KONSEP PERANCANAAN DAN
PERANCANGAN ARSITEKTUR
RESORT DI KAWASAN WISATA GIRIMANIK WONOGIRI
Dengan Pendekatan Fenomenologi Arsitektur
OLEH :
AHMAD FAUZI JIHAD I0212005
PEMBIMBING :
IR. SUMARYOTO, MT
DR. TITIS SP, M TROP ARCH
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan berkat dan rahmat melimpah sehingga praktikan dapat menyelesesaikan Konsep Perencanaan dan Perancangan Tugas Akhir Arsitektur Resort di Kawasan Wisata Girimanik Wonogiri dengan Pendekatan Fenomenologi Arsitektur dengan baik dan lancar.
Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat akademik untuk memperoleh gelar sarjana Teknik di Jurusan Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta
Penulis menyadari bahwa selesainya Tugas akhir ini tidak lepas dari adanya pihak pihak yang telah membantu,baik moril maupun materil.Oleh karena itu,praktika mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT,atas berkat dan rahmatnya yang melimpah
2. Rasululloh SAW, yang telah menjadi suri tauladan bagi kita semua. 3. Orang tua, kakak, adik, dan keluarga yang telah mendukung untuk
terus berjuang, khususnya untuk Fitriyah Fahimatul Ulum
4. Amin Sumadyo, ST, MT., selaku ketua program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.
5. Dyah Susilowati P P S.T. Mt selaku dosen Pembimbing Akademik dan tempat bercerita keluh kesah kampus
6. Ir. Sumaryoto, MT dan Dr. Titis Srimuda P, M Trop Arch selaku dosen pembimbing.
7. Ir. Suparno, MT dan Dr.Ir. Moh. Muqoffa, MT selaku dosen penguji. 8. Lufita Dwi Nur Azizah yang selalu memberikan motivasi dan
dukungannya.
9. Teman teman Pondok Pesantren Mahasiswa Roudotul Jannah Surakarta yang selalu membuat saya lebih kuat
10.Teman teman Arsitektur angkatan 2012, yang selalu menjadi motovasi saya.
11.Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,terima kasih
Penulis menyadari sepenuhnya bahwwa dalam dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu,kritik dan saran tentang laporan ini akan praktikan terima dengan terbuka.Akhir kata, Semoga Tugas Akhir Arsitektur ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pribadi dan para pembaca.
Surakarta, September 2107
Penulis,
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
dan kaidah kaidah yang kemudian disebut kaidah asrsitektural. Arsitektural tidak hanya mencakup ruang dalam bangunan, namun juga meliputi lingkungan disekitar bangunan.
DAFTAR ISI
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
A. Pengertian Judul ... I-1
B. Latar Belakang ... I-3 1. Fenomena Perkembangan Pariwisata di Indonesia ... I-3
2. Potensi Resort di Wawasan Wisata Girimanik Wonogiri dengan Mengangkat Fenomena Alam dan Budaya Masyarakat di Kawasan Wisata Girimanik, Wonogiri ... I-4 a. Fenomena Potensi Alam ... I-5 b. Fenomena Potensi Budaya ... I-6 c. Fenomena Pengunjung ... I-8 d. Fenomena Kesenjangan ... I-9 C. Permasalahan dan Persoalan ... I-11
1. Permasalahan ... I-11 2. Persoalan ... I-11 D. Tujuan Dan Sasaran ... I-12 1. Tujuan ... I-12 2. Sasaran ... I-13 E. Lingkup dan Batasan ... I-13 F. Metode... I-14 1. Teknik Pengumpulan Data ... I-14
BAB II ... II-18
TINJAUAN TEORI ... II-18
A. Tinjauan Resort ... II-18 B. Tinjauan Fenomenologi Arsitektur ... II-22
BAB III ... III-30
METODOLOGI ... III-30
A. Metode Kontruksi Fenomena Menjadi Gagasan ... III-30 B. Metode Pengumpulan Data ... III-30 1. Studi Pustaka ... III-30 2. Wawancara ... III-31 3. Studi Lapangan dengan Metode Grounded Research ... III-31 C. Metode Analisis dan Interpretasi Data ... III-32 1. Pengolahan Data... III-32 2. Penyajian Data ... III-32 3. Intepretas Data ... III-32 D. Metode Perumusan Konsep Perencanaan dan Perancangan ... III-33
BAB IV ... IV-34
TINJAUAN LOKASI ... IV-34
a. Kependudukan ... IV-37 b. Pariwisata ... IV-38 1) Waduk Gajah Mungkur ... IV-38 2) Pantai Sembukan ... IV-39 3) Setren Girimanik ... IV-39 4) Kahyangan ... IV-41 B. Tinjauan Meso : Kawasan Wisata Girimanik,Slogohimo, Wonogiri ... IV-41 1. Lokasi : Kawasan Wisata Girimanik,Slogohimo, Wonogiri ... IV-41 2. Kawasan Wisata Girimanik di Wonogiri ... IV-42 a. Fenomena Potensi Alam ... IV-42
