• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketika Si-Miskin Bertutur. Ketika Si-Miskin Bertutur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ketika Si-Miskin Bertutur. Ketika Si-Miskin Bertutur"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

Ketika Si-Miskin

Bertutur

(3)

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ketentuan Pidana Pasal 113

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf I untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan / atau pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan / atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan / atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan / atau pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(4)

UDAYANA UNIVERSITY PRESS 2019

IW. KASA

Guru Besar FMIPA Universitas Udayana

Ketika Si-Miskin

Bertutur

(5)

Hak Cipta pada Penulis. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang :

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

I W. KASA

Penyunting:

Jiwa Atmaja

Cover & Ilustrasi:

Repro: https://renungankabarbaik.wordpress.com/renungan-dan-khotbah/

Design & Lay Out:

I Putu Mertadana

Diterbitkan oleh:

Udayana University Press Kampus Universitas Udayana Denpasar

Jl. P.B. Sudirman, Denpasar - Bali Telp. 0361 255128 Email: unudpress@gmail.com

Cetakan Pertama:

2019, xii + 90 hlm, 12cm x 19cm ISBN: 978-602-294-335-8

(6)

pada usiaku menginjak 70 tahun,

saat kuharus tingg alkan Universitas Udayana,

memasuki masa pensiun.

Kuhanya bisa berucap:

Terima kasih Universitas Udayana

Terima kasih FMIPA

Terima kasih Biologi

Jasamu selalu kukenang:

Sebagai tempat menuntut ilmu

Sebagai tempat mengembangkan karierku

Sebagai tempat menyandarkan hidupku dan keluargaku

Semoga TUHAN selalu melimpahkan rahmatNYA

Kiranya karya kec il ini

mungkin berguna buat: pelajar, mahasiswa

dan siapa saja. semoga

(7)
(8)

vii

PRAKATA

Secara ekonomis Indonesia termasuk sudah meningkat walau pemerataan masih perlu mendapat perhatian. Bidang spiritual dilain pihak tidak bisa dilupakan. Itulah sebabnya presiden RI Joko Widodo mengedepankan slogan “Revolusi Mental” dan “Kerja, Kerja, Kerja”. Dengan dibukanya keran demokrasi terkadang kita lihat tingkah polah oknum dan kelompok kebablasan dalam berekspresi. Terlebih lagi pengaruh peredaran narkoba menambah parahnya keadaan. Belum lagi munculnya kenakalan remaja dalam berbagai bentuk.

Etos kerja rendah dibanding negara lain perlu kiranya menjadi perhatian kita semua. Bayangan ini tampak pada sebuah slogan yang menyatakan masyarakat kita lebih mengarah kepada pola hidup konsumtif ketimbang produktif. Ini salah satu alasan buku kecil berjudul “Ketika si Miskin Bertutur” ditulis. Dengan harapan meminimalisir kelemahan tersebut di atas. Kata “si Miskin” dimaksud bukan miskin

(9)

penulis merasa sangat kurang mendalami serta memahami masalah spiritual termasuk filsafat hidup. Dengan kata lain, penulis lebih banyak melakukan perjalanan keluar ketimbang ke dalam. Selain itu, penulis mengemban tugas sebagai staf pengajar filsafat ilmu. Harapan penulis semoga buku kecil ini ada manfaatnya.

Denpasar, 24 Desember 2018 Penulis

(10)

ix

Daftar Isi

PRAKATA ... vii

1. Ibu Pembuat Tape Ketan ... 1

2. Filosofi Akar Tnaman ... 2

3. Benar Tetapi Tidak Benar ... 3

4. Hukum Pythagoras dalam Hidup ... 4

5. Beruntung dan Kurang Beruntung ... 5

6. Betapa Bodohnya Terburu-buru Itu .... 6

7. Belajar untuk Hening ... 7

8. Cerita Seorang Pekerja Taman ... 8

9. Kotoran Sapi dan Bunga Mawar yang Indah ...10

10. Perjalanan ke luar dan ke dalam ...11

11. Kumbang dan Dewa Penyelamat ...12

12. Penjara yang Mengagumkan ...14

13. Jagat Raya dan Misteri Segitiga Bermuda ...16

14. Nano Teknologi dan Telor Ayam dalam Biologi ...17

15. Arti Sebuah Senyuman Seorang Tetua ...18

(11)

Singa Galak ...19

17. Yakin Kepada Guru ...20

18. Heningnya Taman Hati ...22

19. Pentingnya Cara Berekspresi ...23

20. Tulus-ikhlas dalam Pesan ...24

21. Tekukur atau Perkutut ...25

22. Lem Perekat Suami Istri ...26

23. Ramal Meramal ...27

24. Arti sebuah mimpi ...28

25. Empat Ekor Binatang ...29

26. Kisah Burung Pelikan dan Kalkun ...31

27. Kisah Ketela Busuk ...33

28. Rahasia Kebahagiaan ...34

29. Pentingnya Hari Ini ...36

30. Bungkusan dan Isinya ...37

31. Apakah Nasib Bisa Diubah? ...38

32. Cerita Boneka Lucu ...40

33. Burung Elang dan Anak-anaknya ...41

34. Bohong Tidak Selamanya Jelek ...43

35. Makna di balik Tembang Gadis Ayu ...45

36. Kisah Ceritra Ayam Hitam ...47

37. Kisah Dua Saudara Kandung Cupak dan Grantang ...49

(12)

xi

38. Ingat Pesan Guru ...51

39. Jangan Sesekali Menganaktirikan Pelajaran ...53

40. Bila Merasa Bersalah Jangan Segan-segan Minta Maaf ...55

41. Filosofi Bunga Kemuning...57

42. Kura-kura dan Kera ...59

43. Wortel, Telor dan Kopi dalam Kehidupan ...61

44. Keperkasaan Elang dan Gagak ...63

45. Anak Gembala dan Anjing Hutan ...64

46. Keping Emas dan Gadis Kecil ...66

47. Pintar dalam Bermain ...68

48. Cerita Anak Durhaka ...69

49. Kisah si Bawang Putih dan Bawang Merah ...71

50. Kekonyolan Seorang Manager Perusahaan ...73

51. Pak Kepala Desa Kehabisan Akal ...75

52. Obat Mujarab ...77

53. Kisah Orang Kembar ...78

54. Kisah Perkasa Cindelaras ...80

55. Kisah Nyata di Rumah Sakit ...82

(13)

Energi Surya ...84

58. Anak Jujur ...85

59. Ceritra “Men Brayut” ...86

(14)

1

Ibu Pembuat Tape Ketan

Dua orang ibu membuat tape ketan dengan kondisi berbeda. Ibu pertama punya ketan jamuran karena tersimpan lama. Ragi kurang bagus, peralatan sederhana dan dapur tradisional. Sedang ibu kedua memiliki beras ketan kualitas bagus, ragi kondisi baik serta peralatan dapur serba modern. Ibu yang mana menghasilkan tape ketan yang lebih baik? Tidak tertutup kemungkinan ibu pertama menghasilkan tape lebih bagus, karena berusaha membersihkan ketan, dijemur, dipanasi dan perlakuan baik lainnya. Alat dapur yang dipakai dibikin bersih. Hal hasil, ibu pertama menghasilkan tape dengan rasa lebih enak.

Pesan: Dalam hidup tak jarang terlintas mereka yang kondisinya kurang menguntungkan menghasilkan hidup lebih baik. Kelola bahan-bahan sederhana kehidupan dengan baik.

(15)

Filosofi Akar Tnaman

Akar sebuah pohon secara alamiah berada dalam tanah. Tidak kelihatan, sedang batang pohon, dahan, ranting, bunga dan buah tumbuh di atas muka tanah dengan suasana ceria. Akar memegang semua bagian dengan kokoh dan kuat, menghasilkan dedaunan untuk sayur, bunga indah dan buah untuk disantap. Akar tidak pernah mengeluh.

Pesan: Wahai pemuda penuh harapan, tumbuh dan berkembanglah Anda jadi akar tanaman kehidupan, kokoh, kuat, tegar tanpa keluh demi masa depan lebih sempurna. Hasilkan batang, dahan, daun, bunga dan buah kehidupan manis nan indah buat dirimu serta lingkungan.

(16)

3

3

Benar Tetapi Tidak Benar

Matematika termasuk dalam kelompok ilmu pasti. Ketika 5 ditambah 5 jumlahnya pasti 10. Namun jika 1 dibagi 7 hasinya 0,142… dan kalau hasil ini dikalikan 7 tidak pernah mencapai 1, tetapi mendekati 1. Artinya benar tetapi tidak benar, pasti tetapi tidak pasti. Semakin banyak deretan angka ditulis dibelakang koma sebagai hasil pembagian, semakin mendekati kebebenaran.

Pesan: Untuk mencapai titik kebenaran dan keberhasilan dalam hidup jangan kenal menyerah. Jangan cepat berputus asa dan jangan segan-segan untuk mencoba, coba dan coba.

(17)

Hukum Pythagoras dalam Hidup

Karya monumental Pythagoras salah satu filosof Yunani Kuno antara lain membuktikan jumlah sudut segitiga 180 derajat. Untuk membuktikan diperlukan garis bantu dan dalil. Tanpa bantuan garis mustahil hukum itu bisa dibuktikan kebenarannya. Hidup juga demikian halnya.

Pesan: Rahasia keberhasilan dalam hidup memerlukan kerjasama (networking) sebagai garis bantu, selain tekad dan kemauan sebagai bumbu dalil kehidupan.

(18)

5

5

Beruntung dan Kurang Beruntung

Pria dilahirkan dalam situasi serba kurang, ayah pencari pasir bangunan di sungai, ibu pedagang kecil, tinggal di sebuah gubuk, tetapi mempunyai semangat pantang menyerah. Berbeda dengan pria yang satu ini, orangtua bergelimang harta, ayah dan ibu pegang jabatan prestisius di sebuah instansi pemerintah. Namun, pecandu narkoba dan alkoholik. Dalam situasi seperti ini tidak jarang pria dengan kondisi serba kurang lebih berhasil dalam hidup.

