• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA ARAB MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENINGKATAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA ARAB MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

e-ISSN:2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

2241

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA ARAB MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE

A MATCH

RUSNAH

Email: [email protected]

ABSTRAK

Hasil Ulangan harian rata-rata Kelas V B pada tahun pelajaran 2021/2022 mata pelajaran Bahasa Arab masih di bawah Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70, dari 19 orang, siswa yang memperoleh nilai di atas 70 hanya 7 orang, sisanya masih di bawah 60, bahkan ada yang mendapatkan nilai 40. Untuk itu perlu diperlukan pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif adalah Pembelajaran dengan Model Make A Match.

Rumusan masalah penelitian ini adalah: 1) apakah model kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa pada materi ناوللاا di Kelas V B MIN 13 Hulu Sungai Selatan?; 2) Apakah model kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Arab Tentang Warna di Kelas V B MIN 13 Hulu Sungai Selatan?

Jenis Penilian ini adalah Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di MIN 13 Hulu Sungai Selatan, pada semester II (genap) Tahun Pelajaran 2021/2022. Waktu penelitian dilaksanakan selama 4 bulan yakni 01 April s/d 30 Juli 2022. Penelitian dilaksanakan melalui 3 siklus. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah peserta didik V B MIN 13 Hulu Sungai Selatan yang berjumlah 1 9 orang

(2)

e-ISSN:2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

2242

Data yang akan digali dalam penelitian ini adalah data yang berkenaan Penggunaan model kooperatif tipe Make A Match dapat aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran serta penguasaan kosa kata sisewa.

Untuk memperoleh data-data tersebut, maka penulis menggali data menggunakan Observasi, Tes dan Dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini diperoleh bahwa penggunaan model Make A Match dapat meningkatkan penguasaan kosa kata dan aktivitas guru dan siswa Kelas V B pada pembelajaran Bahasa Arab tentang ناوللاا di MIN 13 Hulu Sungai Selatan. Ini dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut: (1) Peningkatan aktivitas guru pada siklus 1 terlaksana dengan nilai 70,83 %, menjadi 83,33% di siklus 2 dan 87,5% di siklus 3. (2) Peningkatan aktivitas siswa dari 13 menjadi 17,11 di Siklus 2 dan menjadi 25,16 dengan kategori sangat aktif di siklus 3. (3) Peningkatan hasil belajar siswa dari siklus pertama yang hanya 67,37 dan ketuntasan klasikal 52,63%, pada siklus 2 meningkat menjadi 75,79 dan ketuntasan klasikal 68,42%, dan terus meningkat pada siklus ketiga menjadi 87,89 dengan ketuntasan klasikal 100%.

Kata Kunci: Bahasa Arab, Kooperatif, Make a Match

PENDAHULUAN

Bahasa Arab sangat urgen dipelajari, karena bahasa Arab merupakan bahasa pemersatu umat Islam, bahasa Alquran dan bahasa penduduk surga, bahkan bahasa Arab diakui sebagai bahasa Internasional yang dipakai dalam kongres Perserikatan Bangsa-Bangsa/ PBB.

(3)

e-ISSN:2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

2243

Bahasa Arab dan Al-Qur’an (Nandang Sarif Hidayat: 82) bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisah-pisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Mempelajari bahasa Arab adalah syarat wajib untuk mempelajari Al-Qur’an. Mempelajari Al-Qur’an berarti mempelajari bahasa Arab.

Di lembaga pendidikan yang bersifat formal seperti sekolah, keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari hasil belajar siswa dalam prestasi belajarnya. Kualitas dan keberhasilan belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru memilih dan menggunakan model pengajaran.

