• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. HEXPHARM JAYA LABORATORIES CIKARANG SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. HEXPHARM JAYA LABORATORIES CIKARANG SKRIPSI"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA

PT. HEXPHARM JAYA LABORATORIES

CIKARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Joshua Ryandi Widodo

NIM: 162114017

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENGARUH PENERAPAN

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA

PT. HEXPHARM JAYA LABORATORIES

CIKARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Joshua Ryandi Widodo

NIM: 162114017

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai kamu untuk berperang bagimu melawan musuhmu, dengan maksud memberikan kemenangan

kepadamu.”

(Ulangan 20:4)

Kau tunjukkan kasih setia-Mu Kau menyediakan yang kuperlu

Kau setia kau mulia Bapa Kau setia

(Jason Irawan)

Skripsi ini dipersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus Papa & Mama tercinta

Cicik, O’oh, Kak Mick, Kak Fei, Lea, Kyla, & Ellia IHK yang selalu jadi penyemangat

Yudono, Vena, Vania, Valen, Gilang, & Widya Saudara-saudara & sahabat-sahabat

(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Yang bertandatangan dibawah ini, saya selaku penulis menyatakanbahwa skripsi dengan judul:

“PENGARUH PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PT. HEXPHARM JAYA

LABORATORIES CIKARANG”

dan diajukan pada tanggal 9 Maret 2021 adalah hasil karya saya sendiri.

Dengan ini saya menyatakan bahwa pada skripsi ini kutipan yang bersumber dari tulisan orang lain dinyatakan secara tertulis dalam catatan perut dan daftar pustaka dan tidak terdapat tulisan yang saya salin maupun tiru tanpa memberikan pengakuan kepada penulis aslinya dan yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti bahwa saya melakukan plagiasi terhadap skripsi ini, maka gelar dan ijazah yang saya peroleh dapat dinyatakan batal dan akan saya kembalikan kepada Universitas Sanata Dharma.

Yogyakarta, 31 Maret2021 Yang membuat pernyataan,

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Joshua Ryandi Widodo

NIM : 162114017

Demi pembangunan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya, yang berjudul:

PENGARUH PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PT. HEXPHARM JAYA

LABORATORIES CIKARANG

Beserta perangkat yang diberikan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 31 Maret2021 Yang menyatakan,

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas berkat, rahmat, penyertaan, dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Kinerja Manajerial PT. Hexpharm Jaya Laboratories Cikarang”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Akuntansi Program Studi Akuntansi Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini dapat selesai karena mendapatkan dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka dari itu dalam kesempatan ini penulis hendak menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu menyertai, memberkati, memberikan hikmat dan kemurahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc. Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

3. Ir. Drs. Hansiadi Y. Hartanto, M.Si., Ak., QIA., CA selaku dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu dan pikirannya dalam proses membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Orangtua yang selalu setia mendukung dalam doa maupun semangat serta selalu menemani setiap langkah saya di dalam proses perkuliahan hingga proses penulisan skripsi ini.

5. Teman-teman, sahabat, dan saudara-saudara atas segala dukungan doa dan moral sehingga proses penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

(9)

viii

6. IHK yang selalu setia mengingatkan, mendukung, menemani, dan membantu dalam setiap langkah dan proses, serta mau mau mendengarkan keluh-kesah penulis selama proses penulisan skripsi ini.

7. Seluruh pihak yang terkait atas segala dukungan dan bantuan dalam bentuk apapun.

Penulis menyadari keterbatasan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis bersedia menerima kritik dan saran yang membangun bagi peneliti agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait. Semoga Tuhan Yesus Kristus selalu menyertai dan memberkati kita semua,Amin.

Yogyakarta, 29 Januari 2021 Penulis

(10)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . . . i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING . . . ii

HALAMAN PENGESAHAN . . . iii

HALAMAN PERSEMBAHAN . . . iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS . . . v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI . . . vi

KATA PENGANTAR . . . vii

DAFTAR ISI . . . ix

DAFTAR TABEL . . . xi

DAFTAR GAMBAR . . . xii

ABSTRAK . . . xiii

ABSTRACT . . . ix

BAB I: PENDAHULUAN . . . 1

A. Latar Belakang Masalah . . . 1

B. Rumusan Masalah . . . 4

C. Tujuan Penelitian . . . 5

D. Manfaat Penelitian . . . 5

E. Sistematika Penulisan . . . 6

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA . . . 8

A. Akuntansi Pertanggungjawaban . . . 8

B. Kinerja Manajerial . . . 25

C. Penelitian Terdahulu . . . 30

D. Perumusan Hipotesis Penelitian. . . . 34

BAB III: METODE PENELITIAN . . . 36

A. Desain Penelitian . . . 36

B. Waktu dan Tempat Penelitian . . . 36

C. Subjek Penelitian . . . 36

D. Data Penelitian . . . 37

E. Teknik Pengumpulan Data . . . 37

F. Populasi dan Sampel . . . 38

G. Variabel Penelitian . . . 39

H. Teknik Analisis Data. . . . 41

BAB IV: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN . . . 46

A. Profil PT. Hexpharm Jaya Laboratories . . . 46

B. Sejarah PT. Hexpharm Jaya Laboratories . . . 46

C. Visi dan Misi PT. Hexpharm Jaya Laboratories . . . 47

(11)

x

BAB V: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN . . . 51

A. Deskripsi Data . . . 51

1. Deskripsi Data Berdasarkan Usia . . . 51

2. Deskripsi Data Berdasarkan Jenis Kelamin . . . 52

3. Deskripsi Data Berdasarkan Lama Bekerja . . . 52

4. Deskripsi Data Berdasarkan Jabatan . . . 53

5. Deskripsi Data Berdasarkan Pendidikan . . . 53

B. Analisis Data . . . 54

1. Uji Kualitas Data . . . 54

a. Uji Validitas . . . 54

b. Uji Reliabilitas . . . 56

2. Statistik Deskriptif . . . 56

3. Analisis Uji Regresi Linear Sederhana . . . 58

4. Uji Hipotesis . . . 59

a. Uji Statistik t . . . 59

b. Uji Koefisien Determinasi (R2) . . . 60

C. Pembahasan . . . 61

BAB VI: PENUTUP . . . 64

A. Kesimpulan . . . 64

B. Keterbatasan Penelitian . . . 64

C. Saran Penelitian . . . 64

DAFTAR PUSTAKA . . . 66

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Kisi-kisi Kuesioner . . . 38

Tabel 2: Rincian Penyebaran Kuesioner . . . 51

Tabel 3: Deskripsi Data Berdasarkan Usia . . . 52

Tabel 4: Deskripsi Data Berdasarkan Kelamin . . . 52

Tabel 5: Deskripsi Data Berdasarkan Lama Bekerja . . . 52

Tabel 6: Deskripsi Data Berdasarkan Jabatan . . . 53

Tabel 7: Deskripsi Data Berdasarkan Pendidikan . . . 53

Tabel 8: Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian . . . 55

Tabel 9: Tabel Hasil Uji Reliabilitas . . . 56

Tabel 10: Tabel Pembagian Interval Kelas . . . 57

Tabel 11: Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian . . . 57

Tabel 12: Tabel Hasil Uji Regresi Linear Sederhana . . . 58

Tabel 13: Hasil Uji Statistik t . . . 60

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Rerangka Pemikiran . . . . . . 35 Gambar 2: Struktur Organisasi PT. Hexpharm Jaya Laboratories Cikarang . . . 48

(14)

xiii

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

PADA PT. HEXPHARM JAYA LABORATORIES CIKARANG

Joshua Ryandi Widodo NIM: 162114017 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2021

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Penelitian ini dilakukan pada PT. Hexpharm Jaya Laboratories.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan kuesioner. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh supervisi, manajer, dan kepala pabrik. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode total sampling, yaitu jumlah sampel sama dengan jumlah populasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear sederhana. Pengujian ini dilakukan menggunakan program SPSS.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Semakin baik penerapan akuntansi pertanggungjawaban semakin tinggi kinerja manajerial.

