• Tidak ada hasil yang ditemukan

Urgensi Analisis Jabatan (Job Analysis) dalam Membangun Sumber Daya Manusia Aparatur yang Profesional di Lingkungan Pemerintahan Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Urgensi Analisis Jabatan (Job Analysis) dalam Membangun Sumber Daya Manusia Aparatur yang Profesional di Lingkungan Pemerintahan Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI

II.1. Reformasi Birokrasi

II.1.1. Pengertian Reformasi Birokrasi

Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan

pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi),

ketatalaksanaan (business prosess) dan sumber daya manusia aparatur. Makna

reformasi birokrasi adalah:

1. Perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola pemerintahan Indonesia

2. Pertaruhan besar bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan abad ke-21

3. Berkaitan dengan ribuan proses tumpang tindih antar fungsi-fungsi

pemerintahan, melibatkan jutaan pegawai, dan memerlukan anggaran yang

tidak sedikit.

4. Menata ulang proses birokrasi dari tingkat tertinggi hingga terendah dan

melakukan terobosan baru dengan langkah-langkah bertahap, konkret, realistis,

sungguh-sungguh, berpikir diluar kebiasaan yang ada, perubahan paradigma

dan dengan upaya yang luar biasa

5. Merevisi dan membangun berbagai regulasi, memodrenkan berbagai

kebijakan,dan praktik manajemen pemerintah pusatdan daerah, dan

menyesuaikan tugas fungsi instansi pemerintah dengan paradigma dan peran

baru.(sumber: www.menpan.go.id, diakses pada tgl 26/01/2016 pukul 14.00

(2)

Tujuan reformasi birokrasi adalah menciptakan birokrasi pemerintah yang

profesional dengan karakteristik, berintegrasi, berkinerja tinggi, bebas dan bersih

dari KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang

teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur Negara.

II.2. Good Governance

II.2.1. Pengertian Good Governance

Tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) merupakan isu

yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik pada penghujung

tahun 1990-an. Tuntutan gencar yang dilakukan oleh masyarakat kepada

pemerintah untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan yang baik sejalan

dengan meningkatnya tingkat pengetahuan masyarakat, di samping adanya

pengaruh globalisasi.Pola lama penyelenggaraan pemerintahan tidak sesuai lagi

tatanan masyarakat yang telah berubah.

Dari segi functional, aspek good governance dapat ditinjau dari apakah

pemerintah telah berfungsi secara efektif dan efisien dalam upaya mencapai

tujuan yang telah digariskan atau sebaliknya. World Bank memberi defenisi, yaitu

the way state power is used in managing economic and social resources for

development of society.Sementara itu, UNDP mendefenisikan sebagai the exercise

of political, economic and administrative authority to manage a nations affair at

all levels. Oleh karena itu, menurut defenisi UNDP, governancemempunyai tiga

kaki (three legs), yaitu economic, political, dan administrative.

(3)

masyarakat.Berdasarkan hal ini, UNDP (dalam Syafri, 2012:179)mengajukan

karakteristik good governance, yaitu sebagai berikut:

1. Participation. Setiapwarga Negara mempunyai suara dalam pembuatan

keputusan, baik secara langsung maupun melalui intermediasi institusi

legitimasi yang mewakili kepentingannya. Partisipasi seperti ini dibangun atas

dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara

konstruktif.

2. Rule of Law.Kerangka hukum harus adil dan dilaksanankan tanpa pandang

bulu, terutama hukum untuk hak asasi manusia.

3. Transparency. Tranparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi.

Proses lembaga dan informasi secara langsung secara langsung dapat diterima

oleh mereka yang membutuhkan. Informasi harus dapat dipahami atau

dipantau.

4. Responsiveness. Lembaga dan proses harus mencoba untuk melayani setiap

stakeholder.

5. Consensus orientation. Good governance menjadi perantara kepentingan yang

berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas,

baik dalam hal kebijakan maupun prosedur.

6. Equity. Semua warga Negara, baik laki-laki maupun perempuan, mempunyai

kesempatan untuk meningkatkan atau menjaga kesejahteraan mereka.

7. Effectiveness and efficiency. Proses dan lembaga menghasilkan sesuai dengan

apa yang telah digariskan dengan menggunakan sumber yang tersedia sebaik

(4)

8. Accountability. Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta,

dan masyarakat bertanggung jawab kepada publik dan lembaga stakeholder.

Akuntabilitas ini tergantung pada organisasi dan sifat keputusan yang dibuat,

misalnya apakah keputusan tersebut untuk kepentingan internal atau eksternal

organisasi.

9. Strategic Vision. Para pemimpin dan publik harus mempunyai perspektif good

governance dan pengembangan manusia yang luas, serta jauh kedepan sejalan

dengan apa yang diperlukan untuk pembangunan semacam ini.

Administrasi publik di Indonesia, melalui Lembaga Administrasi Negara

(LAN) (dalam Nugroho, 2014:336) mengindonesiakan Good Governance sebagai

kepemerintahan yang baik dan mendefenisikan Good Governance sebagai

penyelenggaraan negara yang solid dan brtanggungjawab, serta efisien dan

efektif, dengan menjaga kesinergian interaksi yang kontruktif diantara

domain-domain negara, sektor swasta, dan masyarakat.

II.3. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

II.3.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

Ada begitu banyak perbaikan yang harus dilakukan dalam bidang Sumber

Daya Manusia (SDM) untuk memajukan dunia usaha atau birokrasi karena proses

rekrutmen dan pemeliharaan kinerja pegawai mempunyai dampak terhadap

kinerja organisasi. Manajemen SDM berbicara mengenai pengelolaan orang di

dalam organisasi secara optimal agar kinerja organisasi pun seperti yang

diharapkan. Asumsi yang lahir dari manajemen SDM adalah bahwa manusia

(5)

dorongan, daya dan karsa. Semua potensi itu mempengaruhi upaya organisasi

dalam mencapai tujuannya. Walaupun majunya teknologi, modal, sumber daya

alam, namun jika tanpa sumber daya manusia maka akan sulit bagi organisasi

untuk mencapai tujuannya. Sebagus apapun rumusan tujuan dan rencana

organisasi, maka akan sia-sia jika unsur sumber daya manusia tidak dikelola

secara profesional.

Manajemen SDM merupakan suatu gerakan pengakuan terhadap

pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang potensial dan perlu

dikembangkan sehingga mampu memberikan dampak yang optimal terhadap

kinerja organisasi (Tangkilisan, 2003:2). Perubahan yang terjadi pada era

globalisasi ini mendorong para pesaing bisnis untuk menciptakan persaingan yang

hanya dimenangkan oleh mereka yang mampu memiliki daya saing yang tinggi

dan berkelanjutan. Daya saing yang dimaksud adalah kemampuan bersaing dalam

aspek kecepatan dan inovasi. Daya saing yang tinggi dan berkelanjutan tersebut

hanya dapat dicapai melalui keunggulan dari SDM.Persaingan SDM tersebut

adalah persaingan dalam kualitas SDM dari setiap organisasi. Bahkan,

keunggulan suatu bangsapun ditentukan oleh keunggulan daya saing manusianya.