b. Fenomena Potensi Budaya ... IV-44 c. Fenomena Potensi Kuliner Khas Wonogiri ... IV-48 d. Fenomena Potensi Pertanian ... IV-49 e. Fenomena Pengunjung ... IV-52 f. Fenomena Kesenjangan ... IV-53
BAB V ... V-55
ANALISIS PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
RESORT DI KAWASAN WISATA GIRIMANIK WONOGIRI ... V-55
A. Analisis Pendekatan Fenomenologi di Kawasan Wisata Resort
I. Analisis Pencapaian Site ... V-89 J. Analisis Sirkulasi dan Lansekap Resort Girimanik ... V-91 K. Analisis Iklim dan Lingkungan ... V-94 L. Analisis View ... V-97 M. Analisis Kebisingan ... V-98 N. Analisis Pendekatan Konsep Bangunan dan Tata Massa ... V-100 O. Analisis Material Banunan dan Teknologi Bangunan ... V-102 P. Analisis Pencahayaan ... V-113 Q. Analisis Penghwaan ... V-115 R. Analisis Struktur Bangunan ... V-116
S. Analisis Utilitas Bangunan ... V-120 1. Analisis Sistem Air Bersih ... V-120 2. Analisis Jaringan Air Kotor dan Drainase Air Hujan ... V-121 3. Analisis Jaringan Listrik ... V-123 4. Analisis Sistem Audio Visual ... V-123 5. Analisis Sistem Keamanan ... V- 123 6. Analisis Pembuangan Sampah ... V- 124
BAB VI ... VI-126
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT DI
KAWASAN WISATA GIRIMANIK WONOGIRI ... VI-126
A. Fenomenologi Arsitektur Sebagai Konsep Desain dan Kegiatan di
2. Konsep Sirkulasi Angin ... VI-140 G. Konsep View ... VI-141 H. Konsep Kebisingan ... VI-142 I. Konsep Perencanaan Bentuk dan Tata Massa Resort Girimanik ... VI-144 1. Bangunan Publik ... VI-143 2. Bangunan Hunian Resort ... VI-146 3. Pawon ... VI- 147 4. Masjid ... VI -148 5. Ruang Pengelola... VI -148 J. Konsep Pencahayaan ... VI-149
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 : Hutan Pinus ... I-5
Gambar 1.2 : Air Terjun Manikmoyo ... I-5
Gambar 1.3 : Persawahan Warga Setempat ... I-6
Gambar 1.4 : Tebing yang mengapit persawahan Warga setempat ... I-6
Gambar 1.5 : Acara Susuk Wangan di Kawasan Wisata Girimanik ... I-8
Gambar 1.6 : Kiri Kethek Ogleng, Tengah Gamelan, Kanan Lesungan ... I-8
Gambar 2.1 : Eksterior dan interior Thermal Bath Vals, Switzerland (tempat pemandian
Air panas dan Spa ) ... II-28
Gambar 4.1 : Peta Kota Wonogiri ... IV-34
Gambar 4.2 : Peta Wisata Wonogiri ... IV-41
Gambar 4.3 : Hutan Pinus dan Air Terjun Manikmoyo... IV-43
Gambar 4.4 : Persawahan Warga Setempat ... IV-43
Gambar 4.5 : Tebing yang Mengapit Persawahan Warga Setempat ... IV-44
Gambar 4.6 : Rumah Joglo milik salah satu masyarakat ... IV-44
Gambar 4.7 : Pertunjukan Kethek Ogleng ... IV-45
Gambar 4.8 : Gamelan ... IV-46
Gambar 4.9 : Permainan Klotekan pada acara susuk Wangan ... IV-46
Gambar 4.10 : Acara Susuk Wangan di Kawasan Wisata Girimanik ... IV-47
Gambar 4.11: Nasi Tiwul Khas Wonogiri ... IV-48
Gambar 4.13 : Pindang kambing ... IV-49
Gambar 4.14 : Nderes Getah Pinus ... IV-51
Gambar 5.1 : Kondisi di dalam site, di sebelah kiri perswahan masyarakat setempat, kiri kebun dan gubuk petani. ... V-87
Gambar 5.2 : Kodisi batas site di sisi Selatan, kiri persawahan masyarakat dan kanan
kebun sayur masyarakat. ... V-88
Gambar 5.3 : Bagian utara terdapat hutan lindung yang sangat indah yang ditumbuhi
beberapan pohon pinus. ... V-88
Gambar 5.4 : Bagian utara terdapat hutan lindung yang sangat indah yang ditumbuhi
beberapan pohon pinus. ... V-89
Gambar 5.5 : Kiri merupakan batas timur bagian dekat akses jalan utama, kiri merupakan batas timur yang berkontur terjal. ... V-89
Gambar 5.6 : Analisis letak gerbang masuk dan gerbang servis yang direncanakan. ... V-90
Gambar 5.7 : Akses jalan utama untuk gerbang A dan B (kiri) dan akses jalan setapak
untuk gerbang C (kanan) ... V-91
Gambar 5.8 : Analisis sirkulasi terhadap site yang berkontur. ... V-92
Gambar 5.9 : Jalan setapak site dari batu kali (kiri) , jembatan penyebrangan sungai dari bamboo (kanan) ... V-93
Gambar 5.10 : Tangga di Gunung Bromo ... V-93
Gambar 5.11 : Analisis iklim lingkungan pada site resort. ... V-95
Gambar 5.12 : Analisa matahari pagi, siang, dan sore pada konsisi kawasan site ... V-96
Gambar 5.13 : Analisa angin pada konsisi kawasan site. ... V-96