(15)

xiv

ABSTRACT

THE EFFECT OF THE APPLICATION OF RESPONSIBILITY ACCOUNTING ON MANAGERIAL PERFORMANCE AT PT.

HEXPHARM JAYA LABORATORIES CIKARANG

Joshua Ryandi Widodo NIM: 162114017 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2021

The purpose of this research is to analyze the influence of responsibillity accounting on managerial performance. The research was conducted at PT. Hexpharm Jaya Laboratories Cikarang.

Type of the research is a quantitative with data collection techniques using interview and questionnaires. The population is all supervisor, manager, and factory head. Sampling in this study using total sampling method, namely the number of samples equal to the population. The data analysis technique used is simple linear regression. This test was carried out using the SPSS program.

The result showed that responsibility accounting has a positive effect on managerial performance. The better the implementation of responsibility accounting the higher managerial performance.

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan farmasi merupakan salah satu perusahaan yang memiliki peran sangat penting di Indonesia. Perusahaan farmasi memiliki peran untuk memproduksi obat-obatan yang dibutuhkan untuk kesehatan. Di Indonesia terdapat cukup banyak perusahaan farmasi yang tersebar di berbagai daerah. Perusahaan farmasi merupakan badan usaha yang harus memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat.

Melihat luas dan kompleksnya kegiatan operasi perusahaan, tidak memungkinkan bagi seorang pimpinan untuk dapat memantau seluruh kegiatan operasional dalam perusahaan. Untuk itu pimpinan harus mengadakan pendelegasian wewenang serta tanggungjawab ke tingkat-tingkat dibawahnya, yaitu para pelaksana dalam mengambil sebuah keputusan, sehingga semua masalah yang ada dapat ditangani dan diselesaikan dengan lebih baik. Supriyono (2000:45) menjelaskan sistem pengendalian manajemen merupakan sistem yang digunakan oleh manajemen untuk menggerakkan anggota organisasi agar dapat melakukan strategi dan kebijakan organisasi secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan organisasi harus selaras dengan tujuan manajer dalam sistem pengendalian manajemen yang efektif.

Menurut Supriyono (2000:325), sistem pengendalian manajemen terdiri atas dua unsur, yaitu struktur pengendalian manajemen yang terdiri dari pusat-pusat

(17)

pertanggungjawaban dan proses pengendalian manajemen yang membahas cara kerja dari pusat-pusat pertanggungjawaban. Dengan adanya pendelegasian tanggungjawab dan wewenang, maka akan timbul tingkatan-tingkatan tanggungjawab dalam organisasi.

Akuntansi Pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang mengakui berbagai pusat pertanggungjawaban pada keseluruhan organisasi itu dan mencerminkan rencana dan tindakan setiap pusat pertanggungjawaban itu dengan menetapkan penghasilan dan biaya tertentu bagi pusat yang memiliki tanggungjawab bersangkutan. Oleh karena itu perusahaan atau organisasi harus menerapkan akuntansi pertanggungjawaban yang merupakan sistem untuk mengendalikan tanggungjawaban setiap unit kerja atau departemen atau lebih dikenal dengan pusat pertanggungjawaban. Pengendalian yang dilakukan oleh manajemen merupakan bagian dari sistem pengendalian manajemen yang dikembangkan untuk membantu manajemen dalam mengendalikan kegiatan operasi perusahaan. Pelaksanaan pengendalian yang dilakukan melalui akuntansi pertanggungjawaban merupakan cara pengelompokan tanggungjawab dan menggariskan secara jelas hubungan antar bagian di dalam perusahaan dan disertai pertanggungjawaban dari masing-masing tingkatan. Penerapan akuntansi pertanggungjawaban yang baik harus menetapkan dan memberi wewenang secara tegas karena dari wewenang tanggungjawab akan timbul. Dengan adanya wewenang dan tanggungjawab tersebut akan memudahkan pengendalian terhadap penyimpangan yang terjadi.

(18)

Selain akuntansi pertanggungjawaban, kinerja manajerial juga merupakan faktor yang penting bagi perusahaan untuk mencapai tujuan. Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan suatu sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategi suatu organisasi. Semakin baik kinerja manajerial suatu perusahaan, maka akan semakin mudah bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Akuntansi pertanggungjawaban dan kinerja manajerial merupakan hal yang saling berkorelasi dan dapat memudahkan perusahaan dalam mencapai tujuan. Jika akuntansi pertanggungjawaban dapat diterapkan dengan baik oleh perusahaan, maka akan berpengaruh positif pada kinerja manajerial perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena dalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban terdapat pusat-pusat pertanggungjawaban dan juga syarat-syarat penerapan lain yang akan mendukung peningkatan kinerja manajerial perusahaan.

Penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan bahwa akuntansi pertanggungjawaban sangat penting diterapkan pada perusahaan. Penelitian tentang pengaruh penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial yang dilakukan oleh Gustriana (2017), bertempat di PT Daehan Global, terdapat pengaruh positif antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial. Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Pratiwi dan Kartika (2019), pada perusahaan manufaktur di Jakarta. Hasil dari penelitian ini adalah akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial perusahaan.

(19)

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk menguji pengaruh penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang memiliki kegiatan operasional dan struktur yang lebih kompleks dibandingkan jenis perusahaan lain. Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, sampel pada penelitian ini yaitu semua supervisi, manajer, dan kepala pabrik. Supervisi, manajer, dan kepala pabrik dianggap lebih memahami penerapan akuntansi pertanggungjawaban dan kinerja perusahaan, sehingga data yang didapatkan diharapkan lebih akurat.

Dari uraian latar belakang, dapat diketahui bahwa penerapan akuntansi pertanggungjawaban sangatlah penting untuk menunjang kinerja manajerial perusahaan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial pada PT. Hexpharm Jaya Laboratories Cikarang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada PT. Hexpharm Jaya Laboratories? ”

(20)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial pada PT. Hexpharm Jaya Laboratories.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai penerapan akuntansi pertanggungjawaban, serta pengaruhnya terhadap kinerja manajerial suatu perusahaan.

2. Bagi Perusahaan

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat dan masukan bagi perusahaan mengenai bagaimana penerapan akuntansi pertanggungjawaban, serta pengaruhnya terhadap kinerja manajerial perusahaan.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya terkait dengan pengaruh penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial.

(21)

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini secara umum dibagi ke dalam enam bab, yang dijabarkan sebagai berikut:

Bab I : : Pendahuluan

Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah penelitian, dan sistematika penulisan penelitian.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi teori yang berhubungan dengan akuntansi pertanggungjawaban dan kinerja manajerial perusahaan.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini berisi uraian mengenai desain penelitian, waktu penelitian, tempat penelitian, subjek penelitian, data penelitian, teknik pengumpulan data, populasi penelitian, sampel penelitian, variabel penelitian, dan teknik analisis data penelitian.

Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini berisi mengenai gambaran umum PT. Hexpharm Jaya Laboratories Cikarang.