Pesan: Manfaatkan kesempatan hidup sebaik-baiknya. Jangan sesekali disia-siakan demi masa depan nan cemerlang. Tuntut ilmu setinggi mungkin.

(19)

Betapa Bodohnya

Terburu-buru Itu

Zaman sekarang warna kehidupan kebanyakan mengejar materi. Ingin punya mobil, rumah, pendidikan, kedudukan bahkan spiritual. Hidup kejar-kejaran, terburu-buru tiada henti. Tentu situasi seperti ini akan menghabiskan banyak energi. Tidak jarang di antara kita mengalami stres, sulit tidur dan semacamnya. Di dunia, negara seperti Amerika Serikat dikenal sebagai pengkonsumsi obat tidur tertinggi gara-gara ini. Ke depan diperkirakan pola hidup seperti ini akan semakin menggejala. Pesan: Bahwa salah satu resep hidup perlu kedamaian, yaitu hidup dari buah rasa berkecukupan yang mendalam. Dalam setiap langkah pencapaian diperlukan rasa berkecukupan untuk melangkah kejenjang kehidupan berikutnya sehingga tidak lelah.

(20)

7

7

Belajar untuk Hening

Dalam kehidupan sebagian besar manusia terbagi di wilayah kutub kegembiraan (kaya) dan kutub kesedihan (miskin). Hanya segian kecil dari kita bermukim di wilayah hening-seimbang terpusat di tengah seperti halnya agamawan, ilmuwan. Alam dualistis menjadi tempat sebagian besar dari kita, sehingga pepatah Tiongkok kuno bersabda: Belajarlah untuk hening dan engkau akan mengetahui dirimu telah terlalu banyak bicara.

Pesan: Dalam mengarungi lautan kehidupan posisikan diri di wilayah seimbang. Apabila bertemu dengan kegembiraan tariklah diri ke garis tengah keseimbangan, bila dihadapkan dengan situasi kesedihan tempatkan dan tarik diri pula ke wilayah hening seimbang. Sehingga tidak terlalu terombang- ambing dan selalu seimbang.

(21)

Cerita Seorang

Pekerja Taman

Di sudut sebuah kota terbentang sebuah taman yang sangat indah. Kota itu terkenal gara-gara tamannya. Pekerja taman bekerja dengan sungguh rajin dan apik. Setiap hari daun, dahan serta ranting yang jatuh dipungut dengan penuh kesabaran mempergunakan keranjang. Pohon-pohon diairi, dipupuk, disiangi dan dicukur dengan rapi. Si-pekerja kebun senior ingin tahu cara kerja bawahannya.

Di suatu kesempatan dia mengintip. Ternyata memang benar pekerja kebun yunior setiap hari memungut daun dan ranting jatuh dengan keranjang kesayangannya. Pada suatu kesempatan pekerja taman senior muncul dengan tiba-tiba dan berkata: Bagus… setiap pagi saya intip anda bekerja. Taman Anda “nyaris sempurna”. Mendengar celotehan sang senior, pekerja yunior sungguh sangat terpukul dan bertanya: apanya yang kurang

(22)

9

bos? Pekerja senior menyingsingkan lengan baju, lalu menggoyang-goyang semua pohon sampai daun kering dan dahan lapuk berguguran jatuh. Taman menjadi porak poranda dan giliran pekerja yunior membersihkan. Sekarang taman Anda menjadi “sempurna”.

Pesan: Baik menurut kita belum tentu baik untuk orang lain. Jangan berputus asa, hadapi hidup dengan tiada henti belajar dan belajar.

(23)

Kotoran Sapi dan Bunga Mawar

yang Indah

Siapa bilang kotoran itu selalu jelek. Hidup bagaikan pisau bermata dua, satu sisi baik satu sisinya berbahaya. Artinya jika pisau dipakai ngiris bawang dan sayur akan jadilah santapan enak. Kalau dipergunakan untuk berkelahi ujung-ujungnya kita akan istirahat di hotel prodeo alias penjara. Demikian pula halnya dengan kotoran sapi yang suatu saat ditaruh oleh orang di depan gerbang rumah kita. Kita bisa marah meledak-ledak jika kita berprasangka buruk, penghinaan dsb. Akan tetapi, di sisinya yang lain kotoran sapi itu sangat berguna buat pupuk untuk tumbuh dan berseminya bunga mawar indah dalam jiwa.

Pesan: Usahakan diri selalu didominasi oleh energi positif, bukan sebaliknya.

(24)

11

10

Perjalanan ke luar

dan ke dalam

Dalam sebuah kesempatan seorang guru meditasi terkenal berkata, kita lebih banyak melakukan perjalanan ke luar. Belajar dibangku sekolah dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi merupakan salah satu bentuknya. Bahkan, ada di antara teman kita telah melakukan perjalanan keluar terlalu jauh, berdemo sampai kegiatan teroris, narkoba, alkoholik dsb. Untuk teman yang satu ini kita hanya bisa berucap: ingatlah pulang… pulanglah… dan pulang. Istirahat di dalam rumah yang lama ditinggalkan. Nyalakan lampu, buka jendela dan bersihkan ruangan yang ada di dalam batinmu.

Pesan: Sesekali sebagai insan yang hidup di muka bumi perlu duduk, merenung, instrospeksi ke dalam sambil mengingat-ingat ajaran dan pesan tetua.

(25)

Kumbang dan

Dewa Penyelamat

Konon di muka bumi hidup dua insan manusia yang bersahabat sangat lekat. Saking lekatnya rokok sebatang dibagi dua sama panjang untuk diisap. Sehelai roti juga dibagi dua. Suatu ketika ada seekor anjing ras berbadan besar dan terpelihara bersih menggonggong sekerat daging panggang. Bagaimana caranya agar daging dilepas. Tidak habis akal keduanya menggumpal kertas koran bekas sebesar bola tenis. Lalu dilempar ke arah anjing. Dasar anjing bodoh daging dilepas dan mencari bola. Begitu daging dilepas segera diambil dan dibagi dua lagi untuk disantap. Kedua insan bersahabat ini kemudian meninggal dunia.

Pada proses kehidupan selanjutnya yang satu jadi dewa dan satu lagi jadi kumbang. Sang Dewa yang tinggal di surga teringat dengan sobat lamanya. Lalu dicari ke mana-mana dan akhirnya ketemu sebagai kumbang tinggal di

(26)

13

tumpukan kotoran ternak. Dewa penyelamat mengajak si kumbang tinggal bersama di surga. Kumbang menolak walaupun diajak berkali-kali. Kumbang bertanya, apakah di surga ada kotoran seperti ini? Kumbang berkata, aku bahagia tinggal dionggokan kotoran ternak ini.

Pesan: Jadilah dirimu sendiri. Terima diri apa adanya. Terima apa yang mengalir dalam hidupmu dengan senyuman yang mendalam.

(27)

Penjara yang Mengagumkan

Suatu ketika seorang petugas sosial (case

worker) berkotbah di depan sejumlah

tahanan di penjara. Tidak sia-sia kotbah yang dibawakan secara rutin banyak membawa perubahan perilaku sebagian besar sang tahanan. Dibuktikan dengan kegiatan sembahyang dilakukan sesuai agama dan kepercayaan masing-masing secara khusuk setiap hari. Melihat perubahan ini si penceramah sangat lega.

Di lain kesempatan penceramah kembali berkotbah untuk lebih membesarkan hati sang tahanan. Katanya: walau kesadaran seribu-sejuta kali lebih dari sebelumnya, predikat “tahanan” masih tetap melekat pada diri Anda masing-masing sebelum masa tahanan usai, sebelum Anda keluar dari penjara ini. Maka dari itu selesaikan masa tahanan dan bertobatlah.

(28)

15

Sejatinya penjara yang lebih mengagumkan adalah planet bumi yang kita tempati ini. Di mana sebagian dari kita ingin cepat-cepat keluar untuk pergi ke alam yang lebih kekal.

Pesan: Usahakan berkarya yang baik, demi kehidupan yang lebih baik pula.

(29)

Jagat Raya dan Misteri

Segitiga Bermuda

Filosof terkenal jaman dulu kala seperti Plato, Aristoteles, Socrates dsb berkata manusia berfilosofi karena rasa ingin tahu, rasa kagum. Ketika menyaksikan taburan bintang-bintang di jagat raya (universe) hanya kekaguman yang muncul. Jangankan jagat raya, tata surya Bima Sakti (milky way) tempat bumi kita berada belum tuntas buat kita. Ada apa di Mars, Jupiter, Pluto dll? Kembali ke planet bumi yang kita tempati, ada apa disegitiga Bermuda, jawabnya “misteri segitiga Bermuda”.

(30)

17

14

Nano Teknologi dan Telor Ayam

dalam Biologi

Dalam ilmu Biologi, misteri yang paling besar sampai saat ini adalah “asal muasal kehidupan” (the origin of life). Bagaimana awal kehidupan terjadi (How?), merupakan misteri terbesar (the biggest mistery) sampai hari ini, walaupun kapan kehidupan mulai (When?) sudah ada jawabnya melalui fosil purba. Sydney Fox dalam bukunya “Origin

of Lfe” mengatakan hanya Tuhan yang

mampu membuat protein terbaik (only

God can make a good protein). Ketika para

ilmuwan di dunia dalam sebuah konfrensi internasional ditantang untuk membuat telor, ya… bisa… persis telor, akan tetapi telor itu tidak bisa menetas sampai detik ini. Walaupun manusia mampu membuat pesawat ulang-alik teknologi nano super canggih harga mahal.

Pesan: Tuhan masih banyak menyisakan rahasia dalam hidup ini. Tundukkan kepala, ungkap tabirnya dengan kerja keras.

