• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALAT DAN UKUR DAN LISTRIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ALAT DAN UKUR DAN LISTRIK"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

KESELAMATAN

KETENAGALISTRIKAN

(K2)

(2)

PENGERTIAN

Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) adalah upaya

untuk mewujudkan lingkungan kerja yang aman,

nyaman dan sehat bagi pegawai dan outsourcing

dalam melaksanakan kegiatan instalasi atau

kegiatan lain perusahaan dengan tujuan untuk

menurunkan potensi penyakit akibat kerja dan

meningkatkan produktivitas perusahaan.

(3)

a. Standarisasi:

- Pemeliharaan APAR - Pengisian kotak P3K b. Keselamatan:

- Andal dan aman bagi instalasi (Keselamatan Instalasi) - Aman dari bahaya bagi manusia :

* Tenaga Kerja (Keselamatan Kerja)

* Masyarakat Umum (Keselamatan Umum) - Akrab lingkungan (Keselamatan Lingkungan) c. Sertifikasi:

- Sertifikasi laik operasi bagi instalasi penyediaan TL,

- Sertifikasi kesesuaian dengan standar PUIL untuk instalasi pemanfaatan TL (instalasi pelanggan),

- Tanda keselamatan bagi pemanfaat TL (alat kerja/rumah tangga) - Sertifikasi kompetensi bagi tenaga teknik ketenagalistrikan

(4)

KEBIJAKAN KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN (K2)

Visi :

Instalasi / kegiatan yang aman, andal dan akrab lingkungan

Penerapan Standar Ketenagalistrikan :

- Pemerintah / DJLPE meminta agar selambat-lambatnya pada

akhir 2005, instalasi PLN harus sudah menerapkan SNI

- Tim Standarisasi PLN memproses SPLN menjadi RSNI

(Rancangan SNI), kemudian diajukan ke DJLPE untuk

diproses dan diajukan ke BSN agar ditetapkan menjadi SNI

- Disamping itu Jasa Litbang menganalisa kebutuhan

standar-standar ketenagalistrikan

(5)

5

Undang-Undang No 15 Tahun 1985 tentang ketenagalistrikan

- Memperhatikan Keselamatan Kerja & - Keselamatan Umum

Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (Pasal 87 : Kewajiban perusahaan menerapkan SMK3 yang terintegrasi dalam sistem manajemen perusahaan)

PP No. 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah.

PP No. 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan Dan Pemanfaatan Tenaga Listrik.

PP No.10/1992 ttg Pelaksanaan Program Jamsostek (antara lain Pelaksanaan Program Jaminan Kecelakaan Kerja)

Keputusan Presiden No.22 Tahun 1993 Tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja

KepMenaker No.5/Men/1996 ttg Sistem Manajemen K3 (SMK3)

(6)

6

KEAMANAN

KESELAMATAN

Keamanan (

security

):

-

Menciptakan kondisi penyelenggaraan suatu kegiatan yang

aman, tenteram dan tertib

-

Mencegah terjadinya kerawanan, ancaman dan gangguan

terhadap keselamatan

Keselamatan (

safety

):

-

Menciptakan kondisi untuk manusia yang aman dari bahaya,

untuk instalasi / bangunan / peralatan yang andal dan aman,

serta untuk instalasi / kegiatan yang akrab lingkungan

-

Mencegah terjadinya kecelakaan manusia, kerusakan instalasi

(7)

7

Dipersiapkan UU Baru ttg.Ktngltk ( K2 )

Dibatalkan MK

(8)
(9)

9

SISTEM KETENAGALISTRIKAN YANG AMAN, ANDAL & AKRAB LINGKUNGAN

SNI WAJIB, STANDAR INTERNASIONAL, STANDAR PABRIKAN, IEC/ISO

KESELAMATAN

(PEGAWAI & TK BUKAN PEG)

KECELAKAAN KERJA

• PROSEDUR KERJA (SOP)

• NILAI AMBANG BATAS (NAB)

• ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

• TANDA PERINGATAN/ LARANGAN

• PEMERIKSAAN KES.KERJA

• SERT.PERALATAN BERBAHAYA

• SERTIFIKAT KOMPETENSI

• TANDA KESELAMATAN PRODUK • SERTIFIKAT LAIK

OPERASI • SERTIFIKAT LAIK

OPERASI • SERTIFIKAT

KOMPETENSI • KESIAPAN ALAT

(10)

