• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 15 di kota Gorontalo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 15 di kota Gorontalo"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

25 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 15 di kota Gorontalo 3.1.2 Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan oktober hingga bulan desember, yang meliputi beberapa tahap kegiatan penelitian di mulai dari tahap persiapan, pengambilan data, pengolahan data, sampai pada penyusunan laporan akhir. Pada tahap pengambilan data dilakasanakan sebanyak enam kali pertemuan pada masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3.2 Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Ada 2 kelompok kelas yang dibandingkan yaitu kelas yang diajar dengan model pembelajaran Direct instrruction sebagai kelas eksperimen dan kelas yang diajar dengan model pembelajaran konvensional sebagai kelas kontrol.

Dengan demikian, maka desain penelitiannya adalah posttest-only control design (Sugiyono, 2002: 52), seperti pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Perlakuan Post test Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

XA 02 XB 02

(2)

Keterangan:

XA = Pembelajaran dengan perlakuan Model Pembelajaran Direct instruction. XB = Pembelajaran dengan perlakuan Model Pembelajaran konvensional. 02 = Hasil belajar matematika siswa

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 15 Kota Gorontalo

3.3.2 Sampel

a) Cara Mentukan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Simple

Random Sampling yaitu proses pengambilan sample yang dilakukan secara acak.

(Sugiyono, 2011 :117 ).

Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX di SMP Negeri 15 kota Gorontalo yang tersebar di 4 kelas seperti pada tabel 3.2

Tabel 3.2 Distribusi Unit Sampel Penyebaran Siswa Disetiap Kelas IX

No Kelas Jumlah siswa

1 IX-1 20

2 IX-2 20

3 IX-3 17

4 IX-4 18

Jumlah 75

(3)

Untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan secara acak dengan melakukan undian. (Sugiyono 2011:117). Dari 4 kelas seperti pada tabel 3.2 kelas diacak dan diambil 2 kelas, dan terpilih kelas IX-3 dan IX-4. Kemudian setelah terpilih 2 kelas yang diambil secara acak, dari 2 kelas tersebut diacak lagi untuk memilih kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hingga akhirnya terpilih kelas IX-3 yang berjumlah 17 siswa yang dijadikan kelas eksperimen, dan kelas IX-4 yang berjumlah 18 orang yang dijadikan kelas kontrol.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah 1. Variabel Perlakuan

untuk kelas eksperimen pembelajarannya diberikan perlakuan model pembelajaran langsung, dan kelas kontrol diberikan perlakuan model pembelajaran konvensional

2. Variabel yang dikontrol

Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah: a. Guru yang mengajar

Kelas eksperimen dan kelas kontrol diajar oleh guru yang sama yaitu oleh peneliti sendiri.

b. Materi yang diajarkan

Kelas eksperimen maupun kelas kontrol memperoleh materi pembelajaran yang sama.

(4)

Baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol mandapat alokasi waktu yang sama.

d. Tes hasil belajar

Kelas eksperimen maupun kelas kontrol memperoleh tes hasil belajar yang sama.

3. Variabel Terikat atau tak Bebas

Variabel tak bebas dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada materi luas selimut dan volume tabung kerucut dan bola untuk siswa kelas IX SMP.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Tehnik yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian adalah tehnik tes, yaitu berbentuk uraian sebanyak 6 butir.

Sebelum instrumen ini digunakan untuk pengambilan data penelitian dilakukan validasi konstruk dan kontennnya. Validasi konstruk dilakukan melalui penilaian kesesuaian oleh orang yang dianggap ahli (judgment expert) dalam bidangnya dan validasi konten dilakukan melalui uji coba lapangan.

Para validator yang memberikan penilaian konstruk terhadap instrument tes hasil belajar adalah Drs. Majid, M.Pd dan Khardiawan Pauweni, S.Pd, M.Pd dari unsur dosen matematika serta Ramdansyah Hiola, S.Pd sebagai guru bidang studi matematika kelas IX SMP Negeri 15 Kota Gorontalo yaitu.

