• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

Kegiatan budidaya kentang yang dilakukan oleh Hikmah Farm meliputi: persiapan bibit, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, dan panen.

Persiapan Bibit

Pembibitan merupakan kegiatan mempersiapkan bahan tanam untuk melakukan budidaya tanaman. Varietas kentang yang diusahakan oleh Hikmah Farm adalah Granola, Atlantik, dan Pinky. Pada tanggal 26 Maret 2008, Hikmah Farm merilis varietas Nadia. Bahan tanam yang digunakan adalah varietas Granola dari Balitsa dan varietas Atlantik dari CV. Danul Fallah, Bogor. Hikmah Farm memperoleh bahan tanam dari Balitsa dengan sistem kerjasama antar kedua belah pihak. Bahan tanam yang digunakan merupakan hasil kultur jaringan. Pengambilan bibit dilakukan pada setiap awal penanaman. Bibit yang diambil diperbanyak dahulu kemudian ditanam sendiri oleh Hikmah Farm.

Hikmah Farm memproduksi benih bersertifikat mulai dari generasi ke-0 (G0) sampai generasi ke-4 (G4). Tanaman G0 diperbanyak sendiri oleh Hikmah Farm dengan cara stek. Stek dilakukan dengan memotong bahan tanam sekitar dua daun atau terdapat satu buku, kemudian ditanam pada media arang sekam di dalam greenhouse. Arang sekam bersifat porous, ringan, dan dapat menahan air. Stek yang ditanam tersebut akan menghasilkan umbi G0. Umbi kentang G0 ditanam di screenhouse untuk menghasilkan umbi kentang G1. Umbi kentang G1 ditanam di lapangan untuk menghasilkan umbi kentang G2, begitu selanjutnya hingga diperoleh umbi kentang G4. Umbi kentang G4 yang ditanam akan menghasilkan umbi G5 yang dijadikan sebagai kentang konsumsi. Umbi G5 dapat dijadikan bibit tetapi bersifat lokal karena pada tingkatan generasi yang makin tinggi, peluang terinfeksi virus makin tinggi sehingga potensi hasil semakin menurun.

(2)

Gambar 1. Penanaman Bahan Tanam Gambar 2. Pembibitan Kentang G0 Hasil Kultur Jaringan di Greenhouse

Gambar 3. Pembibitan Kentang G1 Gambar 4. Pembibitan Kentang

di Screenhouse G2-G4 di Lapangan Hikmah Farm merupakan perusahaan penangkar benih. Produksi benih

kentang bersertifikat diawali dengan pengajuan permohonan kepada BPSBTPH, dilanjutkan dengan beberapa pemeriksaan yang meliputi: pemeriksaan pendahuluan dengan cara mengambil sampel tanah dan memeriksanya di laboratorium. Bila pemeriksaan pendahuluan dinyatakan lulus maka dilanjutkan dengan pemeriksaan pertama saat umur tanaman 30-40 HST. Bila pemeriksaan pertama lulus maka dilanjutkan dengan pemeriksaan kedua saat tanaman berumur 40-50 HST. Bila pemeriksaan kedua juga lulus, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan ketiga saat tanaman berumur 60-70 HST. Pemeriksaan terakhir dilakukan di gudang. Kriteria lulus pemeriksaan di lapangan dan di gudang dapat dilihat pada tabel 2 dan 3.

(3)

Tabel 2. Standar Toleransi Pemeriksaan Lapangan untuk Sertifikasi Benih Kentang

Faktor G2 G3 G4

Isolasi Min 10 m 10 m 10 m

Virus Max 0.1 % 0.5 % 2.0 %

Layu bakteri Max 0.5 % 1.0 % 1.0 %

Busuk daun, penyakit lain Max 10 % 10 % 10 % Campuran varietas lain (CVL) Max 0.0 % 0.1 % 0.5 % Sumber: BPSBTPH, 2003

Tabel 3. Standar Toleransi Pemeriksaan Umbi Kentang di Gudang untuk Sertifikasi Benih Kentang

Faktor G2 G3 G4

Busuk coklat dan busuk lunak Max 0.3 % 0.5 % 0.5 % Common scab, black scruff,

powderg scab, late blight (infeksi ringan)

Max 3.0 % 5.0 % 5.0 %

Busuk kering (kecuali infeksi ringan)

Max 1.0 % 3.0 % 3.0 %

Kerusakan oleh penggerek umbi

Max 3.0 % 5.0 % 5.0 %

Nematoda bintil akar Max 3.0 % 5.0 % 5.0 %

CVL Max 0.0 % 0.1 % 0.5 %

Kerusakan mekanik dan serangga

Max 3.0 % 5.0 % 3.0 %

Sumber: BPSBTPH, 2003

Bila di lahan pertanaman ada hama dan penyakit yang menyerang, penangkar benih harus memulihkan dahulu kondisi pertanamannya setelah itu dilakukan pemeriksaan ulang. Bila kondisi tanaman masih banyak terserang hama dan penyakit maka lahan tersebut dibatalkan untuk produksi benih.

Pemeriksaan di lapangan dilakukan dengan cara mengambil sampel lebih kurang 1000 tanaman secara acak. Penyakit yang sering menyerang tanaman di lapangan antara lain: penyakit busuk daun oleh jamur Phytopthora infestans, layu bakteri, dan penyakit yang disebabkan oleh virus mozaik. Pemeriksaan umbi kentang di gudang dilakukan dengan cara mengambil sampel minimal 1000 butir secara acak kemudian sampel tersebut diperiksa satu-persatu dengan teliti.

(4)

Persiapan Lahan

a. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah bertujuan untuk menyiapkan tempat tumbuh yang baik untuk tanaman, menekan pertumbuhan gulma, dan memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biolagi tanah (Jumin, 2005). Kegiatan olah tanah yang dilakukan oleh Hikmah Farm menggunakan sistem laci dan cangkul, tergantung pada bekas lahan penanaman sebelumnya.

Sistem laci adalah sistem yang digunakan bila lahan untuk menanam kentang merupakan lahan bekas menanam jagung atau kubis. Hal ini dikarenakan oleh bedengan bekas tanaman jagung dan kubis mempunyai panjang dan lebar yang sama dengan tanaman kentang sehingga bedengan tersebut masih dapat digunakan untuk menanam kentang tanpa harus membuat bedengan yang baru. Sistem cangkul adalah sistem yang dapat digunakan bila lahan yang akan ditanami bekas lahan penanaman kentang karena bedengan bekas tanaman kentang sudah hancur dan rata dengan tanah sehingga perlu dibuat bedengan baru dengan mencangkul tanah yang bertujuan agar lapisan tanah menjadi gembur dan menjadi media tumbuh yang baik.

