• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBAIKAN KEMASAN KEJU GOUDA MUDA DENGAN MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBAIKAN KEMASAN KEJU GOUDA MUDA DENGAN MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERBAIKAN KEMASAN KEJU GOUDA MUDA DENGAN MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Industri Fakultas Teknik

Oleh:

SUROYO D 600 110 018

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

PERBAIKAN KEMASAN KEJU GOUDA MUDA DENGAN MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

SUROYO D 600 110 018

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Pembimbing 1

Siti Nandiroh, ST., M.Eng NIK. 973

Pembimbing 2

Indah Pratiwi, ST., MT. NIK. 705

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

PERBAIKAN KEMASAN KEJU GOUDA MUDA DENGAN MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

OLEH SUROYO D 600 110 018

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari ..., ... 2016 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji: 1. Siti Nandiroh, ST., M.Eng

2. Indah Pratiwi, ST., MT.

3. Hari Prasetyo, ST., MT., Ph.D.

4. Hafidh Munawir, ST., M.Eng.

Dekan,

Ir. Sri Sunarjono, MT, Ph.D

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat kerya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, Mei 2016 Penulis

Suroyo D 600 110 018

(5)

MENINGKATKAN KUALITAS KEJU GOUDA DENGAN MENGGUNAKAN

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

Suroyo1,

Siti Nandiroh2, Indah Pratiwi 2

1

Mahasiswa Teknik Industri UMS, 2Dosen Teknik Industri UMS Jalan Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura 57102 Telp (0271) 717417

Email: royoroy1508@gmail.com

Abstrak

Pemasaran merupakan ujung tombak dari perusahaan untuk mencapai kesuksesan. Dengan adanya pemasaran, perusahaan akan terus berinovasi agar produknya dapat diterima oleh konsumen dengan tingkat harga sesuai harapan konsumen namun tetap memberikan kualitas yang baik. Keju Gouda merupakan keju keras dengan kadar air 35-40%, asal pembuatan keju Gouda dari Belanda. Gouda sendiri merupakan nama kota yang ada di Provinsi Zoid Holland, Belanda. Akan tetapi Boyolali kini memiliki pabrik keju yang memproduksi keju Gouda dengan strandar pembuatan sesuai dengan asal pembuatannya yaitu Belanda. Keju Gouda Boyolali masih dalam tahapan penyesuaian pangsa pasar agar dapat bersaing dengan produk pesaing. Oleh karena itu peneliti bertujuan untuk mengetahui atribut-atribut yang mempengaruhi tingkat kemasan keju Gouda muda dan keju Cheddar. Perbaikan kemasan keju Gouda dengan metode Quality Function Deployment (QFD). Data yang diambil dari keinginan konsumen dengan mengisi kuesioner terbuka dan nantinya dilanjutkan lagi ke kuesioner tertutup. Pengolahan data dilanjutkan ke dalam House of Quality (HoQ). Hasil penelitian ini menunjukan atribut-atribut yang mempengaruhi keinginan konsumen dalam menentukan pembelian yaitu harga murah, kemasan, keamanan makanan, bentuk keju, gizi, logo, huruf/tulisan, ketahanan kemasan.

Kata Kunci: Quality Function Deployment, Keju Gouda Muda, House of Quality Abstracts

Marketing form the spearhead from company to achieve success .With the marketing , the company will continue to innovate that their products to be acceptable to consumers with price as expected consumers but still give a good quality .Cheese gouda is cheese hard with the moisture content of 35-40 % , from making cheese gouda from the netherlands .Gouda itself is the name of the city is in the zoid holland , the netherlands .But boyolali now have the cheese producing cheese gouda with strandar making in accordance with the manufacturing the netherlands .Cheese gouda boyolali still in the market share adjustment to compete with the competitors .Hence the researchers aims to understand atribut-atribut that influences the level packing cheese gouda young and cheddar cheese .Improved packing cheese gouda with the quality function deployment ( qfd ) .

The data were drawn from consumer advocacy by filling the questionnaire open and later was continued to the questionnaire closed .Data processing continued into the house of quality ( hoq ) .The result of this research suggests atribut-atribut affecting consumer advocacy in determining the purchase price , packaging , security food , the cheese , nutrition , logo , writing letters / , endurance packaging.

