4.1 Topologi Sistem Kerja Pintu Escalator Atau Lift
Gambar 4.1. Skema Elektrik Pada Pintu Lift
Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan, inverter dengan input tegangan 220VAC mengatur tegangan dan frekuensi untuk keluaran pada motor 3 phasa yang di setting melalui sebuah keyped pada inverter. Sehingga saat menerima perintah dari panel lift (mikrokontroller) output pada inverter yang menggerakkan motor dapat membuka ataupun menutup pintu lift dengan waktu yang sesuai (percepatan dan perlambatannya). Rotary Encoder berfungsi untuk membaca putaran motor dalam bentuk pulsa, sedangkan Limit Switch sebagai pemutus ketika pintu sudah membuka penuh (full open) ataupun menutup penuh (full close)
INPUT POWER 220 V INVERTER 3 PHASA MOTOR 3 PHASA ROTARY ENCODER PINTU LIFT COMMAND FROM MICROCONTOLLER LIFT
4.2 Komponen – Komponen Elektrik Pada Pintu Escalator Atau Lift
Komponen – komponen elektrik yang terdapat pada pintu escalator atau lift yang berfungsi untuk menggerakkan sistem mekanik buka dan tutup pintu pada lift adalah sebagai berikut
Inverter 3 phasa Motor 3 phasa Rotary Encoder
Komponen - komponen diatas saling berkaitan satu sama lain sehingga menghasilkan sistem akselerasi buka dan tutup pintu yang baik, yaitu percepatan dan perlambatannya berjalan dengan baik sesuai jarak pintu yang ada.
4.3 Spesifikasi Komponen Yang Digunakan Pada Sistem Kerja Pintu Elevator Atau Lift
4.3.1 Inverter 1 Phasa
MODEL : NICE-D-A-S0P2
POWER : 200W
INPUT : 1 Phasa AC220V 2.7A 50Hz/60Hz OUTPUT : 3 Phasa AC0V~220V 1.3A 0Hz~99Hz
Spesifikasi
Tabel 4.1. Spesifikasi Inverter
Item Sub-item Technical specification
Performance Control
Max. output freq. 99.00Hz
Speed range 1:50 (magnetic flux vector control), 1:1000(close-loop vector control) Speed precision ±0.5%( magnetic flux vector control),
±0.05%(close-loop vector control) Starting torque 0Hz 180% (close-loop vector control)
1Hz 150% (magnetic flux vector control) Freq. resolution ratio 0.01Hz
Current resolution
Ratio 0.01A
Carrier wave freq. 2K~16K
Main functions
Asynchronous motor : static/dynamic motor tuning
Sync motor: non-load, loaded motor tuning and coder zero position Sync motor: general AB2 coder, open-circuit collector output or push-pull output
Magnetic flux vector control mode: auto torque hoist, manual torque hoist, overexcitation.
Distance control, support direct stop. Door width auto-tuning is available.
Auto demonstrating function is available Obstacle auto- identification function is available
Protection Overload protection, rated current 150% 1 minute protection,180% 1 s protection.
Environmental
Requirements Suitable environment
Inside of a room no direct sunlight,no dust.no corrosive
gases.no combustible gases.oil dust.no reek.salt etc.
Altitude
Normally lower than 1000m. Please de-rate the use if
higher than 1000m.
Ambient temperature -100C ~+400C (de-rate in 400C ~500C )
Humidity < 95%RH, no bead
Vibration < 5.9m/s2(0.6g) Storage temperature -200C~+600C
Cooling method 0.2kW self-cooling.0.4kW and 0.75kW air-cooling
Protection level IP21
Store place Stored in dry and clean place. Conveyance
Can be transported by car , train , plane ,ship in a
standard packing box.
