• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kepribadian dengan Tingkat Prestasi Mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Kepribadian dengan Tingkat Prestasi Mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kepribadian

2.1.1. Pengertian Kepribadian

Istilah kepribadian ( ) sesungguhnya memiliki banyak arti. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian dan pengukurannya. Di antara para ahli psikologi belum ada kesepakatan tentang arti dan definisi kepribadian itu. Boleh dikatakan jumlah arti dan definisi adalah sebanyak ahli yang mencoba menafsirkannya.

Pembahasan tentang kepribadian akan dimulai dengan membahas tentang pengertian kepribadian menurut orang awam atau pengertian yang umum dijumpai dalam kehidupan sehari,hari. Hal ini dilakukan dengan maksud mempermudah pemahaman tentang arti kepribadian yang sesungguhnya menurut pengertian yang ilmiah (psikologi).

1. Kepribadian menurut pengertian sehari,hari

Kata dalam bahasa inggris berasal dari kata latin: . Pada mulanya kata persona ini menunjuk kepada topeng yang biasa digunakan oleh para pemain sandiwara di Zaman Romawi dalam memainkan peranan, peranannya.Pada waktu itu, setiap pemain sadiwara memainkan peranannya masing,masing sesuai dengan topeng yang dikenakannya. Dari sini lambat,laun kata persona (personality) berubah menjadi satu isltilah yang mengacu kepada gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok atau masyarakatnya, dimana kemudian individu tersebut diharapkan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial (peran) yang diterimanya itu. Dalam kehidupan sehari,hari kita bisa menjumpai pengertian kepribadian semacam ini melalui ungkapan,ungkapan seperti: “Didi kepribadian pahlawan,” atau “Dewi memiliki kepribadian Kartini Sejati.”

(2)

dikenakan atribut” berkepribadian supel”, kepada orang yang suka bertindak keras dikenakan atribut” berkepribadian keras”. Selain itu bahkan sering kita jumpai ungkapan atau sebutan “tidak berkepribadian”.Yang terakhir ini biasanya dialamatkan kepada orang,orang yang lemah, plin,plan, pengecut dan semacamnya.

2. Kepribadian menurut psikologi

Pengertian kepribadian menurut ilmu psikologi bisa diambil dari rumusan beberapa teoris kepribadian yang terkemuka. George Kelly, misalnya memandang kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman, pengalaman hidupnya. Teori yang lain, Gordon Allport merumuskan kepribadian sebagai sesuatu yang terdapat dalam diri induvidu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan. Tepatnya rumusan Allport tentang kepribadian adalah kepribadian merupakan suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas.

Dr. Sugyanto (dalam Pieter & Lumongga Lubis, 2010) mengatakan bahwa kepribadian adalah totalitas ciri,ciri seseorang yang tergambar dalam dalam perilaku dan tak terbatas pada reaksi orang tersebut. Sifat,sifat atau ciri,ciri tersebut merupakan aspek,aspek yang menempel pada diri seseorang dan merupakan referensi yang membedakan dirinya dengan orang lain. Kepribadian dipakai untuk menggambarkan seseorang apa adanya tanpa memberikan suatu penilaian benar atau salah, terpuji atau tercela, dan positif atau negatif.

2.1.2. Faktor<Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian

Menurut Purwanto (2006) terdapat faktor,faktor yang mempengaruhi kepribadian antara lain:

1. Faktor Biologis

(3)

orang sejak dilahirkan telah menunjukkan adanya perbedaan,perbedaan. Hal ini dapat kita lihat pada setiap bayi yang baru lahir. Ini menunjukkan bahwa sifat, sifat jasmani yang ada pada setiap orang ada yang diperoleh dari keturunan, dan ada pula yang merupakan pembawaan anak/orang itu masing,masing. Keadaan fisik tersebut memainkan peranan yang penting pada kepribadian seseorang.