Kualitas SDM ini diukur dari kemampuan pengetahuannya. Semakin kuat

pengetahuan SDM suatu organisasi, semakin kuat daya saingnya. Daya saing

SDM inilah yang saat ini menetukan daya saing suatu organisasi. Pengetahuan

SDM yang dimaksudkan adalah kemampuan SDM yang dapat dilihat dari

kinerjanya dan terlihat dari perilaku kerjanya yang kompeten, cepat dan inovatif

(6)

Masalah yang dihadapi setiap organisasi pada umumnya adalah bagaimana

agar organisasi mampu meningkatkan pengetahuan secara berkelanjutan dari

SDM-nya yang sesuai dengan tuntutan tantangan yang dihadapi. Untuk

menghadapi setiap tuntutan tantangan tersebut setiap organisasi sebaiknya

mengembangkan MSDM agar dapat menghadapi setiap tantangan dan tidak

tertinggal oleh setiap perkembangan yang baru.

Beberapa para ahli manajemen sumber daya manusia (MSDM)

memberikan defenisi mengenai manajemen sumber daya manusia yaitu sebagai

berikut (dalam Sofyandi, 2008:5-6).

“human resource management encompasses those activities design in to

provide for and coordinate the human resources of organization.” (Lloyd L. Byars and Leslie Rue, 2000:3)

“human resource management (HRM) is a series of integrated decisions

that from the employment relationship: their quality directly contributes to ability of the organization and the employees to achieve their objectives.” (George T Milkovich and John W. Boudreau, 1997:2)

“human resource management involves all management decisions and

practices that directly affect or influence the people or human resources,

who work for the organization.” (Fisher, Schoenfeldt and Shaw, 1993:5)

“human resource management will find a supervisory role where will

make decisions about hiring, compensation, performance evluation,

employee discipline, promotions, and transfer.” (Terry Leap and Michael

D Crino, 1993:7)

Dari berbagai defenisi yang dipaparkan oleh para ahli tersebut dapat

ditarik kesimpulan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah serangkaian

kegiatan yang menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam setiap aktivitas

sumber daya manusia mulai dari proses rekrutmen, seleksi, pelatihan dan

(7)

penilaian kerja, pemberian kompensasi, hingga pemutusan hubungan kerja untuk

pencapaian tujuan organisasi yang efektif dan efisien.

Tujuan manajemen sumber daya manusia secara umum adalah untuk

memastikan bahwa organisasi mampu mencapai keberhasilan melalui

manusia.Sistem manajemen sumber daya manusia dapat menjadi sumber

kapabilitas organisasi yang memungkinkan perusahaan atau organisasi dapat

belajar dan mempergunakan kesempatan untuk peluang baru. Secara khusus,

manajemen sumber daya manusia bertujuan untuk: (Sedarmayanti, 2009:13)

1. Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan karyawan

capak, dapat dipercaya dan memiliki motivasi tinggi, seperti yang diperlukan.

2. Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang melekat pada manusia

kontribusi, kemampuan dan kecakapan mereka.

3. Mengembangkan sistem kerja dengan kinerja tinggi yang meliputi prosedur

perekrutan dan seleksi yang teliti, sistem kompensasi dan insentif yang

tergantung pada kinerja, pengembangan manajemen serta aktivitas pelatihan

yang terkait kebutuhan bisnis.

4. Mengembangkan praktek manajemen dengan komitmen tinggi yang

menyadari bahwa karyawan adalah pihak terkait dalam organisasi bernilai

dan membantu mengembangkan iklim kerja sama dan kepercayaan bersama.

5. Menciptakan iklim, dimana hubungan yang produktif dan harmonis dapat

dipertahankan melalui asosiasi antara manajemen dengan karyawan.

6. Mengembangkan lingkungan, dimana kerjasama tim dan fleksibilitas dapat

(8)

7. Membantu organisasi menyeimbangkan dan mengadaptasikan kebutuhan

pihak terkait (pemilik, lembaga atau wakil pemerintah, manajemen,

karyawan, pelanggan, pemasok, dan masyarakat luas)

8. Memastikan bahwa orang dinilai dan dihargai berdasarkan apa yang mereka

lakukan dan mereka capai.

9. Mengelola karyawan yang beragam, memperhitungkan perbedaan individu

dan kelompok dalam kebutuhan penempatan, gaya kerja, dan aspirasi.

10. Memastikan bahwa kesamaan kesempatan tersedia untuk semua.

11. Mengadopsi pendekatan etis untuk mengelola karyawan yang didasarkan

pada perhatian untuk karyawan, keadilan dan transportasi

12. Mempertahankan dan memperbaiki kesejahteraan fisik dan mental karyawan.

II.3.2. Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia MSDM)

Tugas MSDM berkisar pada upaya mengelola unsur manusia dengan

segala potensi yang dimilikinyaseefektif mungkin sehingga dapat diperoleh

sumber daya manusia yang puas (satisfied) dan memuaskan (satisfactory) bagi

organisasi. MSDM merupakan bagian dari manajemen yang memfokuskan diri

pada unsur sumber daya manusia. Perhatian ini mencakup fungsi manajerial,

fungsi operasional dan peran serta kedudukan sumber daya manusia dalam

pencapaian tujuan-tujuan organisasi secara terpadu.

Ruang lingkup MSDM meliputi semua aktivitas yang berhubungan

dengan sumber daya manusia dalam organisasi, seperti yang dikatakan oleh

Russel dan Bernadin (dalam Tangkilisan, 2003:5) bahwa “...all decisions which

(9)

function”. Aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan MSDM ini secara umum

Aspek-aspek tersebut diatas dapat digambarkan sesuai dengan Tabel 2.1.

berikut ini:

Tabel II.1. KEGIATAN UTAMA DALAM MSDM

(10)

-Pengangkatan/orientasi

Sumber: Ulrich dan Lake, 1987, Organization Capability Competing from

the inside Out (dalam Tangkilisan, 2003:6-7)

II.4. Perencanaan Kepegawaian

Perencanaan adalah unsur yang mengawali seluruh kegiatan administrasi

kepegawaian. Berbagai masukan (input) dianalisa untuk memperoleh

alternatif-alternatif yang terbaik. Dengan demikian pada perencana dituntut kepekaannya

terhadap perkembangan situasi yang akan berdampak pada organisasi. berapa

jumlah dan jenis tenaga yang diperlukan bagi pelaksanaan pembangunan dianalisa

secara mendalam. Demikian juga jumlah pegawai yang diperkirakan akan naik

pangkat dan promosi jabatan juga perlu disusun rencananya. Dalam hal ini

kegiatan perencanaan meliputi kebutuhan dana yang dibutuhkan sehingga pada

akhirnya diperoleh gambaran menyeluruh tentang kegiatan yang akan

(11)

Hal ini berarti kegiatan perencanaan tidak tebatas pada kegiatan

merencanakan penambahan pegawai baru, tetapi justru yang terpenting adalah

bagaimana merencanakan pembinaan pegawai yang ada. Perencanaan pegawai

adalah perkiraan yang sistematik tentang kebutuhan sumber dya manusia yang

diperlukan oleh organisasi. Dengan memperhitungkan jumlahdan jenis pegawai

yang diperlukan, maka bagian kepegawaian dapat merencanakan pengadaan dan

pengembangan pegawai. Menurut Tayibnapis(1995:44) kemanfaatan perencanaan

dapat dilihat dari berbagai aspek seperti:

a. Meningkatnya daya guna pegawai

b. Kaderisasi

c. Kepastian tentang kedudukan dan masa depan pegawai

d. Pengendalian jenis dan jumlah pegawai

e. Anggaran belanja pegawai

f. Memberikan lapangan kerja pada tenaga-tenaga kerja.

