• Tidak ada hasil yang ditemukan

B A B V SISTEM REPRODUKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "B A B V SISTEM REPRODUKSI"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

B A B V

SISTEM REPRODUKSI

Standar Kompetensi:

Setelah mengikuti mata kuliah Struktur dan Perkembangan Hewan II ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami konsep Struktur Perkembangan Hewan Vertebrata.

Kompetensi Dasar:

Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang sistem reproduksi vertebrata.

Deskripsi Singkat

Pokok Bahasan ini membahas tentang sistem reproduksi pada vertebrata.

Pokok Bahasan V : Sistem Reproduksi

Reproduksi merupakan pembentukan individu baru dari individu yang telah ada dan merupakan ciri khas dari semua organisme hidup. Reproduksi melibatkan dua induk yang masing-masing menyumbangkan satu sel reproduktif khusus, suatu gamet yang kemudian bergabung untuk membentuk telur terbuahi. Telur itu merupakan ukuran besar dan nonmotildengan persediaan makanan yang menunjang perkembangan embrio yang dihasilkan setelah telur tersebut dibuahi. Sperma berukuran kecil dan motil, disesuaikan untuk berenang secara aktif ke arah sel telur dengan menggerakkan ekornya yang panjang seperti cambuk. Secara

(2)

biologis reproduksi seksual menguntungkan karena memungkinkan adanya kombinasi ciri-ciri menurun yang terbaik dari induknya dan memberi kemungkinan bahwa beberapa dari keturunan tersebut akan dapat menyesuaikan diri lebih baik demi kelangsungan hidupnya daripada masing-masing induknya.

A. PISCES

Secara umum ikan dapat dibedakan atas dua jenis yaitu jantan dan betina (biseksual/dioecious) dimana sepanjang hidupnya memiliki jenis kelamin yang sama. Istilah lain untuk keadaan ini disebut gonochoristik yang terdiri atas dua kelompok yaitu :

1. Kelompok yang tidak berdiferensiasi, artinya pada waktu juvenil, jaringan gonad belum dapat diidentifikasi apakah berkelamin jantan atau betina;

2. Kelompok yang berdiferensiasi, artinya sejak juvenil sudah tampak jenis kelaminnya apakah jantan atau betina.

Selain gonokhoristik, dikenal pula istilah hermafrodit yang artinya di dalam tubuh individu ditemukan dua jenis gonad (jantan dan betina). Bila kedua jenis gonad ini berkembang secara serentak dan mampu berfungsi, keduanya dapat matang bersamaan atau bergantian maka jenis hermafrodit ini disebut hermafrodit sinkroni. Contoh ikan yang bersifat seperti ini adalah Serranus cabrilla, Serranus subligerius dan Hepatus hepatus. Ikan yang termasuk golongan ini adalah Sparrus auratus dan Pagellus centrodontus. Bila pada awalnya berkelamin jantan namun semakin tua akan berubah kelamin menjadi betina maka disebut sebagai hermafrodit protandri.

(3)

yang pada awalnya berkelamin betina, namun semakin tua akan berubah menjadi kelamin jantan seperti dijumpai pada ikan belut, Fluta alba.

Perbedaan seksualitas pada ikan dapat dilihat dari ciri-ciri seksualnya. Ciri seksual pada ikan terbagi atas ciri seksual primer dan ciri seksual sekunder. Ciri seksual primer adalah alat/organ yang berhubungan dengan proses reproduksi secara langsung. Ciri tersebut meliputi testes dan salurannya pada ikan jantan serta ovarium dan salurannya pada ikan betina. Ciri seksual primer sering memerlukan pembedahan untuk melihat perbedaannya. Hal ini membuat ciri seksual sekunder lebih berguna dalam membedakan jantan dan betina meskipun kadangkala juga tidak memberikan hasil yang nyata.

Ciri seksual sekunder terdiri atas dua jenis yaitu yang tidak mempunyai hubungan dengan kegiatan reproduksi secara keseluruhan, dan merupakan alat tambahan pada pemijahan. Bentuk tubuh ikan merupakan ciri seksual sekunder yang penting. Biasanya ikan betina lebih buncit dibandingkan ikan jantan, terutama ketika ikan tersebut telah matang atau mendekati saat pemijahan (spawning). Hal tersebut disebabkan karena produk seksual yang dikandungnya relatif besar. Pada saat puncak pemijahan, tampak pada banyak ikan jantan suatu benjolan yang timbul tepat sebelum musim pemijahan dan menghilang sesaat setelah pemijahan. Contoh kejadian seperti ini dapat dilihat pada ikan minnow (Osmerus). Ada juga ikan yang memiliki sirip ekor bagian bawah yang memanjang pada ikan jantan Xiphophorus helleri, sirip ekor yang membesar dijumpai pada ikan Catostomus commersoni. Contoh yang sangat ekstrim dijumpai pada ikan anglerfish (Ceratias) dimana

(4)

ikan jantan jauh lebih kecil daripada ikan betinanya. Sebegitu kecilnya sehingga ukurannya lebih kecil daripada ovarium ikan betina yang matang.

