• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KREDIT DAN PEMBIAYAAN PERBANKAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI INDONESIA JURNAL ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KREDIT DAN PEMBIAYAAN PERBANKAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI INDONESIA JURNAL ILMIAH"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KREDIT DAN PEMBIAYAAN PERBANKAN TERHADAP

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SERTA DAMPAKNYA

TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI INDONESIA

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh: Khoirul Hamida 165020501111034

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2021

(2)

Pengaruh Kredit dan Pembiayaan Perbankan terhadap Produk Domestik Regional Bruto serta Dampaknya terhadap Kesempatan Kerja di Indonesia

Khoirul Hamida

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email: khoirulhamida@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini memiliki dua tujuan, diantaranya untuk melihat pengaruh kredit dan pembiayaan yang disalurkan perbankan terhadap produk domestik regional bruto serta pengaruh produk domestik regional bruto terhadap kesempatan kerja di Indonesia. Variabel penelitian yang digunakan adalah nilai kredit dan pembiayaan perbankan, produk domestik regional bruto dan kesempatan kerja. Penelitian menggunakan model data panel dengan kombinasi data time series periode 2015-2019 dan data cross section, yaitu 33 provinsi. Metode analisis data yang digunakan adalah Ordinary Least Square dengan model regresi berganda dan regresi double log data panel dengan pendekatan yang terpilih adalah Fixed Effect. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa pada persamaan pertama, kredit dan pembiayaan perbankan hanya memberikan pengaruh terhadap produk domestik regional bruto secara simultan, tidak dengan parsial. Selanjutnya, pada persamaan kedua, hasil regresi menunjukkan tingkat elastisitas kesempatan kerja sebesar 0,50.

Kata kunci: Kredit, Pembiayaan, Produk Domestik Regional Bruto, Kesempatan Kerja.

ABSTRACT

This research aims to analyze the effect of credit and financing banking on production and its impact of Gross Regional Domestic Product on jobs opportunity in Indonesia. The research variables used are the value of bank credit and financing, Gross Regional Domestic Product, and the job opportunity. The study used a panel data model with a combination of data in the 2015-2019 period from 33 provinces. The data analysis method used in this research is Ordinary Least Square with multiple regression models and double log regression with the chosen approach is Fixed Effect. Based on the regression results, credit and financing banking merely have an effect on Gross Regional Domestic Product simultaneously, not partially. Furthermore, in the second equation, the regression results show the elasticity level of employment opportunities is 0.50.

(3)

A. PENDAHULUAN

Persoalan pengangguran yang didefinisikan sebagai seseorang yang tidak bekerja, bersedia bekerja, dan sedang mencari kerja tidak memberikan kontribusi terhadap produksi barang atau jasa (Mankiw, 2017). Selama sepuluh tahun terakhir, peride 2009-2019 tingkat pengangguran di Indonesia menurun sebesar 2,59%. Namun, jika dilihat dalam wilayah provinsi periode Februari dan Agustus 2019, hanya enam provinsi yang mengalami penerunan tingkat pengangguran, yaitu Sumatera Utara (5,56% menjadi 5,41%), Kalimantan Timur (6,66% menjadi 6,09%), Kalimantan Utara (5,8% menjadi 4,4%), Sulawesi Tengah (3,54% menjadi 3,15%), Sulawesi Selatan (5,42% menjadi 4,97%), dan Maluku Utara (5,09% menjadi 4,97%).

Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional kondisi tingkat pengangguran tahun 2020 dapat mencapai 8,1% sampai 9,2% (Thomas, 2020). Seperti pada masa sulit Pandemi COVID-19, permasalahan pengangguran yang terjadi salah satunya karena pemutusan hubungan kerja (PHK) telah banyak menimpa masyarakat (Putri, 2020). Dengan tingkat pengangguran di Indonesia tahun 2019 sebesar 5,28%, keadaan ini tetap memprihatinkan karena mencari nafkah adalah suatu kebutuhan alami. Maka terdapat berbagai cara dan sarana untuk mencari sumber penghidupan (Khaldun, 2019 ).

Dikutip dari buku Ekonomi Pembangunan (Todaro & Smith, 2012), cara meningkatkan besaran kesempatan kerja dapat dilakukan melalui perluasan industri skala kecil dan padat karya. Seringkali barang konsumsi dalam proses produksinya membutuhkan lebih banyak tenaga kerja per unit output dan per unit modal. Perluasan industri dengan mendorong pertumbuhan nilai produksi dapat melalui pemberian modal. Berdasarkan hal tersebut, modal usaha yang didefinisikan dalam skripsi ini diambil dari penyaluran dana perbankan melalui kredit dan pembiayaan. Secara umum, penyaluran dana kredit semula Rp1.747.080 miliar (2015) meningkat menjadi Rp2.220.792 miliar (2019). Sedangkan pada pembiayaan, seiring dengan meningkatnya pangsa pasar, pemberian modal meningkat dari Rp177.482 miliar (2015) menjadi Rp225.146 miliar (2019).

Selanjutnya dampak dari pemberian modal pada akhirnya akan menyumbang kontribusi pertumbuhan ekonomi negara. Secara agregat jumlah nilai produksi barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi tercerminkan dalam Produk Domestik Bruto (PDB) (Badan Pusat Statistik). Selama periode 2015-2019 kondisi nilai PDB Indonesia terus mengalami peningkatan. Semula tahun 2015 sejumlah Rp11.526.333 miliar dan meningkat menjadi Rp15.833.943 miliar. Pertumbuhan nilai

(4)

produksi yang dihasilkan selanjutnya akan membawa peluang terbukanya kesempatan kerja, seperti dalam konsep employment elasticity. Tiap terjadinya peningkatan 1% pada pertumbuhan ekonomi (Produk Domestik Bruto: PDB) akan menghasilkan perluasan lapangan kerja. Maka dari itu besaran tingkat elastisitas ketenagakerjaan akan mendorong kondisi padat karya (Morén & Wändal, 2019).

