• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM. Petunjuk Teknis Program Continuing Professional Development Ilmu Penyakit Dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM. Petunjuk Teknis Program Continuing Professional Development Ilmu Penyakit Dalam"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Petunjuk Teknis

Program Continuing Professional Development

Ilmu Penyakit Dalam

KOLEGIUM

ILMU PENYAKIT DALAM

KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM INDONESIA PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM

(2)
(3)

PETUNJUK TEKNIS

PROGRAM

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN

BERKELANJUTAN (P2KB)

ILMU PENYAKIT DALAM

KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM

PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM

2008

KOLEGIUM

ILMU PENYAKIT DALAM

(4)

KONTRIBUTOR

Kolegium IPD

PB PAPDI

PAPDI Cabang Jakarta PAPDI Cabang Jawa Barat PAPDI Cabang Yogyakarta PAPDI Cabang Semarang

PAPDI Cabang Surabaya PAPDI Cabang Malang

PAPDI Cabang Bali PAPDI Cabang Padang PAPDI Cabang Palembang

PAPDI Cabang Makassar PAPDI Cabang Manado PAPDI Cabang Sumatera Utara

PAPDI Cabang Surakarta PAPDI Cabang Riau

PAPDI Cabang Kalimantan Timur PAPDI Cabang Kalimantan Barat

PAPDI Cabang Dista Aceh

PAPDI Cabang Kalimantan Selatan Tengah PAPDI Cabang Palu

PAPDI Cabang Banten PAPDI Cabang Bogor PAPDI Cabang Lampung

PAPDI Cabang Kupang PAPDI Cabang Jambi PAPDI Cabang Kepulauan Riau

PAPDI Cabang Gorontalo PAPDI Cabang Cirebon

(5)

PENYUSUN

Dr.dr. Siti Setiati, SpPD, K-Ger, MEpid Dr.dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV

dr. Sumariyono, SpPD, K-R dr. Lugyanti Sukrisman, SpPD, K-HOM

dr. Kuntjoro Harimurti, SpPD dr. Ida Ayu Kshanti, SpPD dr. Khie Chen, SpPD, K-PTI

(6)

PENGANTAR

Sesuai dengan Undang-undang No. 29 Tahun 2004 seorang dokter yang melakukan praktik kedokteran wajib menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran. Oleh karena itu, keberadaan program P2KB dalam profesi kedokteran pada era sekarang sudah merupakan suatu keharusan. Program sejenis telah dilaksanakan di seluruh dunia. Tujuannya adalah agar semua dokter dalam menjalankan praktik senantiasa berupaya mempertahankan bahkan meningkatkan kompetensinya untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Kolegium Ilmu Penyakit Dalam (KIPD) menyiapkan aturan dan tatacara pogram P2KB bagi anggota PAPDI, yang dapat dipergunakan untuk proses resertifikasi kompetensi anggotanya. Buku ini merupakan pedoman bagi institusi penyelenggara kegiatan P2KB, anggota PAPDI yang akan melakukan resertifikasi kompetensi, serta Komisi P2KB Cabang yang akan bertugas memverifikasi kegiatan P2KB yang telah dilakukan oleh anggota.

Jakarta, Juli 2008 Komisi P2KB IPD Pusat

(7)

SAMBUTAN KETUA UMUM PAPDI

Buku ini merupakan salah satu wujud kegiatan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) dalam menjalankan amanah Kongres PAPDI (KOPAPDI) XIII di Palembang Tahun 2006. Buku Petunjuk Teknis Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) berisi tatacara pelaksanaan kegiatan Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan Ilmu Penyakit Dalam (P2KB IPD) bagi para dokter spesialis penyakit dalam untuk dapat mempertahankan kompetensinya dalam memberikan pelayanan kesehatan yang menjadi wewenangnya. Sedangkan Buku Log yang diterbitkan bersamaan dengan Buku Petunjuk Teknis berisi formulir-formulir yang harus diisi dan dilaporkan oleh anggota sesuai petunjuk.

Sebagai program yang baru, tentunya akan ada beberapa kendala, baik yang sudah diantisipasi maupun yang belum diantisipasi sebelumnya. Oleh karena itu kerja sama yang kuat antara Kolegium IPD, PB PAPDI dan PAPDI Cabang diharapkan dapat memperlancar Progarm P2KB IPD ini, tidak terkecuali peran aktif dari semua anggota PAPDI.

Terima kasih yang sebesar-besarnya tak lupa saya ucapkan kepada semua pihak yang telah bekerja keras dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Kami berharap proses ini akan berjalan dengan baik dan dengan kualitas yang semakin baik di masa yang akan datang, sehingga tujuan kita untuk memberikan fasilitas kepada para anggota untuk mempertahankan kompetensinya akan tercapai.

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Ketua Umum

(8)

SAMBUTAN KETUA KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM

Undang-undang No. 29 Tahun 2004 menyebutkan bahwa setiap dokter praktik wajib memenuhi kompetensi profesional yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi. Sertifikat kompetensi merupakan salah satu syarat penerbitan Surat Tanda Registrasi (STR) oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) yang harus diperbaharui setiap 5 (lima) tahun sekali. Dengan demikian, sertifikat kompetensi yang diterbitkan oleh kolegium juga harus diperbaharui setiap 5 (lima) tahun sekali.

Dengan sudah diberlakukannya undang-undang tersebut di atas, dapat dipastikan bahwa kegiatan Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) diberlakukan bagi seluruh dokter di Indonesia, termasuk Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Oleh karena itu, Program P2KB hendaknya mengakomodasi para dokter yang bertempat tinggal / praktik di daerah terpencil dengan fasilitas terbatas, sehingga yang bersangkutan dapat memenuhi syarat nilai minimum angka kredit yang telah ditetapkan oleh KIPD, merujuk pada ketetapan BP2KB IDI.

Untuk mendapatkan sertifikat kompetensi ulang (resertifikasi kompetensi) seorang dokter spesialis penyakit dalam harus lulus ujian kompetensi dan memenuhi syarat minimum jumlah nilai SKP dari program P2KB yang dilaksanakan oleh penyelenggara yang terakreditasi oleh KIPD. Namun dalam 5 (lima) tahun pertama ini program P2KB IPD masih diarahkan pada pemenuhan syarat nilai minimum angka kredit dari kegiatan-kegiatan yang terakreditasi oleh KIPD, sedangkan ujian kompetensi masih ditunda pelaksanaannya.

Sesuai dengan amanah KOPAPDI XIII di Palembang, KIPD bertugas membuat buku petunjuk yang mengatur tatacara penilaian kegiatan P2KB yang bertujuan untuk resertifikasi kompetensi anggota.

Melalui Komisi P2KB Pusat yang dibentuk khusus untuk mengatur kegiatan P2KB IPD, KIPD telah menyusun Buku Petunjuk Teknis serta Buku Log yang berguna mempermudah para anggota dalam melakukan kegiatan P2KB, tentunya dengan memperhatikan sebaran Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Indonesia.

(9)

Terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada Komisi P2KB IPD Pusat yang telah menyusun buku ini dengan penuh kesungguhan dan rasa tanggung jawab. Tentunya kami tidak lupa juga kepada semua PAPDI Cabang yang telah memberikan masukan serta tidak terkecuali PB PAPDI yang telah mendukung dalam hal pencetakan dan pendistribusian buku ini kepada anggota PAPDI di Indonesia.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu meridhoi kita, Amin.

