• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN HARGA KOMODITAS INTERNASIONAL BULAN SEPTEMBER Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik Oktober 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN HARGA KOMODITAS INTERNASIONAL BULAN SEPTEMBER Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik Oktober 2017"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik Oktober 2017

PERKEMBANGAN HARGA

KOMODITAS INTERNASIONAL

BULAN SEPTEMBER 2017

(2)

2

Komoditas Energi

Minyak Mentah, Batu Bara dan Gas Alam

Komoditas Logam dan Mineral

Tembaga, Nikel, Timah, Seng dan Bijih Besi

Komoditas Pangan dan Pertanian

Kakao, Kopi, Karet, Udang, Minyak Kelapa Sawit, Kedelai, dan Bubur Kertas

(3)

PENGANTAR

Selain pasar uang dan pasar modal (capital market), terdapat jenis pasar lain yakni pasar komoditas. Komoditas merupakan barang yang diperdagangkan dan laku di pasar internasional. INDONESIA merupakan salah satu negara yang menguasai setidaknya lima komoditas penting dunia, yaitu CPO (crude palm oil), karet, kopi, kakao, timah dan batubara. Ironisnya, Indonesia sebagai produsen utama berbagai komoditi, hingga saat ini penetapan harga jual komoditinya masih harus mengacu kepada pasar atau bursa luar negeri. • Seperti harga kopi Indonesia ditentukan oleh pasar London (Inggris), sementara kakao dan batu bara berpatokan kepada pasar Amerika

Serikat. Untuk karet Indonesia bergantung pada harga di bursa Singapura, sedangkan harga timah mengacu ke Malaysia dan London. Padahal pasar-pasar komoditi negara yang menjadi referensi utama harga international tersebut, bergantung pada pasokan (supply) dari Indonesia. Berdasarkan laporan CNN Indonesia (19/6/2016), London Metal Exchange (LME) atau bursa berjangka London dan The

Kuala Lumpur Tin Market (KLTM) atau bursa berjangka Malaysia, yang menjadi referensi utama harga timah dunia, mengandalkan

hidupnya pada timah Indonesia.

• Sebagai produsen utama, Indonesia seharusnya dapat menjadi penentu dan sumber referensi utama harga komoditi internasional. Pertanyaanya, mengapa Indonesia tidak dapat mengambil peran tersebut, padahal Indonesia memiliki dua bursa komiditi; Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Futures Exchange/JFX) dan Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (Indonesia Commodity and Derivatives

Exchange/ICDX)?

• Pemerintah perlu memberikan dukungan terhadap bursa komoditi, seperti halnya dukungan yang diberikan kepada bursa saham. Dimana setiap awal tahun selalu ada wakil pemerintah yang datang membuka perdagangan perdana bursa saham di gedung BIE (Bursa Efek Indonesia). Keberpihakan pemerintah terhadap pasar komoditi merupakan salah satu kunci berkembanganya pasar komoditi Indonesia untuk dapat menjadi penentu dan referensi harga komoditas international*.

(4)

4

Harga minyak dunia dibulan September terpantau memanas yang dipicu antara lain oleh: (a) OPEC yang mempertimbangkan perpanjangan kesepakatan pembatasan produksi yang akan berakhir Maret 2018; (b) OPEC mengumumkan bahwa produksi bulan Agustus turun; (c) Badan Energi Internasional dan OPEC memperbaiki prospek permintaan mereka, dimana ada peningkatan permintaan minyak global; (d) sentimen geopolitik Tuki-Kurdi; (e) gangguan badai harvey yang mengakibatkan stok minyak AS menurun..

Sumber: Pink Sheet, Commodity Price, World Bank

Perkembangan Harga Minyak Mentah ($/bbl)

September

2017

Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep

2016 2017

Crude oil, average 45,0 49,3 45,3 52,6 53,6 54,4 50,9 52,2 49,9 46,2 47,7 49,9 53,0

Crude oil, Brent 46,2 49,7 46,4 54,1 54,9 55,5 52,0 53,0 50,9 46,9 48,7 51,4 55,2

Crude oil, Dubai 43,7 48,3 43,8 51,8 53,4 54,2 51,2 52,5 50,3 46,4 47,6 50,4 53,9

Crude oil, WTI 45,2 49,9 45,6 52,0 52,5 53,4 49,6 51,1 48,5 45,2 46,7 48,0 49,8

0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0

Perkembangan Harga Minyak Mentah ($/bbl) September 2017

(5)

Faktor Pendorong kenaikan harga minyak mentah dunia:

• OPEC dan sekutunya diperkirakan bakal memperpanjang periode pemangkasan produksi minimal 3 bulan setelah jatuh tempo pada Maret 2018. Salah satu pilihan yang dibahas ialah perpanjangan pemangkasan produksi sekitar 3—6 bulan.

• Badan Energi Internasional dan OPEC memperbaiki prospek permintaan mereka. Energy Information Administration (IEA) memperkirakan permintaan minyak global meningkat tahun ini dengan tingkat yang paling tinggi sejak 2015, sementara OPEC mendorong proyeksi konsumsi di Eropa dan China.

Permintaan minyak mentah China pada Januari—Agustus 2017 naik 3,1% year on year (yoy) menjadi 10,72 juta barel per hari (bph) dibanding Juli 10,24 juta bph. China merupakan konsumen minyak mentah kedua terbesar di dunia setelah AS. Rata-rata penyerapan minyak setiap tahunnya berkisar 11 juta bph.

• OPEC melaporkan bahwa produksi minyak bulan Agustus turun untuk pertama kalinya sejak Maret. Produksi minyak 14 negara OPEC mencapai 32,76 juta barel per hari. Angka ini lebih rendah 79.100 barel per hari dari produksi bulan Juli.

• Di AS, kilang minyak diperkirakan akan kembali meningkatkan produksi setelah Badai Harvey menyebabkan persediaan bensin turun signifikan.

• Faktor geopolitik, dimana Turki akan menutup keran ekspor minyak dari Kurdistan karena wilayah Irak tersebut mengadakan referendum kemerdekaan. Padahal, Kurdi mampu mengirimkan minyak sebesar 700.000 barel per hari (bph). (bisnis.com 26/09/ 2017).

Perkembangan Harga Minyak Mentah ($/bbl)

(6)

6

Perkembangan Harga Batu bara dan Gas Alam ($/mt)

September

2017

Batu bara: Harga batu bara dan mineral diprediksi melanjutkan tren penguatan seiring dengan membaiknya faktor fundamental, kecemasan risiko

geopolitik, dan lesunya dolar AS.

Gas alam: Harga gas alam menanjak ke level tertinggi di tengah perkiraan suhu panas yang akan menyelimuti beberapa kawasan Amerika Serikat (AS)

pasca terpaan badai Harvey dan Irma.

Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep

2016 2017

Coal, Australian ($/mt) 72,9 93,2 100,0 86,6 84,1 80,6 80,6 84,6 74,7 81,0 87,5 95,9 96,9

Natural gas, US ($/mmbtu) (RHS) 3,0 2,9 2,5 3,6 3,3 2,8 2,9 3,1 3,1 2,9 3,0 2,9 3,0

96,9 3,0 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0

Perkembangan Harga Batu Bara dan Gas Alam September 2017

(7)

Batu Bara

• Reli harga batu bara disebabkan kuatnya faktor fundamental. Setidaknya, ada tiga negara utama yang menggerakkan sentimen pasar, yakni China, Australia, dan Amerika Serikat.

• Paman Sam bakal meningkatkan konsumsi batu bara di tengah tingginya harga gas alam. Menurut data U.S. Energy Information Administration (EIA), pada 2017 batu hitam akan menyuplai 31,3% pasokan listrik AS, sedangkan gas alam hanya 31%. Tahun lalu, gas alam mengungguli batu bara sebagai energi utama untuk pembangkit tenaga listrik dengan kontribusi sekitar 33%. Adapun batu bara hanya sebesar 30,4%.

• Australia sebagai salah satu produsen terbesar batu bara juga mengalami peningkatan pesanan. Ekspor dari Queensland pada Agustus 2017 mencapai 13,44 juta ton, yang menjadi level tertinggi baru pada 2017.

• Dari sisi pasokan, cuaca buruk yang terjadi di China, sebagai produsen dan konsumen terbesar di dunia, turut memberikan sentimen positif bagi harga. Pelabuhan Guangzhou sebagai tempat penyimpanan dikabarkan tidak mampu menerima kargo akibat badai topan yang berlangsung sejak akhir bulan lalu. Terhambatnya pengiriman dari pelabuhan tentunya semakin membatasi pasokan global. Padahal, Guangzhou mampu melayani distribusi batu bara hingga 60 juta ton per tahun (Bisnis.com, 13/09/2017).

(8)

8

Gas Alam

Pasca Badai Harvey dan Badai Irma menerpa AS, memicu harga gas alam menguat. Pasalnya, aliran listrik mulai normal. Alhasil, udara hangat akan mendorong kenaikan permintaan energi untuk pendingin ruangan.

Berdasarkan Weather Company, suhu udara di atas normal akan menyapu wilayah midwest, northeast dan south Amerika dari tanggal 23 - 27 September. Cuaca panas yang tidak biasa di negara konsumen gas alam terbesar tersebut mendorong kenaikan konsumsi pendingin baik dari sektor bisnis maupun rumah tangga. (kontan.co.id, 19/09 2017).

(9)

Komoditas Pangan dan Pertanian

MINYAK KELAPA SAWIT (CPO) KAKAO KARET

(10)

10

Perkembangan Harga Komoditas Pangan dan Pertanian:

Kakao, Kopi, Karet, Udang, Minyak Kelapa Sawit, Kedelai, dan Bubur Kayu

Harga komoditas pangan dan pertanian pada bulan September terpantau mengalami tren positif. Harga kakao, karet, minyak kelapa sawit, kedelai mengalami kenaikan. Sementara harga komoditas udang dan bubur kertas bergerak mendatar. Hanya harga komoditas kopi yang mengalami koreksi dua bulan beruntun.

Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep

2016 2017 Cocoa ($/kg) 2,89 2,71 2,50 2,30 2,20 2,03 2,06 1,97 1,98 2,00 1,99 1,99 2,00 Coffee, robusta ($/kg) 2,13 2,28 2,29 2,25 2,39 2,35 2,35 2,29 2,17 2,25 2,31 2,30 2,19 Rubber, SGP/MYS ($/kg) 1,57 1,66 1,87 2,23 2,56 2,71 2,35 2,21 2,10 1,72 1,75 1,84 1,86 Shirmps, Mexican ($/kg) 10,69 12,79 12,35 12,35 12,13 12,13 12,13 12,13 12,13 12,13 12,13 12,13 12,13 Palm oil ($/mt) (RHS) 756 716 751 788 809 779 736 685 724 677 663 674 724 Soybean ($/mt) (RHS) 405 404 412 421 425 428 405 389 392 380 408 390 397 Woodpulp ($/mt) (RHS) 875 875 875 875 875 875 875 875 875 875 875 875 875 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0 14,0

Perkembangan Harga Kokoa, Kopi, Karet, Udang, Minyak Kelapa Sawit, Kedelai, dan Bubur Kayu September 2017

(11)

11

Komoditas Kakao & Kopi

• Indonesia berpotensi besar memiliki industri pengolahan kakao yang berdaya saing global, mengingat sebagai produsen biji kakao terbesar ketiga di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Saat ini, telah berdiri sebanyak 20 perusahaan pengolahan kakao di dalam negeri dengan kapasitas produksi mencapai 800.000 ton per tahun.

• Sementara itu, berdasarkan data Askindo, hingga Juni 2017 total jumlah ekspor produk kakao sebesar 149.889 ton yang terbagi atas 11.523 ton biji kakao dan 138.365 kakao olahan. Angka ini meningkat 6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 142.650 ton.

• Saat ini rata-rata produksi kakao dalam satu tahun hanya berkisar 300.000 ton. Padahal, pada 2010, produksi kakao dalam setahun dapat mencapai sekitar 600.000 ton. Penetapan pajak ekspor biji kakao sangat membebani petani secara ekonomi, sehingga mereka beralih ke komoditas lain (bisnis.com,

13/09/2017).

• Indonesia tercatat sebagai produsen kopi ketiga terbesar di dunia. Volume ekspor kopi menurun dari Agustus 2017 sebesar 35.657 ton. Namun, jumlahnya masih lebih baik dibandingkan September 2016 sebanyak 18.356 ton.

• Hingga September 2017 terjadi penurunan produksi kopi rata-rata 25%-30%. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi cuaca yang tidak menentu serta hama yang menyerang kebun-kebun kopi. Meskipun demikian, harga kopi di pasar internasional terpantau mengalami penurunan dua bulan secara beruntun

(12)

12

Minyak Kelapa Sawit & Karet

• Menurunnya pasokan dan kenaikan permintaan membuat harga minyak sawit mentah (CPO) melesat. Malaysia merilis data produksi CPO Agustus yang turun 0,9% dari produksi Juli menjadi 1,81 juta ton. Sentimen positif juga bertambah lantaran ekspor CPO dari negeri jiran meningkat. Meningkatnya ekspor mencerminkan tingginya tingkat permintaan. Kenaikan permintaan CPO kali ini datang dari China serta India yang sebentar lagi akan merayakan festival Diwali.

• Indonesia, saat ini sebagai produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, dan akan mengembangkan pasarnya ke negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Mengingat potensi pasar yang besar dari keanggotaan negara-negara OKI yang mencapai 57 negara. Sementara itu, permintaan minyak sawit dari Eropa masih sangat besar. Hingga 2020, Eropa masih membutuhkan pasokan minyak sawit hingga 6 juta ton. (kontan.co.id, 25/09/2017).

• Harga karet sukses membukukan rebound, terdorong optimisme seputar permintaan China. Peningkatan penjualan mobil dan penurunan cadangan karet di Qingdao, China, juga meningkatkan ekspektasi terhadap naiknya impor China.

• Selain itu, tingkat suplai di Thailand belum sepenuhnya pulih akibat hujan di sejumlah wilayah. Efek hujan terus-menerus dapat menghambat aktivitas penyadapan karet (kontan.co.id, 31/08/ 2017).

(13)

13

Komoditas Udang, Kedelai & Bubur Kertas

Udang masih menjadi komoditas primadona Indonesia. Pasalnya, dari tahun ke tahun ekspor udang masih menduduki nomor wahid di seluruh jenis komoditas perikanan Indonesia. Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) periode Januari sampai Agustus 2016 secara volume naik 6,84% menjadi 136.323 ton dari 127.590 ton di tahun 2015 dalam periode yang sama. Sedangkan, secara nilai naik 3,75% menjadi US$ 1,13 miliar dari US$ 1,09 juta. Kebanyakan produk udang Indonesia diekspor ke Amerika, Jepang, dan Republik Rakyat Tiongkok

(RRT) (kontan co.id, 17/11/2016).

Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan Indonesia akan mengalami swasembada kedelai 2020. Saat ini ketersediaan kedelai untuk memenuhi kebutuhan industri tergolong terbatas. Kebutuhan kedelai nasional sebanyak 2,7 juta ton per tahunnya. Dari jumlah tersebut hanya 700.000 ton yang merupakan kedelai lokal dan kebanyakan digunakan untuk kebutuhan industri minuman berbahan kedelai.

Sementara itu, kebutuhan kedelai industri makanan olahan tahu dan tempe sebanyak 1,9 juta ton per tahunnya. Kebutuhan tersebut lebih banyak dipenuhi dari kedelai impor meskipun semua produk kedelai impor menggunakan rekayasa genetik (GMO). Kedelai impor selalu ada stoknya, harganya stabil dan murah. Pada kisaran Rp 6.500 per kg. Sementra kedelai lokal peraturan dari pemerintah sendiri sudah Rp 8.500 per kg (kontan.co.id, 03/09/2017).

Tahun ini tahun bagus [untuk industri pulp dan kertas nasional], walaupun dalam negeri stagnan, pasar ekspor masih terbuka. Walaupun tahun ini dinilai masih bagus untuk industri pulp dan kertas, namun ada kekhawatiran terkait pasokan bahan baku ke depan dengan adanya regulasi pemerintah terkait pembangunan hutan tanaman industri (Permen LHK No.17/2017 tentang Perubahan Permen LHK No.12/2015). Dengan terbitnya regulasi tersebut, area gambut tidak dapat lagi dijadikan area tanam pohon penghasil bubur kertas (bisnis.com, 06/08/2017).

(14)

14

Komoditas Logam dan Mineral:

Tembaga, Nikel, Timah, Seng dan Bijih Besi

SENG

TEMBAGA

(15)

Perkembangan Harga Tembaga, Nikel, Timah, Seng dan Bijih Besi

Harga logam kompak menguat seiring dengan prospek bertumbuhnya permintaan yang menyebabkan defisit di pasar global. Hanya bijih bessi yang terpantau mengalami koreksi. Selain itu, komoditas ini ditopang sentimen geopolitik yang mereda..

Sumber: Pink Sheet, Commodity Price, World Bank

Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep

2016 2017

Copper ($/mt) 4722,2 4725,8 5450,9 5660,4 5754,6 5940,9 5824,6 5683,9 5599,6 5719,8 5985,1 6485,6 6577,2 Nickel ($/mt) 10175,8 10250,9 11128,9 10972,3 9971,5 10643,3 10204,7 9609,3 9155,1 8931,8 9491,4 10890,0 11215,8 Tin ($/mt) 19499,5 20060,5 21126,1 21204,4 20691,8 19446,5 19875,2 19910,3 20200,3 19658,8 20223,5 20521,0 20796,6 Zinc ($/mt) 2288,3 2304,4 2566,2 2664,8 2714,8 2845,6 2776,9 2614,9 2590,2 2573,4 2787,2 2980,7 3116,9

Iron ore, cfr spot ($/dmtu) (RHS) 58 59 73 80 80 89 88 70 62 57 68 76 72

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0,0 5000,0 10000,0 15000,0 20000,0 25000,0