Selanjutnya hal tersebut diatas dapat dilihat dari tiga segi kepentingan

yakni organisasi, pegawai, serta masyarakat. Dalam melaksanakan fungsinya

perencana dihadapkan pada tantangan-tantangan baik yang berasal dari luar

maupun dari dalam organisasi. Tantangan dari luar dapat berupa pertumbuhan

ekonomi yang bergerak dengan cepat yang menimbulkan tuntutan-tuntutan baru.

Tantangan dari dalam dapat berupa perubahan kebijaksanaan sebagai akibat

adanya pergantian pimpinan organisasi. Perubahan mengakibatkan adanya

pergeseran pegawai pada jabatan struktural, dimana rencana pembinaan yang

telah disusun sebelumnya harus diubah. Dengan demikian rencana kepegawaian

(12)

diluar organisasi, dimana penyesuaian dilakukan apabila situasi mengharuskannya

demikian.

Perencanaan yang merupakan awal dari kegiatan administrasi

kepegawaian akan menentukan apakah seluruh proses administrasi akan mencapai

sasarannya atau tidak. Untuk itu perencanaan memerlukan informasi yang akurat

guna menyusun program yang tepat.

Tayibnapis (1995:55) menyatakan bahwa kelemahan perencanaan yang

paling mencolok terdapat pada perencanaan kebutuhan pegawai baru, baik karena

adanya perluasan kegiatan organisasi ataupun untuk pemenuhan kebutuhan

program. Perencanaan yang disusun sering tidak berdasarkan atas analisis

kebutuhan sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang No 5 tahun 2014

tentang Aparatur Sipil Negara yang menyatakan bahwa dalam menyusun jumlah

dan kebutuhan pegawai harus berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban

kerja.

II.5. Analisis Jabatan

II.5.1. Pengertian Analisis Jabatan

Dalam konteks Indonesia perdebatan yang paling ramai terkait dengan dua

aspek krusial MSDM yaitu rekruitmen, seleksi, dan analisis jabatan.Kedua hal ini

sangat berhubungan langsung dengan kapasitas dan adaptasi pekerjaan sumber

daya manusia yang dipakai. Rekrutmen dan seleksi yang baik diharapkan akan

menjaring sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan intepretasi

pekerjaan dan kebutuhan organisasi yang bersangkutan, sedangkan analisis

(13)

pekerjaan yang ada. Permasalahan yang menarik untuk dikaji adalah bagaimana

menentukan orang yang tepat untuk mengisi suatu jabatan jika jabatan tersebut

tidak dibuat dalam suatu batasan yang jelas yang menyangkut ruang lingkup

jabatan dan spesifikasi si pemegang jabatan. Lalu apa yang bisa dijadikan dasar

untuk melakukan rekrutmen, seleksi, dan penempatan karyawan.

Pertanyaan-pertanyaan inilah yang mendasari adanya suatu analisis jabatan sebagai alat untuk

menghasilkan uraian jabatan dan spesifikasi jabatan yang sangat bermanfaat bagi

proses pengembangan SDM secara keseluruhan.

Analisis jabatan merupakan dasar pertimbangan untuk membentuk

Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih baik. Analisis jabatan memberikan

informasi dasar yang merupakan pedoman untuk menghasilkan produk khusus

bagi manajemen dalam menciptakan dan mempertahankan kemampuan organisasi

(Tangkilisan, 2003:39). Analisis jabatan merupakan unsur utama dalam

setiapprogram manajemen kepegawaian. Proses analisis jabatan menghasilkan dua

dokumen yang penting yaitu uraian jabatan dan persyaratan jabatan. Uraian

jabatan menguraikan kewajiban-kewajiban, tanggung jawab-tanggung jawab,

kondisi-kondisi kerja, dan kegiatan-kegiatan dari suatu jabatan tertentu.

Persyaratan jabatan berbicara mengenai syarat-syarat pegawai seperti tingkat

pendidikan, pengalaman yang ada hubungannya dengan jabatan, pengetahuan,

keterampilan-keterampilan, atau kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk

melakukan suatu jabatan tertentu.

Berdasarkan PermenPAN-RB No. 33 tahun 2011 disebutkan bahwa

analisis jabatan adalah proses, metode, dan teknik untuk memperoleh data jabatan

(14)

kepegawaian serta memberikan umpan balik bagi organisasi, tatalaksana,

pengawasan dan akuntabilitas. Sedangkan dalam Permendagri No. 35 tahun 2012

disebutkan bahwa analisis jabatan merupakan proses, metode dan teknik untuk

mendapatkan data jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan.

Para ahli manajemen sumber daya manusia (MSDM) memberikan

berbagai macam defenisi atau pengertian mengenai analisis jabatan, yaitu sebagai

berikut: (Sofyandi, 2008:88-89)

“Job analysis is a systematic invesigation of tasks, duties, and

responsibilities of a job and the necessary qualifications someone needs to

perform the job adequately.” (Robert L. Matlus)

Tidak jauh beda dengan yang dinyatakan oleh Matlus, David A. DeCenzo

menyatakan bahwa:

“job analysis is a systematic exploration of the activities within a job, it is technical procedure used to defined the duties, responsibilities, and accountabilities of a job. Provides information about jobs currently being, done and the knowledge, skills, and abilities that individual need to perform

the jobs adequately”

Michael D. Crino juga menyatakan bahwa:

“job analysis is a key element in any human resource management

program, result in two essential document: job description summarize the duties, reponsibilities, working conditions, and activites of a particular job, and job spesifications outline employee qualifications such as education lavel, job-related experience, knowledge, skills, or abilities that are required to perform a given job.

Dari defenisi dan pengertian yang diungkapkan oleh para pakar MSDM

tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis jabatan merupakan suatu proses

yang sistematik untuk mengetahui mengenai isi dari suatu jabatan yang meliputi

tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan, tanggung jawab, kewenangan dan kondisi kerja,

(15)

keahlian, kemampuan, pengalaman kerja, dan lain-lain, agar seseorang dapat

menjalankan tugas-tugas dalam suatu jabatan dengan baik.

II.5.1.1. Uraian Jabatan (Job Description)

Informasi yang diperoleh melalui daftar pertanyaan, wawancara, buku

cacatan harian atau pengamatan dirinci dalam laporan analisis jabatan (job

analysis report). Untuk keperluan sehari-hari informasi ini diikhtisarkan dalam

uraian jabatan. Menurut Dale Yoder (dalam Moekijat, 1998:98) uraian jabatan

menguraikan: pekerjaan yang dilakukan, tanggungjawab-tanggungjawab,

kecakapan atau pelatihan yang diperlukan, kondisi-kondisi dimana jabatan itu

dilakukan, dan syarat-syarat khusus yang diperlukan.

