• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Kadar Protein Pada Susu Kental Manis Kemasan Dengan Menggunakan Metode Kjedahl

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan Kadar Protein Pada Susu Kental Manis Kemasan Dengan Menggunakan Metode Kjedahl"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Susu

Susu merupakan bahan makanan yang sangat penting untuk kebutuhan

manusia, karena mengandung zat yang sangat diperlukan oleh tubuh, seperti protein,

karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Kecuali susu merupakan bahan asal untuk

produk olahan susu, seperti susu kental manis, susu bubuk, susu skim,butter, ice cream,

keju, yogurt dan lain-lain. Susu mudah rusak oleh lingkungan,baik oleh temperatur

udara ataupun udara sekitarnya, sehingga perlu perhatiankhusus untuk penanganan

pada waktu pemerahan ataupun sesudah pemerahanagar diperoleh susu yang

berkualitas baik, memenuhi standar susu yang telahditentukan dan masih layak

dikonsumsi (Soeparno, 2011).

Susu kental diperoleh dengan cara mengurangi (menguapkan) kandungan air

susu sampai kandungan airnya tinggi sekitar 40%. Dengan kadar air yang rendah ini

susu dapt tahan disimpan lama dalam keadaan baik. Apabila akan diminum, susu kental

harus diencerkan lagi dengan air panas atau air hangat.

Beberapa contoh jenis susu kental adalah : susu kental tidak manis, susu kental

manis, susu skim kental dank rim kental. Beda susu kental manis dengan susu kental

tidak manis adalah penambahan gula sehingga terasa manis.

Tahap pembuatan susu kental :

Penyaringan (klarifikasi)

(2)

Pemanasan untuk mengurangi kadar air susu sampai kadar tertentu

(Hadiwiyoto, S., 1994)

2.1.1 jenis-jenis air susu

Kita mengenal bebagai produk air susu, antara lain: sus segar, whole milk, susu

skim, fortified milk, concentrated milk, dan susu kering

A. Susu Segar

Susu segar ialah air susu hasil dari pemerahan yang tidak dikurangi atau

ditambahkan apapun, yang diperoleh dari pemerahan sapi yang sehat secara

continue sampai apuh.

B. Whole Milk

Whole milk: raw milk, Fresh milk sebenarnya susu segar yang setidak-tidaknya

memiliki kandungan lemak 3,25% dan bahan kering tiada lemak (solid non fat)

8,25%.

Whole milk ini kemudian dipasteurisasi untuk membinasakan bakteri yang

mendatangkn penyakit.

C. Susu Skim

Susu skim adalah susu segar yang sdah dikurangi lemaknya menjadi 0,1%.

Sehingga susu bawah atau susu skim ini cocok untuk bayi.

D. Fortified Milk

Fortified skim adalah susu segar yang ditambahkan dengan vitamin-vitamin

dan mineral. Vitamin yang ditambahkan biasanya adalah vitamin D. Vitamin

(3)

E. Susu Konsentrat ( concentrated milk)

Susu Konsentrat adalah susu segar yang dipanaskan ditempat khusus untuk

mengurangi kadar air sehingga menjadi susu yang kental. Susu konsentrat dapat

dibedakan menjadi dua, yakni:

1) Susu kental tanpa gula (unsweeted condensed milk)

Adalah air susu segar yang sebagian airnya, yakni kurang lebih separuhnya

telah diuapakan didalam ruang hampa pada suhu 1240 - 1300 F.

2) Susu kental manis (sweet condensed milk)

Adalah susu segar yang lagsung ditambah gula terlebih dahulu kemudian

diuapkan seperti pada susu kental tanpa gula. Kadar tanpa gula ditambahkan

sebagai bahan pengawet adalah 40% - 44%, sedangkan kadar lemak nya

minimal 8,5% dan bahan kering tanpa lemak 28% . Susu kental ini tidak

baik untuk bayi, karena kandungan lemaknya tiggi.

F. Susu Kering ( Susu tepung)

Susu tepung meliputi susu tepung whole (whole milk) dan susu skim tepung.

