• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hipokalemia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hipokalemia"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

IDENTIT

IDENTITAS K

AS KASUS

ASUS

Nama

Nama : : Ny. Ny. YY

TTL

TTL : : Jakarta, Jakarta, 9 9 Maret Maret 19821982 Umur

Umur : : 29 29 tahuntahun Jenis

Jenis Kelamin Kelamin : : PerempuanPerempuan Alamat

Alamat : : Matraman, Matraman, Jakarta Jakarta TimurTimur Tanggal

Tanggal dan dan jam jam masuk masuk RS RS : : 5 5 Januari Januari 20122012 Nomor

Nomor rekam rekam medik medik : : 754518754518 Dokter

Dokter yang yang merawat merawat : : dr. dr. Ihsanil Ihsanil Husna, Husna, Sp.PDSp.PD

ANAMNESIS ANAMNESIS Keluhan Utama Keluhan Utama

Kedua tangan dan kaki terasa keram seperti ditusuk-tusuk sejak 3

Kedua tangan dan kaki terasa keram seperti ditusuk-tusuk sejak 3 hari sebelum masuk hari sebelum masuk  rumah sakit.

rumah sakit.

Keluhan Tambahan Keluhan Tambahan

Sering keluar keringat banyak, selalu merasa haus, pusing, lemas, mual, tidak ada Sering keluar keringat banyak, selalu merasa haus, pusing, lemas, mual, tidak ada muntah, nyeri pada ulu hati, buang air kecil dan buang air

muntah, nyeri pada ulu hati, buang air kecil dan buang air besar lancar, saat ini pasien sedangbesar lancar, saat ini pasien sedang menyusui.

(2)

Riwayat Penyakit Sekarang Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien wanita, 29 tahun, datang ke IGD RSIJP dengan keluhan kedua tangan dan kaki Pasien wanita, 29 tahun, datang ke IGD RSIJP dengan keluhan kedua tangan dan kaki terasa keram seperti ditusuk-tusuk. Kedua tangan dan kaki terasa keram dan

terasa keram seperti ditusuk-tusuk. Kedua tangan dan kaki terasa keram dan sulit digerakkan.sulit digerakkan. Pada tanggal 24 September (kurang lebih 4 bulan SMRS) pasien melahirkan, setelah Pada tanggal 24 September (kurang lebih 4 bulan SMRS) pasien melahirkan, setelah melahirkan pasien sering merasa kaki dan tangan keram sehingga tangan dan kaki sulit

melahirkan pasien sering merasa kaki dan tangan keram sehingga tangan dan kaki sulit untuk untuk  digerakkan. Keadaa

digerakkan. Keadaan tersebut berulang selama 4 n tersebut berulang selama 4 bulan SMRS. Sehingga pasien harus dibantubulan SMRS. Sehingga pasien harus dibantu keluarga untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Tetapi baru

keluarga untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Tetapi baru terasa sangat sakit seperti ditusuk terasa sangat sakit seperti ditusuk  sejak 3 hari SMRS sehingga pasien memutuskan untuk berobat ke rumah sakit. 6 hari SMRS sejak 3 hari SMRS sehingga pasien memutuskan untuk berobat ke rumah sakit. 6 hari SMRS pasien merasakan demam selama 3 hari. Demam naik turun, lebih terasa naik pada saat sore pasien merasakan demam selama 3 hari. Demam naik turun, lebih terasa naik pada saat sore hari dan menurun pada saat sore hari. 5 Hari SMRS pasien juga mengalami diare selama 2 hari dan menurun pada saat sore hari. 5 Hari SMRS pasien juga mengalami diare selama 2 hari, feses berbentuk cair, tidak terdapat lendir, tidak terdapat darah, masih tersisa sedikit hari, feses berbentuk cair, tidak terdapat lendir, tidak terdapat darah, masih tersisa sedikit ampas. Pasien mengalami muntah 5 hari SMRS. Muntah kurang lebih 5 kali dalam sehari, ampas. Pasien mengalami muntah 5 hari SMRS. Muntah kurang lebih 5 kali dalam sehari, muntah berisi makanan yang dimakan pasien. Pasien berobat ke dokter praktek umum untuk  muntah berisi makanan yang dimakan pasien. Pasien berobat ke dokter praktek umum untuk  mengobati keluhan yang dirasakan pasien yaitu demam, diare, dan muntah. Setelah minum mengobati keluhan yang dirasakan pasien yaitu demam, diare, dan muntah. Setelah minum obat dari dokter, keadaan pasien membaik. Keram dirasakan pasien setiap hari, tetapi baru obat dari dokter, keadaan pasien membaik. Keram dirasakan pasien setiap hari, tetapi baru terasa sangat sakit seperti ditusuk sejak 3 hari SMRS sehingga pasien memutuskan untuk  terasa sangat sakit seperti ditusuk sejak 3 hari SMRS sehingga pasien memutuskan untuk  berobat ke rumah sakit. Pasien juga mengatakan sering keluar keringat banyak tetapi tidak  berobat ke rumah sakit. Pasien juga mengatakan sering keluar keringat banyak tetapi tidak  sedang beraktifitas berat, sering merasa haus, pusing, lemas, nyeri pada ulu hati, mual, sedang beraktifitas berat, sering merasa haus, pusing, lemas, nyeri pada ulu hati, mual, perasaan tidak nyaman dan kembung pada perut, buang air kecil dan buang air besar lancar, perasaan tidak nyaman dan kembung pada perut, buang air kecil dan buang air besar lancar, saat ini pasien sedang menyusui.

saat ini pasien sedang menyusui. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Dahulu

 Tidak ada riwayat Diabetes MellitusTidak ada riwayat Diabetes Mellitus 

 Tidak ada riwayat hipertensiTidak ada riwayat hipertensi

 Tidak ada riwayat asmaTidak ada riwayat asma

 Tidak ada riwayat penyakit jantungTidak ada riwayat penyakit jantung

Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Penyakit Keluarga

 Pasien mengatakan mempunyai sepupu yang mengalami keluhan sama seperti yangPasien mengatakan mempunyai sepupu yang mengalami keluhan sama seperti yang

dikeluhkan pasien. dikeluhkan pasien.

(3)

 Tidak ada riwayat asma dalam keluarga.Tidak ada riwayat asma dalam keluarga.

 Riwayat Diabetes Mellitus dalam keluarga (ibu).Riwayat Diabetes Mellitus dalam keluarga (ibu). 

 Tidak ada riwayat penyakit Tidak ada riwayat penyakit jantung dalam keluarga.jantung dalam keluarga.

Riwayat Pengobatan Riwayat Pengobatan

Pasien tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan dan tidak mengkonsumsi obat apapun Pasien tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan dan tidak mengkonsumsi obat apapun untuk mengurangi keram pada tangan dan

untuk mengurangi keram pada tangan dan kaki seperti ditusuk-tusuk kaki seperti ditusuk-tusuk yang dirasakan pasien.yang dirasakan pasien. Riwayat Alergi

Riwayat Alergi

 Tidak ada riwayat alergi obat-obata.Tidak ada riwayat alergi obat-obata.

 Tidak ada riwayat alergi makanan , dllTidak ada riwayat alergi makanan , dll

Riwayat Psikososial Riwayat Psikososial

Pasien tidak merokok, jarang berolahraga, makan teratur, pasien suka memakan makanan Pasien tidak merokok, jarang berolahraga, makan teratur, pasien suka memakan makanan asin.

asin.

PEMERIKSAAN UMUM PEMERIKSAAN UMUM Keadaan

Keadaan Umum Umum : : Pasien Pasien tampak tampak sakit sakit sedangsedang Kesadaran

Kesadaran : : ComposmentisComposmentis Status Gizi

Status Gizi Berat

Berat badan badan : : 42 42 kgkg Tinggi

Tinggi badan badan : : 155 155 cmcm IMT

(4)

Tanda vital Tanda vital

Suhu

Suhu : : 36,736,700CC Nadi

Nadi : : 90 90 kali kali per per menitmenit Pernafasan

Pernafasan : 18 : 18 kali kali per per menitmenit Tekanan Darah : 110/80 mmHg Tekanan Darah : 110/80 mmHg STATUS GENERALIS

STATUS GENERALIS Kepala

Kepala : : Normocephal, Normocephal, rambut rambut hitam, hitam, tidak tidak mudah mudah rontok, rontok, distribusi distribusi meratamerata

Mata :

Mata :

 Pupil Pupil : : IsokhorIsokhor

 Refleks Refleks cahaya cahaya : : +/++/+ 

 Konjungtiva Konjungtiva : : Anemis Anemis -/-

-/-

 Sklera Sklera : : Ikterik Ikterik -/-

-/-Hidung :

Hidung :

 Septum Septum deviasi deviasi : :

--  Sekret Sekret : : -/- -/-  Hiperemis Hiperemis : : -/- -/-Telinga : Telinga : 

 Bentuk telinga normal kanan dan kiriBentuk telinga normal kanan dan kiri

 Membran timpani intak kanan dan kiriMembran timpani intak kanan dan kiri

 Mukosa : tidak hiperemis kanan dan kiriMukosa : tidak hiperemis kanan dan kiri

 Serumen : -/-Serumen : -/-

(5)

-/-Mulut :

Mulut :

 Mukosa bibir keringMukosa bibir kering

 Tidak ada karies pada gigiTidak ada karies pada gigi

 Faring tidak hiperemisFaring tidak hiperemis

Leher :

Leher :

 Tidak ada pembesaran kelenjar getah beningTidak ada pembesaran kelenjar getah bening 