2. Faktor Sosial

Faktor sosial yang dimaksud di sini adalah masyarakat, yakni manusia, manusia lain disekitar individu yang bersangkutan. Termasuk juga kedalam faktor sosial adalah tradisi,tradisi, adat istiadat, peraturan,peraturan, bahasa, dan sebagainya yang berlaku dimasyarakat itu.

Sejak dilahirkan, anak telah mulai bergaul dengan orang,orang disekitarnya. Dengan lingkungan yang pertama adalah keluarga. Dalam perkembangan anak, peranan keluarga sangat penting dan menentukan bagi pembentukan kepribadian selanjutnya. Keadaan dan suasana keluarga yang berlainan memberikan pengaruh yang bermacam,macam pula terhadap perkembangan kepribadian anak.

Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan anak sejak kecil adalah sangat mendalam dan menentukan perkembangan pribadi anak selanjutnya. Hal ini disebabkan karena pengaruh itu merupakan pengalaman yang pertama, pengaruh yang diterima anak masih terbatas jumlah dan luasnya, intensitas pengaruh itu sangat tinggi karena berlangsung terus menerus, serta umumnya pengaruh itu diterima dalam suasana bernada emosional. Kemudian semakin besar seorang anak maka pengaruh yang diterima dari lingkungan sosial makin besar dan meluas.Ini dapat diartikan bahwa faktor sosial mempunyai pengaruh terhadap perkembangan dan pembentukan kepribadian.

3. Faktor Kebudayaan

(4)

a. Nilai,nilai

Di dalam setiap kebudayaan terdapat nilai,nilai hidup yang dijunjung tinggi oleh manusia,manusia yang hidup dalam kebudayaan itu. Untuk dapat diterima sebagai anggota suatu masyarakat, kita harus memiliki kepribadian yang selaras dengan kebudayaan yang berlaku di masyarakat itu.

b. Adat dan Tradisi

Adat dan tradisi yang berlaku disuatu daerah, di samping menentukan nilai, nilai yang harus ditaati oleh anggota,anggotanya, juga menentukan pula cara, cara bertindak dan bertingkah laku yang akan berdampak pada kepribadian seseorang.

c. Pengetahuan dan Keterampilan

Tinggi rendahnya pengetahuan dan keterampilan seseorang atau suatu masyarakat mencerminkan pula tinggi rendahnya kebudayaan masyarakat itu. Makin tinggi kebudayaan suatu masyarakat makin berkembang pula sikap hidup dan cara,cara kehidupannya.

d. Bahasa

Di samping faktor,faktor kebudayaan yang telah diuraikan di atas, bahasa merupakan salah satu faktor yang turut menentukan cirri,ciri khas dari suatu kebudayaan. Betapa erat hubungan bahasa dengan kepribadian manusia yang memiliki bahasa itu. Karena bahasa merupakan alat komunikasi dan alat berpikir yang dapat menunukkan bagaimana seseorang itu bersikap, bertindak dan bereaksi serta bergaul dengan orang lain.

e. Milik Kebendaan

Semakin maju kebudayaan suatu masyarakat/bangsa, makin maju dan modern pula alat,alat yang dipergunakan bagi keperluan hidupnya. Hal itu semua sangat mempengaruhi kepribadian manusia yang memiliki kebudayaan itu.

(5)

adanya dan memperlakukan dirinya sebagaimana mestinya sesuai dengan perkembangan dan dinamika kepribadian yang dimilikinya.

