• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan negara yang mempunyai jumlah penduduk yang cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia menjadi daerah pemasaran produk barang dan jasa yang cukup potensial bagi perusahaan – perusahaan. Berbagai perusahaan mencoba memasarkan berbagai jenis produk barang dan jasa yang diciptakannya, mulai dari makanan, minuman, kesehatan maupun produk untuk berkomunikasi.

Dunia industri di Indonesia telah berkembang dengan pesat, hal ini menyebabkan kondisi persaingan dunia bisnis dewasa ini semakin hari bertambah ketat. Setiap perusahaan dituntut berupaya menciptakan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan dalam menghadapi semakin banyak munculnya pemain baru (pesaing) yang bergerak dalam industri yang sama. Semakin banyaknya industri yang bermunculan sebagai akibat dari adanya tingkat kebutuhan manusia yang semakin meningkat dan bervariatif, sebagai dampak dari banyak bermunculannya industri yang ada maka bidang pemasaran sangat berpengaruh dan merupakan satu elemen penting untuk menghadapi persaingan.

Salah satu yang banyak bermunculan dari industri seperti disebutkan diatas adalah para operator kartu seluler, yang merupakan salah satu dari produk jasa. Operator kartu seluler sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak lama sebagai alat komunikasi yang hanya dapat digunakan pada ponsel/handphone.

Tumbuhnya kepentingan dan kebutuhan akan komunikasi membuat banyak perusahaan semakin ambisius untuk menjawab tantangan tersebut. Hal ini dapat terlihat dari maraknya industri jasa telekomunikasi seluler di indonesia, mulai dari munculnya pemain baru, sampai inovasi dan bentuk-bentuk promosi yang gencar dilakukan oleh setiap perusahaan untuk menarik minat konsumen. Dengan adanya persaingan tersebut, konsumen memiliki banyak kesempatan untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya, dan mendapat berbagai pilihan alternatif sebelum membuat keputusan.

(2)

Keadaan tersebut membuat perusahaan seluler harus bertindak mengikuti pasar, teknologi seluler sekarang sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat, sehingga perusahaan seluler harus merancang strategi untuk bisa mendekatkan diri pada target konsumennya. Berbagai macam cara dilakukan, mulai dari perkembangan teknologi yang dimiliki secara terus menerus, hingga bentuk promosi yang dilakuan untuk menyampaikan pesan yang dibawa kepada target konsumennya. Hal ini mengakibatkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaan operator seluler. Perubahan yang sangat pesat sebagai dampak dari era bisnis modern turut mempengaruhi kondisi perusahaan operator seluler tersebut. Hanya perusahaan yang kuat dan unggul dalam melakukan persaingan yang akan bertahan.

Para operator telepon seluler berlomba-lomba memberikan layanan dan fasilitas bagi pengguna ponsel untuk dapat berkomunikasi. Adapun fasilitas yang diberikan tidak hanya penghubung komunikasi yang hanya difokuskan penyediaan pulsa untuk percakapan saja. Sesuai perkembangan teknologi dewasa ini fasilitas dari operator ponsel dapat berupa SMS, layanan jasa perbankan, akses internet dan lain sebagainya. Seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi, telepon seluler (ponsel) sudah tidak dinilai sebagai barang yang eksklusif. Ini artinya konsumen memakai ponsel tidak hanya untuk memenuhi gaya hidup atau mengejar prestige, namun sebagai alat komunikasi yang benar-benar dianggap penting dan dibutuhkan. Dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta, Indonesia merupakan pasar potensial yang akan menjadi salah satu pasar terbesar di Asia Tenggara serta memiliki prospek bisnis masa depan yang cukup menggembirakan. Dengan demikian persaingan tidak hanya terjadi antar perusahaan ponsel tetapi juga antar operator ponsel.

