• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Jaya Beton Indonesia dibangun oleh PT. Pembangunan Jaya pada tahun 1978 yang muncul dari aspirasi untuk mengikuti kemajuan perkembangan yang sangat cepat dalam sektor industri dan infrastruktur. Beberapa proyek besar telah disupplai oleh PT. Jaya Beton Indonesia sebagai gantinya material telah diimpor dari luar negeri pada awal berdirinya PT. Jaya Beton Indonesias.

Proyek seperti Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), Asean Aceh Fertilizer Plant, Panjang Harbour, LNG Bontang, Jakarta Outer Ring Road, Matahari Tower (40 storey Building) telah menggunakan produk Jaya Beton. Bahkan PT. Jaya Beton telah mengekspor tiang pancang ke Guam, Hawaii dan ke Brunei Darussalam untuk proyek Royal Brunei Air Force. Dengan produk dan pelayanan yang handal, pasar Jaya Beton bertumbuh dengan sangat cepat. Pada saat ini, perusahaan ada dalam hampir setiap proyek infrastruktur seluruh Indonesia.

Sejak awal didirikan, PT. Jaya Beton Indonesia telah berpartisipasi dalam pengembangan aktivitas dalam mendukung penerapan produk-produk utama di seluruh Indonesia. Dengan proyek awal yaitu Proyek Asahan, PT. Jaya Beton Indonesia dengan cepat dapat mencapai kredibilitas dalam penanganan banyak proyek besar seperti Pabrik Pupuk Asean di Aceh, Pabrik Minyak Kelapa di

(2)

Belawan, Pabrik Pengepakan Semen Andalas, Gudang Bulog di Dumai dan berbagai proyek besar lainnya.

Untuk memproduksi tiang pancang dan tiang listrik membutuhkan proses teknologi yang tinggi dan utilisasi dengan teknik yang modern dan terbaru. Jadi, PT. Jaya Beton Indonesia berusaha untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan Jepang yang memiliki pengalaman tinggi, dengan tujuan transfer teknologi. Sebagai hasilnya, pada tahun 1978, PT. Jaya Beton Indonesia menjalin kerjasama dengan perusahaan Jepang Yoshimoto Co, Ltd dan Daido Concrete Co.Ltd.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Jaya Beton Indonesia Sumut di dalam menjalankan perusahaannya memproduksi jenis beton sebagai berikut:

1. Prestressed Concrete Spun Piles, yaitu produk beton yang berbentuk tiang pancang bulat yang di gunakan untuk pondasi bangunan dan gedung bertingkat.

2. Prestressed Concrete Spun Poles (Electricity and Telecommunication), yaitu produk beton yang berupa tiang listrik dan telekomunikasi yang di gunakan untuk menyangga kabel/kawat yang dialiri listrik dari pembangkit ke konsumen.

Saat ini PT. Jaya Beton Indonesia memiliki tiga pabrik yang tersebar di Indonesia yaitu Tangerang (Jakarta), Medan (Sumatera Utara), Surabaya (Jawa Timur).

(3)

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. Jaya Beton Indonesia berlokasi di Jalan Paya Pasir Medan Marelan, Sumatera Utara 20255. Pada lokasi ini termasuk dengan lantai produksi, kantor, gudang, dan pengolahan limbah dengan total luas lahan adalah 95.249 m2.

2.4. Daerah Pemasaran

PT Jaya Beton Indonesia memasarkan produknya ke dalam dan luar negeri. Untuk dalam negeri, produk dipasarkan ke daerah Sumatera, Pekanbaru, Batam, Lampung, Aceh, dan Jakarta, sedangkan untuk luar negeri PT. Jaya Beton Indonesia telah mengekspor tiang pancang ke Guam, Hawaii dan ke Brunei Darussalam.

2.5. Stuktur Organisasi Perusahaan

Dalam menjalankan kegiatan perusahaan diperlukan struktur organisasi serta uraian tugas yang jelas dari setiap orang yang terlibat dalam organisasi tersebut. Struktur organisasi memberikan gambaran tentang posisi dan hubungan kerja sama antara setiap unit-unit kerja yang ada pada perusahaan. Masing-masing unit kerja tersebut mempunyai tujuan umum yang sama untuk mewujudkan suatu keberhasilan. Hal ini dijumpai di PT. Jaya Beton Indonesia yang mempunyai tujuan untuk memperoleh keuntungan maksimum dengan kesejahteraan karyawan dan kegiatan perusahaan. Struktur organisasi PT. Jaya Beton Indonesia dikategorikan dalam bentuk lini dan fungsional.

