• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PENGUASAAN MUFRODAT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB MELALUI PEMANFAATAN LABORATORIUM BAHASA DI SD ISLAM AL-FATTAH SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN PENGUASAAN MUFRODAT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB MELALUI PEMANFAATAN LABORATORIUM BAHASA DI SD ISLAM AL-FATTAH SURAKARTA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PENGUASAAN MUFRODAT

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

MELALUI PEMANFAATAN LABORATORIUM BAHASA

DI SD ISLAM AL-FATTAH

SURAKARTA

Oleh: Anis Budiriyanto Faruq Al Maududi Abstrak

Latar belakang penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan laboratorium bahasa yang ada di SD Islam Al-Fattah ini dalam meningkatkan penguasaan mufrodat. Dalam proses pembelajaran pengajar menggunakan perangkat multimedia yang memuat banyak sekali fungsi-fungsi yang dapat dijadikan inovasi dalam pembelajaran bahasa Arab, terutama dalam peningkatan mufrodat anak. Mengingat bahwa mata pelajaran yang ada di dalam SD Islam Al-Fattah sudah diajarkan banyak maharah, seperti maharotul kitabah dengan khot dan imla’, nahwu, shorof, tafsir tarjamah. sehingga para murid tertarik dan termotivasi dikarenakan multimedia ini adalah seperangkat alat yang didukung dengan fitur fitur alat yang canggih dan jarang dari intansi pendidikan sekolah dasar yang memilikinya. Dengan memanfaatkan media ini diharapkan ada nuansa pembelajaran yang berbeda dan menyenangkan sehingga ada kontribusi positif khususnya kepada murid dan lembaga pendidikan pada umumnya. Selain itu untuk menemukan gambaran yang jelas tentang faktor penunjang dan penghambat dalam proses pembelajaran.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif. Data penelitian ini diperoleh dengan pengamatan, dimana peneliti berfungsi sebagai instrumen untuk melakukan pengamatan secara terus menerus, melakukan wawancara secara mendalam, dan studi dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan melalui triangulasi sumber. Sedangkan untuk analisis data menggunakan analisis model interaktif yaitu dengan mereduksi data, menyajikan data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini mendeskripsikan aplikasi pembelajaran Bahasa Arab melalui laboratorium bahasa antara lain: gambar animasi, video simulasi pembelajaran mufrodat, Microsoft point. Penggunaan medialaboratoriumini diharapkan dapat membuat suasana pembelajaran menjadi interaktif karena didukung oleh pengajar bahasa Arab yang berkompeten dan selalu memberikan motivasi kepada para murid untuk selalu menghafal mufrodat. Selain itu metode yang digunakan sangat variatif dalam mencapai kompetensi yang harus dicapai dan menghasilkan pembelajar yang inovatif dan interaktif serta dapat meningkatkan penguasaan mufrodat dengan target yang telah ditentukan.Selain itu didalam keberadaan laboratorium ini tak luput dari hambatan antara lain listrik padam ketika proses pembelajaran berlangsung, perawatan perangkat yang ekstra, kurang bebasnya pengajar dalam bereksplorasi ketika penggunaan yang mengkhawatirkan dapat merusak perangkat. Namun semua dapat teratasi dengan komunikasi yang baik antara pengajar dengan pihak sekolah.

(2)

A. PENDAHULUAN

Pembelajaran subtansinya adalah kegiatan mengajar yang dilakukan secara maksimal oleh seorang guru agar anak didik yang ia ajari mate-ri tertentu melakukan kegiatan belajar mengajar dengan baik. Dengan kata lain pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan kegiatan belajar materi tertentu yang kondusif untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, pembelajaran bahasa asing adalah ke-giatan yang dilakukan maksimal oleh seorang guru agar anak didik yang ia ajari bahasa asing tertentu melakukan kegiatan belajar dengan baik, sehingga kondusif untuk mencapai tujuan belajar bahasa asing.1

Tujuan utama penggunaan media pembe-lajaran adalah agar pesan atau informasi yang dikomunikasikan tersebut dapat diserap semak-simal mungkin oleh para siswa sebagai penerima informasi. Dengan demikian informasi akan le-bih cepat dan mudah untuk diproses oleh peser-ta didik peser-tanpa harus melalui proses yang panjang yang akan menjadikannya jenuh. Terkait dengan proses pembelajaran bahasa Arab (bahasa apa-pun), di mana pembelajar akan dibekali atau belajar keterampilan berbahasa dengan cara ber-latih secara terus menerus untuk memperoleh keterampilan tersebut. Padahal berlatih secara berkesinambungan adalah hal yang membo-sankan, sehingga kehadiran media dalam proses belajar bahasa sangat membantu untuk tetap menjaga gairah belajar siswa.2

Saat ini piranti laboratorium bahasa telah banyak terpasang di berbagai sekolah, pusat pendidikan atau pelatihan, dan perguruan ting-gi. Dengan hadirnya produk laboratorium yang didesain sendiri oleh ahli ahli dari Indonesia sendiri, harga laboratorium bahasa multimedia menjadi dapat terjangkau oleh lembaga-lembaga pendidikan negeri maupun swasta. Namun de-mikian, berdasarkan pengamatan laboratorium bahasa belum dapat difungsikan secara maksi-mal. Bahkan banyak diantaranya yang dibiarkan menganggur begitu saja oleh karena persoalan ketidak mampuan instruktur dalam

mengopera-1 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 9

2 Abdul Wahhab Rasyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN-Malang Press, 2009), hlm. 17-18

sikannya.3

Sekolah Dasar Islam Al Fattah Surakarta adalah satu lembaga pendidikan Islam swasta tingkat dasar yang berada di wilayah kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Latar belakang berdi-rinya SD Islam Al Fattah adalah adanya kepri-hatinan di dunia pendidikan yang semakin jauh dari Syari’at Islam terutama untuk kalangan me-nengah ke bawah. SD Islam Al Fattah Surakarta dibentuk oleh Pengurus Yayasan Pemuda dan Pelajar Islam Surakarta (YPPIS) yang berpusat di Kota Surakarta. Proposal pendirian SD Islam Al Fattah Surakarta diajukan ke Dinas Dikpo-ra Kota SuDikpo-rakarta Jawa Tengah pada tanggal 19 Juli 2004 dan mendapat ijin pada tanggal 29 No-vember 2004 dengan Surat Keputusan Nomor 066 / 4512 / TK / SD / 2004.

Secara operasional hari jadi SD Islam Al Fattah Surakarta yang pertama adalah 15 Juli 2004, dengan cepat saat itu sudah mempunyai murid sejumlah 234 anak dari kelas 1 sampai ke-las 6, tenaga pengajar sejumlah 15 personil dan 2 orang karyawan.