Gambar 5.1. Ikan anglerfish (Ceratias)yang memperlihatkan ukuran tubuh ikan jantan yang jauh lebih kecil ukurannya dibanding betinanya

Sumber : www.unhas.ac.id/perikanan/jpg1.

Ciri seksual sekunder tambahan yang mencirikan ikan jantan pada beberapa spesies, dalam hal ini sirip anal berkembang menjadi alat kopulasi (intromittent). Gonopodium terdapat pada ikan Gambusia affinis, Lobistes reticulatus dan ikan-ikan famili Poeciliidae. Pada ikan Xenodexia, modifikasi sirip dada digunakan dalam perkawinan untuk memegang gonopodium pada kedudukannya sehingga memudahkan masuk ke dalam oviduct betina. Pada Chimaera jantan berkembang suatu organ clasper di bagian atas kepalanya yang dinamakan ovipositor yang berfungsi sebagai alat penyalur telur. Bentuk seperti ini dijumpai pada ikan Rhodeus amarus dan Carreproctus betina.

(5)

Gambar 5.2. Ikan Gambusia affinis. Ikan yang di atas adalah betina. Nampak gonopodium (modifikasi sirip anal) pada jantan.

Garis menunjukkan 1 cm.

Sumber:www.gambusia.net

Pewarnaan pada ikan sering juga digunakan sebagai pengenal seksualitas. Umumnya ikan jantan mempunyai warna yang lebih cemerlang daripada ikan betina. Pada ikan sunfish, Lepomis humilis, jantannya mempunyai bintik jingga yang lebih terang dan lebih banyak dibandingkan betinanya.

1. Perkembangan gamet jantan

Alat kelamin jantan meliputi kelenjar kelamin dan saluran-salurannya. Kelenjar kelamin jantan disebut testis. Pembungkus testikular yang mengelilingi testis, secara luas menghubungkan jaringan-jaringan testis, membentuk batasan-batasan lobular yang mengelilingi germinal epithelium. Spermatozoa dihasilkan dalam lobule yang dikelilingi sel-sel sertoli yang mempunyai fungsi nutritif.

Saluran sperma terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berbatasan dengan testis, berguna untuk membuka lobule (juxta-testicular part) dan bagian lainnya adalah saluran sederhana yang menghubungkan bagian posterior testis ke genital papilla. Pada beberapa ikan, misalnya ikan salmon, tidak memiliki kantung seminal,

(6)

tetapi pada bagian luar saluran sperma terdapat sel-sel yang berfungsi mengatur komposisi ion-ion cairan seminal dan mensekresi hormon.

Spermatogenesis

Perkembangan gamet jantan dari spermatogonium menjadi spermatozoa melalui dua tahap, yaitu spermatogenesis dan spermiogenesis. Spermatogenesis adalah tahap perkembangan spermatogonium menjadi spermatid. Sedangkan spermiogenesis adalah metamorfosis spermatid menjadi spermatozoa. Awal spermatogenesis ditandai dengan berkembangbiaknya spermatogonia beberapa kali melalui pembelahan mitosis, untuk memasuki tahap spermatosit primer. Selanjutnya terjadi pembelahan meiosis, yang dimulai dengan kromosom berpasangan, yang diikuti dengan duplikasi membentuk tetraploid (4n). Satu spermatosit sekunder diploid membelah diri menjadi dua spermatid haploid (n).

Spermiasi

Proses spermiasi berhubungan dengan pelepasan spermatozoa dari lumen lobulus masuk ke dalam saluran sperma. Pelepasan ini mungkin disebabkan oleh kenaikan tekanan hidrostatik ke dalam lobule untuk mengeluarkan cairan-cairan oleh sel-sel sertoli di bawah rangsangan gonadotropin. Spermatozoa kemudian didorong ke dalam sistem pengeluaran, di sini akan bercampur dengan cairan sperma.

(7)

Sedangkan testosteron yang memegang peranan utama pada spermatogenesis dan spermiasi adalah ketotestosteron. Ketotestosteron selanjutnya akan merangsang sel-sel sertoli sehingga aktif menstimulasi pembelahan mitosis spermatogonia dan menyempurnakan spermatogenesis.

2. Perkembangan Gamet Betina

Perkembangan gamet betina atau disebut juga oogenesis terjadi di dalam ovarium. Oogenesis diawali dengan perkembangbiakan oogonium beberapa kali melalui pembelahan mitosis, untuk memasuki tahap oosit primer. Selanjutnya terjadi pembelahan meiosis I, membentuk oosit sekunder dan polar body I melalui proses meiosis II oosit sekunder membelah menjadi oosit dan polar body II.

Oogenesis adalah proses kompleks yang secara keseluruhan merupakan pengumpulan kuning telur. Secara substansial, kuning telur terdiri atas tiga bentuk yaitu : kantung kuning telur (yolk vesicle), butiran kuning telur (yolk globule) dan tetesan minyak (oil droplet). Kantung kuning telur berisi glikoprotein dan pada perkembangan selanjutnya, menjadi kortikal alveoli. Butir-butir kuning telur terdiri atas lipoprotein, karbohidrat dan karoten. Oil droplet secara umum terdiri atas gliserol dan sejumlah kecil kolesterol.

