• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Sikap Rasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu merupakan sifat alami manusia yang mendorong mereka untuk mencari sesuatu secara lebih mendalam. Menurut Daryanto (2013: 138) rasa ingin tahu merupakan suatu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui secara lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.

Rasa ingin tahu merupakan pendorong utama untuk mengetahui hal-hal yang baru. Menurut Aly dan Rahma (2010: 3) rasa ingin tahu mendorong manusia untuk melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mencari jawaban atas berbagai persoalan yang muncul di dalam pikirannya. Sedangkan Suyadi (2013: 122) menyatakan bahwa rasa ingin tahu merupakan nilai karakter yang tampak jelas dalam transformasi pencarian jawaban atas pertanyaan atau masalah yang akan dibahas. Aktivitas peserta didik sepanjang proses atau aktivitas mencari hingga menemukan jawaban merupakan internalisasi “rasa ingin tahu” yang memuncak.

▸ Baca selengkapnya: salah satu kegiatan merekam data secara manual dengan menuliskan apa yang dilihat,didengar dan dialami disebut….

(2)

Berdasarkan pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu merupakan sikap atau tindakan yang mendorong manusia untuk mencari tahu tentang apa yang mereka pelajari secara lebih mendalam. Rasa ingin tahu seseorang muncul karena adanya keinginan dan dorongan dalam diri untuk menemukan hal-hal yang baru.

Tabel 2.1. Indikator Rasa Ingin Tahu

Nilai

Indikator

Kelas 1-3 Kelas 4-6

Rasa Ingin Tahu:

Sikap dan tindakan yang selalu

berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.

Bertanya kepada guru dan teman tentang materi pelajaran.

Bertanya atau membaca sumber di luar buku teks tentang materi yang terkait dengan pelajaran.

Bertanya kepada guru tentang gejala alam yang baru terjadi.

Membaca atau mendiskusikan gejala alam yang baru terjadi. Bertanya kepada guru

tentang sesuatu yang didengar dari radio atau televisi.

Bertanya tentang beberapa peristiwa alam, sosial, budaya, ekonomi, politik, teknologi yang baru didengar.

Bertanya tentang bebagai peristiwa yang dibaca dari media cetak.

Bertanya tentang sesuatu yang terkait dengan materi pelajaran tetapi diluar yang dibahas di kelas.

(3)

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “ prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Istilah “prestasi belajar” (achievement) berbeda dengan “hasil belajar” (learning outcome). Prestasi belajar biasanya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar adalah aspek pembentukan watak peserta didik. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olah raga dan pendidikan, khususnya dalam pembelajaran (Arifin, 2013: 12).

Prestasi merupakan bukti atau hasil atas usaha yang telah dilakukan oleh seseorang. Menurut Hamdani (2011: 137) prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun secara kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak pernah melakukan kegiatan.

Prestasi dipergunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam penentuan nilai akhir, sebab prestasi atau pencapaian siswa yang dilambangkan dengan nilai-nilai hasil belajar pada dasarnya mencerminkan sampai sejauh mana tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh siswa dalam pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan bagi masing-masing mata pelajaran atau bidang studi (Sudijono, 2013: 434).

(4)

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang yang nantinya akan memperoleh sebuah hasil. Menurut Slameto (2010: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai sesesorang dari hasil belajarnya. Prestasi belajar akan dicapai oleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar secara maksimum. Sedangkan wujud dari prestasi belajar tersebut dinyatakan dalam bentuk nilai (angka) untuk menunjukan kemampuan pencapaian dari hasil belajarnya.

b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Pada dasarnya, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern), Hamdani (2011: 139-146).

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari peserta didik. Faktor ini antara lain sebagai berikut:

(5)

a) Kecerdasan (inteligensi)

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya inteligensi yang normal selalu menunjukan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.

b) Faktor jasmani atau faktor fisiologis

Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.

c) Sikap

Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Dalam diri siswa harus ada sikap yang positif (menerima) kepada sesama peserta didik atau kepada gurunya. Sikap positif ini akan menggerakkannya untuk belajar. Adapun siswa yang sikapnya negatif (menolak) kepada sesama siswa atau gurunya tidak akan mempunyai kemauan untuk belajar.

d) Minat

Minat menurut para ahli psikologi adalah suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus-menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan, terutama perasaan senang. Dapat dikatakan minat itu

