BAB II
METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS
1. Lampu Tempurung Kelapa karya Babeh Udin
a. Desain Perancangan Lampu Tempurung Kelapa Karya Babeh Udin
Dalam melakukan perancangan, sebagai penulis dalam perancangan ini menggunakan landasan aksiologis, yakni kemaslahatan manusia artinya segenap wujud ketahuan itu secara moral ditujukan untuk kebaikan hidup manusia. Didasari oleh metode kualitatif, dalam pengertiannya data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau obserfasi. Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman vidio.
(Jujun S. Suriasumantri, 2009.Filsafat Ilmu(Jakarta: PUSTAKA SINAR HARAPAN).
Adapun metode yang penulis gunakan dalam perancangan ini adalah metode pustaka dimana metode pustaka adalah metode dengan mengumpulkan data – data dari berbagai sumber seperti internet dan buku. Penelitian ini juga menggunakan metode deskriptif merupakan metode yang penulis gunakan untuk menggambarkan dan menginterprestasikan objek sesuai dengan apa adanya, penelitian deskriptif biasanya pada umummya dilakukan dengan tujuan utama yaitu, menggambarkan sistematis fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat serta melakukan observasi langsung kelapangan.
b. Tempat dan Waktu
Lokasi atau tempat yang dijadikan tempat observasi pada karya sejenis berada didaerah JL. H.Ilyas no. 35, Rempoa, Jakarta Selatan. Lokasi kerajinan batok kelapa tersebut berada tidak jauh dari jalan besar antara sekolah SMA 87 Jakarta dan super market Circle K, dan tidak jauh pula dari pemukiman warga setempat yang menjadikan lokasi atau tempat kerajinan batok kelapa Babeh Udin. Sehingga memudahkan para konsumen untuk melihat dari lokasi kerajinan tersebut.
Keberadaan lokasi perancangan karya terdahulu yang penulis cari tahu kebenarannya, sebagai tempat pengrajin batok kelapa Babeh Udin. Babeh Udin sendiri sudah melakukan kegiatan berwirausaha dibidang penjualan kelapa sejak beberapa tahun yang lalu, tetapi memulai usaha kerajinan dari bahan baku limbah batok kelapa ini sudah dari lima tahun yang lalu (2010).
Adapun jangka waktu dalam melakukan penelitian riset kerajinan batok kelapa ini saya sebagai penulis mulai observasi, mencari dokumen dan wawancara dimulai dari bulan september sampai saat ini tertanggal 28 oktober 2015.
c. Cara Pengumpulan data
Dalam melakukan perancangan yang saya kerjakan, data merupakan suatu hal yang penting dan di peroleh bedasarkan penelitian yang di kerjakan. Agar dapat di percaya dan sah data yang di dapatkan sesuai bedasarkan hasil observasi penelitian secara langsung.
Adapun data-data yang digunkan dalam melakukan riset penelitian ini,sumber data itu meliputi :
1. Data Primer
Dalam hal ini penulis pribadimendapatkan data primer dengan datang langsung menemui si narasumber yaitu babeh Udin untuk mengetahui segala sumber yang terdapat di lokasi penelitian. Sehingga penulis mendapatkan data primer meliputi ; kendala apa saja yang dialami si pemilik kerajinan batok kelapa ini dalam mendistribusikan produk olahan batok kelapanya, keutamaan produk kerajina batok kelapa ini berbahan batok kelapa asli yang dipilih langsung oleh si pengrajin, serta keterampilan proses produksi kerajinan batok kelapa tersebut.
2. Observasi
Dari observasi dalam perancangan lampu limbah tempurung kelapa pada pengolahan limbah batok kelapa karya babeh yang penulis dapatkan berupa data - data dari pengolahan, lokasi pengolahan limbah, hingga proses pembuatan sebagai berikut.