Gambar 5.15 : Analisis vie kawasa site resort ... V-98
Gambar 5.16 : Analisi kebisingan di Kawasan site resort ... V-99
Gambar 5.17 : Bentuk geometri untuk gubahan massa bangunan ... V-101
Gambar 5.18 : Penggunaan Material Bamboo untuk pagar bangunan ... V-104
Gambar 5.19 : Jenis anyaman bamboo untuk dinding rumah tradisional. ... V-105
Gambar 5.20 : Penggunaan anyaman bamboo untuk atap kanopi (kiri) penggunaan
anyaman bamboo untuk kamar mandi (kanan) ... V-106
Gambar 5.21 : pembuatan kubah torak (kiri) kubah yang sudah dibalik dan dipasang
(kanan) ... V-106
Gambar 5.22 : Membran berbentuk bidang pelana pada cafe (kiri) atap ringan membrane
yang terpasang (kanan) ... V-107
Gambar 5.23 : Furnitur gantungan lampu dari bamboo (kiri) furniture tempat tidur dari
bamboo ... V-107
Gambar 5.24 : Batu kali sebagai penahan tanah berkontur ... V-118
Gambar 5.25 : Jati dikawasan kebun masyarakat setempat ... V-109
Gambar 5.26 : Jati sebagai struktur utama saka atau blandar. ... V-109
Gambar 5.27 : Furnitur kayu jati (kiri) hiasan kayu jati (kiri) ... V-110
Gambar 5.28 : Pohon sengon yang ditanam masyarakat setempat. ... V-111
Gambar 5.29 : Produk kursi dari kayu sengon (kiri) hiasan kerajinan dari kayu sengon
(kanan) ... V-113
Gambar 5.30 : Eksterior dan interior Thermal Bath Vals, Switzerland (tempat pemandian
Air panas dan Spa ) ... V-114
Gambar 5.32 : Penggunaan bamboo menjadi rumah panggung Vitra Design
Museum,India... V-117
Gambar 5.33 : Penggunaan umpak sebagai kaki bangunan pada bangunan tradisional
masyarakat setempat. ... V-118
Gambar 5.34 : Penggunaan struktur membrane bamboo pada bangunan Canyaviva ... V-119
Gambar 5.35 : Analisis penyaluran air bersih ... V-121
Gambar 5.36 : Grey Water System ... V-122
Gambar 5.37 : Gambar resapan bipori ... V-124
Gambar 5.38 : Gambar resapan bipori ... V-125
Gambar 6.1 : Kondisis eksiting site kawasan resort ... VI-132
Gambar 6.2 : Letak gerbang masuk dan gerbang servis yang direncanankan ... VI-133
Gambar 6.3 : Sketsa ide gerbang utama resort di Girimanik Wonogiri ... VI-135
Gambar 6.4 : Sketsa ide bangunan penerimaan resort di Girimanik Wonogiri ... VI-135
Gambar 6.5 : Sirkulasi Kawasan Site resort di Girimanuk Wonogiri ... VI-136
Gambar 6.6 : Sketsa ide jalan setapak untuk sirkulasi resort di Girimanik Wonogiri .... VI-137
Gambar 6.67: Sketsa material jalan setapak untuk sirkulasi resort di Girimanik ... VI-137
Gambar 6.8 : Cahaya matahari pagi sampai sore hari resort di Girimanik Wonogiri ... VI-137
Gambar 6.9 : Penggunaan anyaman Bamboo pada bangunan resort ... VI-138
Gambar 6.10 : Sirkulasi angin pada bangunan resort di Girimanik Wonogiri ... VI-139
Gambar 6.12 : Analisis vie keluar site kawasan resort di Girimanik Wonogiri ... VI-141
Gambar 6.13 : Sketsa zona kebisingan site kawasan resort di Girimanik Wonogiri ... VI-142
Gambar 6.14 : Penzoningan are resort sesuai dengan tingkat kebisingan site kawasan
resort di Girimanik Wonogiri ... VI-143
Gambar 6.15: Sketsa desain bangunan publik resort di Girimanik Wonogiri ... VI-145
Gambar 6.16 : Sketsa rencana desain hunian resort di Girimanik Wonogiri ... VI-146
Gambar 6.17 : Sketsa rencana masjid resort di Girimanik Wonogiri ... VI-148
Gambar 6.18 : Analisis sirkulasi silang penghawaan resort ... VI-149
Gambar 6.19 : Sketsa umpak sebagai pondasi resort di Girimanik Wonogiri ... VI-150
Gambar 6.20 : Analisis air bersih kawasan resort di Girimanik Wonogiri ... VI-151
B A B I | 1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Judul
“Resort di Girimanik Wonogiri Dengan Pendekatan Fenomenologi Arsitektur” merupakan judul dari kegiatan perencanaan dan perancangan tugas akhir. Resort yang direncanakan akan menjadi kebutuhan ruang singgah/ tinggal sementara dan ruang aktifitas bersosialisasi bagi wisatawan dan masyarakat. Yang akan diaplikasikan dalam proses perancangan dan perencanaan adalah pendekatan fenomenologi arsitektur, pendekatan fenomenologi arsitektur diharapkan mampu menghasilkan desain yang ramah lingkungan dan juga berbasis kebudayaan lokal. Untuk memberikan penjelasan mengenai pengertian judul diuraikan sebagai berikut.
