• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Karakteristik Penduduk dan Kesadahan Air Sumur dengan Penyakit Kejadian Batu Saluran Kemih di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Karakteristik Penduduk dan Kesadahan Air Sumur dengan Penyakit Kejadian Batu Saluran Kemih di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2015"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Lopez dan Hoppe (2008) batu saluran kemih adalah penyakit yang sudah dikenal sejak berabad-abad silam. Hal ini dibuktikan dengan berbagai macam penemuan di bidang arkeologi, seperti penemuan batu saluran kemih pada mumi berusia 5000 tahun di Mesir pada tahun 1901 oleh arkeolog berkebangsaan Inggris. Sedangkan menurut Stoller (2012) meskipun batu saluran kemih sudah dikenal sejak lama, faktor-faktor penyebab penyakit ini masih dalam perdebatan.

Menurut penelitian Haryanti (2006) tentang hubungan kesadahan air sumur dengan kejadian penyakit batu saluran kemih, batu saluran kemih merupakan suatu penyakit saluran kemih yang sangat banyak di dunia dan terjadi terutama penduduk yang tinggal di sekitar penambangan kapur atau daerah dengan kesadahan air yang tinggi. Manifestasi penyakit batu saluran kemih dapat berbentuk rasa sakit yang ringan sampai berat dan komplikasi seperti urosepsis dan gagal ginjal. Salah satu komplikasi penyakit batu saluran kemih yaitu terjadinya gangguan fungsi ginjal yang ditandai kenaikan kadar ureum dan kreatinin darah, gangguan tersebut bervariasi dari stadium ringan sampai timbulnya sindroma uremia dan gagal ginjal, bila keadaan sudah stadium lanjut bahkan bisa mengakibatkan kematian.

(2)

merupakan penyakit yang cukup umum ditemukan pada negara maju dan berkembang. Meskipun prevalensi batu saluran kemih berbeda dari satu negara ke negara lainnya di seluruh dunia, prevalensinya semakin meningkat dalam beberapa dekade terakhir.

Haryanti (2006) menemukan di Indonesia bahwa batu saluran kemih masih mendapati porsi terbesar dari jumlah pasien di klinik urologi. Insedensi dan prevalensi yang pasti dari penyakit ini di Indonesia belum dapat ditetapkan secara pasti.

Data dari Riskesdas (2013) menunjukkan prevalensi penyakit batu saluran kemih di Indonesia meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Secara nasional, prevalensi batu saluran kemih adalah 0,6%. Tertinggi pada kelompok umur 55-64 tahun (1,3%), menurun sedikit pada kelompok umur 65-74 tahun (1,2%) dan umur ≥75 tahun (1,1%). Prevalensinya lebih tinggi pada laki-laki (0,8%) dibanding

perempuan (0,4%). Sedangkan Pearle et al (2005) menemukan bahwa selain prevalensinya yang terus meningkat, penyakit ini juga menghabiskan biaya yang tidak sedikit dalam pengobatannya. Data tahun 2000 dari Amerika menunjukkan insidensi penyakit ini berkisar antara 0,4-1% dengan prevalensi 10-12% dan telah menghabiskan biaya US$ 2,1 Miliar setiap tahunnya.

(3)

kemih yang umumnya hanya terdapat di saluran kemih bagian bawah kini juga terdapat saluran kemih bagian atas.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Muslumanoglu et al (2011), prevalensi batu saluran kemih pada populasi pria lebih banyak 1,5-3 kali dibanding populasi wanita. Namun, penelitian terbaru menunjukkan telah terjadi perubahan prevalensi dengan perbandingan pria hampir sama dengan wanita. Ekeruo et al (2004) menemukan bahwa perubahan distribusi gender ini disebabkan karena adanya peningkatan indeks masa tubuh pada wanita dibandingkan pria. Faktor risiko yang berkaitan dengan masalah metabolisme, seperti peningkatan massa tubuh dan obesitas, memiliki hubungan dengan batu saluran kemih.

Menurut penelitian Marshall SR (2003) menunjukkan bahwa faktor lingkungan mempengaruhi pembentukan batu saluran kemih. Lebih dari 40 elemen kimia dalam tubuh yang memiliki berbagai fungsi dan konsentrasi berbeda dapat mempengaruhi proses biologis dalam tubuh yang menyebabkan terjadinya batu saluran kemih. Elemen-elemen ini sering merupakan trace elemen akibat pencemaran dan bukan merupakan konsituen utama trace elemen. Banyak sekali penelitian yang telah dilakukannya menunjukkan bukti adanya hubungan antara kandungan logam berat dalam tanah dan air sebagai sumber air minum dengan kandungan batu saluran kemih terutama batu phosphate dan oxalate.

(4)

adalah air yang tersimpan atau terperangkap di dalam lapisan batuan yang mengalami pengisian atau penambahan secara terus menerus oleh alam.

Seiring dengan naiknya jumlah penduduk serta laju pertumbuhannya semakin naik pula laju pemanfaatan sumber-sumber air. Meningkatnya kebutuhan air ini bukan hanya disebabkan oleh jumlah penduduk dunia yang makin bertambah juga sebagai akibat dari peningkatan taraf hidupnya yang di ikuti oleh peningkatan kebutuhan air untuk keperluan rumah tangga, industri, rekreasi dan pertanian. Menurut Slamet (2002), sebagai akibatnya saat ini, sumber air tawar dan air bersih menjadi semakin langka. Laporan keadaaan lingkungan di dunia tahun 1992 menyatakan bahwa air sudah saatnya dianggap sebagai benda ekonomi.

Dainur (1993), air tanah melalui berbagai filtrasi tanah sehingga dianggap bersih secara bakteriologis. Meskipun demikian, air tanah mengandung lebih banyak mineral terlarut dibandingkan dengan air permukaan. Hal ini sesuai dengan Pitojo dan Purwantoyo (2003) yang menyatakan bahwa permasalahan pada air tanah yang timbul adalah tingginya angka kandungan Total Dissolved Solids (TDS), kesadahan serta kandungan zat mangan (Mn) dan besi (Fe).

(5)

penyakit batu ginjal dan saluran kemih sebesar 5,916 kali lebih besar dari pada responden yang kadar kesadahan air bersihnya memenuhi syarat. Zat atau bahan kimia yang terkandung dalam air misalnya adanya Ca2+, Mg2+ dan CaCO3 yang melebihi standar kualitas, tidak baik pada orang yang mempunyai fungsi ginjal kurang baik, karena akan menyebabkan batu ginjal dan batu saluran kemih. Kebiasaan minum juga merupakan faktor terjadinya batu pada saluran kemih yaitu orang yang mengkonsumsi air yang banyak mengandung kapur tinggi akan menjadi predisposisi pembentukan batu saluran kemih. Maka air yang digunakan manusia tidak boleh mengandung kadar kesadahan total melebihi 500 Mg/l CaCO3.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2015, jumlah penduduk Kabupaten Padang Lawas sebanyak 225.259 jiwa. Dari jumlah tersebut seluruhnya menggunakan air sumur gali untuk kegiatan sehari-hari. Penggunaan air sumur gali yang memiliki tingkat kesadahan melebihi ambang batas dalam kurun waktu yang lama dapat menyebabkan berbagai penyakit. Hal itu dapat dibuktikan dengan tercatat sebanyak 50 warga di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas menderita penyakit batu saluran kemih (Data RSUD Sibuhuan, 2015). Data penderita ini tidak sepenuhnya merupakan data tunggal, dikarenakan tidak semua penderita penyakit batu saluran kemih di Kabupaten Padang Lawas melakukan pemeriksaan medis.

(6)

416/Menkes/Per/IX/1990 ditetapkan bahwa kesadahan air yang dapat digunakan untuk air bersih adalah 500 mg/l. Hal ini diperbaharui dengan Kepmenkes RI No. 907 Tahun 2002 bahwa persyaratan kualitas air minum tidak boleh memiliki tingkat kesadahan lebih dari 100 mg/l. Dari kedua peraturan di atas, tingkat kesadahan air dua sumur di Kabupaten Padang Lawas keseluruhannya lebih dari 500 mg/l, sehingga dapat disimpulkan bahwa air sumur di Kabupaten Padang Lawas memiliki tingkat kesadahan di atas nilai ambang batas.

Purmono (2011) menyatakan bahwa secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya penyakit batu saluran kemih pada seseorang. Faktor tersebut adalah faktor intrinsik, yaitu keadaan yang berasal dari tubuh seseorang dan faktor ekstrinsik, yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan disekitarnya.

Selain terjadinya perubahan epidemiologi dari waktu ke waktu, penyakit batu saluran kemih melibatkan berbagai macam karakteristik yang saling berinteraksi dan sangat kompleks. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan karakteristik penduduk dan kesadahan air sumur dengan kejadian penyakit batu saluran kemih di wilayah kerja RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2015.

1.2 Rumusan Masalah

(7)

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan karakteristik penduduk dan kesadahan air sumur dengan kejadian penyakit batu saluran kemih di wilayah kerja RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2015.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan karakteristik penduduk dengan kejadian penyakit batu saluran kemih di wilayah kerja RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2015.

2. Untuk mengetahui hubungan kesadahan air sumur dengan kejadian penyakit batu saluran kemih di wilayah kerja RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2015.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan atau sumber informasi bagi masyarakat mengenai faktor–faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit batu saluran kemih.

2. Sebagai bahan masukan bagi instansi terkait dalam meningkatkan kualitas air di Kabupaten Padang Lawas.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa lintasan sepeda downhill tidak memiliki fasilitas penginapan, atau setidaknya penginapan terdekat pun berjarak cukup jauh dari lintasan.Di sini dibutuhkan

Sen pitäisi myös paremmin linkittyä alueen yhteiseen seu- rantaan, jotta sen merkitys kokonaisuudellekin on selkeä.” (Toiminnanharjoittajan vastaus) ”Vaikutustarkkailua

Lapidus bahwa kaum fundamentalis tidak sedang memperjuangkan tatanan sosial yang pernah ada dalam sejarah Islam, namun mengupayakan suatu rekonstruksi identitas

Adapun narasumber dalam penelitian ini yaitu Anon¸ Harry Fandinus, dan Ligorius Niang (Tokoh Masyarakat). Sumber data yang diambil adalah saat peneliti sedang melakukan

Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Desa Binaan Berbasis Ekonomi Kreatif “kapal Kerang (kap Lampu Kerang)” Inovasi Limbah Kulit Kerang Menjadi Lampu Hias Rumah Yang Kreatif Dan

1 KRI Regional 4 04 s.d 06 Mei 2017 Universitas Brawijaya 2 KRI Regional 3 11 s.d 13 Mei 2017 Universitas Gadjah Mada 3 KRI Regional 2 18 s.d 20 Mei 2017 Universitas Telkom 4

Dengan pengertian yang lain Komputer merupakan sekumpulan alat logic yang dapat menerima data, mengolah data dan menyimpan data dengan menggunakan program

the discs (meaning both opponent team's disc and our team's disc) have fallen on our team's SZ, are the team members allowed to remove the discs that prevent the robot from putting