Convey vibration When sin vibration is 9- 200 Hz, 15m/s2(1.5g)
Gambar 4.3. Tampilan Inverter
4.3.2 Motor 3 Phasa
Spesifikasi Motor 3 Phasa
Tabel 4.2. Spesifikasi Motor 3 Phasa
D i m e n s i D i Dimensi Produk
Gambar 4.4. Dimensi motor 3 phase
Three Phase Induction Motor
MODEL IM-050B080A RATTING 1/4 h
RPM 530 POLES 4
FREQ 20 SF 1
VOLTS 80 INS CLASS B
KW 0.05 AMB TEMP 400
FRAME 71 BEARING 6203ZZ
6202ZZ
Power line
Blue Yellow Brown
U V W
4.3.3 Rotary Encoder
Spesifikasi Rotary Encoder
Rotary Encoder E40S6 – 100 – 3 - N – 24 E40S Series
6 Shaft Diameter : Ø 6 mm
100 Pulse/1 Revolution : 100
3 Output phase : A, B, Z
N Output : NPN open collector output
24 Power supply : 12 – 24 VDC ±5%
Dimensi Produk
Gambar 4.6. Coupling/ join bracket
Gambar 4.7. Power line Rotary Encoder
4.4 Mode Inverter
Pada inverter yang digunakan untuk mengontrol sistem kerja pintu elevator atau lift tergolong fleksible, dikarenakan kita bisa menggunakan beberapa pilihan mode untuk aplikasi tersebut, dengan sistem kerja yang sama. Kita dapat menggunakan material spare part tambahan untuk sebagai pelengkap kinerja sistem ini yang tentunya disesuaikan dengan struktur kondisi yang terdapat di lapangan. Atau kita bisa memanfaatkan fasilitas pada inverter itu sendiri dan tidak menggunakan material spare part tambahan.
Mode pada aplikasi inverter itu sendiri terdapat 3 mode, yaitu : Speed control mode
Distance control mode
Pulsa + limit switch mode Full pulse mode
4.4.1 Speed Control Mode
Pada mode ini Inverter hanya menggunakan Limit Switch, yang terdiri dari empat buah. Pada proses pintu membuka ataupun menutup terdapat percepatan dan perlambatan (deceleration and acceleration) yang diatur oleh dua buah Limit Switch, dimana kedua titik (penempatan) Limit Switch sebagai batas untuk perlambatan atau percepatan. Dan juga menggunakan dua buah Limit Switch sebagai batas buka atau batas tutup pintu elevator atau lift, yang digunakan untuk memutuskan perintah.
Dibawah ini adalah wiring (isnstalasi) untuk mode speed control pada inverter.
Gambar 4.8. Wiring untuk mode speed control system pada inverter
Pada sistem ini terdiri dari beberapa output dan juga input, dimana input inverter itu sendiri teridi dari :
Input Power Command Limit Signal
Deceleration Signal
Untuk output Inverter itu sendiri terdiri dari Relay, dimana masing-masing relay bisa kita manfaatkan sesuai kebutuhan diantaranya yaitu sebagai indikator pintu lift terbuka ataupun tertutup, ataupun sebagai indikator error jika sistem ini tidak bekerja.
Pada mode ini terdiri dari dari dua sistem yaitu :
Pulsa + Limit Switch Mode
Pada mode ini Inverter menggunakan Rotary Encoder dan juga Limit Switch, dimana pada proses pintu membuka ataupun menutup terdapat percepatan dan perlambatan (deceleration and acceleration) yang diatur oleh Inverter melalui pembacaan putaran motor (pulsa) pada Rotary Encoder. Dan juga menggunakan Limit Switch sebagai batas buka atau batas tutup pintu elevator atau lift, yang digunakan untuk memutuskan perintah.
Gambar 4.9. Gambar wiring untuk mode distance control system (Pulse/ Rotary Encoder dan Limit Switch) pada inverter.
Seperti halnya dengan menggunakan Rotary Encoder dan Limit Switch, pada sistem ini hanya menggunakan Rotary Encoder dimana fungsi Limit Switch itu sendiri memanfaatkan fasilitas yang terdapat pada Inverter yaitu dengan mengkondisikan Rotary Encoder sebagai Limit Switch, dengan memanfaatkan putaran (pulsa) pada motor yang dibaca oleh Rotary Encoder, sehingga pada putaran tertentu sebagai Limit untuk menghentikan putaran motor atau memutuskan perintah menutup ataupun membuka.
Penggunaan Rotary Encoder disesuaikan dengan spesifikasi dari Inverter dan juga Motor yang ada, sehingga didapat spesifikasi Rotary Encoder yang sesuai dengan sistem kerja.
Gambar 4.10. Gambar wiring untuk mode distance control system (Full Pulse) pada inverter
Pada kecepatan motor untuk membuka ataupun menutup pintu diatur didalam Inverter, dimana pengaturan itu yang akan mempengaruhi kecepatan pintu lift, sehingga didapati pintu lift saat membuka ataupun menutup menjadi halus (smoth) dan tidak membahayakan bagi pengguna lift itu sendiri.