Tahap-tahap perkembangan telur

Perkembangan telur ikan secara umum meliputi empat tahap, yaitu awal pertumbuhan, tahap pembentukan kantung kuning telur, tahap vitelogenesis dan tahap

(8)

pematangan. Pertumbuhan awal adalah terjadinya pelepasan hormon gonadotropin yang dicirikan dengan bertambahnya ukuran nukleus dan jumlah nukleolus. Sejumlah besar dari RNA disimpan dalam sitoplasma sel telur sebagai bekal bagi embrio untuk menghasilkan protein dari dirinya sebagai cadangan.

Tahap pembentukan kantung telur dicirikan dengan terbentuknya kantung atau vesikel. Pada perkembangan telur selanjutnya, kantung kuning telur ini akan membentuk kortikal alveoli yang berisi butir-butir korteks. Tahap ini juga dicirikan dengan terbentuknya zona radiata, perkembangan ekstraseluler dan bakal korion.

Vitelogenesis dicirikan oleh bertambah banyaknya volume sitoplasma yang berasal dari luar sel, yaitu kuning telur atau disebut juga vitelogenin. Vitelogenin ini disintesis oleh hati dalam bentuk lipophosphoprotein-calcium kompleks dan hasil mobilisasi lipid dari lemak visceral. Selanjutnya kuning telur dibawa oleh darah dan ditransfer ke dalam sel telur secara endositosis.

Selama proses vitelogenesis terjadi penambahan ketebalan pada zona radiata, sel-sel granulosa dan theca. Selsel theca bertanggung jawab dalam sintesis 17 -hydroxyprogesterone dan testosteron yang oleh sel-sel granulosa diubah menjadi 17 , 20 -dihydroxy-4-pregnen-3-3-one (17,20-p dan estradiol-17 ). Sirkulasi estradiol-17 mengatur pengembangan beberapa gen vitelogenin dalam hepatosit yang selanjutnya menghasilkan protein vitelogenin.

(9)

Tahap akhir perkembangan telur adalah tahap pematangan, yakni setiap tahap pergerakan germinal vesicle ke tepi dan akhirnya melebur (germinal vesicle breakdown) yang selanjutnya membentuk pronuklei dan polar body II.

Ovulasi

Proses ovulasi terjadi dengan cepat setelah telur mengalami pematangan dan mengakibatkan pecahnya dinding folikel, pada waktu bersamaan sel-sel mikrofil yang menutupi lubang mikrofil berpisah sehingga spermatozoa dapat menembus korion setelah telur dikeluarkan (oviposition). Pecahnya dinding folikel ini diduga disebabkan oleh pengaruh hormon prostaglandin. Prostaglandin mungkin merupakan mediator aksi gonadotropin terhadap ovulasi atau pecahnya dinding folikel.

3. Kematangan Seksual

Saat pertama ikan mempunyai kemampuan bereproduksi (kematangan seksual) dipengaruhi oleh beberapa faktor. Terdapat perbedaan kematangan seksual antara masing-masing spesies pada umur dan ukuran yang berbeda. Secara umum ikan-ikan mempunyai ukuran maksimum kecil dan jangka hidup pendek, akan mencapai kedewasaannya pada umur yang lebih muda daripada ikan yang mempunyai ukuran maksimum lebih besar. Ikan Lebistes dan Gambusia affinis mencapai kematangan seksual pada umur kurang dari satu tahun pada panjang kurang dari 2,5 cm. Banyak ikan yang mencapai

(10)

kedewasaan pada umur satu tahun. Tetapi banyak pula spesies ikan yang mencapai kematangan seksual pertama kali pada umur dua sampai lima tahun, dengan panjang 3 sampai 12 inci bahkan lebih. Yang termasuk kelompok ikan ini adalah ikan trout (Salmo), blackbass (Micropterus) dan sunfishes (Lepomis). Sementara ikan sidat (Anguilla) mencapai kematangan seksual pada umur 10-13 tahun dengan panjang lebih dari 60-100 cm. Ikan sturgeons baru mencapai kematangan pada umur 15 tahun atau lebih dengan panjang satu meter.

Bilamana ikan sudah dewasa secara seksual, produk seksual akan matang dan kegiatan reproduksi akan berlangsung. Banyak faktor yang mempengaruhi peristiwa ini, yang secara garis besarnya dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu yang timbul dalam diri ikan itu sendiri (faktor internal) dan yang berasal dari lingkungannya (faktor eksternal). yang termasuk faktor internal antara lain jenis ikan dan hereditasnya, makanan dan faktor fisiologiknya.

4. Siklus Reproduksi

Tingkah laku reproduksi pada banyak hewan, termasuk ikan merupakan suatu siklus yang dapat dikatakan berkala dan teratur. Kegiatan reproduksi pada beberapa jenis ikan hanya terjadi sekali dalam hidupnya (big-bang spawner). Termasuk dalam golongan ini adalah ikan salmon (onchorhyncus), lamprey laut (Petromyzon marinus) dan sidat (Anguilla).