Olah tanah dengan sistem laci memiliki beberapa kelebihan dari sistem cangkul seperti waktu pelaksanaan cepat, biaya hemat, dan ketika musim kemarau, tanah yang dilaci hanya bagian luarnya yang kering dan bagian dalam tetap lembab sehingga dapat menjaga kelembaban tanah, sedangkan tanah yang dicangkul akan menjadi kering karena agregasi tanah hancur dan langsung terkena sinar matahari. Pengolahan tanah juga dapat dilakukan dengan sistem garu. Setelah panen kurang lebih satu minggu, lahan digaru. Pengolahan tanah dengan sistem garu lima kali lebih cepat dari sistem cangkul, namun sistem garu jarang dilakukan karena ada beberapa kendala dalam pelaksanaannya seperti kurangnya rasa tanggung jawab pekerja dalam menjaga dan menggunakan alat tersebut sehingga sering terjadi kehilangan.

(5)

Gambar 5. Pengolahan Tanah dengan Sistem Laci b. Pembuatan Bedengan

Bedengan dibuat dengan tujuan untuk melindungi kerusakan akar tanaman kentang terhadap genangan air karena akar mudah busuk (The Agricoach Inc., 2008). Arah bedengan harus disesuaikan dengan topografi lahan. Pada lahan yang memiliki topografi datar, arah bedengan dapat kesegala arah diusahakan searah dengan saluran irigasi sedangkan lahan yang bertoporafi lereng, arah bedengan harus searah dengan kemiringan lahan. Lereng yang semakin curam akan meningkatkan kecepatan aliran permukaan sehingga kekuatan mengangkut dan erosi akan meningkat pula. Lereng yang semakin panjang akan menyebabkan volume air yang mengalir menjadi meningkat (PUSTEKKOM, 2005).

(6)

Pembuatan bedengan harus memperhatikan pula jalan untuk memudahkan kegiatan pemeliharaan tanaman. Pada lahan dengan topografi datar, jalan yang dibuat searah dengan arah bedengan. Jalan dibuat pada setiap delapan buah bedengan. Pada lahan dengan topografi lereng, jalan dibuat berlawanan dengan arah bedengan. Bedengan dibuat dengan panjang 6 m dan lebar 76 cm.

Pembuatan bedengan untuk penanaman kentang pada lahan bekas penanaman jagung atau kubis dapat dilakukan dengan sistem laci (Sunda: ngalaci) yaitu dengan cara meletakkan brangkasan jagung atau kubis diantara bedengan, lalu ditutup dengan tanah yang berasal dari bedengan tersebut, kemudian bedengan ditinggikan dengan mencangkul tanah yang berada di bedengan selanjutnya. Brangkasan tersebut digunakan sebagai pupuk alami.

Pembuatan bedengan untuk penanaman kubis atau jagung pada lahan bekas penanaman kentang dapat dilakukan dengan sistem cangkul yaitu dengan mencangkul tipis lahan yang akan ditanami (Sunda: nemprang), kemudian dibuat bedengan dengan lebar 76 cm dan panjang 6 m dengan tali rafia. Jarak antar bedengan dibuat seukuran dengan lebar cangkul lebih kurang 25 cm.

Penanaman

a. Pembuatan Jarak Tanam

Jarak tanam dibuat dengan tujuan agar tidak terjadi persaingan antar tanaman kentang dalam mendapatkan unsur hara, radiasi matahari, air, dan ruang gerak, serta menghindari terserangnya penyakit. Jarak tanam sangat penting diperhatikan dalam menghasilkan kentang bibit ataupun kentang konsumsi. Menurut Rubatzky (1998) penanaman kentang bibit dapat menggunakan jarak tanam rapat agar diperoleh umbi yang berukuran kecil dan banyak, sedangkan untuk penanaman kentang konsumsi dapat menggunakan jarak tanam yang agak lebar agar umbi yang dihasilkan berukuran besar. Hal ini disebabkan pengaruh kompetisi antar tanaman dalam mengambil unsur hara, air, dan sinar matahari yang cukup untuk kelangsungan proses asimilasi (Sudijo, 1994).

Pembuatan jarak tanam yang dilakukan di Hikmah Farm menggunakan roda berjari dan tugal yang berfungsi agar jarak tanam menjadi lurus.

(7)

a

b

Gambar 7. Pembuatan Jarak Tanam menggunakan Roda Berjari (a) dan Tugal (b)

b. Pemberian Pupuk Kandang dan Pupuk Buatan

Pemberian pupuk kandang bertujuan untuk menambah bahan organik tanah, memperbaiki struktur dan komposisi hara tanah, serta mengikat dan menyimpan air tanah. Pupuk kandang yang digunakan berasal dari kotoran sapi, domba, atau ayam dengan dosis 14-18 ton/ha. Pupuk buatan yang digunakan di Hikmah Farm disajikan pada tabel 4.

Tabel 4. Pupuk Buatan untuk Produksi Kentang per Hektar

Jenis Pupuk Kandungan Dosis (kg/ha)

Bahan Aktif Persentase

Phonska N P K S 15 15 15 10 500 Superfos P2O5 18 600 Urea N 45 100 KST MgO 27 150 Konkali (KCl) K2O MgO S Na 40 6 4 3 200

Sumber: Staf Bagian Gudang Pupuk Hikmah Farm, 2009

Penggunaan pupuk harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan ketersediaannya dalam tanah. Kebutuhan pupuk dihitung dari jumlah unsur hara yang tersedia dan jumlah unsur hara yang mampu diambil tanaman. Unsur hara akan hilang melalui erosi, penguapan, dan sebagian besar terbawa panen.

(8)

Pupuk Hayati Emas (PHE) merupakan pupuk hayati yang berisi mikroorganisme hidup yang diberikan kedalam tanah sebagai inokulan untuk menyediakan unsur hara tertentu bagi tanaman. Dosis PHE sekitar 200 kg/ha. Pupuk buatan biasanya dicampur di gudang dengan perbandingan yang telah ditentukan, lalu dimasukkan kedalam karung dan dibawa ke lahan penanaman.

Pemberian pupuk kandang dan pupuk buatan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1) pupuk disebar di larikan dan (2) pupuk diletakkan diantara bibit didalam larikan.

Tahapan pemupukan yang dilakukan dengan cara disebar di larikan, yaitu: 1. Pupuk PHE disebarkan disetiap larikan kira-kira sebanyak satu genggam. 2. Pupuk kandang disebar sebanyak dua ember diatas pupuk PHE.