(31)

Arti Sebuah Senyuman

Seorang Tetua

Orang tua di jaman dahulu jarang pakai baju, tetapi badannya sehat. Paling pakai sarung tua warna sedikit luntur. Pagi baru bangun sambil duduk santai di pelataran serambi depan rumah, menginang sirih. Setelah itu, pergi jalan-jalan keliling kebun melihat tanaman, padi, jagung, sayuran dan sesekali bercakap ringan dengan penggarapnya. Tidak jarang terlihat baca lontar tua peninggalan tetua pendahulunya. Kidung lawas terkadang dilantunkan. Ketika kita tanya sesuatu apalagi serius, tetua itu hanya tersenyum dalam.

Pesan: Senyum dalam penuh makna petuah lontar dan kidung ada di dalamnya. Kita tinggal menyimaknya.

(32)

19

16

Cerita Seekor Singa Suci

dan Singa Galak

Di sebuah hutan lebat di pegunungan sana tinggal seekor singa galak. Kerjanya hanya memangsa hewan lain yang lewat di situ. Seisi hutan jadi takut dibuatnya. Selain itu, di sebuah gua pegunungan itu juga tinggal seekor singa suci. Kerjanya memberikan kotbah pada hewan-hewan di hutan. Suatu ketika singa galak datang ke tempat kotbah, serta mendengarkan serius petuah-petuah wejangan singa suci. Terlintas di pikiran singa galak untuk berubah sikap jadi singa baik dan suci pula. Mulai saat itu, singa galak berubah sikap dan bahkan jadi pengkotbah. Ketika suatu saat pergi keliling desa, singa yang satu ini dilempari batu dan ejekan kata-kata yang menyakitkan.

Pesan: Terkadang lompatan kehidupan tidak selamanya membawa keberuntungan. Jadilah yang biasa-biasa saja, orang sopan dan santun, etos kerja tinggi penuh pengabdian.

(33)

Yakin Kepada Guru

Walau hanya simbol, guru sangat berarti dalam mencapai sukses dalam hidup. Ada cerita menarik di balik pernyataan dan kenyataan ini. Konon, ada tiga macam guru simbolik dalam cerita yang diyakini pengikutnya. Guru sejati, guru setengah sejati dan guru tidak sejati. Adalah tidak asing lagi buat kita dalam cerita pewayangan bahwa sang Arjuna dikenal dan terkenal sebagai ahli bidang panah memanah. Saking yakinnya sang pencinta membuat patung Arjuna sebagai guru dalam belajar memanah. Setiap hari latihan diadakan di depan patung sambil memuja dan berdoa agar piawai dalam panahan seperti sang Arjuna. Hal hasil sang pengikut setia ini berhasil sebagai ahli panah memanah seperti Arjuna. Yang kedua, Bhagawan Drona. Kita semua tahu siapa Drona dalam ceritra pewayangan. Ketika Eka Layua berguru pada Drona, ia juga berhasil sebagai ahli dalam panahan. Pengikut Drona juga membuat patungnya dalam belajar memanah yang berujung pada sukses besar. Cerita terakhir tentang

(34)

21

guru berupa gigi anjing yang sudah mati. Suatu ketika, seorang ibu berpesan pada anaknya yang saudagar untuk dibelikan patung sang Buddha untuk dipuja sebagai guru menjadi biarawati. Dasar pelit anaknya tidak mau membelikan karena mahal. Sampai permintaan yang keenam kalinya sang anak baru sadar akan permintaan ibunya. Akan tetapi, tidak habis akal, sang anak mengambil gigi utuh seekor bangkai anjing yang dijumpai di pinggiran jalan. Gigi utuh anjing dicopot dan dibersihkan lalu dibungkus seperti layaknya membungkus patung sang Buddha. Bungkusan lalu dipersembahkan pada sang ibu. Bingkisan diletakkan di tempat suci dan disembah setiap hari seperti menyembah patung Buddha. Saking yakinnya sang ibu berhasil menjadi seorang biarawati.

Pesan: Keyakinan ternyata berujung pada sukses besar.

(35)

Heningnya Taman Hati

Taman sebagaimana layaknya merupakan tempat menikmati keheningan. Di negara maju hampir setiap rumah tinggal ada tamannya. Akan tetapi, tidak semua di antara kita bisa hening. Sebagian berpendapat sebelum istirahat di taman kita harus terlebih dahulu memangkas pohon-pohon, menyiangi rerumputan, membersihkan jalan setapak dan pekerjaan lain. Jadi, disibukkan oleh pekerjaan penataan. Sementara yang lain istirahat di taman dengan dengar radio, baca koran. Lagi-lagi, tidak menikmati damainya taman. Perlu diketahui untuk bahagia di taman hendaknya didapat kapan saja dan di mana saja. Ini hanya bisa ditemui di taman hati walau saat itu tersisa banyak ketidak beresan serta begitu banyak kerja harus diselesaikan.

Pesan: Ketika istirahat perlu dan harus dilakukan kerjakan tanpa menunggu waktu.

(36)

23

19

Pentingnya Cara Berekspresi

Sosok ibu penting buat anak demi kebaikan keluarga. Anak lebih dekat dengan ibu ketimbang ayah. Di suatu pagi di mana biasanya kita minum teh, seorang anak menjatuhkan gelasnya. Si ibu langsung memfonis “anak bodoh”. Sementara ibu yang lain ketika cangkir teh dijatuhkan hanya berkata “itu perbuatan bodoh”. Bocah pertama langsung mendapat cap anak bodoh, sedang bocah yang satunya hanya ditegur karena kesalahannya. Anak pertama mungkin benar-benar berkembang jadi bodoh, sedang bocah satunya akan belajar untuk tidak mengulang perbuatan bodohnya.

Pesan: Pentingnya cara seorang ibu sebagai figur dalam membimbing anak.

(37)

Tulus-ikhlas dalam Pesan

Aku tinggal di sebuah desa miskin terpencil. Ayah seorang buruh tani, ibu seorang pedagang kecil di sudut desa. Hampir setiap hari sepulang sekolah aku bantu ayah menyelesaikan pekerjaan d sawah, menyabit, memupuk, menghalau kawanan burung ketika padi menguning. Suatu ketika ayah berpesan, “nak, apa pun yang kau lakukan, pintu rumahku selalu terbuka untukmu”. Waktu itu aku baru berusia sepuluh tahun. Aku belum paham dengan kata-kata yang dilontarkan ayah. Tetapi, pesan itu selalu kupegang teguh dalam hidup. Sampai suatu saat usiaku mencapai dewasa dan aku berhasil dalam meraih cita-cita. Aku baru terbayang dan mengerti apa yang dipesankan sang ayah. Bahwa apa yang kulakukan, pintu hatinya selalu terbuka untukku. Aku sukses karena selalu ikut nasihat baiknya.

Pesan: Tidak terkecuali peran sang ayah dalam membangun keluarga. Doa yang tulus akan membawa berkah.

(38)

25

21

Tekukur atau Perkutut

Sepasang pengantin baru pergi berbulan madu di sebuah kota. Di situ ada taman burung dengan aneka ragam jenis. Ketika pasangan sedang menikmati indahnya kicauan suara burung sang istri berkata, oh itu suara tekukur. Sang suami balik menyahut, bukan itu suara perkutut. Demikian seterusnya kedua pasangan saling mempertahankan prinsip, tekukur-perkutut-tekukur-perkutut- t e k u k u r- p e r k u t u t. Persoalan tidak tuntas dibuatnya. Mungkin saja benar adanya, suara tekukur berubah jadi perkutut bila direkayasa secara genetika. Persoalan hanya bisa diakhiri dengan menanyakan, siapa bilang tekukur?, siapa bilang perkutut? Selesai.

Pesan: Tidak perlu bersikukuh pada hal-hal sepele apalagi sampai menimbulkan hubungan yang retak. Ke depan hati-hati dengan kemajuan tehnologi.

(39)

Lem Perekat Suami Istri

Tidak jarang hubungan suami istri retak di tengah perjalanan akibat hempasan gelombang kehidupan. Orang bilang tahun pertama pernikahan merupakan saat paling rentan perpecahan tatkala sepasang suami istri saling menyesuaikan diri. Suatu ketika mertua laki bernasihat pada menantu lakinya agar pernikahan anaknya langgeng adanya. Jika suatu saat nanti kamu mulai merasakan kekurangan-kekurangan istrimu ingatlah akan hal ini. “Kalau dia tidak mempunyai kekurangan itu, dia mungkin sudah menikah dengan pemuda lain yang jauh lebih baik dari kamu”.

Pesan: Syukuri kekurangan pasangan kita. Kalau tidak, mungkin dia bukan pasangan ideal kita.

(40)

27

23

Ramal Meramal

Di dunia ini sebagian orang ingin mengetahui masa depannya dengan ramalan. Mereka biasanya datang ke dukun terkenal. Namun, ada nasihat jangan sesekali datang ke dukun miskin. Suatu saat seorang datang ke dukun terkenal untuk meramal masa depannya. Sang dukun bernasihat untuk tidak ramal meramal masa depan. Bekerja biasa-biasa saja, nasihat sang dukun. Namun, orang yang satu ini tetap bersikukuh agar masa depannya diramal. Dukun sampai berkata kepiawaianku bukan meramal. Tetapi, orang ini tetap percaya dan yakin agar si dukun meramal masa depannya. Sang dukun mulai membolak-balik garis tangannya. Orang ini dengan penuh harap dan optimis menunggu kata dukun. Akhir cerita sang dukun berkata: “masa depanmu tidak akan pasti”. Kata sang dukun tanpa merasa bersalah.

Pesan: Tatap masa depan dengan kerja, kerja dan kerja.