Resort adalah suatu ruang tempat untuk seseorang dapat menemukan
sesuatu yang berbeda. Di ruang inilah seseorang dapat merealisasikan impiannya akan pelarian yang sempurna. Resort adalah sebuah tontonan (une
spectale) yang dihadirkan dalam bentuk fisik yang merupakan bagian dari tontonan masyarkat (la sociatte dua spectale), Guy Debord (Pendit, 1999).
Pengertian resort diatas dapat diartikan bahwa resort merupakan sebuah wadah untuk mereleaisikan keinginan seseorang ataupun kelompok akan kejenuhan mereka dari rutinitas keseharian menuju tempat tertentu, untuk mendapatkan pengalaman dan suasana yang baru. Arsitektur dalam hal ini, berfungsi mengolah ruang fasilitas pelarian untuk kebutuhan wisatawan yang ingin merasakan suasana pengalaman yang berbeda.
B A B I | 2
dengan citra sesuai fenomena khas di daerah kawasan wisata Girimanik Wonogiri tersebut.
Melihat fenomena perilaku beberapa masyarakat yang masih memegang perilaku adat jawa yang masih kental, sehingga fenomena tersebut dipandang sebagai salah potensi karena resort bisa sebagai wadah untuk menghubungkan antara masyarakat setempat dengan pengunjung resort yang ingin melepaskan kepenatan dalam kehidupan sehari hari, atau mencari pelarian untuk merasakan dan menjalani aktivitas yang berbeda, dan merasakan interaksi dengan masyarakat setempat.
Fenomonologi Arsitektur, merupakan sebuah pendekatan atau sudut pandang filosofis yang digunakan untuk perencanaan dan perancangan Resort
di Girimanik. Feneomenologi sendiri merupakan sebuah ilmu filsafat yaang mempelajari fenomena yang nampak pada kesadaran manusia (Bagus, 1996:234). Fenomenologi bisa diartikan sebagai suatu metode pemikiran yang mengacu pada analisis kehidupan sehari hari dengan sudut pandang orang yang terlibat di dalamnya,hal ini dikemukakan oleh bapak fenomenologi yang bernama Edmun Gustav albert Hussert yang merupakan seorang filsuf.
Fenomenologi sendiri tumbuh sebagai metode untuk pembelajaran ilmu yang membutuhkan data secara empiris, salah satunya dalam bidang arsitektur. Dalam jurnal yang ditulis oleh Undi Gunawan, Universitas Pelita Harapan (UPH), menuliskan bahwa salah satu arsitek yang bernama Christian Nobert Schuls dalam kajian genius loci-nya, hubungan manusia dengan tempat merupakan identifikasi yang cukup mendalam. Arsitek tersebut mengistilahkan ruh dari suatu tempat dengan kata loci. Schulz memperkenalkan metode fenomenologi dalam upaya pencariannya untuk mendapatkan sesuatu yang konkret dari lingkungan (Ong, 2008:6).
Fenomenologi menghendaki makna satra yang benar benar bukan yang dipikirkan (Suwardi Endraswara, 2016). Dari uraian di atas dapat disimpulkan
B A B I | 3
pengunjung ,menyediakan fasilitas pelengkap lainnya serta jasa bagi umum yang dapat mendukung dan memperlancar kegiatan istirahat para tamu yang bertujuan untuk berwisata. Jugasuatu langkah rekreasi akan sebuah pelarian diri dari rutinitas yang dihadirkan dalam penciptaan ruang tinggal sementara yang ramah lingkungan dan juga berbasis kebudayaan lokal,dan menunjang kenyamanan maupun estetika objek rancang bangun. Sehingga pengunjung yang datang dengan tujuan bertempat tinggal sementara dapat mengorientasikan dirinya dengan lingkungan sekitar yanng terbangun melalui pemahaman fenomena aktual.
B. Latar Belakang
1. Fenomena Perkembangan Pariwisata di Indonesia
Fenomena Indonesia sebagai salah satu Negara yang sedang berkembang tentu saja mempunyai cita cita dan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengangkat taraf hidup masyarakat (sesuai undang-undang dasar “45 alenia IV). Maka pembangunan perekonomian harus ditingkatkan dan harus dilaksanakan secara maksimal
Sektor wisata bisa menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan
pembangunan perekonomian masyarakat indonesia. Guna mewujudkan tekad tersebut, maka pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan UU No 9 Tahun 1990 yaitu memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan serta meningkatkan mutu objek dan daya tarik pariwisata sehingga sektor pariwisata mampu menjadi roda penggerak pembangunan nasional, dan dapat memberikan kesempatan usaha dan menciptakan lapangan kerja serta didukung dengan program pencegahan dan penangkalan dampak negatif.
