• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Carboxymethyl Cellulose (CMC) Dari Selulosa Kulit Ari Biji Alpukat dan Pemanfaatannya Sebagai Bahan Pengental Pada Saus Tomat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembuatan Carboxymethyl Cellulose (CMC) Dari Selulosa Kulit Ari Biji Alpukat dan Pemanfaatannya Sebagai Bahan Pengental Pada Saus Tomat"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di

Indonesia memungkinkan jenis buah-buahan tumbuh dan berkembang. Salah

satunya adalah alpukat (Persea Americana mill). Alpukat merupakan salah satu

jenis buah yang dapat tumbuh di tempat yang memiliki ketinggian dan curah

hujan bervariasi.

Di kota Medan sendiri, alpukat telah menjadi sumber mata pencaharian

masyarakat dengan mengolahnya menjadi jus, campuran kopi, dan lain-lainnya.

Alpukat merupakan buah yang diminati masyarakat karena rasanya yang nikmat

dan memiliki nilai gizi yang tinggi. Akan tetapi biji alpukat hanya menjadi limbah

yang dibuang dan masih kurang pemanfaatannya.

Biji alpukat mengandung amilum dan juga mengandung asam kaprat,

asam miristat, asam palmitat, asam stearat, asam oleat, asam linoleat dan asam

linolenat. Sedangkan kulit bijinya yang berwarna cokelat kemerahan mengandung

selulosa (Ermaiza, 2009).

Umumnya pada buah alpukat, bagian bijinya yang dianggap tidak

bermanfaat akan diolah kembali menjadi sesuatu yang nantinya bermanfaat. Dan

biasanya, ketika limbah biji alpukat akan diolah bagian kulit ari nya akan dibuang.

Padahal, apabila kulit ari biji alpukat tersebut mendapatkan penanganan lebih

lanjut juga dapat diolah menjadi selulosa. Selulosa dari kulit ari biji alpukat

tersebut dapat diolah menjadi bahan pengental makanan. Carboxymethyl

(2)

Salah satu produk makanan yang menggunakan bahan pengental tersebut

adalah saus tomat. Masyarakat Indonesia menggunakan saus tomat tidak hanya

sebagai penyedap rasa namun juga sebagai pendamping berbagai makanan seperti

kentang goreng, bakwan, campuran kuah, makanan laut dan berbagai makanan

lainnya.

Penggunaan CMC di Indonesia sebagai bahan pengental, penstabil,

pengemulsi dan pembentuk gel dalam produk pangan yang diizinkan oleh Menteri

Kesehatan RI, diatur menurut PP. No. 235/MENKES/PER/VI/1979 adalah 1-2%.

Ermaiza (2009) telah melakukan penelitian tentang Pengaruh Dua Jenis

Polisakarida dalam Biji Alpukat (Persea americana mill) Terhadap Kandungan

Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis dengan HCl 3% dimana dilakukan isolasi

amilum dari biji alpukat dan selulosa terhadap kulit ari biji alpukat dan didapat

kadar serat kasar sebesar 30,23% untuk 5,0010 g kering kulit ari biji alpukat.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji pembuatan

Carboxymethyl Cellulose (CMC) dari selulosa kulit ari biji alpukat dan

pemanfaatannya sebagai bahan pengental pada saus tomat.

1.2Permasalahan

- Berapakah α-selulosa yang dihasilkan dari isolasi kulit ari biji alpukat

- Berapakah CMC yang dihasilkan dari α-selulosa hasil isolasi dari kulit ari

biji alpukat

- Bagaimana pengaruh penambahan CMC terhadap warna, rasa, aroma,dan

kekentalan pada saus tomat

1.3Pembatasan Masalah

- Jenis kulit biji alpukat yang digunakan adalah kulit biji alpukat yang masih

(3)

- Perolehan sampel dibatasi hanya kulit biji alpukat lokal yang diperoleh

dari kedai Pokat Kocok Barokah yang berlokasi di jalan H.M. Jhoni,

Medan.

- Isolasi α-selulosa dilakukan dengan metode biasa.

- Temperatur pembuatan CMC yang digunakan adalah 55o – 65oC (suhu

pemasakan).

- Konsentrasi NaOH yang digunakan pada pembuatan CMC adalah 30%

- Massa CMC yang digunakan sebagai penstabil dalam pembuatan saus

tomat adalah 0,5 g; 1,0 g; dan 1,5 g.