Susu whole tepung adalah susu segar yang semua airnya diuapkan sehingga

tinggal tepung saja, kadar airnya tinggal 2%. Sedangkan susu skim tepung

adalah hasil dari susu segar yang kadar lemaknya telah dikurangi tinggal 0,1%

dan airnya diuapkan hingga tinggal 3%. Susu tersebut cocok untuk bayi karena

kandungan proteinnya tinggi dan adar lemaknya rendah. (Aak, 1995)

(4)
(5)

Tidak boleh

2.1.2 Berat Jenis Air Susu

Berat jenis air susu sangat dipengaruhi oleh susunan air itu sendiri

dan suhu lingkungan.

1) Pengaruh susuana air susu terhadap berat jenis.

Semakin tinggi bahan kering yang terkandung dalam air susu semakin

tinggi pula berat jenisnya. Sebaliknya semakin rendah bahan kering yang

(6)

2) Pengaruh suhu terhadap berat jenis

Semakin tinggi suhu lingkungan, maka per satuan volume air susu pun akan

mengembang pula, sehingga berat per satuan susu pun menurun.

Sebaliknya, pada suhu yang rendah air susu akan merapat atau memadat,

sehingga pengaruhnya per satuan volume air susu pun menjadi lebih berat

pula.

Oleh karena itu, untuk mengukur berat jenis air susu tersebut khususnya di

Indonesia ditetapkan pada suhu kamar (27,50C). Untuk mengukur berat

jenis yang dikehendaki, suhu harus disesuaikan terlebih dahulu yakni

27,50C. Air susu yang baik atau normal memiliki berat jenis 1,027 1,031

pada suhu 27,50C. (Aak, 1995)

2.1.3 Sifat – Sifat Air Susu

Air susu yang normal dan sehat memiliki sifat – sifat tertentu yang dapat

diamati pada warna susu, bau, rasa yang khas, berat jenis, dan derajat keasaman.

A. Warna air susu

Warna air susu yang sehat adalah putih kekuning – kuingan dan tidak

tembus cahaya. Keuning – kuningan berarti memiliki kandungan

vitamin A yang tinggi. Air susu yang warnanya agak merah atau biru,

apalagi encer seperti air berarti susu tersebut tidak normal.

(7)

Air susu yang normal atau murni memiliki bau khas, yag mudah

dibedakan dengan susu lain yang telah dipalsukan.

- Air susu yang berbau asan menunjukkan bahwa air susu tersebut

sudah basi.

- Air susu yang busuk menunjukkan bahwa air susu tersebut telah

rusak sama sekali.

- Air susu yang rasanya agak asin atau asam dan pahit, maka air susu

itu sudah mulai rusak

- Air susu yang masih murni, rasanya enak, gurih, sedikit manis, dan

agak berlemak.

C. Berat Jenis air susu dan derajat keasaman

Air susu yang normal memiliki Berat Jenis 1,027 – 1,031 pada suhu

kamar, dan derajat keasamannya 4,50– 7,50 SH. (Aak, 1990)

2.1.4 Syarat – Syarat Pemerahan

Setiap peternak sapi perah di dalamnya melakukan pemerahan harus berupaya

mendapatkan susu yang baik dan sehat. Maka perlu diperhatikan beberapa hal sebagai

berikut:

1) Pemeriksaan kesehatan sapi yang akan diperah

Semua sapi yang akan diperah harus diperiksa kemungkinan adanya penyakit

menular yang berbahaya bagi para konsumen

2) Kesehatan petugas

Setiap petugas pemerah perlu:

(8)

- Kuku – kuku tangan yang panjang harus dipotong

3) Kebersihan tempat dan peralatan yang akan dipakai

Kebersihan tempat dan peralata yang dipakai sangat mempengaruhi kebersihan

dan kesehatan air susu.

3) Kebersihan Sapi

Sapi yang akan diperah juga harus bersih. Air susu yang tercemar akan mudah

rusak.

4) Kebesihan Kamar Susu

Kamar tempat penampung susu harus bersih. Kamar susu yang baik harus

terletak disuatu tempat yang terpisah dari kandang.