Pada pengaturan kecepatan motor, sinyal kontak (travel switch) pada pintu lift diatur dengan posisi seperti dibawah ini :
Gambar 4.11. Sketsa pengaturan kecepatan
Berdasarkan gambar diatas bisa kita lihat, bahwa ketika mendapatkan perintah untuk membuk pintu, selama pintu lift membuka terdiri dari perlambatan kecepatan pintu lift kemudian dihentikan oleh limit switch yang membatasi buka ataupun tutup pintu lift, begitu juga pada saat mendapatkan perintah untuk menutup pintu lift.
l
Gambar 4.12. Control jarak pintu pada saat keadaan membuka
Ketika mendapati perintah pintu untuk membuka, mesin pintu mempercepat kecepatan kerjanya ke titik F300, kemudian berjalan konstan pada kecepatan rendah. Tahapan ini termasuk pada tahapan kecepatan rendah.
Selama pintu membuka, dan berada pada jarak titik F604 (lebar pintu), mesin pintu berubah kecepatan menjadi kecepatan tinggi (F303), dengan waktu percepatan pada titik F304, kemudian berjalan pada kecepatan konstan. Tahapan ini berada pada kecepatan tinggi.
Ketika jarak pintu membuka mencapai titik F605 (lebar pintu), mesin pintu bergerak mencapai titik F305, dengan waktu perlambatan pada titik F306. Setelah itu perlambatan berjalan konstan, dan tahapan pintu membuka dengan kecepatan rendah pun selesai.
Ketika pintu membuka dan mencapai jarak pulsa pada titik F606 (lebar pintu), mesin pintu bergerak membuka dengan kecepatan rendah sampai dengan selesai, kemudian rotor mengunci dengan torsi pada titik F308. Proses memuka pintu pun selesai.
Kemudian pada saat perintah membuka pintu telah selesai, torsi pada kondisi pintu membuka pun telah selesai pula.
Pengaturan : Pemilihan kurva pintu saat membuka (F506), kurva percepatan dan perlambataan.
Gambar 4.13. Control jarak pintu pada saat keadaan menutup
Proses control door motor pada saat pintu menutup :
Ketika muncul perintah menutup pintu, mesin pintu bergerak menutup dengan kecepatan pada titik F400, kemudian bergerak pada kecepatan konstan, tahapan ini adalah menutup pada keceptan rendah.
Selama pintu menutup, dan berada pada jarak titik F607 (lebar pintu), mesin pintu berubah kecepatan menjadi kecepatan tinggi (F403), dengan waktu percepatan pada titik F404, kemudian berjalan pada kecepatan konstan. Tahapan ini berada pada kecepatan tinggi.
Ketika jarak pintu menutup mencapai titik F608 (lebar pintu), mesin pintu bergerak mencapai titik F405, dengan waktu perlambatan pada titik F406. Setelah itu perlambatan berjalan konstan, dan tahapan pintu menutup dengan kecepatan rendah pun selesai.
Ketika pintu menutup dan mencapai jarak pulsa pada titik F609 (lebar pintu), mesin pintu bergerak menutup dengan kecepatan rendah sampai dengan selesai, kemudian rotor mengunci dengan torsi pada titik F408. Proses pintu menutup penuh pun selesai.
Kemudian pada saat perintah menutup pintu telah selesai, torsi pada kondisi pintu menutup pun telah selesai pula.
Pengaturan : Pemilihan kurva pintu saat menutup (F511), kurva percepatan dan perlambataan.
4.6 Setting Parameter Inverter
Untuk mendapatkan putaran motor dengan torsi yang diinginkan, kita perlu melakukan setting parameter pada beberapa grup fungsi yang terdapat di dalam Inverter. Beberapa group fungsi pada sebuah Inverter yang perlu dimasukan parameternya, antara lain :
F0, Basic function parameter F1, Motor parameter
F2, Performance control parameter F3, Open door run parameter F4, Close door run parameter
F5, Open/ close door auxiliary parameter F6, Distance control parameter
F7, Demonstrating function parameter F8, Auxiliary parameter
F9, I/ O terminal function parameter FA, Display & error parameter FF, Factory parameter
FP, User parameter
Dalam hal ini kita akan membahas beberapa parameter saja untuk mendapatkan buka/ tutup pintu Lift yang baik. Berdasarkan kurva yang telah dijelaskan sebelumnya dapat kita lakukan input parameter sesuai fungsinya.