Kolegium Ilmu Penyakit Dalam Ketua

(10)

DAFTAR ISI

Halaman Daftar isi ... 8 BAB I. Pendahuluan 1. Latar Belakang ... 10 2. Pengertian ... 11 3. Tujuan ... 12

4. Visi dan Misi P2KB IPD ... 12

5. Pengorganisasian ... 13

BAB II. Penyelenggaraan Kegiatan P2KB IPD 1. Peserta Program P2KB IPD ... 15

2. Penyelenggaraan Kegiatan P2KB IPD .. ... 15

3. Persyaratan Penyelenggaraan Kegiatan P2KB ... 15

4. Jenis Kegiatan P2KB IPD ... 16

5. Kewenangan Pemberian Nilai SKP ... 18

BAB III. Akreditasi Kegiatan P2KB IPD 1. Permohonan Akreditasi Kegiatan P2KB Eksternal ... 19

2. Permohonan Akreditasi Kegiatan P2KB Internal dan Pribadi ... 23

3. Borang Penilaian Berkala ... 24

4. Dokumen Bukti Mengikuti Kegiatan P2KB IPD ... 25

5. Mulai Berlaku Kegiatan P2KB ... 30

BAB IV. Pengajuan Resertifikasi Kompetensi dan Registrasi Ulang STR 1. Pengertian ... 31

2. Sertifikat Kompetensi Ulang dan Registrasi Ulang (STR Ulang) ... 32

3. Penilaian /Evaluasi Resertifikasi Kompetensi ... 34

BAB V. Pengajuan Surat Ijin Praktik (SIP) 1. Pengertian ... 35

2. Rekomendasi IDI dan Surat Ijin Praktik ... 36

BAB VI. Penutup ... 38

Kepustakaan ... 39 Lampiran

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Formulir Pengajuan Penilaian Berkala ... 40

Formulir Pengajuan Resertifikasi Kompetensi ... 42

Daftar Komisi P2KB IPD Cabang ... 44

Format Surat Rekomendasi dari Komisi P2KB IPD Cabang ... 46

Formulir Pendaftaran Registrasi Ulang KKI ... 47

Surat Pernyataan Mematuhi Etika Profesi ... 49

Pernyataan Sehat Fisik dan Mental ... 50

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Undang-undang Praktik Kedokteran RI No. 29 tahun 2004, pasal 3 tentang Praktik Kedokteran menyebutkan bahwa Pengaturan Praktik Kedokteran bertujuan untuk :

a. memberikan perlindungan kepada pasien

b. mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi

c. memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter dan dokter gigi

Selain itu pada pasal 38 ayat 1 berbunyi :

Setiap dokter atau dokter gigi yang berpraktik wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan kedokteran atau kedokteran gigi berkelanjutan yang diselenggarakan oleh organisasi profesi dan lembaga lain yang diakreditasi oleh organisasi profesi dalam rangka penyerapan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran atau kedokteran gigi

Pada pasal 51 huruf e disebutkan bahwa :

Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.

Sesuai dengan pasal-pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap dokter praktik wajib memenuhi kompetensi profesional yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi. Sertifikat kompetensi merupakan salah satu syarat penerbitan Surat Tanda Registrasi (STR) oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) yang harus diperbaharui setiap 5 (lima) tahun sekali. Dengan demikian, maka sertifikat kompetensi yang diterbitkan oleh kolegium terkait juga harus diperbaharui setiap 5 (lima) tahun sekali.

(13)

Dengan sudah diberlakukannya UU No. 29 Tahun 2004, maka dapat dipastikan bahwa kegiatan Continuing Professional Development (CPD)/Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) diberlakukan bagi seluruh dokter di Indonesia, termasuk Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Oleh karena itu, program P2KB hendaknya mengakomodasi para dokter yang tinggal / praktik di daerah terpencil dengan fasilitas terbatas, sehingga yang bersangkutan dapat memenuhi syarat nilai minimum angka kredit yang telah ditetapkan KIPD.

Untuk mendapatkan sertifikat kompetensi ulang (resertifikasi kompetensi) seorang dokter spesialis penyakit dalam harus lulus ujian kompetensi dan memenuhi syarat minimum jumlah nilai SKP dari program P2KB yang dilaksanakan oleh penyelenggara yang terakreditasi oleh KIPD.

P2KB merupakan hal baru yang menuntut kesiapan organisasi, logistik dan sumber daya manusia serta peran serta aktif para anggota PAPDI, sehingga dalam 5 (lima) tahun pertama ini program P2KB IPD masih diarahkan pada pemenuhan syarat nilai minimum angka kredit dari kegiatan-kegiatan yang terakreditasi oleh KIPD, sedangkan ujian kompetensi masih ditunda pelaksanaannya.

2. Pengertian

Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) adalah semua aktifitas yang dilakukan oleh semua dokter, baik formal antara lain temu pakar, pembahasan kasus, temu audit; maupun informal, dalam rangka mempertahankan, meningkatkan, mengembangkan dan menambah pengetahuan, keterampilan, dan sikap (attitude) sebagai tanggapan (respon) atas kebutuhan pasien.

Yang dimaksud dengan Continuing Professionalis Development (CPD)/ Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) disini adalah sesuai dengan apa yang disebut oleh World Federation for

Medical Education (WFME) yang telah disetujui oleh World Health Organization (WHO) dan World Medical Assocation (WMA).

(14)

3. Tujuan

Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) IPD bertujuan:

a. memelihara, meningkatkan, mengembangkan pengetahuan, sikap dan perilaku dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis penyakit dalam konsultan;

b. memfasilitasi penerbitan Sertifikat Kompetensi yang diperlukan untuk registrasi ulang praktik kedokteran;

c. meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peran serta aktif dokter dalam sistem kesehatan nasional dengan kemampuan keprofesian yang selalu dapat dipertanggungjawabkan.

4. Visi dan Misi P2KB IPD

Visi:

Seluruh dokter spesialis penyakit dalam dan spesialis penyakit dalam konsultan pada tahun 2010 telah menerapkan standar kualitas pelayanan kedokteran yang bertaraf global, yang sesuai dengan kewenangan dalam pelayanan profesinya dan berlandaskan perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berdasarkan bukti (EBM), serta kebutuhan masyarakat.

Misi:

P2KB IPD memiliki misi sebagai berikut:

a. mengembangkan P2KB IPD sebagai sistem

b. membangun lembaga P2KB IPD yang memiliki fungsi: 1. menentukan kebijakan yang meliputi :

ƒ analisis kebutuhan sesuai dengan kondisi setempat, bekerja sama dengan instansi pelayanan, pengguna, dan institusi pengembangan ilmu.

ƒ penetapan tujuan dan bentuk-bentuk P2KB IPD (pemeliharaan kemampuan, penambahan kemampuan, pengembangan kemampuan dokter spesialis dan sub-spesialis ilmu penyakit dalam)

ƒ koordinasi dengan organisasi profesi dan lembaga terkait ƒ menyusun kebijakan keuangan-pembiayaan

ƒ melaksanakan prosedur penjaminan mutu (quality assurance) 2. penyusunan program :

ƒ pemeliharaan kemampuan ƒ penambahan kemampuan ƒ pengembangan kemampuan

ƒ penambahan kemampuan khusus yang masih dalam lingkup kewenangan

(15)

3. implementasi program :

ƒ kerja sama dengan instansi-instansi pelaksana P2KB ƒ pemantauan dan evaluasi pelaksanaan P2KB 4. akreditasi dan penilaian

Dalam penyelenggaraan P2KB IPD diperlukan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan yaitu prinsip pendidikan dan prinsip penjaminan mutu.

5. Pengorganisasian

Jumlah anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) sampai tahun 2008 sebesar 1.750 orang yang terdaftar di 29 PAPDI Cabang di seluruh Indonesia. Oleh karena itu diperlukan suatu badan yang bertugas mengkoordinasi program P2KB IPD.

Dalam rangka melaksanakan tugas penilaian kegiatan ilmiah dan pengajuan resertifikasi kompetensi, Kolegium Ilmu Penyakit Dalam membentuk komisi yang akan melaksanakan tugas tersebut.

Komisi P2KB IPD terdiri dari : 1. Komisi P2KB IPD Pusat

Komisi ini berkedudukan di Jakarta. Komisi ini dikoordinir oleh Bidang CPD KIPD dan terdiri dari anggota KIPD serta PAPDI.