(4)

Struktur organisasi PT. Jaya Beton Indonesia dapat dilihat pada Gambar 2.1. di bawah ini. Kepala Operasi Wil. 1 Supervisor Accounting Plant Manager Inspector Supervisor Umum & Pers.

Supervisor Pembelian Supervisor Gudang Supervisor Pemancangan Supervisor M & R Supervisor Produksi Supervisor Marketing

Kabag QC & Eng Kabag KPU

Kabag Marketing Kabag/ Wakabag

Produksi

Kasir

Supervisor Adm. Produksi

(5)

2.6. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Dalam pengelolaan perusahaan PT. Jaya Beton Indonesia, tiap-tiap struktur memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Hal ini dimaksudkan agar setiap fungsional memiliki deskripsi pekerjaan (job description) yang jelas sehingga dapat bekerja dengan optimal.

Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing fungsi yang terdapat pada PT. Jaya Beton Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Kepala Operasi bertugas mengkoordinir kegiatan operasional masing-masing plant/ pabrik. Adapun kegiatan operasional ini meliputi kegiatan penjualan, pembelian, dan lain-lain.

2. Plant Manager bertindak sebagai pengambil keputusan/ kebijakan di dalam pabrik.

3. Kepala Bagian Marketing bertugas mencari pasar dan juga dalam penagihan proyek.

4. Supervisor Marketing bertugas membantu kepala bagian marketing dalam melaksanakan tugasnya, termasuk mencari pasar dan dalam penagihan proyek.

5. Kepala Bagian Produksi bertugas mengkoordinir kegiatan produksi pada setiap produk di bawah perintah Plant Manager

6. Kepala Bagian KPU (Keuangan, Pembelian, dan Umum) bertugas menjalankan dan mengkoordinir kegiatan keuangan, pembelian dan umum.

(6)

7. Kepala Bagian Quality & Engineering bertugas mengontrol seluruh kegiatan mulai dari kegiatan pengecekan material masuk, produksi hingga pengiriman.

8. Supervisor Produksi bertugas melaksanakan dan mengawasi jalannya produksi

9. Supervisor Maintenance and Repair bertugas mengawasi dan melaksanakan perawatan dan perbaikan alat-alat produksi ataupun pabrik

10. Supervisor Pemancangan bertugas mengawas dan melaksanakan proses pemancangan di lapangan

11. Supervisor Gudang bertugas mengawasi dan melaksanakan kegiatan penerimaan material baik material pokok maupun material bantu

12. Supervisor Administrasi Produksi bertugas membuat laporan dan administrasi produksi

13. Supervisor Accounting bertugas mengawasi dan melaksanakan akuntansi pabrik

14. Supervisor Pembelian bertugas mengawasi dan melaksanakan kegiatan penyediaan atau pembelian material pokok atau bantu

15. Supervisor Umum dan Personalia bertugas mengawasi dan melaksanakan segala kegiatan yang berhubungan dengan karyawan.

16. Kasir bertugas melaksanakan kegiatan pembayaran

(7)

2.7. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Data tenaga kerja pada PT. Jaya Beton Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Data Tenaga Kerja

No. Karyawan Jumlah

1 Kepala Operasi 1

2 Plant Manager 1

3 Kepala Bagian Marketing 1

4 Supervisor Marketing 1

5 Kepala Bagian Produksi 3

6 Kepala Bagian KPU

(Keuangan, Pembelian, dan Umum)

1

7 Kepala Bagian Quality & Engineering 1

8 Supervisor Produksi 4

9 Supervisor Maintenance and Repair 2

10 Supervisor Pemancangan 1

11 Supervisor Gudang 1

12 Supervisor Administrasi Produksi 1

13 Supervisor Accounting 1

14 Supervisor Pembelian 1

15 Supervisor Umum dan Personalia 1

16 Kasir 1

17 Inspector 1

18 Pelaksana Bagian Produksi 12 19 Pelaksana Maintenance and Repair 4 20 Pelaksana Quality & Engineering 2 21 Tenaga kerja Outsourcing 82

