• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manfaat e government

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Manfaat e government"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PERANAN ADMINISTRASI PUBLIK

TERHADAP PEMERINTAHAN

Disusun oleh :

KELOMPOK II

M. WAHYUDDIN SUDARSONO A. TAUFIQ YUSUF ANDREAS BOKA M. ILHAM ANUGRAH BAYU

ARNA YUSIANA FEBRIANTI HARVINA SYAHRUDDIN RASDIANA MUSTIKA RIHADINI A. AMALIA ARIFUDDIN DEWI SARTIKA YUNUS RANI FERLIKA PASANG

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2009

(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini sebagaimana mestinya.

Makalah ini merupakan salah satu kompetensi dasar bagi Mahasiswa tentang Administrasi Publik. Adapun judul yang kami bawakan yaitu ”Peranan Administrasi Publik dalam Pemerintahan”.

Dalam penulisan Makalah ini penulis menemukan kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan terutama kurangnya bahan bacaan sehingga Makalah ini jauh dari kesempurnaan yang diinginkan. Namun semuanya itu merupakan kesan suka duka yang tak mudah terlupakan dan menjadi pengalaman yang sangat berharga. Maka sehubungan dengan penyusunan Tugas ini apabila ada kekurangan atau kesalahan, hal itu tidaklah terlepas dari batasan ilmu pengetahuan yang dimiliki penulis, maka benarlah pepatah berbunyi :

“Tak Ada Gading Yang Tak Retak”

Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. Akmal , sebagai Dosen Ilmu Administrasi di Unhas yang memberikan arahan dan pengetahuan tentang Administrasi dan Manajemen.

2. Adnan Nasution, S.Sos.,M.Si, sebagai Dosen Administrasi Publik yang telaha memberikan wawasan mengenai mata kuliah tersebut.

(3)

3. Keluarga yang senantiasa memanjatkan doa kepada Allah SWT demi tercapainya kesuksesan penulis dan tak henti-hentinya memberikan batuan moril dan materil.

Sebagai penulis, saya juga sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun kepada lapisan masyarakat terutama dari para rekan-rekan pembaca. Demi kesempurnaan makalah berikutnya.

Kiranya Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal, atas segala bantuan yang telah diberikan sehubungan dengan penyusunan Makalah ini.

Makassar, ………...2009

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang `... 1

B. Rumusan Masalah ... 1

C. Tujuan Penulisan ... 2

D. Manfaat Penulisan ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

A. Pelayanan Publik ... 3

B. E-Government ... 4

C. Perumusan Kebijakan Pemerintah ... 6

BAB II PEMBAHASAN ... 9

A. Kasus Administrasi Publik sebagai Pelayanan Publik . 9 B. Kasus Administrasi Publik terhadap Birokrasi... 10

C. Kasus Administrasi Publik sebagai perumus Kebijakan Publik ... 11

BAB III PENUTUP ... 12

A. Kesimpulan ... 12

(5)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembaharuan administrasi merupakan salah satu determinan penting dalam sistem administrasi publik yang berperan melakukan proses transformasi nilai yang terarah pada pencapaian tujuan pemerintahan. Penyelenggaraan pemerintahan negara harus dilaksanakan dengan visi yang jelas dan menerapkan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik. Tugas pemerintah dalam proses pembangunan bangsa demikian kompleks yang meliputi berbagai dimensi kehidupan dan melibatkan seluruh masyarakat bangsa dengan beragam latar belakang sosial budaya dan ekonomi sehingga memerlukan sistem dan proses manajemen pemerintahan yang handal. Revitalisasi dan pembangunan sektor publik dewasa ini diarahkan untuk mewujudkan birokrasi publik yang mampu mengelola tugas pemerintahan dan pembangunan secara efisien, efektif, responsif dan bertanggung jawab