Tugas Komisi P2KB IPD Pusat :

− Memberikan penilaian SKP atas kegiatan ilmiah berskala nasional − Menerima laporan Komisi P2KB IPD Cabang atas hasil penilaian

berkala

− Melaporkan dan mempublikasikan hasil penilaian berkala anggota di website

− Menerima rekomendasi pencapaian angka kredit anggota dan meneruskan pengajuan tersebut ke KIPD agar dapat diterbitkan sertifikat kompetensi ulang

(16)

2. Komisi P2KB IPD Cabang

Tim ini berkedudukan di PAPDI Cabang. Tim ini terdiri dari 3-5 orang (termasuk ketua, merangkap anggota) yang diangkat dengan Surat Keputusan KIPD. Anggota tim terdiri dari wakil PAPDI Cabang, anggota PAPDI dengan kinerja baik dan/atau anggota PAPDI wakil institusi pendidikan.

Tugas Komisi P2KB IPD Cabang :

− Menilai dan merekomendasikan kegiatan P2KB eksternal berskala lokal

− Mengakreditasi kegiatan P2KB internal dan pribadi

− Melakukan penilaian berkala atas kegiatan P2KB IPD yang telah dilakukan oleh anggota (berdasarkan pengajuan anggota)

− Melaporkan hasil penilaian berskala tersebut kepada Komisi P2KB IPD Pusat

− Menilai pengajuan resertifikasi anggota untuk kemudian dibuatkan rekomendasi resertifikasi kompetensi kepada KIPD untuk diterbitkan sertifikat kompetensi ulang

Gambar 1. Struktur Organisasi Komisi P2KB IPD

KOLEGIUM ILMU  PENYAKIT DALAM  (KIPD)  KOMISI   P2KB IPD PUSAT  KOMISI   P2KB IPD  CABANG  KOMISI   P2KB IPD  CABANG  KOMISI   P2KB IPD  CABANG  KOMISI   P2KB IPD  CABANG 

(17)

BAB 2

PENYELENGGARAAN KEGIATAN P2KB IPD

1. Peserta Program P2KB IPD

Setiap dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis penyakit dalam konsultan yang sudah terdaftar sebagai anggota PAPDI berhak memperoleh kesempatan untuk mengikuti program P2KB IPD. Program ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses resertifikasinya. Oleh karena itu setiap anggota wajib mengaktifkan kepesertaannya pada program P2KB IPD. Cara pengaktifan tersebut dapat dilakukan dengan mengaktifkan data account pribadinya pada website PAPDI. Lebih jauh mengenai tahapan cara pengaktifan dan penggunaan data

account pribadi masing-masing anggota PAPDI, akan dijelaskan secara

rinci pada Buku Petunjuk Teknis Pengaksesan Program P2KB IPD secara Online.

2. Penyelenggara Kegiatan P2KB IPD

a. Organisasi profesi kedokteran / kesehatan (PAPDI/IDI) b. Perhimpunan seminat di lingkungan PAPDI

c. Institusi pendidikan kedokteran / kesehatan

d. Rumah sakit pendidikan utama, jejaring dan satelit e. Pemerintah Daerah (PEMDA)/Dinas Kesehatan f. Rumah sakit daerah

g. Yayasan

3. Persyaratan Penyelenggaraan Kegiatan P2KB

a. Diselenggarakan oleh institusi / organisasi / lembaga yang berwenang (terekomendasi PAPDI dan terakreditasi oleh IDI)

b. Kurikulum, tema, dan tujuan jelas dan relevan dengan kompetensi dokter spesialis dan subspesialis ilmu penyakit dalam

c. Susunan topik seyogyanya bersifat integratif dan holistik dan sesuai dengan tema kegiatan

d. Mencakup soft medicine seperti asuransi, etika, manajemen risiko, catatan medik, pelaporan, pengembangan klinik, pengaturan keuangan, dsb, guna menunjang peningkatan mutu praktek dokter e. Practical skill mendapat porsi yang memadai

(18)

f. Lama waktu ceramah minimal 25 menit, dan tersedia waktu untuk diskusi interaktif

g. Terselenggara Pretest dan Postest untuk kegiatan kategori eksternal

h. Pembicara ahli dalam bidangnya, dan menyatakan tidak mempunyai kepentingan tertentu

i. Pernyataan tertulis kesediaan pembicara j. Evaluasi program yang jelas

4.

Jenis Kegiatan P2KB IPD

Satuan Kredit Partisipasi (SKP) merupakan bukti kesertaan seorang dokter dalam menjalani program P2KB IPD. Kredit ini diberikan baik untuk kegiatan eksternal, internal maupun pribadi. Syarat perolehan SKP untuk resertifikasi kompetensi dokter spesialis penyakit dalam adalah 250 SKP per 5 tahun yang tersebar pada berbagai ranah kegiatan.

Kegiatan P2KB terbagi atas: x Kegiatan pendidikan pribadi :

Kegiatan perorangan yang dilakukan sendiri yang memberikan tambahan ilmu dan keterampilan bagi yang bersangkutan.

x Kegiatan pendidikan internal

Kegiatan yang dilakukan bersama teman sekerja dan merupakan kegiatan terstruktur di tempat kerja bersangkutan.

x Kegiatan pendidikan eksternal

Kegiatan yang diselenggarakan oleh kelompok lain di luar tempat kerja yang bersangkutan, dapat berskala lokal/wilayah, nasional, maupun internasional.

Berdasarkan pembagian kegiatan tersebut di atas, secara garis besar aktivitas P2KB IPD dikelompokkan dalam 5 kategori, yaitu:

1. Kategori I : Kegiatan Profesional

Kegiatan yang dilakukan sehubungan dengan kedudukannya sebagai dokter dan memberinya kesempatan untuk belajar.

2. Kategori II : Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan yang membuat seseorang mempelajari suatu tema. 3. Kategori III : Kegiatan Pengabdian Masyarakat/Profesi

Kegiatan yang dimaksud sebagai pengabdian kepada masyarakat umum atau masyarakat profesinya.

(19)

4. Kategori IV : Kegiatan Publikasi

Kegiatan yang menghasilkan karya tulis yang dipublikasi. 5. Kategori V : Kegiatan Pengembangan Ilmu

Kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan bidang ilmu yang bersangkutan.

Proporsi setiap kategori yang dicakup hendaknya seimbang untuk menjamin kompetensi yang harus dikuasai. Proporsi cakupan nilai SKP pada setiap kategori dapat terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Proporsi Kegiatan P2KB yang harus dicapai

NILAI SKP YANG DIPERLUKAN : 250 per 5 TAHUN

Kategori Aktivitas Catatan

I Kinerja Profesional Minimal 25

maksimal 150

II Kinerja Pembelajaran Minimal 50 maksimal 150 III Kinerja Pengabdian

Masyarakat/Profesi Maksimal 50

IV Kinerja Publikasi Maksimal 100

V Kinerja Pengembangan

Ilmu Maksimal 150

Lebih rinci mengenai nilai SKP masing-masing kegiatan dalam keempat kategori tersebut dapat dilihat pada bab berikutnya.

(20)

5. Kewenangan Pemberian Nilai SKP

x Kegiatan Eksternal

Setiap kegiatan P2KB IPD eksternal yang terakreditasi akan diberikan penilaian berupa Satuan Kredit Partisipasi (SKP). Komisi P2KB IPD mempunyai kewenangan untuk memberikan rekomendasi nilai akreditasi kegiatan P2KB IPD dan selanjutnya IDI akan mengeluarkan SK nilai akreditasinya. Untuk kegiatan eksternal yang berskala lokal, rekomendasi nilai akreditasi diberikan oleh Komisi P2KB IPD Cabang. x Kegiatan internal dan pribadi

Akreditasi kegiatan internal dan pribadi adalah oleh Komisi P2KB IPD Cabang dengan persetujuan dari Komisi P2KB IPD Pusat.

(21)

BAB 3

AKREDITASI KEGIATAN P2KB IPD

Kolegium Ilmu Penyakit Dalam (KIPD), khususnya Komisi P2KB bertugas untuk menyelenggarakan, memacu, mengawasi serta memantau aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme dokter spesialis penyakit dalam dan para subspesialis dalam ilmu penyakit dalam. Semua aktivitas P2KB tersebut harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan KIPD.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, akreditasi kegiatan P2KB adalah wewenang IDI (c. q. BP2KB IDI) dengan rekomendasi penilaian dari Komisi P2KB IPD Pusat atau Cabang.