Setelah pengujian konstruk dari ahli selesai dan soal telah diperbaiki, maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Data hasil uji coba ini dihitung validitas butir dan reliabilitas instrumennya untuk mendapatkan gambaran tentang sejauh

(5)

mana instrumen yang dikembangkan mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.

Untuk menghitung validitas butir butir politomi atau kontinum menggunakan formula korelasi product moment dari Pearson (Arikunto, 2006: 27), yaitu korelasi antara skor butir tes dengan skor total tes dengan rumus:



  2 2 2 2 y y N x x N y x xy N rxy

Kriteria pengujian validitas butir adalah jika r hitung ≥ r tabel maka butir

dinyatakan valid (diterima) dalam hal lain ditolak.

Untuk menghitung reliabilitas instrumen mengunakan formula Alfa Cronbach (Arikunto, 2006 : 196) yaitu:

              

2 1 2 11 1 1  b k k r

Interpretasi derajat reliabilitas digunakan tolok ukur yang dibuat oleh Guildford (dalam Suherman, 2003: 139) seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.3

Pedoman Interpretasi Koefisien Reliabilitas Dasar

Nilai r11 Interpretasi

r11 ≤ 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah 0,20 < r11 ≤ 0,40 Derajat reliabilitas rendah 0,40 < r11 ≤ 0,60 Derajat reliabilitas sedang 0,60 < r11 ≤ 0,80 Derajat reliabilitas tinggi 0,80 < r11 ≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi

Berikut ini diuraikan pengembangan instrumen tes hasil belajar matematika yang digunakan dalam pengambilan data penelitian.

(6)

3.5.1 Definisi Konseptual Tes Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar matematika adalah keterampilan atau kemampuan siswa yang diperoleh setelah mengikuti proses belajar dalam kurun waktu tertentu. Hasil belajar tersebut ditunjukan oleh kemampuan siswa dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah/soal matematika pada materi luas selimut dan volume tabung, kerucut dan bola berdasarkan ranah kognitif C3 dan C4 yang meliputi: (3) penerapan, (4) Analisis.

3.5.2 Definisi Operasional

Hasil belajar matematika adalah total skor kemampuan matematika siswa yang diperoleh melalui tes terhadap sejumlah pertanyaan dalam memecahkan dan menyelesaikan masalah matematika pada materi luas selimut dan volume tabung, kerucut dan bola berdasarkan ranah kognitif C3 dan C4 yang meliputi: (3) penerapan, (4) Analisis.

Tes hasil belajar disusun berdasarkan indikator-indikator pada standar kompetensi yang mengacu pada KTSP. Kisi-kisi instrument tes hasil belajar matematika ditunjukan pada table dibawah ini.

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar

NoNNoN Materi

Nomor Butir

Soal Jumlah

C3 C4

1 Menghitung luas selimut tabung 1 - 1

2 Menghitung Volume Tabubg - 2 1

3 Menghitung Luas Selimut

Kerucut 3 - 1

4 Menghitung volume Kerucut - 4 1

5 Menghitung Luas Selimut Bola 5 - 1

6 Menghitung Volume Bola 6 - 1

(7)

3.5.4 Hasil Kalibrasi Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika 1. Hasil Validasi Ahli/rater

Berdasarkan hasil validasi pakar menunjukan bahwa untuk item soal No 4 dan 5 serta tes disesuaikan dengan kisi-kisi.

2. Hasil Uji Coba Lapangan a. Hasil uji validitas butir

Dari hasil uji coba test yang dilakukan pada kelas VIII4 dengan jumlah sampel 25, diperoleh bahwa r daftar < r hitung. Ini berarti semua item soal valid dan cukup baik sebagai alat pengumpul data. Koefisien validasi dapat dilihat pada tabel 3.5 (Data perhitungan secara lengkap pada lampiran 4).

Tabel 3.5 Koefisien Validasi Butir

Tabel Uji Validitas Test

Butir rhitung rdaftar Ket.