3. Pupuk buatan yang telah dicampur, disebar diatas pupuk PHE dan pupuk buatan kira-kira 2-3 genggam.

4. Seluruh pupuk yang telah disebar, ditimbun dengan tanah yang diambil dari bedengan yang telah ada sehingga akan terbentuk bedengan baru.

Tahapan pemupukan yang dilakukan dengan cara diletakkan diantara bibit didalam larikan, yaitu:

1. Pupuk kandang diberikan bersamaan pada saat pengolahan tanah.

2. Pupuk buatan yang telah dicampur, diletakkan diantara bibit yang akan ditanam sesuai dengan jarak tanam yang akan digunakan.

3. Pupuk ditimbun dengan tanah yang diambil dari bedengan yang telah ada sehingga akan terbentuk bedengan baru.

a

b

Gambar 8. Pemupukan dengan Cara disebar di Larikan (a) dan diletakkan diantara Bibit (b)

(9)

Kedua cara pemupukan diatas pada dasarnya hampir sama, hanya saja ada sedikit perbedaan yaitu cara pertama lebih besar kemungkinan bibit busuk atau mati karena pupuk disebar merata di larikan sehingga memungkinkan pupuk mengenai bibit secara langsung, sedangkan cara kedua lebih kecil kemungkinan bibit busuk atau mati karena pupuk diletakkan diantara bibit sehingga pupuk tidak akan mengenai bibit. Menurut Suriatna (1991) pemberian pupuk dengan cara disebar di larikan kemudian ditimbun sangat baik dilakukan pada tanaman dengan jarak yang agak lebar dan tanaman yang perkembangan akarnya sedikit.

c. Penanaman Bibit

Penanaman bibit dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menanam dengan membuat lubang tanam dan menanam langsung di bedengan. Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan cara ditugal (Sunda: ngaluju) dengan jarak tanam yang telah ditentukan kemudian bibit ditanam pada lubang tanam yang telah dibuat dan ditutup dengan tanah. Penanaman langsung dengan meletakkan bibit diatas bedengan dan diatur dengan jarak tanam yang disesuaikan dengan ukuran bibit. Bibit yang telah diletakkan diatas bedengan kemudian ditutup dengan tanah. Saat penanaman usahakan posisi bibit menghadap ke atas untuk mempercepat munculnya tunas. Tunas akan muncul sekitar tanaman berumur 10-14 HST. Sebelum tunas tumbuh, tanaman diusahakan tidak disiram atau diairi karena akan mengakibatkan umbi busuk.

a

b

Gambar 9. Penanaman Kentang dengan membuat Lubang Tanam (a) dan Penanaman Langsung di Bedengan (b)

(10)

Terdapat tiga kriteria bibit yang dapat ditanam yaitu: bibit belum siap tanam, siap tanam, dan lewat tanam (kadaluwarsa). Bibit yang belum siap tanam adalah bibit yang belum keluar tunas, bibit siap tanam adalah bibit yang sudah keluar tunas, dan bibit kadaluwarsa adalah bibit yang sudah mulai mengalami pengeriputan pada kulit umbi. Penanaman yang menggunakan bibit belum siap tanam pada saat awal tanam sampai dengan umur sekitar 30 HST akan menunjukkan pertumbuhan yang belum optimal karena keluarnya tunas pada tanaman tidak serempak. Namun setelah berumur diatas 30 HST, tanaman akan mengalami pertumbuhan yang baik dan pertanaman merata, bahkan saat berumur lebih dari 40 HST, tanaman masih dapat tumbuh dengan baik. Penanaman dengan bibit yang siap tanam pada saat awal tanam sampai dengan berumur ± 30 HST, akan menunjukkan pertumbuhan dengan baik dan serempak. Setelah tanaman berumur lebih dari 40 HST, pertumbuhannya akan mengalami penurunan karena mutu umbi didalam tanah makin lama akan makin menurun.

Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman bertujuan untuk menjaga tanaman agar tumbuh sehat dan normal. Selama masa pertumbuhan dan pembentukan umbi banyak faktor yang menghambat baik yang berasal dari internal (tanaman) maupun eksternal (lingkungan).

Menurut Samadi (2004) faktor penghambat yang berasal dari tanaman itu sendiri seperti kualitas umbi yang digunakan sangat rendah dan kekurangan unsur hara seperti nitrogen, magnesium, kalium, dan fosfat. Faktor lingkungan juga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman antara lain: iklim yang tidak sesuai untuk penanaman kentang, persediaan air yang terbatas, dan munculnya hama, penyakit, dan gulma pada lahan penanaman.

a. Pemupukan Susulan

Pemupukan susulan dilakukan bersamaan dengan pembumbunan pertama yaitu sekitar tanaman berumur 30 HST. Pupuk yang digunakan adalah Phonska dengan dosis 200 kg/ha atau kotoran kelelawar dengan dosis 800 kg/ha. Kelelawar merupakan hewan pemakan buah sehingga kotoran yang dikeluarkan akan mengandung fosfat (P), dan unsur P tersebut akan digunakan untuk mempercepat

(11)

dan memperkuat pertumbuhan tanaman sehingga meningkatkan produksi umbi yang dihasilkan. Pemberian pupuk susulan dengan cara disebar di bedengan tanaman dengan ukuran lebih kurang satu genggam.

b. Roguing

Roguing merupakan kegiatan membuang tanaman yang menyimpang (off type) dari tanaman utama. Kegiatan rouging dilakukan secara terus menerus sejak tanaman tumbuh hingga tanaman tua. Roguing bertujuan untuk memurnikan varietas kentang yang ditanam di lahan. Ciri-ciri tanaman yang harus dibuang adalah tanaman yang pertumbuhannya abnormal, terserang virus, dan tumbuhan pengganggu. Tanaman yang terserang hama dan penyakit sebaiknya dikendalikan dengan cara disemprot pestisida yang sesuai dengan gejalanya.

Roguing hanya dilakukan pada kegiatan pembibitan kentang karena untuk menjaga kemurnian varietas kentang yang ditanam sehingga bibit kentang yang dihasilkan akan seragam baik secara genetik maupun fisik.

Gambar 10. Tanaman Kentang yang Gambar 11. Tanaman Kentang yang Tumbuh dan sehat terserang Virus Mozaik

(12)

Gambar 12. Tanaman Kentang yang terserang Layu Bakteri c. Penyiangan Gulma

Penyiangan gulma dilakukan saat tanaman berumur 20-30 HST atau setelah gulma muncul. Sebaiknya penyiangan dilakukan ketika gulma sudah tumbuh agak besar dan banyak agar memudahkan kegiatan penyiangan. Penyiangan gulma yang sering dilakukan dengan cara manual menggunakan tangan agar tidak mengganggu sistem perakaran tanaman. Gulma yang memiliki perakaran kuat seperti kelompok teki-tekian, penyiangan dapat dibantu dengan alat cangkul untuk menggemburkan tanah agar mudah dicabut dengan tangan.