 Tidak ada pembesaran kelenjar thyroidTidak ada pembesaran kelenjar thyroid

Torax Torax Paru Paru Inspeksi : Inspeksi :   NormochestNormochest 

 Bentuk dada simetrisBentuk dada simetris

 Tidak ada retraksi dinding dadaTidak ada retraksi dinding dada

Palpasi : Palpasi :

 Tidak ada nyeri tekanTidak ada nyeri tekan 

 Vokal fremitus +/+Vokal fremitus +/+

Perkusi : Perkusi :

 Sonor diseluruh lapang paruSonor diseluruh lapang paru

 Batas paru hepar : linea midclavicularis ICS 5Batas paru hepar : linea midclavicularis ICS 5

Auskultasi : Auskultasi :

(6)

 Vesikular dikedua lapang paruVesikular dikedua lapang paru

  Ronkhi -/-Ronkhi -/-  Wheezing -/-Wheezing -/-Jantung Jantung Inspeksi

Inspeksi : : Iktus Iktus cordis tidak cordis tidak tampak tampak di di ICS ICS 5 5 mid mid clavicula clavicula sinistrasinistra Palpasi

Palpasi : : IKtus IKtus cordis cordis teraba teraba di di linea linea midclavicularis midclavicularis sinistra sinistra ICS ICS 55 Perkusi

Perkusi : : Batas Batas jantung jantung kanan kanan linea linea sternalis sternalis dekstra dekstra ICS ICS 4,4, batas jantung kiri dilinea midclavicularis sinistra

batas jantung kiri dilinea midclavicularis sinistra ICS 5ICS 5 Auskultasi

Auskultasi : : BJ BJ 1 1 dan dan BJ BJ 2 2 tunggal, tunggal, murmur murmur -, -, gallopgallop –  –  Abdomen

Abdomen Inspeksi

Inspeksi : : Perut Perut tampak tampak supel, supel, tidak tidak ada ada skar, skar, tidak tidak ada ada spider spider nevinevi Auskultasi

Auskultasi : : Bising Bising usus usus 4 4 kali kali per per menitmenit Palpasi :

Palpasi :

 Tidak ada nyeri tekanTidak ada nyeri tekan

 HepatomegaHepatomegali (li (-)-)

 SpleenomegaSpleenomegali (li (-)-) 

 Nyeri epigastrium (+)Nyeri epigastrium (+)

Perkusi

Perkusi : : Timpani Timpani pada pada seluruh seluruh abdomenabdomen

Ekstremitas Atas

Ekstremitas Atas : Ekstremitas hangat, RCT ≤ 2 detik, tidak ada edema: Ekstremitas hangat, RCT ≤ 2 detik, tidak ada edema Ekstremitas Bawah

(7)

PEMERIKSAAN PENUNJANG PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan elektrolit tanggal 5 Januari 2012 pukul 06.55 WIB Pemeriksaan elektrolit tanggal 5 Januari 2012 pukul 06.55 WIB

Hasil

Hasil Satuan Satuan Nilai Nilai RujukanRujukan Natrium

Natrium (Na) (Na) Darah Darah 138 138 mEq/L mEq/L 135-147135-147 Kalium

Kalium (Ka) (Ka) Darah Darah 1.3 1.3 mEq/L mEq/L 3.53.5 –  – 5.05.0 Klorida

Klorida (Cl) (Cl) Darah Darah 97 97 mEq/L mEq/L 9494 –  – 111111

Pemeriksaan kimia klinik tanggal 5 Januari 2012 pukul

Pemeriksaan kimia klinik tanggal 5 Januari 2012 pukul 06.55 WIB06.55 WIB Analisa

Analisa Gas Gas Darah Darah Hasil Hasil Satuan Satuan Nilai Nilai RujukanRujukan

Temperatur 37.0 Temperatur 37.0 PH PH H H 7.5317.531 P P CO2 CO2 38.4 38.4 mmHg mmHg 33 33 - - 4444 P P 02 02 86 86 mmHg mmHg 7171 –  – 104104 O2 O2 Saturation Saturation 97.40 97.40 95.00 – 95.00 – 98.0098.00 HCO3

HCO3 (act) (act) H 31.4 H 31.4 mmol/L mmol/L 2121 –  – 2828 Base

Base excess excess (ecf) (ecf) H H 8.80 8.80 mmol/L mmol/L -2.00 -2.00 - - +3.00+3.00 Base

Base excess excess (B) (B) H H 8.3 8.3 mmol/L mmol/L -2.4 -2.4 - - +2.3+2.3 CO2

(8)

RESUME RESUME

Pasien wanita, 29 tahun, datang ke

Pasien wanita, 29 tahun, datang ke IGD RSIJP dengan keluhan kedua tangan dan IGD RSIJP dengan keluhan kedua tangan dan kakikaki keram sejak 3 bulan SMRS, keram sehingga tangan dan kaki sulit digerakkan. Sehingga keram sejak 3 bulan SMRS, keram sehingga tangan dan kaki sulit digerakkan. Sehingga untuk melakukan aktifitas sehari-hari harus dibantu keluarga. Keram menetap selama 2-3 untuk melakukan aktifitas sehari-hari harus dibantu keluarga. Keram menetap selama 2-3 hari, setelah itu menghilang. Kemudian keram kembali. Tetapi baru dirasakan sangat sakit hari, setelah itu menghilang. Kemudian keram kembali. Tetapi baru dirasakan sangat sakit seperti ditusuk-tusuk sejak 3 hari SMRS, sehingga pasien memutuskan untuk berobat ke seperti ditusuk-tusuk sejak 3 hari SMRS, sehingga pasien memutuskan untuk berobat ke dokter. 6 hari SMRS

dokter. 6 hari SMRS pasien demam, 5 hari SMRS pasien diare dan pasien demam, 5 hari SMRS pasien diare dan muntah, sudah berobat kemuntah, sudah berobat ke dokter dan keadaan membaik. Pasien sering merasa haus, pusing, lemas, nyeri pada ulu hati, dokter dan keadaan membaik. Pasien sering merasa haus, pusing, lemas, nyeri pada ulu hati, mual, perasaan tidak nyaman dan kembung pada perut, buang air kecil dan buang air besar mual, perasaan tidak nyaman dan kembung pada perut, buang air kecil dan buang air besar lancar.

lancar.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan : Nyeri tekan

Pada pemeriksaan fisik ditemukan : Nyeri tekan epigastrium (+)epigastrium (+) Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan : Kalium darah 1,3 mEq/L Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan : Kalium darah 1,3 mEq/L DAFTAR MASALAH

DAFTAR MASALAH

 HipokalemiaHipokalemia

 Dispepsia fungsionalDispepsia fungsional

ASSESMENT ASSESMENT Hipokalemia Hipokalemia Berdasarkan anamnesis : Berdasarkan anamnesis :

Pasien wanita, 29 tahun, datang ke IGD RSIJP dengan keluhan kedua tangan dan kaki terasa Pasien wanita, 29 tahun, datang ke IGD RSIJP dengan keluhan kedua tangan dan kaki terasa keram seperti ditusuk-tusuk sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya pada keram seperti ditusuk-tusuk sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya pada tanggal 24 September (kurang lebih 4 bulan SMRS) pasien melahirkan, setelah melahirkan tanggal 24 September (kurang lebih 4 bulan SMRS) pasien melahirkan, setelah melahirkan

(9)

pasien sering merasa kaki dan tangan keram sehingga tangan dan kaki sulit untuk digerakkan. pasien sering merasa kaki dan tangan keram sehingga tangan dan kaki sulit untuk digerakkan. Keram menetap selama 2-3 hari, setelah itu menghilang. Kemudian keram kembali. Keadaan Keram menetap selama 2-3 hari, setelah itu menghilang. Kemudian keram kembali. Keadaan tersebut berulang selama 4 bulan SMRS. Sehingga pasien harus dibantu keluarga untuk  tersebut berulang selama 4 bulan SMRS. Sehingga pasien harus dibantu keluarga untuk  melakukan aktifitas sehari-hari. Tetapi baru terasa sangat sakit seperti ditusuk sejak 3 hari melakukan aktifitas sehari-hari. Tetapi baru terasa sangat sakit seperti ditusuk sejak 3 hari SMRS sehingga pasien memutuskan untuk berobat ke rumah sakit

SMRS sehingga pasien memutuskan untuk berobat ke rumah sakit

Berdasarkan pemeriksaan laboratorium : Berdasarkan pemeriksaan laboratorium : Kadar kalium darah 1.3 mEq/L

Kadar kalium darah 1.3 mEq/L  Hipokalium beratHipokalium berat WD : Hipokalemia e.c. Hipertiroidism

WD : Hipokalemia e.c. Hipertiroidism DD : Hipokalemia e.c Renal

DD : Hipokalemia e.c Renal Tubular AsidosisTubular Asidosis

Rencana pemeriksaan penunjang : periksa kadar T3&T4 bebas, Rencana pemeriksaan penunjang : periksa kadar T3&T4 bebas, TSHTSH Rencana terapi :

Rencana terapi :

-- Infus Nacl 0,9% + KCL 2% selama 6 jamInfus Nacl 0,9% + KCL 2% selama 6 jam Assesment Dispepsia Fungsional

Assesment Dispepsia Fungsional Berdasarkan anamnesis :

Berdasarkan anamnesis :

Pasien mengeluh mual, perasaan tidak nyaman dan kembung pada perut. Pasien mengeluh mual, perasaan tidak nyaman dan kembung pada perut. Berdasarkan pemeriksaan fisik :

Berdasarkan pemeriksaan fisik : Nyeri tekan epigastrium (+) Nyeri tekan epigastrium (+) WD :

WD : Dispepsia FungsionaDispepsia Fungsionall DD :