Mengacu kepada Sistem Pendidikan Nasional (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003), dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Menurut pengamatan dari hasil Ulangan harian rata-rata Kelas V B pada tahun pelajaran 2021/2022 mata pelajaran Bahasa Arab masih di bawah Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Meskipun ada beberapa siswa yang memperoleh nilai yang cukup baik. Tetapi belum dapat dikatakan berhasil atau tuntas dalam pembelajaran tersebut. Nilai yang di

(4)

e-ISSN:2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

2244

peroleh dari seluruh siswa Kelas V B pada tahun pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 19 orang, siswa yang memperoleh nilai di atas 70 hanya 7 orang, sisanya masih di bawah 60, bahkan ada yang mendapatkan nilai 40. Hal ini sangat memprihatinkan bagi kita semua sebagai guru.

Dalam mata pelajaran Bahasa Arab pelaksanaan pembelajarannya masih dilakukan secara klasikal. Pembelajaran lebih ditekankan pada model yang banyak diwarnai dengan ceramah dan bersifat guru sentris. Hal ini mengakibatkan siswa kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan siswa hanya duduk, diam, dengar, catat dan hafal. Kegiatan ini mengakibatkan siswa kurang ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran yang cenderung menjadikan mereka cepat bosan dan malas belajar. Sehingga berdampak pada siswa kesulitan dalam menyusun kalimat dalam baris pantun baik yang berupa sampiran maupun isi yang sesuai dengan tema, dalam kerja kelompok hanya didominasi oleh siswa yang mempunyai keterampilan menulis yang potensi lebih tinggi, siswa kurang berani mengeluarkan pendapat.

Melihat kondisi demikian, maka perlu adanya alternatif pembelajaran yang berorientasi pada bagaimana siswa belajar menemukan sendiri informasi, menghubungkan topik yang sudah dipelajari dan yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat berinteraksi multi arah baik bersama guru maupun selama siswa dalam suasana yang menyenangkan dan bersahabat.

(5)

e-ISSN:2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

2245

Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami, dan monoton sehingga siswa kurang termotivasi (Syaparuddin: 2017: 31). Menurut Mardiah (Mardiah Kalsum Nasution, 2017: 10), hasil belajar siswa yang tinggi dan berkualitas, dapat dihasilkan dari proses pembelajaran yang berkualitas, untuk menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas seorang tenaga pendidik membutuhkan kemampuan dalam menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dalam kelas, ketidaksesuaian metode pembelajaran yang diterapkan dapat menurunkan kualitas proses pembelajaran itu sendiri, dengan demikian maka perbaikan dan peningkatan hasil belajar siswa di sekolah dapat dilaksanakan dengan adanya penggunaan metode pembelajaran yang tepat oleh guru,

Salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagaimana yang disarankan para ahli pendidikan adalah pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Make a-match dipilih sebagai salah satu bentuk variasi metode pembelajaran yang akan diterapkan di kelas karena metode pembelajaran make a-match memiliki kelebihan yaitu siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Penerapan model ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya akan diberi poin. Hal- hal yang perlu dipersiapkan dalam pembelajaran make a-match adalah

(6)

e-ISSN:2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

2246

kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu berisi pertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan tersebut. (Suprijono, 2011:

94).

Model pembelajaran kooperatif didasarkan atas falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial (Lie, 2010:27). Ciri khusus pembelajaran kooperatif mencakup lima unsur yang harus diterapkan, yang meliputi; saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok (Lie, 2010:30).

Model pembelajaran kooperatif bukanlah hal yang sama sekali baru bagi guru. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Dengan menerapkan metode make a-match diharapkan kegiatan pembelajaran lebih kondusif, sederhana, bermakna dan menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik serta meningkatnya hasil belajar siswa

(7)

e-ISSN:2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

2247

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis meyakini perlu melakukan penelitian tindakan kelas (PTK), untuk materi selanjutnya yaitu tentang ناوللاا, dengan berjudul “Peningkatan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Arab Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match”.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas.