.Reformasi administrasi publik diarahkan pada pelaksanaan keseluruhan fungsi-fungsi manajemen pemerintahan yang didasarkan pada kebutuhan bagi peningkatan kecepatan efektivitas dan mutu pelayanan sesuai dengan dinamika kemajuan masyarakat dan tantangan pembangunan. Administrasi publik yang kuat juga mempunyai makna

(6)

memiliki kredibilitas dan akuntabilitas dalam pemecahan berbagai permasalahan pemerintahan yang semakin kompleks secara mendasar dan berkesinambungan, terutama dalam upaya mewujudkan peningkatan

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat ditarik permasalahan yaitu :

1. Bagaimana Peranan Pemerintah dalam pelayanan publik ?

2. Apakah fungsi dari Administrasi publik terhadap penentuan kebijakan pemerintah ?

3. Bagaimana hubungan antara Administrasi publik dengan implementasi kebijakan ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Peranan Pemerintah dalam pelayanan publik. 2. Untuk mengetahui fungsi dari Administrasi publik terhadap penentuan

kebijakan pemerintah.

3. Untuk mengetahui hubungan antara Administrasi publik dengan implementasi kebijakan.

D. Manfaat Penulisan

1. Memberikan wawasan kepada mahasiswa mengenai peranan dari administrasi publik terhadap pengambilan kebijakan untuk pelayanan kepada masyarakat (publik)

(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pelayanan Publik

Ada beberapa pengertian tentang Pelayanan, antara lain :

Pelayanan merupakan serangkaian kegiatan, karena itu pelayananuga

merupakan suatu proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat (Munir, 2000; 17). Yang dimaksud pelayan umum adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pihak lain yang ditujukan guna memenuhi kepentingan orang banyak Menurut Ahmad Batinggi (1999; 12) Pelayanan

Umum dapat diartikan sebagai perbuatan atau kegiatan yang dilakukan oleh

pemerintah untuk mengurus hal-hal yang diperlukan masyarakat/ khalayak umum. Dengan demikian, pelayanan yang baik dan berkualitas adalah pelayanan yang cepat, menyenangkan, tidak mengandung kesalahan, mengikuti prosedur yang telah ditetapkan Masih banyak pengertian pelayanan yang dikemukakan oleh beberapa pakar, diantaranya Fandi Ciptono dan lain-lainnya.

Pelayanan publik yang profesional, artinya pelayanan publik yang dicirikan oleh adanya akuntabilitas dan responsibilitas dari pemberi layanan (aparatur pemerintah). Dengan ciri sebagai berikut :

1. Efektif, lebih mengutamakan pada pencapaian apa yang menjadi tujuan dan sasaran.

(8)

2. Sederhana, mengandung arti prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan secara mudah, cepat, tepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan oleh masyarakat yang meminta pelayanan.

B. E-Government

E-government adalah penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk administrasi pemerintahan yang efisien dan efektif, serta memberikan pelayanan yang transparan dan memuaskan kepada masyarakat. Semua organisasi pemerintahan akan terpengaruh oleh perkembangan e-government ini. E-government dapatlah digolongkan dalam empat tingkatan. Tingkat pertama adalah pemerintah mempublikasikan informasi melalui website. Tingkat kedua adalah interaksi antara masyarakat dan kantor pemerintahan melaui e-mail. Tingkat ketigaadalah masyarakat pengguna dapat melakukan transaksi dengan kantor pemerintahan secara timbal balik. Level terakhir adalah integrasi di seluruh kantor pemerintahan, di mana masyarakat dapat melakukan transaksi dengan seluruh kantor pemerintahan yang telah mempunyai pemakaian data base bersama.

“E-Government refers to the use by government agencies of information

technologies (such as Wide Area Networks, the Internet, and mobile computing) that have the ability to transform relations with citizens, businesses, and other arms of government.” (Bank Dunia)

(9)

1. Manfaat E-Government

a. Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya (masyarakat, kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam hal kinerja efektivitas dan efisiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara;

b. Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good Governance di pemerintahan (bebas KKN);

c. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang dikeluarkan pemerintah maupun stakeholdernya untuk keperluan aktivitas sehari-hari;

d. Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan;

e. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan global dan trend yang ada; dan

f. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis.

