Medan.
4.1.3. Analisa Peraturan
Perancangan kawasan yang berada di Kecamatan Medan barat ini memiliki peraturan ketinggian bangunan hingga 10 lantai dan dikelola secara komersil, dengan peruntukan lahan sebagai perumahan, perdagangan, perkantoran, konservasi, lapangan golf dan hutan kota.
Tabel 4.1 Pengembangan Peruntukan Lahan Kota
Peraturan KDB (Koefisien Dasar Bangunan) terdiri atas KDB menengah sampai tinggi, tergantung besar luas kapling dan lokasinya terhadap jalan. 1
a. Bangunan/apartemen/rumah susun/kondomonium jumlah lantai maksimal 10 lantai dengan ketentuan KDB maksimal 50 % dan KLB maksimal 5. b. Untuk bangunan-bangunan yang sudah memiliki Izin Mendirikan
Bangunan (IMB), maka disesuaikan dengan izin yang telah diterbitkan. c. Ketentuan KDB/KLB maupun ketinggian ditetapkan maksimal sepanjang
dapat menyediakan fasilitas berupa parkir, RTH dan ketentuan lainya.
Peraturan mengenai GSB (Garis Sempadan Bangunan), berdasarkan penetapan dalam RTRW Kota Medan Tahun 2028 tentang ketentuan lebar garis sempadan depan bangunan sesuai dengan klasifikasi jalan adalah sebagai berikut2:
a. Jalan Arteri Primer : minimum 12-15 meter,
Sedangkan untuk garis sempadan samping dan belakang bangunan untuk Kawasan Perkotaan di Kecamatan Medan Barat diatur dengan ketentuan3 :
a. Pada peruntukan perumahan tunggal diterapkan garis sempadan samping kedua sisi minimal selebar 2 meter dengan pertimbangan akses masuk dan cucuran atap serta sempadan belakang minimal 2 meter.
b. Pada peruntukan perumahan kopel diterapkan garis sempadan samping salah satu sisi minimal selebar 1,5 meter dengan pertimbangan akses udara dan penyinaran masuk dan cucuran atap serta sempadan belakang minimal 2 meter.
1
Sumber : RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) Kawasan Medan Barat 2
Sumber : RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) Kawasan Medan Barat 3
c. Pada peruntukan perumahan deret tidak diterapkan garis sempadan samping pada kedua sisi atau GSB 0 meter, sedangkan sempadan belakang minimal 2 meter.
d. Untuk peruntukan perdagangan non ruko diterapkan ketentuan tipe A. e. Untuk peruntukan perdagangan berbentuk ruko tanpa GSB samping,
sedangkan GSB Belakang digantikan dengan ketentuan rencana gang kebakaran selebar 3 meter.
f. Pada peruntukan lain seperti bangunan umum diterapkan garis sempadan samping kedua sisi minimal selebar 2 meter untuk pencahayaan dan udara serta sempadan belakang minimal 2 meter.
g. Pada bangunan Industri diterapkan garis sempadan samping kedua sisi minimal selebar 3 meter untuk keamanan bahaya kebakaran serta sempadan belakang minimal 3 meter.
Peraturan ketinggian bangunan pada site perancangan merupakan bangunan dengan ketingian maksimal 30 lantai dan sebagian memiliki ketinggian bangunan maksimal 4 lantai.
4.1.4. Analisa Sarana dan Prasarana
Pada lokasi perancangan terdapat beberapa hal yang mendukung aktivitas pada lokasi perancangan. Hal yang mendukung tersebut tidak lain adalah sarana dan prasarana. Adapun sarana dan prasarana yang tersedia di sekitar kawasan perancangan adalah sebagai berikut :
Gambar 4.2 Sarana pendidikan disekitar kawasan perancangan
(Sumber : Olah data pribadi)
b. Terdapat Rumah Sakit Umum Martha Friska di jalan Yos Sudarso.
Gambar 4.3 Sarana kesehatan disekitar kawasan perancangan
(Sumber : Olah data pribadi)
Gambar 4.4 Sarana ibadah disekitar kawasan perancangan
(Sumber : Olah data pribadi)
4.1.5. Analisa Karakteristik Lingkungan
Karakter lingkungan pada kawasan Pulo Brayan Bengkel dapat dilihat dari masyarakatnya, perekonomiannya, dan keadaan topografinya.
Tabel 4.2 Karakter Lingkungan Karakter
Lingkungan
Keterangan
Masyarakatnya Masyarakat di kawasan Pulo Brayan Bengkel pada umumnya bekerja sebagai pegawai, tentara dan buruh. Ada juga yang bekerja wiraswasta dengan membuka toko atau bengkel.
Topografi Kondisi topografi di kawasan ini relatif datar, dan hampir tidak terlihat sedikitpun area yang berkontur di kawasan ini. Karena kawasan ini relatif datar maka topografi kawasan ini tidak terlalu memberikan masalah untuk perancangan kawasan dan perancangan fungsi bangunan. Untuk jenis kondisi tanah di kawasan ini tidak terlalu keras. Jenis tanahnya adalah bekas persawahan, ini dapat dilihat dari beberapa tempat yang tanahnya terlihat rendah dan tergenang air setelah terjadi hujan. (Sumber : Olah data primer penulis)
4.1.6. Analisa View
View atau pemandangan pada lokasi site ini didominasi oleh perumahan
warga dan juga pertokoan yang berorientasi menghadap di Jl. Cemara. Berikut adalah analisa mengenai view keluar dan view kedalam site.
4.1.6.1. View Keluar Site
View keluar site adalah permukiman penduduk fly over Pulo
Brayan, dan Stasiun KA, perumahan pegawai PT. KAI (Perseroan Terbatas Kereta Api Indoneisa) dan menara air.
Gambar 4.5 View keluar site
(Sumber : Olah data pribadi)
4.1.5.2. View Kedalam Site
Site yang berbatasan langsung dengan jalan memungkinkan lokasi proyek dapat dilihat dari berbagai arah oleh pengguna jalan. View kedalam site adalah view terdekat dari sekitar site perancangan, beberapa view yang terlihat yaitu pasar tradisional, pertokoan disepanjang Jl. Yos Sudarso, dan
fly over Pulo Brayan yang terlihat hingga site perancangan.
4.1.7. Analisa Tata Guna Lahan
Dalam analisa ini dibahas mengenai fungsi lahan, dan solusi untuk memanfaatkan setiap bagian kawasan perancangan untuk memaksimalkan fungsi lahan, sehingga tidak terdapat lagi lahan-lahan yang terbengkalai ataupun bangunan yang tidak memiliki fungsi (bangunan kosong).