10

PP NO.10 TAHUN 1989

PP NO. 3 TAHUN 2005

• PP NO.10 TAHUN 1989

• PP NO. 3 TAHUN 2005

• PP NO 26 TAHUN 2006

Per Men ESDM No 0045

TAHUN 2005

• UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

• MENGACU KEPADA PERATURAN

KEMENTRIAN

LINGKUNGAN HIDUP

• KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

NOMOR 1457 TAHUN 2000 TENTANG

• PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN

(11)

LEMBAGA - Jasa Non-Konstruksi: MESDM cq. DJLPE Ristek,

(12)

UNDANG-UNDANG NO.1 TAHUN 1970

TENTANG KESELAMATAN KERJA

A. bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat

perlindungan atas keselamatannya dalam

melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup

dan meningkatkan produksi serta produktivitas

nasional

B. bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat

kerja perlu terjamin pula keselamatannya

C. bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan

dipergunakan secara aman dan efisien

D. bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan

(13)

SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA

Dengan peraturan perundangan ditetapkan SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA UNTUK:

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;

2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran 3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan

4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya 5. Memberi pertolongan pada kecelakaan

6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja

7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat bekerja baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi, dan penularan

8. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya

9. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada

(14)

14

DIBUTUHKAN

DIBUTUHKAN

SHACKEL STiCK (TONGKAT

HUBUNG)

ALAT PENTANAHAN

PORTABLE (GROUNDING LOKAL)

VOLTAGE TESTERBANGKU ISOLATOR

RAMBU-RAMBU PENGAMAN /

TANDA-TANDA PERINGATAN

TOPI PENGAMAN (HELM)PAKAIAN KERJA

SARUNG TANGAN

SARUNG TANGAN TAHAN

TEGANGAN / BERISOLASI

SARUNG TANGAN UNTUK

PEMELIHARAAN BATERESHACKEL STiCK (TONGKAT

HUBUNG)

ALAT PENTANAHAN

PORTABLE (GROUNDING LOKAL)

VOLTAGE TESTERBANGKU ISOLATOR

RAMBU-RAMBU PENGAMAN /

TANDA-TANDA PERINGATAN

TOPI PENGAMAN (HELM)PAKAIAN KERJA

SARUNG TANGAN

SARUNG TANGAN TAHAN

TEGANGAN / BERISOLASI

SARUNG TANGAN UNTUK

PEMELIHARAAN BATERE

KACA MATA PENGAMAN

SABUK PENGAMAN

SEPATU PANJAT

SEPATU KERJA BIASA

SEPATU TAHAN TEGANGAN /

BERISOLASI

RESPIRATOR (MASKER

HIDUNG)

ALAT PENUTUP TELINGA (EAR

PROTECTOR)

PERALATAN PERNAFASAN

(BREATING APPARAATUS)

JAS HUJAN

PENUTUP DADA UNTUK LAS

LISTRIK, DAN LAIN-LAINKACA MATA PENGAMANSABUK PENGAMAN

SEPATU PANJAT

SEPATU KERJA BIASA

SEPATU TAHAN TEGANGAN /

BERISOLASI

RESPIRATOR (MASKER

HIDUNG)

ALAT PENUTUP TELINGA (EAR

PROTECTOR)

PERALATAN PERNAFASAN

(BREATING APPARAATUS)

JAS HUJAN

PENUTUP DADA UNTUK LAS

(15)

1. PENGURUS DIWAJIBKAN MELAPORKAN

TIAP KECELAKAAN yang terjadi dalam

tempat kerja yang dipimpinnya, pada pejabat

yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja

2. Tata cara pelaporan dan pemeriksaan

(16)

2 (dua) factor diatas merupakan GEJALA akibat

buruknya penerpan dan kurangnya KOMITMEN

MANAJEMEN terhadap K3 itu sendiri.

Setiap kecelakaan yang terjadi pasti ada faktor

PENYEBABNYA, diantaranya :

UNSAFE CONDITION

UNSAFE ACTION

(17)

Beberapa contoh UNSAFE CONDITION

Peralatan kerja yang sudah usang ( tidak laik pakai ).

Tempat kerja yang acak-acakan

Peralatan kerja yang tidak ergonomis.

Roda berputar mesin yang tidak dipasang pelindung

( penutup ).

Tempat kerja yang terdapat Bahan Kimia Berbahaya yang

tidak dilengkapi sarana pengamanan ( labeling, rambu) dll.

(18)

Beberapa contoh UNSAFE ACTION :

Karyawan bekerja tanpa memakai Alat Pelindung Diri

Pekerja yang mengabaikan Peraturan K3.

(19)

MENGAPA KARYAWAN MELAKUKAN TINDAKAN

KURANG AMAN (UNSAFE ACTION) ?