Uraian jabatan itu lebih banyak berhubungan dengan jabatan itu sendiri

ketimbang dengan orang atau pegawai yang mengerjakannya. Titikberat uraian

jabatan adalah menguraikan apa yang dilakukan, menguraikan kegiatan atau

fungsi. Uraian jabatan menunjukkan isi jabatan atau isi pekerjaan. Uraian jabatan

tidak perlu panjang atau mempergunakan kata-kata yang panjang lebar. Uraian

jabatan hendaknya relevan dan cermat. Uraian jabatan hendaknya memberikan

pernyataan singkat tentang pegawai-pegawai yang bagaimana yang diharapkan

untuk melaksanakan jabatan dan menunjukkan dengan tepat apa yang dilakukan

oleh pegawai-pegawai, bagaimana mereka melakukannya, dan kondisi-kondisi di

dalam mana kewajiban-kewajiban dilakukan.

R.Wayne Mondy dan Robert M Noe (dalam Moekijat, 1998:99)

menyatakan bahwa diantara pokok-pokok atau hal-hal yang penting yang sering

(16)

a. Kewajiban-kewajiban penting yang dilakukan

b. Persentase waktu yang diperuntukkan bagi setiap kewajiban

c. Standar pelaksanaan pekerjaan yang harus dicapai

d. Kondisi kerja dan bahaya atau resiko yang mungkin

e. Jumlah pegawai yang melaksanakan jabatan dan kepada siapa mereka mereka

melaporkan

f. Mesin dan perlengkapan yangdiperlukan dalam jabatan.

II.5.1.2. Data-Data dalam Uraian Jabatan

Menurut Moekijat, pada umumnya data-data yang dicatat dalam uraian

jabatan berhubungan dengan dua hal yang penting dari setiap jabatan, yaitu:

1. Hakikat atau sifat pekerjaan yang bersangkutan, dan

2. Jenis pegawai yang nampaknya paling sesuai untuk posisi itu.

Yang berhubungan dengan sifat jabatan meliputi:

1. Nama jabatan

2. Nama dan jumlah penggolongan, bila ada

3. Jumlah pegawai yang memangku jabatan itu

4. Ikhtisar jabatan, yang menjelaskan secara singkat fungsi-fungsi yang penting,

dan alat-alat, mesin-mesin serta perlengkapan-perlengkapan khusus yang

dipergunakan dalam melakukan pekerjaan.

5. Uraian jabatan, yang mencatat urutan-urutan pelaksanaan, tingkat kesulitan,

(17)

6. Uraian mengenai bahan-bahan yang dipergunakan

7. Keterangan tentang hubungan antara jabatan yang satu dengan

jabatan-jabatan yang lain

8. Catatan-catatan tentang jabatan-jabatan, darimana pegawai-pegawai

dinaikkan jabatannya dan jabatan-jabatan yang lain ke jabatan-jabatan mana

pegawai-pegawai dapat dinaikkan jabatannya.

9. Pelatihan atau pendidikan yang diperlukan, metode-metode yang lazimnya

dipergunakan untuk memberikan pelatihan atau pendidikan tersebut, lamanya

waktu yang dipergunakan.

10. Jumlah dan jenis kompensasi

11. Lamanya jam kerja

12. Kondisi-kondisi kerja khusus, termasuk keadaan-keadaan yang luar biasa

seperti panas, dingin, lembab, gaduh, gelap, berbahaya, dan sebagainya.

Yang berhubungan dengan pegawai, data uraian jabatan yang biasanya

bermanfaat adalah:

1. Catatan-catatan tentang jenis kelamin dan usia yang diinginkan

2. Syarat-syarat badaniah khusus seperti berat, besar, dan kekuatan yang

diperlukan. Hal-hal yang tidak diinginkan juga dicatat.

3. Ketangkasan-ketangkasan badaniah khusus yang diperlukan, seperti

ketangkasan jari dan tangan.

4. Syarat-syarat perasaan khusus yang diperlukan seperti budi pekerti,

penglihatan ke dalam dan penglihatan keluar, dan sebagainya.

5. Kemampuan-kemampuan rohaniah khusus yang diperlukan, seperti

(18)

berhubungan dengan pancaindra, termasuk penglihatan, pembauan,

pendengaran, dan perabaan.

6. Syarat-syarat kebudayaan khusus yang diperlukan, seperti pendidikan,

pengetahuan tentang bahasa, ilmu pengetahuan dan kesenian.

7. Syarat-syarat pengalaman dan keahlian

8. Syarat-syarat atau sifat-sifat lainnya.

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 35 tahun 2012 tentang Analisis

Jabatan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah pasal

12 menyatakan bahwa uraian jabatan meliputi:

1. Identitas Jabatan

2. Ringkasan tugas jabatan

3. Rincian tugas jabatan

4. Wewenanang

5. Tanggung jawab

6. Hasil kerja

7. Bahan kerja

8. Perangkat kerja

9. Hubungan jabatan

10.Keadaan tempat kerja

11.Upaya fisik

12.Kemungkinan resiko bahaya, dan

(19)

II.5.1.3. Kegunaan Uraian Jabatan

Menurut Dale Yoder, Ph.D (dalam Moekijat, 1998: 114) uraian jabatan itu

dapat dipergunakan untuk bermacam-macam tujuan sebagai berikut:

1. Uraian jabatan memberikan suatu aturan yang terinci untuk pencarian

calon pegawai dan penyaringan.

2. Uraian jabatan memberikan garis besar mengenai kesempatan kerja.

3. Dengan menguraikan syarat-syarat pelatihan, uraian jabatan memberikan

dasar untuk program-program pelatihan, menunjukkan apa yang harus

dilakukan dalam mempersiapkan pengikut-pengikut pelatihan untuk

pekerjaan.

4. Uraian jabatan dapat memberikan saran-saran untuk penguraian jabatan,

menunjukkan dimana pegawai-pegawai yang kurang cakap adalah

memadai, sedangkan pegawai-pegawai dengan kecakapan khusus dapat

lebih baik dipergunakan.

5. Uraian jabatan sering menyarankan adanya kemungkinan untuk

mengadakan penyederhanaan pekerjaan, khususnya apabila uraian jabatan

itu sejajar dengan penyelidikan gerak dan waktu.

6. Uraian jabatan adalah penting untuk semua sistem penilaian jabatan dalam

administrasi upah dan gaji.

7. Uraian jabatan dapat membantu memperbaiki semangat kerja dengan

mempengaruhi tiap pegawai mengenai pentingnya jabatannya dan

membantu menetapkan keadilan dalam kompensasi.

8. Uraian jabatan adalah penting untuk merencanakan perubahan-perubahan

(20)

9. Uraian jabatan membantu memperbaiki administrasi dan pengawasan

melalui penguraian yang obyektif dari tanggung jawab-tanggung jawab

untuk pengawasan dan hubungan antar jabatan.

10.Uraian jabatan berguna dalam program-program keselamatan kerja,

menunjukkan perbuatan-perbuatan yang berbahaya dan menyarankan

perubahan-perubahan dalam pelaksanaan pekerjaan.