DD : Dispepsia non-FungsionaDispepsia non-Fungsionall Rencana pemeriksaan penunjang : Rencana pemeriksaan penunjang :

(10)

 PemeriksaaaPemeriksaaan darah n darah lengkaplengkap

 Gula darah PuasaGula darah Puasa 

 Gula darah 2 jam post Gula darah 2 jam post prandialprandial

Rencana terapi : Rencana terapi : Ranitidin 150mg 3x1 tab Ranitidin 150mg 3x1 tab Follow Up Pasien Follow Up Pasien Tanggal 6 Januari 2012 Tanggal 6 Januari 2012 S

S : : Masih Masih terasa terasa sedikit sedikit mual, mual, kaki kaki dan dan tangan tangan masih masih terasa terasa kesemutan kesemutan tetapi tetapi sudahsudah tidak seperti ditusuk jarum l

tidak seperti ditusuk jarum lagi, pusing.agi, pusing. O

O ::

 Tekanan Tekanan Darah Darah : : 110/70 110/70 mmHgmmHg

 Nadi Nadi : : 86 86 kali kali per per menitmenit

 Suhu Suhu : : 36,836,800CC 

 PernapasaPernapasan n : 18 : 18 kali kali per per menitmenit

A

A : : HipokalemiaHipokalemia P

P : : Lanjutkan Lanjutkan terapiterapi

Tanggal 7 Januari 2012 Tanggal 7 Januari 2012 S

S : : Masih Masih terasa terasa kesemutan kesemutan pada pada kaki kaki dan dan tangan, tangan, tetapi tetapi jarang.jarang. O

O ::

(11)

 Nadi Nadi : : 82 82 kali kali per per menitmenit

 Suhu Suhu : : 36,436,400CC 

 PernapasaPernapasan n : 16 : 16 kali kali per per menitmenit

A A : : HipokalemiaHipokalemia P P ::   Ampul K 3x1Ampul K 3x1   Infus KCLInfus KCL Hasil

Hasil Satuan Satuan Nilai Nilai RujukanRujukan Natrium

Natrium (Na) (Na) Darah Darah 136 136 mEq/L mEq/L 135-147135-147 Kalium

Kalium (Ka) (Ka) Darah Darah 1.7 1.7 mEq/L mEq/L 3.53.5 –  – 5.05.0 Klorida

Klorida (Cl) (Cl) Darah Darah 97 97 mEq/L mEq/L 9494 –  – 111111

Hasil

Hasil Satuan Satuan Nilai Nilai RujukanRujukan Volume

Volume urin urin 6500 6500 mlml Kalium (K) urin

Kalium (K) urin dalam 24 jam

dalam 24 jam 37 37 mEq mEq / / 24 24 jam jam 25-10025-100 Tanggal 8 Januari 2012

Tanggal 8 Januari 2012 S

S : : Masih Masih terasa terasa kesemutan kesemutan pada pada kaki kaki dan dan tangan, tangan, tetapi tetapi jarang, jarang, tidak tidak ada ada mual. mual. MasihMasih terasa sedikit pusing

terasa sedikit pusing O

O ::

 Tekanan Tekanan Darah Darah : : 110/70 110/70 mmHgmmHg

 Nadi Nadi : : 80 80 kali kali per per menitmenit

(12)

 PernapasaPernapasan n : 18 : 18 kali kali per per menitmenit

A

A : : HipokalemiaHipokalemia P

P : : Lanjutkan Lanjutkan terapiterapi Hasil

Hasil Satuan Satuan Nilai Nilai RujukanRujukan Natrium

Natrium (Na) (Na) Darah Darah 141 141 mEq/L mEq/L 135-147135-147 Kalium

Kalium (Ka) (Ka) Darah Darah 2.3 2.3 mEq/L mEq/L 3.53.5 –  – 5.05.0 Klorida

Klorida (Cl) (Cl) Darah Darah 103 103 mEq/L mEq/L 9494 –  – 111111

Tanggal 9 Januari 2012 Tanggal 9 Januari 2012 S

S : : Masih Masih terasa terasa kesemutan kesemutan pada pada kaki kaki dan dan tangan, tangan, tetapi tetapi jarang.jarang. O

O ::

 Tekanan Tekanan Darah Darah : : 110/70 110/70 mmHgmmHg

 Nadi Nadi : : 80 80 kali kali per per menitmenit

 Suhu Suhu : : 36,236,200CC 

 PernapasaPernapasan n : 18 : 18 kali kali per per menitmenit

A

A : : HipokalemiaHipokalemia P

P : : Lanjutkan Lanjutkan terapi terapi dan dan periksa periksa kadar kadar hormon hormon thyroidthyroid Hasil

Hasil Satuan Satuan Nilai Nilai RujukanRujukan Natrium

Natrium (Na) (Na) Darah Darah 140 140 mEq/L mEq/L 135-147135-147 Kalium

Kalium (Ka) (Ka) Darah Darah 3.6 3.6 mEq/L mEq/L 3.53.5 –  – 5.05.0 Klorida

Klorida (Cl) (Cl) Darah Darah 105 105 mEq/L mEq/L 9494 –  – 111111

Hematologi Hasil

(13)

Jumlah

Jumlah leukosit leukosit 7.21 7.21 Ribu Ribu / / µµL L 3.63.6 –  – 1010

Hormon

Hormon Thyroid Thyroid Hasil Hasil Satuan Satuan Nilai RujukanNilai Rujukan T4

T4 bebas bebas 1.260 1.260 mg/dl mg/dl 0.9300.930 –  – 1.7001.700 TSH

TSH sensitif sensitif 2.170 2.170 µµIu/ml Iu/ml 0.2700.270 –  – 4.2004.200

Tanggal 10 Januari 2012 Tanggal 10 Januari 2012 S

S : : Pasien Pasien sudah sudah merasa merasa badan badan terasa terasa enak, enak, kaki kaki dan dan tangan tangan sudah sudah tidak tidak kesemutan.kesemutan. O

O ::

 Tekanan Tekanan Darah Darah : : 120/80 120/80 mmHgmmHg

 Nadi Nadi : : 80 80 kali kali per per menitmenit

 Suhu Suhu : : 36,536,5 00CC 

 PernapasaPernapasan n : 18 : 18 kali kali per per menitmenit

A

A : : HipokalemiaHipokalemia P

(14)

BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi Ginjal Anatomi Ginjal 1. 1. MakroskopisMakroskopis

Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium (retroperitoneal), didepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus (retroperitoneal), didepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus abdominis, kuadratus lumborum dan psoas mayor) di bawah hati dan limpa. Di bagian abdominis, kuadratus lumborum dan psoas mayor) di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal). Kedua atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal). Kedua ginjal terletak di sekitar ve

ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga Lrtebra T12 hingga L3. Ginjal pada orang 3. Ginjal pada orang dewasa dewasa berukuranberukuran panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3

(15)

dewasa. Berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau kurang lebih beratnya dewasa. Berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau kurang lebih beratnya antara 120-150 gram.

antara 120-150 gram.

Ginjal Ginjal

Bentuknya seperti biji kacang, dengan lekukan yang menghadap ke dalam. Bentuknya seperti biji kacang, dengan lekukan yang menghadap ke dalam. Jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan Jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari pada ginjal wanita. Ginjal dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari pada ginjal wanita. Ginjal kanan biasa

kanan biasanya terletak sedikit ke bnya terletak sedikit ke bawah dibandingkawah dibandingkan an ginjal kiri untuk memberiginjal kiri untuk memberi tempat

tempat lobus heplobus hepatis dexter yatis dexter yang besang besar. ar. Ginjal dipertahanGinjal dipertahankan dalam kan dalam posisi tersebutposisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak  oleh bantalan lemak yang tebal. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak  (lemak perirenal dan l

(lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam guncangan.emak pararenal) yang membantu meredam guncangan.

Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar,

(16)

di bagian dalam yang berwarna coklat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian di bagian dalam yang berwarna coklat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghada

menghadap kaliks yang terdiri p kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.

Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus. Pelvis renalis berbentuk corong pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima

yang menerima urinurin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga kaliksyang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga kaliks renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga kaliks renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga kaliks renalis minores.

renalis minores.

Medulla terbagi menjadi bagian segitiga yang disebut piramid. Medulla terbagi menjadi bagian segitiga yang disebut piramid. Piramid-piramid tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen piramid tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron. Papila atau apeks dari tiap piramid membentuk  tubulus dan duktus pengumpul nefron. Papila atau apeks dari tiap piramid membentuk  duktus papilaris bellini yang terbentuk dari kesatuan bagian terminal dari banyak  duktus papilaris bellini yang terbentuk dari kesatuan bagian terminal dari banyak  duktus pengumpul.

duktus pengumpul. 2.

2. MikroskopisMikroskopis

Ginjal terbentuk oleh unit yang disebut nephron yang berjumlah 1-1,2 juta buah Ginjal terbentuk oleh unit yang disebut nephron yang berjumlah 1-1,2 juta buah pada tiap ginjal. Nefron adalah unit fungsional ginjal. Setiap nefron terdiri dari kapsula pada tiap ginjal. Nefron adalah unit fungsional ginjal. Setiap nefron terdiri dari kapsula bowman, tumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan bowman, tumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan tubulus kontortus distal, yang mengosongkan diri

tubulus kontortus distal, yang mengosongkan diri keduktus pengumpul.keduktus pengumpul.