1.4Tujuan Penelitian

- Untuk mengetahui berapa banyak α-selulosa yang dapat diisolasi dari kulit

ari biji alpukat

- Untuk mengetahui berapa banyak CMC dari α-selulosa hasil isolasi dari

kulit ari biji alpukat

- Untuk mengetahui pengaruh penambahan CMC terhadap warna, rasa,

aroma, serta tekstur pada pembuatan saus tomat

1.5Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain :

- Dapat mengetahui apakah α-selulosa dapat diisolasi dari kulit ari biji

alpukat

- Dapat mengetahui sintesis CMC dari α-selulosa hasil isolasi dari kulit ari

biji alpukat

- Dapat mengetahui pengaruh penambahan CMC terhadap warna, rasa,

aroma, serta tekstur pada pembuatan saus tomat

1.6Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia/Kimia Bahan Makanan

FMIPA USU Medan, JASINDO Dumai dan Laboratotium Kimia Organik

(4)

1.7 Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium, di mana pada penelitian ini

dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :

1. Pada tahap ini adalah penyiapan serbuk kulit biji alpukat kemudian diisolasi

untuk mendapatkan α-selulosa. Karakterisasi yang digunakan adalah analisa

gugus fungsi dengan menggunakan Spektroskopi Fourier Transform-Infra Red

(FTIR).

2. Pada tahap ini adalah proses pembuatan karboksimetil selulosa, di mana α

-selulosa ditambahkan dengan isopropanol, NaOH, dan monokloro asetat

kemudian direfluks. Selanjutnya dinetralkan dengan menggunakan asam asetat,

dan etanol. Lalu dikeringkan dengan oven untuk mendapatkan serbuk CMC

kering. Selanjutnya digunakan sentrifugator disertai penambahan akuades dan

aseton untuk memurnikan hasil CMC yang didapat. Karakterisasi yang digunakan

adalah analisa gugus fungsi dengan menggunakan Spektroskopi Fourier

Transform-Infra Red (FTIR), dan analisa viskositas dengan menggunakan metode

viskosimeter Brookfield.

3. Pada tahap ini adalah proses pembuatan selai nanas yaitu buah tomat yang telah

dipilih dicuci dengan air, dilakukan pemanasan air terlebih dahulu kemudian

dimasukkan buah tomat ke dalam air mendidih selama ±20 menit. Kemudian

diangkat dan dimasukkan ke dalam blender dan dihancurkan hingga menyerupai

bubur. Disaring bubur tomat, kemudian dimasak sampai setengah volume awal.

Dimasukkan bumbu-bumbu yang terdiri dari : bunga pala 0,5 g/L, bawang putih

halus 1 g/L, cabai merah 0,5 g/L, merica secukupnya, cengkeh 0,25 g/L dan kayu

manis 1 g/L. Ditambahkan sebanyak 125 g/L gula pasir dan cuka 25% sebanyak

12cc/L sari buah tomat. Kemudian dibagi ke dalam empat volume sama rata.

Masing-masing dimasukkan ke dalam botol kaca, kemudian ditambahkan CMC

dalam berbagai variasi penambahan 0,5 g ; 1,0 g ; 1,5 g dan tanpa penambahan

CMC. Dikukus selama ±15 menit. Leher botol kaca ditutup rapat sambil dibiarkan

(5)

Variabel – variabel yang digunakan adalah :

- Variabel tetap :

Suhu (oC)

Waktu (menit)

Massa serbuk kulit biji alpukat (gram)

Massa buah tomat (gram) Massa serbuk α-selulosa (gram) Konsentrasi CH3COOH (%)

Massa monokloro asetat (gram)

Konsentrasi Saus Tomat (b/v)

Spindle

RPM (%)

- Variabel bebas :

Massa CMC (gram)

- Variabel terikat :

Spektrum Inframerah

Kemurnian

Referensi

Dokumen terkait

Dengan diberikan kumpulan benda konkret, siswa dapat menyatakan kalimat matematika yang berkaitan dengan masalah tentang pengurangan dengan benar.. Dengan diberikan kumpulan

Pada Hari ini Selasa Tanggal Lima belas Bulan Januari Tahun Dua ribu tiga belas, yang bertanda tangan dibawah ini Panitia Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan

J 533 1 15 Jasa Konsultansi Pengawasan Pengawasan Revitalisasi Gedung Kantor

Email : wagiran@uny.ac.id; maswagiran@yahoo.com Unit Kerja : Fakultas Teknik. Status

[r]

pentingnya pelaksaan program K3 ini, maka peneliti tertarik untuk judul “Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Kenyamanan Kerja Karyawan”..

  Tersedia ya hasil  pe gkajia  da  pe ge a ga   odel/progra  PAUD‐Dik as ya g  er utu,     er a asa  ge der, ESD da  ke arga egaraa  glo

Berbeda dengan pembelajar visual yang mengandalkan penglihatan, tipe pembelajar auditorial ini mengandalkan indra pendengaran untuk belajar, sehingga media pembelajaran yang