Dengan tingkat pengangguran di Indonesia yang menurun 2,59% selama periode 2015-2019, peneliti ingin meninjau permasalahan tersebut berdasarkan teori Todaro dan Smith. Bahwa tiap pemberian modal akan mendorong Produk Domestik Regional Bruto dan selanjutnya akan meningkatkan kesempatan kerja. Maka dari itu, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kredit dan Pembiayaan Perbankan terhadap Produk Domestik Regional Bruto serta Dampaknya terhadap Kesempatan Kerja di Indonesia”.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Modal dan Perannya dalam Perekonomian

Modal merupakan total barang fisik pada waktu tertentu yang dihasilkan untuk digunakan bagi produksi barang dan jasa lainnya (Todaro & Smith, 2012). Sedangkan menurut (Mankiw, 2017), modal adalah persediaan peralatan dan struktur yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Artinya modal perekonomian adalah hasil akumulasi dari produksi barang dan jasa sebelumnya yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang baru.

Dalam (Todaro & Smith, 2012), modal dianggap sebagai salah satu komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi. Modal yang dimaksud ialah akumulasi modal, yang bertujuan untuk meningkatkan persediaan modal riil suatu negara berupa investasi bersih dalam aset tetap. Selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan produksi barang modal diperlukan pengurangan produksi barang konsumsi. Komponen lainnya adalah pertumbuhan penduduk yang akan meningkatkan pertumbuhan angkatan kerja dan selanjutnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Jika kondisi angkatan kerja lebih besar maka akan lebih banyak pekerja yang produktif, dan akan meningkatkan potensi pasar domestik. Namun perlu diperhatikan bahwa hal ini sangat tergantung pada kemampuan sistem ekonomi untuk menyerap dan secara produktif mempekerjakan pekerja tambahan.

Bank sebagai Lembaga Perantara Keuangan

Di Indonesia melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan mulai terbit peraturan terkait operasional Bank Umum Syariah. Sejak saat itu, industri perbankan telah menerapkan dual sistem (dual banking system) yaitu

(5)

konvensional dan syariah yang berjalan secara paralel dan mempunyai hubungan keuangan terbatas serta menciptakan diversifikasi risiko keuangan yang beragam. Dengan begitu, industri perbankan dapat mengurangi masalah risiko sistemik yang terjadi saat krisis keuangan (Umam & Antoni, 2018).

Dalam menjalankan kegiatan dari segi kelembagaan dan bidang usaha perbankan melakukan usahanya denga cara sama, yang membedakan terletak pada cara dan proses: konvensional menggunakan sistem bunga sedangkan syariah menggunakan sistem bagi hasil (Wangsawidjaja Z, 2012). Berdasarkan nilai strategisnya, bank memiliki fungsi sebagai lembaga perantara (intermediary institution) antara pihak kelebihan dana (surplus of fund) dengan pihak yang kekurangan dan memerlukan dana (lack of fund) (Umam & Antoni, 2018). Tertuang dalam Pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan bahwa kegiatan perbankan di Indonesia berkontribusi dalam pembangunan nasional. Hal ini dirumuskan dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain itu dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Perbankan Syariah, kontribusi bank syariah ialah untuk meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat. (Umam & Antoni, 2018).

Penyaluran dana pembiayaan oleh bank bertujuan untuk mencapai kesejahteraan umum (maslahah mursalah). Selain itu, maslahah mursalah juga dapat diartikan sebagai upaya untuk mendapatkan manfaat bagi kepentingan umum dan menghindarkan risiko. Meskipun begitu, operasional kerja bank syariah juga senantiasa tidak terhindar dari berbagai masalah seperti dalam pembiayaan (non performing financing) dan kendala-kendala (sarana, sumber daya manusia, sosialisasi dan edukasi, permodalan, dan regulasi) yang dikhawatirkan dapat menghambat laju perkembangan bank syariah di Indonesia (Wangsawidjaja Z, 2012).

Layanan pemberian modal perbankan menyediakan berbagai jenis macam kredit kepada masyarakat. Berdasarkan tujuannya, kredit digolongkan pada jenis konsumsi, modal kerja atau produktif, investasi, dan perdagangan. Pada golongan konsumtif diperuntukkan bagi keperluan debitur bersama keluarganya. Pada kredit modal kerja ditujukan bagi pelaku usaha untuk menambah modal usaha guna memperlancar proses produksi. Lalu kredit investasi atau berkaitan dengan kegiatan penanaman modal terhadap suatu bidang industri. Sedangkan kredit perdagangan diberikan untuk membeli barang-barang yang akan dijual kembali (Karmila, 2010).

(6)

Kesempatan Kerja

Perubahan kebutuhan akan tenaga kerja suatu industri akan bergantung terhadap kondisi makro ekonomi. Hal ini dijelaskan sebagai elastisitas ketenagakerjaan (employment elasticity), bahwa tiap peningkatan 1% pada pertumbuhan ekonomi (Produk Domestik Bruto: PDB) akan menghasilkan perluasan lapangan kerja. Maka dari itu besaran tingkat elastisitas ketenagakerjaan akan mendorong kondisi padat karya (Morén & Wändal, 2019).