5) Pemerahan Dilakukan Dalam Waktu Tertentu

Walaupun sapi bias diperah lebih dari dua kali sehari pada setiap saat, namun

pemerahan yang baik adalah ada jadwal waktu pemeraha secara teratur,

sehingga tidak menimbulkan stress pada sapi yang diperah. Apabila api itu

sehari diperah dua kali, pagi pada jam 5 dan sore pada jam 15.00, maka jadwal

tersebut harus dipertahankan. (Aak,1995)

2.2 Protein

Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yangsangat

bervariasi, dari 5000 hingga lebih dari satu juta.Di samping berat molekulyang

berbeda-beda, protein mempunyai sifat yang berbeda-beda pula.Ada proteinyang

mudah larut dalam air, tetapi ada juga yang sukar larut dalam air (Poedjiadidan

(9)

2.2.1 Penggolongan Protein

Protein adalah molekul yang sangat vital untuk organisme dan terdapat disemua

sel. Protein merupakan polimer yang disusun oleh 20 macam asam aminostandar.

Rantai asam amino dihubungkan dengan ikatan kovalen yang spesifik.Struktur &

fungsi ditentukan oleh kombinasi, jumlah dan urutan asam aminosedangkan sifat fisik

dan kimiawi dipengaruhi oleh asam amino penyusunnya.Penggolongan protein

berdasarkan strukturnya ada empat macam, yaitu strukturprimer, sekunder, tersier dan

kuarterner.Struktur primer (struktur utama), terdiri dari asam-asam amino

yangdihubungkan satu sama lain secara kovalen melalui ikatan peptida.Struktur Primer

ProteinStruktur sekunder, protein sudah mengalami interaksi intermolekul,

melaluirantai samping asam amino.Ikatan yang membentuk struktur ini, didominasi

oleh ikatan hidrogen antar rantai samping yang membentuk pola tertentu

bergantungpada orientasi ikatan hidrogennya. Ada dua jenis struktur sekunder, yaitu:

α-heliksdan β-sheet.Struktur Sekunder Protein α-Heliks (A) dan β-Sheet (B)Struktur

tersier, terbentuk karena adanya pelipatan membentuk strukturyang kompleks.

Pelipatan distabilkan oleh ikatan hidrogen, ikatan disulfida, interaksi ionik, ikatan

hidrofobik, ikatan hidrofilik.Struktur Tersier ProteinStruktur kuartener, terbentuk dari

beberapa bentuk tersier, dengan kata lainmulti sub unit. Interaksi intermolekul antar

sub unit protein ini membentukstruktur keempat/kuartener.Struktur Kuarterner Protein.

2.2.2 Sifat-Sifat Protein

Berat molekul protein sangat besar, ribuan sampai jutaan, sehinggamerupakan

(10)

dihidrolisis oleh asam, basa, atau enzim tertentu danmenghasilkan campuran

asam-asam amino (Yazid dan Nursanti, 2006).

Sifat fisikokimia protein berbeda satu sama lain, tergantung pada komposisidan

jenis asam amino penyusunnya. Sebagian besar protein bila dilarutkan dalamair akan

membentuk dispersi koloidal dan tidak dapat berdifusi bila dilewatkanmelalui

membran semipermeabel. Beberapa protein mudah larut dalam air, tetapiada pula yang

sukar larut. Namun, semua protein tidak dapat larut dalam pelarutorganik, seperti eter,

klorofom, atau benzena (Yazid dan Nursanti, 2006).

Pada umumnya, protein sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh fisik danzat

kimia, sehingga mudah mengalami perubahan bentuk. Perubahan ataumodifikasi pada

struktur molekul protein disebut denaturasi. Hal-hal yang dapatmenyebabkan

terjadinya denaturasi adalah panas, pH, tekanan, aliran listrik, danadanya bahan kimia

seperti urea, alkohol, atau sabun. Proses denaturasi terkadang berlangsung secara

reversible, tetapi ada pula yang irreversible, tergantung padapenyebabnya. Protein

yang mengalami denaturasi akan menurunkan aktivitasbiologinya dan berkurang

kelarutannya, sehingga mudah mengendap (Yazid danNursanti, 2006).