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang

bertindak kurang AMAN dalam melakukan

pekerjaan, antara lain :

A. Tenaga kerja TIDAK TAHU tentang

1. Bahaya – bahaya di tempat kerjanya

2. Prosedur Kerja Aman

3. Peraturan K3

4. Instruksi Kerja dll.

(20)

B. KURANG TERAMPIL ( UNSKILL ) dalam:

1. Mengoperasikan peralatan.

2. Mengemudikan Kenderaan.

3. Mengoperasikan Fire Truck.

4. Memakai alat – alat kerja ( Tool ) dll.

C. KEKACAUAN SISTEM MANAJEMEN K3

1. Menempatkan Tenaga Kerja tidak sesuai

2. Penegakan Peraturan yang lemah

3. Paradikma dan Komitmen K3 yang tidak mendukung

4. Tanggungjawab K3 tidak jelas

5. Anggaran Tdk Mendukung

(21)

BAHAYA LISTRIK BAGI MANUSIA

SHOCK

(TERKEJUT)

SHOCK

(TERKEJUT)

PINGSAN

TERBAKAR

TERBAKAR

KEMATIAN

KEMATIAN

BAHAYA YANG DITIMBULKAN OLEH ARUS / TEGANGAN LISTRIK

TERHADAP MANUSIA ADALAH :

(22)

BATASAN BESARNYA ARUS LISTRIK YANG

MENGALIR MELALUI TUBUH MANUSIA

SERTA PENGARUH LANGSUNG YANG

DIRASAKAN :

ARUS PERSEPSI (PERCEPTION CURRENT)

ARUS MEMPENGARUHI OTOT (LETGO CURRENT) ARUS FIBRILASI (FIBRILLATING CURRENT)

ARUS REAKSI (REACTION CURRENT)

BATASAN BESARNYA ARUS LISTRIK YANG

MENGALIR MELALUI TUBUH MANUSIA

SERTA PENGARUH LANGSUNG YANG

DIRASAKAN :

ARUS PERSEPSI (PERCEPTION CURRENT)

ARUS MEMPENGARUHI OTOT (LETGO CURRENT) ARUS FIBRILASI (FIBRILLATING CURRENT)

(23)

PENGARUH ARUS LISTRIK PADA TUBUH MANUSIA

BESARNYA ARUS PENGARUH PADA TUBUH MANUSIA BELUM DIRASAKAN PENGARUHNYA 0 ……… 0,9 mA

BARUS TERASA ADANYA ARUS LISTRIK 0,9 ……… 1,2 mA MULAI TERASA SEAKAN-AKAN ADA YANG

MERAYAP DIDALAM TANGAN 1,2 ……… 1,6 mA

TANGAN SAMPAI KESIKU MERASA KESEMUTAN

1,6 ……… 6,0 mA

TANGAN MULAI KAKU, RASA KESEMUTAN MAKIN BERTAMBAH

6,0 ……… 8,0 mA

RASA SAKIT TIDAKTERTAHANKAN PENGHANTAR MASIH DAPAT DILEPASKAN

DENGAN GAYA YANG BESAR SEKALI 13 ……… 15,0 mA

OTOT TIDAK SANGGUP LAGI MELEPASKAN PENGHANTAR

15 ……… 20,0 mA

DAPAT MENGAKIBATKAN KERUSAKAN PADA TUBUH MANUSIA

20 ……… 50,0 mA

BATAS ARUS YANG DAPAT MENYEBABKAN KEMATIAN

(24)

1.Education

Tenaga Kerja harus mendapatkan bekal pendidikan &

Pelatihan dalam usaha pencegahan Kecelakaan. Pelatihan K3

harus diberikan secara berjenjang dan berkesinambungan

sesuai tugas dan tanggung jawabnya.

Contoh :

Pelatihan Dasar K3 untuk Karyawan baru, Pelatihan K3

Supervisor, Pelatihan Manajemen K3.

2. Engineering

Rekayasa dan Riset dalam bidang Teknologi dan Keteknikan

dapat dilakukan untuk mencegah suatu kecelakaan.

Contoh :

Pemasangan Alat Pemadam otomatis ,

Memberdayakan Robot , Dll

24

(25)

3.Enforcement

Penegakan Peraturan K3 dan pembinaan berupa pemberian

Sanksi harus dilaksanakan secara tegas terhadap pelanggar

peraturan K3.

Penerapannya harus konsisten dan konsekuen

4. Emergency Respons

Setiap Karyawan atau orang lain yang memasuki tempat kerja

yang memiliki potensi bahaya besar harus memahami langkah –

langkah penyelamatan bila terjadi keadaan darurat.