Unit nephron dimulai dari pembuluh darah halus / kapiler, bersifat sebagai Unit nephron dimulai dari pembuluh darah halus / kapiler, bersifat sebagai saringan disebut Glomerulus, darah melewati glomerulus/ kapiler tersebut dan disaring saringan disebut Glomerulus, darah melewati glomerulus/ kapiler tersebut dan disaring sehingga terbentuk filtrat (urin yang masih encer) yang berjumlah kira-kira 170 liter per sehingga terbentuk filtrat (urin yang masih encer) yang berjumlah kira-kira 170 liter per hari, kemudian dialirkan melalui pipa/saluran yang disebut Tubulus. Urin ini dialirkan hari, kemudian dialirkan melalui pipa/saluran yang disebut Tubulus. Urin ini dialirkan keluar ke saluran Ureter,

keluar ke saluran Ureter, kandung kencing,kandung kencing, kemudian ke luar melalui Uretra.kemudian ke luar melalui Uretra.

Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan

(17)

pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin

Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin 3.

3. VaskularisasiVaskularisasi

Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira setinggi vertebra Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira setinggi vertebra lumbalis II. Vena renalis menyalurkan darah kedalam vena kavainferior yang terletak  lumbalis II. Vena renalis menyalurkan darah kedalam vena kavainferior yang terletak  disebelah kanan garis tengah. Saat arteri renalis masuk kedalam hilus, arteri tersebut disebelah kanan garis tengah. Saat arteri renalis masuk kedalam hilus, arteri tersebut bercabang menjadi arteri interlobaris yang berjalan diantara piramid selanjutnya bercabang menjadi arteri interlobaris yang berjalan diantara piramid selanjutnya membentuk arteri arkuata kemudian membentuk arteriola interlobularis yang tersusun membentuk arteri arkuata kemudian membentuk arteriola interlobularis yang tersusun paralel dalam korteks. Arteri interlobularis ini

paralel dalam korteks. Arteri interlobularis ini kemudian membentuk arteriola aferen padakemudian membentuk arteriola aferen pada glomerulus.

glomerulus.

Glomeruli bersatu membentuk arteriola aferen yang kemudian bercabang Glomeruli bersatu membentuk arteriola aferen yang kemudian bercabang membentuk sistem portal kapiler yang mengelilingi tubulus dan disebut kapiler membentuk sistem portal kapiler yang mengelilingi tubulus dan disebut kapiler peritubular. Darah yang mengalir melalui sistem portal ini akan dialirkan kedalam jalinan peritubular. Darah yang mengalir melalui sistem portal ini akan dialirkan kedalam jalinan vena selanjutnya menuju vena interlobularis, vena arkuarta, vena interlobaris, dan vena vena selanjutnya menuju vena interlobularis, vena arkuarta, vena interlobaris, dan vena renalis untuk akhirnya mencapai vena cava inferior. Ginjal dilalui oleh sekitar 1200 ml renalis untuk akhirnya mencapai vena cava inferior. Ginjal dilalui oleh sekitar 1200 ml darah permenit suatu volume yang sama dengan 20-25% curah jantung (5000 ml/menit) darah permenit suatu volume yang sama dengan 20-25% curah jantung (5000 ml/menit) lebih dari 90% darah yang masuk keginjal berada pada korteks sedangkan sisanya lebih dari 90% darah yang masuk keginjal berada pada korteks sedangkan sisanya dialirkan ke medulla. Sifat khusus aliran darah ginjal adalah otoregulasi aliran darah dialirkan ke medulla. Sifat khusus aliran darah ginjal adalah otoregulasi aliran darah melalui ginjal arteiol afferen mempunyai kapasitas intrinsik yang dapat merubah melalui ginjal arteiol afferen mempunyai kapasitas intrinsik yang dapat merubah resistensinya sebagai respon terhadap perubahan tekanan darah arteri dengan demikian resistensinya sebagai respon terhadap perubahan tekanan darah arteri dengan demikian mempertahan

mempertahankan aliran darah ginjal dan kan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus tetap konstan.filtrasi glomerulus tetap konstan.

4.

4. Persarafan Pada GinjalPersarafan Pada Ginjal

Menurut Price (1995) “Ginjal mendapat persarafan dar 

Menurut Price (1995) “Ginjal mendapat persarafan dar i nervus renalis (vasomotor),i nervus renalis (vasomotor), saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam ginjal, saraf ini saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam ginjal, saraf ini  berjalan bersamaan dengan pembuluh dar

(18)

Fisiologi Ginjal Fisiologi Ginjal

Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak (sangat Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak (sangat vaskuler) tugasnya memang pada dasarnya adalah “menyaring/membersihkan” darah. Aliran vaskuler) tugasnya memang pada dasarnya adalah “menyaring/membersihkan” darah. Aliran darah ke ginjal adalah 1,2 liter/menit atau 1.700 liter/hari, darah tersebut disaring menjadi darah ke ginjal adalah 1,2 liter/menit atau 1.700 liter/hari, darah tersebut disaring menjadi cairan filtrat sebanyak 120 ml/menit (170 liter/hari) ke Tubulus. Cairan filtrat ini diproses cairan filtrat sebanyak 120 ml/menit (170 liter/hari) ke Tubulus. Cairan filtrat ini diproses dalam Tubulus sehingga akhirnya keluar dari ke-2 ginjal menjadi

dalam Tubulus sehingga akhirnya keluar dari ke-2 ginjal menjadi urin sebanyak 1-2 liter/hari.urin sebanyak 1-2 liter/hari. Fungsi Ginjal

Fungsi Ginjal

Fungsi ginjal adalah Fungsi ginjal adalah

a)

a) memegang peranan penting dalammemegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksispengeluaran zat-zat toksis atau racun,atau racun, b)

b) mempertahanmempertahankan kan keseimbangakeseimbangan cairan tubn cairan tubuh,uh, c)

c) mempertahanmempertahankan keseimbangan kadar asam dan kan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan basa dari cairan tubuh, dantubuh, dan d)

d) mengeluarkamengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari n sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.protein ureum, kreatinin dan amoniak. e)

e) Mengaktifkan vitamin D untuk Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang.memelihara kesehatan tulang. f)

f) Produksi hormon yang mengontrol tekanan darah.Produksi hormon yang mengontrol tekanan darah. g)

g) Produksi Hormon Erythropoietin yang membantu pembuatan sel Produksi Hormon Erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah.darah merah. h)

h)

Tahap Pembentuka

Tahap Pembentukan Urin n Urin :: 1)

(19)

Pembentukan kemih

Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma pada glomerulus, sepertidimulai dengan filtrasi plasma pada glomerulus, seperti kapiler tubuh lainnya, kapiler glumerulus secara relatif bersifat impermiabel terhadap kapiler tubuh lainnya, kapiler glumerulus secara relatif bersifat impermiabel terhadap protein plasma yang besar dan cukup permabel terhadap air dan larutan yang lebih protein plasma yang besar dan cukup permabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti elektrolit, asam amino, glukosa, dan sisa nitrogen. Aliran darah ginjal kecil seperti elektrolit, asam amino, glukosa, dan sisa nitrogen. Aliran darah ginjal (RBF = Renal Blood Flow) adalah sekitar 25% dari curah jantung atau sekitar 1200 (RBF = Renal Blood Flow) adalah sekitar 25% dari curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit. Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar 125 ml/menit dialirkan melalui ml/menit. Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar 125 ml/menit dialirkan melalui glomerulus ke kapsula bowman. Ini dikenal dengan laju filtrasi glomerulus (GFR = glomerulus ke kapsula bowman. Ini dikenal dengan laju filtrasi glomerulus (GFR = Glomerular Filtration Rate).

Glomerular Filtration Rate).

Gerakan masuk ke kapsula bowman’s disebut filtrat. Tekanan filtrasi berasal Gerakan masuk ke kapsula bowman’s disebut filtrat. Tekanan filtrasi berasal dari perbedaan tekanan yang terdapat antara kapiler glomerulus dan kapsula dari perbedaan tekanan yang terdapat antara kapiler glomerulus dan kapsula  bowman’s, tekanan

 bowman’s, tekanan hidrostatik hidrostatik ddarah dalam kapiler glomerulus mempermudah filtrasiarah dalam kapiler glomerulus mempermudah filtrasi dan kekuatan ini dilawan oleh tekanan hidrostatik filtrat dalam kapsula bowman’s dan kekuatan ini dilawan oleh tekanan hidrostatik filtrat dalam kapsula bowman’s serta tekanan osmotik koloid darah. Filtrasi glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh serta tekanan osmotik koloid darah. Filtrasi glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh tekanan-teka

tekanan-tekanan koloid diatas nan koloid diatas namun juga oleh namun juga oleh permeabilitas dinding kapiler.permeabilitas dinding kapiler.

2)

(20)

Zat-zat yang difilltrasi ginjal dibagi dalam 3 bagian yaitu : non elektrolit, Zat-zat yang difilltrasi ginjal dibagi dalam 3 bagian yaitu : non elektrolit, elektrolit dan air. Setelah filtrasi langkah kedua adalah reabsorpsi selektif zat-zat elektrolit dan air. Setelah filtrasi langkah kedua adalah reabsorpsi selektif zat-zat tersebut kembali lagi zat-zat

tersebut kembali lagi zat-zat yang sudah difiltrasi.yang sudah difiltrasi. 3)

3) SekresiSekresi

Sekresi tubular melibatkan transfor aktif molekul-molekul dari aliran darah Sekresi tubular melibatkan transfor aktif molekul-molekul dari aliran darah melalui tubulus kedalam filtrat. Banyak substansi yang disekresi tidak terjadi secara melalui tubulus kedalam filtrat. Banyak substansi yang disekresi tidak terjadi secara alamiah dalam tubuh (misalnya penisilin). Substansi yang secara alamiah terjadi dalam alamiah dalam tubuh (misalnya penisilin). Substansi yang secara alamiah terjadi dalam tubuh termasuk asam urat dan kalium serta

tubuh termasuk asam urat dan kalium serta ion-ion hidrogen.ion-ion hidrogen.