Berikut data anggaran belanja iklan jumlah pelanggan telepon seluler CDMA dan GSM

TABEL 1.1

Anggaran Belanja Iklan CDMA di Televisi

No Nama Perusahaan Anggaran

1 Smartfren Rp 326.000.000.000 2 Esia Rp 296.000.000.000

(3)

3 Flexi Rp 164.000.000.000 4 StarOne Rp 21.000.000.000

Sumber : ditjen postel & investor.co.id

Tabel 1.2

Jumlah Pelanggan Telepon Seluler GSM Di Indonesia

No. Nama Perusahaan Jumlah Pelanggan Teregistrasi Tervalidasi 1. PT Telkomsel (30 Juni 2008) 50.548.000 50.548.000 47.000.000 2. PT Indosat (31 Maret 2008) 25.750.628 25.750.628 22.040.881 3. PT Excelcomindo Pratama (30 Juni 2008) 22.423.262 22.423.262 13.667.000 4. PT NTS (12 Juli 2008) 591.990 591.990 92.097 5. PT HCPT (30 Juni 2008) 3.209.196 3.209.196 2.520.627 6. PT Mobile-8 Telecom (16 Juli 2008) 3.772.079 3.078.569 1.798.458 7. PT Sampoerna TI (29 Pebruari 2008) 405.287 405.287 325.869 8. PT Smart Telecom (16 Juli 2008) 504.330 504.330 403.464 Total 106.701.141 106.007.631 32.491.599 Sumber : ditjen postel

Tabel 1.3

Jumlah Pelanggan Telepon Seluler CDMA di Indonesia

No. Nama Perusahaan Jumlah Pelanggan

Teregistrasi Tervalidasi

1. Smartfren (31 Maret 2012) 12.077.163 12.077.163 10.816.139 2. Flexi (31 Maret 2012) 18.848.112 18.848.112 15.609.483

(4)

3. Esia (31 Maret 2012) 11.456.663 11.456.663 9.143.621 4. StarOne 31 (Maret 2012) 564.000 401.067 312.821

Jumlah Pelanggan CDMA Mahasiwa Universitas Widyatama Tabel 1.3.1

Provider CDMA Jumlah

Smartfren (19 september 2013) 91 Esia (19 september 2013) 63 Flexi (19 september 2013) 12 StarOne (19 september 2013) 0

Dari data diatas maka setiap operator seluler yang ada harus semakin pintar dan berusaha lebih keras untuk menghantarkan nilai (value) bagi pelanggannya, karena konsumen saat ini semakin rumit untuk dijangkau diakibatkan berkembangnya pasar yang senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Mereka harus dapat mempertahankan konsumen yang sudah dimilikinya dan secara aktif berusaha untuk terus mendapatkan konsumen baru yang potensial. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu melalui kebijakan bauran pemasaran (marketing mix), yang didalamnya terdapat unsur harga (price), produk (product), tempat (place), promosi (promotion).

Upaya perusahaan dalam berkomunikasi dengan konsumennya maupun calon konsumennya disebut dengan promosi. Dengan adanya komunikasi lewat promosi yang dilakukannya, perusahaan diharapkan dapat menarik lebih banyak konsumen untuk membeli dan menggunakan produknya. Promosi memiliki beberapa alat yang masing-masing mempunyai fungsi penting. Alat-alat promosi tersebut disebut dengan bauran promosi (marketing mix), yaitu advertising, direct selling, promotion sale, public relation, personal selling.

Salah satu alat promosi yang banyak dipakai oleh perusahaan adalah iklan, mulai dari iklan di media cetak dan elektronik. Setidaknya pilihan konsumen lebih terarah karena adanya iklan. Iklan dapat digunakan untuk membangun citra jangka

(5)

panjang bagi suatu produk atau memicu penjualan yang cepat. Konsumen mungkin percaya bahwa merek yang diiklankan secara besar pasti menawarkan nilai yang baik. Iklan dan promosi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem ekonomi dan sosial masyarakat modern. Dewasa ini iklan sudah menjadi sistem komunikasi yang sangat penting tidak saja bagi produsen barang dan jasa tapi juga bagi konsumen. Periklanan merupakan kekuatan berkomunikasi yang akan akan mengarahkan konsumen lewat tahapan-tahapan perhatian, minat, keinginan, dan tindakan untuk melakukan pembelian. Dalam melakukan periklanan terdapat 5 keputusan utama yang sering di sebut dengan 5M yaitu Mission (Misi), Money (Uang), Message (Pesan), Media (Media) dan Measurement (Pengukuran).