(41)

Arti sebuah mimpi

Mimpi terkadang menjadi harapan seseorang. Suatu ketika seorang bermimpi ditemani 7 bidadari di sebuah taman yang kolamnya ada 7. Setelah terbangun semua bidadari menghilang entah ke mana. Di atas mejanya didapatkan 7 potong kain baju dan celana dari berbagai corak sebagai hadiah dari anaknya yang ke- 7. Tidak hanya itu, orang ini lalu membeli undian dengan nomor buntut 7. Ternyata menang dengan meraih hadiah lumayan besar. Orang ini lalu bercerita pada teman-temannya dan mengajaknya membeli undian. Hal hasil, semuanya kalah. Mimpi berikutnya, orang yang satu ini diberi sebuah hadiah deretan angka oleh seorang tua berjumlah 5 angka. Angka itu diingat betul dan keesokan harinya lagi-lagi membeli sebuah undian dengan angka itu. Ternyata menang.

Pesan: Mimpi terkadang ada maknanya. Tetapi, jangan terlalu berharap, apalagi terlena.

(42)

29

25

Empat Ekor Binatang

Seorang nahoda kapal berlayar ditemani 4 ekor binatang, ayam, gajah, singa dan tikus. Dalam perjalanan keempat binatang meceritrakan jasanya kepada sang nahoda. Ayam berkata, aku telah membantu nahoda memberikan telorku untuk santapan sehingga nahoda kuat dalam menjalankan kapalnya. Si gajah tidak ketinggalan, aku juga telah bantu nahoda menaikkan balok-balok berat ke kapal. Harimau lain lagi, aku telah menyelamatkan nahoda dari serangan bajak laut dengan menerkamnya. Si tikus yang kecil hanya berdiam tanpa kata. Lalu diejek oleh binatang lain. Hai tikus kenapa kau berdiam saja apa kontribusimu pada sang nahoda. Suatu saat kapal membentur batu karang dan bocor. Nahoda tidak bisa mencari di mana kebocoran itu. Sang tikus mulai berinisiasi untuk mendapatkan letak kebocoran dengan menyelinap di antara balok-balok. Kebocoran terditeksi dengan mudah oleh sang tikus. Kapal selamat.

(43)

kepada kita semua talenta masing masing. Tidak ada orang bodoh, yang ada hanya orang yang tidak sadar akan bakat yang diberikan TUHAN kepada kita. Janganlah mengejek dan saling merendahkan tetapi hendaklah saling melengkapi untuk hidup yang lebih baik.

(44)

31

26

Kisah Burung Pelikan

dan Kalkun

Dulu, pelikan dan kalkun merupakan sahabat erat. Terbang bersama ke mana-mana mengarungi samudra luas untuk mencari makanan. Suatu saat tiba pada sebuah daratan dan mereka berdua memutuskan untuk turun beristirahat. Di itu bertemu seekor sapi sedang menyantap jagung manis dengan lahapnya. Si kalkun mendekat seraya bertanya kepada sapi. Hai sapi, dari mana kau dapat makanan enak seperti ini. Apakah kau sediakan sendiri? Sahut si sapi, semua ini disediakan oleh tuanku dan aku tinggal menyantapnya. Wah enak dong kau tidak susah-susah cari makan seperti aku. Aku harus terbang ke mana-mana untuk mendapatkan makanan keseharianku bersama si elang. Akhirnya, si kalkun memutuskan untuk tidak terbang lagi, cukup hidup bersama si sapi menyantap makanan yang disediakan tuannya. Beda dengan si pelikan, dia memutuskan untuk

(45)

tanpa tekanan. Ketika hari raya kian mendekat, si tuan rumah berencana untuk menyediakan kalkun panggang di atas meja untuk merayakannya. Mendengar semua ini si kalkun mulai gemetar dan berencana meninggalkan tempat. Namun, apa daya akhirnya si kalkun menjadi hidangan lezat di atas meja.

Pesan: Ketika Anda menyerah pada tantangan hidup, Anda sedang menyerahkan kemerdekaan. Dan Anda akan menyesalinya setelah segalanya berlalu. Jangan pernah menyerah pada tantangan.

(46)

33

27

Kisah Ketela Busuk

Suatu ketika seorang guru bijak menyuruh murid-muridnya membawa ketela. Ketela diletakkan dalam sebuah tas plastik dan harus dibawa kemanapun murid pergi. Ketika tidur pun ketela harus diletakkan di samping. Di dalam tas juga harus ditulis nama orang yang pernah menyakiti. Tak lama kemudian ketela mulai membusuk dan mengeluarkan bau tak sedap. Guru berucap, jika Anda sudah tidak tahan lagi mencium bau menyengat tas bisa dibuang. Sarat utama lupakan nama orang yang ada di dalamnya. Artinya, buang jauh-jauh dan lupakan orang yang pernah menyakiti dan jangan dendam lagi.

Pesan: Jadilah manusia pemaaf. Maafkan mereka yang pernah menyakiti anda serta tidak dendam berkepanjangnan.

(47)

Rahasia Kebahagiaan

Di sebuah desa terpencil konon tinggal seorang tua pintar dan bijaksana. Banyak orang datang mohon bantuan menyelesaikan masalah kehidupan. Saking kesohornya, seorang anak muda ingin menemuinya untuk menanyakan rahasia kebahagiaan. Setelah menemukan alamat, anak muda masuk pekarangan rumah. Rumah dengan pekarangan sangat luas, dihiasi bangunan sangat indah, lukisan menawan berbagai corak, patung klasik mempesona serta taman indah dengan bunga mekar menyebar wangi. Di hadapan orang tua bijak sang pemuda bertanya. Apa kebahagiaan itu tuan, yang selama ini tidak pernah saya rasakan. Sahut orang tua, maaf saya tidak bisa menjawab sekarang karena ada urusan penting. Tunggu setengah jam, saya akan kembali. Sementara pegang sendok berisi tinta ini sambil keliling melihat keindahan rumah dan pekarangan. Setengah jam kemudian orang tua datang seraya menanyakan apa saja yang Anda lihat di sekitar rumah. Sang pemuda menjawab,

(48)

35

tidak banyak yang bisa saya lihat karena takut tinta disendok tumpah mengenai lantai. Orang tua balik berkilah, itulah jawaban yang Anda cari selama ini. Ia melanjutkan, jika selalu melihat kejelekan di balik tumpukan keindahan, hidup akan dipenuhi penderitaan dan kesengsaraan. Sebaliknya, jika mampu melihat keindahan di balik tumpukan kejelekan, maka hidup akan lebih indah. Itulah rahasia dari kebahagiaan.

Pesan: Dalam hidup, alangkah baiknya tidak menjerumuskan diri ke dalam keterpurukan. Selalu ada hal positif yang bisa diambil. Jangan mengorbankan keindahan hidup hanya untuk melihat sisi jeleknya. Jadilah orang yang senantiasa melihat setitik terang di dalam gelap.

(49)

Pentingnya Hari Ini

Kehidupan sebagaimana biasa sejatinya terdiri dari hari kemarin, hari ini dan hari esok. Sangat tidak mungkin kita bertemu lagi dengan hari kemarin. Untaian kata menyakitkan yang telah terucap tidak akan diperbaiki lagi. Biarkan hari kemarin istirahat dengan tenang. Yang jelas esok hari mentari akan tersenyum ceria. Namun, tidak tahu apa yang akan terjadi, sedih atau gembira. Hari esok belum tiba, biarkan saja. Yang tersisa adalah hari ini. Hari kemarin telah tertutup, hari esok belum tiba, hari ini hari yang abadi. Tersenyumlah pada siapa pun, maafkan kekhilapan orang lain, bersedekahlah pada rekan yang kurang beruntung hari ini. Menunjukkan penghargaan pada orang lain bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapa diri kita.

Pesan: Jangan biarkan masa lalu mengekangmu dan masa yang akan datang membuatmu bingung. Lakukan yang terbaik hari ini dan sekarang juga.

(50)

37

30

Bungkusan dan Isinya

Terkadang dalam hidup tidak jarang kita terkecoh oleh bungkus ketimbang isinya. Apalagi bungkusnya terkesan mewah. Berikut beberapa contoh yang patut direnungkan. Rumah indah hanya bungkusan, keluarga bahagia itu isinya. Pesta nikah hanya bungkusan, cintakasih, pengertian dan komitmen, itu isinya. Ranjang mewah hanya bungkusan, tidur nyenyak itu isinya. Makan enak hanya bungkusan, gizi dan energi itu isinya. Kecantikan hanya bungkusan, kepribadian itu isinya. Bicara itu hanya bungkusan, kerja nyata itu isinya. Buku hanya bungkusan, pengetahuan itu isinya. Jabatan hanya bungkusan, pengabdian dan pelayanan itu isinya. Pergi ke rumah ibadah itu bungkusan, melakukan perintah Tuhan dalam hidup itu isinya.

Pesan: Dalam hidup yang penting isinya, tetapi jangan lupa merawat bungkusnya.

(51)

Apakah Nasib Bisa Diubah?

Di sebuah desa di pegunungan sana bermukim seorang peramal terkenal. Dia tinggal bersama seorang anak lakinya yang sangat disayang karena istrinya telah meninggal. Selain itu, dia juga hidup sebagai tabib dengan dua orang pembantu peracik obat. Suatu ketika anak lakinya diramal dan alangkah terkejut karena akan meninggal dalam usia muda 20 tahun. Si peramal lalu datang pada gurunya untuk menanyakan hasil ramalannya. Ternyata gurunya juga mempunyai hasil ramalan yang sama, anak akan meninggal diusia muda. Di tengah perjalanan sang ayah mereka-reka alasan agar anaknya pergi jauh dari desa sehingga kematian tidak dilihat. Sesampai di rumah anaknya dipanggil dan dengan sangat rasa sedih disuruh merantau denga alasan tradisi kuno. Dengan bekal lebih dari cukup anak meninggalkan rumah. Di tengah perjalanan si anak bertemu seorang ibu dengan tiga anak ingin bunuh diri ke jurang karena suami meninggal. Dengan bujuk rayu si

(52)

39

anak pengembara dan dengan bantuan keuangan, ibu tiga anak mengurungkan niat bunuh diri. Si ibu kembali menjalankan usaha bisnisnya dibantu anak pengembara sampai menjadi sukses dan kaya raya. Si anak pengembara dinobatkan sebagai manager perusahan sukses itu. Suatu ketika sang manager kembali ke kampung halaman untuk bertemu sang ayah. Alangkah terkejut sang ayah menyaksikan putra satu-satunya masih hidup. Ayah hanya bisa bergumam, ternyata ramalan tidak benar dan nasib bisa diubah dengan berbuat kebajikan.