Pada tubulus distalis, transfor aktif natrium sistem carier yang juga telibat dalam Pada tubulus distalis, transfor aktif natrium sistem carier yang juga telibat dalam sekresi hidrogen dan ion-ion kalium tubular. Dalam hubungan ini, tiap kali carier sekresi hidrogen dan ion-ion kalium tubular. Dalam hubungan ini, tiap kali carier membawa natrium keluar dari cairan tubular, cariernya bisa hidrogen atau ion kalium membawa natrium keluar dari cairan tubular, cariernya bisa hidrogen atau ion kalium kedalam cairan tubular “perjalanannya kembali” jadi, untuk setiap ion natrium yang kedalam cairan tubular “perjalanannya kembali” jadi, untuk setiap ion natrium yang diabsorpsi, hidrogen atau kalium harus disekresi dan sebaliknya. diabsorpsi, hidrogen atau kalium harus disekresi dan sebaliknya. Pilihan kation yang akan disekresi tergantung pada konsentrasi cairan ekstratubular (CES) Pilihan kation yang akan disekresi tergantung pada konsentrasi cairan ekstratubular (CES) dari ion-ion ini (hidrogen dan kalium).

dari ion-ion ini (hidrogen dan kalium).

Pengetahuan tentang pertukaran kation dalam tubulus distalis ini membantu kita Pengetahuan tentang pertukaran kation dalam tubulus distalis ini membantu kita memahami beberapa hubungan yang dimiliki elektrolit dengan lainnya. Sebagai contoh, memahami beberapa hubungan yang dimiliki elektrolit dengan lainnya. Sebagai contoh, kita dapat mengerti mengapa bloker aldosteron dapat menyebabkan hiperkalemia atau kita dapat mengerti mengapa bloker aldosteron dapat menyebabkan hiperkalemia atau mengapa pada awalnya dapat terjadi penurunan kalium plasma ketika asidosis berat mengapa pada awalnya dapat terjadi penurunan kalium plasma ketika asidosis berat dikoreksi secara theurapeutik.

dikoreksi secara theurapeutik. Asidosis

Asidosis

Asidosis adalah keadaan dimana pH darah Arteri dibawah 7.4. Asidosis ini terbagi Asidosis adalah keadaan dimana pH darah Arteri dibawah 7.4. Asidosis ini terbagi menjadi dua jenis yaitu Asidosis respiratorik dan

menjadi dua jenis yaitu Asidosis respiratorik dan asidosis metablolik asidosis metablolik  a)

a) Asidosis respiratorik Asidosis respiratorik 

Secara umum asidosis repiratorik disebabkan karena naiknya Secara umum asidosis repiratorik disebabkan karena naiknya PCO

PCO22dalam darah. Hal ini terjadi akibat hipoventilasi. Dengan peningkatandalam darah. Hal ini terjadi akibat hipoventilasi. Dengan peningkatan

PCO

(21)

Penyebab asidosis respiratorik yaitu hal-hal yang menyebabkan hipoventilasi, Penyebab asidosis respiratorik yaitu hal-hal yang menyebabkan hipoventilasi, yaitu

yaitu

 Hambatan pada pusat pernapasan di medulla Hambatan pada pusat pernapasan di medulla oblongataoblongata

 Gangguan pada otot-otot Gangguan pada otot-otot pernapasapernapasann 

 Gangguan pertukaran gasGangguan pertukaran gas

 Obstruksi sel-sel napas baik atas akutObstruksi sel-sel napas baik atas akut

Kompensasi yang terjadi dalam tubuh untuk mengurangi PCO

Kompensasi yang terjadi dalam tubuh untuk mengurangi PCO22 yaituyaitu

pertama dengan cara meningkatkan ventilasi alveoli. Dengan peningkatan pertama dengan cara meningkatkan ventilasi alveoli. Dengan peningkatan ventilasi alveoli ini tubuh akan membuang kelebihan CO

ventilasi alveoli ini tubuh akan membuang kelebihan CO22yang berlebih.yang berlebih.

Kompensasi selanjutnya yaitu dengan cara peningkatan HCO

Kompensasi selanjutnya yaitu dengan cara peningkatan HCO33-- plasma yangplasma yang

disebabkan oleh penambahan bikarbonat baru ke dalam cairan ekstrasel oleh disebabkan oleh penambahan bikarbonat baru ke dalam cairan ekstrasel oleh ginjal. Peningkatan HCO

ginjal. Peningkatan HCO33-- membantu mengimbangi peningkatan PCOmembantu mengimbangi peningkatan PCO22-- ,,

sehingga mengemba

sehingga mengembalikan pH likan pH plasma kembali normal.plasma kembali normal. Mekanisme penurunan H

Mekanisme penurunan H++ini seperti ini, sel tubulus akan memberiini seperti ini, sel tubulus akan memberi respons secara langsung terhadap peningkatan PCO

respons secara langsung terhadap peningkatan PCO22darah. Peningkatandarah. Peningkatan

PCO

PCO22akan meningkatkan PCOakan meningkatkan PCO22sel tubulus, menyebabkan peningkatansel tubulus, menyebabkan peningkatan

pembentukan H

pembentukan H++ dalam sel tubulus, yang kemudian merangsang sekresi Hdalam sel tubulus, yang kemudian merangsang sekresi H++ lebih banyak.

lebih banyak. b)

b) Asidosis metabolik Asidosis metabolik 

Pada asidosis metabolik, kelebihan H

Pada asidosis metabolik, kelebihan H++melebihi HCOmelebihi HCO33--yang terjadi diyang terjadi di

dalam cairan tubulus secara primer disebabkan oleh penurunan filtrasi HCO dalam cairan tubulus secara primer disebabkan oleh penurunan filtrasi HCO33--..

Penurunan ini dikarenakan penurunan konsentrasi HCO

Penurunan ini dikarenakan penurunan konsentrasi HCO33-- cairan ektrasel.cairan ektrasel.

Penurunan kadar HCO

Penurunan kadar HCO33 ini dapat dikarenakan hilang melalui ekresi ginjal maupunini dapat dikarenakan hilang melalui ekresi ginjal maupun

karena diare. karena diare.

Selain karena penurunan kadar HCO

Selain karena penurunan kadar HCO33--, asidosis metabolik dapat juga, asidosis metabolik dapat juga

disebabkan oleh penambahan asam di CES, sebagai contoh asidosis laktat, disebabkan oleh penambahan asam di CES, sebagai contoh asidosis laktat, ketogenesis, asam dari TGI. Penambahan asam ini akan meningkatkan kadar ketogenesis, asam dari TGI. Penambahan asam ini akan meningkatkan kadar H

H++secara langsung. Inti dari penyebab asidosis metabolik yaitu terjadi penurunansecara langsung. Inti dari penyebab asidosis metabolik yaitu terjadi penurunan rasio HCO

(22)

Kompensasi yang terjadi dalam tubuh paling primer yatiu dengan Kompensasi yang terjadi dalam tubuh paling primer yatiu dengan peningkatan ventilasi alveoli. Peningkatan ini akan mengurangi PCO peningkatan ventilasi alveoli. Peningkatan ini akan mengurangi PCO22dandan

kompensasi ginjal, yang dengan menambahkan bikarbonat baru ke dalam cairan kompensasi ginjal, yang dengan menambahkan bikarbonat baru ke dalam cairan ekstrasel, membantu memperkecil penurunan awal konsentrasi HCO

ekstrasel, membantu memperkecil penurunan awal konsentrasi HCO33--ekstrasel,ekstrasel,

serta meningkatakan ekskresi ion H

serta meningkatakan ekskresi ion H++untuk mengurangi kadar ion Huntuk mengurangi kadar ion H++di CES.di CES. Hipokalemia

Hipokalemia

Kadar konsentrasi kalium yang rendah merupakan kelainan elektrolit yang paling Kadar konsentrasi kalium yang rendah merupakan kelainan elektrolit yang paling sering ditemukan pada pasien yang berkunjung ke rumah sakit. Kadar konsentrasi potassium sering ditemukan pada pasien yang berkunjung ke rumah sakit. Kadar konsentrasi potassium yang rendah didefinisikan apabila kurang dari 3,6 mmol/liter. Hipokalemia dapat ditemukan yang rendah didefinisikan apabila kurang dari 3,6 mmol/liter. Hipokalemia dapat ditemukan pada 20% dari pasien rawat inap di rumah sakit. Sebagian besar dari pasien rawat inap ini pada 20% dari pasien rawat inap di rumah sakit. Sebagian besar dari pasien rawat inap ini adalah mereka yang mempunyai kadar potassium berkisar anatara 3.0

adalah mereka yang mempunyai kadar potassium berkisar anatara 3.0 sampai 3.5 mmol/liter.sampai 3.5 mmol/liter. Kadar konsentrasi potassium yang rendah dapat ditemukan antara 10 sampai 40% pada Kadar konsentrasi potassium yang rendah dapat ditemukan antara 10 sampai 40% pada pasien yang mengkonsumsi thiazide diuretik.

pasien yang mengkonsumsi thiazide diuretik.