(10)

C. Perumusan Kebijakan Pemerintah

Proses perumusan kebijakan merupakan aktivitas yang bersifat politis, teknokratis dan (seharusnya) partisipatif. Proses ini meliputi tahapan yang saling terkait dan diatur menurut urutan waktu, yakni formulasi kebijakan, proses penganggaran dan penetapan kebijakan, implementasi kebijakan, dan pertanggungjawaban kebijakan.

Untuk mengetahui apakah suatu kebijakan betul-betul sudah memihak kepada publik dapat dilihat dari sejauh mana kebijakan tersebut mengadopsi prespektif hak dasar. Sebab, pendekatan berbasis hak (right base approach) berimplikasi pada cara pandang terhadap hubungan negara dan masyarakat, khususnya masyarakat miskin, di mana negara berkewajiban memenuhi hak-hak tersebut secara bertahap dan progresif.

Pemenuhan hak-hak dasar tersebut meliputi hak atas pangan, hak atas layanan kesehatan, hak atas layanan pendidikan, hak atas pekerjaan dan berusaha, hak atas perumahan, hak atas air bersih dan aman serta sanitasi yang baik, hak atas tanah, hak atas sumber daya alam dan lingkungan hidup, hak atas rasa aman, dan hak untuk berpartisipasi.

Akhirnya, penerapan tata pemerintahan yang baik (good governance) memang harus memposisikan warga negara sebagai aktor yang aktif dalam semua proses politik kepemerintahan, termasuk pembuatan kebijakan publik. Untuk itu, partisipasi politik warga harus

(11)

diberi ruang yang luas, bukan hanya terbatas pada saat pemilu (partisipasi lima tahunan), akan tetapi juga dalam setiap perumusan, implementasi dan pertanggungjawaban kebijakan publik (partisipasi politik sehari-hari). Tentu saja prasyarat utamanya adalah tersedianya mekanisme dalam struktur formal kepemerintahan yang transparan, partisipatif, dan akuntabel.

Tahap-tahap dalam perumusan kebijakan ada empat yaitu sebagai berikut :

1. Perumusan masalah (Defining problem)

Mengenali dan merumuskan masalah merupakan langkah yang paling fundamental dalam perumusan kebijakan dengan, maka masalah-masalah publik harus dikenali dan didefinisikan dengan baik pula. 2. Agenda kebijakan

Tidak semua masalah publik akan masuk ke dalam agenda kebijakan. Masalah-masalah tersebut saling berkompetisi antara satu dengan yang lain. Hanya masala-masalah tertentu yang pada akhirnya akan masuk kedalam agenda kebijakan. satu masalah yang masuk dalam agenda kebijakan harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Seperti apakah masalah tersebut mempunyai dampak yang besar bagi masyarakat dan membutuhkan penanganan yang harus segera dilakukan.

(12)

3. Pemilihan alternatif kebijakan untuk memecahkan masalah.

Pada tahap ini perumus kebijakan akan berhadapan dengan alternatif-alternatif pilihan kebijakan yang dapat diambil untuk memecahkan masalah tersebut. Pada tahap ini para perumus kebijakan akan dihadapkan pada pertarungan kepentingan antara berbagai aktor yang terlibat dalam perumusan kebijakan. maka pilihan kebijakan akan didasarkan kompromi dan negoisasi yang terjadi antara aktor yang berkepentingan dalam pembuatan kebijakan tersebut.

4. Penetapan kebijakan

Tahap akhir ini yakni pembentukan kebijakan dimana untuk menetapkan kebijakan yang dipilih tersebut agar mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. Penetapan kebijakan dapat berbentuk berupa undang-undang, yurisprudensi, keputusan presiden, keputusan-keputusan menteri dan lain-lain.