Contoh :

Kebocoran Tangki Bahan Kimia, Kebakaran, Bencana alam, Dll

(26)

MENENTUKAN TINDAKAN KOREKSI

Tujuan untuk menentukan tindakan koreksi yang paling

cost effective. Hal ini jelas bukan pencarian kesalahan

atau penuduhan korban. Jadi, kita tidak bicara

mengenai investigasi kecelakaan, ini adalah analisis

(27)

1. Apakah ada ketidak sesuaian kinerja (

performance discripency

)?

Ketidak cocokan kinerja bisa berupa “kesalahan menuruti

peraturan" atau “kesalahan melalaikan peraturan" seseorang

pekerja bisa gagal untuk menerapkan perilaku aman tertentu

karena mengambil jalan pintas atau seseorang melakukan

perilaku aman tertentu yang bisa menyebabkan seseorang

terluka.

2. Apakah pekerjaan bisa disederhanakan?

Sebelum mendesain atau mengintervensi suatu ketidak

sesuaian kinerja, pastikan dahulu semua pembetulan

enginering telah dilakukan.

3. Apakah pengharapannya jelas?

Harapan manager puncak yang menginginkan keselamatan

harus bisa dipahami oleh lapis bawah yang lebih bersifat

operasional.

(28)

"Berbicara masalah keselamatan, biasanya kita cerita tentang

teori dan prosedur. Sekarang mari kita rubah pandangan dan

sikap terhadap keselamatan itu, keselamatan bukan lagi

mengatasi kecelakaan, tetapi peduli keselamatan dan

lingkungan. Peduli keselamatan mengandung arti jangan sampai

pekerjaan kita membuat bencana terhadap diri kita, orang lain

dan lingkungan, harusnya bisa di sampaikan atau di tanamkan

juga pada bawahan-bawahannya. Sehingga akhirnya para

pekerja menyadari kemauan pihak atasan dan akan berusaha

(29)

4. Apakah umpan balik berdasarkan perilaku tersedia?

Umpan balik bisa berupa hadiah ataupun hukuman. Hal yang

bisa merendahkan orang berperilaku aman adalah bahwa

perilaku amannya terkadang "dihukum" dengan pekerjaan

lebih, atau bisa jadi perilaku berisiko yang ia lakukan di labeli

dengan pekerjaan yang efisien dan produktif.

5. Apakah saja akibat alami yang ada?

(30)

6. Apakah ada ketidak sesuaian kemampuan? Bagaimana jika

memang orang tersebut tidak tahu bagaimana berperilaku

aman? Maka sebuah pelatihan sangat diperlukan.

(31)

7. Apakah orang tersebut cocok dengan tugasnya?

Perlu diketahui pula kemampuan fisik, mental, dan minat atau

motivasi para karyawan dengan tugas-tugasnya. Orang yang

memiliki minat, kemampuan fisik yang prima, dan mental yang

bagus akan dapat lebih baik bekerja dibandingkan dengan

orang yang tidak berminat dengan pekerjaannya atau karena

keterpaksaan.

8. Pelatihan apa saja yang dibutuhkan?

(32)

Faktor manajemen sangat memegang peranan yang sangat besar

sekali dalam mengadakan sebuah perubahan, dibutuhkan

komitmen dan usaha nyata pihak manajemen untuk dapat

menciptakan pelayanan yang lebih baik lagi kedepannya.

Kinerja yang jelek, pengawasan yang tidak baik, dan manajemen

yang buruk bersatu padu dapat merusak komitmen manajemen

terhadap keselamatan baik petugas maupun masyarakat.

Jangan sampai terjadi bahwa dari sudut perspektif perusahaan,

komitmen manajemen terhadap keselamatan, yang dituangkan

dalam kebijakan K3 dalam Sistem Manajemen K3 (SMK3)

beberapa waktu yang lalu yang telah diterapkan disemua Unit

UPT, hanyalah sebuah kosmetik belaka (

largely cosmetic

).

(33)

yang harus diperhatikan yang berkaitan dengan budaya

keselamatan adalah:

Manajer Unit harus menekankan dengan tegas bahwa

keselamatan adalah bagian dari strategi dalam mengontrol

risiko yang mungkin dihadapi;

Para pengambil keputusan dan para petugas operasional

harus memiliki pandangan realistik bahwa ancaman

keselamatan dalam jangka pendek maupun jangka panjang

akan selalu muncul dalam aktivitas organisasi perusahaan;

(34)

Adanya rasa peduli dan perhatian yang tinggi untuk

menyampaikan segala informasi tentang keselamatan di semua

tingkatan dalam organisasi;

Karyawan dididik dan dilatih dengan baik dan mengerti akan

konsekuensi-konsekuensi dari sikap atau kerja yang kurang

baik.