Menurut Suharsimi (2013: 3) Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

Menurut Kunandar (2008: 46) Penelitian Tindakan Kelas harus dilaksanakan di kelas yang sehari-hari diajar, bukan kelas yang diajar guru lain meskipun masih dalam satu sekolah, hal ini disebabkan PTK adalah suatu penelitian yang berbasis kepada kelas

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di MIN 13 Hulu Sungai Selatan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester II (genap) Tahun Pelajaran 2021/2022. Waktu penelitian dilaksanakan selama 4 bulan yakni 01 April s/d 30 Juli 2022. Penentuan waktu penelitian tersebut dilakukan karena penelitian tindakan kelas memerlukan beberapa langkah

(8)

e-ISSN:2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

2248

penerapan siklus tindakan yang membutuhkan implementasi dalam proses pembelajaran yang efektif di dalam kelas. Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan melalui 3 siklus dengan masing-masing satu kali pertemuan.

Pelaksanaan Siklus I, II dan III disesuaikan dengan jadwal mengajar dan materi ناوللاا.

Subyek penelitian adalah sekelompok orang atau individu yang diteliti. Sedangkan dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah peserta didik V B MIN 13 Hulu Sungai Selatan yang berjumlah 1 9 orang terdiri dari 14 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Selain peserta didik, yang menjadi subyek penelitian adalah guru Bahasa Arab.

Data yang akan digali dalam penelitian ini adalah data yang berkenaan Penggunaan model kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa serta menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan, dan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Untuk memperoleh data-data tersebut, maka penulis menggali data menggunakan beberapa metode: yaitu a. Observasi, b. Tes dan c.

Dokumentasi

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Statistik deskriptif digunakan untuk mengolah karakteristik data yang berkaitan dengan menjumlah, merata-rata, mencari prosentase serta menyajikan data yang menarik, mudah dibaca, dan diikuti alur

(9)

e-ISSN:2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

2249 berpikirnya, sebagai berikut:

1. Penilaian Hasil Belajar

Dari hasil tes yang terkumpul dianalisa untuk mengetahui rata- rata hasil belajar siswa dengan rumus:

Mx = ∑ x N

Keterangan : Mx = Mean/ rata-rata yang dicari ∑x = Jumlah dari skor-skor/ nilai siswa N = total skor keseluruhan

2. Tabel Persentase

Teknik ini digunakan untuk menentukan hasil belajar siswa dari segi ketuntasan belajar dan ketuntasan belajar siswa secara kasikal dengan penggunaan media audio visual, dengan rumus sebagai berikut:

P = f i x 100%

N

Keterangan : P = Persentase yang dicari

f = Frekuensi

N = total skor keseluruhan

Selanjutnya desain prosedur dan tahapan pelaksanaan tindakan, memiliki 4 langkah penelitian tindakan kelas, yaitu sebagai berikut :

1. Perencanaan (Planning)

(10)

e-ISSN:2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

2250

Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang menjadi permasalahan kegiatan sebagai upaya meningkatkan proses dan hasil belajar. Perencanaan tindakan dilaksanakan sebanyak dua siklus, tiap sikulus dua pertemuan, dan setiap akhir siklus dilaksanakan evaluasi.

2. Tindakan (Acting)

Bertindak untuk melaksanakan rencana tersebut dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang bertahap dan berkesinambungan.

3. Observasi dan Evaluasi (Observation and Evaluation)

Observasi yaitu pengamatan efek tindakan tersebut dalam konteks penelitian berupa kegiatan belajar siswa maupun guru.

Sedangkan evaluasi adalah melakukan tes kepada siswa untuk mengetahui tingkat keberhasilan pengajaran.

4. Analisis dan Refleksi (Analiti and Reflection)

Analisis dilakukan terhadap hasil observasi dan evaluasi sebagai bahan acuan penentuan berhasil tidaknya pemecahan masalah. Refleksi yaitu merefleksikan efek ini sebagai dasar bagi perencanaan lanjutan setelah perbaikan dilaksanakan.