2.1.3. Tahap<Tahap Perkembangan Kepribadian

Meskipun kepribadian seseorang itu relatif konstan, namun dalam kenyataannya sering ditemukan bahwa perubahan kepribadian dapat dan mungkin terjadi, terutama dipengaruhi oleh faktor lingkungan dari pada faktor fisik. Erikson dalam Nana Syaodih Sukmadinata, 2005 mengemukakan bahwa,

tahapan perkembangan kepribadian yaitu:

1. Masa bayi ditandai adanya kecenderungan ! . Perilaku bayi didasari oleh dorongan mempercayai atau tidak mempercayai orang, orang di sekitarnya. Dia sepenuhnya mempercayai orang tuanya, tetapi orang yang dianggap asing dia tidak akan mempercayainya. Oleh karena itu kadang,kadang bayi menangis bila di pangku oleh orang yang tidak dikenalnya. Ia bukan saja tidak percaya kepada orang,orang yang asing tetapi juga kepada benda asing, tempat asing, suara asing, perlakuan asing dan sebagainya. Kalau menghadapi situasi,situasi tersebut seringkali bayi menangis.

2. Masa kanak,kanak awal ditandai adanya kecenderungan ! " #. Pada masa ini sampai,batas,batas tertentu anak sudah bisa berdiri sendiri, dalam arti duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri tanpa ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak lain dia ga telah mulai memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya. 3. Masa pra sekolah ($ % ) ditandai adanya kecenderungan

(6)

4. Masa Sekolah ( % ) ditandai adanya kecenderungan ! . Sebagai kelanjutan dari perkembangan tahap sebelumnya, pada masa ini anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya. Dorongan untuk mengatahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat besar, tetapi di pihak lain karena keterbatasan,keterbatasan kemampuan dan pengetahuannya kadang,kadang dia menghadapi kesukaran, hambatan bahkan kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini dapat menyebabkan anak merasa rendah diri.

5. .Masa Remaja ( ) ditandai adanya kecenderungan ! . Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan–kecakapan yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri,ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitas diri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masing,masing anggota.

6. Masa Dewasa Awal (& ) ditandai adanya kecenderungan ! . Kalau pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya, namun pada masa ini ikatan kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif, dia membina hubungan yang intim hanya dengan orang,orang tertentu yang sepaham. Jadi pada tahap ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang intim dengan orang,orang tertentu, dan kurang akrab atau renggang dengan yang lainnya. 7. Masa Dewasa % ditandai adanya kecenderungan generativity –

(7)

perkembangan individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan kecakapan individu sangat luas, tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segala macam ilmu dan kecakapan, sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas. Untuk mengerjakan atau mencapai hal – hal tertentu ia mengalami hambatan.

8. Masa hari tua ( ) ditandai adanya kecenderungan – . Pada masa ini individu telah memiliki kesatuan atau intregitas pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali mematahkan dorongan tersebut, sehingga keputusasaan acapkali menghantuinya.

Perkembangan kepribadian menurut Jean Jacques Rousseau dalam Dalyono, 2002 berlangsung dalam beberapa tahap yaitu:

1. Tahap perkembangan masa bayi (sejak lahir, 2 tahun)

Tahap ini didominasi oleh perasaan. Perasaan ini tidak tumbuh dengan sendiri melainkan berkembang sebagai akibat dari adanya reaksi,reaksi bayi terhadap stimulus lingkungan.

2. Tahap perkembangan masa kanak,kanak (umur 2,12 tahun)

Pada tahap ini perkembangan kepribadian dimulai dengan makin berkembangnya fungsi indra anak dalam mengadakan pengamatan.

3. Tahap perkembangan pada masa preadolesen (umur 12, 15 tahun)

(8)

Pada masa ini kualitas hidup manusia diwarnai oleh dorongan seksualitas yang kuat, di samping itu mulai mengembangkan pengertian tentang kenyataan hidup serta mulai memikirkan tingkah laku yang bernilai moral.

5. Tahap pematangan diri (setelah umur 20 tahun)

Pada tahap ini perkembangan fungsi kehendak mulai dominan.Mulai dapat membedakan tujuan hidup pribadi, yakni pemuasan keinginan pribadi, pemuasan keinginan kelompok, serta pemuasan keinginan masyarakat.Pada masa ini terjadi pula transisi peran social, seperti dalam menindaklanjuti hubungan lawan jenis, pekerjaan, dan peranan dalam keluarga, masyarakat maupun Negara. Realisasi setiap keinginan menggunakan fungsi penalaran, sehingga dalam masa ini orang mulai mampu melakukan “ ” dan “ ”. Dengan kemampuan inilah manusia mulai tumbuh dan berkembang menuju kematangan pribadi untuk hidup mandiri dan bertanggung jawab.

