• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pembiayaan Dalam Mendukung Pembangunan Infrastruktur Sebagai Bagian dari Smart City

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Strategi Pembiayaan Dalam Mendukung Pembangunan Infrastruktur Sebagai Bagian dari Smart City"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Strategi Pembiayaan Dalam

Mendukung Pembangunan

Infrastruktur Sebagai Bagian

dari Smart City

Dipresentasikan dalam “Sustainable Infrastructure: Financing Smart City Development” Shuhaela mewakili Dr. Ir. Wahyu Utomo, M.S. (Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kementerian Koordinator

Bidang Perekonomian/ Sekretaris Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Januari 2016

(2)

Perkenalan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP)

1Usulan perubahan dalam revisi Peraturan Presiden 75/2014;

2Peran KPPIP sesuai Peraturan Presiden 75/2014: (1) Menetapkan strategi dan kebijakan, (2) Memantau dan mengendalikan

Anggota KPPIP melibatkan

Kementerian/Lembaga yang berperan penting dalam penyiapan proyek

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Kementerian Keuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional/Bappenas

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (BPN)

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman1

Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan1 E ks isti ng U su lan T amba ha n

Elemen Peran KPPIP

2

Pusat koordinasi pengambilan keputusan untuk debottlenecking Proyek Strategis Nasional dan Proyek Prioritas3

Peningkatan kualitas penyiapan proyek seperti penyusunan Outline Business Case (OBC).

Perbaikan regulasi dan kebijakan untuk percepatan infrastruktur.

Pengembangan kapasitas K/L dalam penyediaan infrastruktur.

Percepatan pengadaan tanah HVDC, percepatan penandatanganan loan agreement MRT Jakarta, percepatan lelang investasi Jalan Tol Balikpapan-Samarinda dan Jalan Tol Manado – Bitung

Penyusunan OBC Kilang Minyak Bontang untuk penetapan skema pendanaan.

Percepatan penerbitan revisi Peraturan Presiden tentang Pengadaan Tanah.

Penyusunan Panduan OBC untuk meningkatkan kualitas penetapan skema pendanaan.

(3)

Pemerintahan Jokowi-JK menargetkan 6,7% pertumbuhan ekonomi tahun

2015-2019, oleh karenanya, pembangunan infrastruktur sangat diperlukan

Enggano Kertajati Singkawang Muara Teweh Miangas Maratua Tojo Una-Una Pohuwato Moa Namniwel Taria Kenyam Aboy Sultan Hassanuddin Banda Aceh Belawan Kuala Tanjung Dumai Batam Pangkal Pinang Pontianak Panjang Padang Tj. Priok Cilacap Tj. Perak Lombok Kupang PalangkarayaBanjarmasin Makassar Maloy Bitung Halmahera Sorong Jayapura Merauke Ambon Koroway Batu

Konsep tol laut untuk mendukung

Indonesia sebagai poros maritim dunia

• membangun 24 pelabuhan

baru

• meningkatkan jumlah kapal besar (kargo perintis,kapal angkutan, kapal penyeberangan perintis)

• membangun 60 pelabuhan

penyeberangan

Meningkatkan konektivitas melalui

pembangunan transportasi udara

• membangun 15 bandara baru • membangun fasilitas kargo

udara di 9 lokasi

• membangun 20 pesawat

perintis

Meningkatkan efisiensi transportasi dengan pembangunan dan rehabilitasi

jalan

• membangun 2.650 km jalan baru • membangun 1.000 km jalan tol baru • rehabilitasi 46.770 km jalan eksisting

Mengurangi biaya logistik melalui

peningkatan infrastruktur perkeretaapian

membangun jalur baru di Jawa, Sumatera, Sulawesi, and Kalimantan:  2,159 km kereta antar kota

1,099 km kereta perkotaan

Membangun transportasi perkotaan

• membangun Bus Rapid

Transit (BRT) di 29 kota

• membangun MRT di 6 kota

metropolitan dan 17 kota besar

Meningkatkan rasio pelistrikan hingga 96.6% tahun 2019 melalui peningkatan kapasitas