3. Wawancara
Hasil penelitian terhadap Babeh Udin (pengrajin batok kelapa). Menurut pendapat babeh Udin memang keberadaan kerajinan yang menggunakan limbah sendiri hampir punah dan dilupakan oleh sebagian masyarakat, pada kenyataannya bila masyarakat mengerti akan pentingnya menjaga lingkungan, dan bekerjasama dengan alam dan mengolah limbah
sampah dan sebagainya menjadi produk yang memiliki nilai jual, dampaknya mereka dapat membuka lapangan pekerjaan dan mendapatkan keuntungan dari ide-ide kreatif dan inovatif tersebut.
Babeh Udin menceritakan asal-usul beliau memulai usaha kerajinan dari bahan baku limbah batok kelapa. Pertama-tama beliau merintis usahanya sejak tahun 2010 yang lalu bermodalkan keuangan yang tidak banyak. Dengan membuka usaha pemarutan kelapa (santan) dibeberapa bulan kedepan, babeh Udin memiliki kejenuhan dan kerisauwan pada sampah batok kelapa yang dibuang begitu saja.Dan sejak saat itu pula Babeh Udin belajar mengelola dan merancang untuk membuat kerajinan dari batok kelapa. Hingga saat ini tidak hanya menjual santan saja, babeh Udin juga berinovasi membuat minyak kelapa yang serbaguna dalam dunia medis hingga sampai saat ini.
d. Hasil Penelitian Karya Terdahulu
Produsen pengrajin kerajinan batok kelapa
Gambar 2.1 Foto Babeh Udin
(Sumber : Pribadi/2016 )
Ini adalah foto dari pengrajin kerajinan batok kelapa bernama Babeh “UDIN” umur 63 Tahun .Memulai berkarya dari 2010 yang lalu ditemukannya ide untuk membuat kerajinan batok kelapa, unkapnya berawal dari kejenuhan Babeh Udin dalam menjual kelapa, dan akhirnya dia mulai berinovasi untuk memanfaatkan semua yang ada dari buah kelapa yang dijualnya. Pada prosesnya, didapat tehnik membuat kerajinan batok kelapa sehingga semua fungsi dari buahnya terpakai dan tak ada limbah yang terbuang.
Konsep
Konsep dari kerajinan batok kelapa yang dibuat Babeh Udin ini terkesan natural dan mempunyai karakter yang kuat. Babeh Udin menggunakan konsep natural pada karya kerjinan batok kalapa dengan tetap mempertahankan keaslian dari texture batok kelapa. Sebab proses awal pengerjaan sampai finising tidak ada yang menggunakan proses singkat dengan tidak menggunakan alat yang tergolong modern. Babeh Udin sendiri hanya menggunkan alat seadanya yang ada di sekitarnya dengan cara tradisional seperti pada proses finising yang membuat karya lebih gelap dan mengkilat Babeh Udin hanya menggosokan minyak kelapa yang diproduksinya sendiri, tanpa memakai obat kayu ataupun pernis. Dan yang lebih menarik si produsen memanfaatkan bahan dan alat yang ada di sekitarnyaseperti gunting, kampak, dan gergaji besi untuk membuat pola ukiran pada bodi utama lampu.
Jenis-jenisproduk
Macam – macam bentuk yang sudah diproduksi oleh produsen pengrajin batok kelapa yang unik dan menarik seperti :
Celengan Lampu gantung Lampu tidur Tempat acesoris Gayung Asbak Gelas
Bahan Baku
Bahan baku kerajinan batok kelapa materialnya yakni batok kelapa itu sendiri , di utamakan batok yang masih bulat utuh tanpa ada retakan diarea batok tersebut.
Gambar 2.2 Bahan Baku
(Sumber : Pribadi/2016)
Bentuk dari produk- produk batok kelapa
Macam – macam bentuk dari pengolahan limbah batok kelapa ini ada lampu tidur, asbak, ada yang berbentuk seperti kura – kura sebagai tempat menaro asesoris, ada juga
gelas,celengan, tas dan masih banyak lagi seperti contoh gambar di bawah ini.
Gambar 2.3 Bentuk Produk
Hasil bentuk produk dan fungsinya 1. Celengan
Sebagai tempat menyimpan uang dengan bentuk yang unik memiliki nilai seni tersendiri.
Ukuran : Tinggi 20cm x Lebar 10cm Berat : 0.25kg
Gambar 2.4 Bentuk Celengan
2. Tempat Asesoris
Sebagai tempat penyimpanan acesoris seperti, perhiasan dan benda- benda lainnya.
Ukuran : Tinggi 12cm x Lebar 11cm Berat : 0.30kg
Gambar 2.5 Tempat AsesoriS 3. Lampu Gantung
Lampu gantung sebagai alat untuk menyinari ruangan dengan lampu yang bewarna dan corak motif dari ukiran batoknya sehingga sinar yang dipancarkan memiliki motif tersendiri dari hasil cukil pada batok kelapa.
Ukuran : Tinggi 30cm x Lebar 25cm Berat : 1kg
4. Lampu Tidur/ Lampu Duduk
Seperti halnya lampu gantung sebagai alat menyinari ruangan, hanya posisi penempatan dan bentuknya yang berbeda.
Ukuran : Tinggi 19cm x Lebar 14cm Berat : 0.50kg
Gambar 2.7 Tempat Asesoris 5. Gelas
Sebagai wadah atau tempat untuk air minum. Ukuran : Tinggi 10cm x Lebar 8cm
Berat : 0.20kg
Gambar 2.8 Gelas
Tempat pengolahan batok
Tempat pengolahan limbah batok kelapa tersebut berada di daerah JL. H.Ilyas no.35 Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan yang berada di pinggir jalan Rempoa tidak jauh dari pemukiman warga setempat yang memudahkan para konsumen untuk melihatnya.
Gambar 2.9 Tempat Pengolahan/Produksi
A. ORISINALITAS
Tempurung kelapa mempunyai texture yang cukup unik, dengan struktur dari tempurung itu sendiri yang cukup padat dan kuat. Tempurung kelapa pada permukaannya tidak dapat terserap air karena tempurung kelapa tidak memiliki pori-pori yang dapat memungkinkan terserap oleh air. Tempurung yang sudah dikategorikan sebagai material utama biasanya tempurung kelapa yang sudah tua atau sudah lama dari proses awal pengolahan buah kelapa itu sendiri.
Berdasarkan pengamatan yang perancang lakukan lampu berbahan tempurung kelapayang dirancang dan didesain khusus untuk ruangan dengan bergaya oriental dan unik. Bagian struktur lampu memang sangat berkembang tetapi belum ada yang memikirkan dan tertarik untuk mendesain lampu dengan bahan utama tempurung kelapa dengan dipadukan meterial lainnya serta menambahkan fungsi lebih dari fungsi utamanya sebagai lampu. Lampu tempurung kelapa di nilai lebih ergonomis dan lampu tempurung kelapa tidak menghilangkan nilai lampu itu sendiri sebagai media inovasi dari perancang. Untuk itu perancang membuat struktur lampu yang berbeda dengan sebelumnya seperti pada bentuk lampu, dan ornamen yang dipakai serta fungsi dari lampu itu sendiri. Sehingga membuat lampu termpurung kelapa agak berbeda dari lampu pada umumnya.
Faktor yang membedakan dengan lampukarya sejenis tempurung kelapa diatas, lampu tersebut memakai material utamanya tempurung kelapa dengan beberapa kesulitan karena material yang digunakan terdapat unsur hara atau mikro organisme sehingga bila perancang tidak teliti nantinya akan tumbuh jamur dibeberapa tempat. Sedangkan karya Babeh Udin dari segi bentuk tetap mempertahankan bentuk bulat dari tempurung kelapa itu sendiri, dan hasil finishing dari pengerjaannya dibuat sederhana karena disesuaikan dengan target pasar yang diambil dan alat yang digunakan. Bahan baku tempurung kelapa memiliki struktur tulang yang padat serta kuat walaupun kekurangan dari lampu tidur berbahan tempurung kelapa sangat rentan untuk pecah bila pemilihan material tidak teliti. Seperti tempurung kelapa yang terlalu muda atau belum terlalu keras untuk di jadikan bahan utama, disitu ketelitian perancang diuji dan dicoba untuk memilih material yang sesuai. Selain itu tempurung kelapa mempunyai texture dan pola tersendiri pada bagian kulit luar tempurung kelapa sehingga membuat tempurung kelapa mempunyai karakter yang kuat dan keunikan tersendiri.
B. KELOMPOK PENGGUNA PRODUK 1. Demografis
Target utama penulis adalah Wanita atau Pria berumur 20 – 45 tahun. Memiliki status dari pelajar hingga pekerja karena kategori usia tersebut cukup produktif untuk membeli produk lampu tempurung kelapa ini dalam kebutuhan hidupnya mencangkup kebutuhan dekoratif ruangan.Hampir setiap rumah atau keluarga pastinya membutuhkan barang-barang perabot rumah tangga. Kebutuhan seperti inilah yang kemudian melahirkan peluang bisnis cukup menguntungkan bagi para pelakunya. Trend perkembangan pasar meubel dan furniture di Indonesia belakangan ini mulai memanfaatkan potensi kayu dan daur ulang limbah sebagai bahan baku utamanya. Sekarang ini aneka perabot rumah tangga yang beredar di pasaran juga mulai menggunakan bahan baku ramah lingkungan untuk menarik calon konsumen, contohnya saja seperti perabot rumah tangga unik yang terbuat dari batok kelapa. Siapa yang mengira bila tempurung kelapa (batok) yang sudah tidak berguna, bisa disulap menjadi aneka perabot rumah tangga yang memiliki bentuk dan tekstur unik, serta aman dan nyaman untuk dipergunakan. Ditambah lagi dengan fungsi yang lebih sehingga konsumen merasa lebih diuntungkan dari segi kegunaannya.
Gambar 2.10 Target Pasar
2. Geografis
Tersebar di toko – toko yang menjual produk hand made, acara pameran, dan komunitas seni dan budaya.
Gambar 2.11 Toko Handmade
(Sumber : internasionaltravellermag.com)
Gambar 2.12 Bazzar
3. Psikografis
Orang – orang yang sudah mempunyai pengasilan (Pekerja), pasangan yang baru berumah tangga, dan orang yang memiliki minat dibidang seni dan budaya. C. TUJUAN DAN MANFAAT
1. Tujuan
a. Menjadi opsi sebagai prodak berbahan limbah tempurung kelapa
b. Meningkatkan potensi limbah tempurung kelapa menjadi produk yang bernilai jual
c. Mengenalkan kepada masyarakat cara mengelola limbah tempurung kelapa menjadi sebuah produk
d. Melihat peluang hasil olahan limbah tempurung kelapa
2. Manfaat
a. Untuk Personal
1) Mengetahui tentang wawasan mengelola limbah menjadi sebuah produk.
2) Belajar lebih banyak tentang kerajinan tangan atau handcraf. 3) Meningkatkan kreatifitas .
b. Untuk Masyarakat
1) Mengurangi jumlah limbah tempurung kelapa.
2) Mengenalkan kepada masyarakat cara pemanfaatan limbah menjadi produk.
3) Memberi nilai guna dan fungsi pada limbah tempurung kelapa.
4) Membantu mengurangi angka pengangguran dengan membuka usaha kerajinan tangan.
c. Untuk Ilmu Pengetahuan
Yaitu menciptakan inovasi kerajinan tangan yang modern untuk mengembangkan pola fikir kreatif, membudidayakan sumber daya alam dan manusia.
D. RELEVANSI DAN KONSEKUENSI STUDI 1. LOGIKA DASAR PERANCANGAN
Perancangan lampu limbah tempurung kelapa adalah produk ricycle yang menggunakan material berbahan limbah tempurung kelapa yang sudah tidak terpakai dan dipadukan dengan material kayu seperti multiplek, sistem pengaliran listrik menggunakan kabel listrik sejenisnya yang dapat dijumpai di rumah pada umum nya, lampu yang digunakan pun berjenis lampu biasa atau lampu LED sehingga sinar yang dihasilkan cukup terang untuk menghiasi ruangan. Pada fungsi lampu itu sendiri perancang menambahkan fungsi sebagai tempat penyimpanan, sehingga lampu tersebut lebih istimewa dari lampu pada umumnya.
2. TEKNOLOGI YANG DIBUTUHKAN a. Mesin Potong Kayu
Gambar 2.13 Mesin Potong Kayu
(Sumber: Pribadi/2016)
Mesin ini sangat penting dalam proses produksi, karena mesin ini menentukan hasil produksi selanjutnya. Mesin ini dipergunakan pada saat material utama seperti kayu atau tempurung kelapa sudah diberi pola, lalu tahap selanjutnya dilakukan pemotongan dengan mesin ini. Bila pada tahap pemotongan tidak sesuai maka untuk proses selanjutnya tidak akan sesuai keinginan, maka tahap pemotongan ini dibilang sangat penting.
b. Mesin Amplas
Gambar 2.14 Mesin Amplas
(Sumber: Fajar Arrahman/2016)
Mesin amplas pada perancangan digunakan untuk memperhalus beberapa bagian matetial seperti kayu dan tempurung kelapa. Dengan mesin ini mempermudah perancang melakukan proses penghalusan.
c. Mesin Bor
Gambar 2.15 Mesin Bor
(Sumber:Pribadi/2016)
Mesin pada tahap perancangan ini dipergunakan untuk melubangi beberapa bagian tertentu. Misalnya, membuat pola pada tempurung kelapa, Pada penggunaannya mesin ini juga dipakai untuk memasang skrup untuk memperkuat bodi lampu pada tahap pemasangan beberapa bagian kayu.
d. Lampu LED
Gambar 2.16 Lampu LED Langgeng
(Sumber: Pribadi/2016)
Lampu LED pada pemakaiannya mudah digunakan, hemat energi, ekonomis, dan aman. Keunggulan lainnya lampu ini dapat beroprasi pada tegangan naik turun antara 170-250v. Lampu yang digunakan pada perancangan ini menggunakan ukuran 3w.
3. MATERIAL YANG AKAN DIPERGUNAKAN a. Bahan Utama Perancangan Lampu
1) Bahan Limbah Sisa Pembuangan Buah Kelapa ( Tempurung Kelapa )
Gambar 2.17 Limbah Tempurung kelapa
( Sumber Pribadi/2016:)
Tempurung kelapa sebagai bahan baku utama padabodi lampu, adalah kulit yang terletak kedua setelah sepet/kulit terluar kelapa yang bersifat keras, tempurung kelapa tidak
seperti kayu atau bahan lainnya yang memiliki pori-pori pada lapisan kulitnya sehingga membuat tempurung kelapa tidak mudah terserap air.
2) Kayu Multiplek
Gambar 2.18 Kayu Multiplek
(Sumber :Fajar Arrahman/2016)
Kayu lapis dibentuk dari beberapa lembaran kayu yang direkatkan dengan tekanan tinggi. Tebalnya bervariasi, dari 3 mm, 4 mm, 9 mm dan 18 mm dengan lebar satu multipleks adalah 244 x 122 cm. Makin tebal, makin kuat, makin mahal. Multipleks ini yang menjadi bahan utama produk saya. Harganya lebih murah dari kayu solid namun kekuatannya mirip. Penampangnya luas sehingga bisa dibentuk jadi ukuran apa saja. Kita tidak perlu tidak perlu memakai sambungan antar kayu, seperti jika memakai kayu jati Belanda. Makin sedikit sambungan, furniture makin kuat.
b. Bahan Pembantu/ Penunjang 1) Vernis / Pernis
Vernis yang digunakan untuk pembuatan lampu tempurung kelapa ini yaitu
Pernis merek Ultron Vernis.
Gambar 2.19 Pernis /Vernis. Ultron
Tujuan penggunaan dari vernis tersebut adalah untuk melindungi permukaan dasar bodi lampu dari kerusakan. Finishing akan menahan goresan, air, sinar ultraviolet, noda, bahan kimia, dan lain-lain.
2) Dempul/Pelapis pori-pori kayu
Dempul yang digunakan pada perancangan lampu tempurung kelapa adalah merek Impra wood filter.
Gambar 2.20 Dempul Impra
(Sumber :Pribadi/2016)
Impra wood filter adalah dempul pengisi pori-pori kayu dengan bahan dasar bermutu tunggi sehingga memiliki daya isi pori yang baik, cepat kering, mudah diamplas serta memyerap warna wood stain secara merata.
3) Plitur Kayu
Plitur yang digunakan dalam perancangan lampu tempurung kelapa adalah plitur merek ultran yunior p-05.
Gambar 2.21 Dempul Ultran Yunior P-05
(Sumber :Pribadi/2016)
Ultran yunior p-05 adalah cat pelapis kayu dibuat dari modifikasi urethane resin dan pigment. Produk ini didesain untuk interior dan eksterior kayu bangunan, ekonomis dan mudah digunakan.
4) Lem / Perekat
Lem yang digunakan dalam perancangan lampu ini yaitu lem Fulloc.
Gambar 2.22 Lem/ Perekat Fulloc
( Sumber : Pribadi/2016 )
Lem atau perekat ini digunakan untuk merekatkan beberapa bagian tempurung kelapa yang sudah dibentuk sesuai konsep yang diinginkan.
5) Serbuk kayu
Gambar 2.23 Serbuk Kayu
( Sumber : Pribadi/2016 )
Serbuk kayu hasil dari proses penghalusan pada permukaan tempurung kelapa yang di amplas atau gerinda ini dapat dipergunakan kembali untuk memperkuat rekatan pada media tempurung yang sudah di lem.
6) Baut kupu-kupu
Gambar 2.24 Baut Kupu-kupu
(Sumber :Pribadi)
Baut ini fungsinya pada perancangan adalah untuk mengencangkan atau mengendurkan bagian tertentu pada lampu, sehingga perancang dapat dengan mudah memutar baut karena terdapat sisi pegangan yang memudahkan untuk diputar.
7) Selongsong Besi
Gambar 2.25 Selongsong Besi
(Sumber :Pribadi/2016)
Selonsong besi ini sebenarnya dapat diperoleh dari mana saja, tetapi besi yang perancang pakai pada proses perancangan yakni besi yang terdapat pada antena bekas. Selongsong ini berguna untuk memudahkan skrup masuk kedalam kayu tanpa merusak kayu, dan berguna untuk memudahkan kayu saat diputar tanpa skrup atau baut ikut berputar.
8) Tali Sabut / Serabut
Gambar 2.26 Tali Sabut
(Sumber :Pribadi/2016)
Tali sabut ini terbuat dari serabut pohon pisang atau kulit bambu. Biasanya dapat anda jumpai di toko-toko yang menjual asesoris kerajinan tangan. Tali sabut ini pada tahap perancangan sebagai komponen tambahan untuk memperindah, atau menutupi beberapa bagian komponen yang ada, seperti kabel dan soket lampu.
9) Rumahan lampu
Gambar 2.27 Rumahan Lampu
(Sumber :Pribadi.2016)
Rumahan lampu dipergunakan untuk memasang lampu agar listrik yang tersalurkan dapat membuat lampu menyala.
10) Kabel listrik
Gambar 2.28 kabel listrik
(Sumber: Pribadi/2016)
Kabel dalam penggunaannya adalah untuk mengaliri listrik. Kabel disini dipakai menggunakan ukuran 3m, dengan warna hitam.
11) Soket listrik dan kuningan
Gambar 2.29 Soket dan kuningan listrik
(Sumber: Pribadi/2016)
Pada tahap perancangan soket listrik penggunaannya sangat penting. Soket ini berguna untuk mengantar listrik dari kabel ke kabel.
4. ALAT YANG DIGUNAKAN a. Golok
Gambar 2.30 Golok Potong
( Sumber : Pribadi/2016 )
Golok berfungsi sebagai alat untuk membuka kulit lapisan luar dari buah kelapa dan membuang bagian serat sehingga hanya tersisa batok dan isi buah pada kelapa.
b. Hand Saw / Gergaji Kayu
Gambar 2.31Hand Saw /Gergaji Kayu
( Sumber : Pribadi/2016 )
Gergaji kayu dipergunakan untuk membelah tempurung yang masih utuh atau bulat menjadi beberapa bagian.
c. Hack Saw /Gergaji Besi
Gambar 2.32Hack Saw / Gergaji Besi
( Sumber : Pribadi/2016)
Fungsinya Sama dengan alat gergaji kayu, tetapi pada penggunaannya gergaji besi lebih kepada untuk memotong bagian yang lebih kecil pada tempurung kelapa sehingga pada permukaan pinggir hasil potongan lebih terlihat rapih dan halus.
d. Sendok Besi
Gambar 2.33 Sendok Besi
( Sumber : Pribadi/2016 )
Sendok Besi berfungsi sebagai alat bantu untuk mencungkil buah kelapa pada tempurungnya.
e. Pensil
Gambar 2.34 Pensil ( Sumber : Pribadi/2016 )
Pensil digunakan untuk membuat pola atau motif yang akan dipotong pada bagian tempurung kelapa atau kayu yang sudah dibuat pola.
f. Coping Saw / Gergaji U
Gambar 2.35 Coping Saw / Gergaji U
( Sumber : Pribadi/2016 )
Jenis gergaji coping saw dapat digunakan untuk memotong bentuk-bentuk rumit atau pola pada bagian yang sempit tempurung kelapa. Tampilan gergaji seperti huruf ‘U’ mempermudah dalam memotong dalam lengkungan atau lekukan. Mata gergaji coping saw kecil, tipis, dan tajam.
g. Amplas Kayu
Gambar 2.36 Amplas kayu
(Sumber : Pribadi/2016 )
Amplas kayu fungsinya pada perancangan untuk memperhalus permukaan terluar dari kulit tempurung kelapa, sehingga serat yang menempel hilang dan permukaan tempurung lebih halus.