B A B I | 4
potensi wisata yang relatif besar dengan keadaan lokasi wisata yang strategis, sehingga dapat dikelola dan dikembangkan untuk kemakmuran masyarakat. Salah satu wisata yang terkenal dan masih sangat alami yaitu kawasan wisata Girimanik.
2. Potensi Resort di Kawasan Wisata Girimanik Wonogiri dengan
Mengangkat Fenomena Alam dan Budaya Masyarakat di Kawasan
Wisata Girimanik, Wonogiri
Kawasan Wisata Girimanik memiliki potensi untuk bisa memenuhi kebutuhan perkembangan pariwisata di daerah Kabupaten Wonogiri dan sekitarnya, karena adanya kebutuhan ruang rekreasi oleh para wisatawan. Adanya fenomena alam dan budayayang saling berinteraksi dalam kehidupan sehari hari mesyarakat di kawasan Wisata Girimanik Wonogiri menjadi keistimewaan untuk wisatawan yang datang berkunjung. Kawasan Girimanik merupakan salah satu kawasan wisata andalan yang terkenal di daerah Wonogiri, dan memiliki potensis wisata yang banyak diminati oleh masyarakat dari wilayah wonogiri maupun luar Wonogiri. Hal ini di buktikan dengan meningkatnya wisatawan yang berkunjung ke kawsan iin. Akamodasi yang ada di kawasan Wisata Girimanik belum ada,
hanya ada beberapa lapangan kecil yang berguna untuk camping oleh wisatawan yang datang. Sehingga masyarakat setempat tidak terlalu ikut andil dalam kegiatan wisatawan, hal ini membuat masyarakat tidak terlalu mendapat pendapatan tambahan dari adanya kawasan wisata ini. Hal ini sungguh disayangkan, karena dengan potensi seperti itu seharusnya disediakan akomodasi yang menunjang.
B A B I | 5
a. Fenomena Potensi Alam
Kawasan wisata Girimanik merupakan kawasan wisata alam yang berudara sejuk dan panorama alam yang sangat indah.Di kawasan wisata ini terdapat 3 buah air terjun yang dinamakan Air Terjun Manik Moyo yang mempunyi ketinggian 70 meter, Air Terjun Tinjo Moyo yang mempunyai ketinggian 30 meter, dan Air Terjun Condromoyo. Tidak jauh dari Air Terjun Manik Moyo terdapat sebuah tempat sakral peninggalan atau petilasan Raden Mas Said yang dikenal dengan nama Batu Resi.
Gambar 1.1 dan 1.2 Hutan Pinus (kiri) dan Air terjun Manikmoyo (kanan)
Sumber : Dokumen Fauzi Jihad, 2017
B A B I | 6
Gambar 1.3 Persawahan Warga Setempat Sumber : Dokumen Fauzi Jihad,2017
Gambar 1.4 Tebing yang Mengapit Persawahan Warga Setempat Sumber : Dokumen Fauzi Jihad, 2017
b. Fenomena Potensi Budaya
Susuk wangan, upacara Tradisional Susuk Wangan merupakan
perwujudan bagian tradisi masyarakat yang sesungguhnya merupakan implementasi kebudayaan dari suatu masyarakat. Upacara Tradisional Susuk Wangan adalah warisan budaya yang sudah turun temurun yang merupakan akulturasi antara budaya setempat, agama hindu dan juga islam. Upacara Tradisional Susuk Wangan diadakan setiap bulan besar pada hari Sabtu Kliwon. Makna yang terkandung dari Upacara Tradisional Susuk Wangan pada hakikatnya berasal dari bahasa Jawa yakni dari kata “Susuk“ yang bermakna membersihkan dan “Wangan“ yang bermakna saluran air. Warga masyarakat Desa Stren membersihkan saluran air.
B A B I | 7
Upacara Tradisional Susuk Wangan yakni sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Khalik atas kemurahan-Nya yang telah memberikan bumi pertiwi beserta air kehidupan bagi masyarakat dan juga menyuburkan lahan pertanian sehingga hasil bumi melimpah. Selain itu Upacara Tradisional Susuk Wangan juga bertujuan untuk meningkatkan semangat kegotong-royongan warga masyarakat Desa Stren untuk menjaga dan memelihara keindahan alam yang berada di kawasan air terjun Girimanik. (Nina Witasari dkk, 2009: 94)
Gambar 1.5 Acara Susuk wangan di Kawasan Wisata Girimanik Sumber: Dokumentasi Fauzi Jihad, 2011
Di dalam upacara susuk wangan terdapat acara hiburan yang berasal dari budaya khas Wonogiri yaitu Kethek Ogleng, Gamelan, dan Lesungan
Gambar 1.6 Kethek Ogleng (kiri), Gamelan (tengah), Lesungan (kanan)
B A B I | 8
c. Fenomena Pengunjung
Tabel1.1.Data Statistik Pengunjung Wisata Wonogiri tahun 2001-2011.