Tabel 4.3 Penggunaan Lahan Kecamatan Medan Barat
No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)
1 Permukiman 1036,05 72
2 Fasos dan Fasom 138,86 10
3 Perdagangan dan Jasa Komersil 21,29 1,47
4 Kawasan Perlindungan Setempat 86 5,80
5 Ruang Terbuka Hijau (RTH) 25 1,73
6 Infrstruktur (Jaringan Jalan) 139 9,0
Total Luas 1.446,2 100
4.1.8. Analisa Lalu Lintas
Arus lalu lintas dari dan menuju kawasan perancangan terlihat padat lancar. Untuk yang melewati fly over kendaraan lancar, tetapi jika melewati jalan dibawah fly over (Jl. Yos Sudarso dan sekitarnya) maka arus lalu lintas terbilang macet. Hal ini dikarenakan jalan yang kecil dan adanya lintasan rel kereta api. Untuk itu pada perancangan kembali kawasan Pulo Brayan Bengkel, jalan ini akan diperlebar. Ini bertujuan untuk mengurangi penumpukan kendaraan dan memberikan ruang hawa untuk bangunan yang berada dibawah fly over. Titik lampu merah pada kawasan ini ada di persimpangan Jl. Krakatau - Jl. Cemara dan persimpangan Jl. Yos Sudarso - Jl. Cemara.
Berikut adalah uraian untuk intensitas kendaraan disekitar kawasan perancangan :
a. Jalan Yos Sudarso : sedikit macet, dengan dominasi angkutan umum, kendaraan pribadi roda dua dan empat.
b. Jalan Cemara : padat lancar, dengan dominasi kendaraan pribadi beroda empat, dan kendaraan berat.
c. Jalan Krakatau : padat lancar, dengan dominasi kendaraan pribadi beroda empat, kendaraan berat dan angkutan umum.
d. Fly over : lancar, dengan dominasi kendaaran pribadi beroda empat, dan kendaraan berat.
4.1.9. Analisa Sirkulasi
Sirkulasi pada jalan-jalan kawasan perancangan merupakan sirkulasi dua arah, dengan tingkat kemacetan yang tidak terlalu tinggi. Kondisi jalan pada kawasan perancangan juga sudah cukup baik. Namun penataan jalur hijau, dan kenyamanan serta keamanan bagi pejalan kaki belum diperhatikan. Hal ini terlihat dari pedestrian pada sisi jalan yang tidak terawat bahkan ada yang tidak memiliki jalur pedestrian.
Gambar 4.6 Sirkulasi jalan
Oleh sebab itu, pada perencanaan perancangan kawasan Pulo Brayan Bengkel perlu diperhatikan kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung dan pengguna jalan. Tidak hanya yang menggunakan kendaraan, tetapi juga yang menggunakan sepeda dan bagi pejalan kaki.
4.2. Analisa Fungsional
4.2.1. Analisa Kebutuhan Ruang dan Program Ruang
Analisa kebutuhan ruang dan program ruang adalah mengenai ruang-ruang yang dibutuhkan sesuai kebutuhan dan aktivitas yang dilakukan. Sedangkan program ruang adalah mengenai besaran ruang yang dibutuhkan sesuai dengan kapasitas yang dapat ditampung pada suatu ruang di satu waktu.
4.2.1.1. Analisa Kebutuhan Ruang Tabel 4.4 Deskripsi Kebutuhan Ruang
Fasilitas Pertunjukan Kelompok
Kegiatan
Pengguna Aktivitas Kebutuhan Ruang
Konser, Teater dan
Pengunjung
Mencari informasi R.informasi Melakukan regristasi
tiket
Loket tiket Menonton konser R. pertunjukan/
tribun penonton
Latihan R. latihan
Rapat kegiatan R. rapat Istirahat/diskusi Green room
Melakukan konser Panggung/ ruang konser
Beribadah/istirahat Mushallah/toilet
Pertunjukan
Latihan R. latihan
Rapat kegiatan R. rapat Istirahat/diskusi Green room
Melakukan konser Panggung/ ruang konser
Mengganti pakaian R. ganti Merapikan
penampilan/berhias
R. hias
Latihan R. latihan
Rapat kegiatan R. rapat Istirahat/diskusi Green room
Melakukan konser Panggung/ ruang konser
Latihan R. latihan
Rapat kegiatan R. rapat Istirahat/diskusi Green room
Memainkan alat
Menata rias dan busana R. hias/R. ganti Diskusi dengan artis R. hias/ R. ganti Beribadah/istirahat Mushallah/toilet
Makan Café/restaurant
Sutradara
Rapat kegiatan konser R. rapat Mengarahkan latihan R. latihan Mengarahkan dan
mengontrol pertunjukan
R.konser/backstage
Istirahat/ diskusi Green room
Beribadah/istirahat Mushallah/toilet
Makan Café/restaurant
Konser,
Shooting pertunjukan R.konser/panggung Beribadah/istirahat Mushallah/toilet
Makan Café/restaurant
Pengunjung
Mencari informasi R.informasi Melakukan regristasi
tiket
Loket tiket
Menonton konser Area pertunjukan/ tribun penonton
Melakukan konser Panggung/ area pertunjukan
Shooting pertunjukan Area pertunjukan/ panggung
Beribadah/istirahat Mushallah/toilet
Penyanyi Melakukan rekaman Studio rekaman Latihan rekaman suara R. latihan suara Studio
Komposer Mengatur rekaman Studio rekaman Beribadah/istirahat Mushallah/toilet
Pengguna Aktivitas Kebutuhan Ruang
Pengelola Direksi
Bekerja R. kerja
Menerima tamu R. tunggu/lobi
Rapat R. rapat
Menerima tamu R. tunggu/lobi Menyimpan arsip R. arsip
Beribadah/istirahat Mushallah/toilet
Makan Café/restaurant
Fasilitas Pendukung Kelompok
Kegiatan
Pengguna Aktivitas Kebutuhan Ruang
Coffee shop
Pengunjung
Menikmati
makanan/minumam
Area makan Melakukan transaksi Kasir Pemilik
Bekerja R. kerja
Beribadah/istirahat Mushallah/toilet
Karyawan/koki
Bekerja R. kerja
Memasak makanan Dapur Melayani transaksi Kasir
Beribadah/istirahat Mushallah/toilet Melakukan transaksi Kasir Pemilik
Bekerja R. kerja
Beribadah/istirahat Mushallah/toilet Karyawan/koki Bekerja R. kerja
Memasak makanan Dapur Melayani transaksi Kasir Menerima dan
Pengguna Aktivitas Kebutuhan Ruang
Service
Teknisi
Merawat sistem m/e R. utilitas Mengoperasikan sistem
m/e
R. operasional
Karyawan
Merawat bangunan Semua ruangan Menyimpan alat Gudang/janitor
Bekerja R. kerja
Istirahat Kantin/toilet
Makan Kantin/restaurant
Beribadah Mushallah
4.2.1.2 Analisa Program Ruang
Tabel 4.5 Program Ruang Fasilitas Umum
FASILITAS UMUM
