• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya

10805

Pengembangan Sistem Informasi Ticketing untuk Pengadaan Barang

dengan Algoritme Analytic Hierarchy Process untuk Prioritas berbasis Web

(Studi Kasus PT. Kawasaki Motor Indonesia)

Samuel Arthur1, Faizatul Amalia2, Fitra Abdurrachman Bachtiar3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1semarthur@student.ub.ac.id , 2faiz_amalia@ub.ac.id, 3fitra.bachtiar@ub.ac.id

Abstrak

Perusahaan PT. Kawasaki Motor Indonesia memiliki divisi information system yang mengatur segala hal yang berhubungan dengan IT. Divisi ini juga melakukan pengadaan barang untuk barang IT. Namun, divisi ini memiliki permasalahan yaitu proses pengajuan masih dilakukan secara manual dan konvensional yang mengakibatkan kertas yang sudah diisi secara manual masih harus diantar ke ruangan divisi information system padahal perusahaan memiliki kawasan yang sangat luas dan divisi-divisi yang ada pun terpisah dengan jarak yang cukup jauh. Perusahaan juga ingin melakukan pengurangan dalam penggunaan kertas. Hal lain yang menjadi masalah adalah terkadang divisi information system juga bingung untuk memutuskan pekerjaan mana yang harus didahulukan. Maka dari itu, penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut dan menghasilkan sistem informasi berupa ticketing untuk pengadaan barang berbasis web dan memberikan algoritme Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk membantu membuat keputusan. Sistem dikembangkan menggunakan pendekatan waterfall

model. Hasil yang didapatkan adalah sistem menghasilkan 25 kebutuhan fungsional yang kemudian diuji

dengan pengujian unit dan pengujian validasi yang menghasilkan valid pada semua kasus uji. Kebutuhan non fungsional berjumlah 1 dan diuji dengan aplikasi sortsite untuk compatibility dan menghasilkan sistem dapat digunakan dalam web browser yang ditentukan. Sistem juga diuji menggunakan User

Acceptance Testing (UAT) yang menghasilkan nilai 100% berdasarkan tugas atau task yang diberikan.

Pengujian akurasi membandingkan rank dari pakar dan sistem yang menghasilkan akurasi 66,6667%. Kata kunci: Sistem informasi ticketing pengadaan barang, PT. Kawasaki Motor Indonesia, Waterfall model,

CodeIgniter

Abstract

PT. Kawasaki Motor Indonesia has an information system division that regulates all matters related to IT. This division also procures goods for IT goods. However, this division has a problem that is the filing process is still done manually and conventionally which results in paper that has been filled manually must still be delivered to the information system division room even though the company has a very wide area and the existing divisions are separated by sufficient distance far. The company also wants to reduce paper usage. Another thing that is a problem is sometimes the information system division is also confused to decide which work should take precedence. Therefore, research is carried out to solve this problem and produce a web-based information system in the form of ticketing for procurement of goods and provide an Analytic Hierarchy Process (AHP) algorithm to help make decisions. The system was developed using the waterfall model approach. The results obtained are the system produces 25 functional needs and 1 non-functional requirement which are then tested using unit testing and validation testing which produces 100% valid. Testing non-functional requirements were tested using a sortsite application for compatibility and resulted in a system that could be used in various web browsers. The system is also tested using User Acceptance Testing (UAT) which produces a value of 100% based on the given task. Accuracy testing is done by comparing the ranks of experts and systems that produce an accuracy of 66.6667%.

Keywords: Ticketing information system for goods procurement, PT. Kawasaki Motor Indonesia, Waterfall

(2)

1. PENDAHULUAN

PT. Kawasaki Motor Indonesia berasal dari PT. Kawasaki Heavy Industries yang merupakan perusahaan multinasional publik Jepang yang dikenal sebagai produsen sepeda motor, alat berat, perlengkapan luar angkasa dan pertahanan, dan juga aktif dalam produksi robot industri. Namun, PT. Kawasaki Motor Indonesia sekarang sedang berfokus dalam bidang otomotif (Kawasaki Motor Indonesia, 2018).

Perusahaan ini tentunya memiliki banyak divisi didalamnya untuk mendukung kegiatan atau proses bisnis. Salah satu divisi yang ada yaitu divisi information system. Divisi ini mengatur hal yang berhubungan dengan IT. pengadaan barang yang berhubungan dengan IT pun juga merupakan salah satu dari pekerjaan mereka. Namun terdapat masalah yang terjadi pada divisi information system tersebut.