Perkembangan Harga Tembaga, Nikel, Timah, Seng dan Bijih Besi September 2017

(16)

16

Komoditas Tembaga & Seng

• Seng sebagai bahan pelapis anti karat turut mengalami tren positif sebagaimana harga komoditas logam lainnya seiring dengan prospek tumbuhnya permintaan yang menyebabkan defisit di pasar global. Prospek terhadap logam industri sangat positif karena adanya peningkatan permintaan dan estimasi defisit pasokan di pasar global. Namun demikian, pelaku pasar harus memerhatikan sentimen China, sebagai konsumen utama yang akan melakukan Kongres ke-19 Partai Komunis pada akhir tahun ini

(bisnis.com, 12/09/2017).

• Harga tembaga kembali melesat setelah stok global menurun. Kenaikan harga tembaga bakal berlangsung hingga akhir tahun 2017 nanti, asalkan China masih menurunkan stok tembaga.

• Komisi Tembaga Cile (Chilean Copper Commission/Cochilco) mengungkapkan harga tembaga dapat kembali naik seiring dengan volume permintaan yang melebihi pasokan dan pelemahan dolar AS, sehingga meningkatkan permintaan dari pembeli yang menggunakan mata uang lain.

• Dengan pertumbuhan ekonomi China yang melampaui proyeksi, ekonomi Eropa menuju kestabilan, dan permintaan untuk pembangkit listrik serta kendaraan bertumbuh, harga tembaga berpotensi akan semakin kuat. (kontan.co.id, 01/08/2017).

(17)

17

Komoditas Logam Nikel, Timah dan Bijih Besi

Nikel bertengger di level tertinggi lebih dari dua tahun. Logam industri diuntungkan dengan posisi dollar AS yang tertekan dan rilis data manufaktur China yang solid. Cadangan nikel olahan domestik China terus turun, dan harga nikel relatif rendah. Sementara pasokan nikel global masih berjuang untuk terus naik ditengah permintaan yang membaik,(kontan.co.id 08/09/2017).

Harga rata-rata timah ekspor ICDX periode September 2017 meningkat di kisaran US$ 20.723 per ton dengan masa perdagangan selama 18 hari. Sedangkan, September 2016, rata-rata harga timah hanya di kisaran US$ 19.457 per ton dengan masa perdagangan 20 hari. Artinya, ada kenaikan 6,50% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan rilis ICDX, Jumat (29/9), menguatnya harga timah periode September 2017 disinyalir karena membaiknya perekonomian dunia, khususnya negara-negara industri produsen produk-produk elektronik. Tren penguatan harga timah ekspor diperkirakan akan terus berlangsung hingga akhir tahun 2017 (kontan.co.id,

29/09/2017).

Sejumlah analis memprediksi pasar bijih besi mengalami surplus. Namun, ada juga yang yakin setiap surplus akan mampu diserap oleh China. Impor bijih besi China pada 2017 diperkirakan melampaui 1 miliar ton. Proyeksi ini tergambar dari kinerja pengapalan masuk pada semester I/2017 sebesar 539 juta ton, naik 9,3% yoy. Namun, menurut survei Bloomberg, pada akhir kuartal III/2017 harga bijih besi cenderung tertekan di 2017 (bisnis.com,

08/08/2017).

(18)

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik Oktober 2017

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN dan SARAN Kesimpulan Data kecepatan angin 10 tahun BMKG Surabaya, dapat dihitung dengan rumusan hidrologi : •Distribusi Gumbel •Distribusi Normal •Distribusi Log Person

Model pertama menguji pengaruh langsung masing-masing variabel independen terhadap dependen, dan model kedua menguji pengaruh kompensasi terhadap kinerja yang dimoderasi oleh

Pemerintah daerah sebagai organisasi publik dipandang penting untuk memperhatikan kinerja instansi yang merupakan kewajiban pertanggungjawaban mulai dari perencanaan,

Proses prediksi struktur sekunder protein yang dilakukan pada penelitian ini hanya menggunakan informasi distribusi panjang durasi state, sehingga akurasi secara keseluruhan

Setelah mendengar dakwah mauidzah hasanah dan melihat uswatun hasanah dari Kyai Abdul Muiz, apakah santri Salafiyah sudah meneladani seperti yang dicontohkan

dengan adanya penelitian dosen muda yang bertema PMRI dan banyak mahasiswa yang melakukan penelitian yang bertemakan PMRI. Dalam kenyataannya perkembangan PMRI ini

“Laporan yang menunjukkan kodisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu”. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa laporan

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan PLS, ditemukan bahwa variabel need for achievement memediasi pengaruh internal locus of control dan social support