Jabatan Kepala Sekolah SD Islam Al Fattah Surakarta yang pertama dipegang oleh Ust. Drs. H. Warsito Adnan, M. Pd sampai saat ini, yang merupakan bantuan dari Dinas Dikpora Kota Surakarta dengan rekomendasi Pengurus Yaya-san.

Penerimaan murid baru untuk pertama kali dilaksanakan pada tanggal 2 Mei – 2 Juni 2004 dengan menerima murid kelas 1 sebanyak 30 anak. Pada tahun kedua yaitu tahun 2005 jumlah murid kelas 1 yang diterima sebanyak 31 anak. Penerimaan murid baru jumlahnya dibatasi ka-rena terbatas pada jumlah ruang dan tempat.

Pada tahun akhir ini dengan menerima 65 murid sehingga jumlah keseluruhan murid 434 murid. Jumlah staf pengajar dan karyawan se-banyak 36 orang, sampai sekarang alhamdulillah semakin barokah.

Wali Murid SD Islam Al Fattah Surakar-ta berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah yang bertempat tinggal di Kota Solo dan sekitarnya. Prioritas sekolah ini adalah

(3)

penanaman aqidah yang kuat, pengamalan aga-ma yang istiqoaga-mah serta keaga-mandirian dan kese-derhanaan. Target unggulannya adalah tahfidz, qiro’ah dan khitobah dalam 4 bahasa yaitu: In-donesia, Arab, Inggris, dan Bahasa Jawa. Dengan prinsip urusan akhirat diutamakan sedangkan urusan dunia diupayakan.

Alhamdulillah mulai Tahun Ajaran 2016/2017 Sekolah telah dilengkapi dengan Lab Bahasa, Lab IPA, Perkebunan, Perikanan dan CCTV. Semoga semua menjadi Barokah.

Masalah yang ada pada murid SD Islam Al-Fattah dalam mempelajari Bahasa Arab adalah kurang nya perhatian mereka terhadap penguasaan mufrodat sehingga sedikit sekali mufrodat yang mereka miliki, hal ini tentunya sangat berpengaruh sekali terhadap keberhasilan para murid dalam menguasai materi yang telah ditetapkan di sekolah. Kemudian dengan kebera-daan laboratorium bahasa yang disinyalir mam-pu menjadi media pembelajaran yang efektif bagi para murid ternyata belum dimaksimalkan penggunaannya, padahal media ini seharus-nya dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap siswa dalam penguasaan materi.

Penggunaan laboratorium bahasa di SD Islam Al-Fattah Surakarta sudah dilaksanakan sejak tahun 2014-2015. Seharusnya penggunaan media laboratorium bahasa di SD Al-Fattah Su-rakarta selama ini bisa membantu guru dalam meningkatkan penguasaan mufrodat murid. Hal inilah yang mendorong penulis untuk menge-tahui penggunaan laboratorium bahasa dalam meningkatkan penguasaan mufrodat murid SD Islam Al-Fattah Surakarta.

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi permasa-lahan sebagai berikut:

1. Penggunaan laboratorium bahasa yang be-lum dimaksimalkan.

2. Minimnya perhatian murid terhadap penguasaan mufrodat

3. Minimnya faktor pendukung dan banyaknya faktor penghambat dalam pembelajaran mu-frodat

Penulis akan membatasi permasalahan ini hanya seputar pembelajaran mufrodat ism, dan Fi’il yang akan dilakukan di kelas IV SD Islam Al-Fattah Surakarta. Untuk selanjutnya penu-lis akan menggunakan kata mufrodat sebagai pengganti dari kosa kata.

Berdasarkan pada latar belakang masalah, identifikasi masalah, serta pembatasan masa-lah seperti yang dikemukakan di atas, agar da-lam penelitian ini tidak terjadi kerancuan maka penulis merumuskan permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana pembelajaran mufrodat dengan menggunakan laboratorium bahasa di SD Is-lam Al-Fattah Surakarta?

2. Sejauh mana peningkatan penguasaan mu-frodat dengan menggunakan laboratorium bahasa di SD Islam Al-Fattah Surakarta?

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran di laboratorium bahasa SD Islam Al-fattah Surakarta?

Tujuan Penelitian :

1. Untuk mengetahui tehnik pembelajaran mufrodat dengan menggunakan laboratori-um bahasa.

2. Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan penguasaan mufrodat dalam pembelajaran bahasa arab melalui laboratorium bahasa. 3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan

faktor penghambat dalam pembelajaran di laboratorium bahasa.

Kajian Teori :

1. Laboratorium Bahasa

a. Pengertian Laboratorium Bahasa

Laboratorium bahasa mengacu kepa-da seperangkat peralatan elektronik audio video yang terdiri atas instructore console sebagai mesin utama, dilengkapi dengan repeater language learning machine, tape recorder, DVD player, video monitor, headset, dan student booth yang dipasang dalam satu ruang kedap suara. Selain itu

(4)

ada pula komponen komputer multimedia sebagai komponen tambahan yang dapat dikombinasikan dengan semua itu. Jika itu dilakukan, maka tampillah laboratorium bahasa itu sebagai laboratorium bahasa multimedia. Artinya, peralatan laborato-rium bahasa itu mencakup berbagai jenis media dengan fungsi masing masing yang bervariasi.

Laboratorium bahasa multimedia yang terdapat di sekolah, guru kreatif dapat memanfaatkan aneka jenis program pelajaran bahasa asing, dalam hal ini baha-sa arab, baik yang dikemas dalam bentuk kaset audio, video, maupun CD interaktif. Bahkan dengan peralatan ini guru juga dapat memanfaatkan kemampuan dirinya dalam memfasilitasi pelajar agar terlibat dalam proses komunikasi secara aktif me-lalui headset dan michropone yang tersedia pada masing masing meja pelajar.

b. Tehnik Pemanfaatan Laboratorium Baha-sa Multimedia

• Listening Class

Cara klasik penggunaan piranti labo-ratorium bagi pembelajaran bahasa asing adalah untuk pembelajaran kemahiran menyimak (maharoh al-istima’) yang dapat diintegrasikan dengan kemahiran berbicara (maharoh al-kalam) kemahiran membaca (maharoh al-kalam), dan kema-hiran menulis (maharoh al-kitabah).