Pimpinan tingkat atas harus menciptakan iklim sikap positif,

yaitu sikap yang terbuka akan kritik, komentar, dan masukan

dari karyawan tingkat bawah dan juga dari masyarakat

eksternal;

(35)

Untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dibutuhkan praktik yang terbaik:

 Sikap, hal ini dimulai dari management dan mengalir ke bawah.

 Pelibatan, perlu adanya pelibatan dari kalangan pekerja "bawah’, jika mereka tidak "bermain" maka mereka akan celaka.

 Mendengarkan, dengarkan para staf.

 Aksi, putuskan lingkaran. Buktikan anda mendengar dengan melakukan tindakan saat keluhan, near miss, atau insiden dihadapkan.

 Mulai hari pertama, mulai dari hari bekerja yang pertama kali ditanamkan perilaku aman.

 Latih, latih, dan latih. Lakukan pelatihan tanggap darurat, tes kebugaran tahunan, pelatihan ruangan tertutup, pertolongan pertaman, atau apapun yang diperlukan.

(36)

KESIMPULAN

 Dalam melihat kecelakaan kerja yang terjadi, tidak hanya diperlukan penyalahan kepada petugas (aspek manusia) saja, perlu di perhatikan pula aspek perilaku selamat yang diterapkan.

 Jika ingin perilaku aman diterapkan, perlu diterapkan terlebih dahulu semua pembetulan enginering atau perbaikan peralatan dan tugas.

 Pengharapan atau perilaku selamat yang diinginkan harus diketahui dan jelas dipahami para pekerja.

 Perlu juga adanya umpan balik perilaku baik berupa reward ataupun hukuman yang konsisten.

 Kecocokan pekerja (minat, kemampuan, keadaan fisik, dan bakat) dengan tugas yang diberikan harus pula diperhatikan.

 Pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan.

(37)

 Untuk menghindari kecelakaan kerja ditempat kerja dibutuhkan komitmen pihak top manajemen yang konsisten dan dibuktikan dengan tindakan yang nyata.

 Perbaikan peralatan dan alat kerja mutlak dilaksanakan sebelum perbaikan perilaku para pekerja sehingga alat kerja atau peralatan yang kondisinya buruk perlu diperbaiki terlebih dahulu.

SARAN

 Pembentukan perilaku selamat para pekerja perlu dibentuk tidak hanya dengan pelatihan-pelatihan tetapi juga dibentuk kultur atau budayanya.

(38)
(39)

APA YANG MEMBEDAKAN KEDUA GAMBAR DI BAWAH INI?

(40)

TANPA MENERAPKAN K2

40

Tidak memakai helm pengaman

Tidak memakai sarung tangan

(41)

41

DENGAN MENERAPKAN K2

Sudah memakai helm pengaman

Sudah memakai sarung tangan

(42)

FUSE YANG BENAR???

42

Apakah cara yang ini???

(43)

1.Sudah

memakai helm

pengaman

43

Inilah yang sesuai dengan

(44)

CARA MENGGUNAKAN SHACKEL STICK

(45)

45

Tidak memakai helm pengaman

Tidak memakai sarung tangan

(46)

TANGGA

46

Lengkap dengan helm pengaman,

sarung tangan, sepatu berisolasi, dan

(47)

SAAT TEMAN KITA

SEDANG BEKERJA DI

ATAS TIANG

Jika tangga

yang dipanjat

tidak dipegangi

oleh orang yang

di bawah, bisa

(48)

JANGAN NEKAT JIKA INGIN SELAMAT

(49)

DAPAT MEMBAHAYAKAN NYAWA

ANDA

(50)
(51)

PENGERTIAN PENGUKURAN

Mengukur adalah suatu usaha untuk menyatakan sifat

suatu zat atau benda kedalam bentuk angka atau harga.

Pengukuran adalah suatu upaya untuk mendapatkan

mengetahui dimensi besaran listrik.

Dalam memberikan angka atau harga tersebut dalam

prakteknya dilakukan dengan cara

Membandingkan dengan alat tertentu yang

dianggap standar.

Membandingkan besaran tertentu dengan

suatu besaran skala yang telah dikalibrasi.

(52)

PEMAKAIAN ALAT UKUR LISTRIK

Alat ukur listrik dipakai untuk bermacam keperluan dan

untuk bermacam lapangan pekerjaan, yang terpenting

adalah : untuk mengukur arus listrik,

tegangan/potensial listrik, hambatan/resistansi/

tahanan, tenaga listrik, frekuensi dan faktor daya listrik.