1. Permohonan Nilai SKP Kegiatan P2KB Eksternal

Sesuai dengan Buku Pedoman P2KB IDI, untuk kegiatan besar yang direncanakan sebelumnya, permintaan akreditasi harus diajukan ke IDI selambat-lambatnya 6 (enam) minggu sebelum acara berlangsung. Selanjutnya IDI akan meneruskan permohonan kepada Komisi P2KB IPD Cabang/Pusat untuk menghitung nilai SKP atas kegiatan tersebut. Jawaban atas perhitungan nilai SKP akan dikirimkan kepada IDI selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah disposisi IDI diterima Komisi P2KB Cabang/Pusat.

Sedangkan untuk kegiatan seperti mini simposium, RTD dan sejenisnya, permintaan akreditasi harus sudah diajukan kepada IDI paling lambat 7 (tujuh) hari kerja. Jawaban atas perhitungan nilai SKP akan dikirimkan kepada IDI dalam waktu 3 (tiga) hari kerja setelah disposisi IDI diterima Komisi P2KB Cabang/Pusat.

Semua permintaan akreditasi untuk kegiatan P2KB IPD eksternal harus dilengkapi dengan dokumen yang diminta dan dikirimkan melalui pos / faksimili / email kepada IDI. Komisi P2KB IPD hanya akan memproses pengajuan yang sudah lengkap persyaratannya.

Dalam materi promosi (leaflet, poster, atau sejenisnya) tidak diperkenankan menyebutkan “akreditasi sedang diajukan” sebelum SK akreditasi dikeluarkan.

(22)

Untuk perorangan anggota PAPDI yang telah mengikuti kegiatan P2KB eksternal tetapi sertifikatnya oleh Panitia Pelaksana tidak diberikan akreditasi IDI (misalkan mengikuti P2KB di luar negeri, publikasi di majalah/jurnal ilmiah, dll), dapat meminta akreditasi kepada Komisi P2KB IPD dengan melampirkan informasi tentang jenis kegiatan, jadwal acara, susunan panitia pelaksana dan sertifikat asli. Permintaan akreditasi dapat dilakukan sekaligus lebih dari satu kegiatan.

Sesuai dengan peraturan BP2KB IDI, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh penyelenggara dalam mengajukan permohonan akreditasi IDI, seperti tercantum pada Tabel 2 berikut ini :

Tabel 2. Persyaratan Rekomendasi PAPDI

Penyelenggara Peraturan Pengajuan Akreditasi IDI Organisasi profesi : PB PAPDI, PAPDI

Cabang langsung mengajukan akreditasi IDI

Perhimpunan seminat dalam

lingkup PAPDI dengan rekomendasi PAPDI (PB ataupun Cabang) Institusi pendidikan kedokteran /

kesehatan x dengan rekomendasi PAPDI (PB

ataupun Cabang) ATAU

x langsung ke IDI jika lembaga tersebut sudah mendapat akreditasi lembaga non IDI Rumah sakit pendidikan utama,

jejaring dan satelit

Pemerintah Daerah (PEMDA)/Dinas Kesehatan

Rumah sakit daerah Yayasan

(23)

Tatacara permintaan nilai SKP :

Gambar 2. Bagan Tatacara Permintaan Nilai SKP Kegiatan Ilmiah

1. Panitia pelaksana mengajukan surat permintaan akreditasi kepada BP2KB IDI Wilayah/Pusat.

Apabila kegiatan bersifat nasional/internasional misalkan KOPAPDI, KONKER PAPDI, PIN PAPDI, KONAS Perhimpunan Seminat, PIT PAPDI dan sebagainya, maka pengajuan akreditasi ditujukan kepada BP2KB IDI Pusat.

2. BP2KB IDI meneruskan permintaan akreditasi kepada anggota PAPDI Cabang/Pusat yang duduk sebagai exofisio di BP2KB IDI Wilayah/Pusat. 3. Anggota exofisio tersebut bersama-sama Komisi P2KB IPD

Cabang/Pusat menghitung usulan nilai SKP bagi peserta, pembicara, panitia dan moderator.

mengesahkan jumlah SKP yang telah dihitung

oleh Komisi P2KB IPD dalam bentuk SK IDI

1

mencantumkan no. SK IDI dan besar Nilai SKP bagi kegiatan P2KB tersebut dalam

leaflet, poster dan sertifikat

kehadiran usulan jumlah SKP untuk peserta, pembicara/instruktur dan moderator Panitia Penyelenggara BP2KB IDI Wilayah/Pusat Anggota Exofisio PDSp Cabang/Pusat Komisi P2KB IPD Cabang/Pusat Panitia Penyelenggara 2 3 4 5 6 Rekomendasi PDSp (lihat table 2)

(24)

4. Usulan nilai SKP tersebut diserahkan kembali ke BP2KB IDI Wilayah/Pusat untuk mendapat pengesahan jumlah SKP dan penerbitan SK Perhitungan Nilai SKP kegiatan eksternal.

5. BP2KB IDI Wilayah/Pusat mengirimkan SK Akreditasi kepada panita penyelenggara agar dapat dicantumkan dalam sertifikat kehadiran, poster serta leaflet kegiatan, dengan tembusan kepada Komisi P2KB IPD Cabang/Pusat agar kegiatan tersebut dapat dimasukkan dalam website PAPDI.

Untuk kegiatan berskala lokal/wilayah, setelah SK Akreditasi dikeluarkan oleh IDI Wilayah, Komisi P2KB IPD Cabang wajib melaporkan kegiatan yang telah diakreditasi tersebut kepada Komisi P2KB IPD Pusat untuk dapat diinput dalam data base website KIPD.

Persyaratan permintaan nilai SKP :

1. Uraian singkat mengenai isi kegiatan (TOR Kegiatan), seperti : a. Tema

b. Tujuan

c. Bentuk/Metoda Kegiatan (seminar satu arah, seminar dengan tanya jawab atau workshop hands-on)

d. Target jumlah peserta

e. Lingkup peserta (SpPD, dokter umum, awam/umum atau spesialis lain)

f. Susunan panita pelaksana

g. Acara lengkap dengan rincian waktu, judul pembicaraan, nama pembicara dan moderator

2. CV Pembicara

3. Pre test dan Post test

4. Rekomendasi PB PAPDI/PAPDI Cabang (lihat tabel 2)

Satu pengajuan akreditasi harus diajukan untuk setiap kegiatan, namun bila penyelenggara berencana untuk melaksanakan lebih dari satu kegiatan yang sama dalam satu tahun kalender, pengajuan akreditasi dapat dilakukan satu kali per tahun kalender.

(25)

2. Permohonan Akreditasi Kegiatan P2KB Internal dan Pribadi

Untuk kategori ini, anggota dapat melakukan permohonan akreditasi langsung kepada Komisi P2KB Cabang dengan melakukan pengajuan penilaian pada saat penilaian berkala (1 tahun sekali).

Anggota wajib melaporkan kegiatan P2KBnya kepada Komisi P2KB IPD Cabang selambat-lambatnya tanggal 30 April setiap tahunnya untuk kegiatan P2KB yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya. Contohnya, untuk kegiatan P2KB tahun 2007 wajib dilaporkan selambat-lambatnya tanggal 30 April 2008.

Tatacara Pengajuan :

Gambar 3. Bagan Tatacara Penilaian Berkala

Anggota PAPDI

memulai proses pengajuan penilaian

(1 tahun sekali)

Komisi P2KB IPD Cabang :

x Menghitung nilai SKP berdasarkan kegiatan yang diisi pada borang oleh anggota

x Input data kegiatan tersebut pada data base anggota (bagi anggota yang belum menginput data ke program registrasi online)

x Mengirim laporan hasil penilaian jumlah SKP anggota ke Komisi P2KB IPD Pusat

Komisi P2KB IPD Pusat :

x Verifikasi laporan Komisi Cabang x Publikasi hasil ke website PAPDI

dan e-mail masing-masing anggota

1

2 3

Anggota dapat melihat hasil penilaian dengan cara mengakses account

masing-masing pada website KIPD

(26)

1. Anggota PAPDI mengirimkan pengajuan penilaian berkala beserta berkas persyaratan kepada Komisi P2KB IPD Cabang. Dimungkinkan bagi anggota tersebut untuk menginput sendiri kegiatan P2KBnya ke dalam program registrasi online.