Dikutip dari (Islam & Nazara, 2000), terdapat beberapa penjelasan mengenai konsep elastisitas ketenagakerjaan, diantaranya 1) Konsep ini menguraikan hubungan antara tenaga kerja dan hasil produksi dari sisi permintaan bukan dari sisi penawaran. Artinya, konsep ini berfokus untuk melihat nilai PDB sebagai representasi permintaan agregat terhadap peningkatan tenaga kerja; 2) Perubahan teknologi dan ilmu pengetahuan akan memengaruhi besaran pertumbuhan ekonomi, karena bagi pemangku kebijakan, elastisitas ketenagakerjaan bersifat endogenous. Inisiatif kebijakan yang dibuat dapat mendorong teknologi padat karya atau malah akan menimbulkan bias modal dalam proses produksi; 3) Kompleksitas pengukuran elastisitas ketenagakerjaan di Indonesia karena dampak PDB tidak simetris terhadap lapangan kerja. Hal ini terjadi ketika krisis ekonomi, penggunaan koefisien elastisitas ketenagakerjaan akan melebih-lebihkan dampaknya terhadap pengangguran.

Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan tersedianya lapangan pekerjaan yang siap diisi oleh para pencari kerja. Atau dapat diartikan sebagai lapangan pekerjaan yang sudah diisi dan yang masih belum diisi oleh para pencari kerja. Kebutuhan akan tenaga kerja bergantung pada pasar tenaga kerja, artinya kondisi penyerapan tenaga kerja sangat bergantung pada penawaran dan permintaan tenaga kerja. Pada sisi permintaan tenaga kerja, para pemberi kerja akan memperhatikan tingkat produksi, kualifikasi tertentu, besarnya keuntungan, tingkat investasi dan menawarkan sejumlah upah (Hastyorini, 2019).

Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu diperlukan sebagai bahan rujukan dalam peningkatan posisi penelitian lanjutan guna mengetahui pada kondisi tertentu apakah penelitian tersebut mendukung ataupun menolak. Pemilihan penelitian terdahulu ditinjau berdasarkan kesamaan konsep serta metode yang digunakan. Berikut beberapa penelitian terdahulu yang digunakan.

(7)

Modal yang disalurkan berupa pengeluaran pemerintah, investasi, kredit bank umum, kredit usaha rakyat, dan pembiayaan memberikan pengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan atau perkembangan produksi industri (Harijono & Utama, 2013), (Dharma & Djohan, 2015), dan (Jaya, 2018). Penyaluran kredit bagi kinerja ekonomi sektoral berdasarkan PDRB menurut lapangan usaha, pada sektor industri pengolahan, konstruksi, perdagangan, dan jasa-jasa berpengaruh positif signifikan terhadap nilai produksi masing-masing sektor (Pradyasti, 2019). Begitupun dalam penelitian (Alatan, 2015) menemukan adanya pengaruh pemberian kredit sektor ekonomi terhadap PDRB riil Jawa Timur. Hal ini juga terjadi di Aceh, bahwa kredit perbankan sektor pertanian berpengaruh positif signifikan terhadap PDRB sektor pertanian (Fauziah & Sofyan, 2014).

Dalam penelitian (Pradyasti, 2019), nilai produksi atas PDRB menurut lapangan usaha berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja pada seluruh sektor kecuali untuk sektor perdagangan dan sektor jasa-jasa. Begitu pun yang terjadi pada sektor mikro bahwa penyaluran dana pembiayaan berpengaruh terhadap perkembangan usaha melalui peningkatan modal yang mendorong produksi dan perluasan kebutuhan tenaga kerja (Harahap, 2019). Pada lingkup Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Kota Blitar, seiring dengan meningkatnya nilai pada jumlah unit usaha, nilai investasi, dan nilai produksi akan diiringi dengan tingkat penyerapan tenaga kerja sebesar 84% (Lestariani, 2016).

Kerangka Pikir

Gambar 1. Kerangka Pikir

Hipotesis

Perumusan hipotesis digunakan untuk menguji kebenaran teori, memberikan gagasan baru dalam pengembangan teori, dan memperluas pengetahuan peneliti tentang gejala yang sedang dipelajari (Suryani & Hendryadi, 2015). Berikut ini terdapat beberapa hipotesis penelitian yang akan diuji:

𝐻1 : Diduga kredit dan pembiayaan memiliki pengaruh signifikan terhadap produk domestik regional bruto; dan

𝐻2 : Diduga produk domestik regional bruto memiliki pengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja.

Konvensional Syariah Kredit Pembiayaan Pelaku Usaha PDRB Kesempatan Kerja Bank Umum

(8)

C. METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian yang dipilih adalah kuantitatif, yaitu suatu pendekatan penelitian yang bersifat objektif, mencakup pengumpulan dan analisis data kuantitatif serta menggunakan metode pengujian statistik (Asep Hermawan, 2017). Variabel terkait dalam penelitian ini adalah yang tergambarkan melalui kredit Bank Umum dan pembiayaan BUS sebagai variabel independen. Selanjutnya variabel dependen, yaitu produk domestik regional bruto serta kesempatan. Variabel yang digunakan menggunakan kombinasi data time series dan cross section, yaitu penelitian dengan 33 provinsi selama periode 2015-2019.

Pada penelitian ini, data yang digunakan berasal dari berbagai sumber. Data kredit Bank Umum Konvensional diperoleh dari publikasi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan dalam Statistik Perbankan Indonesia edisi 2015-2019 (Otoritas Jasa Keuangan, 2019). Selaras dengan data kredit, pembiayaan BUS diakses dari publikasi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan dalam Statistik Perbankan Syariah periode 2015-2019 (Otoritas Jasa Keuangan, 2019). Kemudian data PDRB atas dasar harga konstan (riil) diakses melalui Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-Provinsi di Indonesia Menurut Lapangan Usaha 2015-2019 katalog BPS: 9302001 (Badan Pusat Statistik, 2020). Selanjutnya data kesempatan kerja dalam Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Provinsi dan Jenis Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu, 2008-2019 diakses melalui website BPS (Badan Pusat Statistik, 2020).

Metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda data panel dan regresi double-log data panel. Pengujian pertama yang dilakukan untuk menentukan pendekatan dilakukan dengan menggunakan Uji Chow, Uji Hausman, dan Uji Lagrange Multiplier. Selanjutnya untuk menentukan model terbaik dilakukan pengujian asumsi klasik berupa pendeteksian multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Lalu untuk melihat hasil pengaruh dilakukan Uji T dan Uji F.