• membangun pembangkit listrik

35.000 MW

Memastikan efisiensi produksi BBM dengan memaksimalkan

kilang domestik

• membangun kilang baru

2x300,000 barel per hari

• Revitalisasi kilang eksisting di Cilacap dan Balongan

Energi Terkait

Logistik Terkait

Lokasi 24 pelabuhan baru dan 15 bandara baru

Source: Bappenas

Mencapai kedaulatan pangan melalui

peningkatan sistem irigasi

• membangun 49 dam baru dan 30

pembangkit tenaga air

• memperluas 1 juta ha sistem irigasi • rehabilitasi sistem irigasi eksisting

Teknologi Terkait

Meningkatkan konektivitas dengan pembangunan infrastruktur TI

• meningkatkan jangkauan broadband hingga 100% di kota/kabupaten • meningkatkan indeks e-government hingga 3.4 (dari skala 4)

(4)

Infrastruktur di Indonesia terkendala keterbatasan pendanaan dari pemerintah,

sehingga diperlukan dana swasta untuk mempercepat penyediaan infrastruktur

CATATAN:

1) Angka tersebut merupakan perkiraan target kebutuhan pendanaan.

2) Porsi APBN berdasarkan pagu anggaran yang diajukan oleh BAPPENAS dan disetujui oleh Kementerian Keuangan 3) Perkiraan hanya berdasarkan investasi dan rehabilitasi proyek-proyek besar, belum termasuk biaya operasional

APBN dan

APBD

Kebutuhan

Pendanaan

BUMN ~ 22,23%

~ Rp1.066 triliun

~ Rp1.751 triliun

Total

Investasi

Infrastruktur

yang

Dibutuhkan

1)

(Rp 4.796,2

Triliun

3)

Investasi Swasta (KPBU Off Balance Sheet, Pinjaman,

Obligasi, dll) ~ 36,52%

APBN

~ 29,88%

2)

~ Rp1.433 triliun

APBD ~ 11,37%

~ Rp545 triliun

• Indonesia hanya memiliki surplus dana yang bersumber dari APBN dan APBD sebesar Rp 1.978 triliun untuk membiayai pembangunan

infrastruktur selama 5 tahun ke depan.

• Sedangkan untuk mencapai target standar hidup middle income

country pada tahun 2025,

diperlukan kurang lebih Rp 4.796,2 triliun investasi infrastruktur.

• Selain menaikan pagu hutang negara, gap pendanaan yang ada harus diisi oleh sumber dana alternatif, seperti BUMN dan Swasta sebesar Rp 2.817 triliun.

(5)

Pemerintah mendorong penyediaan infrastruktur dalam rangka pengembangan

smart city yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat

01

SMART

ECONOMY

02

SMART

MOBILITY

03

SMART

ENVIRO

NMENT

04

SMART PEOPLE

05

SMART

LIVING

06

SMART

GOVERN

ANCE

6 DIMENSI

SMART

CITY

Sumber: Smart City Indonesia

Konsep Smart City

1.

Sebuah kota berkinerja baik dengan berpandangan

ke dalam ekonomi, penduduk, pemerintahan,

mobilitas, lingkungan hidup;

2.

Sebuah kota yang mengontrol dan mengintegrasi

semua infrastruktur termasuk jalan, jembatan,

terowongan, rel, kereta bawah tanah, bandara,

pelabuhan, komunikasi, air, listrik, dan pengelolaa

gedung. Dengan begitu dapat mengoptimalkan sumber

daya yang dimilikinya serta merencanakan

pencegahannya. Kegiatan pemeliharaan dan keamanan

dipercayakan kepada penduduknya.

3.

Smart city dapat menghubungkan infrastruktur fisik,

infrastruktur IT, infrastruktur sosial, dan bisnis

infrastruktur untuk meningkatkan kecerdasan kota

4.

Smart city membuat kota lebih efisien dan layak huni

5.

Penggunaan smart computing untuk membuat smart

city dan fasilitasnya meliputi pendidikan, kesehatan,

keselamatan umum, transportasi yang lebih cerdas,

saling berhubungan dan efisien

(6)

Terdapat 5 alternatif sumber pendanaan yang bisa dimanfaatkan untuk

pembangunan infrastruktur dalam rangka pengembangan smart city

1

Pembayaran Ketersediaan Layanan/Availability Payment dan

Performance Based Annuity Scheme (PBAS)

Direct Lending

Strategic Funding via Strategic Company

Perbankan

(memperkuat peran perbankan melewati

relaksasi regulasi)

Pasar modal

(obligasi pemerintah, obligasi daerah,

sukuk, obligasi infrastruktur, dll.)