2. Komisi P2KB IPD Cabang menilai berkas pengajuan.

Bagi anggota yang belum menginput kegiatan P2KBnya pada database, maka Komisi P2KB IPD Cabang bertugas untuk menginput kegiatan anggota tersebut. Setelah menilai berkas yang diajukan Komisi P2KB IPD Cabang mengirimkan laporan hasil nilai SKP yang telah diverifikasi (Form P2KB 01) kepada Komisi P2KB IPD Pusat.

3. Komisi P2KB IPD Pusat memverifikasi laporan hasil penilaian Komisi P2KB IPD Cabang kemudian mempublikasikan hasil tersebut kedalam website PAPDI agar dapat diakses oleh anggota.

4. Anggota memeriksa jumlah SKP yang telah diperoleh dengan mengakses account masing-masing melalui website KIPD.

Anggota PAPDI setiap saat dapat menginput sendiri kegiatan P2KB IPD yang akan dilaporkan ke Komisi P2KB IPD Cabang dengan cara mengakses account pribadinya pada website PAPDI. Namun penilaian oleh Komisi P2KB Cabang tetap akan dilakukan setiap setahun sekali, sesuai dengan pengajuan penilaian berkala dari anggota PAPDI.

Persyaratan

Adapun persyaratan penilaian berkala adalah : 1. Mengisi formulir penilaian (Form P2KB 01)

2. Mengisi borang penilaian kegiatan P2KB IPD (Buku Log) 3. Menyertakan dokumen bukti mengikuti kegiatan P2KB IPD

4. Menyertakan bukti asli transfer biaya penilaian disetorkan ke rekening Komisi P2KB IPD Cabang

3. Borang Penilaian Berkala

Borang Penilaian Diri untuk mengajukan penilaian berkala dalam rangka resertifikasi kompetensi terdiri atas :

a. Formulir Penilaian (P2KB 01)

b. Borang Penilaian Kinerja Kegiatan Profesional c. Borang Penilaian Kinerja Kegiatan Pembelajaran

d. Borang Penilaian Kinerja Kegiatan Pengabdian Masyarakat e. Borang Penilaian Kinerja Kegiatan Publikasi

(27)

Lebih rinci mengenai borang untuk kelima kategori kegiatan dapat dilihat pada Buku Log dan Borang Pengisian Program P2KB IPD.

Pada awalnya pencatatan kegiatan P2KB dilakukan pada Buku Log secara offline, namun selanjutnya akan dikembangkan agar dapat dilakukan secara online.

4. Dokumen Bukti Mengikuti Kegiatan P2KB IPD

Untuk keperluan jaga mutu, maka setiap pengajuan penilaian akreditasi kegiatan P2KB perlu pengesahan dan bukti. Setiap dokumen bukti yang disertakan pada penilaian berkala akan ditandai (dibubuhi cap) bahwa dokumen tersebut sudah dipergunakan oleh Komisi P2KB IPD Cabang sehingga tidak dapat dipergunakan kembali pada penilaian berkala berikutnya. Semua dokumen yang disertakan pada penilaian berkala akan dikembalikan kepada anggota setelah didokumentasikan oleh Komisi P2KB IPD Cabang dalam bentuk softcopy.

Untuk dokumen bukti keikutsertaan kegitan ilmiah (kegiatan eksternal) yaitu sertifikat kehadiran, sertifikat pembicara dan moderator yang harus disertakan adalah sertifikat asli.

x Kategori I : Kinerja Profesional

Jenis Kegiatan Kriteria

Pengakuan Nilai SKP Dokumen Bukti

1

Menjadi pembicara (pada simposium), instruktur (pada

workshop) : Sertifikat

sebagai Pembicara Asli

x Forum lokal 4/topik

x Forum nasional 6/topik

x Forum internasional 10/topik

2

Menjadi moderator pada

simposium : Sertifikat sebagai Moderator Asli x Forum lokal 2 x Forum nasional 4 x Forum internasional 6

3 Menjadi panitia kegiatan ilmiah 2

Sertifikat/SK Penugasan dari organisasi

Asli

4 Memberikan edukasi kelompok pasien ( minimal 10 orang)

Kegiatan diakui oleh yang berwenang di tempat kerja

(28)

Jenis Kegiatan Kriteria

Pengakuan Nilai SKP Dokumen Bukti 5

Jumlah pasien rawat jalan * :

Kegiatan Rutin Bukti jumlah kasus dari atasan (format lihat di Buku Log) x 1- 50 orang/bulan 5 /tahun x 51-100 orang/bulan 10 /tahun

x >100 orang /bulan 15 /tahun

6

Jumlah pasien rawat inap *:

Kegiatan Rutin Bukti jumlah kasus dari atasan (format lihat di Buku Log) x 1-25 pasien hari total dlm 1

bulan 5 /tahun

x 26-50 pasien hari total dlm 1

bulan 10 /tahun

x >50 pasien hari total dlm 1

bulan 15 /tahun

7

Jumlah pasien konsultasi *:

Kegiatan Rutin Bukti jumlah kasus dari atasan (format lihat di Buku Log) x 1-25 pasien hari total dlm 1

bulan 5 /tahun

x 26-50 pasien hari total dlm 1

bulan 10 /tahun

x >50 pasien hari total dlm 1

bulan 15 /tahun

8

Melakukan tindakan, seperti FNAB, prick test, USG, pungsi sendi,

endoskopi, pungsi pleura, pungsi cairan asites, echokardiografi, biopsi, EKG, bronchoskopi, kolonoskopi, ERCP, PCI,

kateterisasi jantung, angiografi, kemoterapi, dll Kegiatan Rutin Bukti jumlah kasus dari atasan (format lihat di Buku Log) x 1-25 orang/bulan 5 /tahun x 26-50 orang/bulan 10 /tahun

(29)

x Kategori II : Kinerja Pembelajaran

Jenis Kegiatan Kriteria

Pengakuan Nilai SKP Dokumen Bukti

1

Berpartisipasi sebagai peserta dalam seminar, simposium. Yang termasuk dalam kategori seminar, simposium adalah kegiatan ilmiah yang

dilaksanakan minimal 1 hari atau 6 jam efektif Kegiatan yang diakui IDI Sertifikat Kehadiran Asli x Lokal 4/hari

x Nasional, internasional 5/hari

2

Berpartisipasi sebagai peserta dalam workshop, kursus, lokakarya, pelatihan

Sertifikat Kehadiran/Kel

ulusan Asli 1. Basah (metoda hands-on)

x < 6 jam (1 hari) 6

x 6-12 jam (1-2 hari) 12

x >12 jam (>2 hari) 18

2. Kering (metoda seminar dengan diskusi tanya jawab)

x < 6 jam (1 hari) 5

x 6-12 jam (1-2 hari) 10

x >12 jam (>2 hari) 15

3

Berpartisipasi sebagai peserta dalam mini simposium, dll :

Kegiatan yang diakui

IDI

Sertifikat Kehadiran Asli x Topik tidak berkaitan dengan

produk sponsor 2

x Topik ada yang berkaitan dan ada yang tidak berkaitan dengan produk sponsor

2 x Topik semata-mata berkaitan

dengan produk sponsor 1

(30)

Jenis Kegiatan Kriteria

Pengakuan Nilai SKP Dokumen Bukti 5

Membaca jurnal & menjawab pertanyaan dlm suatu uji diri

(self-test) melalui internet/majalah

jurnal yang terdaftar dan terakreditasi IDI/KIPD

Jurnal

terakreditasi 5/topik

Bukti lulus uji diri dari penyelenggar

a 6 Membaca jurnal & menjawab pertanyaan uji diri dalam CPD

offline PAPDI Kegiatan CPD offline PAPDI 1/topik Sertifikat keikutsertaan kegiatan CPD offline PAPDI x Kategori III : Kinerja Pengabdian Masyarakat/Profesi