Total 123 Orang

(8)

Jam kerja produksi terdiri atas 2 shift kerja dengan perincian berikut: Shift I :

1. Jam 07.00-12.00 WIB (Kerja) 2. Jam 12.00-13.00 WIB (Istirahat) 3. Jam 13.00-19.00 WIB (Kerja) Shift II :

1. Jam 19.00-00.00 WIB (Kerja) 2. Jam 00.00-01.00 WIB (Istirahat) 3. Jam 01.00-04.00 WIB (Kerja) 4. Jam 04.00-05.00 WIB (Istirahat) 5. Jam 05.00-07.00 WIB (Kerja)

Karyawan yang bekerja melebihi kerja normal atau kerja shift dihitung sebagai kerja lembur. Hari Minggu dan hari-hari besar lainnya merupakan hari libur bagi perusahaan.

2.8. Bahan yang Digunakan 2.8.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi di PT. Jaya Beton Indonesia antara lain:

1. PC Bar (Prestressed Concrete Bar/Baja Beton Pratekan)

PC Bar merupakan kawat baja karbon tinggi berpenampang bulat dengan penampang beralur atau berlekuk dilakukan proses perlakuan panas,

(9)

didinginkan dengan cepat untuk menghasilkan struktur kemudian dihilangkan sisa tegangannya dengan proses perlakuan panas secara kontinu untuk mencapai sifat mekanis sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. PC Bar yang digunakan dalam poduksi tiang pancang berdiameter 7,1 mm dengan kekuatan tarik 1445-1500 N/mm2 dan elongasi >5,0%. PC Bar digunakan sebagai tulangan dalam pembuatan sangkar.

2. Iron wire

Iron wire yang digunakan berdiameter 3,2 mm dengan kekuatan tarik

640-1080 N/mm2. Iron wire digunakan sebagai lilitan dalam pembuatan sangkar. 3. Semen

Semen yang digunakan adalah semen Andalas tipe Portland Pozzolan Cement (PPC).

4. Pasir

Pasir yang digunakan memiliki diameter <4 mm dengan kadar lumpur tidak lebih dari 5% dan daya serap air lebih kecil dari 3 %.

5. Kerikil

Kerikil yang digunakan memiliki diameter 10-20 mm dengan kadar lumpur tidak lebih dari 1 % dan daya serap air lebih kecil dari 3%.

6. Pile joint plate

Pile joint plate (plat sambung) yang digunakan antara lain berdiameter 300

(10)

2.8.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang diperlukan dalam proses produksi tetapi tidak secara langsung dimasukkan ke dalam produk. Bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi di PT. Jaya Beton Indonesia antara lain:

1. Air

Air yang dipergunakan dalam proses produksi berasal dari air sumur bor dengan tingkat kesadahan 72 mg/L.

2. Plascitizer

Plascitizer merupakan jenis chemical admixture yang ditambahkan dalam proses pembuatan adukan beton untuk mempermudah adukan supaya homogen dan mengurangi pemakaian air dengan tidak mengurangi mutu. 3. Cat

Cat digunakan sebagai bahan untuk mewarnai kedua ujung tiang pancang dan membuat label akta produksi (marking) pada produk.

4. Baut

Baut digunakan untuk menahan PC Bar agar tidak lepas saat sangkar dirakit dengan pile joint plate. Baut berukuran ¾ inchi ditempatkan pada locking pin

hole keemudian dikencangkan menggunakan impact tool.

2.8.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi untuk membantu kelancaran proses, tetapi bahan tersebut tidak terdapat pada produk akhir.Yang merupakan bahan penolong adalah minyak CPO (Crude Palm

(11)

Oil). Minyak CPO merupakan bahan tambahan yang digunakan untuk melapisi

cetakan agar pada saat pengecoran, beton tidak lengket dengan cetakan.

2.9. Uraian Proses Produksi

PT. Jaya Beton memproduksi dengan sistem produksi Make to Order (MTO). Suatu perusahaan disebut mempunyai sistem produksi Make to Order yaitu bila perusahaan/produsen menyelesaikan item jika dan hanya jika telah menerima pesanan konsumen untuk item tersebut.