Bab V : Analisis Data dan Perusahaan

(22)

Bab VI : Penutup

Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil analisis data penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran penelitian.

(23)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sesuai judul dari penelitian ini yaitu “Pengaruh Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Hexpharm Jaya Laboratories Cikarang”, maka peneliti memaparkan beberapa bahasan yang terkait dengan topik penelitian, yaitu akuntansi pertanggungjawaban dan kinerja manajerial. Tinjauan pustaka yang dipaparkan tersebut diharapkan dapat mendukung dan mempermudah bagi peneliti dan membaca untuk memahami isi dari penelitian ini.

A. Akuntansi Pertanggungjawaban

Dalam tinjauan pustaka ini akan dibahas beberapa hal yang mendukung penelitian, yaitu akuntansi pertanggungjawaban dan kinerja manajerial. Semakin berkembangnya suatu perusahaan, semakin kompleks pula aktivitas yang terjadi. Manajer yang memiliki peran sebagai pimpinan, diwajibkan melakukan pengendalian dengan memantau semua aktivitas yang terjadi di perusahaan secara langsung. Namun, dengan semakin kompleksnya aktivitas yang terjadi menyebabkan tidak mungkin lagi manajer bisa melakukan pengendalian secara langsung terhadap semua aktivitas yang terjadi. Oleh karena itu, pada perusahaan yang mempunyai kompleksitas aktivitas yang tinggi perlu adanya pendelegasian tugas-tugas dan wewenang melalui Akuntansi Pertanggungjawaban. Setiap pembagian atau pendelegasian tugas dipimpin oleh seorang manajer, dengan begitu diharapkan manajer dapat mengendalikan tanggung jawab tiap unit kerja atau pusat pertanggungjawaban.

(24)

Menurut Hansen dan Mowen (2009:229) akuntansi pertanggungjawaban adalah alat fundamental yang berguna sebagai pengendalian manajemen dan ditentukan melalui empat elemen penting, yaitu pemberian tanggung jawab, pembuatan ukuran kinerja atau benchmarking, pengevaluasian kinerja, dan pemberian penghargaan, dan bertujuan untuk mempengaruhi perilaku dalam cara tertentu sehingga seseorang atau kegiatan perusahaan akan disesuaikan untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Carter Usry (2011:111) akuntansi pertanggunggungjawaban merupakan program yang mencangkup seluruh manajemen operasi, yaitu divisi akuntansi, biaya dan anggaran, untuk memberikan bantuan teknis dalam bentuk laporan pengendalian periodik. Rudianto (2013:117) menjelaskan akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang mengakui beberapa pusat pertanggungjawaban pada keseluruhan organisasi yang mencerminkan rencana dan tindakan setiap pusat pertanggungjawaban dengan menetapkan penghasilan dan biaya tertentu bagi pusat yang memiliki tanggung jawab yang bersangkutan. Berdasarkan penjelasan diatas, akuntansi pertanggungjawaban dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang digunakan sebagai alat pengendalian manajemen dengan melakukan pendelegaian wewenang dan tanggung jawab ke dalam pusat-pusat pertanggungjawaban.

1. Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban

Hansen dan Mowen (2005:118) menyatakan manfaat penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada suatu perusahaan antara lain:

(25)

a. Penyusunan Anggaran

Informasi akuntansi pertanggungjawaban akan memperjelas peran seorang manajer, sebab dalam penyusunan anggaran ditetapkan siapa atau pihak mana yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan perusahaan. Selain itu ditetapkan juga sumber daya yang disediakan bagi pemegang tanggung jawab tersebut.

b. Penilai Kinerja Manajer Pusat Pertanggungjawaban

Manajer pusat pertanggungjawaban diberi wewenang dalam menjalankan tanggung jawab dan pencapaian sasaran yang diberikan oleh manajemen puncak. Pada akhir periode yang ditentukan, manajer pusat pertanggungjawaban harus melaporkan pertanggungjawaban atas kinerja selama periode tersebut. Dengan adanya tanggung jawab dan sasaran yang jelas maka kinerja lebih mudah untuk di nilai.

c. Pemotivasi Manajer

Akuntansi pertanggungjawaban juga dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dalam melakukan tindakan koreksi atas penyimpangan atau prestasi yang tidak memuaskan. Dalam akuntansi pertanggungjawaban sistem yang digunakan sebagai alat pemotivasian manajer yaitu penghargaan dan hukuman.

Informasi akuntansi pertanggungjawaban memiliki beberapa manfaat bagi perusahaan atau organisasi. Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan aset, pendapatan dan/atau biaya yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap pusat pertanggungjawaban tertentu.

(26)

Informasi ini dapat berupa informasi historis yang berupa aset, pendapatan dan/atau biaya masa lalu, dan dapat pula berupa informasi masa yang akan datang. Informasi pertanggungjawaban yang berupa informasi masa yang akan datang bermanfaat untuk penyusunan anggaran. Sedangkan informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berupa informasi masa lalu bermanfaat sebagai alat penilaian kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dan sebagai alat pemotivasian manajer (Mulyadi, 2009:174).

2. Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban

Akuntansi pertanggungjawaban memiliki beberapa karateristik-karakteristik yang selalu dapat ditemui. Menurut Mulyadi (2009:191), karateristik akuntansi pertanggungjawaban yaitu:

a. Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban

Akuntansi pertanggungjawaban mengidentifikasikan pusat pertanggungjawaban sebagai unit organisasi seperti departemen, jenis produk, tim kerja, atau individu. Apa pun satuan pusat pertanggungjawaban yang dibentuk, sistem akuntansi pertanggungjawaban membebankan tanggung jawab kepada individu yang diberi wewenang. b. Penetapan anggaran biaya

Standar ditetapkan sebagai tolok ukur kinerja manajer yang bertanggung jawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu. Setelah adanya identifikasi dan ditetapkan pusat pertanggungjawaban, standar ditetapkan sebagai tolok ukur kinerja manajer yang bertanggung jawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu. Sistem akuntansi

(27)

pertanggungjawaban harus menetapkan biaya standar sebagai dasar untuk menyusun anggaran. Anggaran berisi biaya standar yang diperlukan untuk mencapai target atau sasaran yang telah ditetapkan. Biaya standar dan anggaran digunakan sebagai ukuran kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dalam mewujudkan sasaran atau target yang ditetapkan dalam anggaran.

c. Adanya penggolongan biaya

Kinerja manajer diukur dengan membandingkan realisasi dengan anggaran. Pelaksanaan anggaran merupakan proses memanfaat sumber daya oleh manajer pusat pertanggungjawaban dalam mencapai target atau sasaran yang telah ditetapkan dalam anggaran. Penggunaan sumber daya ini diukur dengan informasi akuntansi pertanggungjawaban, yang mencerminkan dan menggambarkan ukuran kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dalam memenuhi target atau sasaran anggaran. Dengan informasi akuntansi pertanggungjawaban, secara prinsip individu hanya dimintai pertanggungjawaban atas biaya yang menjadi tanggung jawabnya atau ia memiliki wewenang untuk mempengaruhinya secara signifikan. Informasi akuntansi pertanggungjawaban menyajikan informasi biaya sesungguhnya dan yang dianggarkan kepada setiap manajer yang bertanggung jawab, untuk memungkinkan setiap manajer mempertanggungjawabkan pelaksanaan anggaran mereka dan memungkinkan mereka untuk memantau pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggung jawab mereka.