Jenis Kegiatan Kriteria

Pengakuan Nilai SKP Dokumen Bukti 1 Penyuluhan di rumah sakit

Disuatu lembaga atau di kelompok tak resmi yang berjumlah > 20 orang 5 Surat penugasan/ Topik & Daftar

Hadir

2 Penyuluhan di masyarakat 5

3

Terlibat dalam kegiatan

kemasyarakatan untuk pelayanan medis (korban bencana, kerja sosial, dll) Diselenggar akan oleh LSM/perhim punan profesi/pem erintah 2 4

Pengabdian profesi (menjadi pengurus organisasi profesi atau organisasi lain yang terkait) :

SK Penugasan

x lokal Tingkat lokal 2

x nasional nasional Tingkat 5

x regional, internasional regional, Tingkat internasional

6

5 Terlibat dalam suatu panitia/pokja/tim medis

Tingkat nasional/reg ional/interna

sional

(31)

x Kategori IV : Kinerja Publikasi

Jenis Kegiatan Kriteria

Pengakuan Nilai SKP Dokumen Bukti 1

Buku ajar (text book) :

Bukti tulisan dan judul buku

x Penulis pertama 4/topik

x Penulis kedua, dst 3/topik

2

Publikasi penelitian di jurnal / majalah ilmiah tingkat nasional, regional :

Majalah jurnal yang terakredita

si

Bukti artikel, judul jurnal dan sertifikat penulis

asli/surat keterangan dari

penerbit asli

x Penulis pertama 8/artikel

x Penulis kedua, dst 5/artikel

3

Publikasi penelitian di jurnal / majalah ilmiah tingkat

internasional :

x Penulis pertama 15/artikel

x Penulis kedua, dst 7/artikel

4 Publikasi tinjauan pustaka di jurnal / majalah ilmiah tingkat nasional, regional

5/artikel 5 Publikasi tinjauan pustaka di jurnal / majalah ilmiah tingkat internasional 8/artikel 6 Publikasi laporan kasus di jurnal / majalah ilmiah tingkat nasional,

regional, internasional

5/artikel

7 Publikasi artikel kesehatan di majalah popular massa tulis Media 3/artikel

Bukti tulisan yang diterbitkan di media massa

(32)

Jenis Kegiatan Kriteria

Pengakuan Nilai SKP Dokumen Bukti 8 Presentasi makalah bebas oral tingkat nasional diakui IDI Forum 5/presentasi

Fotokopi makalah, surat keterangan dari penyelenggaraa sli/sertifikat partisipasi asli 9 Presentasi makalah bebas oral tingkat internasional

Forum diakui Komisi CPD IPD 10/prese ntasi

10 Makalah poster di tingkat nasional diakui IDI Forum 4/poster

11 Makalah poster di tingkat internasional

Forum diakui Komisi CPD

IPD

8/poster

12 Menulis buku (sebagai penulis tunggal) Diterbitkan dan disebarluas

kan

12/buku Bukti buku dgn ISBN 13 Menerjemahkan buku, menjadi editor 5/buku Bukti buku 14 Menulis buku, Standar Pelayanan,

SOP, dll 3/buku

Bukti buku tanpa ISBN

x Kategori V : Kinerja Pengembangan Ilmu Jenis Kegiatan Kriteria

Pengakuan Nilai SKP Dokumen Bukti 1 Membimbing karya ilmiah / tesis /

disertasi tinggi yang Perguruan terakredita

si

6/judul

Bukti Penugasan 2 Mendidik secara terstruktur di fakultas 1/ 4 jam mengaj

ar

5. Mulai Berlaku Kegiatan P2KB

Perhitungan kegiatan P2KB dimulai sejak tanggal dikeluarkannya STR sampai dengan masa berakhirnya STR tersebut.

Sesuai dengan ketentuan IDI, untuk anggota yang telah memiliki STR sebelum April 2007, kegiatan P2KBnya dihitung mulai April 2007 sampai dengan masa berakhirnya STR tersebut dengan jumlah SKP yang harus dikumpulkan sejumlah 200 SKP. Sedangkan bagi anggota yang telah mempunyai STR setelah April 2007, jumlah SKP yang harus dikumpulkan tetap sejumlah 250 SKP.

(33)

BAB 4

PENGAJUAN RESERTIFIKASI KOMPETENSI DAN

REGISTRASI ULANG STR

Nilai SKP yang diperoleh anggota PAPDI pada setiap kegiatan P2KB yang telah ditetapkan, diperlukan untuk resertifikasi kompetensi. Penilaian terhadap aktifitas kegiatan P2KB IPD diajukan secara berkala, yaitu 1 tahun sekali. Sedangkan untuk mendapatkan sertifikat kompetensi ulang, seorang dokter spesialis penyakit dalam atau dokter spesialis penyakit dalam konsultan harus sudah mengajukan permohonan penilaian kepada KIPD selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum habis masa berlaku sertifikat kompetensinya.

Pada masa peralihan, bagi yang tidak memiliki sertifikat kompetensi, pengajuan resertifikasi kompetensi harus sudah dilakukan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum habis masa berlaku Surat Tanda Registrasi (STR)nya.

Sesuai dengan peraturan Konsil, tatacara pengajuan registrasi ulang untuk mendapatkan STR ulang yaitu pemohon mengajukan permohonan ke KKI melalui kolegium terkait. Oleh karena itu, pada saat mengajukan resertifikasi kompetensi, anggota PAPDI harus menyertakan pula persyaratan untuk mengajukan registrasi ulang ke KKI.

KIPD akan menyiapkan fasilitas registrasi online yang dapat diakses oleh setiap anggota PAPDI melalui website PAPDI. Nilai SKP yang telah diperoleh oleh setiap anggota PAPDI akan didokumentasikan oleh Komisi P2KB IPD Cabang/Pusat, sehingga setiap saat dapat diakses dengan memasukkan ID dan password masing-masing anggota PAPDI pada website PAPDI.

1. Pengertian

Sertifikasi adalah pengakuan bahwa dokter spesialis atau sub spesialis penyakit dalam yang bersangkutan telah memenuhi standar kompetensi yang didapat melalui pendidikan terstruktur pada Institusi Pendidikan Kedokteran yang terakreditasi.

Resertifikasi adalah pengakuan telah melakukan penyesuaian kemampuan profesional secara periodik melalui P2KB yang terukur dan

(34)

dinilai baik oleh Kolegium Ilmu Penyakit Dalam maupun oleh diri sendiri, minimal setara dengan standard kompetensi yang telah disepakati.

2. Sertifikat Kompetensi Ulang dan Registrasi Ulang (STR Ulang)

Tatacara Pengajuan :

Gambar 4. Bagan Tatacara Permohonan Sertifikasi Kompetensi dan Registrasi Ulang

3

Anggota PAPDI :

mengirimkan formulir dan persyaratan resertifikasi kompetensi dan registrasi

ulang

Komisi P2KB IPD Cabang :

memeriksa jumlah SKP yang telah dicapai oleh anggota pada database anggota

Anggota PAPDI : untuk dipenuhi kekurangannya Sudah memenuhi syarat minimum jumlah nliai SKP ? Tidak 1 2 Ya KKI : menerbitkan STR ulang 2 KIPD : menerbitkan sertifikat kompetensi ulang Anggota PAPDI x Sertifikat Kompetensi x Fotokopi sertifikat yang

dilegalisir asli (4 lembar)

x Persyaratan registrasi ulang x Fotokopi sertifikat yang

dilegalisir asli (1 lembar) x STR ulang asli x Fotokopi STR yang dilegalisir asli (3 lembar) 4 4a 5

Komisi P2KB IPD Pusat :

periksa persyaratan permohonan

Rekomendasi pencapaian nilai minimum angka kredit anggota

(35)

1. Anggota PAPDI mengajukan penilaian resertifikasi kompetensi dengan pengirimkan formulir pengajuan beserta berkas persyaratan kepada Komisi P2KB IPD Cabang.