(6)

terjadi karena perasaan senang pada suatu. Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap pembelajaran. Jika menyukai suatu mata pelajaran, siswa akan belajar dengan senang hati tanpa rasa beban.

e) Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang memliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas maisng-masing.

f) Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi menjadi hal yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong siswa untuk melakukan belajar.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri dari dua macam, yaitu lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. Lingkungan sosial contohnya guru, kepala sekolah, staf administrasi, teman-teman sekelas, rumah tempat tinggal peserta didik, alat-alat belajar, dan lain-lain. Adapun yang termasuk dalam lingkungan nonsosial yaitu gedung sekolah, tempat tinggal, dan waktu belajar.

(7)

Faktor ekstern yang dapat mempengaruhi prestasi belajar menurut Slameto (dalam Hamdani, 2011: 143) adalah sebagai berikut:

a) Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan tekecil dalam masyarakat, tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang terdorong untuk belajar secara aktif karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.

b) Keadaan sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong peserta didik untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan peserta didik, alat-alat pelajaran, dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.

(8)

c) Lingkungan masyarakat

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingkungan alam sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat tinggal anak tersebut berada.

c. Fungsi Prestasi Belajar

Prestasi belajar (achievement) semakin terasa penting untuk dibahas, karena mempunyai beberapa fungsi utama. Fungsi dari prestasi belajar menurut Arifin (2013: 12-13) antara lain sebagai berikut:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia”.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

(9)

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ektern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ektern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.

3. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam a. Pengertian IPA

IPA adalah ilmu yang mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan indera. Oleh karena itu, dalam menjelaskna hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati yang diamati (Kardi dan Nur, 1994 dalam Trianto, 2010: 136).

(10)

IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yan diperoleh/ disusun dengan cara yang khas/ khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyususnan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu dengan cara yan lain. Cara untuk memperoleh ilmu secara demikian ini terkenal dengna nama metode ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnya merupakan suatu cara yang logis untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Metode ilmiah ini merupakan dasar metode yang digunakan dalam IPA (Aly dan Rahma, 2010: 18).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang semua hal yang ada di alam semesta ini, baik yang dapat diamati oleh indera maupun yang tidak dapat diamati oleh indera, dari unsur biotik maupun abiotik. IPA dipelajari dengan menggunakan beberapa cara seperti melakukan kegiatan pengamatan, observasi, percobaan dan yang lainnya. Cara tersebut dikenal dengan nama metode ilmiah yang pada dasarnya merupakan suatu cara untuk memecahkan suatu permasalahan.

b. Materi Benda dan Sifatnya

1) Sifat-sifat Bahan dan Penyusunnya

a) Jenis Bahan Berdasarkan Struktur Penyusunnya

Bahan-bahan yang menyusun tali adalah serat. Serat merupakan bagian dasar dari tali dan bentuknya berupa untaian

(11)

yang tidak dapat dipisah lagi. Contohnya adalah senar, nilon, dan ijuk. Senar merupakan serat yang berasal dari plastik, contohnya senar untuk bermain layang-layang dan senar untuk memancing. Nilon merupakan serat buatan sedangkan ijuk adalah serat yang berasal dari pangkal pelepah pohon enau.

Gabungan dari beberapa serat akan membentuk benang. Contohnya benang jahit dan benang kasur. Benang jahit dan benang kasur tersusun dari serat kapas. Tali merupakan gabungan dari beberpa benang yang menjadi satu. Contohnya tali tambang dan tambang plastik.

Karpet, korden, sajadah, baju, dan celana merupakan benda-benda yang disusun oleh kumpulan-kumpulan tali, yaitu benang. Baju dan celana yang kita pakai berasal dari kain yang juga tersusun dari kumpulan benang. Benda-benda lain, seperti kursi, meja, jendela, lemari, dan lain-lain juga tersusun atas benda yang berbeda-beda jenisnya.

b) Penggunaan Bahan Berdasarkan Struktur Penyusunnya

Bahan yang menyusun suatu benda mempengaruhi kegunaan benda tersebut. Bambu dapat digunakan untuk membuat pagar dan kursi atau jika dianyam dapat dibuat bilik. Rotan dapat digunakan untuk bahan pembuatan kursi. Namun demikian, tidak semua kursi terbuat dari kayu, bambu, ataupun

(12)

rotan. Plastik juga dapat digunakan untuk membuat kursi dan benda-benda lainnya. Bahan penyusun benda ini tentu mempengaruhi kegunaannya. Kursi yang terbuat dari kayu atau rotan memiliki sifat yang berbeda dengan kursi yang terbuat dari plastik.

