• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESORT GILI MENO SEBAGAI SARANA OBJEK WISATA DENGAN PENERAPAN KARAKTER ARSITEKTUR LOMBOK DALAM ARSITEKTUR POSTMODERN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RESORT GILI MENO SEBAGAI SARANA OBJEK WISATA DENGAN PENERAPAN KARAKTER ARSITEKTUR LOMBOK DALAM ARSITEKTUR POSTMODERN"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

SEBAGAI SARANA OBJEK WISATA

DENGAN PENERAPAN KARAKTER ARSITEKTUR LOMBOK DALAM

ARSITEKTUR POSTMODERN

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh :

FAJAR ARIPUTRA

I.0206060

Pembimbing :

1. Ir. DWI HEDI HERIYANTO,MT

2. TRI JOKO DARYANTO, ST.MT

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

Negara Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau, terbagi dalam propinsi-propinsi yang banyak memiliki potensi keindahan alam dan kebudayaan. Hal tersebut menunjang Indonesia untuk dikenal di dunia, karena memiliki banyak objek wisata yang menarik untuk dinikmati oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Sehubungan dengan itu, objek wisata alam dan budaya yang dimiliki oleh Indonesia seperti pegunungan, pantai dan laut, candi-candi, dan masih banyak lagi yang tersebar di Indonesia perlu dilestarikan. Sejalan dengan perkembangan dunia pariwisata di Indonesia maka dilakukan usaha-usaha untuk menampilkan hal-hal yang menarik yaitu mendatangkan wisatawan domestic ataupun mancanegara ke Pulau Lombok khususnya Gili Meno.

Resort gili meno merupakan suatu wadah / sarana yang melingkupi kegiatan untuk menginap dan menikmati potensi keindahan alam yang ada di sekitarnya. Resort gili meno yang dikemas dalam karakter arsitektur lombok dalam postmodern dimaksudkan untuk menampilkan kembali bentuk karakter arsitektur lombok sehingga dikenal oleh wisatawan yang datang baik dari domestik maupun mancanegara. Secara fungsional resort direncanakan dan dirancang pada daerah yang memiliki potensi wisata menarik dan jauh dari keramaian kota.

State of Indonesia which consists of the islands, divided into many provinces which have the potential of natural beauty and culture. It is supporting Indonesia to be known in the world, because it has many interesting attractions to be enjoyed by domestic and foreign tourists. Accordingly, the natural and cultural attractions owned by Indonesia such as mountains, beaches and sea, the temples, and many more are scattered in Indonesia need to be preserved. In line with the development of tourism in Indonesia then made efforts to show the interesting things that bring in foreign or domestic tourists to the island of Gili Meno Lombok in particular.

(3)

Halaman Judul

Lembar Pengesahan

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Tabel

Daftar Gambar

Daftar Pustaka

Daftar Lampiran

BAB I. PENDAHULUAN

A. JUDUL ……… 1

B. PENGERTIAN JUDUL ………. 1

C. LATAR BELAKANG ………. 2

C.1. TINGKAT WISATA di INDONESIA ……….... 3

C.2. POTENSI ALAM di INDONESIA ……… 4

C.3. WISATA di LOMBOK ……….. 4

C.4. GILI MENO ………. 5

D. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN ……… 5

D.1. PERMASALAHAN ……… 5

D.2.PERSOALAN ……… 5

E. TUJUAN DAN SASARAN ………. 6

E.1. TUJUAN ……….. 6

E.2. SASARAN ……….. 6

F. METODA PEMBAHASAN ………. 6

F.1. METODA PENGUMPULAN DATA ……….. 6

F.2. METODA ANALISA ……… 7

(4)

commit to user

A. ARSITEKTUR TRADISIONAL LOMBOK ……..……….. 10

A.1.LANSKAP ARSITEKTUR LOMBOK ……… . 10

A.1.1. SEJARAH TERBENTUKNYA POLA PEMUKIMAN TRADISIONAL SASAK ………. 11

A.1.2. POLA PERMUKIMAN BERDASARKAN POLA PERUMAHAN ………. 11

A.1.3. POLA PERMUKIMAN BERDASARKAN SISTEM KEKERABATAN …. 14 A.1.4. POLA PERMUKIMAN BERDASARKAN POLA PENGGUNAAN RUANG ……… 15

A.2 BANGUNAN ARSITEKTUR LOMBOK ……….. 17

A.2.1. PERKEMBANGAN ARSITEKTUR LOMBOK ……….. 17

A.2.2. ARSITEKTUR BANGUNAN TRADISIONAL LOMBOK ……… 18

A.2.3. FASAD ARSITEKTUR TRADISIONAL LOMBOK ……….. 19

A.2.4. JENIS-JENIS BANGUNAN DALAM ARSITEKTUR TRADISIONAL LOMBOK ………. 23

A.2.5. FILOSOFI ARSITEKTUR TRADISIONAL LOMBOK……….. 24

B. ARSITEKTUR POSTMODERN ……….. 26

B.1. SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR POSTMODERN ……… 26

B.2. CIRI-CIRI ARSITEKTUR POSTMODERN ……….. 27

B.3. PERKEMBANGAN ARSITEKTUR POSTMODERN DI INDONESIA ……… 30

B.4. KARAKTER ARSITEKTUR POSTMODERN DI INDONESIA ………. 31

B.5. KARAKTER ARSITEKTUR POSTMODERN ……….. 32

B.5.1. GERAKAN ARSITEKTUR MODERN YANG MENDUKUNG ARSITEKTUR POSTMODERN ………. 32

B.5.2. ALIRAN-ALIRAN DALAM ARSITEKTUR POSTMODERN …………. 34

C. RESORT ……… 36

C.1. DEFINISI RESORT ……….. 36

C.1.1. KARAKTERISTIK RESORT ……….. 37

C.1.2. KLASIFIKASI RESORT ………. 40

C.1.3. PERSYARATAN DAN KRITERIA RUANG DALAM RESORT ……… 41

C.2. MACAM-MACAM RESORT ……… 44

C.3. FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA RESORT ……… 47

D. OBJEK WISATA ……… 48

D.1. PENGERTIAN OBJEK WISATA ……… 48

D.2. SYARAT-SYARAT OBJEK WISATA ………. 48

D.3. KARAKTERISTIK OBJEK WISATA ………. 49

(5)

A. TINJAUAN LOMBOK,NTB ………. 52

A.1. PULAU LOMBOK ………. 52

A.2. KONDISI FISIK ………. 53

A.2.1. DATA GEOGRAFIS ……….. 53

A.2.2. DATA ADMINISTRATIF ……… 54

A.2.3. DATA MORFOLOGIS ………. 54

A.2.4. DATA TOPOGRAFI ……… 55

A.2.5. DATA KLIMATOLOGIS ………. 55

A.2.6. PERAN DAN FUNGSI PULAU LOMBOK ……… 56

A.3. KONDISI NON FISIK ……….. 56

A.3.1. PENDUDUK PULAU LOMBOK ……… 56

A.3.2. TINGKAT KEBUTUHAN LAPANGAN KERJA ………. 57

A.3.3. RENCANA PENGEMBANGAN PULAU ………. 57

A.3.4. PROGRAM UTAMA RTRW PROVINSI NTB 2009-2029 ………. 58

B. KAWASAN PARIWISATA DI LOMBOK ……… 60

C. KONDISI PARIWISATA GILI DI NTB ……… 62

C.1. GILI TERAWANGAN ………. 63

C.2. GILI AIR ……….. 64

C.3. GILI MENO ……… 64

C.3.1. AKOMODASI WISAYA DI GILI MENO ………. 65

C.3.2. AKSES DI GILI MENO ……….. 67

C.3.3. POTENSI GILI MENO ……… 68

BAB IV. ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT GILI MENO A. ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ……. 71

A.1. ANALISA PENDEKATAN PROGRAMATIK ……….. 71

A.1.1 ANALISA PENDEKATAN POLA KEGIATAN DAN PELAKU KEGIATAN ………. 71

A.1.1.a. ANALISA POLA KEGIATAN ……… 71

A.1.1.b. KELOMPOK PELAKU DAN KELOMPOK KEGIATAN … 72 A.1.2. ANALISA PENDEKATAN PERUANGAN ……… 75

A.1.2.a. ANALISA KEBUTUHAN RUANG ………. 75

A.1.2.b. ANALISA KAPASITAS DAN BESARAN RUANG ………… 78

A.2. FUNGSIONAL ……….. 85

A.2.1. ANALISA PENDEKATAN PEMILIHAN LOKASI ………. 85

(6)

commit to user

A.2.4. ANALISA PENANGANAN PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN

ALAMI DALAM BANGUNAN ……….. 90

B. ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BERDASARKAN ARSITEKTUR LOKAL DAN ARSITEKTUR POST MODERN 90 B.1. ANALISA PENDEKATAN PENGOLAHAN SITE ……… 90

B.1.1. ANALISA PENGOLAHAN SIRKULASI ……….. 90

B.1.2. ANALISA PENGOLAHAN VIEW (ORIENTASI) BANGUNAN DALAM SITE ……… 93

B.1.3. ANALISA PENGOLAHAN ZONIFIKASI SITE ……….. 94

B.2. ANALISA PENDEKATAN POLA TATA MASSA TATA RUANG DAN TAMPILAN BANGUNAN ………. 95

B.2.1. ANALISA PENGOLAHAN POLA TATA MASSA DAN TATA RUANG BANGUNAN ……… 95

B.2.2. ANALISA PENGOLAHAN PENERAPAN KARAKTER ARSITEKTUR LOMBOK DALAM ARSITEKTUR POST MODERN DAN KEBUDAYAAN 98 B.2.3. ANALISA PENGOLAHAN TAMPILAN BANGUNAN ……….. 100

B.2.3.a. ANALISA PENGOLAHAN BENTUK DAN MASSA ………. 101

B.2.3.b. ANALISA PENGOLAHAN FASAD BANGUNAN ………. 103

B.2.3.c. ANALISA PENGOLAHAN ORNAMENT LOKAL ………. 103

B.2.3.d. ANALISA PENGOLAHAN MATERIAL ……… 105

C. ANALISA PENDEKATAN SISTEM STRUKTUR BANGUNAN ……… 106

D. ANALISA PENDEKATAN UTILITAS RESORT ……… 110

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT GILI MENO A. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT ……….. 116