Sub Total Fasilitas Umum 1.476
(Sumber : Olah data pribadi)
Tabel 4.6 Program Ruang Fasilitas Pertunjukan
6. R. Proyektor dan MIxer - - 3 226,5 Asumsi Private
Sirkulasi 20% 1.525,74
Sub Total Fasilitas Pertunjukkan 9.154,44
(Sumber : Olah data pribadi)
Tabel 4.7 Program Ruang Fasilitas Penunjang
4. Gallery Kesenian II 6 - 2 480 ASS Service
Total 1.800
Sirkulasi 20% 360
Sub Total Fasilitas Penunjang 2.160
(Sumber : Olah data pribadi)
Tabel 4.8 Program Ruang Kantor Pengelola
KANTOR PENGELOLA
12. Ruang Kabag Pemeliharaan
dan Perawatan Bangunan 3,7 5 1 18,5 DM Privat
13. Ruang Pekerja/Loker 2 22 1 44 NAD Servis
16. Pantry 6 3 1 18 Asumsi Service
17. Toilet 3 10 1 30 NAD Servis
Total 391,9
Sirkulasi 20% 78,38
Sub Total Kantor Pengelola 470.28
(Sumber : Olah data pribadi)
Keterangan :
NAD = Neufert Architecs Data TSS = Time-Savers Standards
HDIS = Human Dimension and Interior Space SBT = Struktur Bangunan Tinggi
4.2.2. Suasana Ruang
Suasana ruang yang ada pada bangunan concert hall memiliki kesan luas dan tinggi. Hal ini akan membuat kenyamanan para penonton pertunjukan tidak memiliki kesan sempit. Hal ini mengharuskan sebuah concert hall memiliki suasana ruang yang aman dan nyaman, serta dapa mendukung segala jenis pertunjukan yang akan dilakukan. Kesan publik dan tidak terlalu private juga harus direncanakan dengan baik, karena bangunan concert hall sebagian besar memiliki ruang publik untuk pengunjung.
4.2.3. Analisa Bentuk
Bentuk dasar bangunan disesuaikan dengan karakteristik bangunan. Penyesuaian bentuk dasar dengan karakteristik bangunan harus disesuaikan dengan sifat bentuk. Adapun sifat-sifat bentuk ialah :
a. Lingkaran : terpusat, berorientasi ke dalam dan stabil (berporos). b. Segitiga : menunjukan kestabilan, namun cenderung pada area
sudutnya tidak memiliki fungsi.
c. Persegi : merupakan bentuk yang statis dan netral, banyak vasiasi bentuk.
d. Radial : merupakan sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisasi ruang-ruang linier yang berkembang menurut arah jari-jari.
e. Bluster : merupakan kelompok ruang berdasarkan kedekatan hubungan atau bersama-sama memanfaatkan satu ciri atau hubungan visual.
4.3. Analisa Teknologi dan Struktur 4.3.1. Analisa Struktur
Diradja Concert Hall menggunakan struktur bentang lebar, hal ini untuk
mendapatkan hasil pemanfaatan ruang yang luas untuk memfasilitasi kebutuhan pertunjukan. Dalam pemilihan jenis struktur yang digunakan pada perancangan
Diradja Concert Hall menggunakan beberapa kriteria, diantaranya :
a. Kriteria teknik
Sistem struktur harus dapat memenuhi persyaratan esensial yaitu : kekakuan, kekuatan dan kestabilan dan ketahanan terhadap kebakaran. b. Kriteria fungsi
Sistem struktur harus dapat memenuhi fungsi ruang fasilitas utama dalam bangunan.
c. Kriteria estetika
Sistem struktur harus dapat mengekspresikan keindahan. • Sub Struktur (pondasi bangunan)
Jenis pondasi terbagi dalam 2 (dua) klarifikasi, yaitu :
- Pondasi dangkal : untuk bangunan sederhana, berlantai
sedikit, yang bebannya relatif ringan, berupa pondasi setempat maupun lajur. - Pondasi dalam : untuk bangunan kompleks, berlantai
banyak, yang bebannya relatif besar berupa pondasi tiang, sumuran dan terapung.
• Batasan-batasan akibat konstruksi diatasnya, harus memperhatikan: - Kondisi beban
- Sifat dinamis bangunan. • Batasan-batasan di sekelilingnya
Selanjutnya berdasarkan bagian dan fungsinya maka struktur dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
a. Struktur bagian atas
Merupakan bagian bangunan yang terletak diatas bangunan atau sebagai penutup bangunan. Pertimbangan perencanaan struktur atap, yaitu :
• Pemilihan bentuk atap,
• Penutup atap yang digunakan, • Konstruksi atap yang digunakan, • Faktor estetika.
b. Struktur bagian tengah atau badan bangunan
Merupakan bagian bangunan yang mewadahi kegiatan pada bangunan. Pertimbangan perencanaan struktur bagian badan bangunan, yaitu :
• Karakteristik kegiatan dalam ruang, • Bentuk/massa bangunan,
• Bentuk dan tatanan ruang,
• Material atau bahan yang digunakan. c. Struktur bagian bawah
Bagian yang berhubungan langsung dengan tanah dan sebagai penerus beban ke tanah pendukung. Pertimbangan perencanaan pondasi, yaitu :
• Kondisi dan karakteristik tanah, • Daya dukung tanah,
• Beban bangunan,
• Sistem penyaluran gaya.
4.3.2. Analisa Kontruksi
a. Kekuatan dan daya tahan terhadap kondisi alam, b. Efektifitas bahan yang digunakan,
c. Mewujudkan bentuk yang diinginkan,
d. Karakteristik dan sifat bahan yang digunakan,
e. Kekuatan dan daya tahan terhadap gaya-gaya yang bekerja.
Concert hall memiliki fungsi ruang pertunjukan, ruang publik dan ruang
serba guna yang mengharuskan fleksibilitas pada ruang-ruangannya agar dapat digunakan dalam berbagai jenis aktivitas. Bangunan ini menggunakan struktur bentang lebar, hal ini karena bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan yang memiliki panjang ≥ 30 meter diwajibkan menggunakan dilatasi.
4.3.3. Analisa Akustik Ruang dan Lingkungan
Dalam merancang gedung pertunjukan, faktor akustik sangatlah penting untuk diperhatikan, baik akustik lingkungan dan akustik ruang. Kedua hal ini sama pentingnya untuk lebih diutamakan dalam perancangan gedung pertunjukan. Mengingat lokasi perancangan yang berada pada jalan lalu lintas utama serta berdekatan dengan pasar tradisional, sudah pasti polusi suara yang dihasilkan oleh kendaraan yang melintas dapat mempengaruhi bagaimana desain bangunan ini direncanakan.