2) Hubungan Antara Jenis Bahan dan Kekuatannya a) Berbagai bahan dengan kekuatan yang dimilikinya

Benda-benda yang ada di sekeliling kita biasanya tersusun atas bahan-bahan yang berupa kayu, plastik, karet, bambu, kaca, batu, kain, dan benang. Susunan bahan-bahan tersebut akan memengaruhi kekuatan dari benda. Benda yang tersusun dari plastik tentu memiliki kekuatan yang berbeda dengan benda yang tersusun dari kayu atau batu. Masing-masing bahan penyusun benda tersebut memiliki sifat dan ciri tersendiri. Penggunaan bahan-bahan tersebut juga akan disesuaikan dengan kegunaan bendanya.

b) Hubungan Antara Jenis Bahan Penyusun Benda dengan Sifatnya Benda yang memiliki bahan penyusun yang berbeda tentu akan memiliki sifat yang berbeda pula. Sifat benda tersebut meliputi kekuatan, kelenturan, tahan panas, penghantar listrik, dan lain-lain.

(13)

3) Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sifat Benda a) Pemanasan

Pemanasan air akan mengakibatkan air berubah wujud menjadi uap air (gas). Jadi pemanasan mengakibatkan benda mengalami perubahan wujud. Benda padat apabila dipanaskan akan berubah menjadi cair dan benda cair apabila dipanaskan akan berubah menjadi uap air.

b) Pendinginan

Es krim atau es yang biasa kamu beli di sekolah atau warung dekat rumahmu sebenarnya berasal dari bahan-bahan yang berbentuk cairan. Apabila cairan tersebut didinginkan maka akan berubah wujud menjadi padat, yaitu es. Jadi, pendinginan menyebabkan benda mengalami perubahan wujud. Benda cair akan berubah wujudnya menjadi benda padat.

c) Pembakaran

Pada saat di bakar kertas tersebut mengalami perubahan warna dan bentuk. Sebelum dibakar kertas tersebut berwarna putih, namun setelah dibakar warna kertas berubah menjadi hitam. Selain perubahan warna, kertas juga mengalami perubahan bentuk dari berupa lembaran menjadi abu. Oleh karena itu, pembakaran dapat menyebabkan benda mengalami perubahan bentuk, warna, kelenturan, dan bau.

(14)

d) Pembusukan

Buah yang dibiarkan beberapa hari di udara terbuka maka akan menjadi lembek, layu, dan warnanya pun berubah. Hal ini terjadi karena buah yang dibiarkan di udara terbuka akan mengalami pembusukan. Jadi, pembusukan juga mengakibatkan benda mengalami perubahan bentuk, warna, dan bau.

e) Perkaratan

Logam seperti besi, dapat mengalami perkaratan apabila terkena air atau uap air dan dibiarkan dalam waktu yang lama. Perkaratan ini menyebabkan warna besi berubah dan besi menjadi rapuh. Perkaratan dapat menyebabkan benda mengalami perubahan warna dan kekuatan, Sulistyanto, H dan Edy, W (2008: 63-71).

4) Macam-macam Perubahan Sifat Benda

a) Perubahan Sifat Benda yang Bersifat Sementara

Perubahan bersifat sementara adalah perubahan benda yang dapat kembali ke wujud semula dan tidak menghasilkan zat baru. Perubahan bersifat sementara disebut juga perubahan fisika.

b) Perubahan Sifat Benda yang Bersifat Tetap

Perubahan bersifat tetap adalah perubahan benda yang tidak dapat kembali ke wujud semula. Perubahan ini menghasilkan

(15)

zat baru. Perubahan bersifat tetap disebut juga perubahan kimia, Azmiyawati, C dan Kusumawati, R (2008: 73).

4. Metode Discovery

Discovery merupakan metode pembelajaran yang membuat siswa menjadi lebih aktif lagi. Menurut Hanafiah dan Suhana (2010: 77) discovery merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis sehingga siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.