PT. Jaya Beton Indonesia merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi tiang pancang dan tiang listrik. Adapun proses produksi dimulai dari persiapan tulangan, pembuatan sangkar (cage forming), pemasangan pile

joint plat, perakitan sangkar dengan cetakan, pembuatan adukan beton (concrete mixing) pengecoran adukan beton, penutupan cetakan dan penarikan PC Bar

(tensioning), pemutaran cetakan (spinning), steam curing, remoulding, storage. Proses produksi selengkapnya dapat dilihat pada flow process chart dan dijelaskan sebagai berikut.

1. Persiapan tulangan (PC Bar)

PC Bar (∅=7,1 mm) dengan kekuatan tarik 1445-1500 N/mm2

dan elongasi >5,0% dipindakan dari gudang penyimpanan ke area pemotongan menggunakan forklift. Selanjutnya PC Bar dipindahkan ke cutting machine menggunakan hoist crane. PC Bar dipotong menggunakan cutting machine dengan ukuran sesuai pesanan (7 m - 15 m). Potongan PC Bar dipindahkan ke area pengheadingan dengan menggunakan hoist crane. Secara manual PC Bar

(12)

dimasukkan ke heading machine kemudian diproses untuk membentuk ujung PC Bar menjadi bulat (berkepala) dengan diameter 15 mm.

2. Pembuatan sangkar (cage forming)

Dalam pembuatan sangkar diperlukan PC Bar (∅ = 7,1 mm) dan iron wire (∅=3,2 mm). Iron wire dipindahkan dari gudang ke area perakitan dengan menggunakan forklift. Gulungan iron wire ditempatkan ke cage forming

machine secara manual. Cover ring dipasang sesuai diameter sangkar yang

akan dibuat. PC Bar yang sudah melewati tahap pengheadingan dipasang pada plat tembaga langsung ke plat penarik. Selanjutnya ujung iron wire dipasangkan pada PC Bar. Pengelasan iron wire secara otomatis dilakukan. Pada masing-masing ujung sangkar berjarak 1m ± 100 mm jarak spiralnya 40-80 mm, sedangkan jarak spiral 1m ± 100 mm dari ujung pertama adalah 80-120 mm sampai 1m ± 100 mm. Setelah selesai pengelasan, ujung PC wire dipotong menggunakan tang. Sangkar yang telah selesai dibuat dipindahkan ke area pemasangan joint secara manual.

3. Pemasangan pile joint plate

Sangkar yang telah selesai selanjutnya dipasangi pile joint plate (∅ = sesuai dengan diameter luar produk yang akan dibuat). Ujung PC bar yang berkepala ditempatkan pada lubang-lubang yang ada di pile joint plate. Baut berukuran ¾ inchi ditempatkan pada locking pin hole yang berfungsi untuk menahan agar PC Bar tidak lepas.

(13)

4. Perakitan sangkar dengan cetakan

Cetakan diolesi dengan minyak CPO sebelum dilakukan pengecoran. Selanjutnya dipindahkan ke area placing dengan menggunakan over head

crane. Sangkar yang telah dipasangi pile joint plate dipindahkan ke area

placing menggunakan over head crane dan ditempatkan di dalam cetakan bagian bawah.

5. Pembuatan adukan beton (concrete mixing)

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat adukan beton adalah air, semen, kerikil, pasir, dan plascitizer sebagai admixture. Sebelum digunakan dalam proses ini, terlebih dahulu mutu bahan diinspeksi. Semen, kerikil, dan pasir dimasukkan ke dalam batching plant dengan menggunakan conveyor. Air dan plascitizer dialirkan ke batching plant melalui selang. Pengadukan terhadap bahan-bahan tersebut selama 5 menit dengan putaran 45 rpm. Hasil pengadukan dipindahkan ke trolley hopper atas kemudian ke trolley hopper bawah selanjutnya ke concrete placing machine dengan membuka gate trolley

hopper.

6. Pengecoran adukan beton

Setelah adukan beton dipindahkan ke concrete placing machine, pengecoran dilakukan dengan menjalankan concrete placing machine sepanjang mould yang akan dicor sambil membuka gate perlahan-lahan. Kemudian adukan beton diratakan.