A.1. PROGRAMATIK ……… 116

A.1.1. KONSEP POLA KEGIATAN DAN PELAKU KEGIATAN ……….. 116

A.1.1.a. KONSEP POLA KEGIATAN ………. 116

A.1.1.b. KONSEP PELAKU KEGIATAN ………. 118

A.1.2. KONSEP PERUANGAN ……….. 124

A.1.2.a. KONSEP KEBUTUHAN RUANG ……….. 124

A.1.2.b. KONSEP KAPASITAS DAN BESARAN RUANG ………... 130

A.1.3. JUMLAH KEBUTUHAN RUANG ……… 135

A.2. FUNGSIONAL ……….. 135

A.2.1. KONSEP LOKASI ………. 135

A.2.2. KONSEP SITE ……… 136

A.2.3. KONSEP PENGOLAHAN PENCAPAIAN SITE ………. 137

(7)

ARSITEKTUR LOKAL DAN ARSITEKTUR POST MODERN ……… 139

B.1. KONSEP PENGOLAHAN SITE ………. 139

B.1.1. KONSEP PENGOLAHAN SIRKULASI ……… 139

B.1.2. KONSEP PENGOLAHAN VIEW (ORIENTASI) BANGUNAN DALAM SITE 140 B.1.3. KONSEP PENGOLAHAN ZONIFIKASI SITE ………. 141

B.2. KONSEP POLA TATA MASSA TATA RUANG DAN TAMPILAN BANGUNAN ……. 142

B.2.1. KONSEP PENGOLAHAN POLA TATA MASSA DAN TATA RUANG BANGUNAN ……….. 142

B.2.1.a. KONSEP PENGOLAHAN TATA MASSA ……….. 142

B.2.1.b. KONSEP PENGOLAHAN TATA RUANG ……….. 143

B.2.2. KONSEP PENGOLAHAN PENERAPAN KARAKTER ARSITEKTUR LOMBOK DALAM ARSITEKTUR POST MODERN DAN KEBUDAYAAN ……. 143

B.2.3. KONSEP PENGOLAHAN TAMPILAN BANGUNAN ……… 144

B.2.3.a. KONSEP PENGOLAHAN BENTUK DAN MASSA ………. 144

B.2.3.b. KONSEP PENGOLAHAN FASAD BANGUNAN ………. 146

B.2.3.c. KONSEP PENGOLAHAN ORNAMENT LOKAL ………. 147

B.2.3.d. KONSEP PENGOLAHAN MATERIAL ……… 149

C. KONSEP SISTEM STRUKTUR BANGUNAN ………. 149

D. KONSEP UTILITAS RESORT ……….. 149

(8)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. JUDUL

RESORTGILI MENO SEBAGAI SARANA OBJEK WISATA DENGAN

PENERAPAN KARAKTER ARSITEKTUR LOMBOK DALAM ARSITEKTUR POSTMODERN

B. PENGERTIAN JUDUL

Resort adalah sebuah kawasan yang terrencana tidak hanya sekedar

untuk menginap tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi. Sebuah hotel resort sebaiknya mempunyai lahan yang ada kaitannya dengan obyek wisata, oleh sebab itu sebuah hotel resort berada pada perbukitan, pegunungan, lembah, pulung kecil dan juga pinggiran pantai.( sumber : Chuck Y Gee, Resort Development and Management, 1988 )

Gili Menoadalah sebuah pulau kecil yang terletak di bagian Lombok Utara, tepatnya di antara Gili Terawangan dan Gili Air.

Objek Wisata adalah perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan. ( Sumber : Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1979 )

Arsitektur Lombok adalah tata ruang dari wadah kehidupan masyarakat Lombok yang telah berkembang secara turun temurun dengan segala aturan-aturan yang telah diwarisi sejak jaman dahulu, sampai pada perkembangan satu wujud dengan cirri-ciri fisik. Arsitektur tradisional Lombok merupakan perwujudan fisik bangunan yang mencerminkan pola budaya masyarakat Lombok. ( sumber : Team Etnis Sasak, Penelitian Arsitektur Tradisional Lombok,Badan Penelitian Daerah NTB, 1984 )

Arsitektur PostModern adalah sebuah gerakan berdasarkan

(9)

manusiawi atau dapat menyelesaikan problem-problem dalam dunia modern itu sendiri. Dalam arsitektur menjadi sebuah gerakan baru untuk memberikan keleluasaan bagi berbagai faktor rancangan yang tidak pernah tercakup sebelumnya dalam arsitektur modern agar bisa muncul dan terakomodasi. ( sumber : Probo Hindarto, Arsitektur Postmodern )

Resort Gili Meno Sebagai Sarana Objek wisata Dengan Penerapan

Arsitektur Lombok Dalam Arsitektur Postmodernmerupakan sebuah tempat

peristirahatan atau penginapan yang terletak di Gili Meno sebagai sarana perwujudan ciptaan manusia, penampilan seni budaya, arsitektur tradisional, dan potensi keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan dengan penerapan suatu perkembangan arsitektur lombok dalam suatu wujud karakter arsitektur postmodern.

C. LATAR BELAKANG

Negara Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau, terbagi dalam propinsi-propinsi yang banyak memiliki potensi keindahan alam dan kebudayaan. Hal tersebut menunjang Indonesia untuk dikenal di dunia, karena memiliki banyak objek wisata yang menarik untuk dinikmati oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Sehubungan dengan itu, objek wisata alam dan budaya yang dimiliki oleh Indonesia seperti pegunungan, pantai dan laut, candi-candi, dan masih banyak lagi yang tersebar di Indonesia perlu dilestarikan. Sejalan dengan perkembangan dunia pariwisata di Indonesia maka dilakukan usaha-usaha untuk menampilkan hal-hal yang menarik yaitu mendatangkan wisatawan domestic ataupun mancanegara ke Pulau Lombok khususnya Gili Meno.

(10)

commit to user

Perencanaan dan perancangan Resort Gili Meno dengan pendekatan Arsitektur Lombok dalam Arsitektur postmodern sebaiknya sesuai dengan iklim, kondisi alam dan lokasi dari pembangunannya. Arsitektur Lombok dalam arsitektur postmodern yaitu input karakter dan ekspresi arsitektur lokal yang terlingkup dalam fungsi arsitektur postmodern, baik dalam material dan penerapan postmodernnya. Di Indonesia khususnya di kawasan yang berhawa sejuk dan jauh dari polusi udara serta polusi suara mempunyai iklim tropis, sehingga memungkinkan untuk menggunakan pendekatan arsitektur tropis dalam perencanaan dan perancanganResort.

Arsitektur Lombok dalam arsitektur postmodern merupakan pendekatan yang dimaksudkan akan menampilkan karakter arsitektur Lombok yang dikemas dengan menggunakan karakter arsitektur postmodern.

C.1. Tingkat Wisata di Indonesia

Meningkatnya orang-orang yang melakukan perjalanan wisata, baik wisatawan domestic maupun wisatawan mancanegara yang mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia, menunjukkan bahwa Indonesia memilki kawasan objek wisata yang mampu menarik perhatian dunia ( wisatawan asing maupun domestic ).

Berdasarkan Badan Pusat Statistik tahun 2004-2008, tingkat kunjungan wisatawan baik macanegara maupun domestic terus bertambah. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestic tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan pada tahun 2006.

Tahun Wisatawan

2005 177.727 235,211 412,938 6.23

2006 178,666 246,911 426,577 3.03

2007 188,468 259,257 447,905 3.50 Tabel I.1. Jumlah Wisatawan ke provinsi NTB

(11)

C.2. Potensi Alam Indonesia

Negara Indonesia terdiri atas pulau-pulau yang terbagi dalam propinsi-propinsi banyak memiliki potensi keindahan alam dan kebudayaan. Hal tersebut menunjang Negara Indonesia untuk dikenal di dunia, Karena memiliki banyak objek wisata yang menarik untuk dinikmati oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.

Sehubungan dengan itu, objek wisata alam dan budaya yang dimiliki oleh Indonesia seperti pegunungan, pantai dan laut, candi-candi, dan masih banyak lagi yang tersebar di Indonesia yang masih perlu dilestarikan. Sejalan dengan perkembangan dunia pariwisata di Indonesia maka dilakukan usaha-usaha untuk menampilkan hal-hal yang menarik untuk mendatangkan wisatawan dometik ataupun mancanegara ke Indonesia.

C.3. Wisata di Lombok

Pulau Lombok merupakan sebuah pulau di Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai objek wisata dari beberapa pulau lain yang ada di Indonesia

Lombok dalam banyak hal mirip dengan Bali, dan pada dasawarsa tahun 1990-an mulai dikenal wisatawan mancanegara. Namun dengan munculnya krisis moneter yang melanda Indonesia pada akhir tahun 1997 dan krisis-krisis lain yang menyertainya. Potensi pariwisatapun terlantarkan. Kemudian pada awal tahun 2000 terjadi kerusuhan antar etnis dan antar agama di Lombok sehingga terjadi pengungsian besar-besaran kaum minorittas. Setelah beberapa lama kemudian, situasi sudah menjadi kondusif dan minoritas sudah mulai kembali, sehingga pada tahun 2007 sektor pariwisata di Lombok pun mulai berkembang.

Destinasi objek pariwisata di Lombok :

Pantai Senggigi

Gili Air

Gili Meno

(12)

commit to user

Gili Terawangan

Pantai Kuta Lombok

Sentanu dan Sekotong, Gili Nanggu, Gili Sundak dan Kendis

Mawun Beach, TeteBatu, Air Terjun Sendang Gile

Potensi pengembangan pariwisata di Lombok dapat dikatakan menjajikan, mengingat pariwisata di Lombok merupakan sector penting pendapatan masyarakat Lombok dan pemerintahannya.Wisata di Lombok tidak hanya menyajikan wisata alamnya, melainkan dapat menyajikan beragam budaya yang dimiliki Lombok seperti seni music dan tarian serta wisata kuliner yang menggambarkan karakteristik Lombok.

C.4. Gili Meno

Gili meno merupakan salah satu dari tiga pulau kecil yang berada dikawasan wisata. Gili meno terletak disebelah timur gili terawangan, berupa pedataran setinggi kurang lebih hanya 5m di atas permukaan laut yang tersusun oleh endapan pasir pantai yang terdiri atas pecahan koral dan cangkang kerang, berbutir halus dan berwarna putih.