Gambar 13. Penyiangan Gulma dengan Tangan (a) dan Cangkul (b)

a

b

d. Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan dengan tujuan agar perakaran tanaman menjadi kuat sehingga tidak mudah rebah dan melindungi umbi agar tidak terkena sinar matahari yang dapat menyebabkan umbi berwarna hijau dan mengandung racun

(13)

solanin. Pembumbunan dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada saat tanaman berumur 30 HST dan 40 HST. Setelah berumur sekitar 60 HST, tanaman tidak dibumbun karena tanaman sudah rimbun sehingga menyulitkan proses pembumbunan.

Pembumbunan pertama dapat ditentukan saat 10 hari setelah tunas tumbuh serempak dan pembumbunan kedua dilakukan setelah 10 hari dari pembumbunan pertama. Pembumbunan pertama bertujuan untuk membentuk pondasi bedengan agar berbentuk persegi. Pembumbunan kedua lebih ditujukan untuk meninggikan bedengan dengan cara memberikan tanah ke daerah sekitar batang. Ketinggian tanah untuk pembumbunan pertama dan kedua masing-masing adalah 10 cm sehingga ketinggian akhir diharapkan mencapai 20 cm.

Pembumbunan dapat menekan populasi hama lalat penggorok daun. Populasi larva pada tanaman kentang dengan sistem bedengan tinggi (40-60 cm) lebih sedikit dibandingkan dengan sistem bedengan rendah (20 cm) karena berhubungan dengan posisi penerbangan imago (Asandhi et, al. 2000).

Kegiatan pembumbunan yang terlambat mengakibatkan tanaman rebah, umbi muncul ke permukaan tanah sehingga mudah terinfeksi hama dan penyakit, dan stolon akan tumbuh menjadi batang sehingga produksi rendah.

e. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit di Hikmah Farm lebih bersifat preventif atau mencegah sebelum hama dan penyakit menyerang. Pengendalian ditujukan untuk memutus daur hidup serangga vektor pembawa penyakit. Residu pestisida pada permukaan tanaman akan mudah tercuci oleh hujan dan siraman sehingga dalam aplikasinya harus memperhatikan cuaca dan jadwal penyemprotan. Penyemprotan saat musim hujan dilakukan 2-3 hari sekali sedangkan penyemprotan saat musim kemarau dilakukan 4-5 hari sekali.

Seringnya penyemprotan yang dilakukan pada tanaman kentang tidak terlalu menyebabkan akumulasi pestisida yang membahayakan kesehatan karena dosis pestisida yang digunakan masih berada di ambang batas aman. Kentang masih berada pada tingkatan aman untuk dikonsumsi karena ada waktu yang cukup lama mulai dari saat disemprot sampai dengan dikonsumsi.

(14)

Cara pengendaliannya dengan disemprot menggunakan alat Power

Sprayer yang dihubungkan ke mesin diesel oleh selang dengan panjang 300

meter. Alat ini mempunyai jangkauan semburan lebih kurang 3 meter ke arah kanan dan 3 meter ke arah kiri bedengan. Setiap penyemprotan dapat digunakan tiga selang secara bersamaan. Air yang digunakan untuk mencampur pestisida berasal dari kolam yang dibuat untuk menampung air. Kolam tersebut tersedia di setiap blok. Pestisida dilarutkan didalam sebuah drum dengan kapasitas 200 liter.

Penyemprotan dilakukan dengan cara berjalan bolak-balik dengan mengarahkan selang ke kanan dan ke kiri bedengan. Tangan sebaiknya tegak lurus badan atau sekitar 900 agar semburan konstan karena bila menyemprot agak bawah, campuran pestisida tersebut akan lebih banyak yang keluar sehingga kebutuhan pestisida meningkat. Langkah penyemprot juga dapat mempengaruhi jumlah semburan yang keluar. Langkah yang lebih pendek akan mengakibatkan jumlah semburan yang keluar lebih banyak sehingga kebutuhan pestisida pun akan meningkat.

Gambar 14. Pengendalian HPT

Pestisida yang digunakan harus sesuai dengan hama dan penyakit yang menyerang. Sebaiknya tiap penyemprotan digunakan jenis pestisida yang berbeda untuk mengendalikan hama yang sama supaya hama tidak menjadi resisten. Fungisida adalah zat kimia yang digunakan untuk mengendalikan cendawan. Jenis fungisida yang biasa digunakan yaitu: sistemik misalnya Aminil, Antracol, Acrobat, Revus, dan Thrivicur, serta kontak misalnya Amcozeb. Insektisida adalah zat kimia yang digunakan untuk membunuh serangga pengganggu. Jenis insektisida antara lain: Winder, Ramvage, Alika, dan Prevathon. Perekat adalah

(15)

zat kimia yang digunakan untuk mengikat campuran pestisida agar pestisida tersebut tidak hilang karena air hujan. Jenis perekat seperti aquarez dan absek. Jenis vitamin seperti Tristan, Multimikro, dan Multigrand K.

Jenis dan dosis pestisida yang digunakan berbeda-beda antara tanaman yang masih sangat muda, muda, dan telah tua. Tanaman yang masih sangat muda lebih diutamakan pemberian vitamin, tanaman muda dapat ditambahkan pemberian pupuk daun (Multigrand K), dan tanaman tua lebih diutamakan penggunaan insektisida. Hama aktif menyerang pada saat awal dan akhir pertanaman. Tanaman yang berumur 15-30 HST membutuhkan 3-5 drum/ha campuran pestisida, umur 30-60 HST membutuhkan 5 drum/ha, dan umur 60-95 HST membutuhkan 4 drum/ha.