Keywords: Quality Function Deployment , Cheese Gouda Young , House Of Quality

(6)

1. PENDAHULUAN

Berdasarkan data BPS Nasional 2012, Jawa Tengah merupakan sentra peternakan sapi terbesar ke tiga dengan jumlah ternak 106.224 ekor dengan produksi susu 107.982 ton/tahun dari total seluruh produksi sebesar 981.588 ton/tahun nasional. Sehingga 12% pemasok berasal dari Jawa. Boyolali memiliki udara yang sejuk dikarenakan berada di lereng gunung merapi dan gunung merbabu. Dari iklim yang ada, Boyolali sangat cocok dengan pertanian dan peternakan khususnya peternakan susu perah. Menurut BPS Jawa Tengah 2012, Boyolali merupakan pemasok susu terbesar se-Jawa Tengah dengan jumlah produksi susu sebesar 46.775.509 liter dengan jumlah sapi sebesar 87.793 ekor (Oktivira, 2014).

Susu merupakan salah satu dari lima bahan pokok makanan yang memiliki gizi yang tinggi sebagai asupan tubuh manusia. Gizi susu sapi berperan sebagai kecerdasan, kesehatan, pertumbuhan, khususnya bagi anak-anak. Kini susu dapat diolah dengan berbagai macam masakan, misalnya dodol, permen, keju dll. Saat ini di daerah Boyolali tepatnya di Samiran, Selo, Boyolali memproduksi keju dengan cita rasa Eropa dengan nama keju Menir. Keju menir merupakan keju yang diproduksi berdasarkan adopsi dari negara asalnya yaitu Negara Belanda. Dari proses pembuatannya dan komposisi yang ada sama persis dengan pembuatan dari asalnya. Pemilik pabrik keju Menir sendiri merupakan orang Belanda yang menetap di Indonesia yaitu Mr. Hans. Pabrik Keju Menir didirikan pada tahun 2011 dengan hasil produksi 50 liter per hari dengan tenaga kerja 3 orang. Pada tahun 2013 pabrik Keju Menir mengalami penurunan produksi menjadi 20-30 liter per hari. Hail ini dikarenakan pasokan susu sapi di wilayah Selo mengalami penurunan kualitas susu. Sekarang ini pabrik Keju Menir mempekerjakan 1 pegawai dengan produksi 20-30 liter per hari menjadi 8-9% keju Gouda. Setiap bulan pabrik keju menir menghasilkan omset sebesar Rp. 3.200.000 sampai Rp. 4.800.000.

Atribut-atribut yang dipertimbangkan ini akan membantu untuk memperbaiki produk yang sudah ada. Dengan perbaikan kemasan suatu produk diharapkan mampu bersaing dengan produk yang lain. Perbaikan kualitas produk dilakukan dengan pendekatan metode Quality Function Deployment (QFD) dikarenakan QFD mampu menerjemahkan keinginan dan harapan konsumen secara langsung secara sistematik untuk memenuhi kebutuhan dan harapan tersebut. Perbaikan yang akan dilakukan terhadap keju Gouda terhadap keju cheddar yaitu Craft dan Prochiz untuk perbaikan kemasan agar keju Gouda dapat bersaing di pasaran dengan menubah keinginan konsumen atau voice of customer secara langsung terhadap spesifikasi teknis dari produk yang dihasilkan.

2. METODE

2.1 Obyek Penelitian

Objek penelitian ini dilakukan di industri pembuatan keju yang ada di Samiran, Selo, Boyolali yang merupakan daerah penghasil susu terbesar se-Jawa Tengah.

(7)

2.2 Pengumpulan data

Pengumpulan data dibagi menjadi 2 jenis, yakni data primer dan data sekunder. Adapun penjelasan 2 jenis data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Data primer merupakan data yang diambial secara langsung di lapangan uasaha pembuatan keju Gouda di Boyolali.

2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari jurnal, internet, dan buku-buku yang menyangkut perbaikan mutu produk dengan metode Quality Function Deployment (QFD).

2.3 Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan adalah tahap pertama penelitian, yakni dengan melakukan observasi dan survey langsung ke lapangan untuk mempelajari dan mengetahui permasalahan yang ada dan mencari informasi atau metode pemecahan masalah yang mendukung dalam penelitian ini.

2.4 Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

Perumusan masalah dibutuhkan agar peneliti dapat melakukan penelitian secara sistematis dan fokus pada satu arah saja. Dari permasalahan yang didapat dari studi pendahuluan yaitu tentang perbaikan kemasan produk keju Gauda muda dengan tujuan memperbaiki kemasan produk agar dapat bersaing dengan produk lawan yang sejenis.