Sasaran yang mesti dicapai dengan penggunaan laboratorium bahasa ini ada-lah agar pelajar dapat mendengar, melihat, mengamati dan memahami bagaimana pe-nutur asli menggunakan bahasa asing itu dalam berbagai situasi yang berbeda-beda. • Flash Disk

Penggunaan flash disk sangat mu-dah, hanya tinggal mamasukkan perang-kat flash disk kemudian klik file yang akan diinginkan.

• VCD/DVD Player

Dewasa ini banyak program pelajaran bahasa Arab yang terkemas dalam VCD/ DVD. Dengan laboratorium multimedia, piranti ini dapat digunakan dengan me-manfaatkan fasilitas VCD/DVD player yang terdapat di dalamnya.

• Komputer Multimedia

Komputer multimedia pada laborato-rium bahasa dilengkapi dengan CD/DVD Rom yang bermanfaat untuk menjalankan program pelajaran bahasa Arab pada CD/ DVD. Dengan program CD Rom, guru/ instruktur dapat menampilkan tulisan atau gambar disertai dengan suaranya. Se-lain itu melalui program CD Rom, guru/ instruktur juga dapat mengulangi mate-ri-materi yang disajikan dengan lebih efi-sien dan mudah. Selain dimanfaatkan un-tuk menjalankan program CD Rom, VCD, VCD, maupun DVD, komputer multi-media pada laboratorium bahasa dapat pula menampilkan program powerpoint yang tidak saja dapat dimanfaatkan dalam pengajaran bahasa Arab, tetapi juga untuk kepentingan presentasi lain.4

2. Pembelajaran Mufrodat atau Kosa Kata a. Pengertian Mufrodat 

Mufradat adalah himpunan kata atau kha-zanah kata yang diketahui oleh seseorang atau kelompok, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Mufrodat didefinisikan seba-gai himpunan semua kata-kata yang dimenger-ti oleh orang tersebut dan kemungkinan akan digunakannya untuk menyusun kalimat baru. Kekayaan mufrodat  seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran dari intelejensia atau tingkat pendidikannya.

Mustofa, Saiful, dalam bukunya yang berju-dul Strategi Pembelajaran Mufradat mengemu-kakan, mufrodat adalah sekumpulan kata yang membentuk sebuah bahasa. Peran mufrodat 

dalam menguasai empat kemahiran berbahasa sangat diperlukan sebagaimana yang

dinyata-4 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm.242

(5)

kan Vallet adalah bahwa kemampuan untuk me-mahami empat kemahiran berbahasa tersebut sangat bergantung pada penguasaan mufrodat 

seseorang. Meskipun demikian pembelajaran bahasa tidak identik dengan hanya mempe-lajari mufrodat . Dalam arti untuk memiliki kemahiran berbahasa tidak cukup hanya dengan menghafal sekian banyak mufrodat .

Mufradat juga hanya merupakan sarana atau media, bukan tujuan pembelajaran bahasa Arab itu sendiri. Karena itu, kurang tepat angga-pan sementara orang bahwa belajar bahasa asing itu tiada lain adalah mempelajari mufrodatnya. Tidak dipungkiri bahwa mufradat itu sangat penting dalam pembelajaran bahasa asing ter-masuk Bahasa Arab, tetapi jika tidak digunakan dalam struktur kalimat dan dikontektualisasi-kan, maka mufradat menjadi tidak bermakna. b. Tujuan Utama Pembelajaran Mufradat Tujuan utama pembelajaran mufradat adalah : 1. Memperkenalkan mufrodat  baru kepada

pe-serta didik.

2. Melatih peserta didik untuk dapat mengu-capkan mufrodat itu dengan benar.

3. Memahami makna mufrodat, baik secara de-notatif/leksikal (berdiri sendiri) maupun ke-tika digunakan dalam konteks kalimat terten-tu (makna konotatif dan gramatikal).

4. Mampu menggunakan mufrodat  tersebut da-lam berekspresi, baik secara lisan (berbicara) maupun tulisan (mengarang) sesuai dengan konteks yang benar.

Ukuran/indikator penguasaan mufradat peserta didik bukanlah terletak pada kemam-puannya untuk menghafal mufradat itu, tetapi pada kemampuannya menggunakan mufradat tersebut dengan tepat, baik sebagai sarana untuk memahami teks, maupun sebagai sarana bereks-presi ta’bir tersebut. Dengan kata lain, Pembe-lajaran mufradat berfungsi sebagai media untuk mengembangkan kemampuan peserta didik da-lam berkomunikasi dada-lam bahasa Arab, baik ak-tif maupun pasif.5

5 http://bdkjakarta.kemenag.go.id/index.php?a=arti-kel&id=870, diakses pada tanggal 07 juni 2016 jam 10.58.

c. Strategi Pembelajaran Mufrodat

Para ahli pembelajaran berbeda pen-dapat mengenai makna bahasa serta tujuan pengajarannya, namun mereka sepakat bahwa pembelajaran mufrodat adalah penting yang merupakan tuntutan dan syarat dasar dalam pembelajaran bahasa asing. Ada beberapa pe-tunjuk umum yang berhubungan erat dengan pembelajaran bahasa Arab untuk non Arab, yai-tu sebagai berikut:

1. Jumlah mufrodat yang diajarkan. Ada per-bedaan pendapat tentang jumlah mufrodat yang diajarkan kepada siswa pada program pembelajaran bahasa Arab untuk non Arab. Ada yang mengusulkan berjumlah antara 750 sampai dengan 1000 mufrodat untuk tingkat pemula, 1000 sampai 1500 mufrodat untuk tingkat lanjutan dan 1500 sampai dengan 2000 mufrodat untuk tingkat atas. Ada pula yang berpendapat bahwa 2000 atau 2500 mufrodat pada tingkat ibtida’i cukup bagi mereka dengan syarat mereka belajar meny-usun kalimat dengan terampil menggunakan kamus.

2. Daftar mufrodat. Secara sederha tergambar, memungkinkan pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing. Jika siswa hafal sepe-rangkat mufrodat bahasa Arab yang sering digunakan beserta terjemahannya ke dalam bahasa yang dikenal siswa.

3. Cara menjelaskan makna mufrodat. Ada be-berapa cara yang dapat dilakukan guru untuk menjelaskan makna kosa kata, diantaranya sebagai berikut:

4. Dengan menampilkan benda atau sampel yang ditunjukkan oleh makna kata.

5. Dengan peragaan tubuh.

6. Dengan bermain peran, sebagai seperti guru memerankan orang sakit yang memegang pe-rut.

7. Menyebutkan lawan katanya 8. Menyebutkan sinonimnya.

(6)

9. Menyebutkan kelompok katanya, misalnya untuk menyebutkan kata ‘ailatun guru bisa memenjelaskan kata berikutnya usroh, zau-jun, auladun dll.