Hipokalemia biasanya dapat ditoleransi pada orang dengan keadaan tubuh yang sehat, Hipokalemia biasanya dapat ditoleransi pada orang dengan keadaan tubuh yang sehat, tetapi harus diterapi pada orang sakit. Hipokalemia sedang maupun berat dapat meningkatkan tetapi harus diterapi pada orang sakit. Hipokalemia sedang maupun berat dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas pasien dengan penyakit kardiovaskular. Ketika diagnosis angka morbiditas dan mortalitas pasien dengan penyakit kardiovaskular. Ketika diagnosis hipokalemia ditegakkan, penyebab-peny

hipokalemia ditegakkan, penyebab-penyebab terjadinya hipokalemia harus ebab terjadinya hipokalemia harus segera di tsegera di terapi.erapi. Pengaturan Keseimbangan Kalium didalam Tubuh

Pengaturan Keseimbangan Kalium didalam Tubuh

Keseimbangan kalium didalam tubuh diatur oleh beberapa hormon. Distribusi Keseimbangan kalium didalam tubuh diatur oleh beberapa hormon. Distribusi transelular kalium normal ( rasio dari intraselular ke ekstraseluler) diatur oleh sekurangnya transelular kalium normal ( rasio dari intraselular ke ekstraseluler) diatur oleh sekurangnya dua hormon yang memberikan sinyal kepada sel. Kedua hormon tersebut adalah insulin dan dua hormon yang memberikan sinyal kepada sel. Kedua hormon tersebut adalah insulin dan β

β- adrenergik katekolamin.- adrenergik katekolamin. Insulin dan β

Insulin dan β-adrenergik katekolamin meningkatkan potassium selular uptake dengan-adrenergik katekolamin meningkatkan potassium selular uptake dengan menstimulasi membran sel Na

menstimulasi membran sel Na++ /K /K++-ATPase. Bagi insulin, mekanisme kerja Na-ATPase. Bagi insulin, mekanisme kerja Na++ /K /K++-ATPase-ATPase merupakan mekanisme umpan balik. Dimana hiperkalemia menstimulasi sekresi insulin dan merupakan mekanisme umpan balik. Dimana hiperkalemia menstimulasi sekresi insulin dan hypokalemia menghambat sekresi insulin. Tidak ada mekanisme umpan balik yang hypokalemia menghambat sekresi insulin. Tidak ada mekanisme umpan balik yang dihasilkan oleh β

dihasilkan oleh β-- adrenergik, tetapi βadrenergik, tetapi β-- blokade  blokade meningkatkan meningkatkan kadar kadar serum serum kalium kalium dan dan β β--agonist menurunkan kadar serum kalium sebagai mekanisme pengaturan kadar kalium agonist menurunkan kadar serum kalium sebagai mekanisme pengaturan kadar kalium

(23)

Sintesis Na

Sintesis Na++ /K /K++-ATPase juga distimulai oleh hormon thyroid, yang juga dapat-ATPase juga distimulai oleh hormon thyroid, yang juga dapat menyebabkan hypokalemia pada pasien yang didiagnosis dengan hyperthyroidism. Alkali menyebabkan hypokalemia pada pasien yang didiagnosis dengan hyperthyroidism. Alkali dapat menyebabkan pergeseran kalium kedalam sel, tetapi respon yang didapat masih sangat dapat menyebabkan pergeseran kalium kedalam sel, tetapi respon yang didapat masih sangat bervariasi. Pada pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir, pemberian bikarbonat hanya bervariasi. Pada pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir, pemberian bikarbonat hanya memiliki sedikit efek pada distribusi

memiliki sedikit efek pada distribusi transselular kalium.transselular kalium.

Belum jelas apakah aldosteron mempengaruhi distribusi transeluler kalium, tetapi Belum jelas apakah aldosteron mempengaruhi distribusi transeluler kalium, tetapi hormon ini merupakan regulator kalium terbesar didalam tubuh, melalui efeknya hormon ini merupakan regulator kalium terbesar didalam tubuh, melalui efeknya mengeksres

mengeksresikan kalium melalui ginjal. Sama hal ikan kalium melalui ginjal. Sama hal nya seperti insulin, aldosteron juga memilikinya seperti insulin, aldosteron juga memiliki umpan balik terhadap kalium. Hiperkalemia menyebabkan sekresi aldosteron, sedangkan umpan balik terhadap kalium. Hiperkalemia menyebabkan sekresi aldosteron, sedangkan hipokalemia menghambat sekresi

hipokalemia menghambat sekresi aldosteron.aldosteron.

Pengaturan konsentrasi kalium ekstraselular dan kandungan potassium didalam tubuh Pengaturan konsentrasi kalium ekstraselular dan kandungan potassium didalam tubuh tidak berjalan bersisian. Konsentrasi kalium didalam

tidak berjalan bersisian. Konsentrasi kalium didalam tubuh dan hipokalemia dapat berkurangtubuh dan hipokalemia dapat berkurang hanya karena kurangnya konsumsi makanan atau minuman berkalium dalam waktu yang hanya karena kurangnya konsumsi makanan atau minuman berkalium dalam waktu yang lama meskipun fungsi ginjal berjalan baik.

lama meskipun fungsi ginjal berjalan baik.

Gambar 1 : Hormon

(24)

Insulin dan β

Insulin dan β-adrenergik katekolamin merangsang masuknya kalium kedalam sel-adrenergik katekolamin merangsang masuknya kalium kedalam sel dengan cara menstimulasi Na

dengan cara menstimulasi Na++ /K /K++-ATPase. Aldosterone merangsang eksresi dari kalium.-ATPase. Aldosterone merangsang eksresi dari kalium. Terdapat mekanisme umpan balik pada insulin

Terdapat mekanisme umpan balik pada insulin dan aldosteron : dan aldosteron : peningkatan kalium ekstraselpeningkatan kalium ekstrasel menstimulasi sekresi dari insulin dan aldosteron, dan penurunan kalium ekstrasel menstimulasi sekresi dari insulin dan aldosteron, dan penurunan kalium ekstrasel menghambat sekresi dari kedua hormon tersebut. Angiotensin II mempunyai efek sinergis menghambat sekresi dari kedua hormon tersebut. Angiotensin II mempunyai efek sinergis terhadap aldosteron yang dapat

terhadap aldosteron yang dapat menyebabkamenyebabkan hiperkalemia.n hiperkalemia.

Pasien dengan hipokalemia seringkali tidak memberikan gejala apapun, terutama pada Pasien dengan hipokalemia seringkali tidak memberikan gejala apapun, terutama pada hipokalemia ringan (serum kalium 3.0

hipokalemia ringan (serum kalium 3.0 –  – 3.5 mmol/L). Hipokalemia yang lebih berat ( serum3.5 mmol/L). Hipokalemia yang lebih berat ( serum kalium ≤ 2.9 mmol/L) biasanya memberikan gejala umum non

kalium ≤ 2.9 mmol/L) biasanya memberikan gejala umum non-spesifik seperti kelemahan,-spesifik seperti kelemahan, kelelahan, dan konstipasi. Pada kadar serum potassium kurang dari 2.5 mmol/L nekrosis otot kelelahan, dan konstipasi. Pada kadar serum potassium kurang dari 2.5 mmol/L nekrosis otot akan dapat ditemukan dan pada kadar serum kalium kurang dari 2.0 mmol/L

akan dapat ditemukan dan pada kadar serum kalium kurang dari 2.0 mmol/L dapat ditemukandapat ditemukan kelumpuhan otot, yang apabila tidak segera diterapi akan menyebabkan kelumpuhan otot kelumpuhan otot, yang apabila tidak segera diterapi akan menyebabkan kelumpuhan otot pernapasan

pernapasan. Gejala-gejala yang ti. Gejala-gejala yang timbul bersinergi dengan penurunan kadar serum mbul bersinergi dengan penurunan kadar serum kalium.kalium. Pada pasien tanpa penyakit jantung, kelainan pada konduksi jantung seperti aritmia, Pada pasien tanpa penyakit jantung, kelainan pada konduksi jantung seperti aritmia,  jarang

 jarang ditemui ditemui walaupun walaupun kadar kadar kalium kalium pasien pasien kurang kurang dari dari 3.0 3.0 mmol/L. mmol/L. Tetapi Tetapi pada pada pasienpasien dengan kelainan jantung seperti iskemia, gagal jantung, maupun hypertrofi ventrikel kiri, dengan kelainan jantung seperti iskemia, gagal jantung, maupun hypertrofi ventrikel kiri, hipokalemia dapat menyebabkan aritmia. Penurunan kadar kalium didalam tubuh dapat hipokalemia dapat menyebabkan aritmia. Penurunan kadar kalium didalam tubuh dapat meningkatkan tekanan darah sistolik maupun diastolik saat asupan natrium tidak dibatasi meningkatkan tekanan darah sistolik maupun diastolik saat asupan natrium tidak dibatasi dengan meningkatka

dengan meningkatkan retensi natrium di n retensi natrium di ginjal.ginjal.

Hipokalemia jarang didiagnosis berdasarkan presentasi klinis, tetapi didiagnosis Hipokalemia jarang didiagnosis berdasarkan presentasi klinis, tetapi didiagnosis melalui pemeriksaan kadar kalium didalam serum. Kadar kalium yang rendah menandakan melalui pemeriksaan kadar kalium didalam serum. Kadar kalium yang rendah menandakan terjadinya gangguan regulasi homeostatis didalam tubuh.

terjadinya gangguan regulasi homeostatis didalam tubuh.