Tabel 5. Bahan Pestisida dan Vitamin Tanaman Kentang yang digunakan di Hikmah Farm

Umur Tanaman Kentang (HST)

Pestisida

Jenis Fungsi Konsentrasi

15-30 Tristan Multimikro Multigrand K Vitamin Vitamin Vitamin 100 ml/200 L 500 ml/200 L 500 g/200 L 30-60 Aminil Alika Acrobat Absek Fungisida sistemik Insektisida Fungisida sistemik Perekat 400 g/200 L 100 ml/200 L 40 g/200 L 50 ml/200 L 60-95 Equation Agrifos Aquarez Fungisida sistemik Fungisida sistemik Perekat 100 g/200 L 500 ml/200 L 50 ml/200 L Sumber: Hikmah Farm, 2009

Ada tiga jenis sistem kerja pestisida, yaitu: 1. Kontak

Pestisida kontak hanya akan melindungi bagian permukaan daun saja. Efek penggunaan pestisida kontak cepat terlihat pada tanaman tetapi dalam waktu singkat pengaruh tersebut akan hilang. Pestisida kontak akan mempengaruhi sistem organ hama misalnya pestisida terhisap oleh hama melalui pernapasan (racun pernapasan), dan masuk ke pencernaan melalui makanan yang dimakan hama (racun lambung), dan masuk kedalam tubuh serangga melalui kulit, celah/lubang alami pada tubuh (trakea) atau langsung mengenai mulut serangga

(16)

(racun kontak). Berbeda halnya dengan pestisida kontak, cara kerja fungisida kontak adalah dengan melapisi atau melindungi daun sehingga jamur tidak dapat terpenetrasi.

2. Translaminar

Pestisida hanya mampu diserap oleh jaringan daun, akan tetapi tidak dapat ditranslokasikan ke bagian tanaman lainnya. Pestisida yang jatuh ke permukaan atas daun akan menembus epidermis atas kemudian masuk ke jaringan parenkim pada mesofil (daging daun) dan menyebar ke seluruh mefosil daun hingga mampu masuk kedalam sel pada lapisan epidermis daun bagian bawah (permukaan daun bagian bawah).

3. Sistemik

Pestisida diserap oleh bagian-bagian tanaman melalui stomata, meristem akar, lentisel batang dan celah-celah alami kemudian menyebar keseluruh bagian tanaman. Pada saat serangan hama dan penyakit belum muncul sebaiknya menggunakan pestisida kontak. Setelah terkena serangan, pestisida kontak dikurangi dan diganti dengan pestisida sistemik agar melindungi bagian dalam atau jaringan tanaman.

Hama dan penyakit yang sering menyerang pertanaman kentang di kebun Hikmah Farm yaitu:

• Thrips (Thrips tabacci)

Tanaman yang terserang Thrips akan menunjukkan gejala lubang-lubang kecil pada permukaan daun akibat tusukan ovipositor lalat betina. Daun akan terlihat guratan yang berkelok-kelok bekas gorokan larva. Pengendaliannya dengan membuang dan membakar tanaman yang terserang.

• Aphid (Myzus persicae)

Aphid menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan daun terutama yang masih muda sehingga daun menjadi keriput dan didaerah sekitar tusukan akan berwarna kekuning-kuningan. Kondisi tanaman menjadi layu dan kerdil bahkan tanaman akan mati bila terjadi serangan yang hebat.

(17)

• Penyakit Layu Bakteri

Penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri

Pseudomonas solanacearum. Gejala yang ditunjukkan oleh serangan ini adalah

bila batangnya dipotong maka akan keluar cairan berwarna putih susu yang merupakan bakteri. Tanaman akan layu karena proses transportasi air melalui xilem akan terhambat oleh bakteri. Tanaman layu mulai dari pucuk, kemudian menyebar ke seluruh bagian tanaman dan tanaman mati. Pengendalian dengan cara sanitasi kebun, rotasi tanaman, dan penggunaan bibit yang berkualitas.

• Penyakit Busuk Daun

Penyakit yang sering disebut sebagai penyakit ” lodoh” ini disebabkan oleh jamur Phytopthora infestans. Tanaman yang terserang akan menunjukkan gejala bercak agak basah berwarna coklat sampai kehitaman dengan bagian tepi daun berwarna putih yang merupakan sporangium dan daun akan membusuk atau mati. Pengendalian dengan cara sanitasi kebun.

• Penyakit Busuk Umbi

Jamur Colleotrichum coccodes merupakan penyebab penyakit busuk umbi. Gejalanya daun menguning, menggulung, layu, dan kering. Bagian tanaman yang berada didalam tanah akan menimbulkan bercak-bercak coklat dan umbi membusuk. Cara pengendalian dengan penggunaan bibit yang baik dan sanitasi kebun.

• Penyakit yang Disebabkan Oleh Virus Mozaik

Tanaman yang terserang virus mozaik akan menunjukkan gejala tepi daun bergelombang, daun menguning, dan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil. Penyebaran virus melalui vektor kutu daun Aphids. Tanaman yang terserang virus tidak dapat dikendalikan oleh pemakaian pestisida, tetapi hanya dapat dikendalikan dengan mencabut, membuang, dan membakar tanaman yang terserang karena virus dapat menyebar ke tanaman yang lain dengan bantuan serangga (Aphid). Selain itu, untuk menghindari tanaman yang terserang virus dapat dilakukan penanaman bibit bebas virus.

(18)

f. Pengairan

Air merupakan faktor utama dalam pertumbuhan tanaman. Air berfungsi melarutkan unsur-unsur hara yang diserap dari dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara optimal. Selain itu, air juga mempunyai peranan dalam mengatur suhu dan kelembaban tanah, menetralisir zat-zat beracun seperti garam dan asam yang berkadar tinggi. Kelembaban tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kentang adalah 40 %-60 % yang dipengaruhi oleh kedalaman solum, aerasi, dan drainase yang baik ( Rukmana, 1997 ).

Kebutuhan air yang diperlukan oleh tanaman kentang tergantung pada umurnya. Tanaman kentang membutuhkan curah hujan sekitar 150-200 mm/bulan pada bulan pertama, 100-120 mm/bulan pada bulan kedua, dan 60-70 mm/bulan pada bulan ketiga.

Pengairan di kebun Hikmah Farm sebagian besar menerapkan sistem tadah hujan dengan menanam tanaman pada saat musim hujan saja. Setelah memasuki musim kemarau, lahan tidak ditanami dan diberakan. Ada beberapa kebun yang menggunakan irigasi dengan sistem sprinkle dan sistem parit. Sprinkle mempunyai jangkauan semburan mencapai 15 m dan kedalaman basah sekitar 60 cm bergantung dari lamanya penyiraman. Pengairan sistem parit dengan cara mengalirkan air melalui parit ke lahan sampai bedengan cukup basah. Air yang digunakan untuk pengairan sistem sprinkle dan parit berasal dari air yang ditampung saat hujan.

Hikmah Farm tetap dapat melakukan kegiatan budidaya tanaman di lapangan saat musim kemarau karena kegiatan dilakukan di kebun yang menggunakan sistem sprinkle dan parit sehingga produksi masih tersedia dan kontinuitas produk tetap terjaga.