2.1.4. Tipe Kepribadian

Pendekatan tipologis sudah pernah dilakukan oleh Hipocrates (460,377 SM), Bapak Ilmu Kedokteran, pada abad ke IV SM. Ia mendasarkan tipologinya pada cairan,cairan tubuh yang mempengaruhi temperamen seseorang. Ia membagi kepribadian menjadi empat tipe menurut nama cairan yang mempengaruhinya, yaitu:

a. Melankolik dipengaruhi oleh empedu hitam (murung, depresif) b. Sanguis dipengaruhi oleh darah (gembira, optimistik)

c. Kholerik dipengaruhi oleh empedu kuning (mudah marah)

d. Phlegmatik dipengaruhi oleh cairan lender (tenang, lamban, tidak mudah dirangsang)

(9)

orang,orang yang berbadan tegap dan atletis digolongkan sebagai ( , agak cerewet, agresif, dan sangat aktif secara fisik.

Pendekatan tipologis yang saat ini banyak digunakan adalah tipologi ' yang mula,mula dikembangkan oleh Carl Gustav Jung (1875, 1961) lalu dilanjutkan oleh H.J. Eyesenck. C.G. Jung pada tahun 1921 menerbitkan bukunya $ Dalam buku ini ia mengatakan bahwa kepribadian manusia dapat dibagi menjadi dua kecenderungan ekstrim berdasarkan reaksi individu terhadap pengalamannya.

Pada kutub ekstrim pertama adalah kecenderungan , yaitu menarik diri dan tenggelam dalam pengalaman,pengalaman batinnya sendiri. Orang yang mempunyai kecenderungan ini biasanya tertutup, tidak terlalu memperhatikan orang lain, dan agak pendiam. Kutub ekstrim yang lain adalah yaitu membuka diri dalam kontak dengan orang,orang, peristiwa,peristiwa, dan benda, benda di sekitarnya.

Tipe kepribadian yang akan digunakan dalam penelitian ini hanya dua tipe yaitu ekstrovert dan introvert dikarenakan dua tipe kepribadian ini memiliki pola interaksi yang bertolak belakang sehingga setiap individu hanya dapat memiliki satu dari dua tipe kepribadian ini.

Ekstrovert, seorang ekstrovert memiliki kecenderungan yang mengarahkan kepribadian lebih banyak keluar daripada kedalam dirinya. Karakteristik ekstrovert adalah banyak bicara, ramah, suka bertemu dengan orang,orang, suka mengunjungi tempat baru, dan tidak suka hal,hal yang rutin dan monoton. Tipe kepribadian yang tindakannya dipengaruhi dunia luar, bersifat terbuka, lincah dalam pergaulan, riang, ramah, mudah berhubungan dengan orang lain, melihat realistis dan keharusan, kebal terhadap kritik, ekspresi emosinya spontan, tidak begitu merasa kegagalan, serta tidak banyak mengadakan analisis dan kritik diri sendiri.

(10)

menurutkan kata hati, suka melawak, selalu mempunyai jawaban yang segar dan umumnya menyukai perubahan, periang, supel, optimis, dan senang tertawa. Mereka lebih mudah suka bergerak dan melakukan kegiatanm cenderung agresif, mudah kehilangan kesabaran. Secara keseluruhan perasaannya sulit untuk dijaga dan dia tidak selalu dapat dipercaya.