(13)

BAB III PEMBAHASAN

A. Kasus Administrasi Publik Sebagai Pelayanan Publik

Menurut W. Riawan Tjandra dkk, ada tiga level pembahasan dalam kerangka meningkatkan pelayanan publik,

pertama kebijakan (peraturan perundang-undangan), apakah

kebijakan dalam pemberian pelayanan publik sudah benar-benar ditujukan untuk kepentingan masyarakat; kedua, kelembagaan, apakah lembaga-lembaga yang dibentuk oleh pemerintah daerah sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau hanya berdasar pada kebutuhan eksistensi lembaga-lembaga di daerah agar tidak dilakukan likuidasi lembaganya termasuk juga kepentingan-kepentingan politis yang sangat kental terutama ketika masuk dalam pembahasan di tingkat legislatif; ketiga, sumber daya manusia, apakah sumber daya manusia yang memberikan pelayanan juga memerlukan kecakapan-kecakapan tertentu.

Birokrasi kelurahan dan kecamatan sebagai leading sector dalam pemberian layanan administrasi memiliki andil yang cukup besar dalam melayani masyarakat. Implementasi pemberian layanan di lapangan seringkali menyisakan keresahan dan keluhan yang dialami masyarakat ketimbang kepuasan. Kasus di beberapa kelurahan misalnya, ketika mengurus pembuatan KTP di tingkat kelurahan harus melampirkan persyaratan tanda lunas pembayaran

(14)

PBB, padahal bukan merupakan syarat mendapatkan KTP, kenapa hal itu terjadi contoh kecil kasus diatas merupakan bentuk pelayanan yang tidak efektif, seharusnya hal-hal demikian tidak perlu terjadi dan terulang. Pemborosan baik dari sisi biaya, waktu maupun kerumitan dalam mendapatkan pelayanan pun terjadi dalam kasus ini. Sistem budaya birokrasi daerahtidak lepas dari pengaruh unsur-unsur budaya daerah. Birokrasi pemerintahan di Jawa Timur,menggunakan bahasa, idiom atau simbol-simbol budaya Jawa Timur dalam beberapa aspek. Seperti filosofi etnis jawa ”alon-alon asal kelakon” (pelan-pelan asal tercapai) merupakan salah satu nilai yang tidak sesuai dengan ciri birokrasi modern. Kalau ada hari esok, untuk apa harus diselesaikan sekarang. Kalau bisa dipersulit, mengapa di permudah. Jika bisa dibuat lama, mengapa harus dipercepat. Nilai-nilai semacam ini seringkali muncul dari nilai-nilai kedaerahan yang kurang menunjang keberlangsungan sistem birokrasi. Kondisi pelayanan publik yang

diberikan pemerintah belum sepenuhnya berpihak kepada publik. Bermacam kepentingan seperti halnya kepentingan kapital, kepentingan politik, sangat mempengaruhi kebijakan layanan yang diberikan.

B. Kasus Administrasi Publik terhadap Birokrasi

Dalam pemahaman teori Governance teori yang mencoba menjelaskan secara makro proses-proses perubahan dalam

(15)

kepemerintahan, krisis ini disebabkan oleh masih kuatnya hegemoni negara, ditandai oleh dominannya pengaruh negara atas segala aspek kehidupan, termasuk urusan pelayanan publik (yang dari waktu ke waktu semakin kompleks). Akibatnya, negara terjebak dalam situasi dilematis, menjadi terlalu besar untuk urusan-urusan kecil, menjadi terlalu kecil untuk urusan-urusan yang besar. Akar persoalannya, masih menurut teori Governance, terletak pada model pemerintahan yang kini berlaku, dengan ciri khasnya antara lain, struktur yang vertikal, birokrasi yang kental dan wataknya yang intervensions. Model pemerintahan (tradisional) seperti ini temyata tidak mampu mengadaptasikan dirinya dengan lingkungan.