(28)

d. Adanya Reward dan Punishment

Sistem penghargaan (reward) dan hukuman (punishment) dirancang dengan tujuan memacu para manajer dalam mengelola biaya demi mencapai target standar biaya yang telah ditentukan di dalam anggaran. Atas dasar evaluasi penyebab terjadinya penyimpangan biaya yang direalisasikan dari biaya yang dianggarkan, para manajer secara individual diberi penghargaan atau hukuman menurut sistem penghargaan dan hukuman yang ditetapkan sebelumnya.

3. Pusat Pertanggungjawaban

Dalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban, terdapat pendelegasian wewenang yang terbagi pada pusat pertanggungjawaban dan dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas pusat pertanggungjawaban tersebut. Menurut Adisaputro dan Anggarini (2009:50) pusat pertanggungjawaban (responsibility center) merupakan suatu sub unit dalam organisasi atau perusahaan, yang dikepalai oleh seorang manajer (responsibility manager) yang kinerja atau prestasinya diukur berdasarkan wewenang dan tanggung jawab yang dimilikinya. Sementara itu menurut Anthony dan Govindarajan (2009:111) Pusat Pertanggungjawaban adalah suatu organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukan organisasi.

Maka dari definisi-definisi yang telah disampaikan oleh para tokoh tersebut dapat diketahui, pusat pertanggungjawaban adalah suatu unit atau departemen yang ada di dalam organisasi atau entitas, dan dikepalai oleh

(29)

manajer yang bertanggungjawab atas hasil dan kinerja unit atau departemen tersebut. Pusat pertanggungjawaban dibentuk dengan tujuan untuk mewujudkan suatu tujuan. Pusat pertanggungjawaban dapat dianggap sebagai suatu unit yang mengolah masukan menjadi keluaran. Pusat pertanggungjawaban menerima input berupa material-material, kerja dan jasa-jasa, kemudian mentransformasikan masukan tersebut menjadi keluaran, baik yang bersifat nyata (barang), atau yang bersifat tidak nyata (jasa).

Dalam suatu perusahaan pembagian pendelegasian wewenang yang terbagi dalam unit atau departemen, dilaksanakan dengan menetapkan pusat-pusat pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggungjawab atas kinerja dan hasil setiap unit atau departemen tersebut. Digolongkan menurut sifat input dan/atau output moneter pusat pertanggungjawaban dibagi menjadi empat pusat pertanggungjawaban (Anthony dan Govindarajan, 2009:115):

a. Pusat Pendapatan

Di pusat pendapatan, suatu output (pendapatan) diukur secara moneter, akan tetapi tidak ada upaya formal yang dilakukan untuk mengaitkan input (beban atau biaya) dengan output. Pada umumnya, pusat pendapatan merupakan unit pemasaran/penjualan yang tidak memiliki wewenang untuk menetapkan harga jual dan tidak bertanggung jawab atas harga pokok penjualan dari barang-barang yang mereka pasarkan. Manajer tetap dianggap bertanggung jawab atas biaya yang terjadi secara langsung di dalam unitnya, akan tetapi ukuran utamanya adalah pendapatan.

(30)

b. Pusat Biaya

Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang inputnya diukur secara moneter, namun outputnya tidak. Dalam pusat pertanggungjawaban ini secara finansial hanya bertanggungjawab atas terjadinya biaya. Pada pusat biaya (cost center), manajer departemen atau divisi diberi tanggung jawab untuk mengendalikan biaya yang dikeluarkan dan otoritas untuk mengambil keputusan-keputusan yang mempengaruhi biaya tersebut. Manajer pusat biaya memakai biaya standar dan anggaran yang fleksibel untuk mengendalikan biaya. Apabila selisih dari standar bersifat signifikan, manajemen haruslah menginvestigasi dan mengevaluasi aktivitas-aktivitas yang ada dalam pusat biaya dalam upaya menentukan apakah biaya di luar kendali, atau sebaliknya, standar biayanya yang memang perlu direvisi. Secara umum pusat biaya terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

1) Pusat Biaya Teknik

Pada umumnya Pusat Biaya Teknik dapat ditemukan pada operasi perusahaan manufaktur (Pergudangan, pengiriman, pendistribusian, dan lain-lain). Pusat biaya teknik biasanya terletak di dalam departemen-departemen biaya teknik.

Ciri-ciri pusat biaya teknik:

a) Inputnya dapat diukur secara moneter, b) Inputnya dapat diukur secara fisik,

(31)

c) Jumlah biaya dan input yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit output dapat ditentukan.

2) Pusat Biaya Kebijakan

Meliputi unit-unit administratif dan pendukung (akuntansi, hukum, hubungan industrial, hubungan masyarakat, sumber daya manusia), operasi litbang, dan hampir semua aktivitas pemasaran. Output dari pusat biaya ini tidak bisa diukur secara moneter. Pada Pusat Biaya Kebijakan tolok ukur efisiensi bukanlah selisih antara anggaran dan biaya yang sesungguhnya.

c. Pusat Laba

Saat kinerja finansial suatu pusat pertanggungjawaban diukur dalam ruang lingkup laba (selisih antara pendapatan dan biaya), maka pusat ini dapat dikatakan sebagai pusat laba (profit center). Kinerja manajer pusat laba diukur dari selisih antara pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Oleh karena itu dalam pusat laba, input maupun output diukur dalam satuan rupiah untuk menghitung laba yang dipakai sebagai alat pengukur kinerja manajernya. Setiap divisi atau unit organisasi dalam perusahaan merupakan bagian dari pusat laba. Tetapi manajer hanya bertanggung jawab terhadap laba yang bakal diperoleh. d. Pusat Investasi

Dalam pusat investasi, laba dibandingkan dengan aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain, kinerja atau tanggung jawab manajer diukur terhadap biaya, laba, penghasilan, dan

(32)

jumlah sumber dana yang diinvestasikan oleh pusat-pusat pertanggungjawaban. Ukuran prestasi manajer pusat investasi dapat berupa rasio antara laba dengan investasi yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut.

4. Syarat Akuntansi Pertanggungjawaban

Dalam menerapkan akuntansi pertanggungjawaban terdapat beberapa syarat-syarat yang harus dipenuhi. Jika suatu perusahaan atau organisasi tidak bisa memenuhi syarat-syarat tersebut, maka akuntansi pertanggungjawaban tidak bisa diterapkan. Menurut Mulyadi (2001), untuk dapat diterapkannya sistem akuntansi pertanggungjawaban ada lima syarat, antara lain adalah struktur organisasi yang menetapkan secara tegas wewenang dan tanggung jawab tiap tingkatan manajemen, anggaran biaya yang disusun untuk tiap tingkatan manajemen, penggolongan biaya sesuai dengan dapat dikendalikan tidaknya (controllability) biaya oleh manajemen tertentu dalam operasi, terdapatnya susunan kode rekening perusahaan yang dikaitkan dengan kewenangan pengendalian pusat pertanggungjawaban, dan adanya sistem pelaporan biaya kepada manajer yang bertanggung jawab (responsibility

reporting).

a. Struktur organisasi

Suatu perusahaan pasti dibentuk atau didirikan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, untuk mewujudkan tujuan tersebut dibutuhkan usaha bersama dari banyak individu. Seberapa efektifnya perusahaan dalam mencapai tujuan sangat dipengaruhi oleh pengorganisasian sumber daya

(33)

manusia dalam memanfaatkan sumber daya lain. Oleh sebab itu perlu adanya pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas melalui struktur organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Model dari struktur organisasi biasanya digambarkan pada bagan organisasi. Dalam bagan organisasi dijelaskan tentang pembagian wewenang dan tanggung jawab atas jabatan-jabatan yang ada dalam perusahaan.