Permasalahan yang ada pada PT. Kawasaki Motor Indonesia, yaitu proses pengajuan barang masih manual atau masih menggunakan form kertas dalam melakukan request barang antara divisi Information System dengan divisi lain yang ada di perusahaan, sedangkan perusahaan ingin melakukan pengurangan konsumsi kertas. Pengurangan konsumsi kertas ini dilakukan untuk mengurangi biaya untuk pembelian kertas yang berlebih. Kertas-kertas form tersebut juga harus diantar ke ruangan divisi Information

System, sedangkan banyak divisi – divisi lain

yang ruangannya jauh dari divisi Information

System dan juga tiap divisi yang mengajukan

request masih belum bisa mengetahui secara langsung mengenai kemajuan dari proses

request mereka.

Permasalahan juga muncul pada divisi

Information System. Divisi Information System

terkadang bingung untuk menimbang request mana yang harus didahulukan, padahal request yang masuk pasti memiliki urgensi yang sama pentingnya dengan request yang lain.

Maka dari itu, sistem ini diharapkan dapat membantu memudahkan proses request antara divisi Information System dengan divisi lainnya dan juga dapat menurunkan pengeluaran dana yang sebelumnya digunakan untuk mencetak banyak kertas form dan juga dapat membantu divisi Information System dalam memberikan prioritas pengadaan barang.

2. METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian memberikan penjelasan mengenai metode yang digunakan dalam pengembangan sistem informasi ticketing untuk pengadaan barang pada divisi Information

System. Metode waterfall model merupakan

metode yang dipilih untuk pengembangan sistem ini. Waterfall model merupakan sebuah model yang klasik dan menyarankan pendekatan secara sekuensial dan sistematis (Pressman, 2011). Gambar 1 menjelaskan alur penelitian.

Gambar 1. Alur Metodologi Penelitian

Tahap pertama yaitu studi literatur yang merupakan fase dimana pengembang melakukan pembelajaran dengan literatur–literatur yang sudah ada.

Tahap kedua adalah analisis kebutuhan yang didapatkan dengan melakukan elisitasi dengan wawancara dan observasi. Setelah melakukan elisitasi maka dilakukan identifikasi aktor, memberikan deskripsi sistem, memberikan aturan penomoran pada kebutuhan yang didapatkan, menjelaskan proses bisnis, menjelaskan spesifikasi kebutuhan dengan menjelaskan kebutuhan fungsionalnya dan kebutuhan non fungsionalnya. Kebutuhan yang

(3)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya sudah dispesifikasikan dilakukan pemodelan dengan membuat use case scenario dan use case

diagram. Use case merepresentasikan semua

kebutuhan yang saling berinteraksi (Sommerville, 2011).

Tahap ketiga berisi diagram-diagram yang akan dibuat yaitu class diagram dan sequence

diagram. Fase ini juga akan menjelaskan

perancangan basis data, perancangan algoritme, dan perancangan antarmuka yang sudah dibuat.

Tahap keempat adalah implementasi menggunakan framework CodeIgniter dengan PHP dan Javascript untuk implementasi kode program, MySQL untuk implementasi basis data, dan framework AdminLTE untuk antarmuka.

Tahap kelima adalah fase dimana hasil implementasi akan diuji. Kebutuhan fungsional akan diuji menggunakan pengujian unit, pengujian validasi dan pengujian integrasi. Kebutuhan non fungsional akan diuji menggunakan aplikasi sortsite untuk

compatibility. Pengujian User Acceptance Testing (UAT) dilaksanakan dalam rangka

memastikan sistem sudah cocok dengan permintaan dari user. Pengujian akurasi juga dilakukan untuk menghitung akurasi dari pakar dan sistem

Tahap keenam adalah memberikan kesimpulan dan saran untuk penelitian selanjutnya.

3. ANALYTIC HIERARCHY PROCESS AHP digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang strukturnya tidak ada. AHP digunakan sebagai penyelesaian masalah yang dapat diukur, memerlukan pendapat, dan situasi yang kompleks(Sasongko dkk, 2017). Gambar 2 menjelaskan penggunaan AHP yang direpresentasikan dengan gambar flowchart.

(4)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Rekayasa Kebutuhan

Tahap ini merupakan awal untuk melakukan rekayasa kebutuhan. Tahap ini melakukan wawancara dan observasi. Kebutuhan fungsional yang didapat berjumlah 25 dan kebutuhan non fungsional berjumlah 1. Setelah itu, kebutuhan akan dimodelkan menjadi

use case scenario dan use case diagram.