II.5.1.4. Persyaratan Jabatan (Job Specification)

Persyaratan jabatan diperoleh dari uraian jabatan yang menitikberatkan

pada syarat-syarat mengenai orangnya yang diperlukan oleh jabatan. Persyaratan

jabatan sesungguhnya merupakan persyaratan untuk orang-orang. Meskipun

persyaratan jabatan itu dapat mengandung informasi lain yang berhubungan

dengan jabatan, seperti kondisi-kondisi kerja yang tidak lazim atau

hubungan-hubungan kenaikan jabatan ke jabatan-jabatan yang lain, tetapi data-data ini

pertama-tama hanyalah digunakan untuk memberikan uraian dan untuk

memudahkan pengertian tentang syarat-syaraat pegawai.

Syarat-syarat yang penting yang biasanya dicatat dalam persyaratan

jabatan menurut Dale Yoder (dalam Moekijat, 1998:117) adalah jenis kelamin,

usia, kecakapan, pelatihan, pengalaman, beberapa ciri badaniah khusus seperti

kekuatan lengan, kaki atau punggung, atau cacat-cacat badaniah khusus yang

dihindarkan, kemampuan-kemampuan khusus, termasuk kecerdasan, ingatan,

kegiatan yang berhubungan dengan pancaindra, perasaan, pendengaran,

penglihatan, pembauan, dan perabaan dan syarat-syarat perasaan khusus seperti

(21)

Persyaratan jabatan berusaha memberikan ukuran dari masing-masing

persyaratan ini. Dengan demikian persyaratan jabatan dapat menentukan jumlah

angka minimum pada ujian-ujian kecerdasan, ketangkasan, kekuatan badaniah,

dan sebagainya. Menurut R. Wayne Mondy dan Robert M. Noe (dalam Moekijat,

1998:119) persyaratan jabatan adalah suatu dokumen yang berisi syarat-syarat

minimum yang dapat diterima yang harus dimiliki oleh seseorang untuk

melaksanakan suatu jabatan tertentu. Hal-hal yang biasanya dimasukkan dalam

persyaratan jabatan adalah persyaratan pendidikan, pengalaman, sifat-sifat

kepribadian, dan kemampuan fisik. Dalam praktik, persyaratan jabatan sering

dimasukkan sebagai bagian yang penting di uraian jabatan.

Setelah jabatan-jabatan dianalisis dan uraian-uraian ditulis, maka hasilnya

hendaknya ditinjau kembali dengan pengawas dan karyawan untuk menjamin

bahwa uraian-uraian telah cukup cermat, jelas, dan dapat dimengerti. Kebaikan

peninjauan kembali hasil-hasil dengan para pegawai juga membantu mendapatkan

penerimaan/persetujuan mereka. Oleh karena uraian jabatan dan persyaratan

jabatan sering digabungkan ke dalam satu formulir.

II.5.1.5. Kegunaan Persyaratan Jabatan

Persyaratan jabatan banyak dipergunakan sebagai dasar untuk pencarian

calon pegawai (recruitment), penempatan (placement), pemindahan, dan kenaikan

(22)

II.5.2. Tujuan Analisis Jabatan

Tujuan analisis jabatan adalah sebagai berikut: (Sofyandi, 2008:90-91)

1. Spesifikasi karyawan, yaitu dengan analisis jabatan maka dapat dimiliki

syarat-syarat kepegawaian dan juga dapat diberikan pengertian mengenai

tugas yang terkandung dalam suatu jabatan dan persyaratan yang harus

dipenuhi oleh setiap orang yang menduduki jabatan tersebut.

2. Kebutuhan pelatihan, yaitu tujuan dilakukannya analisis jabatan adalah untuk

keperluan penyelenggaraan pelatihan. Dengan menggunakan hasil analisis

jabatan, maka dapat diketahui kemampuan maupun keahlian apa yang

dibutuhkan karyawan, sehingga dapat ditentukan program pelatihan yang

sesuai dengan kebutuhan karyawan tersebut dalam membantu pelaksanaan

pekerjaannya.

3. Penentuan peringkat, yaitu dengan analisis jabatan, maka dapat diketahui

bobot dari suatu jabatan, sehingga dapat dinilai dan dibandingkan antara

jabatan yang satu dengan jabatan lainnya dan akhirnya dapat disusun

peringkat jabatan dalam organisasi.

4. Pengembangan metode, yaitu dengan analisis jabatan dapat dilakukan

(23)

II.5.3. Manfaat Analisis Jabatan

Manfaat analisis jabatan adalah sebagai berikut: (Sofyandi, 2008:91)

1. Memberikan gambaran mengenai tantangan yang bersumber dari lingkungan

yang dapat mempengaruhi pekerjaan karyawan dalam organisasi, misalnya

penggunaan teknologi baru.

2. Menghilangkan persyaratan jabatan (job qualifications) yang sebenarnya

tidak diperlukan karena didasarkan kepada pemikiran yang diskriminatif.

3. Menemukan unsur-unsur pekerjaan yang mendorong maupun menghambat

kualitas kerja karyawan.

4. Merencanakan ketenagakerjaan di masa depan.

5. Menyesuaikan lamaran yang masuk dengan lowongan yang tersedia.

6. Membantu dalam menentukan kebijakan-kebijakan dan program-program

manajemen SDM, seperti pelatihan, perencanaan, dan pengembangan karir.

7. Menentukan standar prestasi yang realistis.

8. Berperan dalam penempatan karyawan agar sesuai dengan tingkat

pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang dibutuhkan.

9. Mengidentifikasi hubungan antara penyelia dengan bawahannya.

10. Memudahkan mendesain ulang (Job redesign)terutama apabila terjadi

merger, akuisisi, dan perampingan organisasi.

11. Memperkirakan nilai dan kompensasi yang tepat untuk masing-masing

(24)

II.5.4. Prinsip-Prinsip Analisis Jabatan

Dalam menganalisis jabatan ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan

(Moekijat, 1998:5-6).

1. Analisis jabatan hendaknya memberikan semua fakta yang penting yang ada

hubungannya dengan jabatan. Fakta-fakta mana yang penting tergantung

kepada tujuan atau tujuan-tujuan untuk apa hasil analisis jabatan akan

digunakan. Kalau tujuannya berbeda, (maka fakta-fakta yang dikumpulkan

juga berbeda.

2. Suatu analisis jabatan (analisis jabatan tunggal) hendaknya memberikan

fakta-fakta yang diperlukan untukbermacam-macam tujuan. Apabila untuk

masing-masing tujuan analisis jabatan itu dibuat analisis jabatan tersendiri,

maka diperlukan tenaga, waktu, dan biaya yang lebih banyak.

3. Analisis jabatan hendaknya sering ditinjau kembali dan apabila perlu

diperbaiki. Dalam organisasi yang besar, jabatan-jabatan itu tidak statis,

sering mengalami perubahan. Perubahan itu terjadi karena adanya perubahan

dalam produksi, dalam bahan-bahan, dalam proses-proses, dan dalam

metode-metode atau alat-alat yang digunakan. Dalam organisasi yang besar

demikian itu analisis jabatan dapat merupakan suatu program yang sifatnya

terus menerus.