Pesan: Nasib buruk akan menjadi baik bila diisi perbuatan baik. Sebaliknya, nasib baik akan mejadi buruk kalau diisi perbuatan buruk. Nasib bisa dikendalikan dengan karma masa lampau dan karma saat ini. Jadi, hidup adalah perjalanan sebuah karma.

(53)

Cerita Boneka Lucu

Di sebuah rumah sederhana tinggal sebuah keluarga biasa dengan anaknya baru berusia satu tahun. Anak lumayan sehat dalam keseharian bermain sekitar rumah. Suatu ketika orangtua membelikan sebuah boneka berupa kelinci. Boneka dilengkapi baterai sehingga bisa jalan maju mundur sambil mengeluarkan suara lucu. Si anak sungguh gembira dan orangtua bahagia dibuatnya. Dengan harga boneka lumayan terjangkau, seisi rumah jadi ceria berkat kelucuan sang boneka. Jadi, untuk membuat suasana bahagia dalam rumah, tidak perlu menunggu punya rumah mewah, mobil mewah, peralatan rumah yang aduhai.

Pesan: Ternyata kebahagiaan bisa diciptakan sendiri dalam suasana sederhana tanpa menunggu kondisi kehidupan serba mewah.

(54)

41

33

Burung Elang

dan Anak-anaknya

Suatu ketika musim kemarau tiba. Sawah, ladang serta sungai menjadi kering dibuatnya. Si elang dengan sepuluh ekor anaknya kehausan dan mereka memutuskan untuk pergi ke tempat lain untuk mendapatkan air.

Mereka terbang bersama mencari air untuk menghilangkan rasa haus. Di sebuah areal persawahan mereka turun dan menuju sebuah gubuk. Di situ, ditemukan sebuah kendi berisi sedikit air. Mereka tidak bisa minum air itu karena cukup dalam dan kalau dipaksakan mereka akan jatuh ke dalam kendi. Mereka berdiri di pinggir mulut kendi sambil bertengkar bagaimana cara mendapatkan air itu. Diam-diam si anak bungsu berinisiatif mengambil batu-batu kerikil dicemplungkan ke dalam kendi. Melihat usaha si bungsu, ibu elang sangat mengerti dan menyuruh anak-anaknya

(55)

permukaan dikendi naik dan elang-elang minum ramai-ramai.

Pesan: Bila suatu saat dihadapkan pada suasana sulit jangan ribut-ribut apalagi bertengkar. Atasi dengan tenang sambil berinovasi. Pertengkaran tidak menyelesaikan masalah.

(56)

43

34

Bohong Tidak Selamanya Jelek

Bocah usia sembilan tahun harus istirahat di sebuah rumah sakit terkenal setelah operasi cukup berat. Bocah pemberani tanpa penunggu hanya dilayani oleh sang perawat. Ibu bocah bekerja di sebuah perusahaan, baru bisa menengok setelah sang surya pergi keperaduan. Si bocah tidak boleh bergerak dan harus istirahat penuh di tempat tidur. Di kamar ada dua orang pasien, tetapi tidak pernah dilihat karena sekat kain tebal tidak pernah dibuka. Sayang si bocah tinggal jauh dari jendela dan ingin sekali melihat pemandangan di luar sana. Ketika suatu saat kain pemisah dibuka ternyata pasien yang satu ini seorang kakek tua. Si bocah bertanya pada sang kakek, ada apa di balik jendela di luar sana. Kakek bercerita taman sangat indah dengan bunga mawar warna-warni, air mancur, burung dan kupu-kupu cantik. Sang bocah sangat termotivasi untuk cepat sembuh agar bisa menyaksikan taman indah di balik jendela. Setelah sembuh ternyata di luar sana tidak ada taman seperti

(57)

dari rumah sakit. Ternyata si kakek seorang pasien buta setelah gagal operasi kornea mata.

Pesan: Ternyata kebohongan tidak selamanya jelek. Jangan selalu berburuk sangka pada orang yang pernah membohongi kita. Mungkin di balik sana ada pelajaran yang bisa dipetik.

(58)

45

35

Makna di balik Tembang

Gadis Ayu

Seniman Bali tidak kalah dalam gubah menggubah lagu yang diangkat dari kearifan lokal. Nilai filosofis dan unsur pendidikan terselip di dalamnya untuk disimak dan dijadikan pedoman. Satu di antaranya lagu “Cening Putri Ayu” (gadis ayu) yang mengajak kita untuk sesekali melakukan perjalanan ke dalam batin. Lirik lagunya antara lain berbunyi:

Cening putri Ayu, ngijeng cening jumah, meme luas malu, kepeken meblanja, apang ade daarang nasi.

Terjemahan bebas kira-kira:

Wahai gadis ayu, jaga rumah baik-baik, ibu pergi kepasar, beli bahan makanan, untuk disantap nanti. Salah satu nilai filosofis yang bersemayam di dalamnya antara lain: jiwa dan batin kita yang ada di dalam sesekali perlu disuguhi santapan rohani dengan nutrisi batiniah agar tetap berkembang sehat.

(59)

lagu, ternyata memilki nilai filosofis bahkan pendidikan di dalamnya. Simaklah setiap lirik lagu dengan cermat untuk pedoman hidup.

(60)

47

36

Kisah Ceritra Ayam Hitam

Pada suatu ketika seekor induk ayam hitam dengan tujuh ekor anak mencari makan di seberang sebuah sungai. Setelah sore tiba hujan turun dan sungai kebanjiran. Induk dan anak satu demi satu terbang ke seberang mencari rumah tinggalnya. Namun, apa daya, anak paling bungsu tidak punya cukup bulu di badan dan sayap untuk terbang ke seberang ikut sang induk dan saudara lain. Dia tinggal bermalam sendirian tidur di tepi sungai. Di tengah kegelapan malam datang seekor musang untuk memangsa. Si bungsu tidak kehabisan akal, musang disuruh memelihara dirinya sampai badan jadi besar dan bulu lengkap agar daging lebih empuk dan enak untuk disantap. Musang pun menuruti kehendak si ayam bungsu menunggu beberapa waktu. Setelah badan besar musang menagih janji untuk menyantap si bungsu. Lagi-lagi ayam bungsu tidak habis akal menyelamatkan dirinya. Kilahnya: besok pagi aku siap dipotong, tetapi aku ada permintaan. Sebelum dipotong lemparkan aku ke atas

(61)

lancar sehingga dagingku lebih empuk. Keesokan hari musang datang menagih janji dan melemparkan si bungsu ke atas sebelas kali. Ternyata dilemparan kesebelas si ayam bungsu terbang jauh menuju ke seberang sungai mencari induk dan selamat. Si musang hanya gigit jari.

Pesan: Akal sehat dan ketenangan diperlukan untuk mengatasi masalah besar yang menghadang kehidupan.

(62)

49

37

Kisah Dua Saudara Kandung

Cupak dan Grantang

Konon, di sebuah desa di Bali bermukim keluarga petani dengan dua putra Cupak dan Grantang. Kedua insan mempunyai perangai sangat bertolak belakang. Cupak dikenal sebagai seorang berpenampilan kumal, serakah, suka memfitnah dan sifat jelek lainnya. Sedangkan Grantang sebaliknya, penampilan bersih, simpati, sopan, rajin dan suka menolong. Suatu hari mereka berdua disuruh bekerja di awah oleh orangtua, menyabit, mandikan sapi dan pekerjaan rutin lainnya. Si Cupak hanya bermain sesuka hati sedang Grantang asyik bekerja: nyabit, mandikan sapi dan beres-beres. Setelah sore tiba Grantang mempersilahkan Cupak pulang lebih dahulu sebagai tanda penghormatan kepada kakak. Si Cupak beranjak pulang, namun sebelumnya dia bermandi lumpur sehingga kelihatan kotor. Setiba di halaman rumah Cupak menangis meraung-raung agar didengar orangtua.

(63)

mau kerja hanya bermain, sedang dia sendiri kerja keras sehingga badan jadi kotor. Sesampai di rumah Grantang dimarahi oleh orangtua seraya diusir. Grantang pun pergi meninggalkan rumah dengan perasaan sedih. Setelah tiba di sebuah kerajaan Grantang ikut sayembara karena putri cantik kerajaan hilang diculik raksasa. Barang siapa yang bisa membawa kembali akan diberi hadiah menikahi sang putri serta diangkat jadi raja. Si putra perkasa Grantang berhasil membawa kembali sang putri setelah bertempur melawan raksasa. Akhirnya, Grantang dinikahkan dan mendampingi sang putri sebagai raja.

Pesan: Kejujuran akan selalu membawa berkah dalam kehidupan.