Introvert, seorang introvert memiliki kecenderungan jarang berkontak dengan peristiwa diluar, berorientasi pada diri sendiri, dan lebih pendiam. Menurut Jung perilaku introvert sebagai seorang yang pendiam, menjauhkan diri dari kejadian,kejadian luar, tidak mau terlibat dengan dunia objektif, tidak senang berada ditengah kerumuan banyak orang. Hall dan Lindzey menambahkan bahwa karakteristik adalah pemalu, introspektif, menyukai buku,buku daripada manusia, suka menyendiri dan tidak ramah kecuali pada teman dekatnya. Mereka cenderung merencanakan segala sesuatu dengan berhati,hati sebelum melangkah dan tidak mudah percaya kata hati. Mereka tidak menyukai kegembiraan/keramaian, menanggapi semua masalah dalam hidup dengan serius, dan menyukai kehidupan yang teratur. Mereka selalu menyembunyikan perasaannya, jarang bertingkah agresif dan tidak mudah kehilangan kesabaran. Mereka orang yang dapat dipercaya, dan agak pesimis.

Seseorang dengan tipe kepribadian tertentu akan tercermin dalam tingkah laku berupa perilaku, ucapan, cara bertindak dalam aktivitas sehari,hari. Tipe kepribadian ekstrovert dan introvert merupakan dua kelompok sikap yang berbeda, yang dimiliki individu sehingga menjadi cirri khas individu tersebut yang tampak dalam aktivitas , kesukaan bergaul # , keberanian mengambil risiko " penurutan dorongan hati , pernyataan perasaan ) , kedalaman berfikir , dan tanggung jawab # (Eysenck & Wilson, 1980).

2.1.5. Pengukuran Kepribadian

Sobur (2003) menyatakan bahwa terdapat beberapa cara untuk mengukur kepribadian, diantaranya yaitu dengan cara sebagai berikut:

(11)

Observasi direk merupakan observasi yang berbeda dengan observasi biasa. Observasi ini mempunyai sasaran yang khusus, sedangkan observasi biasa mengamati seluruh tingkah laku subjek. Observasi direk dilakukan dengan memilih situasi tertentu, yaitu pada saat dapat diperkirakan munculnya indikator dari ciri,ciri yang ingin diteliti, dilakukan dalam situasi yang dikontrol, dapat diulang dan dapat dibuat replikasinya. Observasi direk juga disebut dengan observasi ) Ada tiga tipe metode dalam observasi direk, yaitu:

a) (

Setiap subjek diselidiki pada periode waktu tertentu. Periode tersebut bisa berlangsung selama beberapa detik, beberapa menit, atau bahkan beberapa jam, tergantung pada tipe tingkah laku atau indikator atau ciri,ciri yang ingin diteliti.

b) (

Dalam metode ini" sampling dipilih dari berbagai tingkah laku. Laporan observasinya berupa catatan,catatan yang mencakup intensitas, lama waktunya, dan efek,efek setelah respon.

c) Metode Buku Harian Terkontrol

Dilakukan dengan cara mencatat dalam buku harian tentang tingkah laku khusus yang ingin diketahui oleh yang bersangkutan. Syarat penggunaan metode ini yaitu peneliti adalah orang dewasa dan cukup inteligen, serta dilakukan untuk pengabdian pada perkembangan ilmu pengetahuan.

2. Wawancara *

a) *

(12)

b) ') *

') * merupakan cara * yang berlangsung sangat lama, dan diselenggarakan secara Tujuannya adalah membuat * lelah dan melepaskan sikap defensifnya dengan berbicara terus terang. Cara ini biasanya digunakan untuk meneliti para tersangka tindak kriminal dan sebagai pemeriksaan taraf ketiga. Selain itu juga digunakan dalam memilih pegawai untuk jabatan penting.

3. Tes Proyektif

Metode ini dilakukan untuk mengetahui proyeksi pribadi seseorang melalui gambar atau hal,hal lain yang dilakukannya. Tes ini memberi peluang kepada untuk bisa secara bebas memberikan makna atau arti terhadap hal yang disajikan, dan tidak ada pemaknaan yang dianggap benar atau salah.