Dilihat dari kegunaannya alat ukur besaran listrik dapat

dikatagorikan menjadi : Alat Ukur besaran listrik

(misalnya seperti tersebut diatas) dan Alat Hitung

besaran listrik untuk menghitung jumlah kerja atau

energi listrik (kWh, kVAh dan kVArh)

(53)
(54)

APAKAH LISTRIK ITU

54

Listrik merupakan salah satu bentuk energi yang tersimpan dalam bentuk magnet, muatan elektron, kimia. Untuk mengetahui suatu benda bersifat listrik maka kita hanya bisa mengenalnya dengan gejala yang ditimbulkan dari benda tersebut.

(55)

MUATAN LISTRIK

(56)

ALIRAN LISTRIK

(57)
(58)

KUAT ARUS

Kuat arus merupakan banyaknya muatan listrik (coulomb) yang mengalir pada suatu rangkaian dalam setiap detiknya (coulomb/detik) besarnya kuat arus dinyatakan dalam ampere yang disimbolkan dengan “ I ” yang sering disebut denga arus listrik.

Arus listrik tidak dapat dilihat secara visual tetapi gejala adanya arus listrik dapat diamati / buktikan, Arus Listrik diukur dengan menggunakan amper meter yang dipasang secara seri.

(59)
(60)

POTENSIAL ATAU TEGANGAN

Istilah beda potensial dalam ilmu listrik kurang lazim, dimana lazimnya disebut dengan tegangan dengan satuan volt.

Sumber tegangan adalah sebesar 1 Volt bila sumber tersebut mengalirkan muatan listrik sebesar 1 coulomb untuk melakukan kerja sebesar 1 joule.

Besaran tegangan yang sering digunakan antara lain sebagai berikut :

Prefix Symbol Decimal

1 kilovolt 1 kV 1000 V 1 millivolt 1 mV 1/1000 V 1 microvolt 1 µV 1/1,000,000 V

(61)

Benda atau material yang dapat mengalirkan banyak elektron bebas untuk berpindah atau bergerak secara bebas disebut konduktor, contoh: tembaga, aluminium, perak, besi, sedangkan material yang mengalinkan sedikit elektron bebas untuk berpindah atau bergerak secara bebas disebut isolator, contoh : karet, plastik, gelas , mika , keramik.

(62)

HAMBATAN ATAU RESISTAN

Tahanan Listrik atau disebut juga hambatan atau beban merupakan komponen yang menyerap energi listrik untuk diubah menjadi energi lain seperti : energi panas, cahaya, mekanik, kimia. Tahanan atau hambatan dalam rangkaian listrik berfungsi untuk menghambat laju aliran elektron atau untuk menghambat kuat arus listrik.

(63)

RESISTANSI DARI SUATU BAHAN LISTRIK

 Faktor yang menentukan besarnya nilai Resistansi adalah : 1. Panjang konduktor;

2. Luas penampang;

3. Resistivitas dari bahan/material; 4. Temperatur.

R =

ρ

.

l

/ A ( Ohm / )

Ω

Dimana :

R = resistansi dari konduktor dalam ( )

= resistivitas dari konduktor dalam ( -mm2/m )

ρ

l = panjang dari konduktor dalam ( m )

(64)

DAYA ARUS SEARAH

Daya adalah suatu gaya yang menyebabkan sesuatu benda dapat bergerak (berpindah) atau jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satuan waktu dan diberi simbol “ P ” dengan satuan watt atau joule/detik

1 Watt = 1 Joule/detik adalah jumlah kerja yang dilakukan oleh muatan 1 coulomb yang mengalir melalui perbedaan potensial 1 volt dalam setiap detik, atau sebagai daya yang digunakan bila 1 amper arus mengalir melalui perbedaan potensial 1 volt.

Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

Daya arus searah : P = V . I (Watt)

(65)

ENERGI ARUS SEARAH

Energi listrik adalah sejumlah daya listrik yang digunakan atau diserap selama waktu tertentu, energi listrik diukur dengan menggunakan alat ukur listrik : Watt.jam meter (Wh meter) atau kilo Watt.jam meter (kWh meter).