(64)

51

38

Ingat Pesan Guru

Ketika sekolah di desa aku tidak pernah punya cukup waktu untuk belajar seperti teman-teman. Aku keluarga miskin, ayahku buruh tani dan ibuku seorang pedagang kecil. Aku harus membantu ayah dan ibu untuk mengurangi beban. Hari minggu dan liburan sekolah bukan untuk istirahat, tetapi kerja mencari kayu api di hutan. Selain itu, aku kerja serabutan bantu orang untuk dapat upah sekadarnya. Ketika aku memegang buku ibu marah agar aku kerja bantu mereka. Beda dengan anak zaman sekarang, punya cukup waktu belajar, tetapi tak mau dimanfaatkan dengan baik. Bahkan, disuruh belajar orangtua mereka mangkir. Suatu ketika ibuku jualan di pasar aku coba ambil buku pelajaran. Tak kusangka ibuku datang, melihat aku pegang buku ibu marah dan aku pun dicubiti sampai keluar darah di bagian paha. Sampai sekarang luka itu masih membekas di paha kiriku. Sungguh pengalaman paling mengesankan dalam hidup. Sejak itu, aku banting stir dalam cara

(65)

teman sebayaku, tetapi berusaha mengingat-ingat pelajaran yang diberikan guru sambil bantu orangtua. Hal hasil aku selalu juara satu di kelasku.

Pesan: Tekad dan kemauan keras tak menyurutkan kita untuk menggapai sukses asalkan jujur dan kerja keras. Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik asalkan terus berusaha.

(66)

53

39

Jangan Sesekali

Menganaktirikan Pelajaran

Aku mulai sekolah di zaman dodol tahun 50-an. Kala itu murid tidak pakai sepatu, tidak mengenakan seragam sekolah dan juga tidak pakai bayar seperti sekarang. Sehingga murid dengan kondisi ekonomi lemah seperti aku bisa sekolah. Bagi mereka yang tidak punya cukup biaya, batu tulis dan peralatan lain tersedia di sekolah dengan meminjam. Guru tidak segan-segan memberikan hukuman fisik ketika murid berbuat salah. Murid betul-betul dibuat sopan, disiplin bahkan takut pada sang guru. Beda dengan murid zaman sekarang. Pesan guru yang paling dan selalu kuingat: jangan sekali kali menganak tirikan mata pelajaran. Jika kita menganaktirikan salah satu mata pelajaran maka kita juga akan dianaktirikan oleh mata pejaran tersebut. Biasanya murid kurang memberikan perhatian serius pada mata pelajaran: olah raga, menyanyi, menggambar, kerja tangan dan pelajaran lain

(67)

kupegang teguh nasihat guru dengan tidak menganaktirikan salah satu mata pelajaran sampai jenjang pendidikan tertinggi aku capai. Sampai usia menjelang pensiun pada umur 70 gaungnya masih kurasakan. Kegiatan: menyanyi (karaoke), olahraga, meditasi, melukis tetap kulakukan. Kegiatan ini benar-benar membuat hidupku segar dan nyaman.

Pesan: Tanamkan kebiasaan baik sedini mungkin karena akan dirasakan manfaatnya di usia tua.

(68)

55

Bila Merasa Bersalah

Jangan Segan-segan

Minta Maaf

Sebagai remaja desa aku senang sekali nonton wayang. Kala itu listrik belum masuk desa seperti sekarang. Jalanan desa sangat gelap di malam hari dan tidak beraspal. Ketika terdengar pertunjukan wayang aku pasti menyempatkan diri datang menonton walaupun di pinggiran desa. Kalau kebetulan hari sekolah aku belajar dulu sebelum datang di tempat pertunjukan. Aku termasuk remaja kecanduan nonton wayang, karena setelah pertujukan usai otak terasa segar diisi petuah ceritra lakon pendawa lima idolaku.

Suatu ketika pada sebuah kesempatan nonton dengan tidak sengaja aku menginjak kaki seorang anak kecil usia enam tahun. Anak menangis dan ibunya marah besar padaku. Aku teringat dengan sifat kesatria sang pendawa lima. Dengan penuh kerendahan hati dan menundukan kepala

(69)

dan ibu. Sang ibu balik memelukku sambil berlinang air mata tanda iba padaku.

Pesan: Sifat ksatria bukan saja terlihat dalam perang, tetapi juga dalam tindakan keseharian termasuk minta maaf. Lakukan dengan ikhlas kepada siapa pun.

(70)

57

41

Filosofi Bunga Kemuning

Tersebut kisah sebuah kerajaan dengan raja sangat mengayomi rakyatnya. Permaisuri telah meninggal dan raja hanya tinggal bersama sepuluh putri berparas cantik. Nama putri semua diambil dari berbagai warna. Yang paling tua Putri Hijau dan yang paling bungsu Putri Kunimg. Si bungsu Putri Kuning bertingkah laku sangat sopan, menghormati ayah, rajin bekerja dan sifat baik lain. Lain hal dengan sembilan putri yang mempunyai sifat bertolak belakang: pemalas, suka bergurau dan bercanda ria. Suatu saat sang raja bepergian keluar daerah. Namun, sebelumnya minta sepuluh putri pesan oleh-oleh kesayangan. Semua mohon dibelikan berbagai macam perhiasan dan baju harga mahal. Tetapi, si Putri Kuning hanya minta sang ayah kembali pulang dengan selamat. Sang ayah sangat terkesan dengan permohonan putri bungsu. Setelah kembali raja membagi-bagikan cendra mata pada kesepuluh putri. Putri Kuning mendapat perhiasan kalung dengan permata

(71)

dipakai setiap hari sehingga menimbulkan kecemburuan pada sang kakak. Putri Hijau minta perhiasan itu karena warna hijau sesuai namanya. Semua saudara dipengaruhi, Putri Kuning dipukuli beramai-ramai sampai meninggal. Mayat dikubur di taman indah di balakang rumah agar tidak ketahuan. Raja sangat sedih kehilangan putri kesayangan yang tidak diketahui nasibnya. Selang beberapa lama di atas kuburan tumbuh tanaman bunga sangat indah dengan bunga warna kuning nan wangi. Sejak itu bunga menawan tersebut disebut bunga kemuning. Bunga dengan bau wangi lalu diperkenalkan ke tengah masyarakat oleh sang raja sebagai simbul Putri Kuning putri kesayangan.

Pesan: Kembangkan energi positif dalam jiwa semaksimal mungkin. Karena berujung pada kebahagiaan, kedamaian dan keheningan. Bahkan sampai hayat menemui ajal kenangan indah tetap menyertai.

(72)

59

42

Kura-kura dan Kera

Di sebuah hutan dekat sungai tinggal dua sahabat kental kura-kura dan kera. Mereka sangat rukun dan pergi bersama ke mana pun. Kura-kura selalu diolok-olok oleh kehadiran si kera. Bila pergi kera selalu duduk di atas punggung kura-kura. Dalam berbagi makanan kera selalu dapat lebih bahkan kura-kura hanya mendapat kulit, sedang daging buah dihabiskan kera. Lebih-lebih pada musim kemarau panjang, saat makanan sulit didapat. Ketika musim hujan tiba mereka berdua sepakat menanam pisang untuk dimakan buahnya. Mereka sepakat membagi pohon pisang menjadi dua. Bagian atas pohon milik kera dan bagian bawah untuk kura-kura. Tiba saatnya pisang mulai berbuah dan masak. Sesuai perjanjian bagian atas termasuk buah merupakan bagian kera. Si kera menikmati buah pisang tanpa memberi bagian kura-kura. Kera makan buah pisang dengan lahap, tetapi kura-kura hanya jadi penonton. Bahkan, sesekali kulit pisang dilempar pada kura-kura. Kura-kura

(73)

Akhir cerita kera mengantuk setelah kenyang makan buah pisang. Dasar serakah kera jatuh ke sungai dengan air sangat deras dan menemui ajal.

Pesan: Percayalah bahwa perjalanan hidup yang diisi keburukan akan berujung petaka, sebaliknya jika diisi kebajikan kebahagiaan menanti.

(74)

61

43

Wortel, Telor dan Kopi

dalam Kehidupan

Perjalanan hidup terkadang memang melelahkan fisik psikologis. Karena itu, diperlukan penyegaran dengan membaca dongeng, ceritra rakyat, majalah sampai buku agama yang berujung pesan singkat. Hanya saja kita diminta pintar-pintar menyimak pesan di baliknya. Tak ubahnya seperti seorang ayah dengan putrinya. Dalam keseharian sang putri selalu mengeluh menghadapi tugas pekerjaan. Seolah hidup digodog dalam panas, serta selalu dikerubuti oleh persoalan tiada henti. Selesai pekerjaan satu muncul yang lain demikian seterusnya. Melihat situasi ini sang ayah mengambil tiga panci. Lalu diisi air dan dipanaskan di atas kompor. Setelah air mendidih beberapa batang wortel dimasukkan ke dalam panci pertama, panci kedua diisi telor dan panci ketiga biji kopi. Beberapa menit kemudian diangkat, wortel berubah jadi lembek, isi telor jadi keras/padat dan biji kopi jadi cair

(75)

bertanya pada sang putri: setelah kamu merasakan digodog panasnya pekerjaan apakah kamu wortel, telor atau kopi? Sang putri hanya tersenyum dan paham dengan maksud ayahnya.

Pesan: Setelah digodog oleh hiruk pikuknya kehidupan dalam tugas keseharian ternyata ada beberapa pilihan dalam menghadapi: lembut, keras atau ceria seperti layaknya wortel, telor dan kopi. Tinggal pilih.

(76)

63

44

Keperkasaan Elang

dan Gagak

Kiranya kita semua tahu elang si burung perkasa tiada tanding di antara burung. Suatu ketika elang mengintip anak biri-biri kemudian menyambar dengan kuku tajam dan kuat serta dibawa terbang. Kejadian sepintas disaksikan oleh sang gagak dan ia meniru kilah si elang menyambar anak biri-biri satunya lagi. Namun, apa daya kuku sang gagak masuk terlalu dalam di bulu, tetapi tidak kuasa mengangkat anak biri-biri tersebut. Penggembala lalu menghampiri dan menangkap si burung gagak serta dibawa pulang untuk mainan anaknya. Sesampai di rumah anak bertanya kepada ayah, tentang nama burung naas itu. Si gagak tanpa ragu menjawab namaku burung elang.

Pesan: Jadilah dirimu sendiri. Terima diri apa adanya. Jangan takabur.

