• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN IT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN IT"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPERIMEN

DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN

IT

Differences of Student Result Learning Used Experiment Model and Direct Learning Model Used IT

Oleh

Ai Nurhayati , Purwati Kuswarini Suprapto, Nani Ratnaningsih Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Pascasarjana Universitas Siliwangi Tasikmalaya

ABSTRACT

The research aimed to determine the differences between the result learn cognate in the environmental contamination used experiment model and direct learning model used IT; the differences between the result learn afective in the environmental contamination used experiment model and direct learning model used IT; the differences between the result learn pshycomotor in the environmental contamination used experiment model and direct learning model used IT. The population of research were all students of 7th totaled 168 student on the2nd Public Yunior High School Puspahiang . The method used in the research was descriptive method. The samples taken were random sampling which is all members of the population are sampled that the total was 68 student. The data collection was conducted through questionnaires. The data analytical technique used t-test (Paired Sample T Test) with SPSS version 16. There were differences in between the result learn cognate (multiple choice) in the environmental contamination used experiment model a equal to 17,601 more higher than direct learning model used IT 16,272. There are differences in between the result learn cognate (C6) in the environmental contamination used experimen model equal to 23,348 more higher than direct learning model used IT 20,957. There were the differences between the result learn afective in the environmental contamination used experiment model equal to 25,199 more higher than direct learning model used IT 24,981 There are the differences between the result learn pshycomotor in the environmental contamination used experiment model equal to 36,581 more higher than direct learning model used IT 21,291.

Key Word : the result learn cognate, afective, pshycomotor, environmental contamination , experiment model and direct learning model used IT .

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kognitif pada materi pencemaran lingkungan dengan menggunakan model pembelajaran eksperimen dan pembelajaran langsung dengan menggunakan IT; perbedaan hasil belajar afektif pada materi pencemaran lingkungan dengan menggunakan model pembelajaran eksperimen dan pembelajaran langsung dengan menggunakan IT; perbedaan hasil belajar psikomotor pada materi pencemaran lingkungan dengan menggunakan model pembelajaran eksperimen dan pembelajaran langsung dengan menggunakan IT. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII berjumlah 168 orang SMP Negeri 2 Puspahiang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan random sampling kelas sehingga jumlah sampelnya 68 orang. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan tes dan angket. Teknik analisis data menggunakan uji t ( Paired Sample T Test) dengan bantuan program SPSS versi 16. Ada perbedaan hasil belajar kognitif pilihan ganda (PG) model pembelajaran eksperimen dengan pembelajaran langsung dengan menggunakan IT. Berdasarkan perolehan hasil rata rata hasil

(2)

2

belajar kognitif model pembelajaran eksperimen sebesar 17,601 lebih besar dibandingkan dengan hasil belajar kognitif model pembelajaran langsung dengan IT yaitu sebesar 16,272. Ada perbedaan hasil belajar kognitif (C6) model pembelajaran eksperimen dengan pembelajaran langsung dengan menggunakan IT. Berdasarkan perolehan hasil belajar kognitif (C6) model pembelajaran eksperimen sebesar 23,348 lebih besar dibandingkan dengan hasil belajar kognitif uraian model pembelajaran langsung dengan IT yaitu sebesar 20,957 . Ada perbedaan hasil belajar afektif model pembelajaran eksperimen dengan pembelajaran langsung dengan menggunakan IT. Berdasarkan perolehan hasil belajar afektif model pembelajaran eksperimen sebesar 25,199 lebih besar dibandingkan dengan hasil belajar afektif pembelajaran langsung dengan IT yaitu sebesar 24,981. Ada perbedaan hasil belajar psikomotor model pembelajaran eksperimen dengan pembelajaran langsung dengan menggunakan IT. Berdasarkan perolehan hasil belajar psikomotor model pembelajaran eksperimen sebesar 36,581 lebih besar dibandingkan dengan hasil belajar afektif pembelajaran langsung dengan IT yaitu sebesar 21,291

Kata Kunci : hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor; pencemaran lingkungan; model pembelajaran eksperimen dan pembelajaran langsung dengan menggunakan IT

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Namun sejauh ini pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa ”pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihapal, kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah sebagai pilihan utama strategi belajar.

Sejalan dengan penyempurnaan kurikulum yang telah dilakukan pemerintah, hendaknya guru melakukan berbagai inovasi dalam penyajian materi, sehingga siswa menjadi lebih aktif dan antusias terhadap materi yang diajukan guru.Untuk dapat mengimplementasikan kurikulum dengan baik tampaknya masih ditemukan berbagai kendala, seperti persoalan rendahnya hasil belajar dan kemampuan guru itu sendiri, ratio antara guru dan siswa yang tidak seimbang dan keterbatasan sarana.Semua itu menuntut guru untuk dapat mengelola pembelajaran dan mengembangkan bentuk-bentuk model pembelajaran yang tepat dan sesuai.

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis selama menjadi staf pengajar di SMP Negeri 2 Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya terutama di kelas VII merupakan kelas yang siswanya memiliki kemampuan beragam. Tetapi sebagian besar siswa di kelas VII tersebut masih kurang dalam memahami materi pembelajaran IPA khususnya Biologi pada materi Pencemaran pada Lingkungan, hal ini ditunjukan dengan rata-rata nilai ulangan harian di kelas VII tersebut hanya mencapai 64, sementara KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang harus dipenuhi adalah 70. Kurangnya kemampuan pemahaman siswa dalam materi Pencemaran Lingkungan ini menyebabkan siswa tidak mampu memecahkan dan menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Hal ini diperkirakan oleh penulis karena dalam proses pembelajarannya guru selalu menerapkan model dan metode yang sama tanpa menggunakan variasi-variasi model atau metode sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Salah satu metode yang sering digunakan oleh guru pada saat pembelajaran adalah metode ceramah, padahal metode ini tidak selalu tepat

(3)

3

jika digunakan dalam pembelajaran biologi, karena biologi bukan materi yang harus diceritakan melainkan suatu materi yang memerlukan aktivitas siswa untuk memahami konsep-konsep lebih mendalam.

Untuk menambah aktifnya proses pembelajaran dan menumbuhkan kerjasama diantara siswa selama kegiatan belajar mengajar adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang menekankan kerjasama dalam kelompok, siswa belajar dengan melakukan percobaan sehingga bisa mengalami langsung juga membuktikan sesuatu yang dipelajarinya. Model pembelajaran eksperimen merupakan model pembelajaran yang sesuai dan diharapkan dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif seperti yang diharapkan. Karena model pembelajaran eksperimen adalah model pembelajaran dimana penyajiannya siswa melakukan eskperimen atau percobaan sehingga bisa mengalami sendiri dan dapat membuktikan sendiri apa yang dipelajarinya. Siswa diberi pengalaman dan dapat menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu.

Selain rendahnya hasil belajar kognitif siswa, menurut pengamatan penulis selama mengajar di SMPN 2 Puspahiang ini, hasil belajar afektif siswa pun masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari kurangnya kemauan untuk memperhatikan, kurangnya kemampuan menanggapi, kurang memberikan penghargaan, kurang mampu mengatur atau mengorganisasikan dan lain sebagainya. Hasil belajar psikomotor siswa pun masih rendah, hal ini terlihat dari masih kurangnya perilaku atau perbuatan siswa yang sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektif dengan materi pencemaran lingkungan

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah merambah didunia pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi saat ini dapat diaplikasikan untuk pengajaran IPA. Alat teknologi yang populer digunakan untuk pengajaran saat ini diantaranya adalah komputer, suatu media audiovisual yang dapat digunakan untuk merancang pembelajaran interaktif. Bentuk animasi komputer akan dijadikan sebagai sarana membangun gagasan ilmiah dalam penelitian ini. Penggunaan animasi tersebut bertujuan untuk memvisualisasikan proses abstrak yang terjadi selama pembelajaran. Karena proses visualisasi gejala alamiah melalui animasi tersebut ingin dibuat sebagaimana faktanya, maka penggunaan power point akan banyak membantu.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lapangan dan identifikasi permasalahan yang dihadapi siswa di atas, peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Eksperimen dan Pembelajaran Langsung Dengan Menggunakan IT.( Studi pada

Materi Pencemaran Lingkungan di Kelas VII SMPN 2 Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya).

Sejalan dengan masalah penelitian yang telah dikemukakan diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Perbedaan hasil belajar kognitif pada materi pencemaran lingkungan dengan menggunakan model pembelajaran eksperimen dan model pembelajaran langsung menggunakan IT

(4)

4

2. Perbedaan hasil belajar afektif pada materi pencemaran lingkungan dengan menggunakan model pembelajaran eksperimen dan model pembelajaran langsung menggunakan IT

3. Perbedaan hasil belajar psikomotor pada materi pencemaran lingkungan dengan menggunakan model pembelajaran eksperimen dan model pembelajaran langsung menggunakan IT.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Materi yang dibahas dalam penelitian ini adalah Pencemaran Lingkungan , Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII di SMPN 2 Puspahiang yang terdiri dari 5 kelas yang berjumlah 168 orang. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti ( Suharsimi Arikunto, 2010 : 117). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan random sampling kelas dengan cara dikocok sehingga diperoleh sampel yang jumlahnya 68 orang.

Teknik pengumpulan data penelitian yang dilakukan melalui tes hasil belajar kognitif siswa pada materi pencemaran lingkungan dan Pemberian angket yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran

Instrumen penelitian diujicobakan pada siswa yang berada di luar sampel penelitian yaitu kelas VIII yang dianggap sudah mendapat pembelajaran tentang Pencemaran Lingkungan. Tujuan Ujicoba Instrumen ini untuk mengukur Validitas dan Realibitas Instrumen yang digunakan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Hasil Penelitian

1. Hasil Belajar Kognitif Model Pembelajaran Eksperimen dan Pembelajaran Langsung dengan IT

Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang masing masing berjumlah 34 orang. Kemudian hasil dari tes diolah/dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0 yang menunjukan hasil pada tabel 1.1 berikut ini

Tabel 1.1

Data Hasil Penelitian Variabel Hasil Belajar Kognitif Model Pembelajaran Eksperimen dengan Model Pembelajaran Langsung dengan IT Model Pembelajaran Rata Rata Nilai Tengah Standar Deviasi Skor Minimum Skor Maksimum Eksperimen 69,51 72,22 21,82 22,22 100 Langsung menggunakan IT 63,07 66,67 22,60 14,81 100

(5)

5

Adapun data dari hasil belajar kognitif model pembelajaran eksperimen selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini.

Tabel 1.2

Pengkategorian Dan Frekuensi Data Hasil Belajar Kognitif Model Pembelajaran Eksperimen

No Rentang skor Kategori Harga Frekuensi

1 >skor min + 4 SD Sangat Baik > 109,5 0

2 > skor min + 3 SD Baik 87,88 4

3 > skor min + 2 SD Sedang > 65,86 16

4 skor min + 2SD Rendah ≤ 65,86 14

Berdasarkan data dalam Tabel 1.2 diketahui bahwa hasil belajar kognitif model pembelajaran eksperimen termasuk kategori sedang, hal ini terlihat dari skor rata-rata mendekati skor mediannya dan nilai rata-rata (mean) sebesar 69,51 > nilai skor min + 2 SD sebesar 65,86

Sedangkan data dari hasil belajar kognitif model pembelajaran langsung dengan IT dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut ini.

Tabel 1.3

Pengkategorian Dan Frekuensi Data Hasil Belajar Kognitif Pembelajaran Langsung dengan Menggunakan IT

No Rentang Skor Kategori Harga Frekuensi

1 >skor min + 4 SD Sangat Baik > 105,2 0

2 > skor min + 3 SD Baik 82,61 6

3 > skor min + 2 SD Sedang > 60,01 15

4 skor min + 2SD Rendah ≤ 60,01 13

Berdasarkan data dalam Tabel 1.3 diketahui bahwa hasil belajar kognitif model pembelajaran langsung IT termasuk kategori sedang, hal ini terlihat dari skor rata-rata mendekati skor mediannya dan nilai rata-rata (mean) sebesar 63,07 > nilai skor min + 2 SD sebesar 60,01

Untuk perbedaan hasil belajar kognitif model pembelajaran langsung IT dan model pembelajaran eksperimen digunakan uji test paired. Dengan asumsi kedua varian populasi adalah homogen. Berdasarkan hasil uji test paired diperoleh hasil uji t

(6)

6

hitung model pembelajaran Eksperimen 17,601 dan uji t hitung model pembelajara langsung dengan IT 16,272

Dari data diatas terlihat bahwa terlihat t hitung untuk hasil belajar kognitif pada model pembelajaran eksperimen lebih besar dari t hitung hasil belajar kognitif pada model pembelajaran langsung IT dengan nilai sig lebih kecil dari 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak atau ada perbedaan hasil belajar kognitif antara model pembelajaran langsung dengan menggunakan IT dengan model pembelajaran eksperimen

2. Hasil Belajar Afektif Model Pembelajaran Eksperiman dan Model Pembelajaran Langsung dengan IT

Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang masing masing berjumlah 34 orang. Kemudian hasil dari tes diolah/dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0 yang menunjukan hasil pada tabel 1.4 berikut ini

Tabel 1.4

Data Hasil Penelitian Variabel Hasil Belajar Afektif Model Pembelajaran Eksperimen dengan Model Pembelajaran Langsung denganIT Model Pembelajaran Rata Rata Nilai Tengah Standar Deviasi Skor Minimum Skor Maksimum Eksperimen 67,38 69 17,70 24 90 Pembelajaran Langsung dengan IT 53,91 53,5 14,97 28 80

Adapun data dari hasil belajar afektif model pembelajaran eksperimen selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.5 berikut ini

Tabel 1.5

Pengkategorian Dan Frekuensi Data Hasil Belajar Afektif Model Pembelajaran Eksperimen

No Rentang skor Kategori Harga Frekuensi

1 >skor min + 4 SD Sangat Baik > 87,88 0

2 > skor min + 3 SD Baik 72,91 9

3 > skor min + 2 SD Sedang > 57,94 13

(7)

7

Berdasarkan data dalam Tabel 1.5 diketahui bahwa hasil belajar afektif model pembelajaran eksperimen termasuk kategori sedang, hal ini terlihat dari skor rata-rata mendekati skor mediannya dan nilai rata-rata (mean) sebesar 67,38 > nilai skor min + 2 SD sebesar 59,94.

Sedangkan data dari hasil belajar afektif model pembelajaran langsung dengan IT selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.6 berikut ini.

Tabel 1.6

Pengkategorian Dan Frekuensi Data Hasil Belajar Afektif Model Pembelajaran Langsung dengan menggunakan IT

No Rentang skor Kategori Harga Frekuensi

1 >skor min + 4 SD Sangat Baik > 87,88 0

2 > skor min + 3 SD Baik 72,91 5

3 > skor min + 2 SD Sedang > 57,94 21

4 skor min + 2SD Rendah ≤ 57,94 8

Berdasarkan data dalam Tabel 1.6 diketahui bahwa hasil belajar afektif model pembelajaran langsung IT termasuk kategori sedang, hal ini terlihat dari skor rata-rata mendekati skor mediannya dan nilai rata-rata (mean) sebesar 53,91 > nilai skor min + 2 SD sebesar 57,94.

Untuk perbedaan hasil belajar Afektif model pembelajaran Eksperimen dan model pembelajaran langsung dengan IT digunakan uji test paired. Dengan asumsi kedua varian populasi adalah homogen. Berdasarkan hasil uji test paired diperoleh hasil uji t hitung model pembelajaran Eksperimen 25,199 dan uji t hitung model pembelajara langsung dengan IT 24,961

Dari data diatas terlihat bahwa terlihat t hitung untuk hasil belajar kognitif pada model pembelajaran eksperimen lebih besar dari t hitung hasil belajar kognitif pada model pembelajaran langsung IT dengan nilai sig lebih kecil dari 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak atau ada perbedaan hasil belajar kognitif antara model pembelajaran langsung dengan menggunakan IT dengan model pembelajaran eksperimen

3. Hasil Belajar Psikomotor Model Pembelajaran Eksperimen dengan Model Pembelajaran Langsung dengan IT

Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang masing masing berjumlah 34 orang. Kemudian hasil dari tes diolah/dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0 yang menunjukan hasil pada tabel 1.7 berikut ini

(8)

8 Tabel 1.7

Data Hasil Penelitian Variabel Hasil Belajar Psikomotor Model Pembelajaran Eksperimen dengan Model Pembelajaran Langsung

denganIT Model Pembelajaran Rata Rata Nilai Tengah Standar Deviasi Skor Minimum Skor Maksimum Eksperimen 69,47 73,5 11,07 44 84 Pembelajaran Langsung dengan IT 53,88 55,5 14,756 26 83

Adapun data dari hasil belajar afektif model pembelajaran eksperimen selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.8 berikut ini

Tabel 1.8

Pengkategorian Dan Frekuensi Data Hasil Belajar Psikomotor Model Pembelajaran Eksperimen

No Rentang skor Kategori Harga Frekuensi

1 >skor min + 4 SD Sangat Baik > 88,28 0

2 > skor min + 3 SD Baik 77,21 11

3 > skor min + 2 SD Sedang > 66,14 13

4 skor min + 2SD Rendah ≤ 66,14 10

Berdasarkan data dalam Tabel 1.8 diketahui bahwa hasil belajar psikomotor model pembelajaran eksperimen termasuk kategori sedang, hal ini terlihat dari skor rata-rata mendekati skor mediannya dan nilai rata-rata (mean) sebesar 69,47 > nilai skor min + 2 SD sebesar 66,14.

Sedangkan data dari hasil belajar psikomotor model pembelajaran langsung IT selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.9 berikut ini.

Tabel 1.9

Pengkategorian Dan Frekuensi Data Hasil Belajar Psikomotor Model Pembelajaran Langsung dengan IT

No Rentang skor Kategori Harga Frekuensi

1 >skor min + 4 SD Sangat Baik > 86 0

2 > skor min + 3 SD Baik 71 4

3 > skor min + 2 SD Sedang > 56 13

(9)

9

Berdasarkan data dalam Tabel 1.9 diketahui bahwa hasil belajar psikomotor model pembelajaran langsung IT termasuk kategori rendah, hal ini terlihat dari skor rata-rata mendekati skor mediannya dan nilai rata-rata (mean) sebesar 53,88 > nilai skor min + 2 SD sebesar 56

Untuk perbedaan hasil belajar psikomotor model pembelajaran langsung IT dan model pembelajaran eksperimen digunakan uji test paired. Dengan asumsi kedua varian populasi adalah homogen. Berdasarkan hasil uji test paired diperoleh hasil uji t hitung model pembelajaran Eksperimen 36,581 dan uji t hitung model pembelajara langsung dengan IT 21,291

Dari data diatas terlihat bahwa terlihat t hitung untuk hasil belajar kognitif pada model pembelajaran eksperimen lebih besar dari t hitung hasil belajar kognitif pada model pembelajaran langsung IT dengan nilai sig lebih kecil dari 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak atau ada perbedaan hasil belajar kognitif antara model pembelajaran langsung dengan menggunakan IT dengan model pembelajaran eksperimen

b. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Perbedaan Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Model Pembelajaran Eksperimen dengan Model Pembelajaran Langsung dengan IT

Kategori hasil belajar kognitif siswa (C1 – C5) pada model pembelajaran Eksperimen dan model Pembelajaran langsung dengan menggunakan IT keduanya termasuk kategori sedang. Tapi dilihat dari nilai rata rata model pembelajaran eksperimen lebih besar dibandingkan dengan model pembelajaran langsung dengan menggunakan IT. Sedangkan untuk hasil belajar kognitif C6 pada model Pembelajaran Eksperimen mempunyai kategori sedang dan pada Model Pembelajaran Langsung dengan IT mempunyai kategori rendah. Hal ini menunjukan bahwa model pembelajaran eksperimen dapat merangsang kemampuan kreatifitas siswa dan mampu meningkatkan penguasaan konsep tentang Pencemaran Lingkungan dibandingkan model pembelajaran langsung dengan IT (Power Point)

Demikian juga dalam pencapaian KKM, hasil belajar kognitif model eksperimen terdapat 19 orang ( 55,88 %) mempunyai nilai diatas KKM dan sisanya sebanyak 15 orang ( 44,11 %) belum mencapai KKM. Sedangkan untuk hasil belajar kognitif yang menggunakan pembelajaran langsung dengan IT terdapat 16 orang ( 47,06 %) yang di atas KKM dan sisanya sebanyak 18 orang ( 52, 94 %) belum mencapai KKM.

Pada Pembelajaran eksperimen sesuai dengan kerucut Pengalaman Belajar Edgar Dale bahwa siswa diajak untuk melihat, berpikir dan melakukan sesuai benda aslinya sehingga dapat membangkitkan minat belajar siswa, memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar dengan benda aslinya, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar, serta dapat mengurangi hambatan-hambatan belajar. Sehingga metode ini merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh dalam proses belajarnya.

(10)

10

Berbeda dengan pembelajaran langsung dengan menggunakan IT walaupun dalam proses pelaksanaannya terstruktur dengan baik dan diberikan setahap demi setahap tapi hanya melalui melihat dan mendengar saja sehingga kurang mampu mengembangkan kemampuan kreatif siswa secara menyeluruh dalam belajarnya.

2. Perbedaan Hasil Belajar Afektif Siswa pada Model Pembelajaran Eksperimen dengan Model Pembelajaran Langsung dengan Menggunakan IT.

Kategori hasil belajar afektif siswa pada model pembelajaran Eksperimen dengan model pembelajaran Langsung dengan menggunakan IT keduanya termasuk kategori sedang, tapi jika dilihat dari nilai rata ratanya hasil belajar pada Model Pembelajaran Eksperimen lebih besar dibanding model Pembelajaran Langsung dengan menggunakan IT. Hal ini menunjukan bahwa baik model pembelajaran eksperimen maupun model Pembelajaran Langsung menggunakan IT dapat meningkatkan kemampuan afektif siswa atau yang berkenaan dengan sikap dan nilai pada materi pencemaran lingkungan. Akan tetapi respon siswa terhadap pembelajaran eksperimen lebih baik dari respon siswa terhadap pembelajaran IT, Pada Pembelajaran Eksperimen melibatkan berbagai indera siswa dalam proses pembelajaran sehingga akan merangsang perhatian anak untuk belajar dan diharapkan anak akan memiliki perhatian atau tertarik terhadap pembelajaran. pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari pemecahan masalah belajar.

3. Perbedaan Hasil Belajar Psikomotor Siswa pada Model Pembelajaran Eksperimen dengan dengan Model Pembelajaran Langsung dengan menggunakan IT

Kategori hasil belajar psikomotor siswa pada model Eksperimen termasuk kategori sedang, sedangkan kategori pada model pembelajaran Langsung dengan menggunakan IT termasuk kategori rendah.

Hal tersebut menunjukan Respon siswa terhadap pembelajaran eksperimen lebih baik dari respon siswa terhadap pembelajaran langsung dengan menggunakan IT, juga pada pembelajaran Eksperimen siswa telah menunjukan prilaku atau sikap kerja yang lebih baik karena pada pembelajaran eksperimen dapat mengembangkan keterampilan atau kemampuan bertindak siswa, sehingga siswa pengalamannya lebih banyak dan tentunya akan memberikan hasil belajar psikomotor yang lebih baik lagi pada siswa tentang pencemaran lingkungan .

(11)

11

4. Perbedaan Hasil Belajar pada Model Pembelajaran Eksperimen dengan dengan Model Pembelajaran Langsung dengan menggunakan IT

Secara umum perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan model pembelajaran langsung dengan IT dengan model Pembelajaran eksperimen adalah menunjukan bahwa Respon siswa terhadap pembelajaran eksperimen lebih baik dari respon siswa terhadap pembelajaran langsung dengan menggunakan IT.

Pada pembelajaran dengan model pembelajaran Eksperimen menunjukan kreatifitas siswa lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan pembelajaran langsung dengan menggunakan IT, hal tersebut dapat dilihat dari kategori hasil belajarnya menunjukan bahwa yang menggunakan model Eksperimen mempunyai kategori sedang, sedangkan yang menggunakan model pembelajarang langsung dengan IT mempunyai kategori rendah.