F1 (Motor Parameter)
Tabel 4.3. Motor Parameter
Function Code Name Setting Range Setting
F1 – Motor Parameter
F100 Motor type selection 0 : Asynchronous motor
1 : sync motor 0
F101 Motor rated power 0 ~ 750 W 050
F102 Motor rated voltage 0 ~ 250 V 080
F103 Motor rated current 0.10 A ~ 99.00 A 0.95 F104 Motor rated freq. 1.00 Hz ~ 99.00 Hz 20.00
rotation speed
F106 Stator phase resistance 0,00 ~ 99.99 Ω 10.50 F107 Asynchronous motor rotor
phase resistance 0,00 ~ 99.99 Ω 3.94 F108 Asynchronous motor leakage
inductance 0 ~ 99.99 mH 30.01
F109 Asynchronous motor mutual
inductance 0 ~ 99.99 mH 506.1 F110 Asynchronous motor non-load excitation current 0,00 ~ 99.99 A 00.38 F111 Sync motor D-axis inductance 0 ~ 999.9 mH 030.0 F112 Sync motor Q-axis inductance 0 ~ 999.9 mH 030.0 F113 Sync motor invers-EMF
coefficient 0 ~ 250 220
F114 Sync motor coder zero
position 0 ~ 359.9 00.00
F115 Actual angle of sync motor 0 ~ 359.9 349.4
F116 Motor auto-tuning 0 ~ 5 0
F2 (Performance Control Parameter)
Tabel 4.4. Performance Control Parameter
Function Code Name Setting Range Setting
F2 – Motor Parameter
F200 Speed loop proportional
gain 1 0 ~ 100 015
F201 Speed loop integration time
F202 Switching freq. 1 0.00 ~ F205 05.00 F203 Speed loop proportional
gain 2 0 ~ 100 015
F204 Speed loop integration time
2 0.01 ~ 10.00 s 1.00
F205 Switching freq. 2 F202 ~ F003 10.00
F206 Current loop proportional
gain 10 ~ 500 120
F207 Current loop integral gain 10 ~ 500 050 F208 Slip compensation coefficient 50% ~ 200% 100 F209 Inertia compensation 0 ~ 9999 00.00 F210 Torque ascension 0 ~ 30% 08.0 F211 Sync machine initial position interference mode 0 ~ 200 064 F212 Synchronous machine that position at the beginning of that way 0 ~ 2 1 F213 feedback Speed filtering level 0 ~ 20 00
F214 Speed feedback filtering level 1 –9999 0100 F215 Encoder pulse direction
choosing
0 : positive
1 : reverse 0
F3 (Open Door Run Parameter)
Function Code Name Setting Range Setting F3 – Open Door Run Parameter
F300 Open door startup low speed setting 0.00 ~ F303 05.00 F301 Open door startup acceleration time 0.1 ~ 999.9 s 000.5 F302 Speed control open door startup low speed run time
0.1 ~ 999.9 s
001.0
F303 High speed set
to open the door 0.00 Hz ~ F104 17.00
F304 Open door
acceleration
time 0.1 ~ 999.9 s
00.10
F305 Open door end
low speed setting 0.00 ~ F303 03.00 F306 Open door deceleration time 0.1 ~ 999.9 s 001.5 F307 Open door locked – rotor to torque holding switch point setting 0.0% ~ 150.0% motor rated torque
050.0
F308 Open door
arrival torque
holding 0.0% ~ F307
050.0
F309 Open the door
blocked torque 0.0% ~ 150% rated torque motor 080.0
F310 Start torque to
open the door 0.0% ~ 150% rated torque motor 0
F311 Open the door
blocked judgement of time
0 --- 9999 ms
0
F312 Open the door
in place low
speed setting 00 Hz ~ F303
F4 (Close Door Run Parameter)
Tabel 4.6. Close Door Run Parameter
Function Code Name Setting Range Setting
F4 – Close Door Run Parameter
F400 Close-door startup low
speed setting 0.00 ~ F403 06.00 F401 Door-clsoing start acceleration time 0.1 ~ 999.9 s 001.0 F402 Speed control door-closing start low-speed run time 0.1 ~ 999.9 s 001.0 F403 Door-closing highspeed setting 0.00 ~ F404 12.00 F404 Door-closing acceleration time 0.1 ~ 999.9 s 001.0