Bagian utara terdapat danau berair payau dan terkadang asin yaitu pada tempat yang ditumbuhi pohon bakau. Pada awalnya gili meno diduga atol yang kemudian diendapkan pasir pantainya sehingga menyambung dan menutup air laut di bagian tengahnya sehingga terbentuk danau.

D. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN

D.1. PERMASALAHAN

Bagaimana menampilkan resort di gili meno dengan penerapan karakter Arsitektur Lombok dalam arsitektur postmodern ?

D.2. PERSOALAN

(13)

Bagaimana menentukan konsep penampilan bangunan yang mengekspresikan sebuah karakter arsitektur Lombok dalam arsitektur postmodern?

a. Memvisualisasikan tampilan bangunan dengan pendekatan arsitektur Lombok dalam arsitektur postmodern, baik interior maupun eksterior, landskap arsitektur Lombok dan bangunan arsitektur Lombok.

b. Menentukan struktur bangunan resort yang mendukung dalam penerapan arsitektur Lombok dalam arsitektur postmodern

Bagaimana menentukan lokasi site yang baik dan mudah dijangkau ?

E. TUJUAN dan SASARAN

E.1 Tujuan

Mengembangkan objek wisata pulau Lombok sehingga dapat dikenal dan menjadi penghubung untuk memperkenalkan budaya Lombok itu sendiri terhadap wisatawan domestic maupun mancanegara.

E.2 Sasaran

Melalui Resort Gili Meno, dapat memperkenalkan objek wisata di Pulau Lombok khususnya Gili Meno itu sendiri kepada wisatawan domestic maupun mancanegara.

F. METODA PEMBAHASAN

Guna mendapatkan hasil yang optimal berdasarkan penjelasan – penjelasan dan data-data ,maka metoda yang digunakan di bagi menjadi 2 cara, yaitu :

F.1. Metoda Pengumpulan Data

a. Studi Literatur

(14)

commit to user

terkait lainnya. Studi literature dilakukan mulai tahap pemilihan judul sampai proses pambahasan selesai.

b. Penelitian dan Survey

Dengan survey, diharapkan memperoleh data eksisting gili meno. Selain itu, survey ini juga dilakukan untuk memilih dan menentukan lokasi dan site.

c. Wawancara

Wawancara dengan masyarakat yang tinggal di gili meno dimaksudkan untuk mengenal lebih dekat kondisi suatu site. Dengan demikian dapat diketahui masalah dan persoalan serta banyak hal yang merupakan bagian dari tujuan dan sasaran.

d. Studi Komparasi

Melakukan studi banding pada kawasan wisata pantai dan gili yang ada di Lombok

F.2. Metoda Analisa

Analisa data dilakukan dengan cara menguraikan seluruh data dan foto ( gambar ) yang diperoleh pada tahap pengumpulan data. Tahap ini berisi mengenai sintesa, kesimpulan terhadapResort yang diinginkan.

Data-data yang didapat dari survey ,wawancara, dan studi literatur kemudian diolah pada tingkat aspek yang berkaitan, yaitu:

Aspek manusia

Adalah aspek untuk mencapai penyelesaian masalah yang berkaitan dengan aktivitas, perilaku persepsi pelaku kegiatan, menentukan kebutuhan dan kapasitas ruang yang menentukan dimensi ruang yang dibutuhkan dan pola sirkulasi dalam bangunan.

Aspek lingkungan

(15)

Aspek induktif

Mengkomplikasikan data-data yang diperoleh kemudian dianalisa dan dari hasil analisa disintesa untuk menuju transformasi desain.

G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Tahap I : Pendahuluan

Mengungkapkan garis besar pembahasan landasan konseptual perencanaan dan perancangan meliputi ; latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan dan sasaran, batas dan lingkup pembahasan, metoda pembahasan serta sistematika pembahasan.

Tahap II : Tinjauan Pustaka

Mengungkapkan tinjauan umum mengenai Resort dan Arsitektur Lombok (sejarah dan proses ) dan fasilitas standarisasi yang dimiliki oleh suatu Resort, yang komunikatif dan rekreatif Selain itu juga menyajikan tinjauan pendekatan yang digunakan yaitu arsitektur postmodern.

Tahap III : Tinjauan Lokasi

Mengungkapkan tinjauan umum mengenai Lokasi Resort dan Data – data mengenai site yang direncanakan

Tahap IV : Analisa Pendekatan Perencanaan dan Perancangan

Mengemukakan rumusan analisa data – data berdasarkan tinjauan sebelumnya sebagai pendekatan menuju konsep perencanaan dan perancangan desainResortGili Meno sebagai Objek Wisata.

Tahap V : Konsep Perencanaan dan Perancangan

(16)

commit to user

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ARSITEKTUR TRADISIONAL LOMBOK

Di masa lalu arsitektur tradisional merupakan bagian dari kebijakan dan kearifan pembangunan ruang hidup masyarakatnya. Keberadaannya lekat dengan hidup keseharian masyarakat tradisional yang masih menganut tata kehidupan kolektif. Ada keserasian dan keselarasan antara makro kosmos (alam semesta) dan mikro kosmos (bangunan) yang harus selalu dipelihara. Keharusan berkomunikasi dengan bangsa dan budaya asing telah membawa perubahan mendasar dalam desain arsitektur tradisional yang otentik. Kedatangan tamu asing membutuhkan ruang tambahan, karena rumah adat hanya diperuntukkan bagi kehidupan pribadi penghuninya, serta sanak keluarga sekaum. Proses pembaharuan berlanjut hingga kini, dalam upaya mencari bentuk yang selaras dengan pola kehidupan masyarakatnya (Soeroto 2003).

A.1. Landscape Arsitektur Lombok

Pola hunian rumah arsitektur lombok mengompleks ( membentuk pola hunian / desa ), meski lokasinya di tempat datar atau dataran tinggi. Kompleks perumahan itu tampak teratur seperti ada “pagar hidup” yang membatasi kompleks tempat tinggal itu, jalan tanah dan berugak diapit dua rumah. Penataan itu selain tampak demikian teratur yang seakan menggambarkan kehidupan harmoni penduduk, juga sama halnya dengan pola hunian modern dewasa ini.

(18)

commit to user

Pemilihan lokasi permukiman itu terkait dengan pola bercocok tanam khas masyarakat agraris, ( M Yamin, pemerhati budaya Sasak, Lombok ). Mereka memerlukan air untuk irigasi maupun kegiatan rumah tangga yang biasanya jadi sumber mata air, umumnya berada di dataran tinggi. Gunung yang dekat dengan hutan memudahkan mereka mendapat sumber makanan tiap hari. Mungkin juga ada kaitannya dengan kepercayaan tradisional bahwa gunung dan dataran tinggi menjadikan “hubungan komunikasi” manusia dengan Sang Pencipta “lebih dekat”.

Berdasarkan tinjauan arsitektur Lombok di atas, perubahan bentuk dan fungsi dalam arsitektur bangunan hunian disebabkan dengan seiring kemajuan zaman dan bertambahnya jumlah penghuni. Akan tetapi dalam pembangunannya masih tetap menampilkan karakteristik tradaisionalnya yaitu melingkupi arsitektur , tata ruang dan pola huniannya. Pola hunian yang mengompleks ( membentuk pola yang teratur ) dalam penataan landskap terdiri dari bale,berugaq, lumbung, dapur dan kandang.

A.1.1. Sejarah Terbentuknya Pola Permukiman Tradisional Sasak

Pembentukan pola permukiman tradisional sasak dipengaruhi oleh dua hal, yaitu berdasarkan bentuk topografi dan sistem kekerabatan masyarakatnya. Pola permukiman yang terbentuk di Lombok adalah bentuk pola permukiman terpusat. Sejarah terbentuknya pola permukiman dipengaruhi oleh sistem kekerabatan dimana adanya kesamaan golongan dan asal muasal dalam masyarakatnya. Contoh salah satu desa yang menggunakan pola permukiman tradisional sasak yaitu desa adat Bayan. Pada mulanya Desa Adat Bayan merupakan salah satu kerajaan yang bernama Kerajaan Bayan. Pusat pemerintahan dari kerajaan disebut Bayan Beleq. Pemerintahan adat Bayan berpusat di Kampu Bayan Agung atau Kampu Bayan Timur. Pada lapisan kedua di wilayahBayan Beleq(Dusun Bayan Timur dan Dusun Bayan Barat) merupakan tempat tinggal para bangsawan, dan lapisan ketiga (di luar wilayahBayan Beleq) ditempati oleh masyarakat biasa (jajarkarang) dan para pendatang baru.

A.1.2. Pola Permukiman Berdasarkan Pola Perumahan

Berikut adalah elemen-elemen pembentuk pola hunian rumah :

(19)

Bale merupakan tempat tinggal atau tempat untuk berlindung. Bale sangat identik dengan sosok ibu (inaq), sehingga segala sesuatu berkaitan dengan rumah diidentikkan dengan ibu. Berdasarkan filosofi tersebut, masyarakat Sasak mengembangkan konsep tata ruang yang memberikan penghormatan kepada perempuan, sehingga ruang tertutup disediakan bagi ibu dan anak perempuan. (sumber : Saptaningtyas 2009)

Berugaq

Berugaq merupakan suatu bangunan berupa gazebo. Segala bentuk kegiatan yang berkaitan dengan orang luar dari anggota keluarga inti dilakukan diberugaq. Seperti menerima tamu dan semua kegiatan adat lainnya. Dalam satu rumpun keluarga harus memiliki minimal satu berugaq.

Dapur

Di Desa Adat Bayan, kegiatan memasak dilakukan di luar rumah. Biasanya tempat memasak dibangun menempel pada salah satu sisi berugaq (Dewi 2005). Dapur ada yang menempel dengan berugaq, dan ada juga yang menjadi satu bagian dariBale.

(20)

commit to user

Lumbung

Lumbung berfungsi untuk menyimpan hasil panen. Bangunan lumbung biasanya terpisah dari bale dan terletak di belakang atau di sampingbale.

Kandang

Kandang biasanya terletak di bagian belakang atau samping bale dan berdekatan dengan lumbung.