Demikian juga dalam hal pengembangan keterampilan atau kemampuan bertindak siswa, Pada Pembelajaran Eksperimen memberi siswa pengalaman lebih banyak yang tentunya akan memberikan hasil belajar psikomotor yang lebih baik pada siswa tentang pencemaran lingkungan dibandingkan dengan pembelajaran langsung dengan IT. Hal ini sesuai dengan kerucut Pengalaman Belajar Edgar Dale bahwa siswa diajak untuk melihat, berpikir dan melakukan sesuai benda aslinya Sehingga metode ini dapat merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh dalam proses belajarnya.

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ada perbedaan hasil belajar kognitif model pembelajaran Eksperimen dengan model pembelajaran Langsung menggunakan IT. Hasil belajar kognitif model pembelajaran eksperimen lebih baik dan mampu mengembangkan kreatifitas siswa dibandingkan dengan model pembelajaran langsung dengan menggunakan IT(Power point)

2. Ada perbedaan hasil belajar afektif model pembelajaran eksperimen dengan model pembelajaran Langsung menggunakan IT. Model pembelajaran

(12)

12

eksperimen lebih baik dalam mengembangkan afektif siswa dibandingkan dengan model pembelajaran langsung dengan menggunakan IT( Power Point) 3. Ada perbedaan hasil belajar psikomotor model pembelajaran langsung IT

dengan model pembelajaran eksperimen. Hasil belajar Psikomotor model pembelajaran eksperimen lebih baik dan mampu mengembangkan keterampilan siswa dibanding model pembelajaran langsung dengan menggunakan IT

Saran

Berdasarkan pada kesimpulan di atas, saran yang diajukan adalah dengan ditemukannya beberapa hasil penelitian ini, dimana baik hasil belajar kogntif, hasil belajar afektif dan hasil belajar psikomotor dengan model eksperimen lebih baik dari model pembelajaran langsung IT, sehingga perlu adanya peningkatan penggunaan model pembelajaran eksperimen pada materi pencemaran lingkungan dalam mata pelajaran IPA agar hasil belajar siswa lebih baik lagi

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad ( 2002 ) Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi, Bandung : Angkasa.

Arikunto, Suharsimi (2010) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta : Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (2012). Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Edisi ke-2. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Depdikdasmen (2005) Buku 3 Materi Pelatihan Terintegrasi Ilmu Pengetahuan Alam- Model model Pembelajaran.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan, Zain (2002) Strategi Belajar-mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar (2007) Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Ruseffendi,E.T (2010) Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non eksakta lainnya. Bandung:Tarsito.

Rustaman, Nuryani (2010) “Penilaian Taksonomi Bloom Revisi”. Makalah Seminar Peningkatan Profesionalitas Guru dan Dosen. Tasikmalaya,29 Mei 2010.

Wasis, Sugeng Tri Yulianto (2009). Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VII. Pusat Perbukuan Depdiknas

Referensi

Dokumen terkait

SEGMEN BERITA REPORTER A Walikota Award Penghargaan Pemkot Bagi Media. Apa Kabar Jogja RBTV Menerima 2

Suatu perusahaan akan dapat menguasai pangsa pasar yang luas apabila memiliki performance yang baik dalam arti luas termasuk dalam melakukan efisiensi sumber-sumber ekonomi

A STUDY ON THE COHESION DEVICES EMPLOYED IN THE SONGS OF MICHAEL LEARN TO ROCK (MLTR) GROUP OF MUSIC’S1.

Besar kecilnya pungutan retribusi pasar sangat dipengaruhi oleh banyaknya faktor, antara lain: tempat yang dikenakan, kuantitas dan kualitas jasa pelayanan yang diberikan,

Berdasarka hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan melalui beberapa tindakan, yaitu dari siklus I, siklus II, dan siklus III serta berdasarkan

Sedangkan elemen-elemen lainnya, direncanakan dengan kekuatan yang lebih besar untuk menghindari terjadinya kerusakan. Pada struktur beton bertulang,

Bersamaan dengan ini Saya mohon kesediaan Bapak untuk mengisi daftar pernyataan atas penelitian saya tentang “Pengaruh Karaktersitik Individu, Karakteristik Pekerjaan

Banyaknya pulau di kawasan Nusantara di hubungkan oleh sebuah kebudayaan besar yang telah menjadi legenda bagi bangsa Indonesia, yang saat itu bangsa kita telah menguasai sebagian