Molekul protein mempunyai gugus amino (–NH2) dan gugus karboksilat

(–COOH) pada ujung-ujung rantainya. Hal ini menyebabkan protein mempunyai

banyak muatan (protoelektrolit) dan bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi denganasam

dan basa. Jika dengan larutan asam atau pH rendah, gugus amino padaprotein akan

bereaksi dengan ion H+, sehingga protein bermuatan positif. Sebaliknya,dalamlarutan

(11)

Adanya muatan pada molekul proteinmenyebabkan protein bergerak di bawah

pengaruh medan listrik (Yazid dan

Nursanti, 2006).

Setiap jenis protein dalam larutan mempunyai pH tertentu yang disebut

titikisoelektrik (TI). Pada pH isoelektrik (pI), molekul protein mempunyai muatan

positif dan negatif yang sama, sehingga saling menetralkan atau bermuatan

nol.Akibatnya, protein tidak bergerak di bawah pengaruh medan listrik. Pada

titikisoelektris, protein akan mengalami pengendapan atau pemurnian suatu

protein(Yazid dan Nursanti, 2006).

2.2.3 Manfaat Protein

Menurut (Priyani dan Mizawarti, 2006), protein berfungsi sebagai berikut:

1. Sebagai enzim yang mengkatalisis semua reaksi kimia dalam metabolism

2. Sebagai regulator untuk aktivitas enzim (merupakan komponen dari enzim

ataupun sebagai messanger kimia dalam hormon maupun reseptor untuk

hormon tersebut

3. Berperan dalam transpor berbagai senyawa penting, seperti ion logam, O2,

glukosa, lipid dan lain-lain.

4. Berperan dalam gerak, seperti kontraksi serabut otot ataupun gerakan mekanis

dalam pemisahan kromosom selama proses pembelahan sel

5. Dibutuhkan untuk fungsi sensor, rhodopsin, protein dalam retina, diperlukan

(12)

6. Berperan dalam sistem imun, immunoglobulin yang merupakan komponen

penting dalam sistem pertahanan hewan tingkat tinggi.

7. Bagian struktural yang memberikan sifat karakteristik kuat, keras

sepertikolagen yang merupakan penyusun tulang, tendon, maupun ligamen.

2.2.4 Urutan Atau Tingkatan Struktur Protein

1. Primer

Protein ini (atau polipeptida besar) terdiri atas 2 rantai polipeptida yang

berikatan secara kovalen dengan ikatan disulfide.

2. Sekunder

Struktur sekunder, hubungan ruang asam amino yang berdekatan pada struktur

primer.

3. Tersier

Susunan keseluruhan dan ubungan berbagai bagian atau domain dan residu

asam amino individual dari rantai polipeptida dinamakan struktr tersier protein.

4. Kuarter

Protein dikatakan mempunyai struktur kuarter jika protein terdiri dari 2 rantai

polipeptida atau lebih disatukan oleh gaya yang bukan ikatan kovalen.

Protein oligodinamik yang sering ditemukan mengandung 2 atau 4 protomer dan

masing – masing dinamakan dimer atau tetramer. (Martin W. 1985)

2.3 Akibat Kekurangan dan Kelebihan Protein 2.3.1 Akibat Kekurangan Protein

(13)

Istilah “kwashiorkor” pertama kali diperkenalkan oleh Dr. CecilyWiliams pada tahun

1993 di Ghana, Afrika. Penyakit ini lebih banyakterdapat pada usia dua hingga tiga

tahun yang komposisi gizi makanannyatidak seimbang, terutama dalam hal protein

(Yuniastuti, 2008).