Untuk meminimalisir polusi suara yang dihasilkan oleh lingkungan sekitar perancangan, maka perlu dirancang buffer untuk menyerap suara dari luar terhadap bangunan, misalnya seperti mendesain lansekap dengan tumbuhan-tumbuhan yang dapat menghambat perambatan gelombang suara hingga ke bangunan.
dan juga supaya suara pertunjukan dari dalam tidak sampai terdengar diluar ruangan. Pemilihan material yang tepat juga sangat perlu diperhatikan agar suara dalam ruang pertunjukan tidak menghasilkan suara yang menggema.
Gambar 4.7 Tabel jenis material penyerap bunyi
(Sumber : Faktor Akustik Dalam Perancangan Disain Interior, 2004)
Gambar 4.8 Tabel jenis material penyerap bunyi
Gambar 4.9 Tabel jenis material penyerap bunyi
(Sumber : Faktor Akustik Dalam Perancangan Disain Interior, 2004)
Gambar 4.10 Tabel jenis material penyerap bunyi
Gambar 4.11 Tabel jenis material penyerap bunyi
(Sumber : Faktor Akustik Dalam Perancangan Disain Interior, 2004)
Selain jenis material, bagaimana posisi bangku penonton juga perlu untuk direncanakan dengan baik. Berikut adalah persyaratan bagaimana susunan bangku dalam ruang pertunjukan :
a. Sudut pandang penglihatan penonton terhadap area panggung sangat penting untuk diperhatikan agar penonton dapat melihat pertunjukan diseluruh area panggung secara jelas, nyaman dan tanpa terhalang apapun. Untuk itu, setiap tingkatan pada baris penonton dan jarak pandang terhadap panggung sangat harus diperhatikan.
b. Seating and performance, semua gedung pertunjukan memberikan tempat
dimana para penonton menikmati tontonan yang disajikan. Pengaturan kursi ini adalah untuk memberikan kenyamanan penonton pada suatu pertunjukan. Adapun standar untuk dimensi kursi yaitu :
• Lebar kursi dengan sandaran lengan minimal 525 mm • Lebar kursi tanpa sandaran lengan minimal 450 mm
• Tinggi kursi dan kemiringan : 430-450 mm dan sudut horizontal 7-9º
• Kedalaman kursi : 600-720 mm untuk kedalaman kursi dan sandaran punggung, jika kursi dapat dilipat maka kedalaman : 425-500 mm
• Sandaran lengan : lebar min.50 mm, tinggi 600 mm diatas lantai.
c. Seating Layout, tipologi bentuk susunan bangku penonton dari ruang
pertunjukan :
• Persegi Empat
Kelebihan : pemantulan silang antar dinding-dinding sejajar menyebabkan bertambahnya kepenuhan nada, suatu segi akustik tuang yang sangat diinginkan pada ruang musik.
Kekurangan : facade bangunan yang flat dan monoton.
Gambar 4.12 Ruang pertunjukkan berbentuk persegi
(Sumber : Architectural Acoustics, 1988)
• Kipas
Kelebihan : penonton lebih dekat ke sumber bunyi, sehingga memungkinkan konstruksi balkon yang dilengkungkan,
Gambar 4.13 Ruang pertunjukkan berbentuk kipas
(Sumber : Faktor Akustik Dalam Perancangan Disain Interior, 2004)
• Tapal Kuda
Kelebihan : kotak-kotak yang berhubungan yang satu diatas yang lain, walaupun tanpa lapisan penyerapan interior, kotak-kotak ini berperan sebagai penyerap bunyi.
Kekurangan : apabila dinding belakang ikut dilengkungkan akan menyebabkan terjadinya gema atau pemusatan bunyi.
• Tidak teratur/lingkaran
Gambar 4.11 Ruang pertunjukkan berbentuk lingakaran
(Sumber : Architectural Acoustics, 1988)
4.3.4. Analisa Utilitas
4.3.4.1. Analisa Sistem Jaringan Listrik
Sistem jaringan listrik pada Diradja Concert Hall memiliki dua sumber, yaitu :
a. PLN, merupakan Perusahaan Listrik Negara yang menjadi sumber utama dalam jaringan listrik pada bangunan ini. Pasokan dari trafo masuk kedalam bangunan menggunakan dua sistem perbelakan yaitu dengan kabel bawah tanah dan kabel udara yaitu melalui atap plafon atau dinding bangunan.
4.3.4.2. Analisis Sistem Jaringan Air Bersih
Dalam merencanakan instalasi air bersih terdapat beberapa hal yang harus direncanakan dengan baik yaitu sumber air bersih, kualitas air bersih, sistem pendistribusian dan penampungan air bersih. Berikut ini adalah beberapa hal yang direncanakan dalam sistem jaringan air bersih pada Diradja Concert Hall :
a. PAM, sumber utama pendistribusian bersih yang diperlukan bangunan.
b. Sumur buatan, cadangan sumber air bersih selain PAM.
c. Rain Harvest, menampung dan menyalurkan air hujan yang dapat
digunakan kembali sebagai irigasi, penggunaan air pada MCK serta untuk keperluan sistem pendingin ruangan.
4.3.4.3. Analisis Sistem Jaringan Air Kotor
Pada sistem jaringan air kotor terdapat beberapa jenis limbah air kotor, yaitu :
a. Air kotor yang padat, b. Air kotor cair, dan
c. Air koto sisa cucian (lemak/zat kimia).
4.3.4.4. Analisis Sistem Jaringan Fire Protection
Komponen-komponen sistem penanggulangan kebakaran (fire
protection) pada bangunan Diradja Concert Hall yaitu :
a. hydrant-box sprinkler,
b. portable fire extingusher,
c. tangga darurat.
Persyaratan pemasangan, penempatan dan operasi sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku dibidang pemadam kebakaran.
4.4. Kesimpulan
Berdasarkan analisa yang telah diuraikan sebelumnya, maka terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil, yaitu :
a. Perancangan Diradja Concert Hall berada pada Kawasan Pulo Brayan Bengkel, Kec. Medan Timur.
b. Diradja Concert Hall dapat menampung pertunjukan dengan skala besar
dan beberapa kegiatan lainnya.
c. Diradja Concert Hall menggunakan struktur bentang lebar dengan konsep
arsitektur futuristik.