Gambar II. 5. Lumbung,biasa sebagai atap

Gambar II. 4. Dapur

(21)

A.1.3. Pola Permukiman Berdasarkan Sistem Kekerabatan

Kepercayaan masyarakat terhadap susunan letak rumah dalam satu rumpun keluarga berdasarkan senioritas terus diturunkan kepada anak cucu mereka. Hal ini didukung dengan keyakinan masyarakat sasak akan adanya sanksi jika tidak mengikuti aturan adat ini. Selain itu, aturan ini bertujuan untuk memudahkan dalam melihat silsilah keturunan dalam kelompok keluarga tersebut. Pola permukiman berdasarkan sistem kekerabatan ini dapat dipertahankan sebagai suatu kearifan lokal yang diwariskan dari nenek moyang. Sebagai contoh adanya pengaruh sistem kekerabatan dan senioritas dalam pola permukiman yaitu terdapat di Desa Adat Bayan adalah sistem kekerabatan pada keluarga Raden Arya Wali (Gambar 3) dan keluarga Raden Kertasari .

(22)

commit to user

A.1.4. Pola Permukiman Berdasarkan Pola Penggunaan Ruang

Pola penggunaan ruang dan pola pergerakan pada permukiman desa terbentuk dari kegiatan adat yang masih dijalani oleh masyarakat sasak. Upacara-upacara adat ini merupakan suatu warisan dari nenek moyang mereka. Seperti yang tercantum di dalam falsafah Wetu Telu, masyarakat sasak ( desa adat Bayan ) diajarkan untuk menghormati dan menjaga hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.

Contoh pola permukiman berdasarkan upacara hubungan dengan tuhan

Gambar II. 8. Skema Pola Permukiman dalam system kekerabatan Keluarga Raden

(23)

Contoh pola permukiman berdasarkan upacara adat terkait hubungan dengan sesama manusia

Pada setiap pelaksanaan upacara adat terkait daur hidup manusia menggunakan berugaq dan halaman sebagai ruang publik tempat pelaksanaan upacara adat dan pusat dari kegiatan upacara adat dalam lingkungan tempat tinggal. Pelaksanaan upacara adat dalam lingkup desa membentuk suatu pola penggunaan ruang dan pola pergerakan di lingkungan kampu-kampu dan kawasan Masjid,, sebagai pusat kegiatan upacara adat. Dengan demikian dapat diketahui bahwa keberadaan berugaq di dalam lingkup tempat tinggal sangat penting dan memiliki banyak kegunaan. Keberadaan kampu-kampu dan Masjid perlu untuk dilestarikan karena memiliki fungsi sebagai pusat pelaksanaan kegiatan adat .

Pola permukiman tradisional sasak membentuk pola mengelompok. Hal ini disebabkan oleh bentuk wilayah yang berbukit dan juga kebiasaan masyarakat Sasak pada umumnya untuk membangun rumah berdekatan dengan keluarga inti. Pola permukiman tradisional sasak (missal : di Desa Adat Bayan ) memiliki pembagian wilayah berdasarkan stratifikasi sosial kemasyarakatannya. Adanya hukum adat (awig-awig adat Bayan) yang

(24)

commit to user

mengatur pembentukan pola perumahan sebagai bagian dari pola bermukim masyarakat Selain itu terdapat pembagian ruang dalam lingkungan tempat tinggal, dan terbentuknya pola ruang berdasarkan kegiatan adat yang masih dilaksanakan masyarakat sasak.

A.2. Bangunan Arsitektur Lombok

A.2.1. Perkembangan Arsitektur Lombok

Bentuk rumah tradisional Lombok berkembang saat pemerintahan Kerajaan Karang Asem (abad 17), di mana arsitektur Lombok dikawinkan dengan arsitektur Bali.

Dalam waktu 15 tahun terakhir ini, arsitektur Lombok dijadikan pelengkap pada bangunan perkantoran dinas/instansi di Mataram. Lumbung dibangun di bagian depan atau pintu keluar-masuk kantor. Materi bangunannya disesuaikan dengan bahan bangunan kantor berupa semen, pasir, dan genteng. Tujuan pendirian lumbung adalah menunjukkan kekhasan dan pelestarian kebudayaan fisik, terutama di Pulau Lombok. Seperti disinggung sebelumnya, selain tempat berlindung, rumah juga memiliki nilai estetika, filosofi, dan kehidupan sederhana para penduduk di masa lampau yang mengandalkan sumber daya alam sebagai tambang nafkah harian, sekaligus sebagai bahan pembangunan rumah. Lantai rumah itu adalah campuran dari tanah, getah pohon kayu banten dan bajur (istilah lokal), dicampur batu bara yang ada dalam batu bateri, abu jerami yang dibakar, kemudian diolesi dengan kotoran sapi di bagian permukaan lantai. Materi membuat lantai rumah itu berfungsi sebagai zat perekat, juga guna menghindari lantai tidak lembab. Bahan lantai itu digunakan, oleh warga di Dusun Sade, mengingat kotoran

(25)

kerbau atau sapi tidak bisa bersenyawa dengan tanah liat yang merupakan jenis tanah di dusun itu.

A.2.2. Arsitektur Bangunan Tradisional Lombok ( suku sasak )

Fungsi dan bentuk fisik rumah tradisional ada yang berubah dan berbeda, sejalan dengan bertambahnya jumlah penghuni maupun tergantung risiko (kondisi keamanan, geografis, dan topografis). Namun konsep pembangunannya: arsitektur, tata ruang, dan pola tampaknya merujuk tetap menampilkan karakteristik tradisionalnya. Misalnya di Dusun Limbungan, Desa Perigi, Kecamatan Suwela, Lombok Timur; Dusun Sade, Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah; dan Dusun Segenter, Desa Sukadana, Kecamatan Bayan, Lombok Barat.

Bagian rumah terdiri atas atap yang umumnya berbentuk gunungan, menukik ke bawah jarak 1,5-2 meter dari permukaan tanah (fondasi). Atap dan bubungan (bungus)-nya adalah alang-alang yang umumnya menghadap Gunung Rinjani dan berdinding anyaman bambu (kampu). Ruangannya (rong) dibagi menjadi inan bale (ruang induk meliputi bale luar (ruang tidur) dan bale dalem berupa tempat menyimpan harta benda, ruang ibu melahirkan sekaligus ruang disemayamkannya jenazah bila ada penghuninya sebelum dimakamkan).

Gambar II. 13. Atap berbentuk bumbungan yang berjarak 1,5-2 m dari tanah

(26)

commit to user

A.2.3. Fasad Arsitektur Tradisional Lombok

Perkembangan arsitektur tradisional lombok terlihat dalam perubahan bentuk karakter bangunan localnya cukup banyak dipengaruhi oleh karakter arsitektur Jawa – Bali. Dalam hal ini, referens yang digunakan adalah bangunan local yaitu lumbung.

Berdasarkan fungsinya, bangunan lumbung dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan fungsi seperti :

Ruang penyimpanan yaitu berupa rongga atap dengan batas tarib (plafond di bawahnya) yang ukurannya harus besar.

Ruang bale terbuka yang harus cukup banyak mendapat sinar matahari dan hawa segar sehingga padi yang disimpan diatasnya tidak lembab.

Tempatnya tinggi agar tidak diganggu oleh ternak, tikus, serangga dan hama lainnya.

Struktur Dalam Bangunan Lumbung

Struktur dan konstruksi lumbung memakai konsep Tri Angga, yaitu terdiri atas kepala (utama) difungsikan sebagai ruang penyimpanan di bawah atap, badan (madya) difungsikan sebagai ruang bale, dan kaki nista diaplikasikan dalam wujud bebataran. (sumber : Dwijendra. N. K. Acwin Arsitektur Rumah Tradisional Bali, Udayana University Press, hal : 111 )

Kepala

Kaki Badan

(27)

A. Sub Struktur

Tinggi bagian tiang di bawah bale dibuat rendah, yaitu setinggi kaki menggantung pada saat duduk di atas bebaturan atau lantai sehingga memudahkan orang duduk. Lantai lumbung Bali pada umumnya kurang memiliki fungsi sehingga dibuat sederhana dengan pinggiran menggunakan bebatuan yang cukup keras, untuk menahan beban bangunan beserta isinya.

Di bawah kaki tiang ditopang dengan sendi sebagai alas, berukuran sekitar dua kali sendi bangunan biasa. Tumpuan antara tiang lumbung dengan batu sendi dilapisi ijuk untuk mencegah kelembaban dan gangguan rayap atau serangga lainnya.

Penopang sendi adalah pondasi dari pasangan jenis batuan keras yang disebut jongkok asu, memiliki ukuran yang lebih besar dari penampang sendi bangunan karena menerima beban paling berat dari bangunan.

Untuk mendukung beban itu maka jongkok asu dibuat tertanam agak kedalam tanah kemudian ditutup dengan bebaturan/pondasi. Fungsi ruang di bawah kaki, tepatnya ruang di bawah bale, sering di pakai sebagai tempat untuk menyimpan alat-alat pertanian dan kayu bakar, dan tidak jarang dipakai untuk kandang ternak sementara. . ( Sumber : Dwijendra. N. K. Acwin Arsitektur Rumah Tradisional Bali, Udayana University Press, hal : 112 )

B. Super Struktur

Bentuk bagian badan lumbung bertiang empat berdiri secara kokoh yang biasanya dibuat dari bahan kayu nangka. Ruang badan berisi balai-balai dengan alas galar (bilah bambu yang dipasang membujur di atas balok melintang / sunduk), dan di bagian tepi dibatasi kayu dari pohon kelapa (seseh) disebut waton, dengan warna yang sesuai bahan aslinya. Balai-balai dibuat sesuai dengan ukuran panjang dan lebar ruang diantara keempat tiang.

Ruang diatas balai-balai digunakan sebagai tempat duduk dan sebagai tempat melakukan kegiatan sampingan sehari-hari seperti : tempat menghidangkan kopi bagi para tamu atau anggota keluarga yang baru datang; tempat untuk melakukan persiapan hidangan pesta (mebatan) pada saat ada upacara adat / agama; bagi ibu-ibu, ruang ini dipakai sebagai tempat untuk membuat keperluan sehari-hari (pembuatan sesajen, memotong bahan makanan untuk ternak, membuat kue-kue kecil untuk keluarga / untuk dijual, kadang-kadang digunakan sebagai tempat menenun dan sebagainya).