4. Inventori Kepribadian

Inventori kepribadian adalah kuesioner yang mendorong individu untuk melaporkan reaksi atau perasaannya dalam situasi tertentu. Kuesioner ini mengajukan pertanyaan,pertanyaan pada setiap orang, dan jawabannya biasanya diberikan dalam bentuk yang mudah dinilai.

2.2. Prestasi Belajar

2.2.1. Pengertian Prestasi Belajar

(13)

itu pada dasarnya didapatkannya kecakapan baru dan perubahan tersebut terjadi karena usaha.

Kemampuan intelektual sangat mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang yang terlihat dari prestasi belajar yang didapat. Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar karena prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan belajar yang merupakan proses pembelajaran. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh mahasiswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.

Winkel (1996) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2011: 787) prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atas ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditujukan dengan tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk indeks prestasi setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar mahasiswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tinggi atau rendahnya prestasi belajar mahasiswa.

2.2.2. Faktor<Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Ahmadi (2004), terdapat 2 faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang, yaitu:

1. Faktor internal

a) Faktor Kesehatan Fisik

(14)

b) Kecerdasan/inteligensi

Intelegensi seseorang mempengaruhi potensi orang tersebut untuk menyelesaikan pendidikannya, dan potensi itu sesuai dengan tingkatan + (IQ) yang dimilikinya, semakin tinggi IQ seseorang maka semakin baik pula potensinya. Dengan melalui ujian saringan yang demikian ketat persaingannya, secara praktis sebenarnya mahasiswa sudah terseleksi dalm hal aspek intelegensinya. Namun kenyataan menunjukkan masih cukup besar kendala untuk keberhasilan belajar mahasiswa.Ternyata intelegensi bukan satu,satunya yang menentukan keberhasilan dalam belajar.

c) Motivasi

Menurut Maslow motivasi adalah sesuatu yang mengarahkan dan membangkitkan suatu tingkah laku pada manusia, baik dari diri sendiri yakni berupa kebutuhan,kebutuhan tertentu seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan maupun dari orang lain. Setiap mahasiswa memiliki motif yang berbeda,beda dalam berprestasi.

d) Minat

Minat merupakan rasa suka dan ketertarikan terhadap sesuatu yang muncul dari dalam diri sendiri tanpa ada yang menyuruh. Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh kemudian melalui proses pembelajaran terhadap hal yang diminati. Untuk membangkitkan minat pada mahasiswa, mahasiswa perlu mengetahui hubungan antara materi yang dipelajarinya dapat membawa kemajuan pada dirinya.

e) Kepribadian

(15)

sehat, akibatnya akan dikompensasikan dalam tindakan,tindakan agresif yang bersifat negatif.

2. Faktor eksternal

Menurut Purwanto (2006) selain faktor internal, juga terdapat faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain:

a) Keadaan keluarga

Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam,macam mau tidak mau turut menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai oleh seseorang. Termasuk dalam keluarga ini, ada tidaknya atau tersedia tidaknya fasilitas,fasilitas yang diperlukan dalam belajar turut memegang peranan penting.

b) Guru dan cara mengajar

Faktor guru dan cara mengajarnya juga merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaiamana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak,anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak.

c) Alat,alat pelajaran

Institusi yang cukup memiliki alat,alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik oleh guru atau dosen, kecakapan pengajar dalam menggunakan alat,alat itu, akan mempermudah dan mempercepat belajar seseorang.

d) Motivasi sosial

Jika seseorang mendapatkan motivasi sosial dari lingkungan sekitarnya, maka akan timbul keinginan dan hasrat belajar yang lebih baik. Motivasi sosial dapat berasal dari orang tua, guru, tetangga, sanak saudara, dan teman sebaya.

e) Lingkungan dan kesempatan

(16)

konsentrasi dari penelitian ini adalah hanya untuk mengetahui peran kepribadian terhadap keberhasilan belajar mahasiswa.