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
5.1. Konsep Perancangan Kawasan Green Deli Oasis
Gambar 5.1 Masterplan perancangan kawasan Green Deli Oasis
(Sumber : Olah data pribadi)
Keterangan :
1. Dirajda Concert Hall,
2. Apartement, 3. Stasiun KA TOD, 4. Balai Yasa,
5. Museum Sejarah Kota Medan, 6. Pusat Industri Kreatif,
9. Perumahan, 10. Youth Centre, 11.Club house,
12. Convention and Exhibition,
13. Menara Air,
14. Perumahan arsitektur kolononial Belanda, 15. Treatment air, dan
16. Treatment sampah.
Green Deli Oasis merupakan hasil dari perancangan kawasan yang
dihasilkan dari proses yang sangat panjang. Perancangan ini memiliki tujuan untuk menjadikan kawasan Pulo Brayan Bengkel dan sekitarnya menjadi ‘magnet’ yang memiliki daya tarik tersendiri bagi setiap masyarakat dan wisatawan yang berada di kota Medan. Untuk menjadikan kawasan ini sebagai sebuah kawasan yang memiliki cerminan kehidupan sebuah kehidupan dimasa depan serta menjadi destinasi yang bertaraf Internasional, diperlukan konsep-konsep perancangan yang dapat menggambarkan dari keseluruhan keinginan tersebut.
Kawasan mengambil konsep bentuk kawasan seperti kelopak pucuk daun tembakau. Bentuk kelopak pucuk daun tumbuhan tembakau ini dipilih agar menggambarkan identitas dari sejarah kawasan ini, mengingat pada zaman dahulu tembakau menjadi salah satu hasil komoditas yang utama di daerah Deli.
Selain konsep bentuk kawasan yang seperti kelopak pucuk daun tembakau, terdapat beberapa konsep perancangan yang diterapkan pada kawasan ini, diantaranya :
b. Merencanakan sistem transportasi publik dengan baik, keberadaan Stasiun Pulo Brayan Bengkel ini menjadi nilai positif yang cukup penting. Hal selanjutnya adalah dengan merencanakan transportasi khusus mengelilingi kawasan. Tidak lupa menyediakan jalur sepeda dan jalur bagi pejalan kaki yang nyaman dan aman yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan kendaraan yang dapat menghasilkan polusi udara.
c. Menyediakan lahan hijau sebesar 60% pada kawasan ini.
d. Menjaga nilai sejarah pada kawasan ini, seperti tetap menjaga keberadaan perumahan pegawai PT. KAI (Perseroan Terbatas Kereta Api Indonesia), menara air yang menjadi titik tengah dari kawasan ini, serta keberadaan bangunan Bengkel Kereta Api.
e. Merancang beberapa tempat yang dapat melayani berbagai jenis kegiatan yang ingin dilakukan seperti :
• Stasiun kereta api, sebagai jantung transportasi kawasan ini. • Youth centre, sebagai pusat kegiatan kreativitas remaja. • Concert hall, sebagai pusat kegiatan kesenian dan hiburan.
• Pusat industri kreatif, sebagai pusat kerajinan dan kegiatan industri pada kawasan ini.
• Wisata MICE (meeting, incentive, convention and exhibition), sebagai pusat kegiatan bisnis, edukasi dan pariwisata.
• Apartemen, mall dan hotel, sebagai penginapan, tempat tinggal dan pusat belanja.
Gambar 5.2 Konsep pedestrian Green Deli Oasis
(Sumber : Olah data pribadi)
Gambar 5.3 Konsep pedestrian Green Deli Oasis
(Sumber : Olah data pribadi)
Gambar 5.4 Konsep ruang terbuka hijau Green Deli Oasis
Gambar 5.5 Konsep ruang publik Green Deli Oasis
(Sumber : Olah data pribadi)
Gambar 5.6 Konsep ruang publik Green Deli Oasis
(Sumber : Olah data pribadi)
Gambar 5.7 Konsep ruang publik Green Deli Oasis
Gambar 5.8 Menara Air Green Deli Oasis
(Sumber : Olah data pribadi)
5.2. Konsep Perancangan Diradja Concert Hall
Salah satu bangunan yang merupakan bagian dari kawasan Green Deli
Oasis adalah bangunan concert hall. Kota Medan sebagai salah satu kota terbesar
Gambar 5.9 Salah satu karya arsitektur Santiago Calatrava
Gambar 5.10 Konsep desain bangunan oleh
Santiago Calatrava
Gambar 5.11 Desain Diradja Concert Hall mengikuti gaya desain arsitektur Santiago
Calatrava
(Sumber : Olah data pribadi)
5.2.1. Konsep Perancangan Tapak
Gambar 5.12 Zoning site Diradja Concert Hall
(Sumber : Olah data pribadi)
Untuk area parkir kendaraan diletakan pada basement, hal ini dilakukan agar tidak mengganggu pandangan terhadap massa bangunan. Hal ini juga mengingat kebutuhan parkir yang cukup besar yaitu 200-300 parkir kendaraan.
5.2.2. Konsep Perancangan Bangunan
Untuk konsep bangunan Diradja Concert Hall ini memiliki gubahan massa, bangunan yang terbagi menjadi tiga level tingkatan. Desain Diradja
Concert Hall bentukan tapak terinspirasi dari bentukan sayap roket sedangkan
bentukan fasade terinspirasi dari desain-desain arsitek Santiago Calatrava yang
Pertunjukkan outdoor
Massa bangunan
Main entrance
perancangan Diradja Concert Hall ini yaitu untuk menciptakan sebuah bangunan dengan bentuk yang unik dan futuristik, sehingga dapat menjadi landmark pada kawasan Green Deli Oasis.
Gambar 5.13 Bentuk gubahan massa Diradja Concert Hall
(Sumber : Olah data pribadi)
Gambar 5.14 Site Plan
Pada perancangan Diradja Concert Hall ini juga terdapat beberapa zona atau area yang terdiri dari zona umum, zona pameran, zona pendidikan/edukasi, zona eksklusif dan zona area pertunjukan outdoor and indoor.
a) Zona umum, meliputi ruang : • Main hall,
• Resepsionis,
• Pintu masuk utama juga sebagai area red carpet, • Lobi and lounge.
b) Zona pameran, terdiri atas ruang : • Galeri kesenian,
• Toko merchandise,
• Area sewa untuk stand-stand tertentu ketika ada kegiatan yang sedang diadakan.
c) Zona pendidikan, meliputi ruang : • Ruang kursus seni tari, • Ruang kursus seni drama, • Ruang kursus seni lukis, • Ruang baca/perpustakaan.
d) Zona eksklusif, meliputi ruang : • Sirkulasi khusus artis, • Ruang persiapan artis,
• Ruang pertemuan untuk kegiatan fan-meeting.
e) Zona area pertunjukan :
Gambar 5.15 Auditorium skala besar (King Theatre)
(Sumber : Olah data pribadi)
Gambar 5.16 Auditorium skala kecil (Crown Theatre)
Gambar 5.17 Area pertunjukan outdoor
(Sumber : Olah data pribadi)
Pemilihan dan penentuan perencanaan massa bangunan disesuaikan dengan kondisi site dan juga disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhan ruang pada sebuah bangunan concert hall. Mengingat fungsi bangunan ini yang merupakan sebuah tempat untuk pertunjukan yang menampung hingga 2000 penonton maka gubahan massa yang dipilih adalah sebuah massa yang besar dengan konsep bentang lebar.