(28)

commit to user

langki juga dipakai sebagai salah satu hiasan lumbung dan berguna sebagai tempat menyimpan pisau / benda-benda kecil yang dipakai sehari-hari. ( Sumber : Sulistyawati, Lumbung Tradisional Bali dan Perkembangannya, 1998 )

H G A ; PENYUWUN B : SUNDUK PEMULANG C : DEDAMPING D : WATON E : LANGKI F : GALAR G : PENYASAH H : SUNAN

Keterangan : 1. PENYUWUN 2. SUNDUK PEMULANG 3. DEDAMPING 4. LANGIT 5. GALAR 6. SUNDUK PUMAU 7. SAKA

8. WATON 9. SUNDUK DAWA 10. SUNDUK BAWAK

(29)

C. Upper Struktur

Atap lumbung berbentuk kampiah (pelana) tinggi, melengkung dan cembung, sehingga ruang dalam yang terbentuk menjadi lebih luas daripada ruang yang ada di bagian badan dan kaki. Ruangan inilah yang digunakan sebagai tempat menyimpan padi. Bentuk atap melengkung berguna agar dapat menampung padi lebih banyak, sebagai usaha pengkondisian ruang, dan air hujan akan cepat jatuh, serta padi di dalam ruang tidak menjadi lembab. Ujung bawah atap memiliki bentuk lengkungan lebih vertikal, berfungsi untuk mempersulit tikus masuk ke ruang penyimpanan padi. Konstruksi atap memakai apit udang (balok kayu yang melintang).Apad serambi di depan pintu masuk lumbung,t ugeh (tiang tegak di tengah atap), memakai bahan kayu.Iga-i ga (usuk) memakai bahan bambu, atau bahan dari kayu kelapa yang disebut seseh, kenca usuk, usuk paling luar dari atap dengan bahan kayu, kolong (listplank) dengan bahan bambu atau kayu, langit-langit dengan bahan kayu. Bahan tradisional yang biasa dipakai untuk penutup atap adalah alang-alang, sehingga warna atap adalah warna alami. Elemen-elemen konstruksi tersebut dikerjakan dengan sistem pasak, baji, serta tali pengikat, tanpa menggunakan paku besi. Ornamen yang biasa ditemukan pada atap lumbung ialah gegodeg, pada bagian pemubug (bagian atas atap lumbung). Ukiran pada bagian atas pintu lumbung dan kadang-kadang pada bagian luar dinding ruang penyimpan an padi. ( Sumber : Sulistyawati, Lumbung Tradisional Bali dan Perkembangannya, 1998 )

Apit-apit

Ulap-ulap

Pintu Kuadi Iga-iga

Apit-apit Iga-iga Langit-langit

Kolong Raab

(30)

commit to user

A.2.4. Jenis – Jenis Bangunan dalam Arsitektur Tradisional Lombok

Jenis – jenis bangunan tradisional Lombok terdiri dari empat jenis berdasarkan fungsi, yaitu :

( sumber : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Arsitektur Tradisional Daerah NTB )

Rumah Tinggal

Rumah tinggal dalam bahasa sasak disebut “ bale “ yang didirikan di atas tanah yang ditinggikan kurang lebih 1.5m – 2m. Bentuk bangunan mengalami perubahan kecil tetapi tidak mempengaruhi bentuk secara keseluruhan. Tipologi pada umumnya berbentuk persegi empat.

Rumah Ibadah

Rumah ibadah ( masjid / Mesige dalam bahasa sasak ) pada umumnya berbentuk bujur sangkar. Dilihat dari bentuk atapnya, ada yang tumpang tiga dan ada yang hanya satu. Sedangkan tiang masjid

(31)

terdapat ditengah-tengah sebanyank empat buah dan ada juga yang hanya bertiang satu. Tiang-tiang ini disebut tiang guru atau saka guru.

Bangunan Tempat Musyawarah

Bangunan tempat musyawarah, tidak memiliki ruang khusus. Musyawarah biasanya dilakukan di kantor balai desa atau di rumah kepala desa.

Bangunan Tempat Menyimpan

Bangunan ini disebut lumbung dengan ruangan yang berbentuk persegi empat. Pada awalnya lumbung ini digunakan sebagai tempat menyimpan padi,akan tetapi sesuai dengan perkembangan zaman lumbung digunakan sebagai bentuk dasar atap rumah tradisional Lombok.

Ruangan bale dalem dilengkapi amben dan dapur, sempare (tempat menyimpan makanan, peralatan rumah tangga lainnya) terbuat dari bambu ukuran 2 x 2 meter persegi atau bisa empat persegi panjang. Kemudian ada sesangkok (ruang tamu) dan pintu masuk dengan sistem sorong (geser). Di antara bale luar dan bale dalem ada pintu dan tangga (tiga anak tangga) tanpa jendela.

A.2.5. Filosofi Arsitektur Tradisional Lombok

Rumah tinggal ( seperti di Dusun Segenter ) dibangun dengan asas cermin, (pintu rumah yang satu dengan rumah di depannya saling berhadapan dan diselingi sebuah berugak di tengahnya), dan sebaliknya seperti rumah di

(32)

commit to user

Dusun Limbongan maupun di Dusun Sade yang arahnya ada yang berhadapan, ada pula yang saling membelakangi.

Rumah yang menghadap timur secara simbolis bermakna bahwa yang tua lebih dulu menerima/menikmati kehangatan matahari pagi ketimbang yang muda yang secara fisik lebih kuat. Juga bisa berarti, begitu keluar rumah untuk bekerja dan mencari nafkah, manusia berharap mendapat rida Allah di antaranya melalui shalat, dan hal itu sudah diingatkan bahwa pintu rumahnya menghadap timur atau berlawanan dengan arah matahari terbenam (barat/kiblat). Tamu pun harus merunduk bila memasuki pintu rumah yang relatif pendek. Mungkin posisi membungkuk itu secara tidak langsung mengisyaratkan sebuah etika atau wujud penghormatan kepada tuan rumah dari sang tamu. Kemudian lumbung, kecuali mengajarkan warganya untuk hidup hemat dan tidak boros sebab stok logistik yang disimpan di dalamnya, hanya bisa diambil pada waktu tertentu, misalnya sekali sebulan. Bahan logistik (padi dan palawija) itu tidak boleh dikuras habis, melainkan disisakan untuk keperluan mendadak, umpamanya guna mengantisipasi gagal panen akibat cuaca dan serangan binatang yang merusak tanaman atau bahan untuk mengadakan syukuran jika ada salah satu anggota keluarga meninggal.

Berugak ( bangunan yang menyerupai gazebo ) yang ada di depan rumah, di samping merupakan penghormatan terhadap rezeki yang diberikan Tuhan, juga berfungsi sebagai ruang keluarga, menerima tamu, juga menjadi alat kontrol bagi warga sekitar. Misalnya, “Kalau sampai pukul sembilan pagi masih ada yang duduk di berugak dan tidak keluar rumah untuk bekerja di sawah, ladang, dan kebun, mungkin dia sakit.

Konstruksi rumah tradisional Sasak agaknya terkait pula dengan perspektif Islam. Anak tangga sebanyak tiga buah adalah simbol daur hidup manusia: lahir, berkembang, dan mati, simbol keluarga batih (ayah, ibu, dan anak), atau berugak bertiang empat simbol syariat Islam: Quran, Hadis, Ijma’, Qiyas). Sejak proses perencanaan rumah didirikan, peran perempuan atau istri diutamakan. Umpamanya, jarak usuk bambu rangka atap selebar kepala istri, tinggi penyimpanan alat dapur (sempare) harus bisa dicapai lengan istri, bahkan lebar pintu rumah seukuran tubuh istri.

(33)

dasar pertimbangan sebagai penentu analisa yang nantinya akan menghasilkan konsep desain resort.

B. ARSITEKTUR POSTMODERN

Postmodernisme bukanlah sebutan akan gaya arsitektur belaka, tapi lebih jauh dari itu, merupakan gerakan filsafat dan moral yang patut dicermati sebagai bagian dari kritik terhadap teori arsitektur modern yang cenderung meniadakan unsur-unsur yang manusiawi seperti simbolisme, dekorasi, dan hal-hal yang sifatnya non fungsional. Hal ini karena arsitektur modern yang kaku dan mendasarkan diri pada fungsi dirasa tidak dapat memberi solusi bagi keinginan manusiawi untuk lebih bebas berekspresi.

B.1. Sejarah Perkembangan Arsitektur PostModern

Arsitektur postmodern seperti yang telah kita ketahui muncul setelah arsitektur modern, arsitektur post modern tidak dapat dipisahkan dengan arsitektur modern karena arsitektur post modern merupakan

Kelanjutan arsitektur modern. Reaksi terhadap arsitektur modern. Koreksi terhadap arsitektur modern.

Gerakan melengkapi dari apa yang masih belum terpenuhi dalam arsitektur modern.

Menyodorkan alternatif sehingga arsitektur tidak hanya satu jalur saja. Memberi kesempatan untuk menangani arsitektur dari kemungkinan – kemungkinan, pendekatan – pendekatan, dan alternatif – alternatif yang lebih luas dan bebas.

(34)

commit to user

Charles Jenks seorang tokoh pencetus lahirnya post modern menyebutkan adanya 3 alasan yan mendasari timbulnya post modern, yaitu :

Kehidupan kita sudah berkembang dari dunia serba terbatas ke desa dunia yang tanpa batas. Perkembangan ini disebabkan oleh cepatnya komunikasi dan tingginya daya tiru manusia (Instant Eclectism ). Canggihnya teknologi telah memungkinkan dihasilkannya produk-produk yang bersifat pribadi, lebih dar sekedar produk-produksi missal dan tiruan missal yang merupakan cirri khas dari modernisme.

Adanya kecendrungan untuk kembali kepada nilai-nilai tradisional atau daerah, sebuah kecendrungan manusia untuk menoleh ke belakang.

B.2. Ciri – ciri Arsitektur PostModern

Ciri-ciri arsitektur postmodern adalah mengakomodasi fungsi dan bentuk yang dirasa perlu untuk hadir dalam rancangan, misalnya arsitektur tradisional, simbolisme, dekorasi, dan sebagainya. Misalnya, bila arsitektur sebuah bangunan itu penuh dengan garis-garis tumpang tindih seperti sarang burung, boleh jadi sang arsitek sedang mengakomodasi bentuk sarang burung dalam bangunannya. Bila dalam desain bangunan terdapat pilar gaya Romawi atau pilar gaya Jawa, tapi menggunakan konstruksi modern, boleh jadi sang arsitek sedang mengakomodasi bentuk ornamentasi dan budaya Romawi atau Jawa dalam bangunannya.