(14)

7. Penutupan cetakan dan penarikan PC Bar (tensioning)

Setelah adukan beton rata dilakukan penutupan cetakan. Cetakan atas dibawa dengan over head crane. Setelah penutup atas cetakan tepat menutupi cetakan, maka seluruh baut cetakan dikencangkan dengan menggunakan

impact tool. Bila seluruh baut telah dikencangkan maka dilakukan prestressing terhadap PC Bar menggunakan tensioning jack (kekuatan tarik

750 kg/cm2). Selanjutnya cetakan dipindahkan ke spinning machine. 8. Pemutaran cetakan (spinning)

Pada bagian pemutaran (spinning) terdapat roda atau roll pemutar yang akan memutar cetakan. Setelah cetakan diletakkan di atas roll pemutar maka

spinning machine akan menggerakkan roll. Pemutaran cetakan bertujuan

untuk memadatkan adonan beton dalam cetakan dengan memanfaatkan gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh mesin. Cetakan diputar dengan kecepatan dan lama putaran sesuai dengan diameter luar produk. Selanjutnya cetakan yang telah selesai melalui proses spinning dipindahkan ke bak uap menggunakan over head crane.

9. Steam curing

Steam curing merupakan proses pengeringan dengan menggunakan uap air

yang dialirkan dari boiler ke bak uap bertujuan untuk mempercepat pengerasan beton. Proses penguapan dilakukan selama lebih kurang 4 jam pada suhu 70oC. Dari bak uap selanjutnya dipindahkan ke area pembukaan cetakan menggunakan over head crane.

(15)

10. Remoulding

Remoulding merupakan proses pembukaan cetakan. Cetakan bagian atas

dibuka dengan terlebih dahulu melepaskan baut menggunakan impact tool. Cetakan bagian atas dipindahkan menggunakan over head crane. Selanjutnya produk dipindahkan ke bagian pengecatan. Produk diinspeksi apakah sudah sesuai dengan standar. Selanjutnya kedua ujung produk dicat dan produk diberi label akta produksi.

11. Storage

Produk yang telah selesai diinspeksi dan dicat selanjutnya dipindahkan ke

stock area menggunakan over head crane.

2.10. Mesin dan Peralatan 2.10.1. Mesin Produksi

Dalam melakukan proses produksinya, PT. Jaya Beton Indonesia menggunakan beberapa mesin dan peralatan. Adapun mesin-mesin yang digunakan oleh PT. Jaya Beton Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Mesin Produksi

No. Nama Mesin Kegunaan Spesifikasi

1. Cutting Machine Untuk memotong PC Bar sesuai ukuran yang dibutuhkan

Buatan : Takasima Type : TB-1 Kapasitas : 30 m/min Tahun : 1978

(16)

Tabel 2.2. Mesin Produksi (Lanjutan)

No. Nama Mesin Kegunaan Spesifikasi

2. Heading Machine Untuk membuat kepala

di kedua ujung PC Bar

1. Tipe : SH-40 Tahun : 1986 2. Tipe : SH-40 Tahun : 1978 3. Spinning Machine

Untuk memutar roll

spinning agar adukan

beton di dalam cetakan menjadi padat

1. Buatan : Tatchi/Baldor Tipe : 45 Kw

Diameter : 300-400 mm Tahun : 1995

2. Buatan : Kodama (Meiden) Tipe : EB-MHC Motor 30 Kw

Diameter : 300-400 mm Tahun : 1986-Jepang 3. Buatan : Kodama (Meiden)

Tipe : EB-MHC Motor 30 Kw Diameter : 300-400 mm Tahun : 1982-Jepang 4. Cage forming Machine Untuk membentuk sangkar produk Model : P 400 – 13B Buatan : Hiraoka (Jepang) Tahun : 1978

5. Batching Plant Untuk mencampur atau mengaduk pasir, semen, kerikil, dan plascitizer selama 5 menit sehingga homogeny

Merk : Nikko-Jepang Model : BPU 100A Kapasitas : 60 m3/ hr

(17)

Tabel 2.2. Mesin Produksi (Lanjutan)

No. Nama Mesin Kegunaan Spesifikasi

6. Concrete placing machine

Untuk menempatkan adonan pengecoran pada cetakan

Buatan : Lokal – JBI

2.10.2. Peralatan (Equipment)

Dalam mendukung kegiatan produksi diperlukan adanya material handling yang berperan sebagai sarana transportasi untuk memindahkan material. Alata material handling dan peralatan lainnya yang digunakan dalam proses produksi dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Peralatan/Equipment