4.1.1 Kebutuhan Fungsional

Tabel 1 menunjukan beberapa sampel untuk kebutuhan fungsional.

Tabel 1. Kebutuhan Fungsional

Kode Nama Deskripsi

RFS-1-03 Tambah request baru Sistem dapat melakukan proses tambah data form pengajuan request baru. RFS-1-18 Tambah data barang Sistem dapat melakukan proses tambah data barang. RFS-1-22 Registrasi Akun Baru Sistem dapat melakukan proses registrasi akun baru 4.1.2 Kebutuhan Non Fungsional

Tabel 2 menunjukan kebutuhan non fungsional.

Tabel 2. Kebutuhan Non Fungsional Kode Fungsi Nama Fungsi Deskripsi Fungsional RFS-2-01 Compatibli ty Sistem dapat diakses melalui web browser google chrome dan Mozilla firefox.

4.1.3 Use Case Diagram

Bagian ini merupakan pemberian penjelasan terhadap diagram yang isinya berupa hubungan antara aktor yang terlibat dengan sistem yang dibangun. Gambar 3 menunjukan pemodelan use case diagram.

Gambar 3. Pemodelan use case diagram 4.1.4 Use Case Scenario

Bagian ini memberikan penjelasan dalam urutan proses kerja sampai hasil dan juga menjelaskan proses kerja alternatifnya.Use case scenario tambah request baru ditampilkan pada

Tabel 3.

Tabel 3. Use case scenario tambah request baru

Kode Kebutuhan

RFS-1-03

Objektif Sistem dapat melakukan proses tambah data form pengajuan

request baru

Aktor Staff, Asisten Manajer, Dept. Head, dan Divisi Information System

Pre

Conditions

1. Aktor berada pada halaman

‘Create new form’

Main Flow 1. Aktor mengisi kolom ‘Name’, ‘From’, ‘To’,

‘Date’, ‘Case’, ‘Duty’, ‘Date of Expected Completion’, ‘System Integrated’, ‘Urgency’, ‘Description’

2. Aktor menekan tombol ‘submit’

3. Sistem memproses tambah

request baru

4. Data request baru berhasil disimpan ke dalam

(5)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 5. Sistem memberikan

notifikasi ke halaman ‘notifikasi’

6. Sistem mengirim email ke aktor yang bersangkutan 7. Sistem mengirim sms ke

aktor yang bersangkutan 8. Sistem mengarahkan ke

halaman home sesuai dengan aktor

Alternative Flow

1. Bila salah satu kolom kosong dan menekan tombol ‘submit’ maka akan keluar notifikasi ‘isi semua field’

Post Conditions

1. Aktor berhasil

memasukkan request baru 4.2 Perancangan dan Implementasi

Tahap ini memberikan penjelasan mengenai proses pemodelan untuk melakukan implementasi. Perancangan sistem ini terdiri dari perancangan sequence diagram, perancangan

class diagram, perancangan algoritme, perancangan basis data, dan perancangan antarmuka.

4.2.1 Perancangan Sequence Diagram

Objek yang saling berhubungan dijelaskan melalui sequence diagram. Sequence

diagram juga memberi penjelasan untuk alur

cara kerja sistem. Pada Gambar 4 memperlihatkan sequence diagram untuk tambah request baru.

4.2.2 Perancangan Class Diagram

Tahap ini bertujuan untuk memberikan penjelasan berupa gambaran kepada objek yang saling terhubung serta hubungan antar objek. Gambar 5 menunjukan pemodelan perancangan

class diagram.

Gambar 5. Pemodelan class diagram 4.2.3 Perancangan Basis Data

Perancangan yang dilakukan memudahkan pengertian struktur informasi pada database nantinya. Perancangan dijelaskan dengan membuat pemodelan untuk Entity Relation

Diagram (ERD). ERD ditampilkan pada

Gambar 6.

4.2.4 Perancangan Antarmuka

Perancangan dilaksanakan dengan membuat desain awal. Perancangan yang ditampilkan merupakan perancangan tambah

request baru dan dapat dilihat pada Gambar 7.

(6)

Gambar 7. Perancangan antarmuka tambah request baru

4.2.5 Perancangan Algoritme

Perancangan yang dicantumkan berupa algoritme untuk form_tambah_requester dan terdapat pada Tabel 4.