Gambar 2. Model Penelitian

Sumber : Olah data, 2020. Kredit X₁ Pembiayaan X₂ PDRB  Y₁ LnY₁  Kesempatan Kerja Y₂

(9)

Dari model yang tertera di atas akan terbentuk dua persamaan yaitu: 1) 𝑌1𝑖𝑡 = α+ 𝛽1𝑋1𝑖𝑡 + 𝛽2𝑋2𝑖𝑡 + ԑ𝑖𝑡

2) 𝐿𝑛 𝑌2𝑖𝑡 = α+ 𝛽𝐿𝑛 𝑌1𝑖𝑡 + ԑ𝑖𝑡

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Pengaruh Kredit dan Pembiayaan Perbankan terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Indonesia

Pada persamaan pertama, pendekatan yang terpilih adalah Fixed Effect Model. Selanjutnya, untuk menentukan model regresi terbaik dalam syarat Best Linear Unbiased Eficient Estimator (BLUE) dilakukan asumsi klasik. Identifikasi multikolinearitas dan heteroskedastisitas menunjukkan gejala korelasi yang sangat tinggi antara variabel kredit dan pembiayaan dengan nilai 0.990632 dan terindikasi data bersifat heterokedastisitas . Dengan hasil seperti itu, dilakukan perbaikan nilai melalui transformasi model dengan first difference data variabel. Setelah itu, dilakukan kembali pengujian multikolinearitas, didapati bahwa variabel kredit dan pembiayaan terbebas dari gejala dengan nilai 0,444503. Hasil perbaikan heteroskedastisitas menunjukkan perbaikan varian residual antar satu pengamatan dengan lainnya menjadi tetap dengan nilai kredit 0,4029 dan pembiayaan 0,5743.

Tabel 1. Hasil Uji Pendekatan Data Panel dan Asumsi Klasik

Variabel Uji Chow Uji Haus-man Multiko-linearitas Perbaikan Multiko-linearitas Heteros-kedastisitas Perbaikan Heteros-kedastisitas Kredit (x1) 0,0000 0,0000 0.990632 (gejala) 0.444503 (terbebas) 0.0012 (gejala) 0.4029 (terbebas) Pembiaya- an (X2) 0.990632 (gejala) 0.444503 (terbebas) 0.0051 (gejala) 0.5743 (terbebas) Sumber : Data diolah, 2020.

Langkah selanjutnya adalah identifikasi hasil pengujian regresi berganda. Dari hasil olah data regresi berganda maka terbentuk persamaan menjadi berikut:

𝑫𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌 𝑫𝒐𝒎𝒆𝒔𝒕𝒊𝒌 𝑹𝒆𝒈𝒊𝒐𝒏𝒂𝒍 𝑩𝒓𝒖𝒕𝒐𝒊𝒕 = 14741.31 + 𝟎. 𝟎𝟓𝟏𝟖𝟕𝟕𝑫𝑲𝒓𝒆𝒅𝒊𝒕𝒊𝒕 + 𝟏. 𝟕𝟔𝟖𝟔𝟗𝟖𝐃𝑷𝒆𝒎𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂𝒂𝒏𝒊𝒕 + ԑ𝒊𝒕

Koefisien regresi kredit bertanda positif 0.051877, artinya pada kondisi terjadinya peningkatan persentase nilai kredit sebesar Rp1 akan beriringan dengan meningkatnya Produk Domestik Regional Bruto sebesar Rp0.05187. Sedangkan koefisien regresi pembiayaan bertanda positif 1.768698, artinya tiap terjadi penurunan tingkat pembiayaan

(10)

sebesar Rp1 maka akan meningkatkan persentase Produk Domestik Regional Bruto sebesar Rp1.768698.

Tabel 2. Hasil Regresi Kredit dan Pembiayaan terhadap Produk Domestik Regional Bruto Variabel Independen Variabel Dependen Koefisien Prob (F-Statistik) Prob. t hitung Std. Eror R-squared DKredit (X₁) Produk Domestik

Regional Bruto (Y₁) 0.051877 0.000000 0.2099 0.041101 0.977092 DPembiayaan (X₂) 1.768698 0.1799 1.309362

Sumber: Data diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 2. pada persamaan pertama, nilai Prob (F-Statistik) menunjukkan angka 0,000000, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi persamaan pertama mampu menjelaskan pengaruh kredit dan pembiayaan secara bersama-sama terhadap Produk Domestik Regional Bruto. Namun pada nilai prob. t hitung variabel independen X₁ dan X2 adalah sebesar 0,2099 dan 0,1799 lebih besar dari tingkat kesalahan. Maka

kredit dan pembiayaan memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto. Meskipun begitu, nilai Adjusted R-square yang muncul adalah 0.969062 yang menunjukkan proporsi pengaruh kredit dan pembiayaan terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 96%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian.

Hasil Penelitian Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto terhadap Kesempatan Kerja di Indonesia

Proses penentuan pendekatan regresi juga dilakukan dalam persamaan kedua mengenai pengaruh Produk Domestik Regional Bruto terhadap kesempatan kerja. Hasil dari Uji Chow dan Uji Hausman menunjukkan nilai 0,000 dan 0,0014 kurang dari alpha maka pendekatan yang terpilih, yaitu fixed effect. Pada pengujian asumsi klasik pun, persamaan kedua terbebas dari gejala heteroskedastisitas.

Tabel 3. Hasil Uji Pendekatan Data Panel dan Asumsi Klasik Variabel Independen Variabel

Dependen Uji Chow Uji Hausman Heteros- kedastisitas Log Pertumbuhan Produksi (Y₁) Log Kesempatan Kerja (Y₂) 0,000 (<0,05) 0,0014 (<0,05) 0.5464 (terbebas) Sumber: Data diolah, 2020.