Untuk menyampaikan informasi dengan baik, perusahaan perlu menetapkan media yang sesuai dengan tujuan yang akan disampaikan oleh perusahaan yang terdiri dari televisi, radio, majalah, koran dan sebagainya. Media televisi merupakan sarana yamg paling banyak dipakai oleh perusahaan, karena dianggap memiliki keefektifan yang lebih besar bila di bandingkan dengan media lain yang bersifat audio atau visual saja. Karena dalam hal menyampaikan pesan televisi memiliki unsur gerak, suara, gambar, pesan dan waktu penayangan. Dengan adanya unsur tersebut maka diharapkan bisa menyita perhatian dari konsumen tentang produk dari perusahaan atau sponsor perusahaan, kemudian timbul rasa ingin tahu lebih jauh mengenai produk tersebut, yang pada akhirnya diharapkan timbul minat beli dari konsumen terhadap produk tersebut. Selain itu televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat meluangkan waktunya dimuka televisi, sebagai sumber berita, hiburan, dan sarana pendidikan. Kebanyakan calon pembeli “lebih percaya” pada perusahan yang mengiklankan produknya di televisi dari pada yang tidak sama sekali.

Pihak pengiklan dituntut untuk bisa membuat sensasi dalam menawarkan suatu produk. Sensasi dalam hal ini yaitu suatu proses penyerapan informasi mengenai suatu produk yang melibatkan panca indra konsumen (pendengaran, penglihatan, penciuman dan peraba). Pada tahap ini, konsumen akan menyerap dan menyimpan segala informasi yang diberikan ketika suatu produk ditawarkan

(6)

atau dicoba. Misalnya ketika konsumen menonton iklan sebuah produk telepon selular terbaru di televisi. Konsumen akan memperhatikan segala informasi mengenai spesifikasi dan fungsi produk, termasuk fitur-fitur yang ditawarkan produk tersebut. Pada kasus ini, konsumen menggunakan indra penglihatan dan pendengaran dalam proses penerimaan informasi.

Salah satu karakteristik masyarakat Indonesia menyukai apa yang dinamakan “gratis”. Budaya senang gratisan ini bukan hanya pada level kelas bawah namun level menengah atas pun tak luput memiliki kesenangan yang sama. Tak heran jika kebanyakan operator menyajikan berbagai bonus mulai gratis sms, pulsa, tarif murah bahkan panggilan gratis yang disampaikan melalui iklan-iklan menarik dengan artis ternama. Tawaran yang disampaikan melalui iklan-iklan tersebut diharapkan dapat membentuk persepsi positif calon konsumen sehingga membangun intensi untuk mengambil keputusan menggunakan produk tersebut. Namun berbagai bonus tersebut seringkali dibatasi oleh syarat dan ketentuan yang berlaku (term and conditions) yang tidak dijelaskan dalam iklan. Konsumen kadang merasa dirugikan ketika mereka tergiur bonus dan tarif murah yang ditawarkan operator seluler dan baru mengetahui berbagai bonus dan tarif murah itu memiliki syarat dan ketentuan berlaku yang berderet-deret setelah mereka telanjur membeli produk itu. Hal ini dapat dikatakan sebagai fenomena pembodohan konsumen. Fenomena pembodohan konsumen ini dapat menjadi ancaman bagi industri seluler masa depan jika terus berlanjut hingga masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap operator tersebut. Perilaku lebih bijak telah dilakukan beberapa operator besar yang mencantumkan syarat dan ketentuan berlaku terutama dalam iklan-iklan outdoor-nya. Semua itu dilakukan oleh beberapa operator seluler tidak terkecuali juga pada flexi, smartfren dan esia.(www.x-phone.com)