Ada dua jenis bagan organisasi yang digunakan dalam akuntansi biaya (Dunia dan Abdullah 2012):

1) Bagan Organisasi Lini Perusahaan

Dalam bagan organisasi lini perusahaan, menggambarkan arus wewenang dari pemegang saham sampai ke tingkat manajemen operasi.

2) Bagan Organisasi Fungsi Perusahaan

Dalam bagan organisasi fungsi perusahaan, menggambarkan hubungan antara posisi spesialis dengan sub fungsi lainnya di dalam perusahaan.

b. Anggaran

Perusahaan harus menetapkan tujuan atau sasaran dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan atau sasaran tersebut. Penyusunan dampak keuangan yang diperkirakan akan terjadi sebagai akibat dari rencana kerja tersebut kemudian disusun dan dievaluasi melalui proses penyusunan anggaran. Perbandingan dan analisis biaya sesungguhnya dengan biaya yang dianggarkan memberikan informasi bagi

(34)

manajemen untuk mengidentifikasi penyimpangan yang terjadi dari rencana kegiatan, yang dapat digunakan oleh manajemen sebagai dasar untuk melakukan tindakan evaluasi. Anggaran biasanya mempunyai jangka 1 tahun. Berikut ini adalah karateristik-karateristik anggaran (Anthony dan Govindarajan, 2009):

1) Anggaran mengestimasikan potensi laba dari unit bisnis tersebut. 2) Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter mungkin

didukung dengan jumlah non moneter. 3) Biasanya meliputi waktu selama satu tahun. 4) Merupakan komitmen manajemen.

5) Usulan anggaran ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi wewenangnya dari pembuat anggaran.

6) Setelah disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi-kondisi tertentu.

7) Secara berkala, kinerja keuangan aktual dibandingkan dengan anggaran, dan varians dianalisis serta dijelaskan.

Berdasarkan pusat-pusat pertanggungjawaban, anggaran dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1) Anggaran Biaya

Anggaran biaya dibagi dalam dua jenis, yaitu:

a) Anggaran yang menyangkut pengeluaran terukur (engineered

(35)

diukur. Contoh dari pengeluaran terukur adalah: Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya gaji karyawan. b) Anggaran yang menyangkut pengeluaran diskresioner

(discretionary expenses) di pusat tanggung jawab, di mana keluaran tidak dapat diukur. Contoh dari pengeluaran diskresioner adalah: Biaya riset dan pengembangan, biaya iklan, dan biaya promosi penjualan.

2) Anggaran Pendapatan

Karakteristik anggaran pendapatan adalah sebagai berikut:

a) Anggaran ini dirancang untuk mengukur efektivitas pemasaran. Semakin besar pendapatan yang diterima maka semakin tinggi efektifitas pemasaran.

b) Manajer pemasaran tidak dapat dituntut untuk sepenuhnya bertanggung jawab atas pencapaian sasaran yang dianggarkan seperti halnya dengan anggaran biaya.

3) Anggaran Laba

Tujuan manajer puncak menggunakan anggaran laba adalah sebagai berikut:

a) Untuk mereview kinerja keuangan perusahaan yang diharapkan untuk tahun mendatang dan untuk mengambil tindakan tertentu bila kinerja tersebut tidak memuaskan.

(36)

b) Untuk merencanakan dan mengkoordinasikan keseluruhan kegiatan perusahaan.

c) Untuk berperan serta dalam perencanaan divisi.

d) Untuk ikut mengendalikan, setidak-tidaknya sebagian divisi anggaran disusun untuk memenuhi berbagai tujuan tertentu. c. Penggolongan Biaya

1) Biaya Terkendali

Tanggung jawab yang diminta tiap departemen terhadap manajer pusat pertanggungjawaban adalah tanggung jawab atas biaya yang dapat dikendalikan secara langsung. Menurut Daljono (2009) biaya terkendali merupakan biaya di mana manajer dapat mempengaruhi oleh manajer mengenai ada tidaknya dan besar kecilnya biaya tersebut.

Contoh biaya terkendali adalah: a) Biaya gaji pegawai

b) Biaya pengiriman barang c) Biaya listrik

2) Biaya Tak Terkendali

Menurut Daljono (2009) biaya tak terkendali adalah suatu biaya yang tidak bisa dipengaruhi oleh seorang manajer melalui kebijakannya.

(37)

Contoh dari biaya tak terkendali adalah: a) Biaya penyusutan mesin

b) Biaya penyusutan peralatan c) Biaya penyusutan bahan penolong

Setiap biaya pada suatu departemen atas unit organisasi harus diklasifikasikan dan ditentukan secara jelas sebagai biaya terkendali dan biaya tak terkendali pada setiap pusat pertanggungjawaban tertentu. Namun pada prakteknya seringkali terjadi kesulitan saat memisahkan biaya langsung dengan biaya tidak langsung.

d. Sistem akuntansi untuk klasifikasi kode rekening

Didalam akuntansi pertanggungjawaban seluruh biaya dan pendapatan harus dikumpulkan dan dilaporkan pada setiap jenjang manajemen tertentu. Oleh karena itu dibutuhkan suatu bagan yang berisikan kode-kode akun tertentu yang memuat perkiraan-perkiraan yang ada pada neraca maupun dalam perhitungan laba rugi.

Dalam pengumpulan informasi akuntansi pertanggungjawaban, masing-masing pusat pertanggungjawaban yang terdapat pada struktur organisasi diberi kode dengan struktur kode mengacu pada jenjang organisasi, pemberian kode ini dapat memudahkan proses pencarian data yang dibutuhkan. Proses pemberian kode dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan menggunakan huruf, angka, atau bisa juga dengan kombinasi keduanya. Selain itu pengkodean juga harus dilakukan secara konsisten.

(38)

Pemberian kode dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: 1) Metode kode kelompok (group code method)

Pada metode ini masing-masing angka mempunyai arti, dimulai dari yang paling kiri adalah kode golongan perkiraan dan angka yang paling kanan adalah kode jenis rekening. Selain itu setiap kode dalam golongan terdiri dari angka-angka yang sudah ditetapkan terlebih dahulu, dimana setiap angka mewakili jenis rekening. Biasanya metode kode kelompok ini digunakan pada rekening buku besar. 2) Kode Blok (block code)

Pada pengkodean ini setiap klasifikasi tidak menggunakan urutan-urutan digit, tetapi dengan memberikan suatu blok nomor untuk setiap kelompok.

3) Stelsel Rekening Desimal

Pada cara ini, perkiraan diklasifikasikannya menjadi golongan, kelompok, dan jenis rekening yang jumlahnya masing- masing 10. e. Laporan Pertanggungjawaban

Laporan pertanggungjawaban merupakan laporan-laporan yang menerangkan hasil dari penerapan konsep akuntansi pertanggungjawaban dan merupakan ikhtisar hasil-hasil yang dicapai oleh seorang manajer bidang pertanggungjawaban dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya selama periode tertentu. Setiap laporan harus disusun dengan baik sehingga setiap penyimpangan secara jelas terdeteksi dan mendapat

(39)

perhatian dari manajer yang bertanggung jawab. Menurut Mulyadi (2001:194) dasar-dasar yang melandasi penyusunan laporan pertanggungjawaban biaya, yaitu :

1) Jenjang terbawah yang diberi laporan ini adalah tingkatan manajer bagian.