(11)

Model persamaan yang terbentuk atas hasil nilai koefisien regresi Produk Domestik Regional Bruto bernilai positif, artinya ketika terjadi peningkatan produksi barang dan jasa maka persentase kesempatan kerja juga akan mengalami kenaikan. Pada kondisi sebaliknya, jika nilai produksi barang dan jasa mengalami penurunan maka tingkat kesempatan kerja juga akan turun. Kondisi ini menggambarkan kenaikan persentase Produk Domestik Regional Bruto sebesar satu persen akan meningkatkan kesempatan sebesar 0,505752%.

𝑳𝒏 (𝑲𝒆𝒔𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝑲𝒆𝒓𝒋𝒂)𝒊𝒕 =

8,522419 + 𝟎, 𝟓𝟎𝟓𝟕𝟓𝟐 𝑳𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒕𝒖𝒎𝒃𝒖𝒉𝒂𝒏 𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊𝒊𝒕+ ԑ𝒊𝒕 Tabel 4. Hasil Pengujian Regresi Double-Log Data Panel Variabel Independen Variabel Dependen Koefisien Prob (F-Statistik) Prob. t hitung Std. Eror R-squared Ln Produk Domestik Regional Bruto (Y₁) Ln Kesempatan Kerja (Y2) 0,505752 0.0000 0.000000 0.041101 0.999196 Sumber: Data diolah, 2020.

Berdasarkan hasil pengujian, nilai Prob (F-Statistik) menunjukkan angka 0.000000 lebih kecil dari alpha. Kondisi tersebut mengidentifikasi estimasi model tergolong layak. Dengan nilai tersebut menunjukkan bahwa model regresi yang diestimasi mampu menjelaskan pengaruh Produk Domestik Regional Bruto terhadap kesempatan kerja di Indonesia. Nilai R-square yang dihasilkan dari persamaan kedua adalah 0.999196. Artinya, proporsi pengaruh Produk Domestik Regional Bruto terhadap kesempatan kerja di Indonesia adalah sebesar 99%, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada di dalam model regresi.

Pembahasan Pengaruh Secara Simultan Kredit dan Pembiayaan Perbankan Terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Indonesia

Pada rentang lima tahun terakhir, penyaluran dana kredit dan pembiayaan bank umum yang diperuntukkan bagi modal kerja, investasi, maupun konsumsi secara nominal terus mengalami peningkatan. Hal ini selaras dengan tingkat produksi barang dan jasa juga mengalami peningkatan. Maka tidak dipungkiri bahwa secara bersamaan modal yang disalurkan berdampak pada pertumbuhan ekonomi negara.

Hasil ini menggambarkan keadaan serupa yang ditelaah oleh para peneliti sebelumnya di berbagai negara. Seperti di Yaman, Kamerun, Afrika Barat, dan Inggris bahwa penyaluran dana kredit perbankan dalam jangka panjang ataupun pendek terbukti memberikan kontribusi bagi perekonomian negaranya dengan meningkatkan nilai

(12)

produksi. Artinya, perbankan sebagai lembaga intermediasi mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Selain itu, negara-negara tersebut dalam penyaluran kredit juga memperhatikan faktor lainnya, berupa tingkat suku bunga, pajak, dan inflasi (Mushabeb, 2015), (Thierry, Jun, Eric, Yannick, & Landry, 2016), (Abubakar, Kassim, & Yusoff, 2015), dan (Vazakidiz & Adamopoulos, 2011).

Kontribusi yang diberikan dari pembiayaan bersama dengan kredit didukung dengan tingkat pangsa pasar BUS tahun 2019 mencapai 6,01% (Bareksa, 2019). Selain itu, pendorong utama juga disumbang dengan terus bertambahnya jumlah nasabah dana pihak ketiga yang dalam lima tahun terakhir bertambah 9.571.862 (Statistik Perbankan Syariah, 2019). Selaras dengan penelitian sebelumnya, pada periode 2003-2010 membuktikan adanya kontribusi pembiayaan yang diberikan dalam jangka pendek maupun panjang terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Kondisi ini juga teridentifikasi di negara islam lainnya, seperti Malaysia, Bahrain, Qatar, dan Pakistan, bahwa nilai pembiayaan BUS bergerak seiring dengan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Bersama dengan sistem keuangan lainnya, perbankan syariah memiliki peranan utama dalam menangani perekonomian lemah melalui perluasan sistem keuangan syariah dan merekayasa sistem untuk mendapatkan produk serta layanan yang berbasis strategi pemasaran dan keuangan islam (Abduh & Omar, 2012) dan (Naz & Gulzar, 2018). Pengaruh Parsial Kredit dan Pembiayaan Perbankan terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Indonesia

Berbeda dengan pengaruh simultan, secara parsial kedua variabel indepen tersebut nyatanya tidak memberikan pengaruh secara signifikan. Masing-masing nilai signifikansi kredit dan pembiayaan melebihi α (0.05), meskipun nilai koefisien dan kelayakannya menunjukkan hasil positif dan tinggi. Kondisi ini membuktikan, jika pemberian modal kerja hanya dari salah satu pihak, maka tidak mampu berdampak pada nilai produksi. Dalam penelitian sebelumnya, nilai kredit sektoral pertanian di Indonesia tidak mampu mendorong Produk Domestik Regional Bruto lantaran mayoritas petani masih mengandalkan modal sendiri, koperasi, kerabat, dan lembaga keuangan non-bank lainnya. Dengan nilai koefisien yang ditunjukkan menjelaskan kalau faktor peningkatan produksi disebabkan oleh hal diluar penyaluran kredit bank umum (Pradyasti, 2019).