Menurut (Widodo, 2009 dan Ellya, 2010), gejala penyakitkwashiorkor adalah sebagai

berikut:

a. Pertumbuhan terhambat

b. Otot-otot berkurang dan lemah

c. Pembengkakan (edema) terutama pada perut (pembesaran hati), kaki dan

tangan

d. Muka bulat seperti bulan (moonface)

e. Gangguan psikomotorik

f. Nafsu makan berkurang

g. Rambut halus, jarang dan pirang kemerahan kusam

h. Kulit tampak kering (xerosis) dan memberi kesan kasar dengan garis-garis

permukaan yang jelas

i. Di daerah tungkai dan sikut terdapat kulit yang menunjukkan hiperpigmentasi dan

kulit dapat mengelupas dalam lembar yang besar, meninggalkan dasar yang licin

berwarna putih mengkilat.

2. Marasmus

Marasmus berasal dari kata Yunani yang berarti wasting (merusak).Marasmus

umumnya merupakan penyakit pada bayi (12 bulan pertama)karena terlambat diberi

(14)

kelompok sosial ekonomi rendah disebagian besar negara sedang berkembang dan

lebih banyak darikwashiorkor (Yuniastuti, 2008).

Menurut (Widodo, 2009), gejala penyakit kwashiorkor adalah sebagaiberikut:

a. Pertumbuhan yang terhambat

b. Lemak dibawah kulit berkurang

c. Otot-otot berkurang dan melemah

d. Muka seperti orang tua (Oldman’s face)

2.3.2 Akibat Kelebihan Protein

Jika terlalu berlebihan mengkonsumsi protein, maka dapat memberatkanginjal

dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogendan juga

dapat menyebabkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amonia darah,kenaikan ureum

darah, dan demam. Makanan yang tinggi proteinnya biasanyatinggi lemak sehingga

menyebabkan obesitas, maka diet protein tinggi dianjurkanuntuk menurunkan berat

badan (Ellya, 2010).

2.4 Analisis Protein

2.4.1. Reaksi Xantoprotein

Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalamlarutan

protein. Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat berubahmenjadi kuning

apabila dipanaskan. Reaksi yang terjadi ialah nitrasi padainti benzena yang terdapat

pada molekul protein. Reaksi ini positif untukprotein yang mengandung tirosin,

fenilalanin dan triptofan.

(15)

Larutan protein yang mengandung triptofan dapat direaksikan denganpereaksi

Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat. Pereaksi ini dibuat dari asam oksalat

dengan serbuk magnesium dalam air. Setelahdicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole,

asam sulfat dituangkan perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan di bawah larutan

protein. Beberapa saatkemudian akan terjadi cincin ungu pada batas antara kedua

lapisan tersebut.

2.4.3. Reaksi Millon

Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalamasam nitrat.

Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akanmenghasilkan endapan

putih yang dapat berubah menjadi merah olehpemanasan. Pada dasarnya reaksi ini

positif untuk fenol-fenol, karenaterbentuknya senyawa merkuri dengan gugus

hidroksifenil yang berwarna.

2.4.4. Reaksi Natriumnitroprusida

Natriumnitroprusida dalam larutan amoniak akan menghasilkan warnamerah

dengan protein yang mempunyai gugus –SH bebas. Jadi protein yang mengandung

sistein dapat memberikan hasil positif.

1. Metode Kjeldahl

Metode Kjeldahl merupakan metode sederhana untuk penetapannitrogen total

pada asam amino, protein, dan senyawa yang mengandungnitrogen. Metode Kjeldahl

cocok untuk menetapkan kadar protein yangtidak larut atau protein yang mengalami

koagulasi akibat proses pemanasanmaupun proses pengolahan lain yang biasa

dilakukan pada makanan.Metode ini digunakan untuk menganalisis kadar protein kasar

(16)

adalahkadar nitrogennya. Dengan mengalikan hasil analisis tersebut dengan factor

konversi 6,25, diperoleh nilai protein dalam bahan uji tersebut.Penentuan kadar

protein dengan metode ini memiliki kelemahankarena adanya senyawa lain yang

bukan protein yang mengandung N akanterdeteksi sehingga kadar protein yang

diperoleh langsung dengan metodeKjeldahl ini disebut dengan kadar protein kasar

(Crude Proteint).