2

3

4

(7)

1. Pembayaran Ketersediaan Layanan/Availability Payment dan

Performance Based Annuity Scheme (PBAS)

Biaya pembangunan

Biaya Operation and Maintenance

Arus pengeluaran sektor swasta Anuitas Arus pengeluaran pemerintah

PBAS merupakan skema pembiayaan KPBU di mana pemenang tender mendapatkan

sejumlah uang dari pemerintah, baik semi-tahunan atau melalui jangka periodik yang sudah disepakati, melalui“pembayaran berkala” selama masa konsesi, setelah pemenang tender memberikan aset yang telah selesai dengan kualitas sesuai dengan kesepakatan.

PBAS atau AP sangat cocok untuk infrastruktur sosial seperti rumah sakit, sekolah, dsb yang merupakan bagian dari kebutuhan infrastruktur perkotaan.

Keuntungan PBAS

Dibandingkan Pengadaan Tradisional:

• Menghapuskan Completion Risk dari sisi pemerintah • Menghilangkan Budget Overrun Risk dari sisi pemerintah

• Biaya investasi tersebar di beberapa tahun sehingga beban anggaran tidak besar dan bisa membangun lebih banyak proyek

• Pemenang tender menjadi termotivasi untuk memperbaiki kualitas infrastruktur untuk mengurangi biaya O&M

• Menjamin pelaksanaan O&M Dibandingkan skema KPBU reguler:

• Membuat proyek dengan kelayakan finansial rendah menjadi bankable • Pemegang konsesi dapat mengumpulkan dana dengan biaya lebih kecil

karena ada kepastian pembayaran anuitas

• Meminimalkan risiko permintaan dari sisi pemegang konsesi

Perkembangan saat ini

1. Telah dimungkinkannya skema Availability

Payment yang secara konsep sama

dengan PBAS di dalam Perpres 38/2015 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)

2. Peraturan Menteri Keuangan No. 190/PMK.08/2015 tentang Pembayaran Ketersediaan Layanan dari APBN telah diterbitkan.

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pembayaran Ketersediaan Layanan dari APBN masih dalam penyusunan.

(8)

2. DIRECT LENDING

Alternatif pendanaan yang dapat mempercepat proses pinjaman dari bank pembangunan kepada BUMN

Salah satu sumber pendanaan untuk proyek infrastruktur berasal dari penerusan pinjaman bank pembangunan internasional dan lembaga donor (WB, ADB, JICA, KfW, dsb), yang disebut Subsidiary Loan Agreement (SLA). Akan tetapi, proses SLA dinilai memakan waktu yang sangat lama sehingga menyebabkan biaya yang tinggi karena tertunda nya pembangunan.

Skema Direct lending memungkinkan BUMN untuk meminjam kepada bank pembangunan international dan lembaga donor tanpa melewati proses SLA. Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden No. 82/2015 tentang Jaminan Pemerintah Pusat Atas Pembiayaan Infrastruktur Melalui Pinjaman Langsung dari Lembaga Keuangan Internasional kepada Badan Usaha Milik Negara.

SLA

Direct Lending

Proses

administrasi

Beban fiskal

pemerintah

Batas maksimum

pinjaman

Dibatasi batas maksimal pinjaman pemerintah (mempertimbangkan rasio utang negara)

Sesuai dengan kemampuan lender (tidak tergantung rasio utang negara)

Proyek perlu dimasukan ke Blue

Book dan Green Book, sehingga

perlu waktu lama

Proyek infrastruktur yang ditetapkan KPPIP, K/L atau masuk dalam RPJMN/RKP oleh Menteri PPN/Bappenas; memenuhi

kelayakan ekonomi & finansial; proyek yang ditugaskan pada BUMN melalui Perpres

Pemerintah menanggung liability sesuai jumlah total pinjaman

Pemerintah hanya menanggung contingent

liability jika proyek memerlukan penjaminan

(9)

Lebih lanjut, Pemerintah telah mengatur pemberian pinjaman untuk mendukung

proyek dengan skema KPBU dan proyek yang mendapatkan pinjaman langsung

Peraturan Presiden No. 82/2015 tentang Jaminan

Pemerintah Pusat Atas Pembiayaan Infrastruktur

Melalui Pinjaman Langsung Dari Lembaga

Keuangan Internasional kepada Badan Usaha

Milik Negara

• Potensi penjaminan untuk PT PLN yang akan menerima pinjaman langsung untuk proyek pembangkit dan transmisi dengan skema IPP (Contoh: Transmisi Sumatera 500kV)

• Potensi penjaminan untuk BUMN konstruksi yang ditugaskan untuk membangun infrastruktur melalui Peraturan Presiden

• Keterbatasan BUMN yang dapat menerima

pinjaman langsung dengan penjaminan mengingat hanya proyek yang ditugaskan melalui Peraturan Presiden yang dapat menerima penjaminan.