2) Manajer jenjang terbawah diberi laporan pertanggungjawaban biaya yang berisi rincian realisasi biaya dibandingkan dengan anggaran biaya yang disusunnya.

3) Manajer jenjang di atasnya diberi laporan mengenai biaya pusat pertanggungjawaban sendiri dan ringkasan realisasi biaya yang dikeluarkan oleh manajer-manajer yang berada di bawah wewenangnya, yang disajikan dalam bentuk perbandingan dengan anggaran biaya yang disusun oleh masing-masing manajer yang bersangkutan.

4) Semakin ke atas, laporan pertanggungjawaban biaya disajikan semakin ringkas.

Laporan pertanggungjawaban biaya berisi informasi berikut (Mulyadi, 2001):

1) Nomor kode rekening biaya.

2) Jenis biaya atau pusat pertanggungjawaban. 3) Realisasi biaya bulan ini.

4) Anggaran biaya bulan ini. 5) Penyimpangan biaya bulan ini.

(40)

6) Realisasi biaya sampai dengan bulan ini. 7) Anggaran biaya sampai dengan bulan ini. 8) Penyimpangan biaya sampai dengan bulan ini.

B. Kinerja Manajerial

Pengertian kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan suatu sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategi suatu organisasi. Pengukuran kinerja dapat dilakukan jika individu atau sekelompok karyawan telah mempunyai kriteria atau standar keberhasilan tolak ukur yang ditetapkan oleh organisasi.

Menurut Hasibuan (2011:7), kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melakukan tugas-tugasnya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan, dan waktu. Rivai dan Basri (2015:14) menjelaskan bahwa kinerja adalah kesediaan seorang atau kelompok untuk melakukan kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggungjawabnya dan hasil yang diharapkan. Menurut Wibowo (2007:15) kinerja merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun, implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan, kompetisi, motivasi, dan kepentingan.

Pada umumnya kinerja diukur dengan membandingkan input dan output yang dihasilkan, apakah sudah sesuai dengan perencanaan yang telah disusun oleh manajemen atau belum. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang penting bagi perkembangan suatu organisasi, karena dengan adanya penilaian atau

(41)

evaluasi terhadap kinerja dapat membawa perbaikan-perbaikan bagi organisasi untuk mencapai visi, misi, target, dan tujuan organisasi.

Simamora (2012:121) memaparkan bahwa pengertian dari kinerja manajerial adalah suatu hasil kerja dari seseorang maupun kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai suatu tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Menurut Krimiaji (2011:68) mendefinisikan kinerja manajerial adalah kinerja yang dihasilkan oleh manajer dengan mengerahkan bakat dan kemampuan, serta beberapa usaha orang lain yang berbeda di dalam daerah kewenangannya. Sedangkan menurut Hareta (2008:17) kinerja manajerial adalah kemampuan atau prestasi kerja yang telah dicapai oleh para personil atau sekelompok orang dalam satu organisasi, untuk melakukan fungsi, tugas, dan tanggungjawab dalam melakukan operasional perusahaan. Berdasarkan penjelasan diatas, kinerja manajerial dapat didefinisikan sebagai hasil kerja dari anggota organisasi dalam melakukan fungsi dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi.

1. Indikator Kinerja Manajerial

Kinerja merupakan faktor penting yang dapat digunakan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas organisasi. Penelitian Mahoney (1963) menjelaskan bahwa dalam pengukuran kinerja terdapat beberapa indikator-indikator, sebagai berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan meliputi pemilihan strategi, kebijakan, program, dan prosedur untuk mencapai tujuan perusahaan. Tanggungjawab untuk

(42)

perencanaan tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan manajerial dalam semua tingkatan manajerial, mulai dari manajer puncak, menengah, hingga dasar dari suatu tingkatan organisasi.

b. Investigasi

Salah satu fungsi manajemen adalah investigasi. Setiap manajer dalam pusat pertanggungjawaban akan menghasilkan laporan yang berisikan kinerja manajerial pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Dalam menyusun laporan tersebut, manajer melaksanakan fungsi investigasi dalam manajemen. Pada fungsi investigasi, manajer bertugas untuk mengumpulkan dan menyampaikan informasi mengenai catatan, laporan, rekening, ukuran hasil, menentukan persediaan, dan analisa pekerjaan.

c. Koordinasi

Koordinasi merupakan salah satu fungsi dalam manajemen. Kebutuhan akan mensinkronisasikan tindakan individu muncul karena adanya perbedaan pendapat, persepsi, atau pemikiran antara individu atau kelompok. Koordinasi dilakukan dengan cara tukar menukar informasi dengan bagian organisasi yang lain untuk mengaitkan atau menyesuaikan program.

d. Evaluasi

Evaluasi merupakan salah satu fungsi pokok dalam manajemen yang digunakan untuk menilai dan mengukur proposal, kinerja, penilaian

(43)

pegawai, penilaian catatan, penilaian catatan keuangan, dan pemeriksaan produk.

e. Pengawasan

Pengawasan merupakan suatu pengukuran dan pembetulan terhadap kegiatan para bawahan untuk menjamin pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengawasan meliputi kegiatan mengarahkan, memimpin, mengembangkan, membimbing, melatih, memberikan tugas, dan menangani keluhan para bawahan.

f. Penataan Staf (Staffing)

Penataan staf merupakan faktor yang sangat penting dalam pengelolaan sumber daya manusia, agar para karyawan dapat bekerja secara efektif dan efisien. Penataan staf adalah suatu proses yang terdiri dari spesifikasi pekerjaan (job description), pergerakan tenaga, spesifikasi pekerja/karyawan, seleksi dan penyusunan organisasi untuk mempersiapkan dan melatih karyawan agar melaksanakan pekerjaan dengan baik. Penempatan staf (staffing) harus berdasar kepada minat dan kemampuan dari karyawan.

g. Negosiasi

Dalam manajemen komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manajer untuk memahami perilaku agar dapat menangani karyawan secara efektif. Selain itu, komunikasi merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi yang sangat dibutuhkan seorang manajer untuk mengambil keputusan. Namun dalam kenyataannya komunikasi

(44)

tidak selalu berjalan seperti yang diharapkan atau tidak berjalan efektif. Terdapat banyak gangguan (noise) yang menyebabkan pesan tidak dapat tersampaikan dengan baik. Oleh sebab itu, untuk memperbaiki komunikasi negosiasi dapat dilakukan. Bentuk negosiasi yang dapat dilakukan manajer antara lain terjadi pada saat melakukan pembelian, penjualan atau pada saat melakukan kontrak untuk barang atau jasa, menghubungi pemasok, dan pada saat tawar-menawar.

h. Representasi

Manajer menciptakan hubungan dan menggunakan pendekatan kontijensi untuk mencapai tujuan organisasi. Manajer dapat menjadi perwakilan unit kerjanya dan dapat mewakili organisasi secara keseluruhan. Perwakilan adalah fungsi manajemen untuk menghadiri pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara kemasyarakatan, pendekatan kemasyarakatan dan mempromosikan tujuan umum perusahaan.

2. Pengukuran Kinerja Manajerial

Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat rencana yang telah ditentukan, dan apakah kinerja telah tercapai sesuai dengan apa yang telah diharapkan. Pengukuran kinerja juga bermanfaat bagi para pemangku kepentingan apabila hasilnya dapat menyediakan umpan balik yang bisa membantu anggota organisasi dalam mencapai kinerja manajerial yang lebih baik.