Sumber: Data diolah oleh Dinas Pariwisata Wonogiri
Menurut Pak Toyo, seorang penjaga pintu pos restribusi kawasan wisata Girimanik Wonogiri, kebanyakan pengunjung adalah masyarakat kabupaten Wonogiri dan Ponorogo. Hal ini dikarenakan jarak kawsan wisata ini strategis untuk kedua kabupaten ini, yaitu terletak diantara radius 36 km dari wonogiri kota, dan juga 33 km dari kabupaten Ponorogo. Akan tetapi sebenarnya banyak pengunjung yang juga dari luar kedua kabupaten tersebut, seperti daerah Karisidenan Surakarta dan beberapa kotadi dekat Ponogrogo.Kebanyakan pengunjung datang untuk menikmati wisata air terjun dan juga berkemah.
Apabila ada acara Susuk Wangan, maka pengunjung lebih banyak lagi yang datang untuk melihat acara tersebut,mereka bahkan banyak dari luar kabupaten Wonogiri. Karena saat acara Susuk wangan diselenggarakan,banyak sekali kebudayaan khas Wonogiri disajikan sebagai acara hiburan masyarakat yang jarang sekali ditemukan pada hari-hari biasa. Akan tetapi ketika ada pengunjung yang datang dan ingin menginap dikawasan wisata Girimanik Wonogiri, tidak terdapat rumah tinggal sementara untuk wisatawan yang menikmati fenomena
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
1 SENDANG ASRI 244,267 189,454 177,501 172,552 167,368 171,339 222,090 192,860 247,332 271,997 346,905
2 KARAMBA 8,378 6,471 5,986 3,899 2,716 2,600 3,130 2,750 0 0 0
3 KAHYANGAN 12,704 13,194 10,398 10,006 9,033 9,739 10,321 10,372 11,617 11,704 12,100
4 GOA PUTRI KENCANA 828 483 574 371 319 984 997 1,248 1,359 1,780 1,887
5 SENDANG SIWANI 214 1,845 3,319 2,518 2,720 2,504 2,037 400 840 1,500 770
6 PANTAI SEMBUKAN 0 0 2,513 2,868 2,237 2,356 4,209 5,135 7,234 9,084 10,777
7 SETREN GIRIMANIK 0 0 0 0 0 0 17,298 22,403 18,859 20,293 24,192
8 GOA SODONG PRACIMANTORO 0 0 0 0 0 0 0 6,106 15,135 25,913 41,421
JUMLAH 266,391 211,447 200,291 192,214 184,393 189,522 260,082 241,274 302,376 342,271 438,052
DATA PENGUNJUNG OBYEK WISATA KABUPATEN WONOGIRI
NO OBYEK WISATA
• Setren Girimanik retribusi mulai Tahun 2007 • Goa Sodong Pracimantoro retribusi mulai Tahun 2008 Keterangan :
• Mulai Tahun 2009 Karamba jadi satu dengan Sendang Asri • Pantai Sembukan retribusi mulai Tahun 2003
B A B I | 9
potensi kawasan wisata Girimanik Wonogiri lebih jauh lagi. Hal ini cukup disayangkan, karena apabila terdapat rumah tinggal sementara bagi wisatawan, maka akan terjadi peningkatan pendapatan masyarakat setempat dan juga peningkatan pariwisata di Kabupaten Wonogiri.
d. Fenomena Kesenjangan
Dari beberapa potensi diatas, menjadikan kawasan wisata di Girimanik Wonogiri menjadi salah satu ikon wisata yang sangat menunjang bagi Kabupaten Wonogiri. Adanya fenomena potensi yang saling berinteraksi bersama dalam kehidupan sehari hari masyarakat setempat, menjadikan pesona potensi tersebut menjadi daya tarik tersendiri. Walaupun restribusi baru dibuka mulai tahun 2007, akan tetapi sudah bisa menandingi beberapa objek wisata wonogiri yang lain.
Akan tetapi dari beberapa fenomena potensi diatas, faktanya ada beberapa fenomena yang disayangkan timbul didearah site kawasan wisata Girimanik tersebut antara lain.
1) Masyarakat lebih banyak berkorban dibandingkan mendapat timbal balik yang positif dari kawasan wisata tersebut. Menurut seorang
penjaga pos,yang bernama pak Toyo, beliau adalah seorang masyarakat setempat yang bertugas menjaga pintu masuk wisata, adanya kawasan wisata Girimanik dengan fenomena potensi seperti itu, belum berdampak ke pendapatan masyarakat sekitar. Bahkan banyak masyarakat setempat lebih banyak menjadi relawan untuk menjaga kealamian kawasan wisata tersebut. Contohnya ketika terjadi longsoran di akses masuk air terjun yang dimana merupakan kawasan rawan longsor, masyarakat bergotong royong untuk membersihkan sisa-sisa longsoran.
B A B I | 1 0
3) Masyarakat setempat kurang bersemangat untuk menjaga potensi budayanya sendiri,mereka merasa letih untuk berlatih dan memilih untuk isitirahat kerana terlalu capek saat bekerja diladang.
4) Tidak adanya fasilitas rumah tinggal sementara untuk wisatawan yang ingin tinggal lebih lama dan menikmati potensi dikawasan wisata Girimanik.