(77)

Anak Gembala

dan Anjing Hutan

Di sebuah desa terpencil tinggal seorang anak gembala kambing. Keseharian ratusan kambing digiring menuju hutan untuk mendapatkan makanan. Ayah berpesan jika suatu saat nanti kambing diserang anjing hutan minta tolong pada warga dengan berteriak, tolooong, tolooong. Warga pasti keluar karena kesepakatan. Dasar anak nakal ketika sedang tidak menggembala lewat di jalan desa dia berteriak minta tolong. Semua warga keluar berhamburan niat menolong. Namun, si gembala hanya tertawa terbahak-bahak melihat banyak warga datang. Dengan rasa kesal warga kembali ke rumah masing-masing. Pada kali yang kedua si gembala membuat ulah sama teriak minta tolong. Lagi-lagi warga berduyun-duyun keluar ingin membantu. Sang gembala ketawa lagi. Akhirnya, untuk kali ketiga memang benar kawanan anjing hutan menyerang gerombolan kambing-kambing itu. Puluhan

(78)

65

anak kambing dibawa ke tengah hutan oleh ulah anjing hutan tersebut. Ketika gembala berteriak minta tolong tidak satu pun warga keluar untuk menolong.

Pesan: Jangan sesekali coba-coba berbohong. Sekali berbohong maka kepercayaan akan sirna selamanya.

(79)

Keping Emas

dan Gadis Kecil

Tersebut kisah seorang gadis kecil hidup sebatang kara tanpa orangtua. Ayah dan ibu sangat miskin dan telah meninggal karena sakit. Tiada tempat tinggal dan hanya dengan pakaian di badan dan sebungkus nasi gadis kecil berjalan tanpa tujuan. Di tengah perjalanan lalu bertemu seorang lelaki sedang kelaparan. Si gadis kecil dengan ikhlas memberikan sebungkus nasi itu kepadanya. Perjalanan berlanjut kini berjumpa seorang tua berjalan di bawah terik matahari dan kepanasan. Gadis kecil memberikan topi miliknya kepada si orangtua. Hari mulai malam, sang surya beranjak keperaduan, ribuan bintang-bintang mulai berkedip di langit indah. Sang gadis pergi ke hutan untuk berlindung dan istirahat di bawah pohon. Sebelum sampai di hutan seorang kakek mengerang kedinginan minta jaket gadis kecil. Jaket pun diberikan dengan tulus. Sementara itu sekitar hutan

(80)

67

jadi terang benderang, bintang-bintang pada turun menghampiri berupa keping emas berserakan di sekeliling gadis kecil. Keping-keping emas dipungut dan si gadis jadi kaya raya.

Pesan: Tuhan akan memberikan pahala berlimpah pada orang yang tulus ikhlas.

(81)

Pintar dalam Bermain

Kumpulan anak sekolah dasar kelas satu suatu saat diajar berhitung oleh sang guru. Guru bertanya, berapa bilangan setelah tujuh? Adi menjawab, delapan ibu guru. Bagus kata guru. Berapa bilangan sebelum lima? Adi merespon lagi, empat ibu guru. Bagus kamu benar-benar anak pintar. Pasti kamu banyak belajar di rumah ya Adi. Sang guru balik bertanya, berapa bilangan setelah sepuluh? Tanpa ragu-ragu Adi menjawab, “Jack, Queen, King lalu AS”.

Pesan: Kehati-hatian dalam mendidik anak perlu mendapat perhatian orangtua. Jangan terlalu banyak main. Salah satu tugas mulia orangtua dan guru serta lingkungan.

(82)

69

48

Cerita Anak Durhaka

Di sebuah desa nun jauh di sana tinggal seorang ibu dengan seorang anak gadisnya. Keluarga tersebut tergolong miskin. Paras gadis sangat cantik, tetapi malas bekerja, suka bersolek, tidak pernah mau belajar, apalagi membantu ibunya. Suatu ketika sang ibu mengajak anak gadis pergi ke kota cukup jauh dari desa dengan berjalan kaki. Si anak gadis memakai pakaian serba mewah sedang ibunya mengenakan pakaian kumal. Anak berjalan di depan sedang ibu di belakang. Banyak pemuda tertarik pada sigadis dan menanyakan apakah yang berjalan di belakang ibunya? Gadis congkak menjawab, dia adalah pembantuku. Pemuda lain menanyakan hal yang sama. Si gadis sombong balik menjawab bukan, dia adalah budakku. Mendengar perilaku anak durhaka, sang ibu memohon agar Tuhan mengutuk anak gadis ini. Akhir cerita, karena kutukan Tuhan, anak durhaka ini menjadi sebuah batu.

(83)

tidak boleh jadi anak durhaka agar selamat dalam hidup. Agar hidup tidak membeku seperti batu.

(84)

71

49

Kisah si Bawang Putih

dan Bawang Merah

Tersebut kisah sebuah keluarga bahagia Bawang Putih serta ayah dan ibu tinggal di sebuah desa. Bawang Putih si anak baik sangat hormat kepada orangtuanya. Seiring dengan perjalanan waktu ibu Bawang Putih meninggal sehingga mereka harus tinggal berdua. Dalam keseharian Bawang Putih lebih banyak dipelihara oleh ibu Bawang Merah tetangga dekat yang hanya tinggal berdua dengan putrinya Bawang Merah. Akhirnya, ayah Bawang Putih memutuskan untuk menikahi ibu Bawang Merah. Berbeda dengan Bawang Putih putri baik dan rajin bekerja, Bawang Merah putri malas dengan perangai kurang baik. Suatu ketika ibu tiri menyuruh Bawang Putih untuk mencuci pakaian di sungai. Namun sayang kebaya merah ibu tiri hanyut tanpa diketahui. Ibu tiri sangat marah dan menyuruh Bawang Putih untuk mencari dan menemukan baju itu. Dalam perjalanan menelusuri sungai akhirnya tiba di sebuah rumah seorang nenek

(85)

diajak menginap selama seminggu. Selama di situ Bawang Putih sangat rajin membantu sang nenek. Ketika kembali pulang nenek memberikan labu kuning kepada Bawang Putih. Sesampai di rumah labu dibelah dan berisikan emas berlian. Perhiasan lalu dibagi oleh ibu tiri dan Bawang Merah. Dasar serakah Bawang Merah disuruh pergi ke rumah nenek, menginap seminggu, tetapi selama di sana dia sangat malas. Begitu saat tiba untuk kembali pulang, Bawang Merah minta labu. Nenek memberikan dan Bawang Merah bergegas pulang untuk membuka labu tersebut. Saat dibuka bersama ibu ternyata isi labu adalah binatang berbisa seperti ular dan kalajengking. Keduanya digigit sampai meninggal.

Pesan: Kejujuran membawa berkah, keserakahan berujung petaka. Jujurlah dalam hidup ini.

(86)

73

50

Kekonyolan Seorang

Manager Perusahaan

Manager sebuah perusahaan besar dan ternama suatu saat inspeksi mendadak mengecek disiplin pegawai pada jam kerja. Manager keluar masuk dari satu ruangan ke ruangan lain. Suasana kerja menjadi sangat tertib dan serius, tidak satu pun pegawai berani bersantai. Namun, di luar sana dijumpai seorang karyawan sedang bersantai menikmati rokok. Sang manager mendekat seraya bertanya: berapa gajimu? Karyawan menjawab seratus. Manager mengeluarkan dompet dan memberikan dua ratus dengan catatan kamu tidak boleh datang lagi karena manager muak melihat perangai santai karyawan tersebut. Karyawan sangat terkejut dan gugup sambil menerima uang dan langsung pergi. Adegan tadi menjadi perhatian semua pegawai di ruangan itu. Manager lalu manayakan dari divisi mana karyawan santai tadi. Salah satu pegawai di ruangan menjawab: dia adalah

(87)

Manager gigit jari sambil pergi dan seluruh pegawai tertawa cekikan.

Pesan: Walau menduduki jabatan top dalam sebuah instansi, janganlah bertindak ceroboh dan sok berkuasa. Hati-hati agar jangan terkesan konyol.

(88)

75

51

Pak Kepala Desa

Kehabisan Akal

Kepala Desa di sebuah pegunungan sana sangat senang memelihara burung dari berbagai macam jenis. Burung peliharaanya lumayan banyak. Suatu hari didapati semua burung hilang dicuri orang. Pak kepala desa membawa berita naas ini ke sebuah pertemuan warga. Sebanyak tiga ratus warga hadir. Pak Kepala Desa memulai dengan memberikan pesan moral kepada warga. Setelah warga tenang lalu pak Kepala Desa mulai dengan berita yang ingin disampaikan. Bahwa burung peliharaannya hilang. Pak Kepala Desa mulai dengan pertanyaan, “siapa yang punya burung”? Semua warga laki-laki yang hadir berdiri. Pak Kepala Desa berkata, maksud saya bukan burung yang itu. Kemudian pak Kepala Desa mengulangi dengan pertanyaan lagi: “siapa pernah melihat burung”? Giliran semua warga wanita berdiri. Pak Kepala Desa tambah bingung, seraya mengulangi pertanyaannya:

(89)

miliknya”? Sekarang setengah warga wanita yang hadir berdiri. Pak Kepala Desa dengan nada sedikit marah berkata, bukan burung itu yang saya maksud. Maksud saya “siapa yang pernah lihat burung saya”? Lima wanita berdiri. Melihat kejadian ini ibu Kepala Desa mengambil tongkat kayu mengejar bapak Kepala Desa yang lari tunggang langgang.

Pesan: Hati-hati berbicara jangan sampai menimbulkan kesalahpahaman dan keresahan apalagi membuat amarah pasangan kita.