2. Komisi P2KB IPD Cabang memeriksa jumlah SKP pada database P2KB yang telah dikumpulkan oleh anggota PAPDI.

Jika angka kredit yang bersangkutan telah cukup dan yang bersangkutan dinyatakan LAYAK, maka Komisi P2KB IPD Cabang akan menerbitkan rekomendasi hasil pencapaian jumlah SKP ditujukan kepada Komisi P2KB IPD Pusat.

3. Komisi P2KB IPD Pusat memeriksa persyaratan permohonan kemudian meneruskan permohonan pada KIPD agar dapat diterbitkan sertifikat kompetensinya.

4. KIPD menerbitkan sertifikat kompetensi yang bersangkutan.

Sertifikat kompetensi asli dan 4 lembar fotokopi legalisir asli akan dikirimkan kepada anggota. Sedangkan 1 lembar legalisir asli beserta persyaratan registrasi ulang akan dikirimkan ke KKI untuk proses penerbitan STR ulang.

5. KKI meneliti persyaratan permohonan.

Jika permohonan disetujui, maka KKI akan menerbitkan STR baru selambat-lambatnya 3 bulan setelah berkas diterima KKI dari KIPD. STR asli dan 3 lembar fotokopi legalisir asli akan dikirimkan langsung kepada pemohon, dengan tembusan DinKes Kabupaten/Kota dan PB IDI atau PB PDGI.

Persyaratan

Seperti yang sudah disebutkan di atas, pada saat anggota PAPDI mengajukan permohonan sertifikasi kompetensi ulang, maka yang bersangkutan harus menyertakan pula persyaratan mengajukan STR ulang. Persyaratan permintaan sertifikat kompetensi ulang yang diajukan setiap 5 (lima) tahun sekali adalah :

1. Persyaratan resertifikasi kompetensi :

a. Formulir pendaftaran resertifikasi kompetensi (Form P2KB 02) b. Fotokopi kartu anggota PAPDI yang masih berlaku

c. Fotokopi sertifikat kompetensi yang masih berlaku d. Foto terbaru ukuran 4 x 6 berwarna 2 buah

e. Bukti asli transfer biaya resertifikasi kompetensi disetorkan ke rekening KIPD

(36)

2. Persyaratan registrasi ulang STR :

a. Fotokopi STR dokter/dokter spesialis atau dokter gigi/dokter gigi spesialis yang masih berlaku

b. Surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari dokter yang mempunyai SIP (nomor SIP dicantumkan)

c. Surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi (bermaterai)

d. Pas foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 4 lembar dan ukuran 2 x 3 sebanyak 2 lembar

e. Bukti asli transfer biaya registrasi dari bank ke rekening Konsil Kedokteran Indonesia

f. Fotokopi sertifikat kompetensi baru yang dilegalisir asli oleh KIPD

3. Penilaian / Evaluasi Resertifikasi Kompetensi

Berdasarkan rekomendasi pencapaian jumlah SKP atas kegiatan P2KB IPD yang dikeluarkan oleh Komisi P2KB IPD Cabang, Kolegium Ilmu Penyakit Dalam mengeluarkan hasil resertifikasi dokter berupa :

1. Memenuhi persyaratan

(37)

BAB 5

PENGAJUAN SURAT IJIN PRAKTIK (SIP)

Seperti yang telah diketahui bersama, bahwa alur proses akhir dari rangkaian kegiatan P2KB yang harus dikerjakan oleh setiap dokter di Indonesia, termasuk dokter spesialis penyakit dalam, adalah pemberian Surat Ijin Praktik (SIP). Salah satu persyaratan penerbitan SIP adalah rekomendasi IDI

1. Pengertian

Rekomendasi IDI adalah rekomendasi yang dikeluarkan oleh IDI bagi seorang dokter untuk keperluan mengurus izin praktik, setelah yang bersangkutan memenuhi sejumlah syarat.

Surat Izin Praktik (SIP) Dokter dan Dokter Spesialis adalah bukti tertulis yang diberikan kepada dokter dan dokter spesialis untuk menjalankan praktek dokter dan dokter spesialis.

(38)

2. Rekomendasi IDI dan Surat Ijin Praktik (SIP)

Tatacara Pengajuan Rekomendasi IDI:

Gambar 5. Bagan Tatacara Permohonan Rekomendasi IDI

Persyaratan

Persyaratan rekomendasi IDI :

a. Formulir permohonan rekomendasi (sesuai IDI cabang/wilayah setempat)

b. KTP

c. Fotokopi kartu IDI yang masih berlaku d. Ijazah dokter dan dokter spesialis

e. Rekomendasi dari PAPDI Cabang setempat f. Foto terbaru

g. STR legalisir fotokopi

h. Surat keterangan dari atasan langsung tempat bekerja asli i. Surat keterangan dari atasan langsung tempat praktik asli

Anggota PAPDI :

mengirimkan formulir dan persyaratan permohonan

rekomendasi IDI

IDI Cabang/Wilayah :

memeriksa berkas persyaratan yang disertakan dengan

formulir Anggota PAPDI : untuk dipenuhi kekurangannya Memenuhi persyaratan ? Tidak 1 2 Ya 2 IDI Cabang/Wilayah :

Rekomendasi IDI untuk Ijin Praktik

(39)

Tatacara Pengajuan Surat Ijin Praktik (SIP) :

Gambar 6. Bagan Tatacara Permohonan Surat Izin Praktik

Persyaratan

Persyaratan SIP :

a. Formulir permohonan SIP (sesuai Sudin/Dinkes setempat) b. KTP

c. STR legalisir asli

d. Ijazah dokter dan dokter spesialis

e. Rekomendasi dari PAPDI Cabang setempat f. Rekomendasi IDI cabang/wilayah

g. Foto terbaru

h. Surat keterangan dari atasan langsung tempat bekerja asli i. Surat keterangan dari atasan langsung tempat praktik asli

Anggota PAPDI :

mengirimkan formulir dan persyaratan permohonan SIP

Sudin/Dinkes Setempat :

memeriksa berkas persyaratan yang disertakan dengan

formulir Anggota PAPDI : untuk dipenuhi kekurangannya Memenuhi persyaratan ? Tidak 1 2 Ya 2 Sudin/Dinkes setempat:

Surat Ijin Praktik

Untuk Ijin Praktik pribadi di rumah, akan dilakukan survey lokasi oleh pihak Sudin/Dinkes

(40)

BAB 6

PENUTUP

Buku Pedoman ini pada dasarnya merupakan acuan bagi para penyelenggara dalam mengadakan kegiatan P2KB IPD serta acuan bagi para dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis penyakit dalam konsultan dalam mengajukan resertifikasi ulang.

Sebagai suatu sistem yang masih baru, tentunya hal ini masih perlu pembenahan dan pentahapan dalam penerapannya. Namun hendaknya tahapan tersebut jangan terlalu jauh dari tujuan agar dalam waktu yang tidak terlalu lama program P2KB IPD ini dapat mendekati apa yang diterapkan di negara-negara lain.

Diharapkan bahwa kelak program P2KB IPD ini dapat sesuai standar dasar yang ditetapkan WFME dan melibatkan peran serta aktif seluruh anggota PAPDI.

(41)

KEPUSTAKAAN

1. American Academy of Continuing Medical Education.

2. Cahyono, P2KB PERDAMI, 2004.

3. Djojosoegito, M.A., Komunikasi Pribadi.

4. Hariyani, S., Sengketa Medik, Alternatif Penyelesaian Perselisihan Antara Dokter dengan Pasien, Diadit Media, Jakarta 2005.

5. Ikatan Dokter Indonesia : Pedoman Pelaksanaan Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (Continuing

Professional Development), Jakarta 2003.

6. Konsil Kedokteran Indonesia : Pedoman Pendidikan Dan Pelatihan Profesional Kedokteran Berkelanjutan Draft III, Jakarta 2006

7. Sastroasmoro, S., Professional Development and Improvement of Evidece-based Standards of Care, Concorcium for Medical Services, Ministery of Health, RI, 2003.

8. Soedirman, M., Pedoman Regulasi P2KB, MPPK IDI, Jakarta, 2004. 9. Syamsuhidayat, komunikasi pribadi.

10. WFME , Continuing Professional Development, WFME Global Standards for Quality Improvement, WFME Office University of Copenhagen, Denmark, 2003.