(11)

Kebanyakan ikan mempunyai siklus reproduksi tahunan. Sekali mereka memulainya maka hal itu akan berulang terus menerus sampai mati. Beberapa ikan malahan bisa bereproduksi lebih dari satu kali dalam satu tahun. Ikan seribu (Lebistes reticulatus) memijah kira-kira empat minggu sekali. Ikan mujair (Sarotherodon) dapat memijah 2-3 kali dalam satu tahun.

5. Pemijahan

Pada pemijahan ikan-ikan yang biseksual, persatuan sel telur dengan sperma bisa terjadi dengan dua cara. Cara pertama yaitu sel telur bersatu dengan sperma di luar tubuh induk (fertilisasi eksternal). fertilisasi eksternal ini dilakukan misalnya oleh ikan-ikan yang termasuk famili Cyprinidae, Anabantidae, dan Siluridae. Cara yang kedua yaitu sel telur bersatu dengan sperma di dalam tubuh induk (Fertilisasi internal). Cara ini dijumpai pada ikan-ikan subklas Elasmobranchii dan juga sebagian kecil golongan teleostei (misalnya Anablepidae dan Poeciliidae). Untuk fertilisasi internal, beberapa alat digunakan oleh ikan pada waktu melakukan kopulasi seperti gonopodium, myxopterygium dan tenaculum.

Jumlah telur yang dihasilkan oleh induk betina (fekunditas) umumnya jauh lebih banyak pada ikan-ikan yang melakukan fertilisasi eksternal dibandingkan dengan ikan-ikan yang melakukan fertilisasi internal. Hal ini merupakan adaptasi terhadap kecilnya peluang bertemunya sel telur dan sperma di luar tubuh.

(12)

Berdasarkan tempat embrio berkembang, terdapat tiga golongan ikan yaitu ovipar, vivipar dan ovovivipar. Golongan ovipar adalah golongan ikan yang mengeluarkan telur pada waktu pemijahan, sedangkan golongan vivipar dan ovovivipar adalah ikan-ikan yang melahirkan anak-anaknya. Pada golongan ovovivipar, sel telur cukup banyak mempunyai kuning telur untuk memenuhi kebutuhan anak ikan dan induk ikan bisa dikatakan hanya menyediakan tempat perlindungan. Pada golongan vivipar, kandungan telur sangat sedikit dan perkembangan embrio ditentukan oleh hubungannya dengan plasenta pada tahap awal untuk mencukupi kebutuhan makanannya. Anak ikan yang dilahirkan oleh golongan ikan vivipar, sudah hampir menyerupai induk dewasa.

Berdasarkan habitat tempat ikan memijah, ikan dapat dimasukkan ke dalam beberapa golongan. Golongan ikan phytophil memijah pada tanaman. Golongan ikan lithophil memijah pada dasar perairan yang berbatu-batu. Golongan psammophil memijah di pasir. Sedangkan golongan pelagophil memijah pada kolom air di perairan terbuka. Golongan ikan ostracophil memijah pada cangkang yang telah mati.

Pemijahan alami

Pemijahan (spawning) di alam dipengaruhi oleh kondisi lingkungan eksternal misalnya hujan, habitat, oksigen terlarut, daya hantar listrik, cahaya, suhu, waktu serta berbagai faktor fisika kimia lainnya. Kondisi lingkungan ini akan mempengaruhi kontrol endoktrin untuk

(13)

menghasilkan hormon-hormon yang mendukung proses perkembangan gonad dan pemijahan.

Berdasarkan daerah pemijahannya, dikenal adanya ikan anadromous yaitu ikan yang hidup di perairan laut dan melakukan pemijahan di daerah hulu sungai. Katadromous adalah ikan yang hidup di sungai dan melakukan pemijahan di laut. Protodromous yaitu ikan yang hidup di perairan tawar dan melakukan pemijahan di perairan tawar juga, sedangkan Oceanodromous, yaitu ikan yang hidup di perairan laut dan memijah di perairan yang sama.

Pemijahan induksi

Pada ikan betina, pemijahan induksi dilakukan pada akhir vitelogenesis untuk menginduksi germinal vesicle breakdown (GVBD) yang merupakan akhir pematangan sel telur. Induksi pemijahan dewasa ini banyak dilakukan yakni dengan menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai dengan kondisi di alam sebagai persyaratan untuk pemijahan. Sedangkan untuk merangsang pemijahan walaupun dalam kondisi yang kurang tepat dapat diupayakan dengan pendekatan hormonal. LHRH efektif menginduksi pelepasan gonadotropin dan ovulasi pada ikan, bahkan lebih efektif dengan LHRH analog (LHRH-a) yang telah berhasil digunakan dalam menginduksi pemijahan ikan masyarakat, sidat, salmon, sturgeon dan lain-lain. Di Indonesia LHRA-a telah berhasil digunakan dalam menginduksi pemijahan ikan bandeng.