Selain berdasarkan fungsi dan kebutuhan akan sebuah gedung konser, adapun pertimbangan lain yang menjadi landasan dalam pemilihan bentuk gubahan massa, yaitu :
• Orientasi terhadap matahari
Gambar 5.18 Orientasi bangunan terhadap arah mata angin dan sirkulasi utama
(Sumber : Olah data pribadi)
• Orientasi terhadap tapak
Gambar 5.19 Tampak bangunan
(Sumber : Olah data pribadi)
Gambar 5.20 Tampak bangunan 3 dimensi
Gambar 5.21 Detail double glasses pada tampak menghadap barat
(Sumber : Olah data pribadi)
5.2.3. Konsep Struktur a. Stuktur Pondasi
Pondasi yang digunakan adalah pondasi telapak. Namun untuk beberapa titik juga menggunakan bor pile untuk menahan beban struktur, misalnya pada bagian tumpuan atap utama.
b. Stuktur Atap
Gambar 5.22 Struktur atap pada bangunan karya Santiago Calatrava
(Sumber : archdaily)
Gambar 5.23 Struktur atap pada bangunan Aquatic Centre
Gambar 5.24 Detail struktur atap pada bangunan Aquatic Centre
(Sumber : archdaily)
5.2.4. Konsep Teknologi Kursi Penonton
Gambar 5.25 Kursi penonton pada auditorium konser
(Sumber : Olah data pribadi)
Teknologi seats moveable ini hanya digunakan pada ruang auditorium konser yang berskala besar (King Theatre). Pada saat tidak digunakan kursi penonton akan disimpan pada bagian belakang ruangan dan kursi yang dekat dengan panggung akan disimpan pada bawah panggung.
Gambar 5.27 Kursi penonton disimpan pada bagian bawah panggung
(Sumber : Olah data pribadi)
5.2.5. Konsep Utilitas Bangunan a. Air Bersih
Sumber air bersih bangunan ini berasal dari PDAM kota, dan juga air dari resapan air hujan. Resapan air hujan yang ditampung dapat digunakan sebagai kebutuhan air untuk utilitas seperti toilet, dan cadangan air untuk penanggulangan kebakaran.
b. Air Kotor
Limbah air kotor yang dihasilkan ditampung dan water treatment terlebih dahulu sebelum akhirnya dibuang ke riol kota.
c. Penghawaan Udara
BAB VI
HASIL PERANCANGAN
6.1. Rancangan Kawasan Green Deli Oasis
Akhir dari sebuah konsep perancangan yang dipadukan berdasarkan hasil analisa-analisa data yang didapat adalah hasil perancangan. Hasil dari perancangan ini dimulai dari hasil renewal development kawasan Pulo Brayan Bengkel menjadi kawasan Green Deli Oasis dan bangunan Diradja Concert Hall. Berikut ini adalah sketsa-sketsa dari kawasan Green Deli Oasis, yang merupakan hasil renewal development dari kawasan Pulo Brayan Bengkel :
Gambar 6.1 Suasana ruang terbuka hijau Green Deli Oasis
Gambar 6.2 Suasana pedestrian Green Deli Oasis
(Sumber : Olah data tim)
Gambar 6.4 Suasana ruang publik Green Deli Oasis
(Sumber : Olah data tim)
Gambar 6.5 Suasana ruang publik Green Deli Oasis
Gambar 6.6 Suasana taman dan Menara Air
(Sumber : Olah data tim)
Gambar 6.7 Suasana halte bus Green Deli Oasi
6.2. Rancangan Kawasan Diradja Concert Hall
Diradja Concert Hall adalah sebuah bangunan gedung konser yang
memfasilitasi berbagai jenis pertunjukan, baik yang bersifat indoor dan outdoor. Hasil dari proses perancangan bangunan Diradja Concert Hall diantaranya gambar kerja, gambar 3d (tiga dimensi) dari eksterior bangunan dan interior bangunan.
6.2.1. Peta Situasi/Tapak
( Gambar Terlampir)
Pada gambar ini menjelaskan bagaimana posisi perancangan bangunan
Diradja Concert Hall terhadap kondisi sekitar lokasi perancangan pada kawasan
Green Deli Oasis.
6.2.2. Rancangan Tapak
( Gambar Terlampir)
Pada gambar ini menjelaskan mengenai perancangan tapak bangunan
Diradja Concert Hall, yang memperlihatkan sirkulasi bangunan, vegetasi sekitar
bangunan pada site, posisi bangunan pada site, dan perencanaan lansekap yang mendukung aktivitas pada bangunan Diradja Concert Hall.
6.2.3. Rancangan Arsitektur
( Gambar Terlampir)
ruang-ruang yang terdapat pada bangunan, sirkulasi pada ruang-ruang dalam bangunan baik sirkulasi vertikal dan horizontal.
6.2.4. Rancangan Struktur dan Konstruksi
( Gambar Terlampir)
Pada rancangan struktur dan konstruksi menjelaskan mengenai detail struktur dan konstruksi, serta detail arsitektural pada bangunan Diradja Concert
Hall.
6.2.5. Rancangan Utilitas
( Gambar Terlampir)
Pada rancangan utilitas menjelaskan bagaimana perencanaan utilitas pada bangunan dan utilitas pada site perancangan. Perencanaan utilitas ini meliputi sistem jaringan listrik, sistem air bersih dan air kotor, dan penghawaan udara.
6.2.6. Perspektif Suasana Diradja Concert Hall
Selain melampirkan gambar kerja secara keseluruhan, pada hasil perancangan ini juga menampilkan perspektif dari perancangan Diradja Concert
Hall. Gambar-gambar perspektif tersebut meliputi perspektif eksterior dan
Gambar 6.8 Suasana eksterior Diradja Concert Hall
(Sumber : Olah data pribadi)
Gambar 6.9 Suasana tampak atas eksterior Diradja Concert Hall
Gambar 6.10 Suasana eksterior Diradja Concert Hall (2)
(Sumber : Olah data pribadi)
Berikut ini merupakan suasana interior dari bangunan Diradja
Concert Hall :
Gambar 6.11 Suasana ruang pertunjukan kapasitas kecil (crown theatre)
Gambar 6.12 Suasana ruang pertunjukan crown theatre
(Sumber : Olah data pribadi)
Gambar 6.13 Suasana ruang pertunjukan crown theatre
(Sumber : Olah data pribadi)
Gambar 6.14 Suasana lobi khusus studio musik
Gambar 6.15 Suasana ruang kelas kursus musik piano
(Sumber : Olah data pribadi)
Gambar 6.16 Suasana ruang kelas kursus musik biola dan musik akustik
(Sumber : Olah data pribadi)
Gambar 6.17 Suasana lorong ruang kelas kursus musik
(Sumber : Olah data pribadi)
Selain dari perspektif suasana eksterior dan interior dari bangunan
maket bangunan Diradja Concert Hall dan maket kawasan Green Deli
Oasis.