No. Nama Peralatan Kegunaan

1. Overhead Crane - Untuk memindahkan sangkar ke area placing - Untuk memindahkan cetakan ke area placing

- Untuk memindahkan cetakan dari spinning machine ke area steam curing

- Untuk memindahkan cetakan dari bak steam curing ke area remoulding

- Untuk memindahkan cetakan ke area pengecatan - Untuk memindahkan produk ke stock area

2. Belt Conveyor Untuk memindahkan pasir, kerikil, dan semen dari bucket ke batching plant

3. Tensioning jack Untuk menarik PC Bar agar menjadi tegang, dilakukan setelah proses pengecoran

4. Hoist crane Untuk memindahkan PC Bar dari area pemotongaan ke area pengheadingan

(18)

Tabel 2.3. Peralatan/Equipment (Lanjutan)

No. Nama Peralatan Kegunaan

5. Tang Untuk memotong iron wire setelah selesai proses pembuatan sangkar (cage forming)

6. Kuas - Sebagai alat untuk membantu kegiatan pengolesan minyak CPO ke cetakan

- Sebagai alat untuk membantu kegiatan pemberian label akta produksi dan pengecatan ujung produk

7. Forklift Untuk memindahkan gulungan PC Bar dan iron wire dari gudang ke area produksi

8. Meteran Untuk mengukur diameter produk 9. Vernier caliper Untuk mengukur diameter iron wire

10. Trolley Hopper Untuk memindahkan adonan beton dari batching plant ke

concrete placing machine

11. Bucket Sebagai tempat pasir, kerikil, dan semen sebelum dipindahkan ke batching plant

12. Impact Tool Untuk mengencangkan dan mengendurkan baut

13. Cetakan Sebagai wadah untuk membentuk produk, baik tiang pancang maupun tiang listrik.

2.10.3. Utilitas

Utilitas adalah sarana penunjang untuk membantu semua kegiatan dalam suatu bangunan atau gedung. Untuk kelancaran kegiatan produksi pada PT. Jaya Beton Indonesia diperlukan unit pendukung seperti pada Tabel 2.4.

(19)

Tabel 2.4. Utilitas

No. Utilitas Jumlah Kegunaan

1. Genset 1 Pembangkit listrik bagi perusahaan apabila terjadi pemadaman arus oleh PLN dengan menghasilkan daya sebesar 450 KVA

2. Boiler 2 Sebagai penghasil uap air dengan suhu 700 hingga 1000 C dan tekanan 7 hingga 8 bar yang digunakan pada proses steam curing.

3. Kompresor 7 Untuk menghasilkan udara bertekanan yang diperlukan oleh impact tool dengan kapasitas 0,75 PK.

Referensi

Dokumen terkait

 PT PJB UP Muara Karang tidak bertanggung jawab atas segala tuntutan yang timbul akibat: a) Kerusakan atau kehilangan peralatan dan perlengkapan yang dimiliki oleh penyedia jasa

Remaja yang tinggal di dalam panti asuhan merupakan remaja yang memiliki masalah dalam kehidupanya, seperti remaja yang tidak memiliki orang tua, korban perceraian,

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat di gunakan nantinya oleh berbagai pihak khususnya oleh jurusan Tasawuf Psikoterapi karena penelitian ini sangat mendukung

Apabila panitia pengadaan/lelang tidak terbukti terlibat KKN, panitia pengadaan / lelang mengundang ulang semua peserta lelang yang tercantum dalam daftarcalon penyedia

Pada kesimpulan hasil penelitian hubungan antara harapan karier dengan prestasi kerja diperoleh, ada hubungan antara harapan karier dengan prestasi kerja, namun

Dari hasil uji coba yang telah dilakukan terhadap pembuatan rekonstruksi jalan pada citra sapporo map menggunakan sistem curve fitting dapat diambil kesimpulan

Di Indonesia, dalam pengoperasian pancing tonda jarang sekali menggunakan umpan asli, karena umpan asli akan mudah lepas atau rusak oleh gerakan air selama operasi penangkapan

Faktor penyebab dominan yang sangat mempengaruhi mahasiswi dalam berbusana dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) domain besar, yaitu Budaya, Pendidikan, dan lingkungan