(14)

6. Pembuahan (Fertilisasi)

Pembuahan adalah bersatunya oosit (telur) dengan sperma membentuk zigot. Pada proses pembuahan ini terjadi percampuran inti sel telur dan inti sperma. Kedua inti ini masing-masing mengandung gen (pembawa sifat keturunan) sebanyak satu sel (haploid).

Hanya satu sperma yang dibutuhkan untuk membuahi satu sel telur (monosperm). Meskipun berjuta-juta spermatozoa dikeluarkan pada saat pemijahan dan menempel pada sel telur tetapi hanya satu yang dapat melewati mikrofil, satu-satunya lubang masuk spermatozoa pada sel telur. Kepala spermatozoa menerobos mikrofil dan bersatu dengan inti sel telur, sedangkan ekornya tertinggal pada saluran mikrofil tersebut dan berfungsi sebagai sumbat untuk mencegah spermatozoa yang lain masuk.

Cara lain yang digunakan sel telur mencegah sperma lain masuk adalah terjadinya reaksi kortikal mikrofil menjadi lebih sempit dan spermatozoa yang bertumpuk pada saluran mikrofil terdorong keluar. Reaksi korteks juga berfungsi membersihkan korion dari spermatozoa yang melekat karena akan mengganggu proses pernafasan zigot yang sedang berkembang.

Ada beberapa hal yang mendukung berlangsungnya pembuahan yaitu spermatozoa yang tadinya tidak bergerak dalam cairan plasmanya, akan bergerak setelah bersentuhan dengan air dan dengan bantuan ekornya, bergerak ke arah telur. Selain itu, telur mengeluarkan zat

(15)

gimnogamon yang berperan menarik spermatozoa ke arahnya.

B. AMPHIBIA

Pada katak jantan terdapat sepasang testes, yang terletak pada permukaan ventral ujung anterior ren, ia berbentuk oval. Dari setiap testis keluar sejumlah pembuluh-pembuluh halus ialah vasa efferentia yang mendekati medial untuk kemudian masuk ke dalam jaringan ren dan berhubungan dengan tubuli colectivi yang selanjutnya bermuara pada ureter. Jadi pada katak jantan, ureter berfungsi rangkap yaitu sebagai saluran urine dan sperma. Spermatozoa dari testes melalui ureter ditampung di dalam vesicula seminalis, masuk melalui pembuluh-pembuluh halus pada dinding sisi luar ureter. Penimbunan ini berlangsung sebelum amplexus.

Pada katak betina terdapat sepasang ovaria yang besar, berupa kantung yang melipat-lipat, terdiri atas banyak lobi. Ovaria yang sudah masuk menempati hampir seluruh bagian celom. Saluran telur atau oviduct berupa saluran yang melipat-lipat dengan ujung anterior yang menyempit dan terbuka ujungnya bermuara ke dalam celom. Lubang pada ujung anterior berupa celah dan disebut ostium abdominale, terletak dekat basis pulmo. Pada ujung posterior masing-masing oviduct melebar kemudian menyempit dan akhirnya bermuara ke dalam kloaka.

Telur katak berukuran kecil, membulat berpigment dan berdiameter  1,6 mm. telur katak bersifat telolecithal. Telur-telurnya dikeluarkan ke dalam air dalam kelompok-kelompok. Kelompok-kelompok itu dilindungi oleh material seperti gelatin yang menyerap air. Dengan demikian terlindung terhadap predator aquatik dan benturan terhadp benda-benda di sekitarnya. Setiap telur dibagi atas dua belahan, belahan yang berwarna hitam mengandung pigment dan belahan putih. Belahan hitam selalu

(16)

menghadap ke atas dikelilingi oleh lapisan serupa agar-agar. Belahan hitam dipenuhi dengan protoplasma, sedang belahan putih terutama penuh dengan vitelus. Katak jantan melepaskan cairan sperma di atas telur-telur itu, kemudian spermatozoa menembus lapisan serupa agar-agar yang mengandung albumen dan membrana vitellina. Dalam waktu yang singkat substansi serupa agar-agar itu membengkak dan menjadi tidak dapat ditembus oleh spermatozoa. Pembuahan terjadi di luar tubuh.

Selanjutnya telur yang telah dibuahi mengalami segmentasi melalui pembelahan vertikal, segera diikuti pembelahan vertikal berikutnya yang tegak lurus terhadap pembelahan yang pertama, dan kemudian diikuti oleh pembelahan melalui bidang equatorial yang letaknya lebih mendekati kutub belahan hitam. Dengan demikian terbentuk embryo yang terdiri atas empat buah cel hitam yang kecil dan empat buah cel putih yang besar. Pembelahan berikutnya adalah sel-sel hitam membelah dengan cepat menjadi mikromer, sedang sel-sel putih menjadi lebih lambat, menjadi makromer. Proses segmentasi yang lambat ini disebabkan oleh adanya vitellus.