Sumber: Wawancara dengan Masyarakat
Dari beberapa uraian diatas, arsitektur dalam perkembangannya mengenal sebuah metode pembelajaran fenomenologi yang mengambil dari ilmu filsafat, mengenai pemahan fenomena. Pemahaman arsitektur tidak hanya mengenai teori-teori yang terangkum dalam sebuah buku, namun membutuhkan pengalaman aktual dalam proses desain. Pengalaman aktual ini berguna untuk memahami keseluruhan fenomena yang pasti terjadi pada suatu lingkungan karena manusia selalu berkembang.
Fenomenologi melatih kepekaan arsitek untuk memahami objek dan lingkungannya lebih dalam, karena faktor-faktor perilaku dalam arsitektur tidak hanya menyangkut bangunan dapat berfungsi
melainkan harus mampu menjangkau psikologi pemakai bangunan itu sendiri. Bagaimana memahami bentuk bangunan, apa kebutuhan kebutuhan yang diperlukan untuk berinteraksi dengan masyarakat. Perbedaan budaya dalam keseharian yang terjadi, serta makna dan simbol yang terbangun. Arsitektur, mau tidak mau akan menggunakan tubuhnya sendiri sebagai parameter.
B A B I | 1 1
tersebut, apabila kawasan resort dan resort tersebut dikelola masyarakat setempat, maka antara resort dan juga masyarakat bisa terjalin hubungan timbal balik yang positif.
C. Permasalahan Dan Persoalan
1. Permasalahan
Bagaimanakah penerapan Fenomenologi Arsitektur dalam Konsep dan Perancangan Resort di kawasan wisata Girimanik Wonogiri sebagai landasan desain dalam tahapan Studio Tugas Akhir yang mampu mewadahi kebutuhan ruang tinggal sementara untuk wisatawan, dan juga membantu menyelesaikan masalah kesenjangan yang terjadi dengan melihat fenomena yang ada di kawasan wisata Girimanik Wonogiri sehingga kawasan resort tersebut terbentuk dan mempresentasikan potensi-potensi setempat dengan menjadikan masyarakat pengelola resort?
2. Persoalan
a. Bagaimana konsep resort dapat mewadahi kebututuhan akomodasi ruang tinggal sementara secara keseluruhan ?
b. Bagaimana konsep pendekatan fenomenologi arsitektur dapat
dihadirkan secara jujur dalam desain keseluruhan resort ?
c. Bagaimana konsep pemilihan site untuk resort serta konsep pengolahan site kawasan resort yang terbangun dapat berkontribusi terhadap lingkungannya ?
d. Bagaimana konsep program ruang dan organisasi ruang baik secara makro maupun mikro pada kawasan resort agar dapat menampilkan identitas budaya setempat ?
e. Bagaimana konsep ruang dan organisasi ruang secara keseluruhan sehingga mampu mewadahi aktivitas masyarakat setempat dan wisatawan ?
f. Bagaimana konsep sirkulasi dan tata lansekap dikawasan resort ? g. Bagaimana struktur dan utilitas bangunan untuk menunjang bangunan
B A B I | 1 2
D. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
Konsep dan Perancangan Resort dikawasan wisata Girimanik Wonogiri dapat dijadikan sebagai landasan desain dalam tahapan Studio Tugas Akhir arsitektur yang mampu mewadahi kebutuhan ruang tinggal sementara untuk wisatawandengan metode pendekatan fenomenologi arsitektur ,dan juga dapat membantu menyelesaikan masalah kesenjangan yang terjadi dengan melihat fenomena yang ada dikawasan wisata Girimanik Wonogiri sehingga kawasan resort tersebut terbentuk dan mempresentasikan potensi-potensi setempat dengan menjadikan masyarakat sebagai pengelola resort.
2. Sasaran
a. Konsep resort dapat mewadahi kebututuhan akomodasi ruang tinggal untuk sementara.
b. Konsep pendekatan fenomenologi arsitektur dapat dihadirkan secara jujur dalam desain keseluruhan resort .
c. Konsep pemilihan site untuk resort serta konsep pengolahan site
kawasan resort yang terbangun dapat berkontribusi terhadap
lingkungannya .
d. Konsep program ruang dan organisasi ruang baik secara makro maupun mikro pada kawasan resort agar dapat menampilkan identitas budaya setempat .
e. Konsep ruang dan organisasi ruang secara keseluruhan sehingga mampu mewadahi aktivitas masyarakat setempat dan wisatawan . f. Konsep sirkulasi dan tata lansekap dikawasan resort .
B A B I | 1 3
E. Lingkup dan Batasan
Batasan dalam perencanaan dan perancangan resort dengan menggunakan metode pendekatan fenomenologi berupa proses penelitian yang dilakakukan melalui pengamatan actual dan intens untuk memahami secara langsung fenomena yang ada dikawasan wisata Girimanik Wonogiri. Penelitian berupa pengamatan selama dua hari dan wawancara dengan masyarakat sekitar maupun dinas terkait. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan kriteria-kriteria desain yang akan digunakan dalam perencanaan dan perancangan resort.
Berikut ini beberapa langkah peneliti untuk mendapatkan data seaktual mungkin.
1. Pengamatan acara budaya-budaya setempat dan melakukan pencarian data ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat.