(90)

77

52

Obat Mujarab

Seorang pasien berkonsultasi sama dokter langganannya. Dok berikan saya obat yang bisa menenangkan saya karena saya sering berjalan di waktu tidur. Dokter memberikan bungkusan seraya berkata: buka bungkusan ini dan taburkan isinya di sekeliling tempat tidur Anda sebelum tidur. Pasien balik bertanya: jadi bungkusan ini isinya semacam obat penenang? Bukan, isi bungkusan adalah paku payung. Wah…, obatnya mujarab sekali, gumam si pasien sambil berjalan keluar. Pesan: Ternyata bukan obat saja bisa menyembuhkan, tetapi hal yang bersifat psikis juga memungkinkan.

(91)

Kisah Orang Kembar

Di sebuah desa hidup dua orang saudara kembar laki yang sulit dibedakan karena paras wajah dan penampilannya mirip sekali. Yang satu bernama Rano dan yang satu lagi Rino. Rano punya perahu tua, kayu sudah lapuk, bocor dan tenggelam selang waktu tidak begitu lama. Sedang Rino punya istri meninggal hampir bersamaan dengan tenggelamnya perahu Rano. Kerabat dekat dan tetangga pada mengucapkan bela sungkawa atas kematian istri Rino. Namun, seorang di antara mereka wanita tua tidak kenal persis antara Rano dan Rino sikembar dua. Suatu saat wanita tua bertemu Rano pemilik perahu tua, dikira Rino yang ditinggal istri. Wanita tua berkata: ikut bersedih ya…. Rano mengira sang wanita tua bicara tentang perahu tuanya yang tenggelam beberapa waktu lalu. Ya sahut Rano, sebenarnya saya senang dapat menyingkirkannya, bagian bawah sudah lapuk dan berbau amis, lubang di bagian depan semakin besar. Setiap kali dipakai lubang bertambah besar dan

(92)

79

bocor tak keruan. Terakhir disewa empat pemuda yang sudah diingatkan kondisinya sangat jelek. Pemuda bersikukuh masuk bersamaan sehingga terbelah di bagian tengah. Mengakhiri celoteh Rano, si wanita tua pun pingsan.

Pesan: Jangan sampai terkecoh dengan barang kemasan sama, isinya beda jauh, palsu dan asli.

(93)

Kisah Perkasa Cindelaras

Pada zaman dahulu kala berdiri sebuah kerajaan agung, termashur dan kuat dengan raja Raden Putra. Raja didampingi oleh permaisuri sangat cantik dan seorang selir. Kehadiran sang selir sangat iri dan dengki pada permaisuri. Suatu saat selir bersekongkol dengan tabib kerajaan guna menyingkirkan permaisuri. Ketika selir berpura-pura sakit, sang raja memanggil tabib untuk mengobati. Dilaporkan oleh sang tabib bahwa selir telah minum minuman berisi racun dari permaisuri. Permaisuri cantik sedang mengandung dibuang ke hutan dan diperintahkan untuk dibunuh oleh sang patih. Namun, perintah raja dikelabuhi dan permaisuri dibuatkan gubuk tempat tinggal. Tak lama kemudian permaisuri melahirkan putra laki sangat tampan Cindelaras. Semua binatang sangat menyayangi Cindelaras. Ketika mendapatkan sebutir telur dan ditetaskan, telur menetas jadi ayam jantan sangat perkasa. Ayam berkokok setiap pagi: “Cindelaras anak perkasa hidup di

(94)

81

hutan dengan rumah beratapkan daun kelapa anak raja Raden Putra….”. Ayam jantan tersebut tidak pernah terkalahkan ketika berlaga di arena sabungan ayam. Karena terdengar oleh sang raja, Cindelaras diperintahkan ke istana dengan ayam jantan untuk diadu dengan ayam jantan raja. Dalam pertarungan, ayam jantan Cindelaras menang seraya mengumandangkan kokok: “Cindelaras anak perkasa hidup di hutan dengan rumah beratapkan daun kelapa anak raja Raden Putra….”. Raja sangat terkejut dan memerintahkan patih menjemput permaisuri dan Cindelaras kembali ke istana. Akhir cerita, Cindelaras dinobatkan jadi raja menggantikan ayahnya Raden Putra.

Pesan: Fitnah dan derita akan selalu berakhir dengan kebahagiaan. Tuhan selalu memberikan yang terbaik buat mereka yang difitnah.

(95)

Kisah Nyata di Rumah Sakit

Suatu ketika di pagi yang cerah seorang ibu muda belia nan rupawan melahirkan anaknya yang kedua. Di sebuah rumah sakit terkenal dan bergengsi ibu itu ditunggui oleh ibu mertunya. Begitu bayi lahir dan bersih, sang bayi langsung diserahkan kepada ibundanya. Namun, bidan yang ngurusi kelupaan kalau bayi sudah diserahkan ke bunda sang bayi. Bidan tetap membuat “teg bayi”, tetapi diikatkan pada tangan bayi lain. Ketika semua sudah beres, bayi diserahkan kepada sang ibu dengan menyebut nama pada “teg bayi”. Saat dipanggil ibu mertua menjawab dengan nada terkejut bahwa bayinya sudah diterima. Ternyata ada keliruan, ibu bidan sangat malu dan minta maaf sambil memperbaiki “teg bayi” dengan nama sebenarnya.

Pesan: Hati-hati dalam menjalankan tugas mulia, jangan mengecewakan pelanggan. Pelanggan adalah raja.

(96)

83

56

Cerita Sebuah

Padepokan Konyol

Kisah padepokan di sebuah kota dibalut dengan ajaran suci kerohanian. Di balik terpasang iming-iming penggandaan uang dan emas batangan. Banyak orang tergiur dan menjadi pengikut padepokan dengan menyetorkan sejumlah uang untuk digandakan. Ternyata kegiatan padepokan merupakan tipu muslihat untuk mendapatkan uang dan emas dalam jumlah tidak sedikit. Banyak korban karenanya, akhir cerita padepokan ditutup oleh pihak berwajib dengan sejumlah kasus kriminal. Pesan: Rasional dalam bertindak sangat diperlukan demi keselamatan dalam hidup. Hati-hati.

(97)

Makhluk Hidup

Simpanan Energi Surya

Sumber energi terbesar dihasilkan dan disimpan di matahari. Energi kemudian termodifikasi menjadi makhluk hidup, tumbuhan, hewan termasuk manusia. Tanpa matahari mustahil makhluk hidup melakukan aktivitas hidup. Jadi battery makhluk hidup adalah energy surya. Artinya, kalau kita makan nasi, daging atau sayur berarti kita mengkonsumsi energy surya yang tersimpan di dalamnya. Yang paling berjasa menangkap energy surya adalah petani, peternak dan nelayan. Merekalah yang menyediakan energy tersebut dalam bentuk beras, daging, susu, telor, ikan dan sejenisnya yang nota bene modifikasi dari energy surya. Tapi hidup mereka……?

Pesan: Mari kita posisikan mereka sesuai jasanya. Jasanya lumayan besar.

(98)

85

58

Anak Jujur

Helena anak jujur dan pintar sangat hormat orangtua serta keluarga sederhana. Suatu saat ibunya sakit tidak bisa bekerja. Si gadis ingin sekali membeli buah sebagai rasa hormat kepada sang ibu. Namun, dia tidak punya uang. Ketika dalam perjalanan ke sekolah dia mendapatkan dompet penuh uang milik seorang ayah terjatuh. Helena memungut dompet itu dan dengan jujur mengembalikan kepada lelaki tua tersebut. Lelaki itu sangat terkejut dan menghargai kejujuran gadis cilik dengan memberikan hadiah uang. Helena berterima kasih dan bersyukur karena ia bisa membeli buah untuk ibunya yang sedang sakit.

Pesan: Kejujuran membawa berkah. Jadilah anak jujur.

(99)

Ceritra „Men Brayut‰

Ceritra yang melegenda di masyarakat Bali dari zaman dulu sampai sekarang. Men Brayut adalah sosok seorang ibu melahirkan anak banyak, yaitu 18. Tetapi berkat kegigihannya menghadapi beratnya kehidupan, Men Brayut berhasil memelihara anaknya sampai sukses. Ukuran sukses zaman itu dilihat dari keberhasilan membesarkan anak dan semua berguna bagi masyarakat. Tentu pada zaman sekarang sosok Men Brayut dianggap kurang tepat karena melahirkan anak banyak, apalagi sampai 18. Sedangkan zaman sekarang 2 anak cukup. Jadi yang dilihat dari ceritra Men Brayut lebih sering segi negatif ketimbang positifnya. Walau melahirkan anak sedikit, tetapi tidak dipelihara dengan baik bahkan menjadi beban keluarga dan masyarakat, kenyataan seperti ini juga kurang pas.

Pesan: Peran seorang ibu dan ayah memang berat untuk menghasilkan anak yang berguna bagi keluarga dan masyarakat. Kerja keras pantang mundur ibu.

Referensi

Dokumen terkait

Koordinator BK adalah konselor yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan BK terhadap sejumlah peserta didik. Pelayanan BK

Berdasarkan uraian diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan toksisitas ekstrak daun sirih (Piper betle L.) dan LC 50 ekstrak biji srikaya (Annona squamosa

berasal dari tumbuh-tumbuhan sedangkan lemak pada temperatur kamar berbentuk padat dan umumnya bersumber dari hewan. Indeks minyak dan lemak akan meningkat pada

[r]

Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun gaharu diukur dengan metode pemerangkapan 1,1 - diphenyl- 2 -picrylhidrazyl (DPPH). Pengukuran absorbansi dilakukan

Seluruh pengurus dan pementor yang berkontribusi dalam kegiatan Mentoring AIK Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakata, terimakasih atas kerjasama dan

Penulis melakukan penelitian di Program Studi MRL yang terletak di Gedung FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia Lt. Alasan penulis melakukan penelitian di Prodi MRL

1) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga mampu dan terampil dalam melaksanakan tugasnya dengan baik. 2) Meningkatkan kualitas produk dan pelayanan agar