PENDAHULUAN
Latar Belakang
Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba mencakup luasan 3.658 km2
dengan luas permukaan danau 1.103 km2. Wilayah DTA sebagian besar berupa perbukitan (43%) dan pegunungan (30%) dengan puncaknya dapat mencapai ketinggian lebih dari 2000 mdpl. Wilayah DTA Danau Toba yang mencakup
luasan 3.685 km2 terdapat pada tujuh kabupaten yakni Simalungun, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Samosir, Humbang Hasundutan, Dairi dan karo.
Pemanfaatan lahan didominasi oleh semak belukar (41%), hutan (22%), persawahan (13%), pemukiman (11%), padang rumput (8%), dan lahan kering (4%) (Moedjodo dkk. 2003). Jadi, sekitar 53% lahan di DTA Danau Toba berupa
lahan kritis dan tidak produktif, dengan pola pemanfaatan lahan berupa semak belukar, padang rumput, dan lahan kering.
Kondisi ini bisa diperbaiki dengan melakukan penanaman pohon yang mampu tumbuh sesuai kondisi lahan serta manpu memberikan manfaat terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Keberadaan lahan yang berdekatan dengan
masyarakat tentu berakibat adanya interaksi dengan masyarakat. Penanaman pohon diharapkan bukan hanya mampu memberikan fungsi ekologi, tetapi juga
memberikan ekonomi fungsi sosial. Diversifikasi tanaman dapat memberikan dampak positif pada usaha tani, meningkatan penghasilan petani dan tanaman dapat memberikan nilai tambah seperti peningkatan ketersediaan pangan,
peningkatan akses pangan dan penganekaragaman pangan. Jenis bibit yang ditanam untuk memperbaiki degradasi dan ekosistem yang rusak harus memiliki
adaptasi yang tinggi, tidak memiliki syarat tumbuh dan kriteria yang banyak dan pertumbuhan yang relatif cepat, cocok di lahan terbuka.
Salah satu tanaman yang cocok pada lahan kritis adalah Sukun
(Artocarpus communis)yaitu tanaman tropis yang pertumbuhannya berada pada kisaran 20-400C dan juga mampu tumbuh pada dataran tinggi. Tanaman Sukun
yang tinggi dengan perakaran yang tidak begitu dalam tetapi cukup kokoh sehinggga cocok untuk tanaman penghijauan. Tajuknya yang besar mampu mengurangi erosi tanah akibat angin kencang, mengingat perakarannya yang
mencengkram tanah dengan kuat sehingga mampu menyimpan air hujan, sehingga dengan adanya tanaman sukun ini dapat memperbaiki sumber tata air dan
mempertahankan struktur tanah. Tanaman sukun mempunyai arti penting dalam menopang kebutuhan sumber pangan karena sukun merupakan sumber kalori dan juga kandungan gizi yang tinggi (Laksamana, 2011). Berdasarkan hal tersebut
maka perlu dilakukan penelitian tentang Persepsi Masyarakat terhadap Tanaman Sukun (A. communis) di DTA Danau Toba, Desa Paropo I, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi karena desa tersebut merupakan DTA Danau
Toba.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap tanaman Sukun (Artocarpus communis Forst.) di Desa Paropo I, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi.
Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan sebagai bahan
pertimbangan bagi instansi dan pihak yang terkait agar lebih memperhatikan
keberadaan hutan dan ekosistem sekitar hutan agar dapat mempertahankan manfaatnya.
2. Sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat
sekitar dan pemerintah setempat agar dapat dibentuk program kerjasama terkait upaya pelestarian hutan.
3. Untuk bahan kajian bagi penelitian lebih lanjut dimasa mendatang.