2.5 Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan pengkajian terhadap informasi atau teori-teori yang ada baik dari buku maupun jurnal yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

2.6 Metode Pengumpulan Data

1. Observasi merupakan pengamatan langsung ke industri Keju Menir yang ada di Boyolali. Observasi bertujuan agar peneliti mengetahui secara langsung kejadian yang ada di lapangan penelitian.

2. Wawancara merupakan metode yang digunakan untuk mencari informasi secara langsung yang kepada pemilik usaha keju Menir.

3. Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengambilan gambar tempat usaha sebagai sumber informasi. Dokumentasi dapat dilakukan dengan cara di foto atau dapat juga dengan cara video.

4. Kuesioner merupakan tahapan pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan cara memberikan pertanyaan kepada responden lewat tulisan atau secara tertulis.

2.7 Pengolahan dan Analisis Data

Pada tahap ini adalah pengolahan terhadap data yang telah didapatkan dari penyebaran kuesioner. Selanjutnya, data tersebut diolah dengan menggunakan metode QFD sehingga rancangan desain yang dihasilkan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Analisis dimulai dengan menentukan derajat kepentingan masing-masing keinginan konsumen, selanjutnya adalah parameter teknik yang merupakan bahasa teknik dari terjemahan keinginan konsumen yang digunakan untuk target yang akan dicapai. Setelah itu, mencari hubungan antara atribut keinginan konsumen dengan parameter teknik. Langkah selanjutnya adalah menentukan hubungan antara masing-masing parameter teknik. Selanjutnya,

(8)

4

dibuatnya HOQ (House of Quality) yang berdasarkan keinginan dan kebutuhan konsumen.

2.8 Kesimpulan dan Saran

Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian. Tahap ini dilakukan setelah melakukan analisis data dan mendapatkan kesimpulan atas penelitian yang dilakukan. Selanjutnya, hasil kesimpulan yang didapatkan digunakan untuk memberikan saran-saran kepada pihak terkait sehingga dapat menentukan strategi selanjutnya. Untuk kerangka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Mulai

Identifikasi masalah dan tujuan penelitian

Identifikasi sampel penelitian

Pengumpulan Data: - Wawancara - Dokumentasi - Kuesioner: 1. Kuesioner terbuka 2. Kuesioner tertutup Pengujian Data - Uji Validitas - Uji Reliabilitas

Menentukan derajat keyakinan dan kinerja atribut kualitas produk dengan kuesioner

Hasil: -Data Valid -Data Reliabel

Nilai atribut kualitas produk keju menir

Selesai

Tidak

Ya

Normalisasi bobot kualitas produk keju menir

Nilai absolut dan prioritas parameter teknik

Normalisasi bobot parameter teknik

Nilai absolut dan prioritas kebutuhan proses

Normalisasi bobot kebutuhan proses

Nilai absolut dan prioritas proses kualitas

Analisa dan interpretasi QFD

Kesimpulan dan saran

M at ri k H o Q L ev el I I M at ri k H o Q L ev el I II M at ri k H o Q L ev el I

(9)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengolahan data dilakukan setelah data yang dibutuhkan yakni daftar keinginan dan kebutuhan konsumen didapatkan yang berasal dari kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Adapun pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

3.1 Penentuan Atribut

Tabel 1 Atribut Produk No Atribut Keinginan Konsumen

1 Harga murah 2 Kemasan 3 Keamanan makanan 4 Bentuk keju 5 Gizi 6 Logo 7 Huruf/ Tulisan 8 Ketahanan kemasan

Atribut yang disusun seperti pada tabel 1 adalah atribut-atribut yang dirasa penting bagi konsumen. Atribut tersebut akan menjadi acuan dalam pengolahan data selanjutnya.

3.2 Derajat Kepentingan Atribut Produk

Tabel 2 Derajat Kepentingan No Atribut Keinginan Konsumen

Jumlah Konsumen (Orang) Proporsi (%) 1 Harga murah 19 0.253 2 Kemasan 16 0.213 3 Keamanan makanan 15 0.200 4 Bentuk keju 8 0.107 5 Gizi 7 0.093 6 Logo 5 0.067 7 Huruf/ Tulisan 3 0.040 8 Ketahanan kemasan 2 0.027 Total 75 1.000

Berdasarkan data pada tabel 2, kualitas bahan memiliki nilai tertinggi dengan jumlah responden 19 orang dan nilai proporsi 0,247. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas keju Gouda muda masih kurang berkualitas. Sedangkan, ketersediaan ukuran memiliki nilai terendah dengan jumlah responden 2 dan nilai proporsi 0,026.