Dunia periklanan operator seluler sudah mulai menampilkan iklan-iklan yang menarik dan kreatif. Seperti pada flexi, smartfren, esia dengan membuat iklan dengan memanfaatkan momen-momen tertentu seperti lebaran, natal dan tahun baru. Mereka juga mengontrak para model dari kalangan artis yang sedang naik daun bagi kawula muda. Karena kebanyakan yang memakai produk mereka adalah para pelajar dan mahasiswa karena dianggap kartu yang murah. Selain itu

(7)

dalam iklan tersebut smartfren juga membuat slogan yang melambangkan citra produk tersebut yaitu I HATE SLOW. Flexi juga melakukan iklan yang tidak kalah kreatif. Dengan membuat sebuah iklan yang menempatkan harapan sama dengan kenyataan Cuma Flexi yang Bisa Begini Gratis Nelpon sehingga para pemirsa menjadi penasaran karena dibuat seperti sebuah cerita bersambung. Dari iklan tersebut flexi juga menyampaikan slogan mereka Lebih Irit Kan. Lain lagi dengan esia mereka membuat iklan dengan menampilkan kehebatan produk mereka dan menyampaikan slogan yaitu YANG LAIN MURAHNYA KE SESAMA ,ESIA MURAHNYA KESEMUA dan mengatakan bahwa produk mereka paling murah dari kartu cdma yang lain.

Semakin kreatifnya iklan maka akan membuat membuat pengaruh atau tanggapan yang berbeda-beda dari konsumen. Kemampuan membuat iklan yang bagus sehingga dapat menarik perhatian konsumen potensial bukanlah hal yang mudah. Selain kreatifitas perancang iklan, operator seluler juga harus mampu mengenaIi karakteristik sasaran pasar yang ingin dicapai. Contohnya iklan SMARTFREN menggunakan strategi kata"I HATE SLOW..." dalam iklannya yang berdampak mempengaruhi target audiencenya. Kata-kata tersebut awalnya tidak komersil, tetapi ketika kata2 tersebut menjadi bagian dari masyarakat setelah beberapa oknum masyarakat mulai terpengaruh dengan kata-kata tersebut atau kalimat-kalimat kreatif yang diucapkan oleh iklan FLEXI yang sering dipakai oleh masyarakat saat berbicara dengan komunitasnya. Selain itu ada juga iklan simpati yang mengundang reaksi negatif dari masyarakat yaitu iklan SIMPATI MAX yang pada iklan itu digambarkan seorang wanita muda sedang menelopon sambil membawa alat pemukul (softball batting). Tiba-tiba wanita tersebut dengan raut wajah senang dan sambil tertawa, memukul dengan kerasnya sebuah jam weker yang bagus dengan alat pemukul tersebut sehingga hancur. Tak hanya puas dengan sekali pukul lalu mengayunkan kembali pemukul lalu diulang-ulang dengan bengisnya. Seharusnnya memasarkan sebuah produk harus diisi dengan nilai-nilai yang tidak mendidik

Harus diingat oleh para produsen bahwa konsumen menaruh tanggapan yang berbeda-beda dari setiap iklan yang mereka ciptakan. Bentuk tanggapan dari konsumen tersebut dapat berupa Attention (Perhatian), Interest (Minat), Desire

(8)

(Keinginan) dan Action (Tindakan). Hal tersebut disadari oleh perusahaan telepon selular, selain membuat iklan untuk menyampaikan pesan, mereka juga mempromosikan keunggulan produk mereka masing-masing. Bahkan dalam iklan tersebut dimanfaatkan sebagai ajang untuk menyebutkan kelemahan dari produk pesaing. Dengan kondisi ini konsumen dibingungkan dengan perang iklan yang dilancarkan oleh para operator telekomunikasi tersebut. Sehingga konsumen dituntut untuk jeli dalam memilih suatu produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Peristiwa tersebut menceritakan mengenai suatu keadaan dimana konsumen pun memiliki penilaian tersendiri dari apa yang mereka lihat dan dengar dari usaha yang dilakukan produsen dalam mempengaruhi konsumen.