Discovery merupakan proses pembelajaran yang berfokus pada penemuan masalah (sumber pembelajaran) yang berasal dari pengalaman-pengalaman nyata siswa. Sehingga tujuan utama dari discovery tidak terletak pada pencarian aplikasi pengetahuan, melainkan suatu upaya untuk membangun pengetahuan secara induktif dari pengalaman-pengalaman siswa dan pengalaman-pengalaman merupakan sumber materi yang dapat dieksplorasi dalam proses pembelajaran (Anam, 2015: 110).

Strategi pembelajaran discovery adalah nama lain dari strategi penemuan. Pengetahuan baru yang diperoleh siswa dilakukan melalui aktivitas discovering atau menemukan dimana guru mengarahkan siswa sedemikian rupa sehingga siswa menemukan konsep-konsep dan

(16)

prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri (Said dan Budimanjaya, 2015: 117).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa discovery adalah metode pembelajaran yang bertujuan untuk menemukan suatu konsep atau memecahkan masalah dengan melibatkan kemampuan siswa secara maksimal. Metode penemuan ini lebih menitikberatkan pada siswa atau berpusat pada siswa, sehingga siswa akan lebih berperan aktif saat mengikuti proses pembelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode discovery menurut Whewell (dalam Said dan Budimanjaya, 2015: 118) adalah sebagai berikut:

1) Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa.

2) Guru melakukan seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan.

3) Seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari.

4) Guru membantu dan memperjelas tugas/ masalah yang dihadapi siswa serta perannya masing-masing.

5) Guru mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan.

6) Guru mengecek pemahaman siswa terhadap hal yang akan dipecahkan.

(17)

8) Guru membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh siswa.

9) Guru memfasilitatori siswa agar mampu menganalisis sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah.

10) Guru memfasilitatori terjadinya interaksi antara siswa dan guru. 11) Guru membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil

penemuannya.

Keunggulan metode discovery menurut Roestiyah (2012: 20-21) adalah sebagai berikut:

1) Membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/ pengenalan siswa.

2) Siswa meperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/ individual sehingga dapat kokoh/ mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.

3) Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa.

4) Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

5) Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat.

6) Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.

(18)

7) Metode ini berpusat pada siswa tidak pada guru. Sehingga guru hanya sebagai teman belajar saja dan membantu bila diperlukan.

Kelemahan metode discovery menurut Roestiyah (2012: 21) adalah sebagai berikut:

1) Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.

2) Bila kelas terlalu besar penggunaan metode ini akan kurang berhasil. 3) Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan

pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan metode penemuan.

4) Dengan metode ini ada yag berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan/ pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa. 5) Metode ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir

secara kreatif.

Langkah-langkah pembelajaran discovery pada pelajaran IPA materi benda dan sifatnya, mengacu pada pendapat dari Whewell di atas adalah sebagai berikut:

1) Guru mengkondisikan kelas agar siswa siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

(19)

2) Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan cara memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi kepada siswa. 3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok kegiatan

yang harus dilakukan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. 4) Guru menjelaskan tentang permasalahan atau materi yang nantinya

akan dihadapi oleh siswa.

5) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

6) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada siswa.

7) Guru membimbing siswa untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan.

8) Guru membimbing siswa dalam melakukan kegiatan percobaan. 9) Guru berkeliling untuk mengawasi kegiatan siswa dan membantu

siswa jika ada kesulitan.

10) Guru membimbing siswa untuk mempersiapkan hasil diskusi.

11) Guru menunjuk satu persatu perwakilan kelompok untuk melakukan presentasi di depan kelas.

12) Guru membimbing siswa untuk bertanya dan berpendapat terhadap hasil presentasi kelompok yang sedang maju di depan kelas.

13) Guru memberikan pemantapan dan penguatan materi kepada siswa. 14) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait

(20)

15) Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari kegiatan dan materi yang telah dibahas.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Arifin, Z (2012) dengan judul “Pengaruh Penggunaan Metode Discovery Berbasis Media Realita Terhadap Hasil Belajar IPA”, menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V yang diajar menggunakan metode discovery berbasis media realita. Simpulan penelitian ini adalah hasil belajar IPA pada siswa yang diajar dengan metode discovery berbasis media realita lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan pembelajaran langsung berbasis media gambar.