Untuk lebih memperjelas pengertian arsitektur post modern, Charles Jencks memberikan daftar ciri–cirri sebagai berikut:

Ideological

Suatu konsep bersistem yang menjadi asas pendapat untuk memberikan arah dan tujuan. Jadi dalam pembahasan Arsitektur post modern, ideological adalah konsep yang memberikan arah agar pemahaman arsitektur post modern bisa lebih terarah dan sistematis. a. Double coding of Style

Bangunan post modern adalah suatu paduan dari dua gaya atau style, yaitu :

Arsitektur modern dengan arsitektur lainnya. b. Popular and pluralist

(35)

c. Semiotic form

Penampilan bangunan mudah dipahami, Karena bentuk–bentuk yang tercipta menyiratkan makna atau tujuan atau maksud.

d. Tradition and choice

Merupakan hal–hal tradisi dan penerapannya secara terpilih atau disesuaikan dengan maksud atau tujuan perancang.

e. Artist or client

Mengandung dua hal pokok yaitu: - Bersifat seni (intern)

- Bersifat umum (extern)

Yang menjadi tuntutan perancangan sehingga mudah dipahami secara umum.

f. Elitist and participative

Lebih menonjolkan suatu kebersamaan serta mengurangi sikap borjuis seperti dalam arsitektur modern.

g. Piecemal

Penerapan unsur–unsur dasar, secara sub–sub saja atau tidak menyeluruh. Unsur–unsur dasar seperti: sejarah, arsitektur vernakular, lokasi, dan lain–lain.

h. Architect, as representative and activist

Arsitek berlaku sebagai wakil penerjemah, perancangan dan secara aktif berperan serta dalam perancangan.

Stylitic( Ragam )

Gaya adalah suatu ragam (cara, rupa, bentuk, dan sebagainya) yang khusus. Pengertian gaya – gaya dalam arsitektur post modern adalah suatu pemahaman bentuk, cara, rupa dan sebagainya yang khusus mengenai arsitektur post modern:

a. Hybrid Expression

(36)

commit to user

Hasil pengembangan ideology–ideology dan ciri–ciri post modern yang mempengaruhi perancangan dasar sehingga menampilkan perancangan yang bersifat kompleks. Pengamat diajak menikmati, mengamati, dan mendalami secara lebih seksama.

c. Variable Space with surprise

Perubahan ruang–ruang yang tercipta akibat kejutan, misalnya: warna, detail elemen arsitektur, suasana interior dan lain–lain.

d. Conventional and Abstract Form

Kebanyakan menampilkan bentuk–bentuk konvensional dan bentuk– bentuk yang rumit (popular), sehingga mudah ditangkap artinya. e. Eclectic

Campuran langgam–langgam yang saling berintegrasi secara kontinu untuk menciptakan unity.

f. Semiotic

Arti yang hendak di tampilkan secara fungsi. g. Varible Mixed Aesthetic Depending On Context

Expression on content and semantic appropriateness toward function. Gabungan unsur estetis dan fungsi yang tidak mengacaukan fungsi. h. Pro Or Organic Applied Ornament

Mencerminkan kedinamisan sesuatu yang hidup dan kaya ornamen. i. Pro Or Representation

Menampilkan ciri–ciri yang gamblang sehingga dapat memperjelas arti dan fungsi.

j. Pro-metaphor

Hasil pengisian bentuk–bentuk tertentu yang diterapkan pada desain bangunan sehingga orang lebih menangkap arti dan fungsi bangunan. k. Pro-Historical reference

Menampilkan nilai-nilai histori pada setiap rancangan yang menegaskan ciri-ciri bangunan.

l. Pro-Humor

Mengandung nilai humoris, sehingga pengamat diajak untuk lebih menikmatinya.

m. Pro-simbolic

(37)

Design Ideas( Ide-Ide Desain )

Ide-ide desain adalah suatu gagasan perancangan. Pengertian ide-ide desain dalam Arsitektur PostModern yaitu suatu gagasan perancangan yang mendasari Arsitektur Post Modern

a. Contextual Urbanism and Rehabilitation

Kebutuhan akan suatu fasilitas yang berkaitan dengan suatu lingkungan urban.

b. Functional Mixing

Gabungan beberapa fungsi yang menjadi tuntutan dalam perancangan. c. Mannerist and Baroque

Kecenderungan untuk menonjolkan diri. d. All Phetorical Means

Bentuk rancangan yang berarti. e. Skew Space and Extensions

Pengembangan rancangan yang asimetris-dinamis. f. Street Building

g. Ambiquity

Menampilkan ciri-ciri yang mendua atau berbeda tetapi masih unity dalam fungsi.

h. Trends to Asymetrical Symetry

Menampilkan bentuk-bentuk yang berkesan keasimetrisan yang seimbang.

i. Collage/Collision

Gabungan atau paduan elemen-elemen yang berlainan

B.3. Perkembangan Arsitektur PostModern di Indonesia

(38)

commit to user

berkonstruksi modern untuk mencapai nilai-nilai yang dipahami dalam dunia modern. ( sumber : Probo Hindarto, Arsitektur Postmodern, astudioarchitect.com )

Arsitektur postmodern mengaplikasikan gaya hidup modern yang berimbas kepada keinginan untuk memiliki bangunan yang simple, bersih dan fungsional, sebagai simbol dari semangat modern. Namun, gaya hidup semacam ini hanya dimiliki oleh sebagian masyarakat saja, terutama yang berada di kota besar, dimana kehidupan menuntut gaya hidup yang lebih cepat, fungsional dan efisien.

Di Indonesia, gaya modern yang diterapkan terkadang masih memiliki unsur-unsur estetika yang diusung dari gaya klasik ataupun etnik, sedangkan sebagian lagi telah memenuhi kaidah desain modern murni. Masih sering didengar istilah arsitektur klasik modern, arsitektur modern etnik, arsitektur tradisional modern, arsitektur bali modern, dan sebagainya. Di Indonesia, terdapat kecenderungan untuk memasukkan unsur tradisi ornamen yang menjadikannya sebuah kategori arsitektur yang ambigu, arsitektur modern, ataukah postmodern.

B.4. Karakter Arsitektur PostModern di Indonesia

Gaya postmodern di Indonesia cenderung dihindari untuk menghindari ketidak-fahaman masyarakat. Sehingga gaya Arsitektur Modern ataupun postmodern di Indonesia akan muncul sebagai gaya khas “Modern Indonesia” dengan karakter sebagai berikut :

(39)

Memiliki perhatian yang besar terhadap fungsi ruang, yang didapatkan dari pola aktivitas penghuni

Memiliki perhatian yang besar terhadap material bangunan yang digunakan untuk mendapatkan hasil akhir (estetika) yang diinginkan Memiliki analogi mesin dalam penataan dan pengembangan ruang-ruang Menghindari ornamen (bila murni gaya modern), atau menggunakan ornamen (bila postmodern, atau diberi embel-embel semacam: arsitektur modern etnik, arsitektur modern Bali, dan sebagainya)

Penyederhanaan bentuk dan ornamentasi dan penghilangan detail yang ‘tidak diperlukan’ sejauh keinginan desainer (atau pemilik bangunan).

B.5. Karakter Arsitektur PostModern

Arsitektur postmodern memiliki karakter yang serupa dengan arsitektur Lombok ( arsitektur tradisonal ), misalnya kekhasan, ornament, bahan bangunan ( material ) dan teknologi. Selain itu, di samping memiliki karakter aritektur serupa arsitektur postmodern juga memilki beberapa karakter yang bisa dihubungkan dengan karakter bentuk arsitektur Lombok, seperti karakter struktur dalam arsitektur postmodern yang dikaitkan dengan karakter bentuk arsitektur Lombok. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman mengenai arsitektur dalam kebudayaan yang terdiri dari asimilasi, adopsi dan akulturasi.

B.5.1. Gerakan Arsitektur Modern yang mendukung arsitektur postmodern

Dalam arsitektur modern, terdapat beberapa gerakan yang mempunyai karakter dan cirri-ciri tertentu. Dari beberapa gerakan tersebut, terapat satu gerakan arsitektur modern yang dapat mendukung dalam perencanaan resort yang menggunakan pendekatan arsitektur Lombok dalam arsitektur postmodern. Gerakan arsitektur modern tersebut yaituART NOUVEAU.

(40)

commit to user

dikarenakan pesatnya perkembangan teknologi dan pengaruhpengaruh budaya baru dan juga didukung oleh industrialisasi, kolonialisme, urbanisasi, dan revolusi industri.

Ciri Khusus gerakan Art Nouveau :

1. Bangunan Art Nouveau kebanyakan dibangun dengan menggunakan bahan material kaca dan jarang memakai bahan material besi ataupun baja

2.Irama bentuk dari seni Art Nouveau adalah dinamis, mengalir, kurva dan berombak-ombak “cambuk”

3. Bangunan Art Nouveau masih menggunakan ornament

Art Noveau dan Structural rasionalism (Eropa), pada aliran art noveau lebih dipentingkan akan masalah seni, sedangkan pada aliran struktur rasionalism didasarkan pada masalah kejujuran dalam arsitektur.

Aliran Art noveau sangat dikenal karena setiap elemen seninya selalu menunjukan sesuatu yang bergerak dan meliuk-liuk. Kalau dalam struktur rasionalism, konstruksi bangunan ditonjolkan asal konstruksi tersebut benar dan menjadi suatu keindahan

(41)

B.5.2. Aliran-Aliran Dalam Arsitektur Postmodern

Aliran-aliran arsitektur postmodern dibedakan berdasarkan konsep perancangan dan reaksi terhadap lingkungannya. Aliran-aliran tersebut antara lain : ( sumber : Charles Jenks,evolutionary tree)

Historicism, pemakaian elemen-elemen klasik ( misalnya lonic,Doric dan Corinthian ) pada bangunan yang digabungkan dengan pola-pola modern.

Contoh : Aero Saarinen, Philip Johnson Robert Venturi, Kisho Kurokawa, Kyonori Kikutake

Straight Revivalism, perkembangan kembali langgam neo klasik ke dalam bangunan yang bersifat monumental dengan irama komposisi yang berulang dan simetris.

Contoh: Aldo Rossi, Monta Mozzuna, Ricardo Boffil, Mario Botta.

Neo- Vernacularism, menghidupkan kembali suasana atau elemen tradisional dengan membuat bentuk dan pola-pola bangunan local. Contoh : Darbourne dan Darke, Joseph Esherick, Aldo Van Eyck.