Panen

Mutu kentang sangat dipengaruhi oleh waktu/umur panen karena pada umur tertentu merupakan titik optimal dimana kandungan nutrisi terutama pati cukup tinggi. Umur panen kentang bibit antara 100-110 HST, sedangkan umur panen kentang konsumsi sekitar 120 HST. Kriteria panen untuk kentang bibit atau

(19)

kentang konsumsi dapat dilihat dari kemungkinan kulit umbi tidak terkelupas bila terkena gesekan. Panen dilakukan saat cuaca cerah dan tidak turun hujan supaya umbi yang dihasilkan kering. Saat turun hujan biasanya panen dihentikan karena bila panen tetap diteruskan, umbi akan basah sehingga umbi busuk dan sangat beresiko muncul jamur dan sumber penyakit lainnya di gudang penyimpanan.

Sebelum panen kira-kira umur 100 HST, tanaman kentang disemprot herbisida (Gramoxon) dengan dosis 300 ml/200 L dan dibiarkan sekitar 10 hari hingga batang dan daun mulai berwarna kekuningan dan mengering, kemudian panen. Gramoxon bersifat kontak sehingga tanaman akan terlihat layu setelah lebih kurang tiga jam tetapi setelah lebih kurang 20 hari akan tumbuh gulma kembali. Oleh karena itu, penggunaan Gramoxon harus memperhatikan waktu panen yang tepat. Selain disemprot Gramoxon, tanaman juga dapat di cacar atau dipangkas. Penyemprotan Gramoxon lebih efisien digunakan bila lahan yang akan dipanen luas, tenaga kerja sedikit, dan waktu yang tersedia singkat, serta lahan memiliki kesuburan tinggi atau kandungan nitrogennya tinggi. Tanaman yang dicacar pada lahan yang memiliki kandungan nitrogen tinggi akan tumbuh tunas.

Sistem pemanenan yang dilakukan di Hikmah Farm menggunakan cangkul dan cukil bambu. Cangkul lebih sering digunakan daripada cukil bambu karena pekerjaan lebih efisien dan waktu yang digunakan lebih efektif. Pemanenan dengan cangkul juga mempunyai kelemahan, yaitu kemungkinan umbi kentang terkena cangkul sangat besar sehingga persentase kentang cacat mekanik menjadi besar.

Pemanenan dengan cangkul dilakukan dengan membongkar bedengan secara hati-hati agar tidak mengenai umbi kentang (gambar 15a), lalu mengambil kentang dan meletakkannya di sisi bedengan. Kentang yang sudah dipanen didiamkan dahulu dilahan sekitar 1-2 jam agar terkena sinar matahari. Kentang yang telah kering, lalu disortasi berdasarkan ukuran besar (AB) dan kecil (Ares), afkir atau barang sisa (BS) dan busuk (gambar 15b). Kentang yang telah disortasi lalu dimasukkan ke karung jala dan dikemas (gambar 15c), kemudian diangkut ke truk (gambar 15d). Kentang afkir atau BS dimasukkan kedalam karung dan dijual ke pasar dengan harga sekitar 60% dari harga pokok kentang baik, sedangkan

(20)

kentang yang busuk ditinggal saja di lahan atau dibuang. Tahapan-tahapan kegiatan panen kentang dapat dilihat pada gambar 15.

a

b

c

d

Gambar 15. Panen Kentang

(a). Membongkar Bedengan (b). Sortasi Kentang di Lapangan

(c). Kentang dimasukkan ke Karung Jala (d). Kentang diangkut ke Truk

Kendala-kendala yang terjadi selama kegiatan panen antara lain: jalan menuju kebun terjal sehingga menyulitkan transportasi untuk mengangkut hasil panen dan kegiatan panen harus berhenti saat hujan turun untuk menghindari umbi busuk selama penyimpanan di gudang.

Setelah kegiatan panen selesai, lahan bekas panen disewakan ke seorang bandar untuk mengambil kentang yang masih tertinggal saat panen. Kegiatan ini di daerah Pangalengan disebut ”ngasag”. Harga sewa lahan sekitar 40% dari harga pokok kentang yang baik per tumbak. Tumbak adalah satuan luasan yang setara dengan 16 m2. Bila harga kentang Rp. 4000/kg, maka harga sewa Rp. 1600/tumbak. Harga sewa tersebut masih dapat berubah-ubah tergantung produksi yang dihasilkan di kebun tersebut.

(21)

Kentang yang sudah terkumpul kemudian disortasi menjadi kentang yang berukuran besar, kecil, dan belah. Setelah itu, kentang dijual ke pasar dengan harga Rp. 3000/kg untuk kentang yang besar dan bagus, Rp. 1300/kg untuk kentang yang belah, dan Rp. 2000/kg untuk kentang yang kecil-kecil (bibit). Harga tersebut dapat berubah-ubah tergantung permintaan dan penawaran di pasar.

Pasca Panen

Kentang yang telah dipanen langsung dibawa ke gudang penyimpanan. Gudang untuk menyimpan kentang bibit dipisahkan dengan gudang untuk menyimpan kentang konsumsi. Gudang berfungsi untuk melindungi kentang dari kerusakan akibat faktor luar. Gudang harus memenuhi persyaratan seperti ventilasi udara dan penyebaran cahaya yang baik, serta kebersihan gudang tetap terjaga yaitu bersih dari sisa-sisa kotoran umbi yang busuk.

Penyimpanan kentang konsumsi harus dilakukan di ruangan gelap, suhu rendah, dan kelembaban sedang. Ruang penyimpanan yang terlindung dari cahaya dapat menghambat pertumbuhan tunas dan munculnya warna hijau pada kulit umbi sehingga kentang layak dijual (Rubatzky, 1998). Kentang yang berwarna hijau mengandung racun solanin yang berbahaya bagi tubuh sehingga nilai ekonomisnya akan turun.

Hikmah Farm memproduksi kentang varietas Granola, Atlantik, dan Pinky. Karakteristik dari masing-masing varietas dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Karakteristik Kentang Varietas Granola, Atlantik, dan Pinky. Karakteristik Granola Atlantik Pinky Bentuk umbi Oval

memendek

Bulat Oval memanjang

Warna kulit umbi Kuning Kuning Merah muda

Warna daging umbi Kuning Putih Merah muda

Permukaan kulit umbi Agak kasar Agak kasar Agak halus Kedalaman mata tunas Dangkal Dangkal Dangkal Sumber: Hikmah Farm, 2009

(22)

Kegiatan pasca panen yang dilakukan di Hikmah Farm meliputi: a. Sortasi dan pengkelasan di lapangan

Kegiatan sortasi mulai dilakukan sejak masih di lapangan. Umbi kentang yang telah dipanen dan kering, dipilih berdasarkan ukuran. Umbi dipisahkan antara umbi yang baik, afkir, dan busuk. Umbi yang baik tersebut dikelaskan menjadi AL (besar), AB (sedang), dan Ares (kecil) kemudian dimasukkan kedalam karung jala dengan kapasitas 38-40 kg.

b. Sortasi dan pengkelasan di gudang

Umbi kentang yang telah disortasi di lapangan kemudian dibawa ke gudang penyimpanan. Umbi ukuran AL dan AB dibawa ke gudang kentang konsumsi yaitu gudang selatan sedangkan umbi ukuran ares dibawa ke gudang kentang bibit yaitu gudang kuning atau gudang biru.