Satuan energi listrik antara lain : Watt.jam, kilo Watt.jam. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

W = V . I . t Watt jam (Wh)

W = P

.

t

(66)

HUBUNGAN DAYA, ARUS DAN TAHANAN LISTRIK

I

V

R

(67)

Pada arus bolak-balik dikenal beberapa macam daya, yaitu : 1. Daya AKTIF ( P )

Adalah daya yang terpakai secara efektif, yang diukur dengan Watt meter dengan beban bersifat resistif. Untuk menghitung daya efektif digunakan rumus :

P = V . I Cos

φ

(Watt)

2. Daya REAKTIF ( Q )

Adalah daya yang seolah-olah tidak terpakai, tetapi sebenarnya terpakai dan dapat diukur dengan VAr meter dengan beban bersifat induktif atau kapasitif. Untuk menghitung daya reaktif digunakan rumus :

(68)

3. Daya SEMU ( S )

Adalah daya yang dibangkitkan (tersedia) di jaringan, daya semu dapat diukur dengan VA meter. Untuk menghitung daya efektif digunakan rumus :

S = V . I (VA)

Faktor Daya Arus Bolak- Balik ( Cos

φ

)

Berdasarkan rumus perhitungan daya tersebut diatas, dapat digambarkan segi tiga daya dengan sisi-sisinya S, P dan Q sebagai berikut :

S = V.I (VA)

daya semu Q = V.I. Sin

φ

(VAr) daya reaktif

P = V.I. Cos

φ

(Watt) daya aktif / daya nyata

(69)

KONVERSI DAYA MEKANIK

Dalam ilmu mekanik untuk satuan daya biasa

menggunakan istilah horse power (hp), dimana

1 hp setara dengan 746 watt.

Konversi dari daya mekanik menjadi daya

listrik

adalah sebagai berikut :

1 hp = 746 Watt

1 kW = 1.34 hp

atau

(70)

ENERGI ARUS BOLAK- BALIK 1 FASE

Energi listrik adalah sejumlah daya listrik yang digunakan atau diserap selama waktu tertentu, jadi :

Energi Listrik = Daya Listrik x waktu

Satuan energi listrik antara lain : Watt.jam, kilo Watt.jam. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

W = V . I . t Watt jam (Wh)

W = P . t

Untuk menghitung besarnya energi listrik yang digunakan oleh konsumen digunakan alat ukur listrik : kWh meter, kVArh meter dan kVAh meter.

(71)

ARUS BOLAK BALIK 1 FASE

Bila segitiga daya, sisi-sisinya dikalikan

dengan waktu

t

maka akan diperoleh segitiga

energi listrik, sebagai berikut :

V.I.t (VAh) energi semu

V.I.t Sin

φ

(VArh) energi reaktif

V.I.t Cos

φ

(Wh) energi aktif / energi nyata

(72)

MENGUKUR TAHANAN ISOLASI

Alat yang digunakan adalah Megger

(73)

MENGUKUR TAHANAN ISOLASI

Sebelum melakukan pengukuran,

periksa dulu kondisi baterainya!!!

(74)

MENGUKUR TAHANAN ISOLASI ANTARA

SISI TM DENGAN BODY TRAFO

74

Hasil pengukuran = 2000 MΩ

(75)

MENGUKUR TAHANAN ISOLASI ANTARA

SISI TR DENGAN BODY TRAFO

75

Hasil pengukuran = 900 MΩ

(76)

MENGUKUR TAHANAN ISOLASI ANTARA

SISI TM DENGAN SISI TR

76

Hasil pengukuran = 2000 MΩ

(77)

MENGUKUR TEGANGAN FASA-NETRAL

(78)

MENGUKUR TEGANGAN FASA-FASA

(79)

MENGUKUR ARUS LISTRIK

(80)

MENGUKUR FAKTOR DAYA LISTRIK

80

Untuk mengukur tegangan (V)

Untuk mengukur

arus (I)

P = V I cos

φ

(81)

MENGECEK URUTAN FASA

81

Jika urutan fasa terbalik, maka:

(82)

MENGECEK URUTAN FASA

82

Jika urutan fasa benar, maka:

(83)

MENGUKUR PARTIAL DISCHARGE

PADA ARRESTER

Partial Discharge merupakan bentuk pelepasan muatan

listrik yang dapat menyebabkan kegagalan isolasi.

Alat yang digunakan adalah Arrester Default Detector

(ADD).

(84)

MENGUKUR TAHANAN PEMBUMIAN

Alat yang digunakan adalah

Earth Tester.

(85)

MENGECEK KONDISI MINYAK TRAFO

(86)

MENGECEK KONDISI MINYAK TRAFO

86

(87)

MENGECEK KONDISI MINYAK TRAFO

87

(88)

MENGECEK KONDISI MINYAK TRAFO

88

3. Tekan tombol

“UP SWITCH”

(89)

MENGECEK KONDISI MINYAK TRAFO

89

Tunggu sampai terjadi tegangan tembus

yang mengkibatkan alat ukur trip.