Gambar II. 21.Kolom lonic,Doric dan Corinthian

(42)

commit to user

Contextualism ( Urbanist + ad Hoc ), memperhatikan lingkungan dalam penempatan bangunan sehingga didapatkan komposisi lingkungan yang serasi. Aliran ini sering juga di sebut dengan urbanism.

Contoh : Lucien kroll, Leon Krier, James Stirling.

Metaphor & Metaphisical, mengekspresikan secara ekplisit dan implicit ungkapan metafora dan metafisika ( spiritual ) ke dalam bentuk bangunan.

Contoh : Stainley Tigerman, Antonio Gaudi, Mimoru Takeyama.

Post Modern Space, memperlihatkan pembentukan ruang dengan mengkomplikasikan komponen bangunan itu sendiri.

Gambar II. 23.State Library Of Western Australia and Rockingham

Gambar II. 25.Contoh Me thapor dan Metafisika ( Rumah adat batak karo )

(43)

Contoh : Peter Eisenman, Robert Stern, Charles Moore, Pedersen-Fox.

Dengan demikian, berdasarkan tinjauan teori di atas dapat disimpulkan bahwa arsitektur post modern dapat mengakomodasi arsitektur local dalam perencanaan dan perancangan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa cirri-ciri arsitektur postmodern dan aliran yang terkait dalam arsitektur postmodern.

C. RESORT

C.1. DefinisiResort

Terdapat beberapa definisi mengenai resort, antara lain :

Resort didefinisikan sebagai hunian yang terletak di kawasan wisata,

dimana semua pengunjung yang menginap melakukan kegiatan wisata. Pada umumnya terletak cukup jauh dari pusat kota sekaligus duifungsikan sebagai tempat peristirahatan. Secara umumresortdapat diartikan sebagai wadah yang menyediakan fasilitas untuk berlibur, rekreasi, dan olahraga. Selain itu, lazimnya juga digunakan untuk tempat menginap bagi pengunjung yang berlibur dan menginginkan perubahan sesaat dari kegiatan sehari-hari. ( sumber : Nyoman S Pendit, Ilmu Pariwisata 1999 )

Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi

seseorang ,di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang berhubungan dengan kegiata olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta keperluan usaha lainnya. ( sumber : Dirjen Pariwisata,Pariwisata Tanah Air Indonesia hal. 13, 1988 )

(44)

commit to user

Resort adalah tempat peristirahatan di musim panas, di tepi pantai / di

pegunungan yang banyak dikunjungi. ( sumber : John M Echols, Kamus Inggris Indonesia,, Jakarta 1987 )

Resort adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering dikunjungi

orang dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi alamnya.( sumber : A.S. Homby, Oxford Leaners Dictionary of Curent Engglish, 1974 )

Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas

khusus untuk kegiatan bersantai dan berolah raga sepertitennis, golf, spa, tracking, dan jogging, bagian concierge berpengalaman dan mengetahui betul lingkungan resor, bila ada tamu yang mau hitch-hikingberkeliling sambil menikmati keindahan alam sekitar resort ini. ( sumber : Nyoman S Pendit, Ilmu Pariwisata Jakarta, 1999 )

Resort adalah sebuah kawasan yang terrencana tidak hanya sekedar

untuk menginap tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi. Sebuah hotel resort sebaiknya mempunyai lahan yang ada kaitannya dengan obyek wisata, oleh sebab itu sebuah hotel resort berada pada perbukitan, pegunungan, lembah, pulung kecil dan juga pinggiran pantai.( sumber : Chuck Y Gee, Resort Development and Management, 1988 )

Dengan demikian , resort merupakan suatu kawasan atau wadah yang memfasilitasi kegiatan untuk berlbur, rekreasi, olahraga dan terutama untuk menginap atau bermalam. Selain itu juga, resort merupakan suatu kawasan sebagai tempat untuk beristirahat yang pada umumnya terletak dekat dengan daerah wisata, antara lain pegunungan, pantai dan lain sebagainya dan jauh dari keramain kota.

C.1.1 . KarakteristikResort

Ada empat ( 4 ) karakterristik resort yang dibedakan menurut jenis resort lainnya:

Lokasi

(45)

keramaian kota, lalu lintas yang padat dan bising. ( sumber : Fred Lawson, Hotel and Resort Planning, Desaign and Refubihment, 1995 )

Fasilitas

Motivasi pengunjung untuk bersenang – senang dengan mengisi waktu luang, menuntut ketersediaannya fasilitas pokok serta fasilitas rekreatif indoor dan outdoor. Fasilitas pokok adalah ruang tidur sebagai area privasi. Fasilitas rekreasi outdoor meliputi kolam renang, lapangan tennis dan penataan landskap. ( sumber : Manuel Bory and Fred Lawson, Tourism and Recreation Development 1977 )

Arsitektur dan Suasana

Wisatawan yang berkunjung ke resort cenderung mencari akomodasi dengan arsitektur dan suasana yang khusus dan berbeda dengan jenis resort lainnya. Wisatawan pengguna resort cenderung memilih arsitektur yang mendukung tingkat kenyamanan dengan tidak meninggalkan citra yang bernuansa etnik dan suasana yang nyaman untuk berekreasi dan bermalam.

Gambar II.27. Pemandangan pegunungan dan pantai

(46)

commit to user

Segmen Pasar

Sasaran yang ingin dijangkau adalah wisatawan ( asing maupun domestic ) yang ingin berlibur, bersenang-senang menikmati pemandangan alam, pantai, gunung dan tempat – tempat lainnya yang memiliki panorama indah.

Sasaran wisatawan baik mancanegara (asing) dan domestic (local) dapat di tinjau dari :

a. Tingkat ekonomi yang terbagi menjadi :

- Menengah ke bawah

- Menengah (middle)

- Menengah ke atas

Gambar II.28.a. Arsitektur dan suasana etnik

(47)

b. Golongan usia yang meliputi :

- Anak-anak rentang usia 4-15 tahun

- Remaja dengan rentang usia 15 – 19 tahun

- Dewasa dengan rentan usia 20 ke atas

- Lansia (lanjut usia)

c. Asal daerah wisatawan yang secara umum dari luar negeri dan dalam negeri.

C.1.2 KlasifikasiResort

Klasifikasiresort yaitu suatu system pengelompokan resortke dalam berbagai kelas atau tingkatan berdasarkan ukuran penilaian tertentu. Berdasrkan pada Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. PM.10/PW. 301/Pdb – 77 tentang usaha dan klasifikasi resort, ditetapkan bahwa penilaian klasifikasi resort secara minimum didasarkan pada :

Jumlah Kamar

Fasilitas

Peralatan yang tersedia

Mutu pelayananan

(48)

commit to user

C.1.3. Persyaratan dan Kriteria Ruang dalam Resort

Untuk membangun sebuah Ressort harus memperhatikan persyaratan dan kriteria bangunan sebagai berikut : ( sumber : Penelitian Prinsip Hotel Resort oleh Sri Kurniasih,ST)

1) Lokasi dan Lingkungan

Lokasi hotel / resort mudah dicapai kendaraan umum/pribadi roda empat langsung ke area hotel dan dekat dengan tempat wisata.

Hotel / resort harus menghindari pencemaran yang diakibatkan gangguan luar yang berasal dari suara bising, bau tidak enak, debu, asap, serangga dan binatang mengerat.

2) Resort harus memiliki taman baik di dalam maupun di luar bangunan. 3) Resort harus memiliki tempat parkir kendaraan tamu hotel.

4) Tersedianya fasilitas Olah Raga dan Rekreasi

Resort harus mempunyai sarana kolam renang dewasa dan anak-anak. Tersedianya area permainan anak.

Tersedianya Diskotik atau Night Club.

Resort pantai menyediakan fasilitas untuk olah raga air.

Resort gunung menyediakan fasilitas untuk olah raga gunung seperti mendaki gunung, menunggang kuda atau berburu.

Resort harus menyediakan satu jenis sarana olah raga dan rekreasi lainnya merupakan pilihan dari tennis, bowling, golf, fitness center, sauna, billiard, jogging.

5) Bangunan Resort memenuhi persyaratan perizinan sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku.

Ruang Resort memperhatikan arus tamu, arus karyawan, arus barang/produksi resort.

Unsur dekorasi Indonesia harus tercermin dalam : Ruang Lobby

Restoran Kamar Tidur Function Room

(49)

Semua kamar dilengkapi dengan kamar mandi di dalam. Luas Minimal :

Kamar Standar Kamar Suite Tinggi Kamar Minimal

Kamar tidur kedap suara (noise 40 dB)

Pintu dilengkapi dengan alat pengaman berupa kunci double lock. Untuk Resort Pantai :

Lantai dari teraso/ubin/marmer/kayu. Lantai tidak licin, kualitas tinggi. Untuk Resort Gunung :

Seluruh lantai dilapisi karpet

Komposisi vynil 20 %, wool atau jenis bahan lain yang tidak mudah terbakar 80 %.

Jendela dengan tirai yang tidak tembus sinar dari luar.

Tersedia alat pengatur suhu kamar tidur dan ventilasi/exhaust di kamar mandi.

Interior kamar mencerminkan suasana Indonesia. Dinding kamar mandi harus dengan bahan kedap air. Tersedia instalasi air panas dan air dingin

Perlengkapan Kamar Tidur :

Tersedia tempat tidur dengan perlengkapan untuk 1 (satu) orang atau untuk 2 (dua) orang sesuai dengan ukuran kamar standar :

Ukuran tempat tidur 1 (satu) orang Ukuran tempat tidur 2 (dua) orang Perlengkapan Kamar Mandi :

TersediaBathupanti slip,Shower,Grabbardan tempat sabun Wastafel - dan lain-lain

7) Resort harus menyediakan restoran minimal 3 buah yang berbeda jenisnya, salah satunyaCoffe Shop.

Jumlah tempat duduk sebanding dengan luas restoran dengan ketentuan 1,5 m2 per tempat duduk.

(50)

commit to user

Jumlah tempat duduk sebanding dengan luas bar dengan ketentuan 1,1 m2 per tempat duduk.

Lebar ruang kerja bar tender minimal 1 m.

Bar dilengkapi dengan tempat untuk mencuci peralatan dan perlengkapan yang terdiri dari atas :

Wastafel dengan dua buah keran air panas dan air dingin. Mesin pencuci gelas.