10. Menyebutkan kata dasar dan kata bentuknya. 11. Menjelaskan makna kata dengan

menjelas-kan maksudnya.

12. Mengulang-ulang bacaan.

13. Mencari makna kata dalam kamus.

14. Menerjemahkan kedalam bahasa siswa, ini cara terakhir dan hendaknya guru tidak tergesa-gesa menggunakan cara ini.6

B. METODE PENELITIAN 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah termasuk ke dalam penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlan-daskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada obyek yang alamiah, di-mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sample sumber data dilakukan se-cara purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dengan trianggulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kua-litatif lebih menekankan makna daripada gene-ralisasi.7

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah termasuk ke dalam penelitian kualitatif deskriptif. Istilah penelitian kualitatif deskrip-tif ditunjukkan untuk mendiskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya.8

Penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan infor-masi mengenai status atau gejala yang ada, yaitu keadaan gejala apa adanya pada saat penelitian dilakukan.9

6 M. Abdul Hamid, dkk, Pembelajaran Bahasa Arab (Ma-lang: UIN-MALANG PRESS, 2008), hlm. 62-64

7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ( Bandung: ALFA-BETA, 2014) hlm 15

8 Sutama, Metode Penelitian Pendidikan kuantitatif,

kualita-tif, PTK, R&D, (Kartasura, Fairuz Media, 2012) hlm 38

9 http://www.eurekapendidikan.com/2014/11/desain-peneli-tian-kualitatif.html, diakses pada tanggal 07 juni 2016 jam 10.58.wib

2. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Is-lam Al-Fattah yang berlokasi di Jl. Menteri Su-peno No.16 A Manahan Surakarta Pelaksanaan kegiatan penelitian akan difokuskan pada murid kelas IV.

b. Waktu penelitian

Peneliti melihat kalender pendidikan SD Islam Al-Fattah, maka penelitian akan direnca-nakan bulan 15 september hingga 15 November. c. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah murid SD Islam Al Fattah, bertindak sebagai subjek dibantu se-cara aktif oleh peneliti dan peneliti juga sebagai pelaksana dalam proses pembelajaran di kelas. Kepala sekolah dan guru yang lain berperan se-bagai mitra penelitian dalam perancangan dan pengumpulan data penilitian. Sementara yang memperoleh bimbingan adalah kelas IV.

d. Sumber Data

Sumber data penelitian pemanfaatan labo-ratorium bahasa dalam meningkatkan pengua-saan kosa kata di SD Islam Al Fattah mengguna-kan sumber data dari :

• Guru

• Kepala sekolah • Murid

Diharapkan dapat diperoleh informasi se-cara akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. e. Metode Pengumpulan Data

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, metode pengumpulan data yang kami gunakan bersifat induktif. Jenis penelitian ini termasuk kategori penelitian kualitatif interaktif yang me-libatkan segala unsur yang terkait dengan per-masalahan yang akan diteliti. Oleh karena itu guna memberikan hasil yang maksimal, maka pengumpulan data dalam penelitian ini meng-gunakan:

(7)

• Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu penge-tahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja ber-dasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenya-taan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan alat yang canggih, sehingga benda benda yang sangat kecil maupun yang sangat jauh dapat diobser-vasi dengan jelas. Peneliti akan menggunakan metote observasi partisipatif. Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan se-bagai sumber data penelitian. Sambil melaku-kan pengamatan, peneliti ikut melakumelaku-kan apa yang dikerjakan sumber data dan ikut merasa-kan suka dumerasa-kanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih leng-kap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.10

• Wawancara

Metode wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumber-nya. Dalam wawancara ini, melibatkan seseo-rang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang dengan mengajukan pertanyaan ber-dasarkan tujuan yang dilakukan secara terstruk-tur.11 Jenis wawancara yang digunakan sebagai

berikut: (1) wawancara terstruktur, (2) wawanca-ra semistruktur, (3) wawancawawanca-ra tak berstruktur. Pada wawancara terstruktur, ini digunakan seba-gai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang diperoleh. Wawancara semi terstruktur dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruk-tur. Wawancara tak berstruktur adalah wawan-cara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah terstruktur se-cara sistematis. Peneliti akan melakukan wawan-cara dengan kepala sekolah SD Islam Al-Fattah, guru bahasa arab, dan sebagian siswa kelas IV untuk mengetahui sejauh mana respon dan par-tisipasi mereka dalam kegiatan pembelajaran

10 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ( Bandung: ALFA-BETA, 2014) hlm 310

11 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru- Karyawan

dan Peneliti Pemula.( Bandung: ALFABETA,2010) hlm 76

serta hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.12

• Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat ba-gian-bagian yang dianggap penting dari ber-bagai risalah resmi yang terdapat baik di loka-si penelitian maupun di instanloka-si lain yang ada pengaruhnya dengan lokasi penelitian. Doku-mentasi yang digunakan dalam penelitian ada-lah segala bentuk karya ilmiah baik yang tidak melenceng dari topik dan tujuan.Dokumentasi resmi berupa silabus, standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD), rencana pelaksa-naan pembelajaran (RPP) dari guru bahasa arab merupakan sumber pertama bagi peneliti guna mengumpulkan data awal adalam proses pene-litian serta data data yang berhubungan dengan penelitian.13

• Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabung-kan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Peneliti akan menggunakan jenis triangulasi teknik, dima-na peneliti menggudima-nakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti mengguna-kan obsevasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.14

2. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif di-lakukan sejak sebelum memasuki lapangan, sela-ma di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution dalam buku karya Prof. Dr. Sugiyono yang berjudul penelitian pendidi-kan mengemukapendidi-kan “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, se-belum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis men-jadi pegangan bagi penelitian selanjutnya

sam-12 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ( Bandung: ALFA-BETA, 2014) hlm 319

13 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru- Karyawan

dan Peneliti Pemula.( Bandung: ALFABETA,2010) hlm 72

14 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ( Bandung: ALFA-BETA, 2014) hlm 330