Mikromer yang berpigmen kelak menumbuhkan ektoderm yang terdiri atas banyak lapisan, sedang mikromer membentuk tiga lapis lamina germinativa yang pada umumnya disebut sel-sel vitellus. Dalam segmentasi kecil dan pada permukaan luas berpigmen. Polus vegetativus terdiri dari suatu masa sel-se besar, yang mengandung lecith. Proses perkembangan selanjutnya adalah pembentukan gastrula. Gastrulasi dimulai dengan pertumbuhan yang cepat pada sel-sel yang mengandung lecith, kecuali suatu daerah kecil berbentuk lingkaran yang kelak akan berkembang menjadi blastoporus. Hal ini terjadi karena sel-sel yang kecil dari polus animalis mengalami migrasi di atas sel-sel yang besar dari polus vegetativus. Kemudian

(17)

tepi daerah melingkar itu, yang juga berlangsung ke arah kanan kiri sepanjang tepi daerah melingkar itu. Migrasi itu makin dalam, sehingga blastocela menghilang dan terbentuk archenteron. Dari luar tampak lubang, yaitu blastoporus, yang mula-mula berbentuk bulan sabit oleh karena masih adanya sel-sel entoderm yang mengisi sebagian besar lubang itu. Kedua ujung lubang berbentuk bulan sabit itu akhirnya bersatu sehingga tampak membentuk lingkaran. Lingkaran itu menjadi bertambah kecil oleh karena invaginasi berlangsung terus hingga blastoporus makin tambah mengecil. Gastrulasi ini terutama menghasilkan perubahan bentuk pada dinding blastula, yaitu dinding tersebut berlapis tiga dari luar ke dalam adalah ektoderm, mesoderm dan entoderm yang melingkupi suatu rongga yang disebut dengan archenteron.

Periode embryonal ini dilanjutkan dengan pembentukan alat-alat tubuh. Embryo segera mulai memanjang. Satu ujung adalah lebar dan terpisah dari bagian lain oleh sedikit penyempitan, ia merupakan calon kepala. Kepala dan ekor menjadi lebih jelas setelah terbentuk proctodeum pada pangkal ekor. Kemudian permukaan antero-ventral kepala terbentuk alat penghisap dan pada kedua sisinya terbentuk insang-insang luar (terbentuk dua pasang).

Embryo sekarang berkembang menjadi berudu atau larva. Alat penghisap digunakan untuk melekatkan diri pada tumbuh-tumbuhan air. Mereka belum memiliki mata dan mulut;stomodeum yang merupakan calon mulut belum berhubungan dengan archenteron. Segera terbentuk pasangan insang yang ketiga, sednag dua pasang yang lain menjadi bertambah besar. Selanjutnya stomodeum berhubungan dengan archentron. Celah-celah insang dibentuk di antara lengkung-lengkung insang atau arci branchiales dan bersamaan dengan itu terbentuk pula mata.

Segera insang-insang luar menunjukkan tanda-tanda mengerut. Bersamaan dengan itu terbentuk insang dalam. Kemudian terbentuk

(18)

overculum dari suatu lipatan kulit di depan insnag pada kedua sisi. Ia tumbuh meluas ke arah posterior dan segera menutup celah-celah insang dan insang-insnag luar. Pada Rana, overculum sebelah kanan segera bersatu dengan dinding badan sehingga hubungan celah-celah insang dengan dunia luar terputus, tetapi di sebelah kiri masih terdapat lubang (spirakulum) yang fungsinya untuk mengalirkan air keluar dari rongga insang dan semua celah-celah insang. Pada genera lain lubang itu terdapat di sebelah kanan atau juga tetap kedua sisi berlubang. Pada stadium ini, berudu hidup sebagai ikan. Sekarang pulmonales terbentuk, dengan demikian larva hidup di dalam dua alam ; secara periodik larva timbul di permukaan air untuk bernafas.

Pertumbuhan selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. extremitates posterior dan anterior terbentuk; 2. mulut bertambah lebar;

3. intestinum memendek, berhubungan dengan pergantian makanan dari herbivora menjadi carnivora;

4. ekor menghilang sempurna; sejak terbentuknya extremitates, ekor tersebut mulai mengecil. Dengan demikian metamorphosis menjadi sempurna.

C. REPTILIA

Organa genitalis pada hewan betina terdiri dari ovarium dan oviduct. Ovarium berjumlah sepasang terletak retroperitoneal tepat di ventral dari columna vertebralis sedikit ke caudal dari pertengahan badan. Oviduct terletak lateral dari ovarium, mulai dengan pelebaran sebagai corong yang disebut dengan infundibulum dengan lubang masuknya disebut ostium abdominale. Oviduct dilanjutkan dengan uterus yangbermuara dalam kloaka di dinding dorsal agak ke kranial dari muara ureter. Perkembangan embryo terjadi di dalam

(19)

Organa genitalia pada hewan jantan terdiri atas testes, epididymis, vas defferen, hemipenis. Testes berjumlah sepasang, berbentuk oval, kecil agak keputih-putihan. Dari testis keluar saluran halus yang berkelok-kelok terletak dekat sisi lateral testis disebut dengan epididymis.