Kemudian lihat hasil

pengukurannya. Nilai

tegangan tembusnya

50kV/0,25cm atau

200kV/cm

.

Nilai teg. tembus yang

baik

> 120kV/cm

Nilai teg. tembus yang

buruk

(90)

MENGECEK KONDISI MINYAK TRAFO

90

Catatan:

- Pengambilan minyak trafo dibutuhkan 700

ml.

- Sebaiknya pengambilan dilaksanakan pada

saat cuaca kering

(91)

I. FUSE CUT OUT / FUSE TABUNG PUTUS 1

PHASA

Cara Penanggulangan:

1. Periksa secara visual kondisi bushing TM/TR

2. Periksa secara visual kabel penghantar sisi TM (dari pengaman s/d bushing TM)

3. Periksa elastimol (khusus) dibersihkan dengan Vecom

4. Periksa secara visual kabel sekunder dari lemari bagi TR, saklar utama, hoder, NT fuse

5. Periksa opstik kabel out going TR dan jumper-nya

(92)

6. Apabila langkah 1s/d 5 aman, maka trafo dapat

dioperasikan kembali dengan mengganti pengaman

yang putus sesuai kapasitas trafo

7. Sebelum dioperasikan beban trafo dilepas terlebih

dahulu (lepas saklar utama / NT fuse)

(93)

2 PHASA

Cara Penanggulangan:

1. Periksa secara visual kondisi bushing TM/TR

2. Periksa secara visual kabel penghantar sisi TM

(dari pengaman s/d bushing TM)

3. Periksa elastimol (khusus) dibersihkan dengan Vecom

4. Periksa secara visual kabel sekunder dari lemari

bagi TR, saklar utama, hoder, NT fuse

(94)

TRAFO DAPAT DICOBA TEGANGAN

6. Periksa tahanan isolasi belitan trafo dengan megger

5000V/10000V

a. Sisi Primer (TM)

- Phasa R dengan body > 500MΩ

- Phasa S dengan body > 500MΩ

- Phasa T dengan body > 500MΩ

- Phasa dengan phasa = zero (0MΩ)

b. Sisi Sekunder (TR)

Jangan terlalu lama jika menggunakan megger

5000V

- Phasa R dengan body > 200MΩ

- Phasa S dengan body > 200MΩ

- Phasa T dengan body > 200MΩ

(95)

7. Apabila langkah 1 s/d 6 aman, maka trafo dapat

dioperasikan kembali dengan mengganti pengaman

yang putus sesuai kapasitas trafo

8. Sebelum dioperasikan beban trafo dilepas terlebih

dahulu (lepas saklar utama / NT fuse)

(96)

III. TRAFO MELEDAK (FUSE CUT OUT / FUSE

TABUNG PUTUS 3 PHASA)

Cara Penanggulangan:

1. Periksa kabel sekunder trafo (TR) dan kabel out

going (opstik TR) dengan megger 1000V atau ohm

meter. Ujung kabel harus dibebaskan. Pengukuran

antara ujung kabel (phasa R, S, T, dan Netral) tidak

Zero

2. Periksa MCCB / NFB / saklar utama (di panel bagi)

dengan megger / ohm meter (hasilnya tidak zero)

3. Periksa jumper opstik atau JTR kemungkinan short

circuit / beradu

(97)

5. Langkah 1 s/d 4 harus dilakukan sebelum

penggantian trafo

6. Trafo pengganti harus lebih besar (kVA) dari hasil

pengukuran terakhir

7. Silahkan ganti / pasang trafo baru

(98)

Referensi

Dokumen terkait

Analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi yang ada pada penambahan ekstrak jahe ( Zingiber Officinale ) dan asap cair ( Liquid Smoke ) terhadap kualitas telur

Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan secara konsisten terus mengembangkan program pembinaan olah pikir peserta didik melalui kegiatan Olimpiade Sains Nasional

Setiap anak berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat

Perhatikan bahwa bola yang berasal dari gelas B tidak boleh diambil pada pengambilan ketujuh.. Proses pengambilan bola dilakukan tepat

This study answered two questions about the implementation of teaching listening skill using podcast Voice of American learning English for the eleventh grade

Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini mneyatakan bahwa variabel Experiential Marketing memiliki pengaruh langsung dan signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan

Untuk mengganti bentuk penomeran dapat menggunakan atribut HTML yang melekat pada list , yaitu TYPE.. Berikut ini contoh menampilkan ordered list HTML dengan

Hasil dari Pengujian Hipotesis menentukan bahwa Hipotesis Alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa mengajar kosa kata menggunakan teka teki silang bergambar memberikan