F405 Door-closing end low-speed
setting 0.00 ~ F403
04.00
F406 Door-closing deceleration
time 0.1 ~ 999.9 s
001.5 F407 Door-closing lowspeed setting 0.0 Hz ~ F403 03.00 F408 Door-closing lowspeed run
time 1 ~ 9999 ms
03.00 F409 Skate withdraw speed setting 0.00 Hz ~ F403 02.00
F410 Skate withdraw run time 1 ~ 9999 0500
F411 Door-closing torque switching point setting
0.0 % ~ 150.0% Rated torque motor
050.0 F412 Close door arrival torque 0.0% ~ F411 030.0
holding
F413 Door-closing blocked torque 0.0% ~ 150% Reted torque motor 100.0
F414 Closed blocked working mode
0 ~ 1
0 : close the door blocked to stop immediately 1 : close the door open again thwarted
1
F415 Door-closing blocked judging
time 0 --- 9999 ms
0500
F416 Fire emergency closing high
speed setting 5.0 Hz ~ F104
10.00 F417 Door-close hispeed setting F418 ~ F104 12.00 F418 Door-close blocked
lowspeed setting 0.00 Hz ~ F104
02.00
F419 High-speed blocked torque
setting 0.00 ~ 150%
100.0
F420 Low-spped blocked torque
setting 0.00 ~ 150%
100.0
F5 (Open / Close Door Auxiliary Parameter)
Tabel 4.7. Open / Close Door Auxiliary Parameter
Function Code Name Setting Range Setting
F5 -Open / Close Door Auxiliary Parameter)
F500 Abnormal deceleration
time 0.1 ~ 5.0 s 0.3
F501 Door open time limit 0 ~ 999.9 s 00.00
F502 Door closing time limit 0 ~ 999.9 s 00.00 F503 Slow speed run time limit 0 ~ 999.9 s 000.0 F504 External open command delay 0 ~ 999.9 s 002.0
time
F505 External close command delay
time 0 ~ 999.9 s 002.0
F506 Door-open curve selection
0 ~ 1 0 : straight line acceleration/ deceleration 1 : S curve acceleration/ deceleration 1 F507 Open-door acceleration S curve initial time 10% ~ 50.0% (acceleration/deceler ation time) (initial stage + ascend stage ≤90%)
20.0
F508 Open-door acceleration S curve hoist time
10% ~ 80.0% (acceleration/deceler ation time) (initial stage + ascend stage ≤90%) 60.0 F509 Open-door deceleration S curve initial stage time 10% ~ 50.0% (acceleration/deceler ation time)(initial stage + ascend stage ≤90%) 20.0 F510 Open-door deceleration S curve descend stage time 10% ~ 80.0% (acceleration/deceler ation time)(initial stage + ascend stage ≤90%)
60.0
F511 Close door curve selection
0 ~ 1 0 : straight line acceleration/ deceleration 1 : S curve acceleration/ deceleration 1 F512 Cpen-door accceleration S curve initial stage time 10% ~ 50.0% (acceleration/deceler ation time)(initial stage + ascend stage 90%)
20.0
acceleration S curve ascend stage time
(acceleration/deceler ation time)(initial stage + ascend stage 90%) F514 Close-door deceleration S curve initial stage time 10% ~ 50.0% (acceleration/deceler ation time)(initial stage + ascend stage 90%) 20.0 F515 Door width auto-tuning function selection 10% ~ 80.0% (acceleration/deceler ation time)(initial stage + ascend stage 90%)
60.0
4.7 Sistem Kerja Pintu Escalator Atau Lift
Prinsip kerja pintu Escalator atau Lift pada dasarnya bekerja berdasarkan pengaturan frekuensi dan tegangan pada sebuah Inverter, sehingga mendapatkan kinerja motor dengan putaran dan torsi yang diinginkan untuk selanjutnya motor menggerakkan pintu Lift.
Berikut adalah flow chart dari cara kerja pintu Escalator atau Lift ketika mendapatkan perintah dari control system.