(8)

pai jika mungkin, teori yang grunded”. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih di-fokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.15 Berdasarkan

pen-jelasan di atas maka teknik analisis data yang di-gunakan peneliti adalah sebagai berikut:

a. Reduksi Data (Data Reduksi)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat seara teliti dan rinci. Seperti telah dike-mukakan, makin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal hal yang pen-ting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti un-tuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Teknisnya adalah peneliti memasuki setting sekolah seba-gai tempat penelitian kemudian peneliti akan memfokuskan pada murid-murid yang memi-liki kecerdasan tinggi dengan mengkategorikan pada aspek, gaya belajar, perilaku sosial, interak-si dengan keluarga dan lingkungan, dan perilaku di kelas. Selanjutnya peneliti memilih data yang penting, membuat kategori( huruf besar, huruf kecil, angka), kemudian membuang yang tidak dipakai.16

b. Penyajian Data (Data Display)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Dalam hal ini, Prof. Dr. Sugiyono dalam bukunya yang berjudul Metode penelitan pendidikan mengemukakan, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam pene-litian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Mendisplaykan data akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencana-kan kerja selanjutnya berdasarmerencana-kan apa yang telah dipahami tersebut. Selanjutnya disarankan da-lam melakukan display data, selain dengan teks

15 Ibid, hlm 336 16 Ibid, hlm 338

yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan chart.17

c. Verifikasi ( Conclusion Drawing)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Ke-simpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemu-kan bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualita-tif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dalam penelitian kualitatif ma-sih bersifat sementara dan akan berkembang se-telah peneliti berada di lapangan.18

d. Validitasi data

Langkah keempat adalah validitasi data. Va-liditas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan gaya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh pene-liti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Kebenaran realitas data menu-rut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada kemampuan peneliti dalam mengkontruksi fenomena yang diamati, serta dibentuk dalam diri seseorang se-bagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar belakangnya.19

C. HASIL PENELITIAN

Dalam penelitian kualitatif peneliti ditun-tut dapat menggali data berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh sumber data. Pada penelitian kualitatif peneliti bukan sebagaimana seharusnya apa yang dipikirkan oleh peneliti tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan, yang dialami, dirasakan, dan dipikirkan oleh sumber data ha-sil observasi, wawancara dan dokumentasi yang

17 Ibid, hlm 341 18 Ibid, hlm 345 19 Ibid, hlm 363

(9)

telah dilakukan pada bab III, ada beberapa hal yang perlu dianalisis berdasarkan rumusan ma-salah yakni mengenai bagaimana penggunaan laboratorium bahasa di SD I Al Fatah Surakarta, sejauh mana peningkatan penguasaan mufrodat dengan menggunakan laboratorium bahasa, dan apa saja faktor penghambat dalam penggunaan laboratorium bahasa.

Analisis dilakukan cara analisis deskrip-tif dan pemaparan data dengan pola indukdeskrip-tif. Analisis ini berdasarkan pada data-data yang telah diuraikan pada bab III dan mengguna-kan teori-teori yang telah dibahas pada bab II. Adapun tujuan dilakukan analisis terhadap data hasil penelitian adalah untuk mendiskripsikan penggunaan laboratorium bahasa, peningkatan penguasaan mufrodat, dan faktor pendukung dan penghambat. Dengan ini maka peneliti akan memaparkan hasil analisa dari fokus penelitian yaitu:

1. Pembelajaran Mufrodat dengan Menggu-nakan Laboratorium Bahasa

Berdasarkan observasi di laboratorium bahasa SD I Al-Fattah pada tanggal 20 No-vember 2016 saat proses belajar mengajar ber-langsung pertama-tama siswa masuk ke ruangan laboratorium bahasa sesuai nomor absen yang tertera di meja kemudian ust. Setyatno men-yampaikan tentang tata tertib terlebih dahulu, selanjutnya ketika proses belajar di laboratorium bahasa adalah ust Setyatno sebagai operator ka-rena semua peralatan sudah terhubung di me-ja-meja siswa dan headset siswa telah terhubung langsung ke speaker depan, tempat duduk siswa di bilik suara sesuai dengan urutan absen agar siswa teratur, jadi setiap siswa masuk ke ruangan laboratorium bahasa telah mengetahui nomor tempat duduk kotak suara masing-masing kare-na di kotak suara tempat duduk siswa diberikan nomor, agar pada saat proses belajar mengajar guru cukup menyebutkan nomor untuk membe-rikan instruksi kepada siswa. Pada saat itu pe-lajaran bahasa arab dengan tema tentang “di ke-las”. Ust Setyatno membuka file tentang “di kelas” di monitor non hidden sehingga pada monitor siswa muncul sama dengan monitor dioperator. Siswa disuruh membaca mufrodat yang ada da-lam video tersebut sampai selesai dan diulang 2x

sambil menyuruh beberapa siswa yang ditunjuk untuk membaca sendirian dan yang lain menyi-mak bacaaannya. Setelah itu ust Setyatno me-nanyakan kata-kata atau kalimat yang belum je-las dan disuruh menulis mufrodat tersebut pada buku tulis serta memberikan PR untuk mengha-falkan kata-kata tersebut dirumah. Setelah itu proses belajar mengajar ditutup dengan doa, lalu siswa kembali ke kelasnya masing-masing.

Berikut ini adalah tahap-tahap kegiatan pembelajaran mufrodat dengan menggunakan laboratorium bahasa di SD Islam Al-Fattah yang lebih terperinci:

a. Kegiatan Awal (15 menit) • Guru memberikan salam • Membaca doa

• Presentase kehadiran siswa

• Guru menyiapkan siswa untuk mengiku-ti pembelajaran dengan mengatur tempat duduk sesuai dengan nomor yang ada di da-lam laboratorium bahasa.

• Guru menyampaikan tata tertib dalam labo-ratorium bahasa

• Guru mengawali persiapan belajar dengan menjalankan program sesuai dengan buku panduan manual laboratorium bahasa PC Interface Language Laboratory Lentera man-diri group.

• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. • Guru mengadakan apersepsi untuk

mengin-gatkan kembali pengetahuan anak didik ter-hadap pelajaran yang lalu.

• Guru memberikan penguatan dan motivasi. • Guru menjelaskan tujuan manfaat

pembe-lajaran dengan menggunakan laboratorium bahasa

b. Kegiatan inti (40 menit)

• Guru mempersilahkan siswa untuk menggu-nakan headset yang telah tersedia

• Guru menampilkan video dengan tema mu-frodat di sekitar kelas

• Guru memerintahkan kepada siswa supaya mendengar dan mencermati mufrodat yang ada di dalam video

• Guru mengulang video hingga tiga kali dengan tujuan agar supaya membiasakan anak dalam istima’

(10)

• Guru menghentikan video di setiap mufrodat baru kemudian memerintahkan anak untuk mengucapkan mufrodat yang telah didengar. • Guru diam sejenak guna mempersilahkan

kepada siswa untuk menghafal satu mufrodat tersebut

• Guru mempersilahkan anak untuk menulis mufrodat yang telah dihafalkan.