1 0,600988 0.396 Valid 2 0,576298 0.396 Valid 3 0,892918 0.396 Valid 4 0,649735 0.396 Valid 5 0,664474 0.396 Valid 6 0,569458 0.396 Valid

b. Hasil uji reliabilitas butir

Dari hasil perhitungan data hasil uji coba instrumen tes, diperoleh nilai r11 sebesar 0,71. Berdasarkan klasifikasi pada Tabel 3.5, maka instrumen tes yang dibuat mempunyai derajat reliabilitas tinggi, artinya instrumen tersebut baik bila dikembangkan dalam pengambilan data. Data perhitungan secara lengkap pada lampiran 4.

(8)

3.6 Teknik Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis dengan mengguanakan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data mentah hasil penelitian melalui tabel distribusi frekuensi data berkelompok kemudian dihitung rata-rata (mean), nilai tengah data (median), data yang serin muncul (modus), dan standar deviasi ( penyimpangan data dari rata-ratanya) serta divisualisasikan dalam histogram. Selain itu analisis yang digunakan yaitu analisis inferensial yaitu uji-t dua sampel bebas.

Untuk menguji hipotesis kesamaan dua rata-rata student t (tes) digunakan uji t (Sudjana, 2002 :239) sebagai berikut :

n

n

x

x

S t 2 1 2 1 1 1    Keterangan;

t = Nilai hitung untuk uji t

X1 = Nilai rata-rata kelas ekperimen X2 = Nilai rata-rata kelas kontrol

n1 = Jumlah anggota sampel kelas eksperimen n2 = Jumlah anggota sampel kelas kontrol

Dimana S adalah standar deviasi gabungan dengan rumus :

n

n

n

s

n

s

n

S

2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2       Keterangan :

t = nilai hitung untuk kesamaan dua rata-rata

n

1 = jumlah respon kelas eksperimen

n

2 = jumlah respon kelas kontrol

s

1 = standar deviasi kelas eksperimen

s

2 = standar deviasi kelas kontrol

(9)

Kriteria pengujian : Terima

H

0 jika

t

       2 1 1 < t <

t

        2 1 1 , dimana

t

        2 1 1 di dapat dari

daftar distribusi t dengan dk = ( n1+n2-2) dan peluang

       2 1 1 untuk harga

t

hitung lainnya

H

0 ditolak (Sudjana, 2002 :239)

Sebelum pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji-t terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data dan homogenitas varians, karena pengujian hipotesis mensyaratkan data harus homogen dan berdistribusi normal.

3.6.1 Pengujian Homogenitas Varians

Untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen syaratnya harus homogen, dalam hal ini akan digunakan uji homogenitas. Pengujian homogenitas varians bertujuan untuk menguji kesamaan rata-rata dari beberapa varians. Karena dalam penelitian ini hanya menggunakan dua kelas maka rumus yang digunakan adalah uji kesamaan dua varians. Langkah-langkah pengujian kesamaan dua varians (Sudjana, 2002: 249) adalah sebagai berikut.

Hipotesis yang diuji adalah: H0 : 22 2 1    Ha : 22 2 1   

Jika sampel dari populasi kesatu berukuran n1 dengan varians

2 1

s

dan

sampel dari populasi kedua berukuran n2 dengan varians

s

22 maka untuk menguji hipotesis di atas digunakan statistik uji F sebagai berikut.

F = 2 2 2 1 s s

Dimana : F = nilai uji f

(10)

= Varians dari kelas kontrol

Kriteria pengujian adalah terima hipotesis Ho jika    1. 1

2 1 1 1 2 1 1    nFF n n F .

Untuk taraf nyata

, dimana Fm,n didapat dari daftar distribusi F dengan

peluang

, dk pembilang = n dan dk penyebut = n. Dalam hal lainnya Ho ditolak. 3.6.2 Pengujian Normalitas Data

Pengujian normalitas data untuk mengetahui apakah data penelitian yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Data yang diperoleh diharapkan dapat berdistribusi normal sehingga pengujian hipotesis yang telah diajukan dapat dilanjutkan. Apabila data yang terkumpul berdistribusi normal, maka uji statistik yang digunakan dalam pengujian hipotesis menggunakan statistik parametrik.