Hipokalemia hampir selalu merupakan kehilangan abnormal kalium didalam tubuh, Hipokalemia hampir selalu merupakan kehilangan abnormal kalium didalam tubuh, dan lebih jarang disebabkan karena pergeseram kalium dari

dan lebih jarang disebabkan karena pergeseram kalium dari ekstraseluler ke dalam sel. Dalamekstraseluler ke dalam sel. Dalam kedua kasus, obat yang diresepkan dokter dan dikonsumsi oleh pasien adalah penyebab kedua kasus, obat yang diresepkan dokter dan dikonsumsi oleh pasien adalah penyebab paling umum terjadinya hipokalemia. Jadi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah paling umum terjadinya hipokalemia. Jadi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah meninjau riwayat pengobatan pasien. Apabila riwayat konsumsi obat pada pasien tidak ada, meninjau riwayat pengobatan pasien. Apabila riwayat konsumsi obat pada pasien tidak ada,

(25)

harus dipikirkan apakah suatu alkalosis metabolik melalui ginjal, ataupun p

harus dipikirkan apakah suatu alkalosis metabolik melalui ginjal, ataupun p engeluaran kaliumengeluaran kalium melalui feses yang diinduksi oleh diare.

melalui feses yang diinduksi oleh diare.

Tanda dan Gejala Hipokalemia Tanda dan Gejala Hipokalemia

 Pernapasan yang lambat dan sulit untuk bernafasPernapasan yang lambat dan sulit untuk bernafas 

 Tekanan darah meningkatTekanan darah meningkat

 Denyut nadi lemahDenyut nadi lemah

 AritmiaAritmia

 Cepat merasa pusing ketika berdiriCepat merasa pusing ketika berdiri 

 BingungBingung

 AnxietasAnxietas

 Kelemahan ototKelemahan otot 

 Kekakuan ototKekakuan otot

  MualMual   MuntahMuntah   KonstipasiKonstipasi 

(26)
(27)

Penyebab terjadinya hipokalemia Penyebab terjadinya hipokalemia

 Malnutrisi, atau intake kalium yang kurangMalnutrisi, atau intake kalium yang kurang 

 Kehilangan kalium pada traktus gastrointestinalKehilangan kalium pada traktus gastrointestinal

o

o MuntahMuntah o

o DiareDiare o

o PenggunaaPenggunaan enama n enama atau laksatif atau laksatif 

 Efek dari obat-obatanEfek dari obat-obatan

o

o Diuretik Diuretik  o

o Agonist beta-adrenergik Agonist beta-adrenergik  o o SteroidSteroid o o TeofilinTeofilin o o AminoglikosidaAminoglikosida 

 Pergeseran kalium intraselulerPergeseran kalium intraseluler

o

o InsulinInsulin o

o AlkalosisAlkalosis

 Kehilangan kalium pada ginjalKehilangan kalium pada ginjal

o

o Asidosis Tubular RenalisAsidosis Tubular Renalis o

o HiperaldosteronismHiperaldosteronism o

o Deplesi magnesiumDeplesi magnesium o

o LeukemiaLeukemia

Asupan Kalium yang Kurang Asupan Kalium yang Kurang

Diet dengan kadar potasium yang rendah, yaitu kurang dari 1g/hari (25 mmol/L) Diet dengan kadar potasium yang rendah, yaitu kurang dari 1g/hari (25 mmol/L) dapat menyebabkan kekurangan potasium dan hipokalemia dikarenakan kemampuan ginjal dapat menyebabkan kekurangan potasium dan hipokalemia dikarenakan kemampuan ginjal untuk mengekresikan kalium gagal karena mekanisme homeostatis. Pengurangan kalium untuk mengekresikan kalium gagal karena mekanisme homeostatis. Pengurangan kalium dalam jumlah banyak jarang terjadi karena intake kalium dalam makanan kurang, terkecuali dalam jumlah banyak jarang terjadi karena intake kalium dalam makanan kurang, terkecuali pada pasien yang menderita kelaparan.

(28)

Diare Diare

Konsentrasi kalium didalam feses berkisar antara 80 sampai 90 mmol/L. Tetapi Konsentrasi kalium didalam feses berkisar antara 80 sampai 90 mmol/L. Tetapi dikarenakan kadar air didalam feses rendah, maka hanya sekitar 10 mmol/L potasium yang dikarenakan kadar air didalam feses rendah, maka hanya sekitar 10 mmol/L potasium yang keluar melalui feses. Pada diare, konsentrasi kalium pada feses meningkat, sehingga keluar melalui feses. Pada diare, konsentrasi kalium pada feses meningkat, sehingga kehilangan kalium menjadi lebih

kehilangan kalium menjadi lebih banyak.banyak.

Laksatif dan Enema Laksatif dan Enema

Dosis besar penggunaan laksatif dapat menyebabkan hipokalemia dengan cara Dosis besar penggunaan laksatif dapat menyebabkan hipokalemia dengan cara pembuanga

(29)

z

z penggunaan laksatif maupun penggunaan laksatif maupun enema dapat enema dapat didiagnosididiagnosis s pada pasien pada pasien yang yang menggunakanmenggunakan obat-obatan untuk menurunkan berat

obat-obatan untuk menurunkan berat badan.badan.

Obat-Obatan yang Menginduksi Terjadinya Pergeseran Kalium dari Ekstraseluler ke Obat-Obatan yang Menginduksi Terjadinya Pergeseran Kalium dari Ekstraseluler ke dalam Sel

dalam Sel O

Obat β2bat β2- Simpatometik- Simpatometik

Banyak obat-obatan yang mempunyai efek b2-simpatometik seperti bronkodilator, Banyak obat-obatan yang mempunyai efek b2-simpatometik seperti bronkodilator, dan penghambat kontraksi uterus. Standar dosis untul albuterol nebulisasi dapat menurunkan dan penghambat kontraksi uterus. Standar dosis untul albuterol nebulisasi dapat menurunkan kadar potassium 0.2 sampai 0.4 mmol/L, dan dosis kedua dengan penggunaan kurang lebih kadar potassium 0.2 sampai 0.4 mmol/L, dan dosis kedua dengan penggunaan kurang lebih satu jam dapat menurunkan kadar kalium sampai dengan 1 mmol/

satu jam dapat menurunkan kadar kalium sampai dengan 1 mmol/ L.L.

Penurunan kadar kalium karena penggunaan albuterol nebulisasi dapat bertahan Penurunan kadar kalium karena penggunaan albuterol nebulisasi dapat bertahan sampai dengan empat jam. Penggunaan pseudoefedrin oral dapat menyebabkan hipokalemia sampai dengan empat jam. Penggunaan pseudoefedrin oral dapat menyebabkan hipokalemia berat. Ritordin dan terbutalin, obat penghambat kontraksi uterus, dapat menurunkan kadar berat. Ritordin dan terbutalin, obat penghambat kontraksi uterus, dapat menurunkan kadar kalium sampai dengan 2.5 mmol/L setelah penggunaan 4 sampai 6 jam

kalium sampai dengan 2.5 mmol/L setelah penggunaan 4 sampai 6 jam intravena.intravena. Xantin

Xantin

Teofilin dan kafein bukan

Teofilin dan kafein bukan merupakan golongan simpatomimetik, tetapi kedua obat inimerupakan golongan simpatomimetik, tetapi kedua obat ini dapat menstimulasi pengeluaran simpatetik amin dan juga meningkatkan eksresi Na

dapat menstimulasi pengeluaran simpatetik amin dan juga meningkatkan eksresi Na++ /K /K++ --ATPase dengan menghambat phospodiesterase. Hipokalemia yang berat dapat terjadi pada ATPase dengan menghambat phospodiesterase. Hipokalemia yang berat dapat terjadi pada pasien dengan keracunan teofilin. Kafein dalam cangkir kopi

pasien dengan keracunan teofilin. Kafein dalam cangkir kopi dapat menurunkan kadar kaliumdapat menurunkan kadar kalium sampai dengan 0.4 mmol/L.

sampai dengan 0.4 mmol/L. Obat-Obatan Lain

Obat-Obatan Lain

Meskipun Calcium Canal Blocker dapat meningkatkan penyerapan kalium dalam Meskipun Calcium Canal Blocker dapat meningkatkan penyerapan kalium dalam beberapa penelitian, tetapi pemberian Calcium Canal Blocker dalam dosis yang tepat tidak  beberapa penelitian, tetapi pemberian Calcium Canal Blocker dalam dosis yang tepat tidak  menyebabkan hipokalemia. Tetapi konsumsi verapamil dalam dosis besar yang disengaja menyebabkan hipokalemia. Tetapi konsumsi verapamil dalam dosis besar yang disengaja dapat menyebabkan hipokalemia berat. Konsumsi kloroquin dalam dosis yang besar juga dapat menyebabkan hipokalemia berat. Konsumsi kloroquin dalam dosis yang besar juga dapat menyebabkan hipokalemia dengan cara menghambat pengeluaran kalium dari dalam dapat menyebabkan hipokalemia dengan cara menghambat pengeluaran kalium dari dalam sel. Insulin menyebabkan kalium masuk kedalam sel, penggunan insulin juga dapat sel. Insulin menyebabkan kalium masuk kedalam sel, penggunan insulin juga dapat

(30)

menyebabkan penurunan kadar kalium didalam tubuh. Hipokalemia merupakan masalah menyebabkan penurunan kadar kalium didalam tubuh. Hipokalemia merupakan masalah klinis yang penting, terkecuali dalam penggunan insulin yang berlebihan dan dalam klinis yang penting, terkecuali dalam penggunan insulin yang berlebihan dan dalam pengobatan diabetes ketoasidosis.

pengobatan diabetes ketoasidosis.