Pada dasarnya konsumen memiliki sifat ketertarikan atas suatu iklan. Iklan – iklan kartu seluler yang sangat banyak ditayangkan selalu mengumbar – umbar keunggulan produknya, tidak dapat dipungkiri hal inilah yang menjadi daya tarik bagi konsumen. Tidak perlu melihat kartu apa yang sedang diiklankan, asalkan kelebihan kartu tersebut sesuai dengan kebutuhannya, mungkin saja akan terjadi aksi beli dari konsumen.

. Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul“ANALISIS PERBEDAAN

TANGGAPAN KONSUMEN ATAS KINERJA PERIKLANAN

SMARTFREN DAN ESIA DIMEDIA TELEVISI”.

1.2 Identifikasi Masalah

Menurut uraian latar belakang yang menyangkut pelaksanaan kegiatan periklanan oleh kartu provider smartfren, dan esia, maka ada beberapa hal yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Bagaimana periklanan produk katru pascabayar Smartfren dan Esia? 2. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap kinerja periklanan yang

dilakukan perusahaan kartu pascabayar Smartfren dan Esia?

3. Bagaimana perbedaan hasil tanggapan konsumen antara periklanan yang dilakukan oleh perusahaan karu pascabayar Smartfren dan Esia?

(9)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data, mengolah, menganalisis. Serta menginterpretasikan data sebagi data yang dibutuhkan guna menyusun penelitian yang merupakan salah satu syarat dalam memperolaeh gelar Sarjana pada Jurusan Manajemen Fakultas Bisnis dan Manajemen. Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui periklanan produk katru pascabayar Smartfren dan Esia.

2. Untuk mengetahui hasil tanggapan konsumen terhadap kinerja periklanan yang dilakukan perusahaan kartu pasbayar Smartfren dan Esia.

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil tanggapan konsumen antara periklanan yang dilakukan oleh perusahaan karu pascabayar Smartfren dan Esia.

1.4 Hasil Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak.

1. Bagi Akademik, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengembangan ilmu kepada pembaca khususnya yang berhubungan dengan periklanan tepatnya mengenai analisis tanggapan konsumen dan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan

2. Bagi Praktisi, dapat digunakan sebagai masukan atau informasi dalam melakukan perbandingan dengan kenyataan yang terjadi di dunia usaha serta melatih kemampuan berpikir secara sistematis.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Dalam memasarkan produknya, perusahaan harus berkomunikasi dengan para konsumen dan calon konsumen. Setiap perusahaan tidak dapat menghindari peranannya sebagai komunikator. Bagi sebagian besar perusahaan membuat strategi apakah akan melakukan komunikasi dan sebeberapa sering komunikasi tersebut dilaksanakan.

(10)

Komunikasi pemasaran suatu organisasi pemasaran berperan sebagai pengirim (sender) dan menerima (receiver), sebagai pengirim seorang komunikator pemasaran berusaha untuk memberitahukan, membujuk dan mendorong pasar agar berperilaku sesuai dengan keinginan komunikator. Sebagai penerima seorang komunikator pemasaran mendengarkan suara pasar, agar pesan-pesan yang dikomunikasikan olehnya sesuai dengan pasar sasaran, menyesuaikan pesan dengan kondisi pasar dan mencari peluang untuk berkomunikasi.

Untuk mencapai keberhasilan promosi dan efektivitas suatu rencana promosi yang disusun, maka perusahaan harus menetapkan dan menjalankan unsur-unsur yang terdapat dalam bauran promosi dengan tepat.

Philip Kotler dan Keller (2009;266) mengemukakan bahwa alat-alat promosi tediri dari periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (public relation and publicy), penjualan pribadi (personal selling) dan pemasaran langsung (direct marketing).