Penelitian yang dilakukan oleh Artini (2014) dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran Guided Discovery Terhadap Kreativitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 6 SDK Soverdi Tuban”, menyatakan bahwa terdapat perbedaan kreativitas dan hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran penemuan terbimbing dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran konvensional.

Penelitian di atas relevan dengan penelitian ini dilihat dari penggunaan metode yang sama dalam pembelajaran yaitu metode discovery. Hasil penelitian di atas menjadi salah satu dasar dalam pemilihan metode discovery

(21)

yang diterapkan dalam penelitian ini. Penelitian terdahulu menjadi cerminan supaya penelitian ini menjadi lebih baik dan sesuai.

C. Kerangka Pikir

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus pandai memilih metode pembelajaran yang tepat. Dengan adanya pemilihan metode yang tepat, maka akan membuat siswa tertarik dengan kegiatan belajar mengajar. Selain itu, dengan adanya pemilihan metode yang tepat maka materi yang diberikan oleh guru akan mudah diserap oleh siswa. Sehingga siswa dapat memahami dengan baik apa yang diberikan oleh guru. Kemudian untuk dapat melakukan pembelajaran yang efektif, siswa dituntut agar aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan metode discovery menekankan pada bagaimana proses kegiatan belajar mengajar itu dilaksanakan. Proses pembelajaran memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan belajar. Proses belajar menyangkut perubahan aspek-aspek tingkah laku, seperti pengetahuan, sikap dan keterampilan. Untuk itu diperlukan ketepatan metode yang mampu mengaktifkan siswa, yaitu metode discovery. Dengan menggunakan metode discovery ini diharapkan dapat meningkatkan sikap rasa ingin tahu siswa dan prestasi belajar.

(22)

Berikut adalah skema kerangka berfikir dari penelitian ini:

Gambar 2.1 Bagan alur kerangka pikir

Kondisi awal

1. Guru belum menggunakan metode pembelajaran yang tepat atau bervariasi.

2. Siswa pasif/ tidak berani untuk bertanya

3. Siswa kurang tertarik dengan pembelajaran

4. Siswa kurang dapat memahami materi 5. Kondisi kelas kurang kondusif

Pelaksaan Tindakan

Tindakan untuk mengatasi masalah adalah melalui metode discovery, langkah-langkahnya:

1) Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa.

2) Guru melakukan seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan.

3) Seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari.

4) Guru membantu dan memperjelas tugas/ masalah yang dihadapi siswa serta perannya masing-masing.

5) Guru mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan. 6) Guru mengecek pemahaman siswa terhadap hal yang akan

dipecahkan.

7) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan.

8) Guru membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh siswa.

9) Guru memfasilitatori siswa agar mampu menganalisis sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah.

10) Guru memfasilitatori terjadinya interaksi antara siswa dan guru. 11) Guru membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil

penemuannya.

Kondisi Akhir

Peningkatan rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa yang telah mencapai KKM IPA yaitu 70 sekurang-kurangnya 80%.

Gambar

Tabel 2.1. Indikator Rasa Ingin Tahu
Gambar 2.1 Bagan alur kerangka pikir Kondisi awal

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih, atas rahmat dan penyertaan-Nya, sehingga skripsi berjudul “Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPS Melalui Metode

Teori ini mengakui bahwa hak cipta merupakan suatu hasil karya yang mengandung risiko yang dapat memungkinkan orang lain yang terlebih dahulu menemukan cara

Investor nantinya akan dapat menilai pengaruh dari perilaku oportunistik dari pihak manajer, yang terlihat dalam kebijakan dari manajemen akuntansi yang didalamnya

8. Harus tetap body sedan/hatchback yang ada di pasaran. Tamiya Subaru Legacy TIDAK diperbolehkan. Khusus untuk FF, diperbolehkan menggunakan ban karet merk lain dengan

Kemudian akan muncul kotak dialog buka (seperti pada gambar), pilih berkas spreadsheet yang ingin anda buka.. Gambar 4.5 Kotak Dialog

Setelah adukan beton dipindahkan ke concrete placing machine, pengecoran dilakukan dengan menjalankan concrete placing machine sepanjang mould yang akan dicor sambil membuka

Kami melihat bahwa kondisi keuangan GTBO akan pulih pada 2-3 tahun ke depan bergantung pada kemampuan perusahaan untuk memperoleh kontrak domestic maupun luar negeri dengan