Tabel 4. Perancangan algoritme

form_tambah_requester

Uraian

START form_tambah_barang

Inisialisasi untuk form_validation

IF form_validation sama dengan true

Inisialisasi variabel data berbentuk array <- input

Memanggil model input_data untuk inventaris

Mengalihkan ke halaman

form_barang_masuk_overview

ELSE

Mengeluarkan pop up window berisi “isi semua field”

END IF SELESAI

4.2.6 Spesifikasi Sistem

Tabel 5 memberikan penjelasan untuk spesifikasi perangkat keras dan Tabel 6 memberikan penjelasan untuk spesifikasi perangkat lunak.

Tabel 5. Spesifikasi perangkat keras Spesifikasi

Sistem Model

Acer E5-476G

Prosesor Intel Core i5-8250U 1.60GHz (8 CPUs) TURBO

Memori 4096MB RAM

Grafis Intel(R) UHD Graphics 620 with switchable graphics NVIDIA MX150

Tampilan 14 inch High Definition Tabel 6. Spesifikasi perangkat lunak

Spesifikasi

System Operation

Windows Home 10 64-bit

Language Program

PHP, Javascript

DBMS MySQL

Software Sublime Version 3.1.1

4.2.7 Implementasi Kode Program

Tahap ini melakukan implementasi dari algoritme yang sebelumnya sudah dirancang.

(7)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Hasil kode program ditulis dalam bahasa PHP dan Javascript menggunakan framework

CodeIgniter.

4.2.8 Implementasi Basis Data

Tahap ini didasarkan dari hasil rancangan basis data dan disajikan dalam bentuk PDM. Gambar 8 memperlihatkan salah satu contoh model dari PDM.

Gambar 8. Physical Data Model 4.2.9 Implementasi Antarmuka

Bagian ini menampilkan dari rancangan yang sudah dibuat. Implementasi antarmuka yang ditampilkan adalah tambah request baru. Gambar 9 memberikan tampilan antarmuka.

Gambar 9. Implementasi antarmuka tambah request baru

4.3 Pengujian

Pengujian dilaksanakan dengan memastikan sistem yang telah dibangun sudah cocok dengan analisis dan perancangan.

4.3.1 Pengujian Unit

Pengujian dilaksanakan dengan teknik

basis path testing. Terdapat 6 kasus yang diuji

namun pengujian yang dicantumkan adalah pengujian tambah data barang. Berikut merupakan gambar flowgraph pada Gambar 10.

Gambar 10. Flowgraph tambah data barang

Hasil yang dihasilkan dari flowgraph tersebut adalah 2 kasus uji berdasakan jumlah dari independent path. Hasil dari pengujian tersebut 100% valid pada kedua kasus uji yang dilaksanakan.

4.3.2 Pengujian Validasi

Pengujian dilaksanakan dengan teknik

scenario based testing. Use case scenario

dijadikan acuan untuk melakukan pengujian

.

Pengujian validasi dilakukan dan mendapatkan hasil valid pada 31 kasus uji.

4.3.3 Pengujian Integrasi

Pengujian menguji hubungan antar komponen. Sampel yang dipakai yaitu komponen form_tambah_barang pada kelas inf_system_controller dan komponen input_data pada kelas m_data. Hasil yang dihasilkan adalah 100% valid pada 2 kasus uji.

4.3.4 Pengujian Compatibility

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan aplikasi sortsite, sistem mampu dipakai pada

web browser yang disebutkan sebelumnya. Hasil

pengujian compatibility terdapat pada Gambar 11.

Gambar 11. Hasil pengujian compatiblity 4.3.5 Pengujian User Acceptance Test

Pengujian dilaksanakan dengan memeriksa apakah perangkat lunak yang dikembangkan sudah memenuhi kebutuhan dengan melibatkan pengguna. Hasil yang didapat dari pemberian tugas atau task kepada pengguna menghasilkan

(8)

nilai 100%.

4.3.6 Pengujian Akurasi

Pengujian dilaksanakan dengan memakai data uji dari pakar dari divisi information system yaitu Bapak Rifqi Apriadi. Pengujian dilaksanakan dengan melihat hasil berupa

ranking dari pakar dibandingkan dengan hasil

kinerja sistem berupa ranking. Data uji berupa hasil urutan dari kasus pekerjaan yang ada pada

requisition form. Berikut merupakan perbandingan hasil pada Tabel 7.