Berdasarkan hal tersebut diatas dapat dikatakan bahwa setiap alat promosi merupakan saluran yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan pesan dari produsen sehingga dapat diterima dengan baik oleh konsumen dan selanjutnya menghasilkan suatu tindakan.

Salah satu dari unsur bauran promosi adalah periklanan. Iklan dapat didefenisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada konsumen melalui media. Melalui media, pesan yang hendak disampaikan dapat tersebar secara luas sehingga mampu ditangkap oleh banyak konsumen. Oleh karena itu periklanan dapat dikatakan sebagai cara yang efektif untuk menyebarkan pesan kepada para konsumen dan calon konsumen.

Mengembangkan program periklanan harus selalu dimulai dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli, kemudian mengambil lima keputusan utama dalam mengembangkan program, lima keputusan utama yang dikenal sebagai “lima M” adalah misi (mission): Apakah saja tujuan iklan tersebut? Uang (money): berapa banyak yang dapat dibelanjakan? Pesan (message): pesan apa yang harus disampaikan? Media (Media): media apa yang

(11)

harus digunakan? Ukuran (Measurement): bagaimana hasilnya seharusnya dievaluasi. Salah satu bagian dalam keputusan program pelaksanaan adalah menetapkan media yang akan digunakan, terdapat beberapa media yang dapat dipilih dalam menyampaikan pesan. Media yang dapat digunakan antara lain periklanan luar rumah, surat kabar, majalah, radio, televisi, media periklanan alternatif, dan media periklanan alternatif. Oleh karena banyaknya alternatif media yang dapat digunakan maka pemasang iklan harus memilih media yang tepat untuk menyampaikan informasi mengenai produk perusahaan.

Salah satu media yang dapat dipilih adalah televisi. Periklanan ditelevisi dianggap lebih efektif dari pada periklanan pada media lain, karena mampu mengkombinasikan antara gerak, visual dan suara dan menjangkau cakupan pemirsa yang lebih luas sehingga memilik pengaruh yang kuat terhadap konsumen mengenai produk yang ditawarkannya.

Dalam periklanan televisi yang merupakan media audio visual, stimulusnya bekerja secara bersamaan dalam suatu tayangan iklan. Periklanan ditelevisi mampu mengkombinasikan gambar, visual, suara, gerakan. Meskipun televisi juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya adalah membutuhkan biaya yang cukup tinggi serta waktu penyangan yang kurang fleksibel.

Semua variabel tersebut secara bersamaan muncul dalam tayangan iklan ditelevisi dan diharapkan dapat menimbulkan minat beli konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Selain itu televisi memiliki keunggulan lain yaitu daya jangkau yang sangat luas serta mampu mempengaruhi persepsi masyarakat karena kebanyakannya masyarakat meluangkan waktu untuk menonton televisi.

Tayangan iklan di televisi dapat mempengaruhi tindakan individu yang menjadi target pasar. Tindakan-tindakan individu tersebut secara langsung dapat terlibat dalam usaha memperoleh, menggunakan, dan menentukan produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan tersebut. Sikap konsumen tersebut menurut Hawkins, Best & Coney (2008;387) dipengaruhi oleh setiap tiga komponen model yaitu: Cognitive component (keyakinan atas objek atau tanggapan), Affectife component (bersifat

(12)

evaluatif menyeluruh atas sikap objek), dan Behavioural component (salah satu tendensi sikap yang dihasilkan dari respon yang diteruskan dari objek atau aktifitas).

Tugas pertama suatu iklan adalah bagaimana mendapat perhatian (attention) konsumen. Setelah melalui tahap mendapatkan perhatian, iklan harus memiliki isi pesan yang tepat sehingga dapat menimbulkan minat (interest) kemudian selanjutnya membangkitkan keinginan (desire) suatu iklan harus meyakinkan pemirsa bahwa produk yang ditawarkan tersebut dapat memenuhi kebutuhannya yang akan mendorong konsumen untuk melakukan pembelian (action). Dengan demikikan suatu perusahaan harus dapat meningkatkan promosinya dalam berbentuk iklan karena akan sangat mempengaruhi tanggapan calon konsumen. Semakin kreatif iklan yang ditayangkan, akan semakin besar pengaruhnya terhadap para penonton yang menyaksikan iklan tersebut.