Identifikasi pengaruh yang tidak signifikan dapat diketahui dari kontribusi modal kerja yang disalurkan tiap tahunnya. Pada kurun waktu lima tahun, nilai kontribusi modal kerja paling besar dapat menurun 1,58%. Sedangkan penyaluran dana investasi sempat menurun paling rendah 0,81% dan kembali meningkat paling tinggi sebesar 1,65%.

(13)

Sedang yang terjadi pada penyaluran dana konsumsi, setahun terakhir alokasinya menurun 0,07% dan hal itu lebih rendah dibanding penurunan modal kerja.

Rupanya di tiap negara mengalami kondisi yang berbeda, seperti perbankan di Palestina periode 1995-2014 yang tidak terlalu tertarik untuk memberikan pinjaman kepada sektor produksi ekonomi sebab tingkat risiko yang tinggi (Abugamea, 2016). Sedangkan di Uni Eropa, sejak 1991-2014 kredit hanya memiliki pengaruh positif kala tingkat kerentanan perbankan rendah. Jika, rasio kredit macet berdampak negatif akan menurunkan PDB per kapita, namun kondisi sebaliknya terjadi dari sisi rasio modal terhadap aset (Creel, Hubert, & Labondance, 2019).

Dalam rentang waktu lima tahun, penyaluran dana pembiayaan seperti dalam Gambar 4.3 proporsi yang diberikan bagi modal kerja jauh lebih kecil dibanding konsumsi. Penurunan proporsi modal kerja yang disalurkan secara akumulasi mencapai 5,8%. Sedangkan peruntukkan dana pembiayaan bagi konsumsi terus mengalami peningkatan dengan total 8,31%. Kondisi ini masih selaras dengan penelitian sebelumnya, bahwa dalam rentang 2009-2018 BUS di Indonesia cenderung menyalurkan dana bagi keperluan konsumsi, seperti pembeliaan rumah maupun motor, daripada keperluan pelaksanaan bisnis (Syahputra & Ningsih, 2020). Padahal untuk meningkatkan kontribusi bagi perekonomian, perlu melakukan perluasan penyaluran pembiayaan kepada badan usaha daripada mengurangi proporsi (Kalim, Mushtaq, & Arshed, 2016).

Fenomena tersebut juga terjadi di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA), serta Turki bahwa lembaga keuangan memiliki efek yang tidak menguntungkan pada pertumbuhan ekonomi. Penyebabnya beragam, karena ketidakstabilan keuangan negara dan sistem ekonomi yang dipilih tertutup ataupun unit BUS yang sedikit dibanding bank tradisional. Dengan begitu, hubungan kausalitas tidak terbentuk antara modal yang disalurkan dengan tingkat Produk Domestik Regional Bruto yang diharapkan (Goaied & Sassi, 2011) dan (Yuksel & Canoz, 2017).

Pembahasan Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto terhadap Kesempatan Kerja Di Indonesia

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara Produk Domestik Regional Bruto terhadap kesempatan kerja di Indonesia. Kondisi ini didukung dengan nilai Produk Domestik Regional Bruto yang terus mengalami peningkatan. Maka dari itu, pengujian ini mendukung teori employment elasticity bahwa akan terjadi peningkatan kesempatan kerja tiap tumbuhnya nilai PDB sebesar 1% (Morén & Wändal, 2019).

(14)

Dalam memahami atribut dari tingkat pertumbuhan yang dijadikan sebagai variabel penelitian, nilai elastisitas akan diperkirakan berdasarkan koefisien yang dihasilkan. Pada model penelitian analisis regresi dengan logaritma natural, dalam model akan menerangkan hubungan rata-rata dari pertumbuhan pada variabel Produk Domestik Regional Bruto dan kesempatan kerja dari waktu ke waktu (Casler, 2015 ). Kontribusi yang diberikan dari tiap Produk Domestik Regional Bruto menunjukkan kondisi inelastis, nilai produksi mampu membuka keleluasan kesempatan kerja di Indonesia sebesar 0,50. Dengan kata lain, respon terbukanya kesempatan kerja sebesar 0,5% pada kondisi Produk Domestik Regional Bruto sebesar 8%.

Dalam penelitian lain bahwa perluasan kesempatan kerja ditentukan pada tingkat produksi tertentu. Bentuk permintaan tenaga kerja juga dipertimbangkan berdasarkan kualifikasi, seperti dalam penelitian sebelumnya, bahwa penyerapan tenaga kerja akan bergantung dengan jumlah unit usaha, nilai investasi, dan total produksi serta upah (Lestariani, 2016) dan (Yuditya, 2014). Dengan nilai elastisitas positif, secara umum tingkat Produk Domestik Regional Bruto akan meningkatkan jumlah permintaan tenaga kerja.

Gambar 3. Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi dengan Pertumbuhan Kesempatan Kerja di Indonesia

Sumber : Olah data, BPS (2020).

Pada keadaan ini, tingkat pertumbuhan ekonomi mampu merepresentasikan penyerapan tenaga kerja, dapat diketahui bahwa perluasan kesempatan kerja mengalami keadaan yang tidak menentu dengan kondisi pertumbuhan ekonomi tumbuh beberapa poin. Dari tahun 2015 menuju 2016 pergerakan tingkat kesempatan terus mengalami peningkatan, sedang perjalanan pada tahun berikutnya tidak sebesar sebelumnya, begitu pun yang terjadi seterusnya. Berkaitan dengan hal tersebut, ketersediaan lapangan kerja memiliki kaitan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi negara. Maksudnya adalah nilai produksi barang dan jasa yang terus meningkat merupakan representasi dari permintaan agregat terhadap tenaga kerja. Dengan kata lain, inisiatif kebijakan yang dikeluarkan

5.02% 5.17% 5.07% 5.03% 4.88%

1.96%

4.35%

2.20% 3.13% 0.17%

2019 2018 2017 2016 2015

(15)

pemerintah saat ini tergolong dapat mendorong kondisi padat karya karena mampu menurunkan pengangguran dengan meningkatkan partisipasi kerja (Islam & Nazara, 2000).

Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya, bahwa di Indonesia dilihat dari segi sektoral, nilai produksi berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja pada seluruh sektor, kecuali untuk sektor perdagangan. Secara umum, selaras dengan teori employment elasticity dengan membuktikan teori pasar input dan pasar output bahwa hasil produksi suatu sektor akan meningkatkan permintaan tenaga kerja. Kondisi yang tidak berpengaruh memiliki kasus khusus, yaitu intensitas ekonomi bukanlah padat karya, melainkan padat modal (Pradyasti, 2019).

E. PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis, penelitian dengan menggunakan kombinasi data panel tahun 2015-2019 di 33 provinsi mampu membuktikan teori bahwa untuk meningkatkan kesempatan kerja dapat dilakukan dengan cara pemberian modal pada pelaku usaha yang selanjutnya akan mampu mendorong permintaan tenaga kerja (Todaro & Smith, 2012). Pada kondisi ini, penyaluran dana kredit dan pembiayaan modal kerja akan mampu memberikan kontribusi bagi nilai produksi barang dan jasa ketika diberikan secara bersama-sama (simultan), tidak dengan parsial. Di sisi lain, nilai produksi barang dan jasa nyatanya mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kesempatan kerja, meskipun dengan nilai inelastis.

Saran

Penyusunan saran ditinjau khusus berdasarkan komponen utama pertumbuhan ekonomi, yaitu modal, pertumbuhan penduduk, dan kemajuan teknologi (Todaro & Smith, 2012). Berikut berbagai saran yang mampu digunakan sebagai bahan pembelajaran dan pertimbangan:

1. Para pemangku kebijakan perlu mengarahkan kegiatan ekonomi produktif yang mampu mendorong penyaluran modal bagi sektor-sektor riil di Indonesia. Arah kebijakan ini nantinya dapat dijadikan pertimbangan bagi pihak perbankan dalam menyalurkan dana kepada masyarakat dan jumlah proporsi yang disalurkan. Hal lain lagi juga diharapkan agar tidak terjadi disparitas nilai pertumbuhan ekonomi tiap daerah.

2. Dari pihak perbankan sebaiknya perlu meningkatan aliran dana kredit maupun pembiayaan bagi sektor-sektor riil, dengan mengalokasikan proporsi modal kerja lebih besar dibanding diperuntukkan bagi konsumsi. Sebab, peruntuk bagi konsumsi hanya dirasakan bagi segelintir orang, sedang peruntukkan bagi sektor riil mampu meningkatkan

(16)

kesempatan kerja. Pada akhirnya, efek yang dirasa dari penyaluran modal kerja berdampak pada taraf ekonomi masyarakat.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak khususnya Dr. Drs. Iswan Noor, M.E selaku dosen pembimbing serta Prof. Dr. Khusnul Ashar, S.E., M.A dan Ajeng Kartika Galuh, S.E., M.E selaku dosen penguji yang telah membantu penyusunan jurnal ilmiah. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh dosen dan staf pengajar di Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya.

DAFTAR PUSTAKA

Abduh, M., & Omar, M. A. (2012). Islamic Banking and Economic Growth: The

Indonesian Experience. International Journal of Islamic and Middle

Eastern Finance and Management Volume 5 Issue 1, 35-47.

Abubakar, A., Kassim, S. H., & Yusoff, M. B. (2015). Financial Development,

Human Capital Accumulation and Economic Growth: Empirical Evidence

from the Economic Community of West African States (ECOWAS).

Procedia Social and Behavioral Sciences Volume 172, 96-103.

Alatan, T. S. (2015). Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Ekonomi Regional

Jawa Timur. Finesta Volume 3 Nomor 1.

Anggraini, D., & Nasution, S. H. (2013). Peranan Kredit Usaha Rakyat (KUR)

bagi Perkembangan UMKM di Kota Medan (Studi Kasus Bank BRI).

Asep Hermawan, H. L. (2017). Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif. Depok:

Kencana.

Badan Pusat Statistik. (2020, Februari 13). Badan Pusat Statistik. Retrieved

November 9, 2020, from Tenaga Kerja:

https://www.bps.go.id/statictable/2016/04/04/1907/penduduk-berumur-15-

tahun-ke-atas-menurut-provinsi-dan-jenis-kegiatan-selama-seminggu-yang-lalu-2008---2019.html

Badan Pusat Statistik. (2020). Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-Provinsi

di Indonesia Menurut Lapangan Usaha 2015-2019. Jakarta: Badan Pusat

(17)

Badan Pusat Statistik. (n.d.). Produk Domestik Bruto. Retrieved 10 05, 2020, from

Badan Pusat Statistik:

https://www.bps.go.id/subject/11/produk-domestik-bruto--lapangan-usaha-.html

Bareksa. (2019, Desember 9). OJK: Sinergi dengan Bank Umum, Market Share

Bank Syariah Bisa Terus Meningkat. Indonesia.

Casler, S. D. (2015 ). Why Growth Rates? Which Growth Rate? Specification and

Measurement Issues in Estimating Elasticity Values. Sage Journals Voume

60 No. 2l, 142-161.

Dharma, B. D., & Djohan, S. (2015). Pengaruh Investasi dan Inflasi terhadap

Kesempatan Kerja Melalui Pertumbuhan Ekonomi di Kota Samarinda.

Jurnal Ekonomi dan Manajemen, 62-71.

Fauziah, A., & Sofyan. (2014). Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja, Ekspor, Investasi,

dan Kredit Perbankan Sektor Pertanian terhadap Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Sektor Pertanian Provinsi Aceh . Agrisep Volume

15 Nomor 2, 36-44.

Harahap, S. P. (2019). Pengaruh Pembiayaan Mikro terhadap Perkembangan

Usaha Mikro Kecil dan Menengha (Studi Kasus Nasabah Pembiayaan

Mikro pada PT. BRI Syariah Kantor Cabang Medan.