Landasan Hukum

Peraturan Presiden No. 78/2010 tentang Penjaminan Infrastruktur Dalam Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha yang Dilakukan Melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur

Contoh Implementasi

• Persetujuan penjaminan untuk PLTU Batang • Letter of Intent untuk SPAM Lampung telah

diterbitkan

• Potensi penjaminan untuk PLTU Mulut Tambang Sumsel 9 & 10

Tantangan

• Cakupan jaminan masih terbatas dan mungkin tidak sesuai permintaan investor

• Duplikasi proses permintaan pinjaman dan dukungan pemerintah (VGF)

Penjaminan Pemerintah untuk Direct Lending

Penjaminan Pemerintah untuk Proyek KPBU

(10)

3. STRATEGIC FUNDING via STRATEGIC COMPANY

Anak Perusah

aan A

SPV 1 SPV 2 SPV 3 SPV 4 SPV 5 SPV 6

• Didanai melalui Penyertaan Modal dan availability

payment

• Swastanisasi setelah

demand dipastikan

• Didanai dari dana yang dihasilkan oleh fase 1 • Tambahan Penyertaan

Modal

• Dilelang dengan skema KPBU dan ditambahan fasilitas MRG*

• Swastanisasi

• Didanai dari dana yang dihasilkan oleh fase 2 • Dilelang dengan skema

KPBU ditambahan fasilitas MRG* setelah demand diketahui

Fase I Fase 2 Fase III

Holding

Company

• Penyertaan modal kepada anak perusahaan untuk kegiatan operasional

• IPO saat memasuki masa operasional

• Melakukan pelelangan KPBU

Anak Perusaha an B Anak Perusaha an C Strategic Company adalah sebuah BUMN yang didirikan untuk mengembangkan beberapa proyek

infrastruktur yang saling terhubung satu dan yang lainnya secara terintegrasi. Entitas Strategic Company akan menggabungkan berbagai sumber

pendanaan seperti APBN, APBD, KPS, serta

Pinjaman untuk mengembangkan

beberapa proyek sekaligus secara terintegrasi. Contoh: 1. Sichuan Expressway, Tiongkok 2. SMRT, Singapura 3. Ankara Esenbaga, Turki

4. Delhi Metro Railway

(11)

4. PERBANKAN

Diperlukan penguatan kapasitas Bank dalam memperoleh tambahan modal yang bersifat jangka panjang

Dana Pihak Ketiga (DPK) per Tenor (IDR Trilliun) Giro Tabungan Simpanan Berjangka Total DPK - 1 bulan - 3 bulan - 6 bulan - > 12 bulan 847 1,213 161 1,604 987 298 158 3,664 912 1,167 189 1,756 1,012 373 177 3,835 24% 30% 5% 46% 26% 10% 5% 100% 2013 2014 % of DPK

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

Sumber Pendanaan (IDR Trilliun) Perbankan

Penerbitan saham dan obligasi Lembaga pembiayaan Total DPK 3,468 1,081 355 4,904 71% 22% 7% 100% 2014 %

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

Pembiayaan infrastruktur Indonesia masih sangat tergantung oleh perbankan yang porsinya mencapai 70%, dimana sifat perbankan yang cenderung jangka pendek (~95% di bawah 1 tahun) tidak sesuai dengan keperluan infrakstruktur yang bersifat jangka panjang (~10 tahun).

Untuk meningkatkan dana yang tersedia dalam upaya mendorong pembiayaan infrastruktur ke depan, Bank perlu mendapatkan modal yang bersifat jangka panjang. Berikut terdapat 2 usulan relaksasi regulasi dalam upaya meningkatkan modal :

1. Peninjauan kembali peraturan terkait Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) dan konsep holding

Regulasi ini membatasi dukungan pendanaan yang dapat dicairkan ke proyek.