Menurut (Bintang, 2010; Yazid dan Nursanti, 2006), metode Kjeldahldilakukan

dengan beberapa tahapan kerja, yaitu:

a. Tahap Destruksi

Pada tahap ini sampel dipanaskan dengan asam sulfat (H2SO4)pekat sehingga

terjadi destruksi menjadi unsur-unsur, diamana seluruh nitrogen (N) organic diubah

menjadi N anorganik, yaitu elemenkarbon (C) teroksidasi menjadi karbon dioksida

(CO2) dan hydrogen (H) teroksidasi menjadi air (H2O), sedangkan elemen

nitrogennyaakan berubah menjadi amonium sulfat [(NH4)2SO4]. Asam sulfat

yangdipergunakan untuk destruksi harus dalam jumlah yang cukup dandiperhitungkan

untuk dapat mengurai bahan protein, lemak, dankarbohidrat di dalam sampel.Untuk

mempercepat destruksi, maka ditambahkan katalisator.Gunning menganjurkan

menggunakan kalium sulfat (K2SO4) dan tembaga (II) sulfat (CuSO4). Dengan

penambahan katalisator ini,maka titik didih asam sulfat akan ditinggikan sehingga

prosesdestruksi akan berjalan dengan cepat. Tiap satu gram kalium sulfat akan

mampumeningkatkan titik didih asam sulfat 30C. Suhu destruksi berkisar antara 3700

– 4100C.Proses destruksi diakhiri jika larutantelah menjadi warna hijau jernih.Reaksi

(17)

Protein + H2SO4(NH4)2SO4 + CO2↑ + SO2↑ + H2O↑

b. Tahap Destilasi

Pada tahap ini, amonium sulfat [(NH4)2SO4] yang terbentukpada setiap tahap

destruksi dipecah menjadi amonia (NH3) denganpenambahan NaOH sampai alkalis

dan dipanaskan. Amonia yangdibebaskan selanjutnya akan ditangkap oleh larutan baku

asam.Larutan baku asam yang dipakai adalah asam sulfat. Agar kontakantara asam dan

amonia berjalan sempurna, maka ujung selangpengalir destilat harus tercelup ke dalam

larutan asam. Destilasi diakhiri bila semua amonia terdestilasi sempurna yang

ditandaidengan destilasi tidak bereaksi basa.Reaksi yang terjadi pada tahap destilasi:

(NH4)2SO4 + 2 NaOH  Na2SO4 + 2 H2O + 2 NH3↑

c. Tahap Titrasi

Penampung destilat yang digunakan adalah asam sulfat berlebih,maka sisa

asam sulfat yang tidak bereaksi dengan amonia dititrasidengan NaOH 0,1 N

menggunakan indikator Mengsel. Titik akhirKatalisatortitrasi dapat ditandai dengan

perubahan warna dari warna ungumenjadi hijau.Rekasi yang terjadi pada tahap titrasi:

NH3 + H2SO4  (NH4)2SO4

Kelebihan H2SO4 + 2 NaOH  Na2SO4 + 2 H2O

Kadar protein dihitung dengan persamaan berikut:

kadar protein =(V1 – V2) x 14.007 x FP x 6.25 x 100%

(18)

Dimana :

V1 = Volume HCl 0,1 N untuk titrasi sampel

V2 = Volume HCl 0,1N untuk titrasi Blanko

N = Normalitas HCl 0,1 N

W = Berat Sampel

Fp = Faktor Pengenceran

Faktor konversi nitrogen tergantung pada persentase nitrogen yang menyusun protein

Referensi

Dokumen terkait

yang umunya ditemukan pada uretra (pria) dan vagina

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal

Alamat : Ngingas Baru Bareng Lor Kec Klaten Utara Klaten NPWP : 01.505.424.0-525.000.

: Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

50 Saya bertanya kepada diri sendiri apakah saya belajar sebanyak yang saya mampu, setiap kali saya menyelesaikan suatu tugas. 51 Saya melupakan informasi baru

Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah akan melaksanakan Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan pengadaan

Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah akan melaksanakan Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan pengadaan

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan karunia kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Maskulinitas pria