Model birokrasi yang traditional yang berbelit-belit akan mempersulit masyarakat (publik) untuk memperoleh pelayanan. Dengan adanya e-governance akan mempermudah para birokrat dalam pelayanannya dan transparan dalam proses kegiatan pemerintah daerah dan kota.

C. Kasus Administrasi Publik sebagai perumus kebijakan publik.

Baru-baru ini pemerintah mengeluarkan kebijakan larangan penetapan tarif gratis ke semua operator, kepada semua perusahaan operator HP di Indonesia ini menunjukkan salah satu peran administrasi publik sebagai perumus kebijakan publik. Hal ini dilakukan pemerintah

(16)

karena adanya potensi monopoli oleh operator yang menetapkan tarif gratis ke semua operator.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Dalam membicarakan perumusan kebijakan publik adalah penting untuk melihat siapakah aktor-aktor yang terlibat dalam perumusan kebijakan tersebut. Setelah masalah-masalah publik diidentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah bagaimana kebijakan publik harus dirumuskan. Dalam tahap seperti ini maka mengetahui siapa yang terlibat dalam perumusan kebijakan publik merupakan ini karena esensial. Hal ini karena siap aktor yang terlibat dalam perumusan kebijakan publik akan menentukan seperti apakah kebijakan publik tersebut akan dirumuskan. Bagaimana masalah publik didefinisikan akan sangat bergantung pada siapa yang merumuskan kebijakan tersebut dan pada akhirnya, akan menentukan bagaimana kebijakan publik tersebut dirumuskan. Sementara itu, aktor-aktor yang terlibat dalam perumusan kebijakan dapat dibedakan menjadi aktor-aktor resmi dan aktor-aktor tidak resmi. Aktor-aktor resmi

(17)

meliputi : presiden (eksekutif), legislatif, yudikatif, dan agen-agen pemerintah (birokrasi). Mereka dikatakan resmi karena mempunyai kekuasaan yang secara sah diakui oleh konstitusi dan mengikat. Sebaliknya, aktor-aktor yang lain dikatakan tidak resmi karena tidak mempunyai wewenang yang sah, seperti misalnya partai-partai politik, warganegara individu dan kelompok-kelompok kepentingan.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Budi Winarno. 2007. Kebijakan Publik Teori & Proses. Yogyakarta. Media Pressindo.

Sumber Media :

1. http://www.google.co.id . Laporan hasil riset tuntas. Diakses pada tanggal 26 April 2009.

Referensi

Dokumen terkait

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa permainan real-time strategy dalam lingkup strategi yang digunakanya dapat dimodelkan menjadi sebuah decision tree yang membantu

Sebaran contoh menurut kategori z-score anak dan pengetahuan, sikap serta praktik gizi ibu/pengasuh dapat dilihat pada Tabel 25 Sebesar 38.9% ibu/pengasuh dengan pengetahuan gizi

Dalam peristilahan ‘terumbu karang’, “karang” yang dimaksud adalah koral, sekelompok hewan dari ordo Scleractinia yang menghasilkan kapur sebagai

Pada implementasi kebijakan KTSP di Kota Lubuklinggau ini, implementor meliputi aparatur Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan, aparatur Dinas Pendidikan Kota

Kemungkinan perang demikian - seperti halnya di Libia - akan menjadi suatu perang udara (Bld.:luchtoorlog), karena AS setelah kampanye yang sangat berat di Irak mengetahui bahwa

LAPORAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI Per 31 Mei 2015 (Dalam Jutaan Rupiah) TAGIHAN KOMITMEN Fasilitas pinjaman yang belum ditarik Rupiah PT

terdokumentasi, serta dikomunikasikan di dalam training. Prosedur ditujukan untuk individu yang mengikuti proses-proses tersebut dan prosedur juga dapat digunakan untuk

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi, kepemimpinan, dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan bagian operasional BOSHE