Epididymis melanjutkan diri ke kaudal menjadi vas different di mana sebelum masuk ke kloaka bersatu dulu dengan ureter.

Selanjutnya terdapat sepsang hemipenis yaitu suatu alat yang merupakan tonjolan dari dinding kloaka dan berfungsi untuk kopulasi. Oleh karena sudah mempunyai alai kopulasi, maka hewan ini mengadakan fertilisasi secara interna.

Organa genitalis tersebut mempunyai alat penggantung untuk melekatkan dirinya pada dinding tubuh, misalnya mesovarium (alat penggantung ovarium), mesorchium (alat penggantung testis), ligamnetum latum (alat penggantung oviduct).

D. AVES

Organa genitalia jantan terdiri dari :

1. sepasang testis yang berbentuk oval terletak disebelah ventral lobus ren yang paling cranial;

2. sepasang epididymis berukuran kecil terletak pada sisi dorsal testis. Berupa suatu saluran yang dilalui oleh spermatozoa dalam perjalannya menuju ductus defferens;

3. sepasang ductus defferen. Pada hewan muda terlihat lurus dan pada hewan yang sudah tua kelihatan berkelok-kelok. Mendekati kaudal menyilangi ureter kemudian bermuara pada kloaka sebelah lateral;

4. mesorchium adalah alat penggantung testis, berjumlah sepasang dan merupakan lipatan peritoneum;

5. alat-alat copulatio. Pada hewan ini dan sejenisnya tidak terdapat alat kopulasi

(20)

pada waktu kopulasi, proctodea (bagian kloaka paling ujung kaudal) dari kedua jenis burung ditempelkan kuat-kuat, sehingga sperma yang keluar pada saat ejaculatio langsung masuk ke dalam proctodeum yang betina untuk kemudian menuju oviduct.

Pada hewan betina, oviduct sebelah kanan adalah rudimenter sedang oviduct sebelah kiri tumbuh dengan baik. Juga ovarium hanya terdapat di sebelah kiri saja. Oviduct pada hewan muda lurus, pada hewan dewasa berkelok-kelok.

Oviduct terdiri dari:

1. infundibulum tube, adalah bagian oviduct sebelah cranial berbentuk corong dengan lubangnya disebut ostium abdominale;

2. pars glandularis, adalah merupakan bagian oviduct dan mengandung banyak kelenjar-kelenjar;

3. isthmus merupakan bagian yang terletak antara pars glandularis dan uterus di mana disebelah ini ova mendapatkan bungkus telur sekunder;

4. uterus (shellgland) merupakan pelebaran oviduct ke kaudal. Bagain ini mengandung banyak kelenjar-kelenjar. Kulit telur dibentuk di bagian ini, ialah : waktu ova berjalan ke kaudal, di daerah pars glandularis ia diselubingi oleh sekret dan kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding dari bagain ini. Sekret ini berupa albumen (putih telur). Selanjutnya di dalam isthmus ova mendapatkan bungkus telur sekunder yang ditimbun mengelilingi albumin. Yang terakhir, di dalam uterus ia mendapat bungkus telur yang sekunder berupa kulit kapur. Bungkus telur yang terakhir ini keras karena terdiri dari kalsium. Oviduct bagian kanan mereduksi. Apabila ovarium kiri dihilangkan, maka oviduct kanan akan berkembang menjadi alat yang mempunyai testis.

(21)

E. MAMALIA

PADA MANUSIA

1. Organ reproduksi wanita

Organ reproduksi wanita terdiri dari ovarium (penghasil telur), tuba palopi (saluran telur), uterus (tempat pendewasaan embrio) dan vagina (saluran pencernaan).

a. ovarium (sepasang erukuran kecil).

1) Merupakan tempat pembentukan folikel dan sel telur; 2) folikel telur masak, pecah melepaskan sel telur,

ovulasi;

3) ovulasi terjadi 28 hari;

4) penghasil hormon estrogen dan progesteron b. saluran telur

1) Sepasang;

2) Pangkalnya berbentuk corong; 3) Mengantarkan sel telur;

4) Tempat pembuahan/fertilisasi. c. Uterus

1) tunggal seperti buah alpukat;

2) lapisan rongga dalam endometrium; 3) tempat berkembangnya janin;

4) dinding uterus membengkak akibat hormon tertentu; 5) dinding rahim hancur bila tida ada pembuahan

d. vagina

1) tunggal;

2) organ kopulasi/kawin; 3) bagian luar selaput dara;

(22)

e. Bagian luar vagina 1) klitoris; 2) labia mayora; 3) labia minora;

4) vulva (lubang vagina). 2. Organ reproduksi pria

Organ reproduksi pria terdiri dari testes (penghasil sperma), epididymis dan vas different (saluran sprema) dan penis (saluran pelepasan).

a. testes

1) ada sepasang;

2) terbungkus sokrotum; 3) tempat pembuatan sperma;

4) menghasilkan hormon testosteron. b. epididymis

1) sepasang;

2) berkelok-kelok di sekitar testes; 3) tempat pematangan sperma c. vas defferent

1) sepasang;

2) lanjutan epididymis arah atas;

3) bergabung dengan kandung mani dan kelenjar prostat

d. kelenjar pelengkap

1) kandung mani (vesikula seminalis), cairan kuning = makanan sperma;

2) kelenjar prostat (cairan getah pelicin); 3) kelenjar cowper (penghasil lendir); 4) kelenjar pelengkap (semen)

(23)

e. uretra (saluran yang berfungsi ganda) 1) saluran urine;

2) saluran sperma. f. penis

dibangun oleh jaringan penuh rongga, bila penuh berisi darah maka akan menegang.