Umbi ukuran AL disimpan saja di gudang, sedangkan umbi ukuran AB disortasi kembali berdasarkan penampakan fisik seperti umbi bagus, umbi jelek atau afkir (umbi terkena cangkul saat panen, belah, tergores, dan berlubang), dan busuk. Umbi bagus dikelas-kelaskan berdasarkan ukuran umbi yaitu AL (besar), AB (sedang), dan Bibit (kecil). Umbi ukuran AL dan AB dikirim ke gudang ritel untuk pemasaran ke supermarket dan umbi bibit dikirim ke gudang kuning atau gudang biru. Umbi afkir dijual dan umbi busuk dibuang.

Umbi ukuran ares disortasi kembali di gudang berdasarkan penampakan fisik seperti umbi baik, umbi jelek atau afkir (umbi terkena cangkul saat panen, belah, tergores, berlubang, dan umbi yang terserang hama dan penyakit seperti busuk kering, busuk lunak, nematoda, dan kudis), dan busuk. Umbi baik dikelaskan sesuai ukurannya. Kelas I: umbi ukuran besar, kelas II: umbi ukuran sedang, dan kelas III: umbi ukuran kecil. Umbi kelas I disimpan di krat, dan umbi kelas II dan III disimpan di tolok. Umbi jelek yang rusak atau terinfeksi penyakit harus disimpan terpisah sesuai dengan jenis kerusakannya agar mudah dievaluasi untuk penanaman selanjutnya.

c. Pencucian

Pencucian dilakukan pada kentang konsumsi karena kentang harus dalam keadaan bersih sebelum dipasarkan khususnya ke supermarket, sedangkan kentang bibit tidak dicuci agar kentang bibit tidak busuk.

(23)

Tahapan pencucian kentang konsumsi:

1. Kentang dimasukkan ke dalam karung jala sekitar ¼ bagian

2. Kentang tersebut dimasukkan kedalam air hingga seluruh bagian terendam agar kotoran atau tanah yang melekat pada kentang terlepas.

3. Setelah bersih, kentang diletakkan diatas lantai kayu untuk dikering anginkan kira-kira satu hari.

4. Kentang yang telah kering dapat dikemas sesuai kebutuhan. d. Pengemasan

Kemasan berfungsi untuk melindungi hasil terhadap kerusakan, mengurangi kehilangan air, dan mempermudah pengangkutan dan perhitungan. Syarat-syarat kemasan yang baik adalah tidak toksik, dapat menjamin sanitasi dan syarat-syarat kesehatan, serta ukuran, bentuk, dan berat harus sesuai dengan bahan yang akan dikemas.

Jenis kemasan yang digunakan untuk penjualan kentang bibit adalah peti kayu dan tolok. Peti kayu biasanya digunakan untuk pengiriman jarak jauh dan peti kayu tersebut dibuat berlubang untuk menghindari bibit busuk selama di perjalanan sedangkan tolok digunakan untuk pengiriman jarak dekat. Jenis kemasan yang digunakan untuk penjualan kentang konsumsi ke supermarket berbeda dengan jenis kemasan untuk penjualan ke pasar tradisional. Penjualan ke supermarket menggunakan kemasan karung jala yang berkapasitas 5 kg, 10 kg, 20 kg, dan 40 kg serta jaring plastik (polynet) yang berkapasitas 1 kg, 1,5 kg, dan 2 kg. Penjualan ke pasar tradisional menggunakan kemasan karung jala dengan kapasitas 40 kg. Polynet yang digunakan untuk penjualan ke supermarket terdiri atas tiga warna yaitu warna kuning untuk kentang varietas Atlantik (industri), warna merah untuk kentang varietas Pinky (kentang goreng), dan warna hijau untuk kentang varietas Granola (kentang sayur).

(24)

a

b

c

d

e

f

Gambar 16. Jenis-Jenis Kemasan Kentang (a). Karung Jala

(b). Tolok (c). Peti Kayu

(d). Polynet Warna Hijau (e). Polynet Warna Kuning

(f). Polynet Warna Merah Pemasaran

Produk-produk yang dipasarkan oleh Hikmah Farm antara lain: kentang bibit bersertifikat, kentang konsumsi, sayuran lain seperti jagung, kubis, dan wortel, serta kripik kentang dengan merk dagang ”Balados”. Pemasaran kentang bibit yang dilakukan oleh Hikmah Farm sudah hampir ke seluruh Indonesia. Sekitar 30 % pangsa pasar kentang bibit bersertifikat di Indonesia telah dimasuki oleh Hikmah Farm.

Keberlangsungan usaha pertanian didukung oleh teknik pemasaran yang baik. Sebelum memproduksi suatu komoditas pertanian, sebaiknya kita melihat kondisi pasar terlebih dahulu seperti apa yang dibutuhkan konsumen, sasaran pemasaran, kemana komoditas akan dijual, dan sistem harga.

(25)

Target pasar Hikmah Farm untuk kentang konsumsi meliputi pasar tradisional dan supermarket. Pasar tradisional yang menjadi tujuan utama pemasaran Hikmah Farm yaitu pasar induk Kramat Jati, Jakarta, pasar induk Kemang, Bogor, pasar induk Caringin, Bandung, dan pasar Pangalengan. Supermarket yang menjadi tujuan utama pemasaran Hikmah Farm yaitu di daerah Bandung seperti Yogya, Makro, dan Setiabudi, serta di daerah Jakarta seperti Hero dan Super Indo. Pengiriman produk ke supermarket di daerah Bandung dilakukan sebanyak tiga kali dalam seminggu sedangkan pengiriman produk ke supermarket di Jakarta sebanyak satu kali seminggu.

Pemasaran untuk pasar tradisional dilakukan oleh para bandar yang langsung datang ke gudang dengan melakukan transaksi dengan petugas pemasaran Hikmah Farm. Setelah terjadi kesepakatan, bandar langsung membawa kentang ke pasar dan pembayaran dilakukan secara bertahap. Pemasaran ke supermarket-supermarket dilakukan dengan pemesanan terlebih dahulu oleh pihak supermarket kemudian bila telah terjadi kesepakatan harga dan permintaan maka barang diantar oleh karyawan Hikmah Farm.