Table 1.4

Paradigma Penelitian

Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas, hipotesis yang diajukan adalah: Terdapat perbedaan antara tanggapan konsumen atas kinerja iklan smartfren, dan esia yang disiarkan di televisi.

Iklan ditelevisi Smartfren 1. Waktu penayangan 2. pesan

3. visual 4. suara 5. gerakan

Iklan ditelevisi Esia 1. Waktu penayangan 2. pesan

3. visual 4. suara 5. gerakan

(13)

1.6. Metode Penelitian

1.6.1. Desain Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh penelitian dalam mengumpulkan data penelitiannya, menurut Kerlinger yang dikutip oleh Sugiyono (2008:7) menyatakan bahwa metode survey adalah metodologi penelitian yang digunakan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Metode penelitian pada dasarnya merupakan ciri ilmuan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu nasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris, berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat dinikmati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cata-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang besifat logis. Selain itu tingkat eksplanasinya harus dapat menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel-variabel dengan variabel-variabel lainnya. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir, 2008:54).

Tujuan dari penelitian daskriptif adalan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara distematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai iklan yang dilakukan serta tanggapan konsumen terhadap iklan-iklan yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan telepon selular. Coney (2009:140) mengemukakan ciri-ciri metode deskriptif yaitu:

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan merupakan masalah-masalah aktual.

(14)

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis (karena itu metode ini sering disebut dengan metode analitik) Metode deskriptif disamping memberikan gambaran dari fenomena-fenomena, juga memberikan kejelasan pengaruh antar fenomena-fenomena tersebut. Langkah-langkah metode deskriptif tidak terbatas sampai dengan pengumpulan dan penyusunan data tetapi juga analisis dan interprestasi terhadap data untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai fakta yang terjadi.

Untuk mengetahui tanggapan konsumen, metode yang digunakan adalah metode survey, dengan meneliti pada populasi, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut.

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi literature, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku, makalah, majalah ilmiah, jurnal maupun homepage/website guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah penelitian.

2. Observasi atau dengan pengamatan langsung, menurut Moh. Nazir (2008:175) adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.

1.7. Lokasi dan Waktu

Tempat dilaksanakannya penelitian adalah di Bandung dengan sasaran responden pengguna jasa operator selular yang berada di Bandung. Sedangkan ntuk penelitian direncanakan bulan Juli 2013 hingga selesai.

Gambar

Table 1.4  Paradigma Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Menurut studi yang dilakukan oleh Antariksa Budileksmana (2005: 491) menyatakan bahwa dengan periode pengamatan pada return pasar tahun 1999- 2004, pengujian membuktikan

Dengan menerapkan metode pembelajaran yang terintegrasi dengan teknologi komputer (seperti SPC) akan memberikan suatu model yang berbasis unjuk kerja, hal ini

Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dengan menggunakan teknik send a problem di

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang hendak diurai melalui program ini adalah: cara meningkatkan penguasaan bidang studi Astronomi para guru

Konsekuensi yang diharapkan klien dapat memeriksa kembali tujuan yang diharapkan dengan melihat cara-cara penyelesaian masalah yang baru dan memulai cara baru untuk bergerak maju

Menentukan bobot latihan setiap jenis keterampilan berdasarkan hasil analisis terhadap respons yang muncul dan tingkat kesulitan yang dialami mahasiswa dalam mempraktikkan

Implementasi untuk sistem pengukuran demikian dapat dilakukan cukup dengan mempergunakan dua mikrokontroler, yaitu satu master I2C yang melakukan pengukuran dosis radiasi

Motivasi belajar siswa sangat penting dalam pembelajaran, sebab pengetahuan, keterampilan, dan sikap tidak dapat ditransfer begitu saja tetapi harus siswa sendiri