• Guru memberikan tabel yang berisi soal ten-tang mufrodat yang telah dihafal

c. Kegiatan akhir (15 menit)

• Menyimpulkan pembelajaran bersama siswa • Mengoreksi hasil tes bersama siswa

• Memberikan apresiasi kepada siswa yang mampu menghafal dengan baik

• Memberikan pekerjaan rumah sebagai pengayaan

• Guru menutup pembelajaran

Pada data diatas diketahui bahwa pelak-sanaan pembelajaran di laboratorium bahasa dimulai dengan salam, absensi siswa dan guru mengajar seperti biasa serta memutarkan video/ slide tentang materi yang sesuai dengan SK-KD, video/lagu/slide biasanya diambil dari youtube, jika tidak ada maka dibuatkan sendiri oleh us-tadz Setyatno. Guru duduk di depan kelas sambil menjadi operator dengan mengamati 2 monitor, yaitu monitor yang di tunjukan pada siswa yang terhubung langsung pada monitor yang sedang digunakan siswa serta monitor hidden (tersem-bunyi) hanya guru sebagai operator yang bisa melihat serta mengatur pembelajaran di labo-ratorium bahasa. Di akhir pembelajaran, guru memberikan PR untuk dikerjakan dirumah materi yang disampaikan tadi. Kemudian siswa disuruh untuk mematikan monitor dan kembali ke kelas nya masing-masing untuk melanjutkan pelajaran selanjutnya.

Hasil observasi terhadap aktivitas guru da-lam pembelajaran mufrodat di dada-lam laborato-rium bahasa berada dalam kegiatan aktif. Namun ada beberapa siswa yang belum tuntas dalam mencapat target dalam menghafal mufrodat. Hal itu bisa dilihat pada tabel hasil evaluasi terhadap hasil belajar siswa dalam materi menghafal mu-frodat berikut:

No Nama Siswa Jumlah

hafalan Keterangan

1 Syakirah Aufaa

Aryani 60 Tuntas

2 Syarah Az Zahro

Mulia 60 Tuntas

3 Allya Putri

Su-kamto 45 Tidak Tuntas

4 An Nisa Desti Dwi

Putri Mulya 60 Tuntas

5 Abida Billiyan 60 Tuntas

6 Alimatul Husna 60 Tuntas

7 Nandhita Nur

Aqilla 48 Tidak tuntas

8 Naura Nurutsani

Hapsari 40 Tidak tuntas

9 Haidar Ikhsan

Firdaus 60 Tuntas

10 Ahmad Munawir

Abdurrohman 60 Tuntas

11 Sang Timur 40 Tidak tuntas

12 Narendra Eka

Pramudita

50 Tidak tuntas

13 Daffino Rafles

Ok-tavian Prakoso 47 Tidak tuntas

14 Hamim Einsinqov 60 Tuntas

15 Respati Kasih

Putraprasetya 45 Tidak tuntas

16 Maulana Ikhsan 40 Tidak tuntas

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa masih ada 8 siswa yang belum tuntas da-lam mencapai target hafalan mufrodat yang te-lah ditentukan sekote-lah. Karena persyaratan ke-tuntasan hafalan mufrodat pada kelas 4 adalah 60 mufrodat.

2. Peningkatan Penguasaan Mufrodat dengan menggunakan Laboratorium Bahasa

Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap Ust. Setyatno, dalam meningkatkan penguasaan mufrodat melalui laboratorium bahasa mula-mula beliau melakukan beberapa tahapan-tahapan meliputi:

a. Pemilihan Mufrodat

Beliau menentukan mufrodat yang diha-falkan oleh siswa adalah mufrodat yang sering ditemui dan sering digunakan sesuai dengan

(11)

prinsip yang yang telah diuraikan pada bab II seperti benda di sekitar sekolah, anggota badan, warna, makanan, minuman, buah buahan dan lain sebagainya yang akan peneliti lampirkan da-lam da-lampiran.

b. Menentukan target mufrodat yang harus di-hafal

Sekolah telah menentukan target hafalan mufrodat bagi siswa kelas 4. Oleh karena itu diharuskan bagi seluruh siswa untuk mencapai target yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Penentuan jumlah mufrodat ini melihat dari la-tar belakang unit pendidikannya, dikarenakan masih dalam tingkat pendidikan dasar maka beliau menentukan jumlah mufrodat yang akan dihafalkan oleh siswa dengan menggunakan la-boratorium bahasa ini adalah berjumlah 60. c. Membuat daftar mufrodat

Melihat data yang ditemukan, Daftar mu-frodat yang dibuat oleh ustadz setyatno adalah disusun dengan menuangkan gambar di setiap mufrodat, hal ini sangat menarik minat siswa dalam menghafalkannya mengingat media yang digunakan adalah multimedia yang sangat men-dukung visualisasi gambar.

d. Menggunakan teknik

Dalam pengajaran mufrodat menggunakan laboratorium bahasa agar memudahkan dalam menghafal mufrodat ust.Setyatno menggunakan teknik Mendengarkan Kata, Mengucapkan Kata, Mendapatkan Makna Kata, Membaca Kata, Me-nulis Kata, Membuat Kalimat.

e. Menggunakan pendekatan humanistik teori dan komunikatif

Hal ini merupakan point yang tidak be-liau lupakan dalam pembelajaran, hasil dari wawancara beliau menggunakan pendekatan humanistic dimana seorang pengajar seharus-nya memberikan perhatian kepada siswa dan bersikap komunikatif terhadap mereka, dengan itu mereka nyaman dalam mempelajari dan menghafal serta mampu meningkatkan pengua-saan mufrodat.

f. Menggunakan metode eklektik

Hasil wawancara dengan beliau bahwa dalam pengajaran mufrodat menggunakan la-boratorium bahasa agar penguasaan mufrodat meningkat beliau menggunakan metode eklek-tik yaitu menggabungkan metode langsung dan metode min men.

g. Strategi yang variatif

Melihat data yang dipaparkan dalam bab II, keberadaan strategi ini merupakan langkah penting dalam pembelajaran bahasa Arab. Pem-belajaran melalui media laboratorium baha-sa beliau menggunakan berbagai strategi yang beragam yaitu berupa Strategi Pembelajaran Istima’ (menyimak), Strategi Pembelajaran Ka-lam (berbicara), Strategi Pembelajaran Qiroah (membaca), Strategi pembelajaran Kitabah (me-nulis).