SYSTEM CONTROL COMMAND DOOR OPEN COMMAND DOOR CLOSE COMMAND INVERTER SIRKUIT CONVERTER SIRKUIT INVERTER
DOOR OPEN DOOR CLOSE
DOOR MOTOR START (DOOR MECHANIC) INVERTER SIRKUIT CONVERTER SIRKUIT INVERTER DOOR OPEN LIMIT DOOR CLOSE LIMIT DOOR OPEN LIMIT DOOR CLOSE LIMIT DOOR MOTOR STOP FINISH SWITCH OFF COMMAND
INVERTER DECELERATION PROCESS MOTOR ROTARY ENCODER DOOR OPEN DOOR CLOSE
Gambar 4.15. Flowchart Rotary Encoder pada pintu Escalator atau Lift
Inverter mendapatkan input power sebesar 220 VAC dari sistem control, sehingga Inverter selalu dalam keadaan menyala (standby). Ketika sistem control mengirimkan sinyal perintah (command), yaitu perintah untuk membuka ataupun menutup pintu lift (door close command/ door open command), bersamaan dengan itu Inverter langsung bekerja. Inverter mengolahnya dengan dua tahapan, tahapan pertama yaitu melewati Sirkuit Converter, dimana pada tahapan ini daya komersial AC (bolak balik) diubah menjadi DC (searah). Pada tahapan ini selain mengubah daya komersial AC menjadi DC, juga menghilangkan ripple akibat penyearahan yang akan dilakukan oleh dioda-dioda pada sirkuit converter dengan menggunakan kapasitor penghalus.
Kemudian pada tahapan berikutnya adalah melewati tahapan Sirkuit Inverter, pada tahapan ini tegangan DC dari Sirkuit Converter merupakan sumber tegangan untuk transistor-transistor yang terdapat di Sirkuit Inverter,. Transistor-transistor ini mempunyai fungsi utama yaitu sebagai saklar-saklar
untuk mengatur frekuensi keluaran Inverter yang beragam, semua diatur melalui parameter yang telah kita masukan atau kita setting sesuai hasil yang diinginkan pada sebuah keluaran Inverter. Pada tahapan ini juga untuk mengubah kembali tegangan DC menjadi tegangan AC yaitu dengan memanfaatkan transistor-transistor yang bertindak sebagai saklar untuk membentuk tegangan bolak-balik. Setelah melewati kedua tahapan ini lalu menjadi sebuah keluaran pada Inverter yang dihubungkan pada sebuah Motor, Motor bergerak dengan kecepatan dan torsi yang sudah diatur melalui sebuah Inverter. Motor tersebut menggerakan pintu Lift dengan kerja mekanik yang terdapat pada pintu Lift tersebut.
Ketika sistem control memberikan perintah untuk membuka pintu (door open command), pintu Lift langsung membuka dengan kecepatan rendah, kecepatan tinggi, dan perlambatan sampai dengan pintu terbuka penuh (full open). Pada proses ini pintu Lift memanfaatkan Rotary Encoder sebagai Limit atau sebagai batas untuk pintu Lift membuka penuh (full open) dengan cara membaca putaran Motor dalam bentuk pulsa. Limit ini (Rotary Encoder) berfungsi untuk memutuskan perintah yang datang dari sistem control dengan cara memberikan perintah melalui Inverter ke sistem control dengan memanfaatkan relay yang terdapat di Inverter. Pada saat Limit full open aktif, relay yang terdapat di output Inverter pun aktif , dimana relay tersebut dimanfaatkan untuk perintah masukan pada control sistem yang member sinyal atau tanda kepada control sistem bahwa limit full open sudah aktif, yang artinya adalah pintu Lift tersebut sudah membuka penuh (full open). Sehingga control sistem langsung memutuskan perintah membuka pintu (door open command) ke Inverter.
Sama halnya dengan perintah membuka pintu (door open command), ketika sistem control memberikan perintah untuk menutup pintu (door close command), pintu Lift langsung menutup dengan kecepatan rendah, kecepatan tinggi, dan perlambatan sampai dengan pintu tertutup penuh (full close). Pada proses ini pintu Lift memanfaatkan Rotary Encoder sebagai Limit atau sebagai
batas untuk pintu Lift menutup penuh (full close) dengan cara membaca putaran Motor dalam bentuk pulsa. Limit ini (Rotary Encoder) berfungsi untuk memutuskan perintah yang datang dari sistem control dengan cara memberikan perintah melalui Inverter ke sistem control dengan memanfaatkan relay yang terdapat di Inverter. Pada saat Limit full close aktif, relay yang terdapat di output Inverter pun aktif , dimana relay tersebut dimanfaatkan untuk perintah masukan pada control sistem yang memberi sinyal atau tanda kepada control sistem bahwa limit switch close open sudah aktif, yang artinya adalah pintu Lift tersebut sudah menutup penuh (full close). Sehingga control sistem langsung memutuskan perintah menutup pintu (door close command) ke Inverter.