(45)

Menurut Mulyadi (2001:435) terdapat tiga ukuran yang dapat digunakan melakukan pengukuran kinerja manajerial secara kuantitatif:

a. Ukuran Kinerja Tunggal

Ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu ukuran untuk melakukan penilaian ukuran kinerja manajerial.

b. Ukuran Kinerja Beragam

Ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran untuk melakukan penilaian kinerja manajerial.

c. Ukuran Kinerja Gabungan

Ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran, memperhitungkan bobot masing-masing ukuran, dan menghitung rata-rata sebagai ukuran menyeluruh kinerja manajerial.

C. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang pengaruh penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial telah dilakukan oleh beberapa peneliti pada di berbagai perusahaan maupun organisasi. Sebagian besar dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial. Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan mengenai pengaruh penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial:

1. Penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Kinerja Manajerial pada Hotel Berbintang di Daerah Istimewa Yogyakarta” dilakukan oleh Hilarius Prima tahun 2014. Hasil dari penelitian

(46)

ini menunjukkan bahwa penerapan akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Perubahan kinerja manajerial searah dengan perubahan penerapan akuntansi pertanggungjawaban, semakin tinggi tingkat penerapan akuntansi pertanggungjawaban maka semakin meningkat kinerja manajerial.

2. Pada tahun 2019, penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Telkom, Tbk Medan, dilakukan oleh Fatiya Kamila Hanoum. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Penerapan akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial.

b. Nilai koefisien regresi (β) = 0,546 memiliki nilai p = 0,000. 0,000 < 5%, maka hipotesis dapat diterima.

c. Nilai signifikan 0,000 yaitu lebih kecil < dari probabilitas 0,05 dan nilai t hitung dengan t tabel diperoleh nilai t hitung lebih besar dari t tabel.

3. Penelitian tentang “Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban, Komitmen Organisasi, dan Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajer”, dilakukan oleh Wiwik Pratiwi dan Andari Asri Kartika tahun 2019 pada perusahaan manufaktur di Jakarta. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Nilai koefisiensi akuntansi pertanggungjawaban sebesar 0,480 yang menandakan akuntansi pertanggungjawaban memiliki pengaruh positif terhadap kinerja manajerial.

(47)

b. Akuntansi pertanggungjawaban, komitmen organisasi, dan partisipasi anggaran berpengaruh positif secara parsial maupun simultan terhadap kinerja manajerial

4. Penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Kinerja PT. Daehan Global”, dilakukan oleh Tiara Gustriana pada tahun 2017. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Dari hasil pengujian hipotesis yang dilakukan, menunjukkan bahwa penerapan akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh terhadap kinerja. b. Berdasarkan uji statistik t diketahui bahwa tingkat signifikan sebesar

0,012 lebih kecil dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa hipotesis dapat diterima.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Se Tin dan Taufik Hidayat tahun 2012 dengan judul “Analisis Pengaruh Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Kinerja Pusat Laba di Warung Paskal Bandung”. Hasil dari penelitian itu adalah sebagai berikut:

a. Penerapan akuntansi pertanggungjawaban di warung paskal tergolong baik dengan nilai rata-rata sebesar (3,43).

b. Kinerja manajer warung paskal di mata staf manajemen tergolong baik, dengan nilai rata-rata NMR sebesar 22,773%.

c. Terdapat pengaruh signifikan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial pusat laba dengan pengaruh sebesar 84,3%.

(48)

6. Pada tahun 2020, penelitian dengan judul “Dampak Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Kinerja Manajerial pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Pematangsiantar” dilakukan oleh Ruth Tridianty Sianipar, Robert Tua Siregar, Hery Pandapotan Silitonga, dan Karin Putri Azura Pulungan. Adapun hasil dari penelitian ini adalah, melalui Uji t diketahui akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja manajerial.

7. Pada tahun 2009, penelitian yang dilakukan oleh Emma I. Okoye, Njideka R. Ekwezia, dan Ngozi Ijeoma, dengan judul “Improvement of Managerial

Performance in Manufacturing Organizations: An Application of

Responsibility Accounting”. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa

akuntansi pertanggungjawaban dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kinerja manajerial. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa akuntansi pertanggungjawaban mempunya pengaruh positif yang signifikan dan tinggi terhadap kinerja manajerial.

8. Penelitian dengan judul “Application Responsibility Accounting to Sustainable

Development in Vietnam Manufacturers: An Empirical Study”, dilakukan oleh

Tran Trung Tuan pada tahun 2017. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh positif karena informasi akuntansi pertanggungjawaban dapat digunakan untuk mengambil keputusan bisnis yang tepat dan benar.

(49)

D. Perumusan Hipotesis Penelitian

Setiap perusahaan dibentuk untuk mencapai suatu target atau tujuan. Untuk mencapai target atau tujuan dalam perusahaan sangat bergantung kepada kinerja manajerial perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki kinerja manajerial yang baik akan dengan mudah mencapai target atau tujuannya, tetapi sebaliknya jika kinerja manajerial perusahaan tidak baik maka akan susah untuk mencapai target atau tujuan perusahaan. Untuk meningkatkan kinerja manajerial maka perusahaan sebaiknya menerapkan akuntansi pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban memberikan informasi-informasi yang penting bagi organisasi.

Menurut Mulyadi (2009:176) informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas pada perusahaan. Informasi akuntansi pertanggungjawaban menekankan hubungan antara informasi dengan manajer pusat pertanggungjawaban terhadap perencanaan dan realisasinya. Pengendalian dapat dilakukan dengan melakukan pendelegasian wewenang kepada manajer untuk merencanakan pendapatan atau biaya yang menjadi tanggungjawabnya, dan kemudian menyiapkan informasi realisasi pendapatan atau biaya. Dengan demikian akuntansi pertanggungjawaban dapat mencerminkan score yang dibuat oleh setiap manajer dalam menggunakan berbagai sumber daya, dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Hal ini dapat diartikan jika akuntansi pertanggungjawaban dilakukan dengan baik, maka akan diperoleh informasi akuntansi pertanggungjawaban masa lalu yang berperan sebagai alat evaluasi dan tolak ukur kinerja di mana yang akan datang.

(50)

Berdasarkan rerangka pemikiran di, maka hipotesis yang dapat dikembangkan sebagai berikut:

Ha: Penerapan akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

Gambar 1: Rerangka Pemikiran

Keterangan:

= Pengaruh akuntansi pertanggungjawaban secara parsial terhadap variabel kinerja manajerial.

(51)

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, dan untuk menemukan kejadian atau hubungan antar variabel yang diteliti digunakan data yang diambil dari sampel yang diperoleh dari populasi penelitian tersebut (Sugiyono:2018). Pada penelitian kuantitatif data yang dihasilkan adalah berupa angka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2020 hingga Januari 2021. 2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan bertempat di PT. Hexpharm Jaya Laboratories, Jalan Angsana Raya Blok A3, Sukaresmi, Cikarang Selatan, Bekasi, Jawa Barat.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan orang, sifat keadaan, benda mati, dan lembaga yang diteliti (Kurniawan:2014). Subjek dari penelitian ini adalah seluruh supervisi, manajer, dan kepala pabrik PT. Hexpharm Jaya Laboratories.