3.3 Parameter Teknik

Tabel 3 Parameter Teknik No Parameter Teknik Nilai

1 Rupiah/ kilogram 218.2

2 Jenis kemasan 381.8

(10)

3 Diameter kemasan 81.8 4 Sertifikasi 218.2 5 Dimensi logo 81.8 6 Macam-macam warna 218.2 7 Macam-macam bentuk 200 8 Nilai gizi 190.9 9 Keunggulan produk 100 10 Lokasi logo 100 11 Bahan baku 109.1 12 Jenis huruf 81.8 13 Dimensi tulisan 100

14 Tekanan maksimal tekanan 245.5 15 Berat bersih produk 27.3

Data pada tabel 3 adalah solusi atau terjemahan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen yang terdapat dalam atribut produk berasal dari hasil wawancara dengan responden.

3.4 Matrik Interaks Keterangan: Θ = Hubungan kuat Ο = Hubungan moderat ▲ = Kemungkinan ada hubungan R upiah/ kil ogra m Je nis kema sa n Dia mete r ke m asa n S ertifika si Dimensi l ogo Mac am -ma ca m w arna Mac am -ma ca m bentuk Nilai gizi Ke unggulan pr oduk Loka si l ogo B aha n ba ku Je nis hu ruf Dimensi t uli sa n Te ka na n maksim al t ek an an B era t ber sih produk Harga murah Θ Ο Ο Ο Ο Ο Ο Ο Kemasan Ο Θ Ο Θ Ο ▲ ▲ Θ Keamanan makanan Θ Θ Ο ▲ Ο Bentuk keju Ο Θ Ο Gizi Θ Ο Logo Θ ▲ Θ Huruf/ Tulisan Θ Θ Ketahanan kemasan Θ

Gambar 2 Matriks Interaksi

Matriks interaksi digunakan untuk mencari hubungan kedekatan antara atribut produk dengan parameter teknik. Semakin kuat hubungan kedekatan

(11)

atribut produk dengan parameter teknik maka semakin tinggi pula nilai yang dihasilkan. Keterangan penilaian adalah sebagai berikut:

 = Tingkat hubungan kuat dengan nilai 9  = Tingkat hubungan sedang dengan nilai 3 Δ = Tingkat hubungan lemah dengan nilai 1

3.5 Hubungan Antar Parameter Teknik

Interaksi antar parameter teknik hampir sama dengan matriks interaksi, yakni untuk mencari hubungan kedekatan yang saling mempengaruhi satu sama lainnya. Semakin kuat hubungan parameter teknik makan semakin kuat pula pengaruh yang terjadi antar parameter teknik. Hubungan yang dimaksud adalah hubungan positif yang artinya antar parameter teknik saling mempengaruhi dalam keinginan dan kebutuhan konsumen, dan hubungan negatif yang artinya antar parameter teknik tidak saling mempengaruhi dalam keinginan dan kebutuhan konsumen. Rupiah/ kilogram Jenis kemasan Dimensi kemasan Sertifikasi Dimensi logo Macam-macam warna Macam-macam bentuk Nilai gizi Keunggulan produk Lokasi logo Bahan baku Jenis huruf Dimensi tulisan

Tekanan maksimal kemasan

Berat bersih produk

Gambar 3 Hubungan Antar Parameter Teknik

3.6 House of Quality (HOQ)

House of Quality adalah penggabungan dari bagian-bagian yang ada di penjelasan sebelumnya. Dalam HOQ terdapat atribut produk, derajat kepentingan, parameter teknik, matriks interkasi, dan hubungan antar parameter teknik. Selain itu, di HOQ juga terdapat perbandingan dengan produk lainnya yang didapatkan melalui wawancara dengan responden. Dalam HOQ terdapat penjelasan apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan konsumen, dan solusi untuk memenuhinya. Lembar HOQ dapat dilihat pada lampiran 1.

(12)

4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Hasil pembahasan dari hasil penelitian tugas akhir ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat kemasan pada keju Gouda muda masih kalah bersaing dengan produk pesaing, sehingga keju Gouda muda perlu melakukan perbaikan.