4. Analisis jabatan hendaknya dapat memberikan informasi yang tepat, lengkap,

dan dapat dipercaya. Untuk memperoleh data yang demikian itu diperlukan

(25)

II.5.5. Pentingnya Analisis Jabatan

Analisis jabatan merupakan hal mendasar dalam proses pengembangan

sumber daya manusia. Tanpa adanya data yang akurat tentang profil dari

masing-masing jabatan, jenis-jenis kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan, serta

pengalaman dan pendidikan yang dipersyaratkan untuk menduduki jabatan

tersebut, maka proses pengembangan sumber daya manusia akan menjadi sulit.

Rekrutmen, seleksi, dan penempatan akan timpang karena tidak diimbangi

informasi yang memadai dan akurat, pengembangan dan pelatihan mungkin tidak

dapat mencapai tujuan, begitu juga halnya dengan manajemen penilaian kinerja.

Analisis jabatan diadakan untuk memberikan pengertian tentang tugas-tugas

yang terkandung dalam setiap jabatan, tetapi hal ini bukanlah tujuan satu-satunya.

Hasil analisis jabatan, uraian jabatan dan persyaratan jabatan, dapat digunakan

untuk bermacam-macam tujuan.

Menurut Edwin B. Flippo dalam bukunya yang berjudul Principles of

Personnel Management(dalam Moekijat, 1998:42-44), hasil analisis jabatan,

uraian jabatan dan persyaratan jabatan, dapat digunakan untuk:

1. Mendapatkan kualitas dan kuantitas pegawai yang tepat yang diperlukan

untuk mencapai tujuan organisasi.

Persyaratan jabatan merupakan standar pegawai dengan mana pelamar

jabatan dapat diukur. Isi persyaratan jabatan memberikan dasar untuk

(26)

2. Pelatihan

Uraian kewajiban-kewajiban dan alat-alat yang digunakan merupakan

bantuan penting untuk mengembangkan isi program pelatihan.

3. Evaluasi jabatan

Uraian jabatan dan rincian syarat-syarat manusia dievaluasi berdasarkan

nilainya dengan tujuan akhir menentukan nilai rupiah.

4. Penilaian pelaksanaan pekerjaan

Daripada menilai pegawai berdasarkan sifat-sifatnya seperti dapat dipercaya

dan prakarsa, sekarang ada suatu kecenderungan untuk menentukan sasaran

jabatan dan menilai pekerjaan yang dilakukan berdasarkan sasaran tersebut.

Dalam jenis penilaian ini, uraian jabatan adalah berguna untuk merumuskan

bidang-bidang di dalam mana sasaran jabatan ditentukan.

5. Promosi dan pemindahan

Informasi jabatan membantu dalam merencanakan saluran-saluran promosi

dan dalam menunjukkan garis-garis pemindahan.

6. Organisasi

Informasi jabatan yang diperoleh melalui analisis jabatan sering

mengungkapkan hal-hal yang tidak baik dipandang dari sudut faktor-faktor

yang mempengaruhi pola jabatan. Oleh karena itu proses analisis merupakan

suatu jenis pemeriksaan organisasi.

7. Perkenalan

Bagi seorang peserta pelatihan yang baru, uraian jabatan adalah paling

berguna untuk tujuan perkenalan. Uraian jabatan membantu pengertian

(27)

8. Penyuluhan

Dengan sendirinya informasi jabatan sangat banyak nilainya dalam

penyuluhan jabatan. Penyuluhan demikian sebaiknya diadakan pada

perguruan tinggi, karena banyak lulusan perguruan tersebut tidak menyadari

akan jenis-jenis jabatan yang ada. Penyuluhan jabatan juga diadakan apabila

ada pegawai yang tampaknya tidak sesuai dengan posisinya yang sekarang.

9. Hubungan ketenagakerjaan

Uraian jabatan merupakan standar fungsi. Apabila seorang pegawai berusaha

menambah atau mengurangi kewajiban-kewajiban yang terdapat didalamnya,

maka ini berarti bahwa ia tidak menaati standar. Sering timbul perdebatan dan

dokumen tertulis tentang jabatan standar adalah berharga untuk memecahkan

perdebatan demikian.

10. Perencanaan kembali jabatan

Apabila majikan ingin menyesuaikan diri dengan suatu kelompok tertentu,

misalnya dengan pegawai-pegawai wanita atau pegawai-pegawai yang cacat

fisik, maka biasanya ia harus mengubah isi jabatan-jabatan tertentu. Analisis

jabatan memberikan informasi yang akan memudahkan perubahan

jabatan-jabatan untuk memungkinkan jabatan-jabatan-jabatan-jabatan tersebut diisi oleh orang-orang

yang mempunyai ciri-ciri khusus.

Menurut Dale S. Beach dalam bukunya yang berjudul Personnel: The

Management of People at Work (dalam Moekijat, 1998:45-47), informasi jabatan

(28)

1. Organisasi dan perencanaan tenaga kerja

Apabila telah ditentukan bahwa jenis dan jumlah pekerjaan tertentu harus

dilakukan, maka pekerjaan ini harus dibagi menjadi jabatan-jabatan khusus pada

semua tingkat dalam organisasi, dari jabatan pekerja paling rendah ke atas sampai

jabatan pejabat pimpinan paling tinggi. Dalam menyusun struktur organisasi

adalah perlu menyusun pekerjaan yang harus dilakukan menjadi unit-unit yang

penting. Analisis jabatan membantu dalam menentukan jumlah dan jenis

jabatan-jabatan dan syarat-syarat yang diperlukan untu mengisi jabatan-jabatan-jabatan-jabatan ini.

Dengan demikian analisis jabatan merupakan suatu unsur yang penting daripada

perencanaan tenaga kerja yang efektif. Pada tingkat manajerial, uraian jabatan dan

persyaratan jabatan yang cermat erat hubungannya dengan persiapan inventarisasi

bakat dan kecakapan pejabat pimpinan.

2. Penarikan tenaga kerja, seleksi, dan penempatan

Untuk melaksanakan suatu program kerja adalah perlu mempunyai

pernyataan yang jelas tentang pekerjaan yang harus diselesaikan dan keterampilan

serta pengetahuan yang harus dimiliki oleh pegawai-pegawai yang akan mengisi

jabatan-jabatan ini. Pada dasarnya, sasarannya adalah menyesuaikan sedekat

mungkin persyaratan jabatan dengan bakat, kemampuan, dan minat karyawan.

Adalah mustahil mengisi jabatan-jabatan yang bermacam-macam dalam suatu

organisasi dengan cermat hanya dengan memiliki data nama jabatan saja.