Saluran pembuangan air.

9) TersedianyaFunction Roomyaitu ruang untuk acara-acara tertentu (ruang serba guna).

10) TersedianyaLobbydengan luas minimal 100 m2. 11) Resort harus menyediakanLounge.

12) Resort menyediakan telepon umum dilobby. 13) Resort menyediakan toilet umum dilobby.

Toilet Pria :

-Urinoir 4 (empat) buah WC 2 (dua) buah Wastafel

Toilet Wanita :

-WC 3 (tiga) buah Wastafel

Ruang Rias dengan kaca rias

14) Resort menyediakan ruangan yang disewakan untuk keperluan lain di luar kegiatan usaha Resort minimal 3 ruangan untuk kegiatan yang berbeda. 15) Resort harus menyediakan ruangan poliklinik.

16) Tersedianya Dapur dengan luas sekurang-kurangnya 40 % dari luas restoran.

Ruang dapur terdiri dari : Ruang Persiapan

Ruang Pengolahan

Ruang Penyimpanan Bahan Makanan Ruang administrasi(Chef)

Ruang Pencucian dan penyimpanan peralatan/perlengkapan Ruang Penyimpanan bahan bakar gas/elpiji untuk Dapur Lantai dapur tidak licin.

(51)

17) Tersedianya area Administrasi yang terdiri dari Kantor Depan (Front Office)dan Kantor Pengelola Resort

18) Tersedianya area Tata Graha. Ruang Seragam(Uniform Room)

Ruang Lena dengan luas minimal 50 m2 beserta rak. Ruang Jahit Menjahit

Room boy

Tersedia ruang pelayanan kamar tamu minimal 1 (satu) buah untuk setiap 40 kamar

Ruang Binatu dengan luas minimal 100 m2 19) Tersedianya area dan ruang Operator

Tersedianya Gudang yang terdiri dari : Gudang bahan makanan dan minuman Gudang peralatan dan perlengkapan

Gudang untuk engineering Gudang Botol Kosong Gudang barang-barang bekas

Ruang penerimaan barang/bahan yang dapat menampung minimal 1 (satu) truk..

Ruang Karyawan

Ruang Loker dan kamar mandi/WC yang terpisah untuk pria dan wanita.

Ruang Makan Karyawan. Dapur Karyawan.

Ruang Ibadah Karyawan.

C.2. Macam Resort ( sumber : Penelitian Prinsip Hotel Resort oleh Sri Kurniasih,ST)

Resortberdasarkan jenisnya dibedakan menjadi :

a. Resort Daerah

(52)

commit to user

b. Resort Tujuan

Sebuah resor tujuan merupakan resort yang berisi, di dalam dan luar, kemampuan atraksi tamu yang

memungkinkan-dikatakan bahwa sebuah resort tujuan tidak harus dekat dengan sebuah tempat (kota, situs bersejarah, taman tema, atau lainnya) untuk menarik publik. Karakteristik lain dari sebuah resort tujuan adalah menawarkan makanan, minuman, penginapan, olahraga, hiburan, dan perbelanjaan di dalam bangunan sehingga tamu tidak perlu meninggalkan bangunan selama menetap di sana. Fasilitas tersebut

memiliki kualitas yang lebih tinggi bila seseorang menetap di hotel atau makan di restoran kota. Contohnya Atlantis di Bahama, Costa do Sauípe di Brazil Timur laut, Laguna Phuket di Thailand dan Sun City dekat Johannesburg di Afrika Selatan.

c. Resort Lengkap

Resort lengkap adalah sebuah resort yang, disamping menyediakan ameniti dari suatu resort, memberi harga terjangkau yang meliputi kebanyakan atau semua item. Pada tingkat rendah, banyak resort lengkap meliputi penginapan, makanan dan minuman tak terbatas,

Gambar II.30. Collorado ski resort dan Walt Disney Hawaii resort

(53)

aktivitas olahraga, dan hiburan dengan harga terjangkau. Beberapa tahun belakangan, jumlah resort yang menawarkan ameniti "lengkap" telah berkurang banyak;

tahun 1961, lebih dari setengah resort di dunia seperti itu dan tahun 2007, jumlahnya kurang dari sepuluh persen.

d. Resort Bersejarah

Resort bersejarah di sebut pula sebagai resort yang memiliki nilai historical. Resort bersejarah biasanya terletak dekat dengan kawasan wisata bersejarah seperti resort yang terletak dekat dengan candi Borobudur Indonesia.

e. Resort Mewah

Resort mewah disebut pula sebagai sebuah resort yang eksklusif bertarifkan sangat mahal dengan fasilitas dan perlayanan liburan

Gambar II.32. Phuket Hotel Thailand

(54)

commit to user

berbintang lima yang lengkap, Resort mewah sering dapat mendatangkan banyak pengunjung melalui kegiatan wisata seperti golf, olahraga air, fasilitas spa dan kecantikan, ski, ekologi alam atau ketenangan bila mengingat luasnya fasilitas yang ditawarkan maka sebuah resort mewah ini dapat pula dianggap atau disebut sebagai resort tujuan.

C.3. Faktor Penyebab Munculnya Resort

Resort didirikan selain untuk menginap juga sebagai sarana rekreasi. Dengan demikian, timbulnya resort di sebabkan oleh factor-factor berikut :

a. Berkurangnya waktu untuk beristirahat

Bagi masyarakat kota , kesibukan mereka akan pekerjaan selalu menyita waktu mereka untuk dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman.

b. Kebutuhan manusia akan rekreasi

Manusia pada umumnya cenderung membutuhkan rekreasi untuk dapat bersantai dan menghilangkan kejenuhan yang diakibatkan oleh aktivitas mereka.

c. Kesehatan

Kesehatan tubuh manusiadipengaruhi oleh pekerjaan yang melelahkan seingga menimbulkan gejala stress dan gejala lainnya. Untuk dapat memulihkan kesehatan mereka baik manula maupun para pekerja membutuhkan kesegaran jiwa dan raga yang dapat diperoleh di tempat

(55)

berhawa sejuk dan berpemandangan indah yang dsertai dengan akomodasi penginapan sebagai sarana peristirahatan.

d. Keinginan menikmati potensi alam

Keberadaan potensi alam yang indah dan sejuk sangat sulit didapatkan di daerah perkotaan yang penuh sesak, kebisingan dan polusi udara. Dengan demikian keinginan masyarakat perkotaan untuk menikmati potensi alam cukup besar. Oleh sebab itu, resort menawarkan pemandangan alam yang indah dan sejuk sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung ataupun pengguna resort.

D. OBJEK WISATA

D.1. Pengertian Objek Wisata

Objek wisata merupakan segala sesuatu yang menjadikan daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu.( Pengantar Ilmu Pariwisata, Drs. Oka A. Yoeti 1985 )

Objek wisata yaitu segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat. ( Ilmu Pariwisata, Nyoman S Pendit 1994 )

Jadi, Objek wisata merupakan segala sesuatu yang mempunyai daya tarik , keunikan dan nilai yang tinggi, yang menjadi tujuan wisatawan untuk datang ke suatu daerah tertentu.

D.2. Syarat - syarat objek wisata

Sebuah objek wisata yang baik harus mendatangkan wisatawan sebanyak – banyaknya, menahan mereka dalam tempat wisata dalam jangka waktu yang cukup lama, dan member ikepuasan terhadap pengunjung yang datang. Untuk mencapai hal tersebut, beberapa syarat yang harus dilalui yaitu :

Kegiatan dan objek yang terkait dengan wisata itu sendiri harus dalam keadaan yang baik

(56)

commit to user

Objek wisata adalah terminal dari suatu mobilitas spasial atau perjalanan. Oleh karena itu juga harus memenuhi semua determinan mobilitas spasial, yaitu akomodasi, transportasi, dan promosi serta pemasaran

Keadaan di objek wisata harus bisa menahan wisatawan cukup lama

Kesan yang diperoleh wisatawan harus diusahakan selama mungkin saat melihat objek wisata ( sumber : Anatomi pariwisata Indonesia, R>D> Soekadijo 1996)

D.3. Karakteristik Objek Wisata

Ada 3 karakteristik objek wisata yang perlu diperhatikan dalam upaya pengembangan objek wisata tertentu agar dapat menarik untuk dikunjungi wisatawan, antara lain :( Sumber : Analisis Kepariwisataan NTB, Drs. Oka A. Yoeti, 1985 )

Daerah itu harus mempunyai apa yang disebut dengansomething to see” artinya di tempat tersebut harus ada objek wisata dan atraksi wisata yang berbeda dengan apa yang dimiliki oleh daerah lain. Dengan kata lain, daerah tersebut harus memiliki daya tarik yang lebih unik dari pada yang dimiliki daerah lain.

Daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut something to do artinya selain banyak yang disaksikan di tempat tersebut, harus disediakan pula fasilitas rekreasi dan amusementyang dapat membuat wisatawan betah untuk tinggal lama di tempat tersebut.

Gambar

Tabel I.1. Jumlah Wisatawan ke provinsi NTB
Gambar II. 2. Bale ( Rumah tinggal )
Gambar II. 17. Skema Denah rumah tradisional Lombok
Gambar II. 33. Amanjiwo hotel resort di
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jadi post partum sectio caesaria atas indikasi letak sungsang adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu dimana kelahiran janinnya dilakukan

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 Tanggal 01 Juli 2009 Tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum Menyatakan bahwa terdapat beberapa risiko

Selain bentuk di atas pihak sekolah juga menerapkan pembinaan kepribadian Lingkar Qur’an (LQ) diterapkan pada kelas 1 dan kelas 2 pada hari dengan cara mengelompokkan

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang

Menentukan jumlah variabel masukan pada sistem prediktor kadar polutan di Kota Surabaya yang memberikan akurasi prediksi terbaik.. Menentukan parameter sistem prediktor

Mengetahui waktu efektif pemberian ekstrak metanol - air biji P.americana pada penggunaan jangka pendek dalam memberikan efek hepatoprotektif pada tikus jantan yang terinduksi

Keunikan kawasan tradisional itu juga semakin spesifik, yang ditandai dengan bentang alam lansekap yang menarik karena berada di lereng Gunung Andong, bangunan

Hasil observasi ini, diperkuat dengan hasil wawancara awal yang dilakukan pada 5 (lima) dari 78 sekolah SMP Swasta di Kota Pekanbaru, beberapa guru mempunyai