Gambar 6.18 Maket kawasan Green Deli Oasis
(Sumber : Olah data tim)
Gambar 6.19 Maket bangunan Diradja Concert Hall
Gambar 6.20 Maket bangunan Diradja Concert Hall (2)
(Sumber : Olah data pribadi)
Gambar 6.21 Maket bangunan Diradja Concert Hall (3)
Gambar 6.22 Maket bangunan Diradja Concert Hall (4)
KESIMPULAN
Setelah melalui proses desain yang cukup panjang, dimulai dari proses perancangan kawasan Green Deli Oasis dan perancangan bangunan Diradja
Concert Hall, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil. Beberapa
kesimpulan tersebut diantaranya :
• Kawasan Green Deli Oasis merupakan kawasan yang didesain untuk menjawab semua impian dan harapan akan kota Medan yang berkembang menjadi sebuah kota yang ideal.
• Green Deli Oasis merupakan renewal development dari kawasan Pulo
Brayan Bengkel.
• Green Deli Oasis menyajikan berbagai fasilitas-fasilitas yang mendukung
kehidupan perkotaan seperti kegiatan bisnis, wisata sejarah dan budaya, wisata hiburan dan belanja, dan kegiatan industri.
• Tema yang diambil dalam perancangan Green Deli Oasis adalah
sustainable architecture, dengan tujuan untuk menjadikan kawasan ini
sebagai destinasi yang menarik banyak pengunjung baik dari dalam maupun kota Medan.
• Dengan tujuan untuk mendatangkan begitu banyak pengunjung, maka desain kawasan ini dirancang dengan aman dan nyaman bagi setiap pengunjung. Dengan menyediakan banyak ruang terbuka hijau, pedestrian yang layak, serta jalur sepeda yang aman.
• Diradja Concert Hall adalah satu bangunan yang menjadi pusat kegiatan
pertunjukan dan hiburan kesenian pada kawasan Green Deli Oasis.
• Diradja Concert Hall dikemas dengan konsep yang berbeda, dengan
menggunakan teknologi terbaru pada desain ruang pertunjukannya dan desain yang unik pada tampak bangunan. Selain itu, Diradja Concert Hall tidak hanya menghadirkan pertunjukan indoor tetapi juga pertunjukan
outdoor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Terminologi Judul
Terminologi judul adalah pembahasan mengenai batasan atau definisi istilah dan makna dari sebuah kata judul agar bisa dipahami oleh tujuannya ataupun sasarannya.1 Judul proyek ini adalah “Diradja Concert Hall” yang dapat menampung konser pertunjukan untuk skala Internasional, kegiatan kesenian tradisional dan kegiatan serta pertunjukan kesenian lainnya.
a. Pengertian diradja :
• Singkatan adiraja ; gelar raja yang tertinggi.2
b. Pengertian concert :
• Concert (konser) adalah sebuah pertunjukan musik secara langsung
dihadapan penonton.3
c. Pengertian hall :
• Hall adalah sebuah ruangan yang besar yang dibatasi oleh atap,
dinding dan lantai.4
Berdasarkan pengertian diatas maka Diradja Concert Hall adalah suatu bangunan dengan fungsi sebagai ruang pertunjukan musik dan konser. Tidak hanya pertunjukan musik dan konser saja, tetapi juga seni teater dan seni tari
(dance). Diradja Concert Hall berada dalam kawasan Kecamatan Medan Timur
yaitu kawasan Pulo Brayan Bengkel yang memiliki nilai sejarah.
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia 2
Kamus Besar Bahasa Indonesia 3
2.2. Lokasi
Lokasi pencarian perancangan ini berada pada kawasan Pulo Brayan Bengkel yang memiliki nilai sejarah transportasi kereta api yang sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda dahulu. Lokasi ini selain memiliki nilai sejarah perkembangan transportasi, tetapi juga memiliki nilai sejarah budaya dimana terdapat bangunan yang sudah tua yang memiliki gaya arsitektur kolonial Belanda dan mencoba memadukan dengan gaya arsitektur setempat yakni arsitektur melayu.
Gambar 2.1 Peta lokasi
(Sumber : Olah data pribadi)
Peta Indonesia Peta Sumatera
2.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi
Berdasarkan uraian di atas maka Kota Medan memiliki kriteria yang menjadi dasar perencanaan concert hall, diantaranya :
a. Lokasi merupakan daerah pengembangan yang sangat berpotensi (Mebidangro),
b. Kemudahan dalam pelayanan trasnportasi umum sehingga memudahkan dalam pencapaian lokasi proyek, dengan adanya proyek MRT (Mass Rapid
Transit),
c. Belum terdapat fasilitas yang dapat menampung kegiatan pertunjukan dengan skala besar dan bertaraf Internasional.
Tabel 2.1 Kriteria Lokasi Proyek
No. Kriteria Lokasi
1. Luas Lahan 3 Ha
2. Tinjauan terhadap
struktur kota
Berada di kawasan perkotaan dan merupakan daerah yang memiliki perencanaan pengembangan kota di bidang kegiatan pelayanan kebutuhan publik dan sarana transportasi, sehingga memiliki penggunaan fungsi bangunan yang maksimal. Selain itu lokasi juga harus berada di jalan arteri utama.
3. Pencapaian Lokasi proyek harus memiliki
kemudahan akses baik oleh kendaraan pribadi, pelayanan transportasi umum dan juga pejalan kaki.
4. Entrance Entrance atau pintu masuk dan keluar
dari lokasi proyek harus mudah diakses oleh pengguna dan pengunjung
bangunan.
ada mengingat proyek merupakan fasilitas pelayanan publik.