(29)

3. Penyusunan tarif pembayaran yang baik

Ini mengandung penentuan nilai relatif jabatan-jabatan dalam organisasi

dengan suatu teknik yang disebut evaluasi jabatan dan perbandingan upah-upah

yang dibayarkan dalam organisasi dengan upah-upah yang dibayarkan untuk

jabatan-jabatan yang dapat disamakan dalam perusahaan-perusahaan lain melalui

penyelidikan upah. Tujuan evaluasi jabatan adalah untuk menjamin keadilan

pembayaran intern dari suatu jabatan dengan jabatan lain, sedangkan tujuan

penyelidikan upah yang berlaku dalam pasar tenaga kerja adalah untuk menjamin

bahwa tingkat upah-upah dalam suatu organisasi adalah benar dalam

hubungannya dengan tingkat upah-upah dalam masyarakat atau industri. Untuk

tujuan evaluasi jabatan, uraian jabatan harus sangat lengkap sedangkan untuk

mengadakan penyelidikan upah, uraian yang singkat pada umumnya sudah cukup.

4. Perencanaan kembali jabatan

Jabatan-jabatan dapat dipelajari untuk memperbaiki metode kerja,

mengurangi kesalahan, menghapuskan penanganan bahan-bahan dan duplikasi

usaha yang tidak perlu, mengurangi kelelahan, meningkatkan keikatan

(commitment) dan tanggung jawab pegawai, dan pada umumnya untuk

memperbaiki pelaksanaan pekerjaan dari unit pegawai-jabatan. Sangat sering hasil

optimum dalam pekerjaan ini dapat diperoleh dengan menggabungkan

pendekatan-pendekatan insinyur indutri, pakar ilmu jiwa, dan pakar perilaku

(30)

5. Pelatihan pegawai dan pengembangan manajemen

Banyak perusahaan memberikan salinan-salinan uraian jabatan dan

persyaratan jabatan kepada pegawai-pegawai baru. Praktek ini membantu dalam

menyesuaikan dan memperkenalkan mereka dengan apa yang diharapkan mereka

kerjakan. Informasi jabatan juga sangat berguna bagi mereka yang mengelola

program pelatihan dan pengembangan. Informasi jabatan membantu mereka

menentukan isi dan pokok persoalan yang diperlukan dalam kursus pelatihan.

Pemilihan peserta-peserta pelatihan juga dipermudah dengan mempelajari

informasi jabatan.

6. Penilaian pelaksanaan pekerjaan

Data analisis jabatan dapat disesuaikan untuk membantu penyusunan

standar pelaksanaan pekerjaan yang jelas untuk tiap jabatan. Kebanyakan standar

pelaksanaan pekerjaan adalah pernyataan kualitatif (standar dapat juga

mengandung informasi kuantitatif) tentang apa yang diharapkan dari

pegawai-pegawai yang ditunjuk untuk masing-masing jabatan. Dalam menilai pelaksanaan

pekerjaan dari tiap pegawai (untuk penyesuaian pembayaran, pengembangan

pegawai, dan sebagaianya) pengawas dapat membandingkan bantuan yang

sesungguhnya dari tiap orang dengan standar tertulis. Penilaian pelaksanaan

pekerjaan tidak pernah dapat benar-benar objektif dan adil, tetapi penggunaan

standar tertulis membantu penilaian lebih objektif.

7. Keselamatan dan kesehatan

Proses mengadakan analsis jabatan secara terinci memberikan suatu

(31)

yang berbahaya atau yang penuh resiko dan faktor-faktor lingkungan yang tidak

sehat (seperti panas, suara gaduh, asap, debu) sehingga tindakan-tindakan korektif

dapat diambil untuk mengurangi sebanyak-banyaknya dan mencegah

kemungkinan orang mendapat luka.

Suatu konsep yang penting dalam analisis jabatan adalah bahwa analisis

dilakukan pada jabatan (the job), bukan terhadap orang (person).Meskipun data

diperoleh dari si pemegang jabatan (incumbent) melalui pengamatan, wawancara,

ataupun angket, produk yang menjadi hasil analisis jabatan adalah berupa uraian

jabatan atau spesifikasi jabatan, bukan suatu uraian tentang orang.

Dalam analisis jabatan pentingnya mengingat bahwa faktor minat dan bakat

amat berperan terhadap kinerja seseorang, maka proses rekrutmen dan seleksi

tentu tidak boleh melupakan faktor tersebut. Minat sangat besar pengaruhnya

terhadap kepuasan kerja sementara bakat berpengaruh terhadap kinerja si

pemegang jabatan. Individu yang ditempatkan pada jabatan yang sesuai dengan

minat dan bakat pribadinya akan lebih efektif dibandingkan mereka yang

ditempatkan pada jabatan yang kurang sesuai dengan minat dan bakatnya. Hal ini

disebabkan karena individuyang ditempatkan pada jabatan yang sesuai dengan

minatnya akan mudah mencapai kepuasan kerja sehingga dapat memacu loyalitas

terhadap terhadap organisasi. Sementara mereka yang ditempatkan sesuai

bakatnya akan dapat bekerja secara maksimal sehingga produktivitas organisasi

dan individu dapat selalu ditingkatkan. Sehubungan dengan hal ini maka dalam

proses rekrutmen dan seleksi si recruiter harus dapat menggali minat dan bakat

(32)

II.6. Sumber Daya Manusia Aparatur

II.6.1. Pengertian Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur

Sumber daya organisasi secara garis besar dapat dibedakan ke dalam dua

kelompok, yaitu: sumber daya manusia (human resources), dan sumber daya non

manusia (non-human resources). Sumber daya manusia meliputi semua orang

yang berstatus sebagai anggota dalam organisasi, yang masing-masing memiliki

peran dan fungsi. Sumber daya manusia dalam konteks organisasi publik

dipahami sebagai potensi manusiawi yang melekat keberadaannya pada seorang

pegawai yang terdiri atas potensi fisik dan potensi non fisik. Potensi fisik adalah

kemampuan fisik yang terakumulasi pada seorang pegawai, sedangkan potensi

non fisik dalah kemampuan seorang pegawai yang terakumulasi baik dari latar

belakang pengetahuan, intelegensi, keahlian, ketrampilan, human relations.

Menurut H. Hadari Nawawi (dalam Sulistiyani dan Rosidah, 2003:9-10) yang

dimaksudkan sebagai SDM adalah meliputi tiga pengertian berikut:

a. Sumber Daya Manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu

organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pegawai atau karyawan)

b. Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak

organisasi dalam menunjukkan eksistensinya.

c. Sumber Daya Manusia adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi

sebagai modal (non material/non finansial) di dalam organisasi bisnis, yang

dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non-fisik

(33)

Sumber daya manusia non manusia terdiri atas: sumber daya alam, modal,

mesin, teknologi, material, dan lain-lain. Kedua kategori sumber daya tersebut

sama pentingnya, akan tetapi sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor

dominan karena satu-satunya sumber daya yang memiliki akal, perasaan,

keinginan, karsa, kebutuhan, pengetahuan dan keterampilan, motivasi, karya dan

prestasi. Pada prinsipnya SDM adalah satu-satunya sumber daya yang sangat

menentukan organisasi. Sumber daya manusia dipahami sebagai kekuatan yang

bersumber pada potensi manusia yang ada dalam organisasi dan merupakan modal

dasar organisasi untuk melakukan aktivitas dalam mencapai tujuan.