Harga jual yang telah ditetapkan oleh Hikmah Farm untuk penjualan ke

pasar tradisional meliputi: harga kentang konsumsi ukuran AB sekitar Rp. 4500/kg-Rp. 5000/kg, ABC sekitar Rp. 3800/kg–Rp. 4000/kg, DN atau bibit

lokal Rp. 2500/kg, kentang afkir belah dengan harga setengah dari harga kentang ukuran AB, dan kentang afkir busuk mata tunas sekitar Rp. 1500/kg–Rp. 1750/kg. Harga yang ditetapkan untuk penjualan kentang bibit bersertifikat berbeda-beda tergantung generasi dan ukuran bibit. Perbedaan harga dapat dilihat pada tabel 7. Harga tersebut dapat berubah-ubah tergantung permintaan dan penawaran di pasar.

Tabel 7. Harga Jual Kentang Bibit Berdasarkan Generasi dan Ukuran Bibit Ukuran Bibit Harga Jual (Rupiah/kg)

G2 G3 G4

SS 25 000 13 000 -

S 25 000 13 000 8 500

M 20 000 13 000 8 500

L 18 000 9 000 6 500

(26)

Aspek Manajerial

Sistem pengaturan kerja di Hikmah Farm telah dilaksanakan dengan baik. Setiap bagian sudah mengetahui tugas pokok, tanggung jawab, dan kewenangannya, mulai dari tingkatan yang paling bawah sampai dengan tingkatan yang paling atas. Tingkatan paling bawah sampai tingkatan paling atas secara berurutan dimulai dari karyawan kebun, mandor, kepala kebun, manajer area, dan direktur. Karyawan kebun bertanggung jawab kepada mandor, mandor bertanggung jawab kepada kepala kebun, kepala kebun bertanggung jawab kepada manajer area, dan manajer area bertanggung jawab kepada direktur.

Secara umum, mandor mempunyai tugas pokok di lapangan antara lain: mengawasi dan memberi arahan atas pekerjaan karyawan, menentukan jumlah karyawan dalam setiap kegiatan yang dilakukan, dan menulis daftar hadir dan prestasi kerja karyawan serta menyerahkannya kepada kepala kebun. Mandor mempunyai wewenang untuk mengatur seluruh karyawan dalam melaksanakan kegiatan di lapangan dan bertanggung jawab atas semua perintah yang diberikan oleh kepala kebun dengan mengutamakan kepentingan karyawan.

Seorang mandor diharapkan dapat memberikan masukan atas permasalahan yang terjadi baik menyangkut masalah budidaya tanaman maupun tenaga kerja dan mencari solusi yang baik. Permasalahan yang sering terjadi selama menjadi mandor adalah sulitnya mengatur karyawan, misalnya ada karyawan yang sulit diatur, malas bekerja, dan pekerjaan yang dilakukannya kurang baik. Mandor kebun terdiri atas mandor yang mengatur setiap kegiatan dalam budidaya tanaman dan mandor yang mengatur kegiatan pengendalian hama dan penyakit.

Kepala kebun bertanggung jawab atas perintah yang diberikan oleh area manajer. Tugas pokok sebagai kepala kebun adalah membuat perencanaan kegiatan yang meliputi perencanaan kegiatan pemeliharaan seperti menentukan jadwal penyemprotan (pengendalian hama dan penyakit), penyiangan gulma, pembumbunan, dan pemupukan. Kegiatan kepala kebun di lapangan antara lain: menganalisis setiap kegiatan yang dilakukan di kebun, mengontrol pekerjaan mandor, melihat dan memperhatikan kondisi kebun baik tanaman maupun tenaga kerja, bila ada permasalahan maka kepala kebun melaporkan ke area manajer dan

(27)

bersama-sama mencari solusinya. Kepala kebun juga bertugas memberikan laporan ke kantor dengan memasukkan ke dalam buku besar untuk masing-masing kebun. Hal-hal yang harus dilaporkan meliputi persentasi kehadiran karyawan, prestasi kerja setiap karyawan, dan modal yang dikeluarkan untuk setiap kegiatan yang dilakukan. Laporan dimasukkan kedalam buku besar setiap tiga hari sekali, satu minggu sekali, atau setiap kegiatan selesai.

Gambar

Gambar 1. Penanaman Bahan Tanam           Gambar 2. Pembibitan Kentang G0         Hasil Kultur Jaringan                  di Greenhouse
Tabel 2. Standar Toleransi Pemeriksaan Lapangan  untuk Sertifikasi Benih  Kentang
Gambar 7. Pembuatan Jarak Tanam menggunakan Roda Berjari (a) dan Tugal (b)
Gambar 8. Pemupukan dengan Cara disebar di Larikan (a) dan diletakkan diantara  Bibit (b)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat disimpulkan bahwa: 1) Bagi guru, hendaknya lebih memperhatikan karakteristik anak dan membantu keterbatasan dari anak khususnya

Setiap Subnet telah membuat sebuah /28 yang menyediakan 16 address IP setiap tier, satu dari IP tersebut akan digunakan untuk gateway dan yang terakhir akan digunakan sebagai

Terdapat satu tanaman mutan insersi yang memiliki panjang akar paling pendek dibandingkan dengan tanaman mutan insersi lainnya ataupun Niponbare baik dalam kondisi

Sumber: Data Primer Yang Diolah, 2006.. menunjukkan bahwa masyarakat yang menggunakan jasa BMT sebesar 23 % atau 23 responden dan sisanya sebesar 77 % atau 77 responden memilih

Kecerdasan Daeng Pamatte memang harus diakui; lewat tangan “dinginnyalah” masyarakat Makassar bisa mengetahui asal usul leluhur mereka melalui Aksara Lontara. Namun sosok

Sistem akuntansipengeluarankasadalahserangkaian kegiatan bisnis dalam pemrosesan data yang meliputi pengeluaran cek untuk melunasi hutang berhubungan dengan pembelian

25 11130019 Septiani Anggraeni PIPS MTs Negeri Wonorejo 26 11130070 Yuny Zakiyatul Milla PIPS MTs Negeri Wonorejo. Gedung Megawati Ruang Jurusan PIPS

BERJUDUL “STUDI TENTANG KEKERASAN DAN FUNGSI KONFLIK (KASUS KONFLIK ANTAR KELOMPOK MASYARAKAT DI KABUPATEN PEKALONGAN)” ADALAH BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH