• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL LAPORAN TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL LAPORAN TUGAS AKHIR"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN DEFISIT

PERAWATAN DIRI

(Studi Kasus pada Lansia di Unit Pelaksana Teknis Pesanggrahan

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

Majapahit Mojokerto)

NURIL NUR HAJIJAH

1614401004

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT

MOJOKERTO

(2)
(3)
(4)

1

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

( Studi Kasus pada Lansia di Unit Pelaksana Teknis Pesanggrahan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

Majapahit Mojokerto) Nuril Nur Hajijah

Prodi D3 Keperawatan STIKes Majapahit Mojokerto

Email:nurilnur06@gmail.com

Dwiharini Puspitaningsih, S.Kep.Ns., M.Kep Dosen D3 Keperawatan STIKes Majapahit Mojokerto

Email:dwiharini.pus@gmail.com Yudha LHK, S.Psi., S.Kep.Ns., M.Kes Dosen D3 Keperawatan STIKes Majapahit Mojokerto

Email: Lagayudha@gmail.com

Abstrak : Proses menua bukan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau tahap hidup manusia. Penurunan produktifitas dari usia lanjut terjadi karena penurunan fungsi, sehingga akan menyebabkan usia lanjut mengalami penurunan dalam melaksanakan kegiatan harian seperti makan, ke kamar mandi, berpakaian, dan lainnya dalam Activities Daily Living (ADL). Tujuan studi kasus ini untuk melaksanakan asuhan keperawatan lansia dengan defisit perawatan diri dengan masalah yang berbeda.Hasil pengkajian partisipan 1 keluhan nyeri kaki kiri, mengalami kekakuan. Partisipan 2 mengatakan malas mandi di sore hari, sering mengompol di malam hari, dan mengeluh gatal di seluruh tubuh. Didapatkan diagnosa pada partisipan 1 defisit perawatan diri berhubungan dengan nyeri kaki, diagnosa partisipan 2 defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan motivasi dan kerusakan integritas kulit berhubungan dengan agen biologi (bakteri). Dilakukan intervensi dan implementasi latihan gerak ROM pasif, partisipan 2 latihan gerak ROM aktif dan motivasi untuk melakukan defisit perawatan diri. Hasil tindakan partisipan 1 dan 2 yang dilakukan intervensi yang berbeda dan implementasi 3x24 jam pada waktu yang sama, evaluasi yang didapatkan masalah keperawatan pada partisipan 1 belum teratasi, pada partisipan 2 teratasi, diharapkan kepada petugas panti untuk melatih gerak ROM aktif dan pasif serta memberikan motivasi untuk melakukan defisit perawatan diri.

Kata kunci : Lansia, perawatan diri, defisit.

Abstract : The aging process is not disease, but period or stage of human life. The decline productivity from old age occurs due to a decline in function, so that will cause elderly to experience decline in carrying out daily activities such as eating,

(5)

2

going to the bathroom, dressing, and others in the Activities Daily Living (ADL). The purpose of this case study was to implement nursing care for elderly people with self-care deficits with different problems.The results of participant 1 complainted of left leg pain / experienced stiffness. Participant 2 said he was lazy take a bath in the afternoon, wet his bed at night, and complained of itching throughout the body. Diagnosis participant 1 self-care deficit related to leg pain, participant 2 diagnosis self-care deficit associated with decreased motivation and damage to the integrity of the skin associated with biological agents (bacteria). Intervention and implementation given was passive ROM motion exercises, participants 2 did active motion ROM exercises and gave motivation to self-care deficits. The evaluation obtained by nursing participants in participant 1 wasn’t resolved, participants 2 were resolved, its expected that nursing staff would continue practice active and passive ROM excerssise and provide motivation to do a self-care deficit

Keywords: Elderly, self-care, defisit.

PENDAHULUAN

Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) lanjut usia meliputi usia pertengahan (middle age) ialah usia kelompok 45 -59 tahun. Dan lanjut usia 60 – 74 tahun. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang memasuki tahap akhir di fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia akan terjadi suatu proses yang disebut aging process atau proses penuaan.

Proses penuaan penduduk tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik sosial,ekonomi, dan terutama kesehatan. (Untari Dkk, 2017). Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melaikan suatu masa atau tahap hidup manusia. Penurunan produktifitas dari kelompok usia lanjut terjadi karena terjadi penurunan fungsi, sehingga akan menyebabkan kelompok usia lanjut mengalami penurunan dalam melaksanakan kegiatan harian. Kegiatan harian meliputi seperti makan, ke kamar mandi, berpakaian, dan lainnya dalam Activities Daily Living (ADL). Lansia dirasakan semakin mirip dengan anak-anak, dalam ketergantungan pemenuhan kebutuhan dasarnya, hal inilah yang menyebabkan pada akhirnya lansia dikirim ke panti werda (Rohaedi,dkk, 2016)

(6)

3

Data proyeksi penduduk, tahun 2017 terdapat 23,66 juta jiwa penduduk lansia di Indonesia (9,03%). Di prediksikan jumlah lansia pada tahun 2020 terdapat 27,08 juta. Jumlah lansia yang mengalami resiko ketergantungan di Jawa timur mencapai (43,68%). Jumlah lansia yang mengalami resiko ketergantungan di Kota Mojokerto terdapat (41,51%) sedangkan kabupaten mojokerto terdapat (42,25%) lansia yang mengalami resiko ketergantungan (Badan pusat statistik, 2015). Lansia yang tinggal di panti sosial daerah Jawa timur mencapai 872 lansia yang terdiri dari 383 laki – laki lanjut usia dan 489 perempuan lanjut usia (Dinas sosial Jawa Timur).

Lanjut usia sering dikaitkan dengan usia yang sudah tidak produktif, bahkan dikatakan menjadi beban bagi yang berusia produktif. Hal ini terjadi karena pada lansia secara fisiologis mengalami kemunduran fungsi – fungsi dalam tubuh yang menyebabkan lansia rentan terkena gangguan kesehatan. Memasuki usia lanjut akan mengalami kemunduran secara fisik akan terjadi penurunan massa otot (Ibrahim, dkk, 2015). Sehingga dapat menurunkan aktivitas perawatan dirinya seperti mandi, berpakaian, eliminasi, dan makan. Kemunduran secara fisik akibat proses penuaan dapat dicegah pada lansia dengan melakukan berbagai komponen latihan. Komponen latihan pada lansia dapat diberikan dengan Rom (Range of Motion) bertujuan meningkatkan dan mempertahankan fleksibilitas kekuaatan otot dan mencegah kekakuan sendi.

Berdasarkan permasalahan diatas, perawat mempunyai tanggung jawab dalam membantu lansia dalam menghadapi ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan untuk mengatasi dampak dan masalah yang dihadapi lansia. Untuk mempertahankan kualitas aktif dan produktif lansia membutuhkan kemudahan dalam beraktifitas, pemahaman tentang lingkungan aktifitas dan pelayanan kesehatan yang memadai.(Kusuma, 2010). Lansia yang mengalami ketergantungan total, tidak dapat melakukan aktivitas secara mandiri, maka memerlukan bantuan dari perawat. Dapat dikategorikan sebagai lansia ketergantungan total, karena saat hasil pengkajian ditemukan bahwa semua kriteria yang tercantum dalam barthel indeks dilakukan dengan cara dibantu.

(7)

4

Dari hasil penelitihan Imron, dkk, 2015 tentang Pengaruh Latihan ROM Aktif terhadap Keaktifan Fisik pada Lansia Di Dusun Karang Temple Desa Andongsari Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember bahwa latihan ROM aktif. Pada lansia yaitu untuk membimbing lansia salam melaksanakan pergerakan secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal. Lansia dilatih untuk mengembalikan fungsi geraknya secara normal, seperti ROM tulang leher yaitu dengan menyentuhkan dagu ke dada dan menghadap ke langit secara bergantian. ROM tulang tumbal yaitu dengan menyentuhkan kaki dengan jari – jari tangan kemudian direntangkan ke belakang secara lambat, ROM tangan yaitu dengan membengkokkan tangan ke arah bawah kearah luar. Pemberian latihan ROM aktif dilakukan selama 30 menit selama atu minggu tiga kali untuk meningkatkan kekuatan otot.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus. Studi kasus digunakan sebagai suatu penjelasan komperehensif yang berkaitan dengan berbagai aspek seseorang, Suatu situasi kemasyarakatan yang di teliti, diupayakan dan ditelaah sedalam mungkin. Studi kasus juga memiliki pengertian berkaitan dengan penelitian yang terperinci tentang seseorang atau suatu unit sosial dalam waktu kurun tertentu (Asmara, 2013).

Studi kasus ini adalah studi kasus untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan lansia dengan defisit perawatan diri di unit pelaksana teknis pesanggrahan penyandang masalah kesejahteraan sosial majapahit Mojokerto.Studi kasus ini, dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapat keterangan atas pendirian secara lisan dari seseorang sasasaran penelitian (responden) atau bercakap – cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face).

(8)

5

Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya Observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal – hal yang dianggap relavan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara (Sibagariang, dkk, 2010).

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengambil data yang berasal dari dokumen asli. Dokemen asli tersebut dapat berupa gambar, table, daftar periksa, dan film dokumentasi (Hidayat, 2009) Dokumen yang dipakai pada studi kasus ini adalah format pengkajian Lansia Prodi D3 Keperawatan STIKes Majapahit Mojokerto. Panduan untuk menyusun studi kasus berpaduan pada Panduan Studi Kasus DIII Keperawatan STIKes Majapahit Mojokerto.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada partisipan 1 dengan usia 78 tahun mengeluh kaki kiri kaku terus menerus sehingga tidak bisa melakukan aktivitas dengan skala nyeri 5. Pada saat Pemeriksaan tanda – tanda vital di dapatkan hasil TD = 140/100 mmhg, S = 36,2º C, N = 82 x/m, RR = 20 x/m. Aktivitas partisipan yaitu makan & minum (partisipan mampu makan & minum sendiri tapi masih di siapkan oleh petugas panti. Partisipan memerlukan bantuan ketika berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, mandi (partisipan mandi di tempat tidur dan di bantu oleh petugas panti, berpakaian, mengontrol berkemih & defekasi (partisipan mampu mengontrol tetapi BAK & BAB di tempat tidur). Sedangakan olahraga / latihan (partisipan mampu melakukan Rom aktif & pasif), Skor indeks bathel 66, posyandu tanggal 13 maret 2019 15,4.

Sedangkan partisipan 2 dengan usia 65 tahun mengatakan malas untuk mandi di sore hari karena pagi sudah mandi. Petugas panti mengatakan bahwa malam hari partisipan sering mengompol, karena malas ke kamar mandi. Selain itu partisipan juga mengeluh gatal – gatal di seluruh tubuhnya. Pada saat

(9)

6

Pemeriksaan tanda – tanda vital di dapatkan hasil TD = 110/70 mmhg, S = 36,1º C, N = 72 x/m, RR = 18 x/m. Aktivitas partisipan meliputi partisipan beraktifitas menggunakan tongkat kaki 3 , makan & minum (partisipan mampu makan & minum sendiri tapi masih di siapkan oleh petugas panti , mandi (partisipan mandi di tempat tidur dan di bantu oleh petugas panti, berpakaian (partisipan menggunakan pakaian di bantu dengan petugas), mengotrol defekasi & berkemih (partisipan mampu mengontol dan mampu toileting), olahraga / latihan (partisipan mampu latihan Rom Aktif ditempat tidur), total skor indeks barthel 85.

Diagnosa keperawatan pada partisipan 1 ditemukan adalah defisit perawatan diri berhubungan dengan nyeri kaki sedangkan pada partisipan 2 di teukan 2 diagnosa keperawatan yaitu yang pertama defisit peraatan diri berhubungan dengan penurunan motivasi dan diagnose yang kedua kerusakan integritas kulit berhubungan dengan agen biologi (bakteri).

Intervensi yang diberikan pada partisipan 1 dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri berhubungan dengan nyeri kaki adalah setelah di berikan tindakan pemberian latihan ROM aktif dan pasif. Intervensi yang kedua monitor kebutuhan untuk alat bantu kebersihan diri, berpakaian, toileting dan makan. Menyiapkan kebutuhan pribadi seperti (handuk & sabun) supaya tidak tertular penyakit karena mikroorganisme yang ada di dalam handuk dan sabun. Intervensi yang ketiga latih dan motivasi cara menggunakan pispot

Sedangkan intervensi pada partisipan 2 dengan 2 diagnosa keperawatan yaitu defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan motivasi dan kerusakan integritas kulit berhubungan dengan agen biologi (bakteri) adalah memberi motivasi bahwa pentingnya melakukan defisit perawatan diri, intervensi yang kedua monitor kebutuhan untuk alat bantu kebersihan diri, berpakaian, toileting dan makan, intervensi yang ke tiga pemberian latihan ROM aktif selama 30 menit satu minggu 3 kali untuk meningkatkan kekuatan otot dan member

(10)

7

kesehatan fisik pada partisipan, intervensi yang ke empat berikan salep yang sesuai pada luka partisipan. Yang ke lima kolaborasi dengan pihak panti untuk pemberian obat gatal.

Pada partisipan 1 tau dan mau untuk latihan gerak range of motion (ROM) tetapi tidak mampu melakukan karena kaki kiri nyeri atau mengalami kekauan sehingga latihan gerak range of motion (ROM) diberikan secara pasif dengan cara bantuan perawat untuk mengangkat dan menggerakan kaki pasien. Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot – otot dan persendian.

Sedangkan pada partisipan 2 tau dan mampu untuk latihan gerak range of motion (ROM) tetapi tidak mau ntuk melakukan karena kurangnya motivasi. Dari hasil pengakajian psikososial didapatkan bahwa partisipan 2 jarang berinteraksi dengan orang lain dalam panti karena lebih suka berdiam diri di tempat tidur, selain itu dari data hasil pengkajian fungsional mengalami kerusakan intelektual sedang.

Implementasi yang dilakukan pada partisipan 1 adalah dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri berhubungan dengan nyeri melakukan latihan rom aktif menurut hasil penelitian (Imron, dkk, 2015) pengaruh latihan Rom aktif terhadap keaktifan fisik pada lansia, monitor kebutuhan untuk alat bantu kebersihan diri, berpakaian, toileting dan makan, mengajarkan dan motivasi cara menggunakan pispot.

Sedangakan implementasi yang dilakukan pada partisipan 2 adalah dengan masalah keperawatan defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan dan kerusakan integritas kulit berhubungan dengan agen biologi (bakterimelakukan motivasi bahwa pentingnya melakukan defisit perawatan diri, motivasi pentingnya melakukan defisit perawatan diri, monitor kebutuhan untuk alat bantu kebersihan diri, berpakaian, toileting dan makan, pemberian latihan ROM aktif selama 30 menit satu minggu 3 kali untuk meningkatkan kekuatan otot dan memberi kesehatan fisik pada partisipan, berikan salep yang sesuai pada luka

(11)

8

partisipan menurut hasi penelitian (anggraeni, dkk, 2015) tentang kesembuhan luka setelah pemberian topical zink, kolaborasi dengan pihak panti untuk pemberian obat gatal menurut hasil penelitian dari (oktaviani, dkk, 2016) tentang profil penggunaan obat pasien penyakit kulit yaitu dengan pemberian obat desoksimetason.

Partisipan 1 masalah keperawatan defisit perawatan diri berhubungan dengan nyeri kaki belum teratasi partisipan mengatakan kaki kiri masih kaku dan masih belum bisa menggunakan alat bantu urinal (pispot). Selanjutnya tindakan di panti pemberian latihan ROM aktif selama 30 menit satu minggu 2 kali untuk meningkatkan kekuatan otot dan memberi kesehatan fisik pada partisipan menurut hasil penelitian (Imron, dkk, 2015). Dan motivasi partisipan untuk menggunakan alat bantu urinal (pispot)

Partisipan 2 masalah keperawatan yang pertama defisit perawatan diri berhubungan penurunan motivasi dan masalah keperawatan ke dua kerusakan integritas kulit berhubungan dengan agen biologi (bakteri) teratasi sebagian partisipan mau melakukan defisit perawatan diri dan luka yang ada di tangan, paha, dan dad berkurang / kering. Selanjutnya tindakan yang bisa dilakukan dipanti adalah motivasi pentingnya perawatan diri, pemberian salep sesuai dengan luka, memberikan barang pribadi (sabun & handuk) , pemberian obat gatal menurut hasil penelitian dari (oktaviani, dkk, 2016) tentang profil penggunaan obat pasien penyakit kulit yaitu dengan pemberian obat desoksimetason.

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil perawatan antara partisipan 1 dengan partisipan 2 tidak sama kedua partisipan mengalami defisit perawatan diri tetapi partisipan 1 berhubungan dengan nyeri dan masalah belum teratasi. Sedangkan partisipan 2 mengalami 2 masalah keperawatan yaitu, defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan motivasi dan masalah keperawatan yang kedua kerusakan integritas

(12)

9

kulit berhubungan dengan agen biologi (bakteri) dan masalah keperawatan tersebut teratasi sebagian.

Perawat sebagai anggota tim kesehatan yang paling banyak berhubungan dengan pasien dituntut meningkatkan dalam hal pemberian informasi dan pendidikan kesehatan sesuai dengan latar belakang pasien. Saran bagi perawat khususnya memberikan asuhan keperawatan pada lansia defisit perawatan diri untuk terus memberikan motivasi untuk melakukan defisit perawatan diri. Pada defisit perawatan diri juga dapat menimbulkan masalah keperawatan yang baru misalnya kerusakan integritas kulit. Kerusakan integritas kulit disebabkan kurangnya motivasi untuk melakukan defisit perawatan diri dan persedian barang pribadi (Handuk & sabun).

DAFTAR PUSTAKA

Asmara, Dani.(2013).Metodologi Penelitian.Universitas Pendidikan Indonesia. https://www.google.com/search?safe=strict&ei=De9lXInH8bB9QP1yZW4CA &q=metodologi+penelitian+dan+statistik+sony+faisal+rinaldi&oq=metodologi +penelitian+dan+statistik+sony+faisal+rinaldi&gs_l=psyab.3..33i160.386629.4 34260..435575...2.0..1.744.12830.46j62j2j61....2..0....1..gwswiz...0..0i71j0i13 1j0j0i67j0i22i30j0i13j0i13i30j0i8i13i30j33i22i29i30.cdsCdkF5-CY(diakses pada tanggal 14 Februari 2019)

Hidayat, A. Aziz Alimul.(2009).Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.Jakarta: Salemba Medika.

Hoesny, Rezkiyah.(2011).Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Defisit Perawatan Diri.Makasar https://www.google.com/search?safe=strict&client=firefox-b-d&ei=HElrXLS- NdXorQHNvqgo&q=faktor+-+faktor+yang+berhubungan+dengan+defisit+perawatan+diri+rezkiyah&oq=fak tor+-+faktor+yang+berhubungan+dengan+defisit+perawatan+diri+rezkiyah&gs_l=p sy-ab.3...14813.52461..52911...0.0..1.327.10706.14j69j3j1....2..0....1..gws-wiz...0..33i160j0j0i131j0i22i30j0i13i30j0i30j33i22i29i30.cwT1fMpONZ0 (Diakses pada tanggal 17 Februari 2019)

Imron, Junaidi & Susi W. A.(2015). Pengaruh Latihan Rom Aktif Terhadap Keaktifan Fisik Pada Lansia Di Dusun Karang Templek Desa Andongsari Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember. Journal Eduhealth Vol.2, No.1.

(13)

10

Karepowan, Stevany Ribka, dkk.(2018).Hubungan Kemunduran Fisiologis Dengan Tingkat Stres pada Lanjut Usia Di Puskesmas Kakaskasen Kecamatan Tomohon Utara.

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/18783/18324 (diakses pada tanggal 29 Januari 2019)

Khulaifa, Siti, dkk. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kemandirian Lansia dalam Pemenuhan Activitie Daily Living Di Dusun Sembayat Timur, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.

https://www.google.com/search?safe=strict&ei=_5lXJ7eAsGm9QP6_aa4CA& q=hubungan+dukungan+keluarga+dengan+kemandirian+lansia+gresik&oq=hu bungan+dukungan+keluarga+dengan+kemandirian+lansia+gresik&gs_l=psyab. 3...11668.13271..13573...0.0..0.147.905.0j7...0....1..gwswiz...0i71j0j0i22i30j 33i21j33i160.Uu_rShVHYdE (diakses pada tanggal 29 Januari 2019)

Kusuma, Y.L.H.(2010).Tingkat Ketergantungan Lansia dalam Aktivitas Hidup Sehari – hari di Panti Sosial Wreda (PSTW)Jombang. Jurnal Hospital Majapahit, Vol.2, No.

Maas, Meridean L, dkk.(2014).Asuhan Keperawatan Geriatrik.Jakarta: EGC. Nugroho, H Wahjudi.2013.Keperawatan Gerontik dan Geriatrik.Jakarta: EGC. Nursalam.(2013).Metodologi Penelitihan Ilmu Keperaatan Pendekatan Praktis Edisii

3.Jakarta: Salemba Medika.

Oktaviani, dkk.( 2016). Profil Penggunaan Obat Pasien Penyakit Kulit Di Poliklinik Kulit Dan Kelamin Di RSU ANUTAPURA PALU.

https://www.google.com/search?client=firefox-b

d&q=profil+penggunaan+obat+pasien+penyakit+kulit(Diakses pada tanggal 27 Mei 2019)

Puspitaningsih, Dwiharini, Eka Diah Kartiningrum dan Widya Puspitasari. 2018. Panduan Studi Kasus. Mojokerto: LPP STIKes Majapahit Mojokerto.

https://www.google.com/search?client=firefox-b

d&q=panduan+studi+kasus+d3+keperawatan(Diakses pada tanggal 30 Januari 2019)

Rinaldi, Sony. F & Bagya Mujianto.(2017).Metodologi Penelitian dan Statistik.Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

https://www.google.com/search?safe=strict&ei=De9lXInH8bB9QP1yZW4CA &q=metodologi+penelitian+dan+statistik+sony+faisal+rinaldi&oq=metodologi +penelitian+dan+statistik+sony+faisal+rinaldi&gs_l=psyab.3..33i160.386629.4 34260..435575...2.0..1.744.12830.46j62j2j61....2..0....1..gwswiz...0..0i71j0i13 1j0j0i67j0i22i30j0i13j0i13i30j0i8i13i30j33i22i29i30.cdsCdkF5-CY(Diakses pada tanggal 15 Februari 2019)

Rohaedi, Slamet, dkk.(2016).Tingkat Kemandirian Lansia dalam Activities Daily Living di Panti Sosial Werdha Senja Rawir.

http://scholar.google.co.id/scholar_url?url=http://ejournal.upi.edu/index.php/JP KI/article/viewFile/2848/1883&hl=id&sa=X&scisig=AAGBfm3epzVtIIynKn6 bjjSXm8hbqnmbYw&nossl=1&oi=scholarr(diakses pada tanggal 21 Januari 2019)

(14)

11

Sastroasmoro, Sudigdo & Sofyan Ismael.(2011).Dasar – Dasar Metode Penelitian Klinis.Jakarta: Sagung set.

Sibogaria, Eva Ellya, dkk.(2010).Metodologi Penelitian untuk Mahasiswa Diploma Kesehatan.Jakarta: TIM.

Tamher & Noorkasiani.(2019).Kesehatan Usia Lnjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika

Widyanto, Faisalado.(2014).Keperawatan Komunitas dengan Pendekatan Praktik.Yogyakarta: Numed.

Referensi

Dokumen terkait

Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual -.. Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi

Bersama ini kami infokan bahwa Politeknik Negeri Sriwijaya akan menyelenggarakan The 1st International Conference Forum In Research, Science, And Technology. Bagi ibu/bapak

The disposal of the solid wastes in landfill sites should be properly monitored by analyzing samples from soil, water, and landfill gases within the landfill

Pelet dimasukan ke dalam silinder yang dipanaskan, dan lelehan plastik dipaksa memasuki cetakan baik dengan tekanan hidrolik atau dengan sistem screw yang berputar.. 2

Topologi model ini merupakan perpaduan antara tolologi linear bus dan star, yang terdiri dari kelompok-kelompok workstration dengan konfigurasi star yang terkoneksi

Tujuan dari penelitian yaitu menghubungkan algoritma Hermite, Bezier, B-Spline pada fungsi harmonisnya dengan menciptakan gambar atau citra yang tepat untuk suatu bentuk yang

Jadi motivasi kerja yang tinggi sangat penting untuk menghasilkan suatu kinerja individu yang baik, karena dengan adanya motivasi kerja yang tinggi maka

Walaupun belum ada standar yang secara khusus mengatur pengukuran biaya lingkungan, pengukuran yang dilakukan oleh kedua rumah sakit telah sesuai dengan dasar pengukuran yang