Sumber daya manusia memiliki posisi sangat strategis dalam organisasi,

artinya unsur manusia memegang peranan penting dalam melakukan aktivitas

untuk pencapaian tujuan. Untuk itulah maka eksistensi SDM dalam organisasi

sangat kuat. Untuk mecapai kondisi yang lebih baik maka perlu adanya

Manajemen terhadap SDM secara memadai sehingga terciptalah SDM yang

berkualitas, loyal, dan berprestasi. MSDM merupakan usaha untuk mengerahkan

dan mengelola sumber daya manusia di dalam organisasi agar mampu berpikir

dan bertindak sebagaimana yang di inginkan oleh organisasi.

Undang- Undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)

menekankan bahwa perlunya dibangun aparatur sipil negara yang memiliki

integritas, profesional, netral, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik

korupsi, kolusi dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik

bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan

dan kesatuan bangsa. Yang dimaksud dengan ASN dalam Undang-Undang ini

(34)

perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN adalah

pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang

diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu

jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan

peraturan perundang-undangan.

II.6.2. Jenis, Status, dan Kedudukan Aparatur Sipil Negara

Berdasarkan Undang-Undang No 5 tahun 2014 tentan ASN, Pegawai

Aparatur Sipil Negara (ASN) terdiri atas:

a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)

b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

PNS merupakan pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai tetap oleh

pejabat pembina kepegawaian dan memiliki nomor induk pegawai secara

nasional. Sedangkan PPPK merupakan pegawai ASN yang diangkat sebagai

pegawai dengan perjanjian kerja oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai

dengan kebutuhan Instansi pemerintah dan ketentuan Undang-Undang ASN.

Pegawai ASN merupakan unsur aparatur negara yang melaksanakan kebijakan

yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah dan harus bebas dari pengaruh

(35)

II.6.3. Fungsi, Tugas, dan Peran Aparatur Sipil Negara

Dalam Undang-Undang No 5 tahun 2014 tentan ASN dijelaskan bahwa

pegawai ASN berfungsi sebagai:

a. Pelaksana kebijakan publik

b. Pelayan publik

c. Perekat dan pemersatu bagsa.

Pegawai ASN bertugas:

a. Untuk melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina

kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.

c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas

penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui

pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari

intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.

II.6.4. Jabatan ASN

Jabatan ASN terdiri dari:

a. Jabatan Administrasi

(36)

1) Jabatan administrator, yaitu pejabat dalam jabatan administrator yang

bertanggung jawab memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan

publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan.

2) Jabatan pengawas, yaitu pejabat dalam jabatan pengawas yang

bertanggung jawab mengendalikan pelaksanaan kegiatan yang

dilakukan oleh pejabat pelaksana.

3) Jabatan pelaksana, yaitu pejabat dalam jabatan pelaksana yang

bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pelayanan publik serta

administrasi pemerintahan dan pembangunan.

b. Jabatan fungsional

Jabatan fungsional dalam ASN terdiri atas jabatan fungsional keahlian dan

jabatan fungsional keterampilan. Jabatan fungsional keahlian terdiri atas:

1) Ahli utama

2) Ahli madya

3) Ahli muda

4) Ahli pertama

Jabatan fungsional keterampilan terdiri dari:

1) Penyelia

2) Mahir

3) Terampil

4) pemula

c. Jabatan pimpinan tinggi

(37)

a) Kepeloporan dalam bidang: keahlian profesional, analisis dan

rekomendasi kebijakan, dan kepemimpinan manajemen.

b) Pengembangan kerja sama dngan instansi lain,

c) Keteladanan dalam mengamalkan nilai dasar ASN dan melaksanakan

kode etik dan kode perilaku ASN.

Jabatan pimpinan tinggi terdiri atas:

1) Jabatan pimpinan tinggi utama

2) Jabatan pimpinan tinggi madya

3) Jabatan pimpinan tinggi pratama

Untuk setiap jabatan pimpinan tinggi ditetapkan syarat kompetensi, kualifikasi,

kepangkatan, pendidikan dan pelatihan, rekam jejak jabatan, dan integritas, serta

persyaratan lain yang dibutuhkan.

II.7. Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan

secara abstrak kejadian, keadaan kelompok, atau individu yang menjadi pusat

perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan

menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variabel yang diteliti.

(Singarimbun, 2006:37)

Oleh karena itu untuk mendapatkan batas yang jelas dari masing-masing

konsep yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan defenisi konsep dari

(38)

1. Reformasi Birokrasi

Reformasi Birokrasi adalah Perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola

pemerintahan Indonesia.

2. Good Governance

Good Governance adalahpenyelenggaraan negara yang solid dan

bertanggungjawab, serta efisien dan efektif, dengan menjaga kesinergian

interaksi yang kontruktif diantara domain-domain negara, sektor swasta, dan

masyarakat.

3. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia adalah serangkaian kegiatan yang

menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam setiap aktivitas sumber daya

manusia mulai dari proses rekrutmen, seleksi, pelatihan dan pengembangan,

dan penempatan yang meliputi promosi, demosi, dan transfer, penilaian kerja,

pemberian kompensasi, hingga pemutusan hubungan kerja untuk pencapaian

tujuan organisasi yang efektif dan efisien.

4. Analisis Jabatan

Analisis Jabatan adalah suatu proses yang sistematik untuk mengetahui

mengenai isi dari suatu jabatan yang meliputi tugas-tugas,

pekerjaan-pekerjaan, tanggung jawab, kewenangan dan kondisi kerja, dan mengenai

syarat-syarat kualifikasi yang dibutuhkan seperti pendidikan, keahlian,

kemampuan, pengalaman kerja, dan lain-lain, agar seseorang dapat

(39)

5. Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur

Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur adalah pegawai negeri sipil dan

pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi

pemerintah yang diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau

Gambar

Tabel II.1. KEGIATAN UTAMA DALAM MSDM

Referensi

Dokumen terkait

Dengan topografi yang unik tersebut, terdapat 3 zona yang memungkinkan berperan sebagai daerah imbuhan dari mata air dan s umur artesis, yaitu zona 1 berupa daerah Perbukitan

Salah satu cabangnya terdapat di kota Medan, Hotel Grand Aston Medan Berdiri di dekat Bank Indonesia dengan ikon balai kota Medan tempo dulu,dengan dua bangunan, bangunan

economizer secara konveksi alami. Panas kemudian diteruskan melewati bottom plate twin deck dengan ketebalan 10 mm secara konduksi. Suhu muatan yang digunakan untuk

 Ilmu ekonomi berperan dalam rasionalisasi pemilihan dan pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, terutama yang menyangkut

PROGRAM Pelatihan Pertanian Masuk Kota yang diselenggarakan Dewan Kota (Dekot) dan Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) se- DKI, kembali hadir di wilayah Jakarta Pusat, tepatnya

Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan perencanaan dan simulasi penempatan Menara BTS pada BTS menggunakan metode Quantum-behaved Particle Swarm

Kesadaran metakognitif merupakan kesadaran seseorang tentang bagaimana ia belajar, kesadaran ketika seseorang memahami dan tidak memahami, kemampuan untuk

Kriteria daerah serangan OPT tanaman Padi untuk masing – masing kecamatan disetiap kabupaten/kota di wilayah IP3OPT/LPHP Pinrang, Propinsi Sulawesi Selatan