Tabel 7. Perbandingan hasil sistem dengan pakar

Kriteria Rank Paka r Rank siste m Akura si

System Application 6 6 Iya

Data Communication/Intern et 5 5 Iya Lan/Wan/Communicat ion 3 4 Tidak Hardware 4 3 Tidak

Software Package 2 2 Iya

Berdasarkan hasil perbandingan pada Tabel 7 maka nilai akurasinya dapat diambil. Data dapat dikatakan akurat bila hasil dari pakar mempunyai hasil yang sama dengan hasil dari sistem. Data akurat yang ada pada Tabel 7 sebanyak 4 data uji. Data akurat tersebut dihitung dengan Persamaan (1).

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑡

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎× 100% (1)

Maka, hasilnya adalah

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 =4

6× 100% = 66,6667%

Kesimpulan dari pengujian adalah tingkat akurasi yang baik dengan nilai 66,6667%. 4.4 Kesimpulan dan Saran

4.4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan yaitu hasil rekayasa kebutuhan didapatkan melalui wawancara dan observasi di PT. Kawasaki Motor Indonesia. Hal tersebut menghasilkan kebutuhan fungsional berjumlah 25 dan kebutuhan non fungsional berjumlah 1. Lalu dilakukan permodelan yang menghasilkan

use case diagram dan use case scenario.

Kemudian dilaksanakan perancangan class

diagram, sequence diagram, basis data,

antarmuka, dan algoritme. Setelah itu sistem diimplementasikan berdasarkan perancangan sudah ada. Tahap implementasi yaitu implementasi kode program menggunakan PHP dan Javascript, basis data menggunakan MySQL, dan antarmuka menggunakan AdminLTE. Semua hal tersebut kemudian diuji menggunakan pengujian unit, validasi, dan integrasi yang menghasilkan valid pada 6 kasus uji unit, valid pada 31 kasus uji, dan valid pada kasus uji integrasi. Kebutuhan non fungsional diuji menggunakan aplikasi sortsite yang menghasilkan baik untuk web browser yang sudah ditentukan, mendapatkan hasil 100% pada

user acceptance testing (UAT) kepada user, dan

66,6667% untuk akurasi pada algoritme AHP. 4.4.2 Saran

Saran yang dapat diberikan untuk selanjutnya adalah:

1. Membuat barcode pada proses tambah data barang.

2. Penyajian data statistik dengan menyajikan waktu pengerjaan tiap

request.

3. Menampilkan statistik dari request yang belum selesai pada bulan sebelumnya secara rinci.

5 DAFTAR PUSTAKA

Kawasaki Motor Indonesia, 2018. Company Profile PT KMI, Bekasi: s.n.

Pressman, R. S., 2010. Software Engineering (A Practitioner's Approach). 7th ed. New York: McGraw-Hill.

Sasongko, Aji, et al., 2017. Pemilihan Karyawan Baru Dengan Metode AHP (Analytic Hierarchy Process). Samarinda: Universitas Mulawarman.

Sommerville, Ian., 2011. Software Engineering

Ninth Edition. United States of America:

Gambar

Gambar 1 menjelaskan alur penelitian.
Gambar 2. Flowchart AHP
Tabel 1 menunjukan beberapa sampel untuk  kebutuhan fungsional.
Gambar 4. Pemodelan sequnce diagram
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini juga menemukan bahwa baik pada akses air bersih yang kurang maupun baik, lebih dari 60% anggota rumah tangga di rumah tangga yang mempunyai balita di perkotaan

Sehingga peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional, Dan Kompetensi Sosial Tenaga Akunan

Oleh karena itu untuk optimalisasi antara resolusi sinyal dan sensitivitas solar cell serta proses pembuatan maka umumnya grating pitch dipertahankan pada 20 mikrometer dan

Jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2011, jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2011 mengalami kenaikan terutama di Sektor Industri sebesar 840 ribu orang (6,13 persen)

[4.9] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 12, pasal 36 ayat (2) pasal 37 UU KIP juncto Pasal 1 angka 6, pasal 5 huruf b, pasal 11 ayat (1) huruf a, PERKI tentang

Terapi yang diberikan bertujuan mengurangi nyeri, memperlancar aliran urine dengan pemberian diuretikum, dan minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar..

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan anugerahNya kepada penulis, sehingga skripsi yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Rumah Sakit

Buku dengan teknologi AR ini secara garis besar berisikan tentang peta atau gambar dari bangunan pura yang difungsikan sebagai penanda (marker) dan penjelasan