Dalam penelitian uji normalitas ini yang digunakan adalah uji Liliefors (Sudjana:2004:466) dengan prosedur sebagai berikut:

1. Pengamatan X1, X2, X3, ... , Xn dijadikan angka baku Z1, Z2, Z3, ... , Zn

dengan rumus : S X X Z i i   Dimana:

X = Rata – rata sampel yang diperoleh dengan rumus:

n X X

i

S = Standar Deviasi yang diperoleh dengan rumus:

1

2 2   

i i i i i n n X X n S

2. Untuk setiap angka baku yang diperoleh dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F

  

ZiP ZXi

3. Dihitung proporsi Z1, Z2, Z3, ... , Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi jika proporsi ini dinyatakan dengan S(Zi) maka :

 

n Z Z Z Z Z banyaknya Z S i  1, 2, 3,..., ni

(11)

5. Diambil harga yang terbesar di antara harga-harga mutlaknya selisih tersebut. Harga tersebut dinamakan L0.

Untuk menerima atau menolak hipotesis nol. Kita bandingkan

L

0 ini dengan nilai kritis L. Untuk uji Liliefors dengan taraf nyata  yang dipilih. Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal jika

L

0 yang diperoleh dari data pengamatan melebihi

L

dari daftar. Dalam hal

lainnya hipotesis nol diterima. 3.7 Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik yang akan diuji adalah:: H0 : μ1 μ2

H1 : μ1 μ2

Rumusan hipotesis statistik yang akan diuji yaitu :

H0 : μ1 μ2 Rata-rata hasil belajar siswa yang diterapkan Model Pembelajaran Direct instruction lebih rendah atau sama dengan rata-rata hasil belajar siswa yang diterapkan model pembelajaran konvensional

H1 : μ1 μ2 Rata-rata hasil belajar siswa yang diterapkan Model pembelajaran Direct instruction lebih tinggi dibanding dengan rata-rata hasil belajar siswa yang diterapkan model pembelajaran konvensional.

Ket :

μ1 = rata-rata hasil belajar siswa yang diterapkan Model pembelajaran Direct instruction

μ2 = rata-rata hasil belajar siswa yang diterapkan Model pembelajaran konvensional

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Distribusi Unit Sampel Penyebaran Siswa Disetiap Kelas IX
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar
Tabel 3.5   Koefisien Validasi Butir

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pertimbangan dan dalil-dalil yang ada, maka Mahkamah Agung, memutuskan: Mengabulkan permohonan keberatan hak uji materiil dari Pemohon, dengan menyatakan

11) Semua juru bicara (yaitu) juru bicara dari (Rakryān Mapatiḥ) i Hino (yang berkedudukan di) Kaṇḍamuhi (bernama) saŋ Brahmīśāna, penduduk desa Gunuŋṅan yang

Hasil yang diperoleh adalah dari hasil percobaan dan pengujian maka dapat disimpulkan bahwa kondisi optimum proses pelapisan nikel dengan menggunakan campuran

Energi yang ditunjukkan dari persamaan energi total di atas, atau dikenal sebagai head pada suatu titik dalam aliran steady adalah sama dengan total energi pada titik... lain

Melanoma maligna dapat terjadi sebagai salah satu dari beberapa bentuk ini: melanoma dengan penyebaran superficial, melanoma lentigo maligna, melanoma nodular, dan

analisis hasil penelitian dan uraian analisis dan interpretasi hasil dari pengolahan data tentang analisis gangguan sistem distribusi listrik Saluran Udara Tegangan

Berdasarkan hal tersebut diperlukan adanya penelitian mengenai teknik perbanyakan saninten melalui kultur jaringan untuk mengetahui kemampuan pertumbuhan