Menurut Azwar (2004) ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi akademik seseorang, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi antara lain faktor fisik dab faktor psikologis. Faktor fisik berhubungan dengan kondisi fisik umum seperti penglihatan dan pendengaran. Faktor psikologis menyangkut faktor,faktor non fisik, seperti minat, motivasi, bakat, inteligensi, sikap, dan kesehatan mental. Faktor eksternal meliputi faktor fisik dan faktor sosial. Faktor fisik menyangkut kondisi tempat belajar, sarana dan perlengkapan belajar, materi pelajaran, dan kondisi lingkungan belajar. Faktor sosial menyangkut dukungan sosial dan pengaruh budaya. Variabel kepribadian juga ikut serta dalam mempengaruhi pencapaian prestasi belajar seperti yang diungkapkan Azwar (2004) bahwa faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar salah satunya adalah variabel kepribadian.

2.2.3. Penilaian Prestasi

Prestasi seorang peserta didik khususnya mahasiswa dalam belajar ditentukan oleh angka indeks prestasi (IP) yang ditentukan pada setiap akhir semester. Indeks Prestasi dibedakan atas Indeks Prestasi semester yang berjalan (IPS) dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).Indeks Prestasi Semester dihitung berdasarkan jumlah beban kredit yang diambil dalam satu semester dikalikan dengan bobot prestasi tiap,tiap mata kuliah kemudian dibagi dengan jumlah beban kredit yang diambil. (Universitas Sumatera Utara, 2014).

Σ (Kis x Nis) IPS =

Σ (Kis)

Kis = jumlah SKS masing,masing mata kuliah pada semester tertentu. Nis = Bobot prestasi setiap mata kuliah pada semester tertentu.

(17)

sampai dengan semester yang terakhir, dikalikan dengan bobot prestasi tiap,tiap mata kuliah kemudian dibagi dengan beban kredit yang diambil (Universitas Sumatera Utara, 2014).

Σ (Kik x Nik)

IPS = Σ (Kik)

Kik = jumlah SKS masing,masing mata kuliah yang sudah dijalani mulai dari semester I (kesatu) sampai dengan semester perhitungan terakhir; Nis = Bobot prestasi setiap mata kuliah yang sudah dijalani mulai dari

semester I (kesatu) sampai dengan semester perhitungan terakhir; Perhitungan Indeks Prestasi dan Indeks Prestasi Kumulatif dilakukan oleh sub bagian pendidikan Fakultas. Klasifikasi Indeks Prestasi Kumulatif dapat dikelompokkan dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 2.1. Klasifikasi Indeks Prestasi Kumulatif No Klasifikasi

Indeks Prestasi Kumulatif

Kategori Indeks Prestasi Kumulatif

1. Gagal 0,00 – 0.99

2. Kurang 1,00 – 1,99

3. Cukup 2,00 – 2,99

4. Baik 3,00 – 3,99

Gambar

Tabel 2.1. Klasifikasi Indeks Prestasi Kumulatif

Referensi

Dokumen terkait

Shipbuilding industry is the core of the cluster that will create wealth in the region with all its prospective opportunities, the customers of shipbuilding industry

Jln. Lapangan Banteng Barat No. Menindaklanjuti surat Kedutaan Besar Republik Indonesia Dhaka nomor B- 00216/DHAKA/130801 perihal pada pokok surat, mohon

[r]

Dari beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa minat adalah suatu sikap yang membuat seorang senang, tertarik, mencurahkan perhatian terhadap obyek

Energi listrik adalah sejumlah daya listrik yang digunakan atau diserap selama waktu tertentu, energi listrik diukur dengan menggunakan alat ukur listrik : Watt.jam meter

[r]

Hasil penelitian ini konsisten dengan Merdiyat, Ahmad, dan Putri, 2012 serta Septia, 2015 yang menunjukkan hasil bahwa kebijakan dividentidak berpengaruh signifikan

Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) khususnya pasal 2 ayat (4) yang menyebutkan