(52)

D. Data Penelitian

Pada penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui sumbernya langsung (Sugiyono : 2018). Dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui wawancara dan kuesioner yang disebarkan kepada supervisi dan manajer PT. Hexpharm Jaya Laboratories.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan Manajer Financial

Accounting PT. Hexpharm Jaya Laboratories. Pada penelitian ini wawancara

digunakan untuk mendapatkan informasi-informasi umum tentang PT. Hexpharm Jaya Laboratories antara lain mengenai sejarah, profil umum perusahaan, visi misi perusahaan, struktur organisasi, dan Standar Operasional Prosedur (SOP) perusahaan.

2. Kuesioner

Pada teknik pengumpulan data ini digunakan suatu instrumen yang disebut kuesioner pengumpulan data. Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan-pertanyaan untuk diisi oleh responden (Sugiyono 2018:133). Kuesioner berisi tentang semua pertanyaan dan pernyataan yang relevan dengan penelitian. Pertanyaan dan pernyataan yang ada dalam kuesioner harus jelas dan tidak membuat responden ragu. Di dalam kuesioner terkandung variabel bebas (akuntansi pertanggungjawaban)

(53)

dan variabel terikat (kinerja manajerial) dengan menggunakan skala linkert yang memiliki rentang nilai untuk mengukur sikap responden terhadap pertanyaan yang disajikan terbagi menjadi:

1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Netral (N) 4 = Setuju (S)

5 = Sangat Setuju (SS)

Tabel 1 adalah kisi-kisi kuesioner yang akan disebarkan kepada responden:

Tabel 1: Kisi-kisi Kuesioner

No Variabel Indikator Nomor Butir

1 Akuntansi Pertanggungjawaban (Hanoum:2019, Wijayani:2014) a. Struktur Organisasi 1, 2, 3, 4, 5 b. Anggaran biaya 6, 7, 8, 9, 10 d. Sistem akuntansi 11, 12, 13, 14,15 e. Laporan pertanggungjawaban 16, 17, 18, 19, 20 2 Kinerja Manajerial (Prima:2014) a. Perencanaan 1 b. Investigasi 2 c. Koordinasi 3 d. Evaluasi 4 e. Pengawasan 5 f. Penataan Staf 6 g. Negosiasi 7 h. Representasi 8

*Kuesioner ada pada lampiran.

F. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiono (2017:111) populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek dan objek yang memiliki karakteristik tertentu dan telah ditentukan oleh peneliti, untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya. Populasi dari

(54)

penelitian ini adalah seluruh supervisi, manajer, dan kepala pabrik PT. Hexpharm Jaya Laboratories.

Sugiono (2017:111) menjelaskan bahwa sampel dapat didefinisikan sebagai jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dari penelitian ini menggunakan Total Sampling. Menurut Sugiono (2018:139), total sampling merupakan salah satu metode pengambilan sampel yang dapat dilakukan oleh peneliti jika ingin menggeneralisasikan dengan syarat populasi yang relatif sedikit atau populasi yang kecil. Pada metode total sampling, jumlah sampel sama dengan jumlah populasi. Dalam penelitian ini metode total sampling dapat digunakan karena jumlah keseluruhan populasi tidak lebih dari 100. Sampel dari penelitian ini sama dengan populasi, meliputi supervisi dan manajer PT. Hexpharm Jaya Laboratories yang berjumlah sebanyak 45 orang.

G. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini variabel yang diteliti diklasifikasikan menjadi dua variabel, yaitu:

1. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat dari adanya variabel independen atau variabel bebas. Variabel dependen dari penelitian ini adalah kinerja manajerial. Rivai dan Basri (2015:14) menjelaskan bahwa kinerja adalah kesediaan seorang atau kelompok untuk melakukan kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggungjawabnya dan hasil yang diharapkan. Instrumen yang

(55)

digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur kinerja manajerial diambil dari Hilarius Prima (2014), yang terdiri dari delapan pertanyaan. Indikator-indikator untuk mengukur kinerja manajerial dalam penelitian ini bersumber dari penelitian Mahoney (1963), yaitu:

a. Perencanaan b. Investigasi c. Koordinasi d. Evaluasi e. Pengawasan f. Penataan Staf g. Negosiasi h. Representasi 2. Variabel Independen

Siregar (2017:19) menjelaskan bahwa variabel independen (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menimbulkan adanya variabel dependen (terikat). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuntansi pertanggungjawaban.

Menurut Adisaputro dan Anggarini (2009), akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu proses penyusunan laporan-laporan kinerja yang dikaitkan kepada individu ataupun anggota-anggota kelompok sebuah organisasi dengan suatu cara, dan memfokuskan pada faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh individu atau anggota-anggota kelompok yang bertanggungjawab.

(56)

Pada penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengukur penerapan akuntansi pertanggungjawaban diambil dari Fatiya Kamila Hanoum (2019) yang terdiri dari 10 pertanyaan. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam penelitian ini bersumber dari Mulyadi (2001), yaitu:

a. Struktur organisasi b. Anggaran biaya c. Penggolongan biaya d. Sistem akuntansi

e. Laporan pertanggungjawaban

H. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis suatu permasalahan dengan data berupa angka. Program yang digunakan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah program Statistical Package of Social Sciences (SPSS) versi 16.

Teknik analisis data yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Uji kualitas data

Dalam penelitian data dari kuesioner yang telah diisi oleh responden haruslah valid dan reliabel.

(57)

a. Uji Validitas

Uji validitas data digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Menurut Siregar (2017:75) uji validitas dilakukan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur mampu untuk mengukur suatu yang hendak diukur. Uji validitas data dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2. Jika r hitung > r tabel maka pernyataan di dalam kuesioner dinyatakan valid. Sebaliknya, jika r hitung < r tabel maka pernyataan di dalam kuesioner dinyatakan tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Ghozali (2016:47) menyatakan bahwa uji reliabilitas digunakan untuk melakukan pengukuran kuesioner yang merupakan indikator dari variabel penelitian. Kuesioner penelitian dapat dikatakan reliable bilamana jawaban seseorang terhadap kuesioner tersebut konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini digunakan koefisien Cronbanch’s Alpha dengan menggunakan SPSS. Instrumen dapat dikatakan reliable apabila memiliki nilai Cronbanch’s Alpha > 0,06. Sebaliknya apabila nilai Cronbanch’s Alpha < 0,06 maka instrumen dapat dikatakan tidak reliable.

2. Statistik Deskriptif

Menurut Indriantoro dan Supomo (2014:170) statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran umum data penelitian serta hubungan yang ada antara variabel-variabel penelitian. Statistik deskriptif dalam

Gambar

Gambar  1: Rerangka  Pemikiran  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Gambar  1: Rerangka Pemikiran  Keterangan:
Tabel  1 adalah  kisi-kisi  kuesioner  yang  akan disebarkan  kepada responden:
Gambar  2: Struktur  Organisasi PT.  Hexpharm  Jaya Laboratories  Cikarang  Sumber:  PT
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian kinerja menurut Mulyadi (1993 : 419) adalah “penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat penilaian kinerja rumah sakit yang diukur melalui struktur organisasi,

Dalam akuntansi pertanggungjawaban struktur oranisasi harus menggambarkan aliran tanggungjawab, wewenang dan posisi.. yang jelas untuk setiap unit kerja dari setiap

Mulyadi (2008:218) mendefiniskan informasi akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya

1) Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Perkebunan Sumatera Utara berdasarkan rata-rata jawaban responden terhadap Akuntansi

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang pengaruh penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan syarat-syarat struktur organisasi, perencanaan anggaran,

Mulyadi (2008:218) mendefiniskan informasi akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya

Lain halnya menurut Mulyadi (1997:188) “Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem Akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan serta pelaporan