2. Atribut yang didapat dari penyebaran kuesioner memiliki 9 atribut yaitu Logo kemasan dibuat menarik, Bahan kemasan lebih rapat agar tidak terkontaminasi dari luar, Ukuran kemasan minimalis, Berat keju dibuat lebih kecil, Informasi keju harus jelas, Warna kemasan dibuat mencolok, Kemasan luar dengan bahan kaku agar keju tidak rusak, Betuk dibuat simpel agar mudah dalam pembagian, Informasi keamanan makanan dari pemerintah. 3. Atribut yang paling berpengaruh yaiutu logo kemasan dibuat menarik dengan

nilai proporsi 0.20755, sedangkan atribut yang memiliki pengaruh yang paling kecil yaitu praktis digunakan dengan nilai 0.03774.

4. Karakteristik atribut keinginan konsumen memiliki 15 parameter yaitu Berat keju 150gr-200gr, Bahan kemasan dari plastik, Ukuran kemasan 7X5X2 (cm), Kemasan luar menggunkan kertas tebal, Sertifikasi badan POM, Sertifikasi label halal, Bentuk kuju dibuat kotak/persegi panjang, Warna kemasan merah, Warna kemasan oranye, Logo bergambar kincir angina, Logo bergambar sapi, Informasi gizi, Informasi bahan baku yang digunakan, Informasi kegunaan keju dan, Kemasan dalam menggunakan alumunium foil.

4.2 Saran

Saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian di pabrik keju menir adalah sebagai berikut:

1. Perbaikan kemasan keju perlu dilakukan agar dapat bersaing dengan produk pesaing yaitu keju cheddar.

2. Perbaikan dapat dilakukan dengan urutan sesuai perhitungan yang sudah dilakukan HoQ.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Boyolali (2013). Boyolali Dalam Angka Tahun 2014. Issn: 2101005.3309.

Oktivira, Liya. Anantanyu, Sapja. Riptanti, Erlyna Wida (2014). Analisis Kemitraan Sapi Perah Dengan KUD Musuk di Kabupaten Boyolali. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

(13)

Sampeallo, Yulius Gessong (2012). Analisis Pengendalian Persediaan Pada UD. Bintang Furniture Sangasana. Jurnal Eksis Vol. 8 No. 1, Mar 2012: 2001-2181. Jurusan Akutansi Politeknik Negeri Samarinda.

Selang, Christian A.D (2013). Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pengaruhnya Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Fresh Mart Bahu Mall Manado. Jurnal EMBA Vol. 1 No. 3 juni 2013, Hal. 71-80, ISSN 2303-1174. Jurusan Manajemen Universitas Sam Ratulangi Manado.

Henuk, Yohan Gunawan (2011). Perencanaan Quality Function Deployment (QFD) Pada Hotel Everbright Surabaya. Manajemen Perhotelan Universitas Kristen Petra Surabaya.

Imron, Bukhari (2014). Rancangan produk charger handphone portable dengan metode quality function deployment (QFD). Jurnal Online Institute Teknologi Nasional ISSN: 2338-5081 No. 2 Vol. 2 April 2014. Teknik Industri, Institute Teknologi Nasional Bandung.

(14)

Gambar

Gambar 1 Kerangka Pemecahan Masalah
Tabel 2 Derajat Kepentingan  No  Atribut Keinginan Konsumen
Gambar 2 Matriks Interaksi
Gambar 3 Hubungan Antar Parameter Teknik  3.6  House of Quality (HOQ)

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan diferensiasi produk yang ingin dilakukan oleh perusahaan memiliki alasan yaitu adanya permintaan dari para pelanggan melati sehingga terpikirlah untuk

Namun demikian, lembaga pengelola zakat ini memiliki beberapa kelemahan, di antaranya adalah: 1) Rendahnya kemampuan lembaga ini untuk mencapai sasaran sosial utama dari perintah

Cara menentukan takaran konsentrasi starter adalah dengan mengambil takaran persentase konsentrasi yang akan digunakan (1,0 %, 1,5 % atau 2,0 %) dari total

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan dengan menggunakan teknik analisis data diantaranya yaitu analisis regresi sederhana, analisis koefisien korelasi, koefisien

Teknik penyimpanan dalam bentuk metal hidrida relatif aman dan mempunyai kapasitas penyimpanan hidrogen yang cukup besar, tetapi memiliki kekurangan apabila digunakan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi ilmiah tentang adanya residu antibiotika pada karkas, organ dan kaki ayam pedaging dan penentu kebijakan

integritas & keetikaan organisasi, Etika jabatan & etika legislatif, Konsekuensi moral kebijakan publik, Kode etik bagi para birokrat, Pertanggungjawaban dalam

Pada penulisan skripsi ini dibahas tentang pengaruh adanya pilot pollution yang terjadi di kota Malang dengan memperhatikan kualitas jaringan teknologi WCDMA yang