2. Diperbolehkan kepemilikan saham

pemerintah di bank BUMN di bawah 50% Pada saat ini, kepemilikan saham pemerintah di bank BUMN tidak bisa di bawah 50%. Jika dalam pembahasan RUU Perbankan

diperbolehkan kepemilikan saham pemerintah di bank BUMN bisa di bawah 50%, maka akan meningkatkan dana yang signifikan.

(12)

5. PASAR MODAL

Merupakan sumber dana jangka panjang dimana pemanfaatan belum optimal

1. Obligasi pemerintah 2. Obligasi daerah

Kemampuan pemerintah daerah untuk meningkatkan pendanaan melalui skema pembiayaan alternatif, tanpa harus membebani APBN. (Jawa Barat diperkirakan akan menjadi penerbit pertama di tahun 2015.)

3. Sukuk

Mampu memperluas basis investor institusi (terutama, bank syariah, dana syariah, dll), baik dari lokal dan luar negeri (negara-negara Timur Tengah).

Selama tahun 2013, terdapat 10 penerbitan sukuk korporasi dan 16 sukuk negara dengan total nilai mencapai Rp 51,4 triliun.

Hingga periode 3 Maret 2014, sudah diterbitkan 64 sukuk korporasi senilai Rp 11,99 triliun dan 43 sukuk negara dengan total nilai Rp 139,97 triliun.

4. Obligasi infrastruktur / KIK EBA (Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset)/ RDPT (Reksa Dana Penyertaan Terbatas)

Pengembangan yang dapat dilakukan bisa dalam bentuk perbankan melepas pinjaman infrastrukturnya dengan skema

originate-carry-refinance. Proyek infrastruktur yang telah selesai dibangun dan telah stabil

pendapatannya dapat ditawarkan ke long-term investors. Dengan demikian, project loan cukup dipegang 3-4 tahun, dan capital dapat Pasar modal memberikan berbagai peluang opsi sumber dana yang

bisa ditujukan kepada institutional investor dan jugaretail investor….

• Saat ini, jumlah investor di pasar modal hanya ada 400 ribu orang yang tercatat sebagai investor ritel.

• Dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang mencapai 240 juta, pasar modal menyajikan peluang besar yang belum dimanfaatkan. • Masalah utamanya adalah preferensi

masyarakat terhadap investasi jangka pendek yang dikarenakan kurangnya pemahaman atas perbedaan

risk-return berbagai jenis investasi.

Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam investasi jangka panjang seperti di bidang

infrastruktur, perlu ditingkatkan program edukasi ke masyarakat. … Namun, perlu ditingkatkan partisipasi masyarakat melalui edukasi

(13)

TERIMA KASIH

Sekretariat

– Komite Percepatan Penyediaan

Infrastruktur Prioritas (KPPIP)

Menara Merdeka,8

th

Floor - Jalan Budi Kemuliaan I No. 2

Jakarta 10110, Indonesia

T. +62 21 2957 3771, +62 21 2957 3772

F. +62 21 2957 3773

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, syukur ke hadrat Allah S.W.T kerana dengan izin dan limpah kurnia-Nya, Pusat Pengajian Ekonomi, Fakulti Ekonomi dan Pengurusan, Universiti Kebangsaan Malaysia

Rasa syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya serta baginda Rasulullah SAW yang memberikan petunjuk ke jalan yang baik

Berdasarkan analisis data yang telah diuraikan, maka dapat diambil simpulan bahwa proses berpikir siswa laki- laki dalam menyelesaikan soal cerita tentang keliling dan luas

Dari hasil uji penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa variabel usia, tingkat Pendidikan, dan biaya perjalanan tidak

Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis kandungan amoniak dan bakteri coliform total pada limbah cair Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bitung pada

Tempoh pinjaman adalah antara faktor yang penting untuk menentukan jumlah installment anda dan bergantung kepada usia pemohon. Contohnya, Bank XXX menawarkan pakej pinjaman

Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan pada satu variabel akan diikuti oleh perubahan variabel lain, baik dengan arah yang sama maupun dengan arah yang

Untuk membuat lembar kerja lebih mudah dibaca dan mengurangi kemungkinan error, Anda dapat memasukkan pecahan dan menam- pilkannya dalam format pecahan dengan diawali nilai nol