Berdasarkan hasil obeservasi diketahui, bahwa siswa berlatih menghafal mufrodat dari ucapan yang dipendengarkan oleh guru, baik yang dilakukan oleh guru atau dari alat bantu pendengaran seperti video, microsoft point, dan penampil gambar yang lain. Sedangkan dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Arab diketahui, bahwa pelaksanaan pengajaran di laboratorium bahasa dalam meningkatkan penguasaan mufrodat sering memperdengarkan materi kepada siswa melalui media yang berupa video. Selain hal tersebut, siswa juga diperden-garkan mufrodat dalam yang dikemas dengan lagu, kemudian guru meminta siswa untuk mendengar dan menyanyikan bersama. Un-tuk mendapatkan mufrodat yang berupa isim dan fi’il, biasanya guru mencarinya di youtube yang isinya sesuai dengan kurikulum yang di-gunakan di kelas. Setelah siswa mendengarkan dengan seksama kemudian siswa diminta un-tuk menirukan, memahami dan mengulangi mufrodat itu berulang kali hingga benar-benar hafal. Mufrodat yang didengar dan dihafal oleh siswa berjalan dengan efisien. Hal tersebut kare-na didukung adanya tempat yang nyaman serta adanya fasilitas-fasilitas yang berada di laborato-rium bahasa seperti LCD, microfon, dan Head Set. Hasil wawancara terhadap salah satu siswa yang bernama Zahra mengungkapkan bahwa

(12)

dengan menggunakan laboratorium bahasa kini dia merasakan peningkatan penguasaan mufro-dat, dia juga mengatakan bahwa selain pembe-lajaran melalui laboratorium bahasa itu sangat menyenangkan, cara mengajar ust.Setyatno juga sangat mempengaruhi peningkatan penguasaan mufrodat.

Kegiatan pembelajaran materi mufrodat dengan menggunakan laboratorium bahasa di SD Islam Al-Fattah surakarta berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan oleh guru. Setiap kali pertemuan guru selalu memperbaiki berbagai kelemahan, sehingga hafalan mufrodat bagi siswa meningkat. Untuk lebih jelasnya pe-ningkatan penguasaan mufrodat bagi siswa yang belum berhasil mencapai target bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

No Nama Siswa Jumlah

hafalan Keterangan

1 Syakirah Aufaa Aryani 60 Tuntas

2 Syarah Az Zahro Mulia 60 Tuntas

3 Allya Putri Sukamto 60 Tuntas

4 An Nisa Desti Dwi

Putri Mulya 60 Tuntas

5 Abida Billiyan 60 Tuntas

6 Alimatul Husna 60 Tuntas

7 Nandhita Nur Aqilla 60 Tuntas

8 Naura Nurutsani

Hapsari 60 Tuntas

9 Haidar Ikhsan Firdaus 60 Tuntas

10 Ahmad Munawir

Ab-durrohman 60 Tuntas

11 Sang Timur 60 Tuntas

12 Narendra Eka

Pramu-dita 60 Tuntas

13 Daffino Rafles Oktavian

Prakoso 60 Tuntas

14 Hamim Einsinqov 60 Tuntas

15 Respati Kasih

Putrapra-setya 60 Tuntas

16 Maulana Ikhsan 60 Tuntas

Tindakan kelas dengan menggunakan la-boratorium bahasa pada mata pelajaran Baha-sa Arab siswa kelas 4 SD Islam Al-Fattah guna meningkatkan penguasaan mufrodat dinyatakan berhasil dari hasil belajar menunjukkan adanya peningkatan penguasaan mufrodat terhadap

siswa yang belum tuntas dalam menghafal target yang telah ditentukan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini:

Peningkatan penguasaan mufrodat dengan menggunakan laboratorium bahasa di SD Islam Al-Fattah terlihat pada grafik siswa yang telah mencapai target. Dari penemuan tersebut berar-ti kegiatan pembelajaran materi mufrodat den-gan menggunakan laboratorium bahasa dapat dijadikan salah satu model pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan mufrodat.

3. Faktor yang Menghambat dan Mendukung dalam Peningkatan meningkatkan pengua-saan mufrodat dengan menggunakan La-boratorium Bahasa

Peneliti merasa perlu untuk mencantumkan faktor penghambat dan faktor pendukung pada bab ini, agar menjadi suatu pertimbangan dalam menggunakan laboratorium bahasa.

Berdasarkan hasil observasi, kegiatan be-lajar mengajar di laboratorium bahasa tidak dapat berlangsung apabila ada gangguan listrik (padam). Mahalnya fasilitas yang ada di labo-ratorium bahasa multimedia juga menghambat bagi pengajar untuk berkreasi dengan bebas, karena pengajar masih menghawatirkan keru-sakannya. Dan juga kadangkala pengguna la-boratorium bahasa multimedia kesulitan dalam mengoperasikan peralatan. Oleh karena itu, pengajar atau pihak pengelolah dituntut bisa dan menguasai teknik khusus dan skill lebih dalam memanfaatkan laboratorium bahasa multime-dia, agar proses belajar berjalan dengan lancar.

Selain faktor penghambat yang telah dija-barkan di atas ada pula faktor pendukung, yaitu laboratorium ini dilengkapi dengan

(13)

fasilitas-fa-silitas yang modern sehingga dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa dalam me-mahami pelajaran, meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa karena penyampaian pesan dapat diperkuat dengan teks, suara, gambar, video, dan animasi. Sedangkan faktor yang men-dukung pada guru, yaitu guru merasa nyaman, tenang, dan tidak bising karena guru tidak ha-rus banyak mengeluarkan energi seperti berjalan menghampiri masing-masing siswa atau men-geluarkan suara yang keras untuk memperden-garkan penjelasan guru pada siswa. Di dalam laboratorium bahasa multimedia ini guru cukup dengan mengunakan fasilitas-fasiltas yang ada.

Selain itu, Dengan menggunakan laborato-rium bahasa multimedia, pengajaran dapat di-hubungkan pada pembelajaran online sehingga pengajaran bahasa Arab lebih cepat untuk me-ningkatkan kemampuan dalam berbicara siswa dan dapat mengenali penutur asli. Mengguna-kan komputer dan database sehingga pembe-lajaran dapat dikembangkan semaksimal mung-kin dalam kegiatan belajar mengajar, dan dapat menyimpan berbagai data untuk kepentingan pengembangan pembelajaran.

a. Hambatan dalam perencanaan Laboratorium bahasa

b. Hambatan dalam pengorganisasian Labora-torium bahasa

c. Hambatan dalam penggunaan Laboratorium bahasa

d. Hambatan Keselamatan dan Keamanan Lab-oratorium bahasa

Untuk keselamatan dan keamanan belum bisa terjamin karena belum tersedianya perlen-gkapan keselamatan dan keamanan yaitu alat pemadam kebakaran dan kotak P3K yang dapat berguna apabila terjadi kecelakaan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar di ratorium bahasa. Untuk hal ini pengelola labo-ratorium bahasa seharusya mengajukan permin-taan pengadaan alat pemadam kebakaran dan kotak P3K kepada kepala sekolah.

D. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembaha-san diatas, maka dapat ditarik kesimpulan

seba-gai berikut:

1. Pengajaran bahasa Arab di SD Islam Al Fatah Surakarta sudah baik karena telah menggu-nakan laboratorium bahasa multimedia se-bagai medianya.

2. Dalam pengajaran di laboratorium bahasa siswa menghafal mufrodat yang dipenden-garkan oleh guru, baik yang dilakukan oleh guru atau dari alat bantu pendengaran seperti video, microsoft point, dan alat penampil gambar yang lain.

3. Diketahui dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Arab bahwa pelak-sanaan pengajaran di laboratorium bahasa sering memperdengarkan materi melalui media yang berupa video tentang mufrodat ataupun mufrodat-mufrodat yang dikemas dengan menarik melalui mufrodat bergam-bar. Selain hal tersebut, siswa juga diper-dengarkan mufrodat dalam yang dikemas dengan lagu, kemudian guru meminta siswa untuk mendengar dan menyanyikan bersa-ma, dengan begitu mereka sangat antusias dan senang dalam menghafal Setelah siswa mendengarkan dengan seksama kemudian siswa diminta untuk menirukan, memahami dan mengulangi mufrodat itu berulang kali hingga benar-benar hafal. Mufrodat yang didengar dan dihafal oleh siswa berjalan den-gan efisien. Hal tersebut karena didukung adanya tempat yang nyaman serta adanya fasilitas-fasilitas yang berada di laboratorium bahasa seperti LCD, microfon, dan headset. 4. Strategi dan metode pembelajaran yang

variatif mampu membuat anak mudah da-lam menghafal. Namun di dada-lam mengguna-kan media tidak semua bisa berjalan dengan maksimal, hal ini dibuktikan dengan adanya hambatan - hambatan dalam menggunakan laboratorium bahasa yaitu kesulitan meng-operasikan peralatan, dan padamnya lsitrik atau mati lampu.

Penggunakan laboratorium bahasa multi-media dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar bahasa Arab khususnya dalam ke-mahiran berbicara,menyimak, mendengarkan, dan menulis. Bagitu juga diketahui bahwa

(14)

pe-manfaatan laboratorium bahasa multimedia me-ningkatkan motivasi belajar siswa, pemahaman siswa, serta ketertarikan atau minat sisiwa dalam pembelajaran mufrodat. Selain itu laboratorium bahasa juga menunjukkan adanya kemajuan bagi siswa dalam peningkatan penguasaan mufrodat.

DAFTAR PUSTAKA

Akrom, A. Malibari, Pengajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987)

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka.

Asyad, Azhar, Media Pembelajaran, (Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada, 2005)

Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Ban-dung: Alfabeta, 2010)

Bahri, Syaiful Djamaroh dan aswanzein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997)

Fuad, Ahmad Efendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Misykat Malang, Percetakan Nuansa Jogjakarta: 2005)

Hermawan Acep, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: P.T. Remaja Ros-dakarya, 2011)

Hamid, Abdul dkk,Pembelajaran Bahasa Arab (Malang: UIN-MALANG PRESS, 2008) Moloeng, Lexy, Metode penelitian kualitatif,

(Bandung : Remaja Rosda Karya, 1999) Rasyidi ,Abdul Wahhab, Media Pembelajaran

Bahasa Arab, (Malang: UIN-Malang Press,

2009)

Riduwan,Belajar Mudah Penelitian untuk Guru- Karyawan dan Peneliti Pemula.

(Bandung: ALFABETA,2010)

Riyanto, Yatim Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kharisma Putra Kencana, 2009) Soetopo, Henyat,Pendidikan dan Pembelajaran:

teori, permasalahan dan praktek, (Malang: UMM Press, 2005)

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ( Ban-dung: ALFABETA, 2014)

Sumardi, Mulyanto, Pengajaran Bahasa Asing Sebuah Tinjauan dari Segi Metodologi, (Ja-karta: Bulan Bintang, 1974)

Sutama, Metode Penelitian Pendidikan kuantita-tif, kualitakuantita-tif, PTK, R&D, (Kartasura, Fairuz Media, 2012)

Widodo, Sembodo Ardi, dkk. Pedoman Penuli-san Skripsi Mahasiswa JuruPenuli-san PBA Faku-tas Tarbiyah, (Yogyakarta: FakulFaku-tas Tar-biyah, 2006)

Yusuf, Tayar dan Saiful Anwar, Metodologi Pen-gajaran Agama dan Bahasa Arab, (Jakarta: Grafindo Persada, 1997)

Tim Penyusun Buku Pedoman Pengajaran Baha-sa Arab Pada Perguruan Tinggi Agama, (Ja-karta: Depag RI, 1975)

Buku Panduan Manual Laboratorium Bahasa PC Interface Language Laboratory Lentera mandiri group

http://bdkjakarta.kemenag.go.id/index. php?a=artikel&id=870, diakses pada tang-gal 07 juni 2016 jam 10.58.wib

Referensi

Dokumen terkait

Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi Islam IAIN.. Jakarta: Proyek Pengembangan Sistem

Selama setahun seluruh mahasiswa FAI diwajibkan mengambil program penguasaan bahasa Arab ini sehingga pada tahun kedua dan seterusnya mahasiswa mampu menggunakan

Hasil Ulangan harian rata-rata Kelas V B pada tahun pelajaran 2021/2022 mata pelajaran Bahasa Arab masih di bawah Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Ha: Ada perbedaan pada penguasaan mufrodat antara siswa yang menggunakan Media Realia dan tidak menggunakan media Realia pada mata pelajaran bahasa Arab kelas VII

a) Agar peningkatkan penguasaan kosa kata atau Mufrodat peserta didik semakin banyak pada saat pembelajaran Bahasa Arab. b) Peserta didik akan lebih memiliki ketertarikan

Dengan melihat hasil penelitian yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa pengaruh kelas bahasa Arab (CELAD) terhadap penguasaan mufradat mahasiswa FAI UIR dapat

Berdasarkan hasil wawancara dengan waka kurikulum guru mata pelajaran bahasa arab, dan beberapa siswa secara langsung di SDI Al-Azhar 47 Samarinda responden sangat setuju bahwa

Kajian ini dibuat bertujuan untuk melihat kaedah yang boleh digunakan dalam meningkatkan penguasaan pelajar dalam kosa kata bahasa Arab melalui kefahaman surah al-Fatihah.. Penguasaan