2. Wawancara dengan tokoh masyarakat mengenai budaya dan kebiasaan masyarakat setempat.
3. Mengamati fenomena budaya yang berbentuk fisik dengan memahami rumah tinggal tradisional yang nantinya akan diaplikasikan ke dalam desain Resort.
4. Mengamati Fenomena di daerah kawasan wisata Girimanik Wonogiri. Perancangan resort adalah penerapan hasil berkala yang dilakukan guna mendapatkan esensi dari studi fenomenologi di Kawasan Wisata Girimanik Wonogiri dan sekitarnya ke dalam perancangan resort. Pengunjung baik wisatawan dalam dan luar negeri, masyarakat setempat, dan pengelola
B A B I | 1 4
F. Metode
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Studi literature
Tahapan mencari informasi dari buku-buku referensi, ebook, situs-situs internet, atau hasil penelitian yang terkait dengan judul. Studi literatur tersebut terdiri dari.
1) Peraturan/kebijakan pemerintah terkait dengan pariwisata 2) Kajian akan Arsitektur,Fenomenologi Arsitektur.
3) Hasil tugas akhir sejenis 4) Dan lainnya
b. Preseden
Mencari contoh-contoh objek sejenis yang sudah ada untuk dijadikan preseden sebagai acuan serta perbandingan.
c. Observasi
Mendatangi lokasi sitedengan cara wawancara langsung dengan objek arsitektur dan melihat kondisi fenomena yang ada,untuk mendapatkan data kondisi site yang akurat. Data yang dapat diperoleh dari observasi ini antara lain adalah segala fenomena yang terjadi
dilokasi site kawasan wisata Girimanik Wonogiri. d. Dokumentasi
Melengkapi data yang telah diperoleh dari teknik observasi dengan mengambil gambar-gambar, dapat berupa foto atau sketsa sebagai ilustrasi visual untuk memperjelas keadaan objek observasi.
2. Teknik Analisa Data
Tahap analisis data merupakan proses pengolahan data dari semua informasi yang telah didapatkan pada tahap sebelumnya dan merangkum hasil pengolahan data pada setiap akhir pembahasan. Proses analisa dapat dilakukan dengan 3 tahap yaitu.
a. Pemrograman Fungsional
B A B I | 1 5
pengguna dan alur kegiatan secara skematik diidentifikasi sehingga memperoleh konsep kegiatan dan aktivitas sesuai perencanaan objek yang diambil.
b. Pemrograman Performansi
Pemrograman Performansi merupakan pendekatan sistem fungsi dari wadah arsitektur sehingga ditemukan persyaratan karakteristik respon desain.Analisa ini juga berkaitan dengan kebutuhan ruang serta kegiatan pelaku.
c. Pemrograman Arsitektur
Pemrograman Arsitektur merupakan penerjemahan analisis berdasarkan efektifitas fungsi dan persyaratan performansi secara arsitektural ke dalam spesifikasi bangunan yang akan dirancang, dengan kata lain pada tahap ini dilakukan untuk memperoleh desain ideal. Analisa ini diantaranya berupa program bentuk, program ruang, program site, dan program struktur dan utilitas.
3. Sintesa
Proses sintesa adalah perangkaian hasil yang diperoleh dari tiap-tiap tahap yang telah dilakukan untuk memperoleh hasil yaitu berupa
konsep perencanaan dan perancangan yang meliputi konsep kegiatan, konsep peruangan, konsep lokasi dan site (site), pengaplikasian tema pada objek, tampilan dan tata massa, konsep utilitas dan struktur bangunan.
4. Pendekatan Rancangan
B A B I | 1 6
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan berisi tentang kerangka dari pembahasan konsep penelitian sehingga tertata dengan baik. Dari proposal ini diperoleh sistematika pembahasan berupa:
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi tentang latar belakang berdasarkan fenomena yang ada di lapangan sehingga bisa dijadikan tema dari penyusunan proposal ini. Dalam pendahuluan juga berisi rumusan masalah, persoalan, tujuan dan sasaran, lingkup dan batasan pembahasan, sistematika pembahasan dan Kerangka Pikir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Mengemukakan beberapa tinjauan mengenai dan Resort, tinjauan , tinjuan Fenomenologi Arsitektur dan Preseden
Resort.
BAB III TINJAUAN UMUM
Membahas tentang tinjauan umum Kabupaten Wonogiri mengenai data fisik dan non fisik Kabupaten Wonogiri
meliputi Luas wilayah dan keberadaan pariwisata di Kabupaten Wonogiri, serta tinjauan Girimanik sebagai lokasi perencanaan dan perancangan Resort.
BAB IV PERENCANAAN RESORT DI GIRIMANIK WONOGIRI DENGAN PENDEKATAN FENOMENOLOGI ARSITEKTUR.
Pada tahap ini akan dibahas tentang hal-hal yang terkait dengan perencanaan Resort, meliputi hal-hal yang bersifat non-fisik.
BAB V ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
B A B I | 1 7
Girimanik Wonogiri meliputi analisa site dan site, analisa kegiatan, analisa kebutuhan ruang,, serta analisa struktur dan utilitas.
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN