• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusunan Konsep untuk Perancangan Produk Pot Portable dengan Pendekatan Quality Function Deployment (QFD)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penyusunan Konsep untuk Perancangan Produk Pot Portable dengan Pendekatan Quality Function Deployment (QFD)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

76

Penyusunan Konsep untuk Perancangan Produk Pot Portable

dengan Pendekatan Quality Function Deployment (QFD)

Wiwin Widiasih*1),Hery Murnawan*2)

1,2) Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Jl. Semolowaru No 45 Surabaya, 60118, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

ABSTRAK

Perancangan dan pengembangan produk merupakan aktivitas vital dalam sebuah bisnis. Perancangan dan pengembangan produk selain diharapkan dapat memberikan solusi produk yang memiliki biaya produksi rendah melainkan juga terdapat keberlangsungan produk (product sustainable). Polybag (kantong plastik berwarna) merupakan suatu produk yang digunakan sebagai media menanam bibit tanaman atau tumbuhan (proses pembenihan). Terdapat kelemahan menanam dengan polybag antara lain polybag mempunyai daya tahan terbatas, kurang cocok untuk usaha skala besar karena menyebabkan produktivitas tidak maksimal dibandingkan pada lahan, media akan terkuras atau berkurang unsur organiknya. Dengan adanya kelemahan tersebut maka perlu dirancang dan dikembangkan sebuah produk pot portable. Pot portable berbahan dasar pipa (paralon) dan dapat dilakukan pemakaian berulang kali (sustainable). Perancangan dan pengembangan produk ini telah dilakukan mengikuti kerangka kerja dalam perancangan dan pengembangan produk metode Quality Function Deployment (QFD).Hasil penelitian telah menangkap keinginan dan kebutuhan konsumen melalui kuisioner Voice of Customer (VoC).

Kata kunci: perancangan dan pengembangan produk, quality function deployment, voice of customer

1. Pendahuluan

Inovasi merupakan proses teknologis, manajerial dan sosial yang mana gagasan atau konsep baru pertama kali diperkenalkan untuk dipraktikkan dalam suatu kultur atau organisasi (Quinn dkk. dalam Hartini, 2012). Inovasi merupakan faktor penentu dalam persaingan industri dan merupakan senjata yang tangguh menghadapi persaingan. Fokus utama inovasi adalah penciptaan gagasan baru yang akan diimplementasikan ke dalam produk baru atau proses baru. Tujuan utama proses inovasi adalah memberikan dan menyalurkan nilai pelanggan yang lebih baik (Hartini, 2012).

Polybag (kantung plastik berwarna) merupakan suatu produk yang digunakan sebagai wadah media tanam menanam bibit tanaman atau tumbuhan (proses pembenihan). Terdapat beberapa kelemahan menanam dengan polybag antara lain tidak tahan lama, mudah robek, dan bahan yang tidak mudah berdegradasi oleh tanah ketika produk tersebut pada siklus produk decline. Dengan adanya kelemahan tersebut maka perlu dirancang dan dikembangkan sebuah produk pot portable.

Sebuah perusahaan atau badan usaha beraktivitas produksi bertujuan untuk mencapai profit semaksimal mungkin dengan biaya produksi seminimal mungkin. Salah satu ukuran kesuksesan untuk mencapai profit maksimal tersebut ditunjang dengan kemampuan perusahaan dalam mengidentifikasi dan memahami kebutuhan konsumen serta mampu menciptakan produk tersebut dengan cepat (Ulrich dan Eppinger, 2012). Untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut bukan merupakan permasalahan pada pemasaran ataupun produksi, akan tetapi pada pengembangan produk.

Menurut Ulrich dan Eppinger (2012) produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada konsumen. Lima aspek yang digunakan untuk melakukan usaha pengembangan produk antara lain kualitas produk, biaya produksi, waktu pengembangan produk, biaya pengembangan produk, dan kemampuan dalam pengembangan produk. Aspek

(2)

77

kualitas berkaitan dengan pertanyaan seberapa baik produk yang merupakan hasil dari usaha pengembangan produk, apakah produk telah memuaskan atau memenuhi kebutuhan konsumen, dan apakah produk tangguh dan handal. Biaya produksi berkaitan dengan total biaya untuk membuat produk tersebut baik biaya langsung, biaya tidak langsung, dan profit. Waktu pengembangan produk merupakan seberapa cepat tim melakukan pengembangan produk. Biaya pengembangan produk berkaitan dengan seberapa besar capital budgeting perusahaan untuk usaha pengembangan produk. Kemampuan dalam pengembangan produk meliputi apakah tim dan perusahaan dapat melakukan usaha pengembangan produk.

Untuk dapat menghasilkan produk yang bernilai komersial maka perlu dilakukan serangkaian perencanaan, perancangan dan pengembangan produk (Wignjosoebroto, 2000). Adapun tahapan dalam perencanaan dan pengembangan produk adalah dimulai dari tahap penggalian ide atau gagasan tentang fungsi-fungsi yang dibutuhkan, tahap pengembangan konsep, tahap perancangan sistem dan detail, tahap pembuatan prototipe, tahap evaluasi dan pengujian produk (uji kelayakan teknis maupun komersial), dan tahap pendistribusian (Ulrich dan Eppinger, 2000).

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penyusunan konsep untuk pembuatan prototipe produk pot portable dengan mempertimbangkan suara konsumen (VoC). Adapun ruang lingkup penelitian ini dalam kerangka perancangan dan pengembangan produk adalah hanya dilakukan dari tahapan identifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan metode voice of customer (VoC), penentuan atribut produk, penentuan respon teknis, dan penyusunan konsep produk. Dalam VoC digunakan kuisioner dan disebarkan kepada 30 responden. Penelitian pot portable dengan menggunakan pendekatan Quality Function Deployment (QFD) belum pernah dilakukan.

2. Metode

Pada bagian kajian pusaka ini akan dijelaskan mengenai beberapa konsep dan prinsip dalam pengerjaan penelitian. Kajian pustaka bertujuan untuk menjadikan pedoman dan dasar pengerjaan penelitian.

A. Desain/Perancangan dan Pengembangan Produk

Salah satu karakteristik manusia adalah selalu berusaha menciptakan sesuatu baik alat maupun benda lainnya untuk membantu aktivitas (Ginting, 2009). Dalam perwujudan benda tersebut diperlukan suatu perancangan atau desain produk. Kegiatan perancangan atau pembuatan benda/produk merupakan kegiatan yang terpisah. Berdasarkan Ginting (2009) proses pembuatan atau produksi tidak akan berjalan baik sebelum kegiatan perancangan berhasil diselesaikan. Menurut Ginting (2009) kegiatan perancangan/desain produk adalah hal yang penting dan mutlak untuk dilakukan sebelum proses produksi suatu benda dikerjkaan karena dalam tahapan perancangan produk akan diperoleh informasi terkait deskripsi rinci/detil dari benda yang akan dibuat dimana hal tersebut akan memudahkan proses pembuatan.

Proses perancangan dan pengembangan produk merupakan aktivitas dari beberapa fungsi dalam sebuah perusahaan. Fungsi tersebut antara lain pemasaran, desain, dan produksi. Bagian pemasaran menjembatani antara pihak perusahaan dengan konsumen. Bagian pemasaran memfasilitasi untuk identifikasi peluang pasar, segmentasi pasar, dan identifikasi kebutuhan konsumen. Bagian pemasaran juga mengatur komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, menentukan target harga, dan melakukan pemasaran atau launching produk ke pasar. Bagian desain memiliki fungsi atau peran untuk mendefinisikan kebutuhan konsumen ke dalam konsep atau bentuk fisik dari produk. Dalam bagian desain terkait mekanik, elektrik, perangkat lunak, aesthetics, ergonomi, dan user interface. Bagian produksi memiliki peran untuk perancangan,

(3)

78

operasional dan atau koordinasi antar sistem produksi dalam memproduksi produk (Ulrich dan Eppinger, 2012). Planning Concept Development System-level Design Detail Design Testing and Refinement Production Ramp-Up Mission Approval Concept Review Preliminery Design Review Critical Design Review Production Approval Project Review

Gambar 1. Tahapan Perencanaan dan Pengembangan Produk (Ulrich dan Eppinger, 2012)

Dalam Ulrich dan Eppinger (2000) perancangan dan pengembangan produk meliputi beberapa tahapan antara lain perencanaan, pengembangan konsep, pembuatan desain level sistem, pembuatan detail desain, pengujian, produksi sebagaimana digambarkan pada Gambar 1. Dalam tahap perencanaan yang dimaksud adalah melakukan identifikasi terhadap peluang pasar produk yang ingin diciptakan. Dalam identifikasi peluang perlu dilakukan hal-hal antara lain menentukan konsep dan prinsip (charter) terkait produk tersebut, mendefinisikan dan membuat peluang dengan berbagai jenis cara seperti mengikuti passion (minat), mencari permasalahan atau kekurangan yang ada di lingkungan sekitar, mendorong peluang dari kemampuan internal, mempelajari konsumen serta inovasi produk. Setelahnya perlu dilakukan evaluasi terhadap beberapa peluang yang telah didaftar dengan cara brainstorming atau focus group discussion (FGD). Kemudian dilakukan uji produk dengan wawancara konsumen secara langsung mengenai produk dan estimasi market size produk sekaligus estimasi tingkat pertumbuhan. Langkah terakhir adalah menentukan peluang yang akan diambil dan refleksi terhadap hasil pemilihan peluang tersebut.

Concept Development

Identification Customer needs Concepts Generation & Selection Concept Testing

Gambar 2. Fase Pengembangan Konsep (Ulrich dan Eppinger, 2012)

Gambar 2 merupakan tahap pengembangan konsep dilakukan beberapa langkah antara lain identifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, penyusunan dan pemilihan konsep, pengujian konsep. Pada tahap pengembangan konsep aktivitas-aktivitas saling berinteraksi lebih rinci seperti pada Gambar 3.

Identify Customer

Needs

Perform Economic Analysis Benchmark Competitive Products Build and Test Models and Prototypes

Establish Target Specifications Generate Product Concepts Select Product Concepts Test Product Concepts Set Final Specifications Plan Downstream Development

Gambar 3. Interaksi Identifikasi Kebutuhan dan Keinginan Konsumen dengan Aktivitas Lain dalam Pengembangan

Konsep

Dalam langkah identifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen hal-hal yang perlu dilakukan adalah memastikan produk merupakan yang dibutuhkan oleh konsumen, produk merupakan kebutuhan yang tersembunyi sekalipun oleh konsumen, tersedia fakta-fakta dalam menentukan spesifikasi produk, dan dapat memberikan pemahaman yang sama terkait kebutuhan konsumen kepada seluruh tim pengembangan konsep. Selanjutnya identifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen ini dapat dilakukan dengan metode wawancara dan

(4)

79

brainstorming dimana terangkum dalam voice of customer (VoC). Kemudian untuk penentuan karakteristik atau atribut yang melekat pada produk hingga pada pemilihan konsep dapat dilakukan dengan metode quality function deployment (QFD).

B. Quality Function Deployment (QFD)

Quality Function Deployment (QFD) merupakan metode yang dapat digunakan manajemen perusahaan yang membantu tim perencanaan dan pengembangan produk untuk fokus pada kebutuhan konsumen (Kwong dan Bai, 2002). Pada saat ini QFD telah banyak digunakan baik untuk mendefinisikan atau menyusun konsep produk baru maupun diagnosis dan meningkatkan produk eksisting. Dalam Kwing dan Bai (2002) juga menjelaskan bahwa QFD merupakan konsep dasar untuk menerjemahkan kebutuhan dan keinginan konsumen ke dalam karakteristik produk. QFD merupakan metode penting untuk perencanaan produk, meningkatkan kepuasan konsumen, dan memperpendek waktu siklus perencanaan dan pengembangan produk.

Senada dengan itu, dalam Adriantantri (2008) mengungkapkan bahwa QFD merupakan suatu alat analisa untuk menjabarkan kebutuhan pelanggan, mengevaluasi produk atau jasa secara sistematik mengenai kemampuannya memenuhi kebutuhan tersebut. Analisa dilakukan dengan mengetahui atribut yang dipentingkan oleh pelanggan, tingkat kepuasan pelanggan dan perbandingannya dengan tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk lain. Kemudian dengan strategi pemasaran yang tepat maka dapat dilakukan respon teknis yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan sesuai dengan tingkat kepentingan yang diinginkan oleh pelanggan. Berdasarkan Ginting (2009), QFD adalah suatu cara untuk meningkatkan kualitas barang atau jasa dengan memahami kebutuhan konsumen kemudian menghubungkannya dengan ketentuan teknis untuk menghasilkan suatu barang atau jasa pada setiap tahap pembuatan barang atau jasa yang dihasilkan.

QFD pertama kali dikembangkan di Jepang pada tahun 1972 oleh Mitsubishi untuk digunakan di galangan kapal di Kobe. Adapun manfaat utama QFD adalah memusatkan rancangan produk dan jasa bbaru pada kebutuhan pelanggan, menguutamakan kegiatan berupa desain, menganalisis kinerja produk perusahaan yang utama untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan utama, fokus pada upaya rancangan, dan memperpendek waktu perancangan produk (Ginting, 2009). Langkah-langkah dalam QFD berdasarkan Ginting (2009) antara lain 1) mengindentifikasi keinginan konsumen ke dalam atribut-atribut produk, 2) menentukan tingkat kepentingan relatif dari atribut--atribut, 3) mengevaluasi atribut-atribut dari produk pesaing, 4) membuat matriks antara atribut produk dan karakteristik, 5) mengidentifikasi hubungan antara karakteristik teknis dan atribut produk, 6) mengidentifikasi interaksi yang relevan, dan 7) menentukan konsep.

Gambar 4. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah serangkaian alur pengerjaan penelitian. Metodologi penelitian dirumuskan untuk menjadi pedoman dan langkah pengerjaan penelitian. Gambar 4

(5)

80

merupakan metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Tahap pertama merupakan identifikasi dan rumusan masalah dimana dilakukan dengna observasi obyek yaitu polybag yang berfungsi sebagai pot. Selain itu dilakukan juga dengan studi literatur bertujuan melakukan kajian pada konsep dan dasar teori terkait perancangan dan pengembangan produk, voice of customer, dan quality function deployment. Studi literatur tersebut bermanfaat untuk memperkuat langkah pengerjaan penelitian.

Tahap kedua adalah perancangan dan pengembangan produk dimana dilakukan dengan mengikuti kerangka kerja proses pengembangan produk oleh Ulrich dan Appeninger. Identifikasi kebutuhan konsumen dilakukan dengan Voice of Customer (VoC) dimana langkah pengerjaan ditunjukkan dalam Gambar 5. Selanjutnya VoC merupakan input untuk pengerjaan QFD dalam membangun House of Quality (HoQ) atau rumah kualitas.

Voice of Customer (VoC)

Identifikasi Kebutuhan dan Keinginan Konsumen

Penentuan Atribut Produk

Penentuan Tingkat Kepentingan Atribut Produk

Kuisioner Atribut Produk

Kuisioner Tingkat Kepentingan Atribut Produk

House of Quality (HOQ)

Input Evaluasi Produk Benchmarking dengan produk eksisting Penentuan Target Value Penentuan Evaluation Score

Penentuan Important Rate (IR)

Penentuan Weight Penentuan Relative Important

Index (RII)

Rekap hasil kuisioner

Penentuan % Weight

Penentuan Respon Teknis

Penyusunan Relationship Matriks antara atribut dengan respon teknis

Interaksi antar respon teknis

Penyusunan Konsep

Atribut Produk

Valid? No

Yes

Gambar 5 Langkah Kerja VoC dan QFD / HOQ (Anityasari dan Wessiani, 2011)

Tahap selanjutnya adalah penyusunan konsep produk terdiri atas penyusunan konsep ide dari produk dimana merupakan transformasi dari atribut dan respon teknis. Pada tahap ini juga dilakukan gambaran prototipe dari konsep ide produk yang dimaksud. Tahap terakhir merupakan penarikan simpulan dan pemberian saran atau rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.

3. Hasil dan Pembahasan

A. Voice of Customer (VoC)

Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen. Voice of customer (VoC) dilakukan dengan menyebar kuisioner kepada 30 responden. Kuisioner yang disebarkan ditunjukkan pada Gambar 6. Dari kuisioner telah didapatkan berbagai macam informasi terkait keinginan dan kebutuhan konsumen. Informasi pertama seluruh responden pernah menggunakan produk polybag (kantong plastik berwarna). Informasi berikutnya mengenai penggunaan dari polybag tersebut, jawaban mayoritas adalah digunakan sebagai media bercocok tanam (proses pembenihan), disusul jawaban kedua yaitu digunakan untuk membuang sampah. Informasi terkait daya tahan polybag yang digunakan sebagai media

(6)

81

bercocok tanam hanya berkisar kurang dari 3 bulan. Informasi penting adalah responden belum puas dengan produk polybag yang digunakan sebagai media bercocok tanam, hal ini merupakan peluang untuk melakukan inovasi produk. Sebagian besar responden menyatakan bahwa untuk media bercocok tanam lebih baik yang memiliki daya tahan lama.

Gambar 6. Kuisioner Voice of Customer (VoC)

Dari informasi keinginan dan kebutuhan konsumen dalam kuisioner dapat dirumuskan beberapa atribut penting dalam perencanaan dan pembuatan produk. Atribut tersebut antara lain desain, kualitas, kemudahan dibawa, dan harga. Selanjutnya dilakukan kuisioner untuk menilai tingkat kepentingan dari atribut yang telah dirumuskan tersebut. Gambar 7 merupakan rekap kuisioner penilaian tingkat kepentingan atribut produk. Skala penilaian 1 sampai dengan 5. Skor 1 memiliki arti tidak penting, skor 2 kurang penting, skor 3 cukup penting, skor 4 berarti penting, dan skor 5 memiliki arti sangat penting.

Gambar 7. Tingkat Kepentingan Atribut

Atribut harga akan dideskripsikan sebagai harga beli produk oleh konsumen yang terjangkau dengan mempertimbangkan harga produk kompetitor. Atribut kualitas akan dideskripsikan sebagai bahan dari produk yang akan dibuat seberapa kuat dan robust serta seberapa tahan lama. Atribut desain akan dideskripsikan sebagai bentuk fisik dari produk yang akan dibuat. Sedangkan atribut kemudahan dibawa akan dideskripsikan sebagai fleksibilitas produk.

(7)

82 B. Quality Function Deployment (QFD)

Langkah pengerjaan dalam QFD antara lain dilakukan evaluasi produk, obyektif produk, perumusan respon teknis, matriks interaksi, interaksi antar respon teknis hingga penyusunan konsep. Evaluasi produk dilakukan untuk membandingkan antara produk eksisting yang menjadi kompetitor dengan produk yang dirancang yakni dengan cara benchmarking. Evaluation score merupakan penilaian dari produk eksisting atau produk yang sudah ada di pasaran yaitu polybag (kantong plastik berwarna untuk media bercocok tanam). Target value adalah nilai yang diharapkan dari produk yang akan dirancang atau dikembangkan.

Gambar 8. Evaluasi dan Obyektif Produk

Obyektif produk adalah penilaian berupa pembobotan sehingga bisa diketahui atribut-atribut mana yang dianggap paling penting dan diprioritaskan berdasar nilai bobot yang dihitung tersebut. Perhitungan yang dilakukan yakni IR, RII, dan Weight (bobot) pada Gambar 7. IR adalah Important Rate merupakan hasil perbandingan dari target value dan evaluation score. RII atau Relative Important Index merupakan nilai rata-rata penilaian tingkat kepentingan atribut yang ada pada Gambar 7. Sedangkat bobot (weight) merupakan perkalian nilai dari IR dan RII. %Weight merupakan persentase hasil pembobotan tiap atribut. Dari hasil penilaian didapatkan bahwa atribut kualitas memiliki prioritas pertama dengan nilai bobot 30.8%. Sedangkan atribut prioritas kedua yaitu desain dan kemudahan dibawa yang memiliki nilai bobot sama sebesar 28.3%. Untuk atribut harga merupakan prioritas terakhir yang dipentingkan oleh konsumen.

Langkah selanjutnya adalah perumusan respon teknis. Respon teknis merupakan tahapan untuk mentransformasikan dari kebutuhan dan keinginan konsumen yang bersifat non-teknis menjadi data yang besifat teknis guna memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut. Respon teknis juga sering pula disebut sebagai suara pengembang sebagai jawaban secara teknis dari apa yang diinginkan oleh konsumen yang telah terangkum sebelumnya dalam suara konsumen atau VoC.

(8)

83

Langkah berikutnya adalah menyusun matriks interaksi. Matriks interaksi merupakan tingkat relasi/hubungan antara atribut dengan respon teknis yang sudah dirumuskan. Tingkat hubungan digolongkan atas tiga golongan yakni strong, medium, dan weak yang bernilai 9, 3, dan 1. Gambar 10 merupakan matriks interaksi antara atribut dengan respon teknis.

Gambar 10. Matriks Interaksi Atribut dengan Respon Teknis

Tingkat relasi/hubungan kuat terdapat pada atribut kualitas dengan pemilihan bahan baku. Hal tersebut terjadi karena akan dipilih bahan baku yang baik, tahan lama, tidak mudah karatan untuk menjamin kualitas yang bagus dari produk. Berlaku juga hal yang sama pada atribut desain dengan respon teknis bentuk dan warna produk. Desain dari produk akan dibuat semenarik dan seunik mungkin dari segi bentuk dan warna. Hal yang tidak memiliki hubungan tinggi adalah atribut harga dengan respon teknis ukuran produk karena yang menjadi pertimbangan kuat dalam penentuan harga adalah pada pemilihan bahan produk. Sun score merupakan jumlah nilai antara perkalian bobot dengan nilai tingkat relasi/hubungan atribut-respon teknis. Priority merupakan persentase dari nilai sun score terhadap total nilai sun score. Pada perhitungan didapatkan yang menjadi prioritas terkuat adalah respon teknis pemilihan bahan baku, disusul kemudian bentuk, ukuran, warna, dan massa/berat produk. Penambahan fitur tidak perlu dipertimbangkan kuat dalam perancangan produk.

(9)

84

Setelah dibuat matriks interaksi antara respon teknis dengan atribut, maka dibuat juga interaksi antar respon teknis. Hasil interaksi dibuat dalam bentuk matriks HoQ seperti pada Gambar 11. Respon teknis bahan baku dengan massa memiliki hubungan kuat, karena direncanakan produk dibuat dari bahan pipa yang tentunya massanya dipengaruhi oleh bahan yang dipilih tersebut. Bahan baku dengan ukuran tidak memiliki hubungan kuat begitu pula penambahan fitur tidak memiliki hubungan kuat dengan respon teknis yang lain.

Gambar 12. Penyusunan Konsep

Gambar 12 merupakan daftar penyusunan konsep ide dengan dua alternatif konsep dimana menggambarkan produk akan dibuat berdasarkan respon teknis yang telah ditetapkan. Kemudian pemilihan dilakukan dengan cara diskusi dan brainstorming. Produk direncanakan akan terbuat dari bahan pipa/jenis plastik, kuat, tahan karat, dan berkualitas baik serta dapat digunakan berulang kali. Bentuk produk akan dibuat simple dan menarik dengan mengikuti spesifikasi model serta multiple-space produk. Spesifikasi model adalah bagian-bagian produk dapat dibongkar dan dipasang kembali. Multiple-space produk yang dimaksudkan adalah produk tidak hanya dapat dibuat sebagai satu wadah benih melainkan beberapa wadah (lebih dari satu bagian). Desain warna akan dibuat satu warna dan terlihat berkelas yaitu warna hitam. Berat produk akan dibuat ringan agar mudah dibawa. Bentuk produk akan dibuat ukuran kecil hingga sedang agar mudah dibawa. Penambahan fitur produk diberi bagian untuk pegangan. Gambar 13 merupakan gambaran prototipe produk sesuai dengan konsep ide yang telah dirumuskan.

(10)