11. Ikatan Dokter Anak Indonesia : Panduan Continuing Professional

Development Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta 2007

12. Ratna Sitompul, Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkesinambungan (P2KB) PERDAMI, 30 Juni 2007

(42)

Lampiran 1 :

(43)
(44)

Lampiran 2 :

FORMULIR PENGAJUAN RESERTIFIKASI KOMPETENSI

Formulir P2KB 02

(45)
(46)

Lampiran 3 :

DAFTAR KOMISI P2KB IPD CABANG

Komisi P2KB

IPD Cabang Alamat

Jakarta Departemen IPD FK UI/RSCM Jl. Salemba Raya No. 6 Jakarta Tlp. 021-31931384 Fax. 021-3148163

Bandung Departemen IPD FK UNPAD/RS Hasan Sadikin Jl. Pasir Kaliki No. 190 Bandung 40161 Tlp. 022-2038986 Fax. 2040151

Yogyakarta Departemen IPD FK UGM/RS dr. Sardjito Jl. Kesehatan No. 1 Yoygakarta Tlp. 0274-553119 Fax. 0274-553120

Semarang Departemen IPD FK UNDIP/RS dr. Kariadi Jl. dr. Sutomo No. 16 Semarang 15231 Tlp. 024-8446757 Fax. 024-8446758

Surabaya Departemen IPD FK UNAIR/RS dr. Sutomo Jl. Mayjen Prof.dr. Moestopo 6 – 8 Surabaya 60286 Tlp. 031-5501114 Fax. 031-5018436

Surakarta Departemen IPD FK UNS/RS dr. Moewardi Jl. Kol. Sutarto 132 Surakarta Tlp. 0271-654513 Fax. 0271-654513

Malang Departemen IPD FK UNIBRAW/RS dr. Saiful Anwar Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 2 Malang Tlp. 0341-357663 Fax. 0341-357663

Bali Departemen IPD FK UNUND/RS Sanglah Jl. Diponegoro, Denpasar, Bali Tlp. 0361-046274 Fax. 0361-235982

Medan Departemen IPD FK USU/RS Adam Malik Jl. Bunga Lau No. 17 Medan 20136 Tlp. 061-8363009 Fax. 061-8363009

Palembang Departemen IPD FK UNSRI/RS Moh. Husein Jl. Jend. Sudirman KM. 3 Palembang 30126 Tlp. 0711-378011 Fax. 0711-378011

Padang Departemen IPD FK UNAND/RS dr. M. Jamil Jl. Perintis Kemerdekaan, Padang, SumBar Tlp. 0751-37771 Fax. 0711-37771

Makassar

Departemen IPD FK UNHAS/RS dr. Wahidin Sudirohusodo Jl. Perintis Kemerdekaan KM. 10

Tamalanrea, Makassar

(47)

Komisi P2KB

IPD Cabang Alamat

Manado Departemen IPD FK UNSRAT/RS Malayang Jl. Raya Tanawangko Manado 95115 Tlp. 0431-838285 Fax. 0431-838286

Kalselteng SMF Penyakit Dalam RSUD Ulin/ FK UNILAM Jl. A. Yani No. 43 Banjarmasin Tlp. 0511-3272932 Fax. 0511-272932

Lampung SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Jl. Dr. Rivai No. 6 Bandar Lampung 35112 Tlp. 0721-702455 ext. 186 Fax. 7462256

Bogor RS Karya Bhakti Jl. Dr. Sumeru No. 120 Bogor Tlp. 0251312292

Gorontalo Bagian Penyakit Dalam RSUD dr. M. M Dunda Limboto Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 53 Limboto, Gorontalo Tlp. 0435-8700999 Fax. 0435-881095

Palu-Sulteng Jl. Dr. Suharso No. 14 Palu

Tlp. 0451-421270 Fax. 0451-421370 Kaltim

SMF Ilmu Penyakit Dalam PSKU-Unmul RSUD A. W. Sjahranie Samarinda

Jl. Palang Merah Indonesia Samarinda

Tlp. 0541-742055/56 ext. 348 Fax. 0541-765890 Purwokerto

Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam RSU Banyumas Jl. Rumah Sakit No. 1 Purwokerto

Tlp. 0281-796133

Jl. Supriadi No. 77 Purwokerto Tlp. 028-633770

Jambi Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSD Raden Mattaher Jl. Letjen Soeprapto No. 31 Telanaipura Jambi 36122 Tlp. 0741-61694

Kupang SMF Ilmu Penyakit Dalam W. Z. Yohannes Jl. Moch. Hatta No. 19, Kupang, NTT Tlp. 0380-832892

Banten Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Serang Jl. Rumah Sakit No. 1, Serang

Tlp. 0245-200528 ext. 128, 0245-200829 Fax. 0245-200724 KEPRI Bagian Ilmu Penyakit Dalam RS Otorita Batam Jl. Cipto Mangunkusumo, Sekupang, Batam

Tlp. 0778-322121, 322122 Fax. 0778-322165, 324391 Riau Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dati I Riau Jl. Diponegoro 2 Pekanbaru, Riau

Tlp. 0761-23418, 21657, 21618 Fax. 0761-20253 Aceh Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSU dr. Zainoel Abidin Jl. T. Daud Beureuh Banda Aceh

(48)

Lampiran 4 :

FORMAT SURAT REKOMENDASI RESERTIFIKASI KOMPETENSI DARI KOMISI P2KB IPD CABANG

KOP SURAT PAPDI CABANG

SURAT REKOMENDASI RESERTIFIKASI KOMPETENSI No.

Berdasarkan penilaian atas jumlah SKP yang telah dikumpulkan dan dinilai oleh Komisi P2KB IPD Cabang pada saat penilaian berkala, maka kami merekomendasikan :

Nama : ...

No. Anggota PAPDI : ...

Alamat : ...

...

Periode penilaian : ... s/d ...

Jumlah Nilai SKP yang

sudah dikumpullkan : ... SKP

untuk memperoleh sertifikat kompetensi ulang sebagai *Dokter Spesialis Penyakit Dalam/Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan ...

..., ... Ketua Komisi P2KB IPD Cabang

(49)

Lampiran 5 :

(50)
(51)

Lampiran 6 :

(52)

Lampiran 7 :

(53)
(54)
(55)
(56)

Lampiran 8 :

(57)
(58)

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi Komisi P2KB IPD
Tabel 1. Proporsi Kegiatan P2KB yang harus dicapai
Gambar 2.  Bagan Tatacara Permintaan Nilai SKP Kegiatan Ilmiah
Gambar 3. Bagan Tatacara Penilaian Berkala
+4

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pada bagian timur  laut sampai barat didominasi dengan kontur yang rapat dan kontur yang paling laut sampai barat didominasi dengan kontur yang rapat dan kontur yang

#urat etetapan Pajak adalah surat ketetapan yang meliputi #urat etetapan Pajak Bayar, #urat etetapan Pajak urang Bayar %ambahan, #urat etetapan Pajak ihil, atau

Kon- sentrasi ammonia total tersebut lebih rendah daripada nilai konsentrasi ammonia pada air media budi daya ikan dengan sistem air mengalir (Tabel 1). Variabel suhu,

Tepung telur ikan bilih dapat dijadikan sebagai bahan pengkayaan ransum pakan ikan baik untuk pertumbuhan, meningkatkan daya reproduksi dan sebagai pakan larva

Jika pemahaman sebelumnya merujuk pada ruang virtual ialah ruang yang tidak bergerak secara fisik, maka Pokemon Go mulai mematahkan teori tersebut dengan menghadirkan

Penerapan K3 dalam kegiatan fisik konstruksi dengan menerapkan manajemen K3 proyek : -Safety Audit -Safety Review Tahap Kegiatan TAHAP PENGELOLAAN K-3 TAHAP I CONCEPTUAL

Target pasar yang akan dikembangkan adalah untuk memperluas jangkauan pemasaran Cipta Djaya Catering sehingga bisa mencangkup semua lingkup daerah di Semarang dan