Gambar 5.3 Saluran Reproduksi Mammalia (jantan)

Sumber :http://ravethouscare.files.wordpress.com/2009/06/organ-rep-pria1.gif

Gambar 5.4 Saluran Reproduksi Mammalia (betina)

(24)

Gambar 5.5 Struktur Organ Reproduksi Mammalia (betina)

Sumber :http://web.ipb.ac.id/~phidayat/entomologi/Gambar/reproduksi%20betina.jpg

(25)

Gambar 5.7 Organ Reproduksi Katak

Sumber : http://mochammadiqbal.files.wordpress.com/2009/07/reproduksi-katak.jpg

Gambar 5.8 Siklus Produksi Sel Telur Mammalia

(26)

Gambar 5.9 Organ Reproduksi Pisces

Sumber : http://media.photobucket.com/image/gambar%20struktur%20sistem%20reproduksi%20pisces/PattyMeaow/ovary.jpg

(27)

Gambar 5.11 Reproduksi Seksual dan Aseksual

Sumber :http://2.bp.blogspot.com/_tc3utv22L6Q/SOM-ipamozI/AAAAAAAAARQ/TeA29JG6qiE/s320/3.JPG

Gambar 5.12 Struktur Sel Telur Aves

(28)

Rangkuman

Untuk melangsungkan kehidupan yang kekal dari suatu organisme, maka sebelum ia mati, organisme tersebut akan membentuk penggantinya yang serupa dengan organisme yang digantikan. Reproduksi ialah suatu cara yang penting bagi organisme untuk mempertahankan spesies. Kelangsungan hidup tersebut hanya dapat dicapai semata-mata dengan bentukan organisme baru oleh organisme yang sudah ada sebelumnya. Reproduksi vertebrata dilakukan dengan generatif atau amphigoni yaitu cara berkembang biak dengan pertemuan 2 macam sel kelamin atau gamet atau gonocyt. Kedua gonocyt itu masing-masing disebut sel kelamin jantan atau bersifat jantan dan sel telur atau sejenisnya. Persatuan pronukleus kedua gamet tersebut disebut fertilisasi dan hasilnya adalah zygot.

Soal Latihan

1. Jelaskan Pengertian Reproduksi!

2. Jelaskan Pengertian omne vivum ex vivo, omne ovum ex vivo dan omne vivum ex ovo!

3. Jelaskan tentang Oogami! 4. Jelaskan tentang aphigoni

Gambar

Gambar 5.1. Ikan anglerfish (Ceratias)yang memperlihatkan ukuran tubuh ikan jantan yang jauh lebih kecil ukurannya dibanding betinanya
Gambar 5.2. Ikan Gambusia affinis. Ikan yang di atas adalah betina.
Gambar 5.4 Saluran Reproduksi Mammalia (betina)
Gambar 5.5 Struktur Organ Reproduksi Mammalia (betina)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Telekomunikasi Indonesia Tbk, hal ini disebabkan karena nilai utang lancar perusahaan lebih besar dari nilai modal sendiri, sehingga mengakibatkan peningkatan pada nilai

Sehingga al-Sunnah dalam terminologi mereka adalah “perkataan, perbuatan dan taqrir al-Ma’shum.” Rahasia di balik itu semua adalah karena para Imam dari kalangan

partisipasi (peran serta) karyawan merupakan sebuah proses dimana individu mengambil bagian dalam pengambilan keputusan dalam sebuah institusi, program, dan lingkungan yang

Kita akan bisa tahu mereka biasanya ada di kafe apa, komunitas apa, di sanalah kita melakukan presentasi atau membagikan brosur.Ini adalah materi terpenting:

Malaysia - Akta Dadah Berbahaya - Jadual Pertama - Bahan Bahagian I Malaysia - Akta Dadah Berbahaya - Jadual Pertama - Bahan Bahagian II Malaysia - Akta Dadah

Dari beberapa definisi diatas dapat dipahami bahwa resiliensi adalah kemampuan atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang, kelompok atau masyarakat yang memungkinkannya

Coba anda berikan grafik untuk menyatakan fungsi kerapatan probabilitas dan fungsi distribusi kumulatif kasus

Microsoft Visual Basic (sering disingkat sebagai VB saja) merupakan sebuah bahasa pemrograman yang menawarkan Integrated Development Environment (IDE) visual untuk