(11)

e-ISSN:2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

2251

Gambar 3.1. : Alur Kegiatan Siklus dalam PTK

HASIL PENELITIAN

Dari temuan yang diperoleh melalui kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dalam 3 siklus melalui observasi aktivitas guru, observasi aktivitas siswa dalam KBM dan penilaian tes hasil belajar siswa maka dapat dinyatakan bahwa model kooperatif tipe Make a Match sangat efektif dilaksanakan dalam pembelajaran Bahasa Arab tentang materi ناوللاا, hal ini terlihat dari:

1. Kegiatan belajar mengajar Bahasa Arab dengan materi ناوللاا yang dilaksanakan dengan model kooperatif tipe Make a Match di Kelas V B MIN 13 Hulu Sungai Selatan sebagaimana direncanakan guru

(12)

e-ISSN:2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

2252

sebelumnya berlangsung dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari persentasi hasil pembelajaran yang dilakukan peneliti yaitu pada siklus 1 terlaksana dengan nilai 70,83 %, meningkat di siklus 2 menjadi 83,33%

dan meningkat di siklus 3 dengan nilai 87,5%.

2. Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Arab pada siklus 2 dengan model kooperatif tipe Make a Match di Kelas V BMIN 13 Hulu Sungai Selatan sebagaimana direncanakan guru sebelumnya berlangsung dengan semakin membaik dengan skor semakin meningkat dari 13 dengan kategori Cukup Aktif di Siklus 1 menjadi 17,11 dengan kategori cukup aktif di Siklus 2 dan menjadi 25,16 dengan kategori sangat aktif di siklus 3.

3. Pada tes hasil belajar siswa yang dilaksanakan dengan model kooperatif tipe Make a Match untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Arab tentang materi ناوللاا di Kelas V BMIN 13 Hulu Sungai Selatan diperoleh nilai rata-rata dari siklus pertama yang hanya 67,37 dan ketuntasan klasikal 52,63%, pada siklus 2 meningkat menjadi 75,79 dan ketuntasan klasikal 68,42%, dan terus meningkat pada siklus ketiga menjadi 87,89 dengan ketuntasan klasikal 100%.

Di akhir setiap pertemuan diberikan penghargaan kepada setiap siswa yang memperoleh skor tertinggi, penghargaan ini juga diberikan kepada siswa yang jawabannya benar pada saat tanya jawab dan pada saat memasangkan kartu dengan jawaban tepat.

(13)

e-ISSN:2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

2253

Dari nilai rata-rata yang disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan model kooperatif tipe Make a Match maka penguasaan kosa kata serta aktivitas guru dan siswa Kelas V B pada pembelajaran Bahasa Arab tentang ناوللاا di MIN 13 Hulu Sungai Selatan dapat meningkat.

Hal ini senada dengan Pendapat Anita Lie (Lie, 2010:12) bahwa Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan pada anak untuk bekerja sama dengan tugas-tugas terstruktur Melalui pembelajaran ini siswa bersama kelompok secara gotong royong maksudnya setiap anggota kelompok saling membantu antara teman yang satu dengan teman yang lain dalam kelompok tersebut sehingga di dalam kerja sama tersebut yang cepat harus membantu yang lemah, oleh karena itu setiap anggota kelompok penilaian akhir ditentukan oleh keberhasilan kelompok. Kegagalan individu adalah kegagalan kelompok dan sebaliknya keberhasilan siswa individual adalah keberhasilan kelompok. Sedangkan berpasangan merupakan salah satu tipe dalam pembelajaran kooperatif.

Yang membedakan tipe berpasangan dengan lainnya adalah dalam tipe ini guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Dalam kegiatan ini, siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi.

Hal ini sesuai dengan pendapat Istarani yang dikutip oleh Makmur Sirait, Putri Adilah Noer (2013: 255), model pembelajaran make a match

(14)

e-ISSN:2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

2254

memiliki kelebihan model ini yaitu ; (1) siswa terlibat langsung dalam menjawab soal yang disampaikan kepadanya melalui kartu, (2) meningkatkan kreativitas belajar siswa, (3) menghindari kejenuhan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, (4) dapat menumbuhkan kreativitas berfikir siswa, sebab melalui pencocokkan pertanyaan dan jawaban akan tumbuh tersendirinya, (5) pembelajaran lebih menyenangkan karena melibatkan media pembelajaran yang digunakan guru.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian tindakan kelas dinyatakan bahwa penggunaan model kooperatif tipe Make a Match dapat meningkatkan penguasaan kosa kata dan aktivitas guru dan siswa Kelas V B pada pembelajaran Bahasa Arab tentang ناوللاا di MIN 13 Hulu Sungai Selatan. Ini dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut:

1. Peningkatan aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan model kooperatif tipe Make a Match, yaitu pada siklus 1 terlaksana dengan nilai 70,83 %, meningkat di siklus 2 menjadi 83,33% dan meningkat di siklus 3 dengan nilai 87,5%.

2. Peningkatan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Arab, yaitu dari 13 dengan kategori Cukup Aktif di Siklus 1 menjadi 17,11 dengan kategori cukup aktif di Siklus 2 dan menjadi 25,16 dengan kategori sangat aktif di siklus 3.

(15)

e-ISSN:2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

2255

3. Peningkatan hasil belajar siswa, dari siklus pertama yang hanya 67,37 dan ketuntasan klasikal 52,63%, pada siklus 2 meningkat menjadi 75,79 dan ketuntasan klasikal 68,42%, dan terus meningkat pada siklus ketiga menjadi 87,89 dengan ketuntasan klasikal 100%

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : UPI Press

Hidayat, Nandang Sarip. 2012. “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab”.

Jurnal Pemikiran Islam; Vol. 37, No. 1 Januari-Juni 2012

Ichsan, Muhammad, 2016. “Psikologi Pendidikan Dan Ilmu Mengajar”. Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Rajawali Pers

Lie, A. 2010. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang- Ruang kelas. Jakarta: Grasindo.

Makmur Sirait, Putri Adilah Noer, 2013. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa”, Jurnal INPAFI Volume 1, Nomor 3, Oktober.

Nasution, Mardiah Kalsum, 2017. “Penggunaan Metode Pembelajaran Dalam Peningkatan Hasil Belajar Siswa” Studia Didaktika: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan Vol. 11, No. 1, 2017.

(16)

e-ISSN:2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

2256

Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu, Teori Praktik dan Penilaian. Jakarta. Grafindo

Slameto.2010. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Jakarta.Rineka Cipta

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka pelajar

Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di SD. Jakarta.

Kencana

Syaparuddin, 2017. “Strategi Pembelajaran Aktif Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pkn Peserta Didik”. MAHAGURU: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar vol 3 no 2 2017.

Referensi

Dokumen terkait

orang dan sisanya di bawah nilai KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan oleh sekolah yakni 70. Sehingga presentase ketuntasan yang dicapai siswa

Jika dilihat dari hasil ulangan harian sebagian besar masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu sebesar 75. Dari masalah-masalah

Jika dilihat dari hasil ulangan harian sebagian besar masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu sebesar 75. Dari masalah tersebut,

Skor rata-rata sebanyak itu tentu saja masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 7 dan masih di bawah kriteria

Perlunya dilakukan Penelitian Tindakan Kelas karena setiap siswa diharuskan mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sesuai tuntutan kurikulum, namun pada kenyataannya masih

Dari nilai ulangan harian matematika, siswa yang memperoleh nilai matematika di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ada sebanyak 13 siswa atau 59,09 % siswa,

Selain itu rata-rata nilai ulangan harian hasil belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran biologi hanya mencapai nilai 2,44 sedangkan kriteria ketuntasan minimal

Jika hasil belajar peserta didik dalam ulangan harian atau formatif masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), maka bisa dikatakan proses pembelajaran yang