5. BIAYA PERANCANGAN DAN PRODUKSI
no Keterangan biaya
01 multiplek ( 2lbr ) @Rp.45.000,- Rp.90.000
02 Balok ( 2x ) @Rp.10.000,- Rp.20.000
03 Bahan cat Ultran p-05 ( 1klg ) Rp.50.000
04 Dempul impra wf.jati (1klg) Rp.40.000
05 Tinner (1klg) Rp.15.000
06 Batok kelapa (1 karung) Rp.50.000
07 Lem Fulloc (2btl) @Rp10.000 Rp.20.000
08 Triplek 0,75 mm (1lbr) Rp. 45.000
09 Lampu LED 3 Watt (2x) @Rp8.000 Rp.16.000
10 Soket listrik Rp. 18.000
11 Kabel listrik (3meter) Rp.9.000
12 Amplas kasar gulung(2lbr)+Amplas lembaran (4lbr) Rp. 30.000
13 Paku triplek Rp.5.000
14 Amlas alus gulung (2lbr)+ Amplas lembaran (3lbr) Rp.25.000 15 Mur panjang + MurPendek + Baut kupu-kupu (3psg) Rp. 45.000
16 Rumahan lampu+colokan (2buah) RP. 20.000
17 Akomodasi + Biaya tak terduga Rp.600.000
JUMLAH Rp.1.500.000
Gambar 2.37 Tabel biaya Produksi
Latar belakang masalah
penentuan ie Penklentuan sasaran
Data-data analisa
1. Skema produksi
a. Kerangka perancangan
Gambar 2.38 Tabel Kerangka Perancangan
(Sumber :Pribadi/2016) Proses Produksi
Proses Pra Produksi Brain storming menentukan konsep furnitur lampu tempurung. Sketsa desain alternative. Membuat gambar kerja. Proses Produksi Membuat konstruksi dasar. Perakitan furnitur. Pewarnaan dan finishing kayu.
Proses Paska Produksi Membuat branding sebagai wadah dan identitas produk furnitur.
Membuat promotion kit.
A. Proses Perancangan 1. Stategi Desain
Desain Brief
Menentukan konsep desain. Menentukan media.
Scanning
Data dan informasi dari internet. Data dari buku.
Rumusan
Paparan konsep dan ide perancangan menjadi visual yaitu sketsa. Merakit dan merancang produk sesuai konsep yang ditentukan. Implementasi Desain
Brain Storming.
Sketsa desain perancangan, sketsa alternatif desain, gambar kerja, gambar blow-up.
Eksplorasi warna. Implementasi Media
Pemilihan media dasar kayu dan media pendamping Perakitan furnitur
Pemberian warna dan finishing. Rincian Proses Perancangan
Gambar 2.39 Tabel Kerangka Perancangan
(Sumber :Pribadi/2016)
Publikasi Gambar Kerja
Sketsa Desain Alternatif
Konsep Perancangan
Dalam sebuah proses penciptaan sebuah karya desain, diperlukan langkah-langkah yang menuntun desainer guna memberikan arahan yang tepat dalam merealisasikan tujuan desain. Berikut ini adalah langkah-langkah proses penciptaan karya desain.
a. Pencarian Data
Data maupun informasi didapatkan dari buku, internet, jurnal dan artikel yang berkaitan dengan produk furnitur
b. Sketsa Desain Alternatif
Setelah mengetahui seluruh teori-teori desain yang menjadi pedoman kerangka berfikir, maka tahap berikutnya adalah membuat sketsa desain alternatif. Sketsa desain yang dibuat sesuai pedoman pada konsep desain yang sudah dibuat, sehingga dalam pembuatan furnitur tetap konsisten dan sejalan antara pemikiran dan analisisnya. Sketsa desain alternatif yang berpedoman pada konsep desain dapat dipelajari dari studi sketsa atau juga dapat mempelajari dan menganalisa desain furnitur dari desainer-desainer furnitur terkenal.
c. Gambar Kerja
Gambar kerja merupakan gambar yang digunakan sebagai bahan acuan untuk diimplementasikan di lapangan, gambar kerja ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dan bisa dimengerti dalam pelaksanaan pekerjaannya, gambar kerja merupakan penyempurnaan dari gambar desain yang telah ada dan disesuaikan dengan kondisi keadaan existing.
d. Produksi
Dalam tahapan ini semua proses perencanaan diproduksi secara nyata. Proses produksi furnitur dilakukan meliputi dari pemilihan material yang akan digunakan, perakitan konstruksi produk, pewarnaan dan finishing. e. Publikasi
Setelah semua tahap proses selesai mulai dari sketsa sampai tahap produksi langkah selanjutnya adalah mempublikasikan ide konsep perancangan ini kepada khalayak umum. Dengan adanya proses publikasi produk diharapkan terciptanya identitas baru produk furnitur ini.