85

4. Simpulan

Pada penelitian telah dilakukan perencanaan dan pengembangan produk yaitu pot portable. Pot portable diharapkan mampu menjadi alternatif media bercocok tanam saat pembenihan yang umumnya menggunakan polybag (kantong plastik berwarna). Polybag sebagai media bercocok tanam saat pembenihan dirasa memiliki kekurangan antara lain tidak tahan lama, mudah robek, dan bahan yang tidak mudah berdegradasi oleh tanah ketika produk tersebut pada siklus produk decline. Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan produk yang selain menutup kekurangan produk sebelumnya juga mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Dengan pendeketakan metode VoC dan HoQ telah dilakukan perencanaan dan pengembangan produk yang telah terspesifikasi oleh keinginan dan kebutuhan konsumen. Melalui kerangka kerja perencanaan dan pengembangan produk dilakukan pembuatan prototipe yang berkonsep bahan baku pipa/polimer plastik, kuat, tahan karat, dan berkualitas baik serta dapat digunakan berulang kali. Bentuk produk akan dibuat semenarik mungkin dengan mengikuti spesifikasi model serta multiple-space produk. Spesifikasi model adalah bagian-bagian produk dapat dibongkar dan dipasang kembali. Multiple-space produk yang dimaksudkan adalah produk tidak hanya dapat dibuat sebagai satu wadah benih melainkan beberapa wadah (lebih dari satu bagian). Desain warna akan dibuat satu warna dan terlihat berkelas yaitu warna hitam. Berat produk akan dibuat ringan agar mudah dibawa. Bentuk produk akan dibuat ukuran kecil agar juga mudah dibawa. Penambahan fitur produk diberi bagian untuk pegangan. Pada penelitian ini belum dilakukan pengujian produk. Dari aspek harga produk ini memiliki biaya produksi yang tinggi dibandingkan dengna polybag, namun kualitas produk yang dirancang kuat, memiliki daya tahan yang tinggi sehingga dapat digunakan berkali-kali, serta memberikan suatu inovasi produk dimana produk dibuat multi-space dan dapat dibongkar pasang. Pada penelitian berikutnya diharapkan dapat meningkatkan mengikutsertakan tahapan pengujian produk dan studi kelayakan pasar serta dilakukan metode yang lebih kuantitatif dalam pemilihan alternatif konsep produk seperti AHP.

Daftar Pustaka

Adriantranti, Emmalia. (2008). Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dalam Usaha Memenuhi Kepuasan Pelanggan terhadap Produk Aqua Gelas 240 ml pada PT. Tirta Investama Pandaan. Prosiding Seminar Nasional Teknoin Bidang Teknik Industri. Anityasari, Maria dan Wessiani, Naning Aranti. (2011). Analisa Kelayakan Usaha Dilengkapi

Kajian Manajemen Risiko dengan Pendekatan Student Centered Learning. Guna Widya: Surabaya.

Ginting, Rosnani. (2009). Perancangan Produk. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Hartini, Sri. (2012). Peran Inovasi: Pengembangan Kualitas Produk dan Kinerja Pabrik. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 14 No 1, halaman 82-88.

Kwong, C.K., dan Bai, H. 2002. A fuzzy AHP approach to the determination of importance weights of customer requirements in quality function deployment. Journal of Intelligent Manufacturing, 13, page 367-377.

Wignjosoebroto, Sritomo. (2000). Evaluasi Ergonomis dalam Proses Perancangan Produk. Seminar Nasional Ergonomi.

Ulrich, Karl T. and Eppinger, Steven D. (2012). Product Design and Development, 5th Edition. Boston: Irwin McGrawHill Co.

Gambar

Gambar 1. Tahapan Perencanaan dan Pengembangan Produk (Ulrich dan Eppinger, 2012)
Gambar 4. Metodologi Penelitian
Gambar 5 Langkah Kerja VoC dan QFD / HOQ (Anityasari dan Wessiani, 2011)
Gambar 6. Kuisioner Voice of Customer (VoC)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pengertian arus bolak-balik telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, yaitu arus yang besar dan arahnya berubah-rubah setiap waktu ( setiap saat ). Berdasarkan

Dengan mengetahui pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham, investor dapat menilai saham dengan mencermati hasil dari rasio keuangan yang didapat dari laporan

dalam kondisi yang damai dan dengan menghormati TUHAN, Allah Israel dan Daud juga bersyukur dapat menyelesaikan dengan baik dan menyaksikan raja yang meneruskan.

Dibawah ini adalah tabel-tabel dalam menghasilkan peringkat aspek-aspek desain yang dipertimbangkan dalam mendesain sarana simulasi paralayang untuk anak usia 6-10 tahun..

Emakumeek idatzitako nobela intismistetan “emakumeen espazioak barne espazioak dira nagusiki” (idem: 49), baina eleberri honetako pertsonaiak bestelako harreman bat du

Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 Tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai, pemberian Hak Guna Bangunan atas tanah Hak

Untuk mendapatkan formulasi saus buah merah pedas terbaik dilakukan pengujian viskositas, total padatan terlarut, nilai pH, evaluasi organoleptik dengan hedonik maupun