6. Kebisingan Lokasi harus berada pada daerah yang memiliki tingkat kebisingan rendah. (Sumber : Olah data pribadi)
2.2.1.1. Tinjauan Terhadap Struktur Kota
Dalam pemilihan lokasi dan penentuan fungsi bangunan pada proyek ini harus sesuai dengan kebijakan peraturan pemerintah Kota Medan terhadap pengembangan kawasan dan tata guna lahan. Hal ini dapat dilihat melalui RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) dan RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kota) Kota Medan berikut ini :
Tabel 2.2 Rencana Struktur Pusat Pelayanan Kota Medan Tahun 2028
NO PUSAT
PELAYANAN FUNGSI SKALA
1 Pusat Primer Utara • Pusat Kegiatan Jasa dan
• Pusat kegiatan industri
• Kota Medan; • Pusat kegiatan jasa dan
kegiatan pemerintahan provinsi dan kota;
• Pusat pelayanan ekonomi
NO PUSAT
PELAYANAN FUNGSI SKALA
3 • Pusat kegiatan industri • Pusat kegiatan perikanan
• Kota Medan;
• Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan
• Pusat pelayanan transportasi
• Pusat pelayanan kesehatan
Bagian Wilayah • Pusat kegiatan rekreasi
dan wisata • Pusat pelayanan olahraga
Bagian Wilayah Kota
7
Pusat Sekunder Medan Area
• Pusat pelayanan ekonomi • Pusat pelayanan
NO PUSAT
PELAYANAN FUNGSI SKALA
10
(Sumber : Draff RTRW Kota Medan 2008-202)
2.2.1.2. Pencapaian
Dalam perancangan concert hall ini juga harus mempertimbangkan kemudahan pencapaian bagi pengunjung, hal ini mengingat bangunan ini bersifat publik yang banyak dikunjungi orang dan digunakan untuk berbagai jenis kegiatan. Syarat dalam pencapaian bangunan ini diantaranya:
a. Kemudahan dalam menggunakan transportasi umum,
b. Berada pada kawasan yang memiliki tingkat kemacetan rendah, c. Kemudahan akses lokasi dari berbagai daerah dari luar
kawasan,
d. Dikarenakan bangunan ini bersifat publik dan dekat dengan Stasiun KA Pulo Brayan, diharapkan juga kemudahan dan kenyamanan bagi pejalan kaki dalam pencapaian kawasan.
2.2.1.3. Area Pelayanan
Bangunan Diradja Concert Hall ini diharapkan memiliki cakupan area pelayanan yang cukup luas, diantaranya :
b. Mengakomodasi peminat seni baik untuk berlatih, berkumpul, atau menikmati pertunjukan.
c. Melayani kebutuhan masyarakat Kota Medan dalam hal ruang berkumpul, pusat hiburan dan rekreasi.
d. Dapat dinikmati oleh masyarakat Kota Medan disegala usia.
2.2.1.4. Persyaratan Lain
Lokasi memiliki nilai lahan yang tinggi dan terletak pada posisi strategis, yaitu berada pada jalur pelabuhan Belawan-kota Medan-bandara Kuala Namu dan terletak di kawasan pusaka kota Medan. Pemilihan lokasi perancangan haruslah sesuai dengan peraturan tata ruang kota (RTRK) yang sudah ditetapkan. Untuk utilitas dan jaringan listrik serta telepon juga sudah tersedia.
2.2.2. Deskripsi Kondisi Existing Lokasi Perancangan a. Lokasi
• Nama Proyek : Diradja Concert Hall
• Lokasi : Jl. Yos sudarso, Kecamatan Medan Barat Kota Medan.
• Program diperuntukan : Masyarakat lokal, regional, Dan Internasional.
• Kontur : Relatif datar.
• Jalan Primer : Minimun 12-15 meter • Sempadan samping
dan belakang : 3 meter
• KDB : 50% - 75%
• KLB maksimum : 5 • GSS
(garis sepadan sungai) : 10 m
• Bangunan eksisting : perumahan, komersil, pergudangan, pendidikan.
• Luas Lahan : 3 hektar • Topografi : relatif datar
• Perbatasan : Utara = Rumah Sakit marta friska Selatan = Pasar Tradisional
Timur = Stasiun Kereta Api Barat = Sungai Deli
Gambar 2.2 Peta lokasi terpilih
(Sumber : Olah data pribadi)
b. Batasan Proyek
• Pada kawasan permukiman, ketinggian bangunan 1-4 lantai. • GSB = (1/2n) + 1 n = lebar jalan
• Sempadan samping dan belakang = 3 meter
Peta Indonesia Peta Sumatera
Peta Kota Medan Peta Kec. Medan Timur
Beberapa Lokasi Alternatif
1 3
2
• KDB = 50-75 %
• KLB maksimum = 5x KDB • KDH minimum = 25%
• Harga lahan dipinggir jalan Primer ± Rp 1.000.000,00 - 1.500.000,00.
c. Posisi terhadap struktur ruang kota : • Berada di kecamatan Medan Barat
• Berdasarkan Rencana Sistem Pusat Pemukiman Kawasan Perkotaan Mebidangro Kawasan Perkotaan Inti Medan sebagai pusat kegiatan pariwisata dan pusat kegiatan pertemuan, pameran dan sosial budaya. • Berdasarkan WPP C yang memiliki sasaran pembangunan pemukiman,
perdagangan dan rekreasi, kegiatan pembangunan sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, serta pendidikan kesehatan.
Pengembangan landmark dan focal point dilakukan melalui pengembangan arsitektur bangunan tertentu yang menjadi pusat perhatian dan daya tarik di Kecamatan Medan Timur, terutama pada bagian kawasan yang terintegrasi dengan pusat metropolitan.5
Beberapa keistimewaan lain yang dimiliki site perancangan yaitu : • Berada pada kawasan pengembangan Mebidangro,
• Merupakan kawasan bersejarah,
• Dekat dengan stasiun KA yang nantinya menjadi proyek MRT (Mass
Rapid Transit), hal ini akan memberikan kemudahan akomodasi menuju
kawasan.
5
d. Alternatif 1
Lokasi lahan : Pulo Brayan Bengkel, Kec. Medan Timur Orientasi site : menghadap ke Barat (Jl. Asrama Zipur) Arah lalu lintas : 2 arah pada Jl. Asrama Zipur
Luas site : +/- 3 Ha Batas – batas lahan :
Utara : Perumahan penduduk Selatan : Perumahan penduduk Timur : Perumahan Asrama Zipur
Barat : Sekolah (milik yayasan)/ Jl. Asrama Zipur KDB : 80%
KLB : 8
GSB : 15 meter
Ketinggian bangunan : 30 Lantai
Gambar 2.3 Alternatif lokasi site Diradja Concert Hall
Tabel 2.3 Peniliaian Lokasi Berdasakan Kriteria
No Kriteria Lokasi Alternatif
1
Nilai Nilai
1. Jarak lokasi dari hotel atau penginapan
4 3
2. Jarak dari concert hall yang sudah ada 7. Fasilitas pendukung :
Tempat ibadah
11. Ketersediaan jaringan listrik dan telepon
4 4
12. Lokasi yang aman dari bencana alam dan banjir
4 4
13. Kesesuaian dengan
RUTRK dan RTRW Kota Medan
4 4
Total Penilaian 83 70
(Sumber : Olah data pribadi)
Penilaian terhadap lokasi didasarkan atas nilai sebagai berikut: