• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Keputusan Konsumen Membeli Buah di Pasar Modern di Kota Medan (Studi Kasus : Swalayan Supermarket di Kecamatan Medan Sunggal)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Keputusan Konsumen Membeli Buah di Pasar Modern di Kota Medan (Studi Kasus : Swalayan Supermarket di Kecamatan Medan Sunggal)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pasar

Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu

baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall,

plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Menurut Rismayani (1999)

pada dasarnya pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk

melakukan pertukaran atas barang dan jasa. Selain itu, pasar dapat pula diartikan

sebagai himpunan para pembeli aktual dan potensial dari suatu produk. Dalam hal

demikian pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan

dan keinginan tertentu yang sama. Dimana setiap konsumen bersedia dan mampu

melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.

Pasar secara fisik adalah tempat pemusatan beberapa pedagang tetap dan tidak

tetap yang terdapat pada suatu ruangan terbuka atau tertutup atau sebagian badan

jalan. Selanjutnya pengelompokkan para pedagang eceran tersebut menempati

bangunan-bangunan dengan kondisi bangunan temporer, semi permanen ataupun

permanen (Sujarto dalam Sulistyowati, 1999).

Berdasarkan pengertian pasar sebagaimana telah dikemukakan di awal, yakni

tempat bertemunya pembeli dan penjual, maka dapat dilihat secara umum

instrumen pasar terdiri dari perspektif pengelola, maka pasar di satu sisi dapat

(2)

Dilihat dari instrument pengelolaan ini, yang digolongkan dengan pasar modern

adalah seperti Mall, Plaza, Supermarket maupun Mega Market (Bustaman, 1999).

Pasar tradisional cenderung memiliki kondisi fisik yang kurang baik. Namun bagi

para konsumen yang masih setia, pasar tradisional masih memilki daya tarik

tersendiri. Daya tarik yang ada pada pasar tradisional adalah harga yang lebih

murah, harga yang bisa ditawar, lokasi yang biasanya dekat dengan tempat

tinggal, banyak pilihan makanan dan produk segar serta menyediakan segala

kebutuhan, terutama kebutuhan harian masyarakat (Sulistyo dan Cahyono, 2010).

Pada pasar modern tidak terjadi interkasi secara langsung antara konsumen dan

pedagang. Menurut Subandi (2005) dalam Devi (2012), pasar modern memiliki

kelebihan pada penerapan konsep profesionalisme dan kualitas pelayanan untuk

menarik konsumen sebanyak-banyaknya sehingga desain tata bangunan sejak

awal telah dipertimbangkan keterpaduan dan kenyamanan, dengan penyediaan

lahan parker, ruang yang nyaman, kemudahan akses dengan transportasi umum,

pemilihan jenis barang, dan pelayanan dari pramuniaga yang sangat memanjakan

konsumen.

Secara umum peningkatan jumlah pasar khususnya pasar modern terjadi di daerah

perkotaan. Hal ini mengakibatkan semakin ketat persaingan dikalangan pedagang

eceran. Meskipun jumlah pasar tradisional masih lebih besar dibandingkan pasar

modern tetapi pertumbuhan pasar modern semakin meningkat. Pada saat ini pasar

tradisional yang lokasinya berdekatan dengan mal/hypermarket mengakibatkan

pasar tradisional mulai kehilangan pembeli sehingga dapat mengganggu

(3)

umumnya pelaku usaha mikro dan dapat mematikan usaha pedagang

(Fadhil, 2006).

Pasar modern dan pasar tradisional bersaing di sektor yang sama yaitu industri

ritel. Di satu sisi, pasar modern dikelola dengan tangan profesional dan fasilitas

yang serba lengkap. Sedangkan di sisi yang lain pasar tradisional masih

terkungkung pada masalah klasik, pengelolaan yang masih jauh dari profesional,

hingga ketidaknyamanan dalam berbelanja.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan pasar modern dewasa ini sudah

menjadi tuntutan dan konsekuensi dari gaya hidup modern yang berkemabng di

masyarakat kita. Tidak hanya di kota metropolitan tetapi sudah merambah sampai

kota kecil di tanah air. Sangat mudah menjumpai Minimarket, Supermarket

bahkan Hypermarket di sekitar tempat tinggal kita. Tempat-tempat tersebut

menjanjikan tempat belanja yang nyaman dengan harga yang tidak kalah

menariknya. Namun dibalik kesenangan tersebut ternyata telah membuat para

peritel kelas menengah da kecil mengeluh. Mereka dengan tegas memprotes

ekspensi yang sangat agresif dari peritel kelas atas (Esther dan Dikdik, 2003).

Untuk beberapa alasan perubahan gaya hidup konsumen saat ini tidaklah

mengejutkan. Pertama, melalui skala ekonominya, pasar modern dapat menjual

lebih banyak produk yang lebih berkualitas dengan harga yang lebih murah.

Kedua, informasi daftar harga setiap barang tersedia dan dengan mudah diakses

publik. Ketiga, pasar modern menyediakan lingkungan berbelanja yang lebih

nyaman dan bersih dengan jam buka yang lebih panjang, dan menawarkan aneka

(4)

peralatan rumah tangga berukuran besar. Keempat, produk yang dijual di pasar

modern, seperti bahan pangan, telah melalui pengawasan mutu dan tidak akan

dijual bila telah kadaluwarsa (Setiadi. N, 2003)

Ritel modern mampu menyediakan segala kebutuhan dengan harga yang relatif

tidak kalah dengan pasar tradisional dari segala jenis barang, dengan kualitas bisa

lebih baik. Kalau selama ini pasar tradisional dianggap unggul dalam memberikan

harga relatif lebih rendah untuk banyak komoditas, dengan fasilitas berbelanja

yang jauh lebih baik skala ekonomis pengecer modern yang cukup luas dan akses

langsung mereka terhadap produsen dapat menurunkan harga pokok penjualan

mereka sehingga mereka mampu menawarkan harga yang lebih rendah.

Sebaliknya para pedagang pasar tradisional, mereka umumnya mempunyai skala

yang kecil dan menghadapi rantai pemasaran yang cukup panjang untuk membeli

barang yang akan dijualnya. Keunggulan biaya rendah pedagang tradisional kini

mulai terkikis.

2.2 Landasan Teori

Menurut Engel et al (1994), perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang

terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan

jasa, termasuk alasan dan keputusan sebelum dan sesudah mengkonsumsi.

Menurut Prasetijo dan John (2005) perilaku konsumen adalah suatu proses yang

terdiri dari beberapa tahap yaitu:

1. Tahap perolehan (acquisition): mencari (searching) dan membeli

(5)

2. Tahap konsumsi (consumtion): menggunakan (using)dan mengevaluasi

(evaluating)

3. Tahap tindakan pasca beli (disposition): apa yang dilakukan oleh konsumen

setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi.

Perilaku konsumen tidaklah terlepas dari berbagai faktor-faktor pengaruh yang

ada dalam lingkungan konsumen. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh

faktor-faktor budaya, social, pribadi, dan psikologis (Kotler, 2007).

1. Faktor Budaya

Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian.

Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar.

Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih

menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya.

Sub-budaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.

2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial,

seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial.

Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh

langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang

tersebut. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang

dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa kelompok keanggotaa merupakan

kelompok kenaggotaan primer, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja.

Beberapa kelompok keanggotaan primer yng berinteraksi dengan seseorang secara

(6)

keagamaan, profesi, dan asosiasi perdagangan yang cenderung lebih formal dan

mambutuhkan interkasi yang tidak begitu rutin.

3. Faktor Pribadi

Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karekteristik

tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup; pekerjaan, keadaan ekonomi,

kepribadian dan konsep diri, serta nilai dan gaya hidup pembeli. Karena banyak

karekteristik ini memiliki dampak sangat langsung pada perilaku konsumen,

penting bagi pemasar untuk mengikuti mereka secara dekat.

- Usia dan tahap hidup siklus. Orang membeli barang dan jasa yang

berbeda-beda sepanjang hidupnya. Selera orang juga berhubungan dengan

usia. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga dan jumlah., usia,

dan gender orang dalam rumah tangga pada suatu saat.

- Pekerjaan dan lingkungan ekonomi. Pekerjaan seseorang juga

mempengaruhi pola konsumsinya. Para pemasar berusaha

mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang memiliki minat di atas rata

-rata terhdapa produk dan jasa mereka. Pilihan produk sangat dipengaruhi

oleh keadaan ekonomi seseorang, penghasilan yang dapat dibelanjakan

(level, kestabilan, pola waktunya), tabungan dan aktiva (termasuk

persentasi aktiva yang lancer/liquid), utang, kemampuan untuk meminjam,

dan sikap terhadap kegiatan berbelanja atau menabung.

- Kepribadian dan konsep diri. Kepribadian adalah ciri bawaan psikologis

manusia yang khas yang menghasilkan tanggapan yang relative konsisten

dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya. Kepribadian

(7)

kepercayaan diri, dominasi, otonomi kehormatan, kemampuan

bersosialisasi, pertahanan diri, dan kemampuan beradaptasi.

- Gaya hidup dan nilai. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia

yang terungkap pada aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup

menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan

lingkungannya.

4. Faktor Psikologis

Empat proses psikologi penting antara lain motivasi, persepsi, pembelajaran, dan

memori secara fundamental mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap

berbagai rangsangan pemasaran.

- Motivasi. Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu.

Kebutuhan akan menjadi motif jika didorong hingga mencapai level

intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan cukup mampu

mendorong seseorang bertindak.

- Persepsi adalah proses yang digunakan individu untuk memilih,

mengorganisasi, da menginterpretasi masukan informasi guna mnciptakan

gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi akan sangat beragam antara

individu satu dengan yang lain yang mengalami realitas yang sama.

- Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari

pengalaman. Sebagian besar perilaku manusia adalah hasil belajar. Ahli

teori pembelajaran yakin bahwa pembelajaran dihasilkan melalui

perpaduan kerja antara pendorong, rangsangan, isyarat bertindak,

(8)

- Memori. Pemasaran dapat terlihat meyakinkan bila para konsumen

memiliki jenis pengalaman produk dan layanan yang tepat seperti struktur

pengenalan merek yang diciptakan dan dipertahankan dalam memori.

Teori perilaku konsumen merupakan deskripsi tentang bagaimana konsumen

mengalokasikan pendatapa diantara barang dan jasa yang berbeda-beda untuk

memaksimumkan kesejahteraan mereka. Dimana dalam pengalokasian ini

konsumen menentukan permintaan untuk beragam barang dan jasa. Keputusan

pembelian konsumen membantu kita memahami bagaimana perubahan

pendapatan dan harga mempengaruhi permintaan barang dan jasa (Pindyck dan

Rubinfeld, 2001).

Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung

terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.

Stanton (1997) mengemukakan keputusan membeli sebagai proses dalam

pembelian nyata setelah melalui tahap-tahap sebelumnya. Setelah melakukan

evaluasi atas sejumlah alternatif maka konsumen dapat memutuskan apakah suatu

produk akan dibeli atau diputuskan untuk tidak dibeli sama sekali.

Dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan, keputusan pembelian konsumen

di pengaruhi oleh beberapa faktor:

1. Harga

Menurut Agusty (2000), harga merupakan salah satu variabel penting dalam

pemasaran, dimana harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil

keputusan untuk membeli suatu produk, karena berbagai alasan. Alasan ekonomis

(9)

merupakan salah satu pemicu penting untuk meningkatkan kinerja pemasaran,

tetapi alasan psikologis dapat menunjukan bahwa harga justru merupakan

indikator kualitas dan karena itu dirancang sebagai salah satu instrument

penjualan sekaligus sebagai instrument kompetisi yang menentukan.

2. Kualitas

Kualitas adalah seluruh ciri serta sifat suatu produk atau pelayanan yang

berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau

yang tersirat. Ini jelas bahwa kualitas berpusat pada konsumen, seorang produsen

dapat memberikan kualitas bila produk atau pelayanan yang diberikan dapat

memenuhi atau melebihi harapan konsumen (Kotler, 1997).

Kualitas mempunyai peranan penting baik dipandang dari sudut konsumen yang

bebas memilih tingkat mutu atau dari sudut produsen yang mulai memperhatikan

pengendalian mutu guna mempertahankan dan memperluas jangkauan pemasaran.

Kualitas diukur menurut pandangan pembeli tentang mutu dan kualitas produk

tersebut.

3. Promosi

Penjelasan mengenai arti dari promosi diantaranya adalah sebagai berikut:

 Buchari Alma (2002) mengungkapkan “promosi adalah sejenis komunikasi

yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang

dan jasa”.

 William Schoell dalam Buchari Alma (2002) menyatakan “promosi ialah

(10)

Philip Kotler (2002) mengemukakan lima jenis promosi yang biasa disebut

sebagai bauran promosi adalah iklan (advertising), penjualan tatap muka

(personal selling), Promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat

dan publisitsas (publlicity and public relation), serta pemasaran langsung (direct

marketing). Semua alat promosi ini bekerja sama untuk mencapai sasaran

komunikasi perusahaan. Perusahaan juga selalu mencari cara untuk bisa mencapai

efektivitas dengan beralih dari satu alat promosi ke alat promosi yang lain karena

nilai ekonominya lebih baik, atau mungkin saja suatu perusahaan ingin mencapai

tingkat penjualan tertentu dengan beragam bauran promosi.

4. Pelayanan

Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi

langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan

menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain. Sedangkan

melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan

seseorang. Kep. MenPan No. 81/93 menyatakan bahwa pelayanan umum adalah

segala bentuk pelayanan yang diberikan oleh pemerintah pusat / daerah, BUMN /

BUMD, dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat, dan atau peraturan

perundang-undangan yang berlaku (Barata, 2004).

5. Tempat/Lokasi

Masalah lokasi merupakan masalah penting yang harus dipertimbangkan oleh

pengecer. Masalah lokasi tersebut antara lain meliputi masalah banyaknya lokasi,

strategi pengecer dalam memilih lokasi yang strategis sesuai dengan produk yang

(11)

\strategi pemasaran adalah seleksi pasar, analisis area, dan evaluasi tempat. Ketiga

hal ini penting untuk membedakan suatu usaha dengan para pesaingnya dalam

benak konsumen yang ingin dilayani sehingga memungkinkan untuk mencapai

keuntungna diferensial yang dapat dipertahankan atas para pesaingnya

(Pangestu, 2007).

6. Kemasan

Menurut Iwan (1998), kemasan yang baik adalah kemasan yang bisa melindungi

isi produk tersebut terhadap cuaca dan proses ala lainnya. Kemasan juga

digunakan sebagai wadah agar barang mudah dibawa, tetapi juga harus bisa

berkomunikasi agar bisa menerangkan dan merefleksikan produk, citra, brand

atau merk yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari promosi dan

pemasaran, tentunya dengan pertimbangan mudah untuk dikenali, dilihat,

dipahami dan diingat.

Menurut Kotler (1992) masalah kemasan sebagai segala kegiatan merancang, dan

memproduksi wadah atau bungkus suatu produk. Wadah atau bungkus tersebut

disebut kemasan yang terdiri dari tiga tingkat bahan. Kemasan pertama (primary

package) ialah bungkus langsung dari suatu produk. Kemasan tambahan

(secondary package) ialah bahan yang melindungi kemasan dasar dan dibuang

bila produk tersebut akan digunakan. Kemudian yang dimaksud dengan kemasan

pengiriman (shipping package) adalah setiap kemasan yang diperlukan waktu

penyimpanan, pengangkutan dan identifikasi. Yang terakhr adalah label yang

merupakan bagian dari pengemasan dan terdiri dari keterangan tercetak dan

(12)

7. Faktor Psikologis

Menurut Winardi (1993) Psikologis adalah faktor kijawaan (psikologi) yang

mempengaruhi prilaku seseorang dalam pengambilan keputusan. Faktor

psikologis yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli buah di bagi

menjadi 2 yaitu:

a) Gengsi (prestige)

Prestige adalah suatu keadaan dimana seseorang merasa mempunyai kebanggaan

tersendiri, pada saat mengkonsumsi barang dan jasa tertentu yang dihasilkan oleh

perusahaan. Salah satu nilai jual dari pasar modern adalah faktor gengsi, karena

seorang konsumen merasa lebih prestige bebelanja di pasar modern darp pada di

pasar tradisional, karena selama ini pasar tradisional selalu dentik dengan segmen

kalangan bawah, dan supermarket/hypermarket identik dengan kalangan

menengah ke atas.

b) Kenyamanan Berbelanja (comfortable)

Kenyamanan merupakan salah satu nilai jual yang utama dari supermarket/

hypermarket, karena tanpa faktor kenyamanan supermarket/hypermarket tidak

jauh beda dari pasar tradisional.

Karakteristik yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Ada beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam

membuat keputusan dalam membeli barang dan jasa

1. Umur

Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Umur

(13)

Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang

mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya.

2. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pemasar

berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata

akan produk dan jasa mereka (Kotler dan Amstrong, 1996).

3. Pendapatan

Pendapatan masayarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi/rendahnya

pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas

permintaan. Pendapatan yang lebih rendah berarti bahwa secara total hanya ada

uang yang sedikit untuk dibelanjakan, sehingga masyarakat akan membelanjakan

lebih sedikit uang untuk beberapa dan mungkin pula terhadap sebagian besar

barang.

4. Tingkat Pendidikan

Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang

munsul dari proses pendidikan yang dijalani (pengalaman). Pendidikan seseorang

sangat mempengaruhi pilihannya. Apabila pendidikan konsumen tinggi maka

akan lebih memilih barang yang berkualitas baik, tingkat pendidikan dapat dilihat

dari pendidikan terakhir konsumen (Setiadi, 2003).

5. Keluarga

Keluarga memiliki peran penting dalam pembentukan sikap maupun perilaku

konsumen terhadap suatu produk. Keluarga merupakan lingkungan yang paling

dekat karena konsumen melakukan interaksi lebih intensif dibandingkan dengan

(14)

2.3 Penelitiat Terdahulu

Penelitian terdahulu yang menjadi perbandingan dalam hal ini tidak sama lokasi

studi kasus namun variabel-variabel yang digunakan relatif sama. Dalam hal ini

digunakan rujuka dari penelitian yang dilakukan oleh Pro Deo Et Patria Sembiring

(2014) meneliti faktor yang mempengaruhi volume pembelian buah anggur pada

konsumen pasar modern, dari hasil penelitian menunjukan bahwa variabel harga,

produk, promosi dan tempat secara serempak berpengaruh signifikan terhadap

volume pembelian buah anggur, namun secara parsial hanya variabel produk saja

yang berpengaruh signifikan terhadap volume pembelian buah anggur. Variabel

harga, promosi, dan tempat tidak berpengaruh signifikan terhadap volume

pembelian buah anggur.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Eliza, Ery Sayamar, dan Cory Kaswita

(2011) mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam

pengambilan keputusan pembelian buah di pasar Arengka (Pasar Tradisional) dan

Giant Hypermarket (pasar modern) yang menunjukan faktor psikologis dilihat

dari indikator pemilihan tempat berbelanja buah, pertimbangan buah, dan

kenyamanan dalam berbelanja buah mempengaruhi keputusan konsumen dalam

pembelian buah di Pasar Arengka dan Giant Hypermarket.

2.4 Kerangka Pemikiran

Buah merupakan salah satu sumber vitamin bagi manusia sehingga sampai saat ini

buah masih banyak diminati konsum. Konsumen buah adalah mereka yang

melakukan kegiatan pembelian (mengkonsumsi) buah untuk memenuhi

(15)

juga dapat membeli buah di pasar modern. Sudah banyak pasar-pasar modern

menjual buah-buah lokal maupun buah impor.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan konsumen membeli buah di pasar

modern, seperti harga, kualitas, promosi, pelayanan, lokasi, kemasan, dan

psikologi konsumen itu sendiri. dengan pertimbangan faktor tersebut konsumen

akhirnya memutuskan untuk membeli ataupun tidak membeli buah di psar modern

tersebut. Apabila konsumen telah memutuskan untuk membeli buah maka buah

tersebut dapat dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian validitas dan reliabilitas (dapat dilihat pada Lampiran 11) menghasilkan nilai loading factor lebih besar dari 0.5 yang berarti keempat indikator dalam

Dari hasil pembuatan dan perakitan mekanik/kontruksi perancangan sistem keselamatan sepeda motor untuk menghindari kecelakaan berbasis mikrokontroler hal pertama yang harus

Sehubungan dengan proses pelaksanaan Pemilihan Langsung Pekerjaan Pembangunan Asrama Haji Transit Provinsi Papua, kami bermaksud melaksanakan Pembuktian Kualifikasi atas

Pokja ULP/Panitia Pengadaan pada Satker Deputi Bidang KB dan KR BKKBN Pusat akan melaksanakan Pelelangan Ulang Sederhana dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan

Kriteria Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh Kekumuhan Ditinjau dari Bangunan Gedung Kekumuhan Ditinjau dari Jalan Lingkungan Kekumuhan Ditinjau.. dari Penyediaan Air

Proses pembelajaran akan berlangsung baik apabila terdapat interaksi edukatif antara guru dan siswa. Guru sebagai unsur utama proses pembelajaran

Dari perangkat mana pun yang berada dalam segmen jaringan yang sama seperti data embedded system yang dikelola dapat dikirim ke embedded system tanpa

MODIS Enhance Vegetation Index (EVI) and Land Surface Temperature (LST) products in late august from 2000 to 2014 were employed to explore vegetation index and land