Harijono, G. S., & Utama, I. M. (2013). Analisis Pengaruh Pengeluaran

Pemerintah dan Investasi terhadap Kesempatan Kerja Melalui

Pertumbuhan Ekonomi. E-jurnal Ekonomi dan Bisnis Volume 02 Nomor

06, 354-373.

Hastyorini, I. R. (2019). Pasar Tenaga Kerja. Klaten: Cempaka Putih.

Islam, I., & Nazara, S. (2000). Estimating Employment Elasticity for the

Indonesian Economy. Internasional Labour Office, 1-29.

Jaya, T. J. (2018). Analisis Pengaruh Kredi Usaha Rakyat terhadap Nilai Produksi

Usaha Mikro Kecil di Kota Metro.

Karmila. (2010). Kredit Bank. Bantul: KTSP.

Khaldun, I. (2019 ). Muqaddimah: An Introduction to The History of The World.

Jakarta: Wali Pustaka.

Lestariani, A. B. (2016). Dampak UMKM terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di

Kota Blitar.

(18)

Mankiw, N. G. (2017). Principle of Economic. Cengage.

Morén, V., & Wändal, E. (2019). The Employment Elasticity of Economic

Growth: A Global Study of Trends and Determinants for the Years

2000-2017. Bachelors Thesis Department of Economics, University of

Gothenburg, 1-83.

Mushabeb, G. (2015). Effect of Private Banking Credit on Economic Activity: A

Case Study of Yemen. Jordan Journal of Economic Sciences Volume 2

Issue 2.

Naz, S. A., & Gulzar, S. (2018). Impact of Islamic Finance on Economic Growth:

An Empirical Analysis of Muslim Countries. The Singapore Economic

Review, 1-27.

Otoritas Jasa Keuangan. (2019). Statistik Perbankan Indonesia. Jakarta: Otoritas

Jasa Keuangan.

Otoritas Jasa Keuangan. (2019). Statistik Perbankan Syariah. Jakarta: Otoritas

Jasa Keuangan.

Pleic, M., & Berry, A. (2009). Employment and Economic Growth: Employmen

Elasticity in Thailand, Brazil, Chile, and Argentina. Human Science

Research Council, 10-11.

Pradyasti, F. I. (2019). Hubungan antara Kredit dengan Kinerja Ekonomi Sektoral

dan Kinerja Ekonomi Sektoral dengan Kesempatan Kerja. Jurnal Ilmiah

Mahasiswa .

Putri, C. A. (2020, Juni 3). News. Retrieved from CNBC Indonesia:

https://www.cnbcindonesia.com/news/20200603193109-4-162890/3-bulan-corona-3-juta-orang-kena-phk-dirumahkan

Suryani, & Hendryadi. (2015). Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi pada

Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam . Jakarta: Kencana.

Thierry, B., Jun, Z., Eric, D. D., Yannick, G. Z., & Landry, K. Y. (2016).

Causality Relationship Between Bank Credti and Economic Growth:

Evidence from a Time Series Analysis on a Vector Error Correction

Model in Cameroon. Procedia Social and Behavioral Sciences Volume

(19)

Thomas, V. F. (2020, Juni 24). Ekonomi tirto.id. Retrieved September 14, 2020,

from tirto.id: https://tirto.id

Todaro, M., & Smith, S. (2012). Economic Development (Eleventh Edition).

Boston: Addison-Wesley.

Umam, K., & Antoni, V. (2018). Corporate Action Pembentukan Bank Syariah.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Vazakidiz, A., & Adamopoulos, A. (2011). Credit Market Development and

Economic Growth an Empirical Analysis for United Kingdom. American

Journal of Economic and Business Administration Volume 3 Issue 3,

576-585.

Wangsawidjaja Z, A. (2012). Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Yuditya, A. R. (2014). Analisis Pengaruh Upah, Modal, dan Nilai Produksi

terhadap Penyerapan Tenaga Kerja UMKM Industri Mebel.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pikir
Gambar 2. Model Penelitian
Tabel 1. Hasil Uji Pendekatan Data Panel dan Asumsi Klasik
Tabel 2. Hasil Regresi Kredit dan Pembiayaan terhadap Produk Domestik Regional  Bruto
+2

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 4.3 Perbandingan volume lalulintas berdasarkan waktu sibuk dan arah arus sebelum dan sesudah aplikasi RHK pada lengan Pasir Kaliki

Peraturan/Intruksi/Hi mbauan/ Surat Edaran dan Surat Keputusan Ka. Daerah) minimal 1 kebijakan per tahun dibagi jumlah kabupaten/kota x 100% Persentase Sekolah Menengah

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah penerapan model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran IPS dengan media visualisasi

1) Hasil pengujian struktur mikro perbesaran 100x pada pengelasan oksi asetilen dengan nyala tocrh karburasi terhadap baja karbon rendah. Dari data diatas dapat

PERTAMINA (PERSERO) RU III PLAJU-SUNGA GERONG ” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diplomat III Jurusan Teknik Elektro Program

Praperadilan yang dilaksanakan dalam wewenang badan peradilan meliputi hal- hal untuk melakukan tindakan hukum oleh pejabat/insitusi harus didasari pada ketentuan hukum

Dari data hasil belajar keterampilan lompat jauh gaya jongkok pada kelompok siswa yang memiliki motivasi tinggi yang diajar dengan metode pembelajaran keseluruhan

3.1.2 Guru abad 21 dituntut tidak hanya mampu mengajar dan mengelola kegiatan kelas dengan efektif, namun juga dituntut untuk mampu membangun hubungan yang