Obat-Obatan yang Menyebabkan Kehilangan Kalium Abnormal didalam Tubuh Obat-Obatan yang Menyebabkan Kehilangan Kalium Abnormal didalam Tubuh Diuretik

Diuretik

Penyebab hipokalemia paling umum adalah penggunaan terapi diuretik. Tiazid dan Penyebab hipokalemia paling umum adalah penggunaan terapi diuretik. Tiazid dan diuretik bloker klorida berkaitan dengan reabsorbsi sodium (masing-masing menghambat diuretik bloker klorida berkaitan dengan reabsorbsi sodium (masing-masing menghambat membran transport protein yang berbeda), dan hasilnya peningkatan pengakutan sodium membran transport protein yang berbeda), dan hasilnya peningkatan pengakutan sodium kedalam tubulus ginjal yang akan menyebabkan reabsorbsi natrium dan eksresi kalium ke kedalam tubulus ginjal yang akan menyebabkan reabsorbsi natrium dan eksresi kalium ke dalam urin. Derajat hipokalemia berhubungan dengan dosis tiazid yang diberikan. Semakin dalam urin. Derajat hipokalemia berhubungan dengan dosis tiazid yang diberikan. Semakin besar dosis tiazid yang diberikan, semakin berat derajat hipokalemia pada pasien.

besar dosis tiazid yang diberikan, semakin berat derajat hipokalemia pada pasien.

Kombinasi dari furosemid atau bumetanid dengan metolazone dapat menyebabkan Kombinasi dari furosemid atau bumetanid dengan metolazone dapat menyebabkan hipokalemia yang bervariadi dari sedang ke berat walapun dengan penggunaan suplemen hipokalemia yang bervariadi dari sedang ke berat walapun dengan penggunaan suplemen kalium.

kalium.

Diuretik yang menyebabkan hipokalemia biasanya tidak dihubungkan dengan sedang Diuretik yang menyebabkan hipokalemia biasanya tidak dihubungkan dengan sedang sampai berat alkalosis metabolik (konsentrasi serum bikarbonat 28-36 mmol/L). sampai berat alkalosis metabolik (konsentrasi serum bikarbonat 28-36 mmol/L). Asetozolamid dapat meningkatkan eksresi kalium dengan menghambat hidrogen-natrium Asetozolamid dapat meningkatkan eksresi kalium dengan menghambat hidrogen-natrium reabsorbsi, sehingga memungkinkan terjadinya hipokalemia bersamaan dengan asidosis reabsorbsi, sehingga memungkinkan terjadinya hipokalemia bersamaan dengan asidosis metabolik.

metabolik.

Obat-Obatan dengan Efek Mineralkortikoid atau Glukokortikoid Obat-Obatan dengan Efek Mineralkortikoid atau Glukokortikoid

Fludrokortison adalah mineralkortikoid oral yang dapat menyebabkan eksresi kalium Fludrokortison adalah mineralkortikoid oral yang dapat menyebabkan eksresi kalium di ginjal dan dapat menyebabkan pengeluaran kalium yang berlebihan apabila digunakan di ginjal dan dapat menyebabkan pengeluaran kalium yang berlebihan apabila digunakan secara tidak tepat. Glukokortikoid, seperti prednison dan hidrokortison tidak mempunyai efek  secara tidak tepat. Glukokortikoid, seperti prednison dan hidrokortison tidak mempunyai efek  langsung terhadap seksresi kalium di ginjal, tetapi

langsung terhadap seksresi kalium di ginjal, tetapi prednison dan hidrokortison meningkatkanprednison dan hidrokortison meningkatkan eksresi kalium dengan efek kedua obat tersebut pada laju

eksresi kalium dengan efek kedua obat tersebut pada laju filtrasi ginjal. Pemberian kedua obatfiltrasi ginjal. Pemberian kedua obat ini pada terapi jangka panjang dapat menurunkan kadar konsentrasi

ini pada terapi jangka panjang dapat menurunkan kadar konsentrasi potasiumpotasium di dalam serumdi dalam serum sebanyak 0.2 sampai 0.4 mmol/L.

(31)

Obat-Obatan Lainnya Obat-Obatan Lainnya

Penisilin dan turunannya apabila diberikan dalam dosis tinggi secara intravena, dapat Penisilin dan turunannya apabila diberikan dalam dosis tinggi secara intravena, dapat meningkatkan eksresi kalium dengan cara meningkatkan absorbsi natrium pada nefron. meningkatkan eksresi kalium dengan cara meningkatkan absorbsi natrium pada nefron. Antibiotik aminoglikosida, cisplation obat anti tumor, dan foscarnet obat anti virus dapat Antibiotik aminoglikosida, cisplation obat anti tumor, dan foscarnet obat anti virus dapat menyebabkan kehilangan kalium dengan cara mengurangi magnesium. Ampotericin B juga menyebabkan kehilangan kalium dengan cara mengurangi magnesium. Ampotericin B juga dapat menyebabkan kehilangan kalium dengan cara menghambat sekresi hidrogen sehingga dapat menyebabkan kehilangan kalium dengan cara menghambat sekresi hidrogen sehingga menyebabk

menyebabkan kekurangan magensium didalam an kekurangan magensium didalam tubuh.tubuh. Laksatif dan Enema

Laksatif dan Enema

Dosis besar penggunaan laksatif dapat menyebabkan hipokalemia dengan cara Dosis besar penggunaan laksatif dapat menyebabkan hipokalemia dengan cara pembuanga

pembuangan kalium n kalium melalui feses. Begitu pula melalui feses. Begitu pula dengan enema. Diagnosis hipokalemia karenadengan enema. Diagnosis hipokalemia karena penggunaan laksatif maupun enema dapat didiagnosis pada pasien yang menggunakan penggunaan laksatif maupun enema dapat didiagnosis pada pasien yang menggunakan obat-obatan untuk menurunkan berat badan.

(32)

Penyebab Pergeseran Kalium dari Ekstraseluler yang disebebkan Selain dari Penyebab Pergeseran Kalium dari Ekstraseluler yang disebebkan Selain dari Obat-Obatan

Obatan

Hipokalemia yang berat (kadar kalium dalam serum < 3 mmol/L) juga dapat Hipokalemia yang berat (kadar kalium dalam serum < 3 mmol/L) juga dapat ditemukan pada pasien dengan hyperthyroidism dengan gejala klinis yaitu kelemahan otot ditemukan pada pasien dengan hyperthyroidism dengan gejala klinis yaitu kelemahan otot dan paralisis yang terjadi secara tiba-tiba. Gejala ini terjadi 2 sampai 8 % dari pasien di dan paralisis yang terjadi secara tiba-tiba. Gejala ini terjadi 2 sampai 8 % dari pasien di negara Asia dengan hyperthyroidism. Tanda dan gejala dari hyperthroidism biasanya ditandai negara Asia dengan hyperthyroidism. Tanda dan gejala dari hyperthroidism biasanya ditandai dengan kelemahan otot dan paralisis yang terjadi secara tiba-tiba, tetapi dapat ditanyakan dengan kelemahan otot dan paralisis yang terjadi secara tiba-tiba, tetapi dapat ditanyakan apakah di keluarga ada yang merasakan gejala yang sama. Karena hypokalemia yang apakah di keluarga ada yang merasakan gejala yang sama. Karena hypokalemia yang disebabkan oleh hypertiroidism dapat menyerupai dengan Hipokalemia Familial Periodik  disebabkan oleh hypertiroidism dapat menyerupai dengan Hipokalemia Familial Periodik  Paralisis.

Paralisis.

Hipokalemia Familial Periodik Paralisis merupakan kelainan autosomal dominan Hipokalemia Familial Periodik Paralisis merupakan kelainan autosomal dominan yaitu mutasi dari gen yang menkode dihidropiridin (sebuah voltaged-gade calcium chanel). yaitu mutasi dari gen yang menkode dihidropiridin (sebuah voltaged-gade calcium chanel).

(33)

Kelainan ini ditandai dengan paralisis otot yang terjadi secara tiba-tiba dengan berkurangnya Kelainan ini ditandai dengan paralisis otot yang terjadi secara tiba-tiba dengan berkurangnya kadar potassium di dalam serum kurang dari 2.5 mmol/L. Paralisis yang terjadi secara kadar potassium di dalam serum kurang dari 2.5 mmol/L. Paralisis yang terjadi secara tiba-tiba juga dapat diinduksi dengan tingginya intake karbohidrat dan natrium dan biasanya otot tiba juga dapat diinduksi dengan tingginya intake karbohidrat dan natrium dan biasanya otot yang paralisis dapat kembali seperti semula dalam waktu kurang dari

yang paralisis dapat kembali seperti semula dalam waktu kurang dari 24 jam.24 jam.

Terapi pada anemia pernisiosa (kadar hematokrit < 20%) dengan vitamin B12 juga Terapi pada anemia pernisiosa (kadar hematokrit < 20%) dengan vitamin B12 juga dapat menyebabkan penurunan kadar potasium secara tiba-tiba karena

dapat menyebabkan penurunan kadar potasium secara tiba-tiba karena cepatnya pengambilancepatnya pengambilan potasium bagi sel darah merah yang baru saja menerima transfusi sel darah merah. potasium bagi sel darah merah yang baru saja menerima transfusi sel darah merah. Hipokalemia terjadi karena pengambilan potasium pada sel darah merah yang baru saja Hipokalemia terjadi karena pengambilan potasium pada sel darah merah yang baru saja ditransfusi.

ditransfusi.

Kehilangan Melalui Ginjal Kehilangan Melalui Ginjal

Kehilangan banyak kalium dapat terjadi pada

Kehilangan banyak kalium dapat terjadi pada pasien dengan gangguan ginjal.pasien dengan gangguan ginjal. Alkalosis Metabolik

Alkalosis Metabolik

Bentuk umum yang paling sering terjadi pada alkalosis metabolik adalah hilangnya Bentuk umum yang paling sering terjadi pada alkalosis metabolik adalah hilangnya kadar klorida dalam tubuh karena muntah atau bilas lambung. Hipokalemia juga dapat terjadi kadar klorida dalam tubuh karena muntah atau bilas lambung. Hipokalemia juga dapat terjadi pada pasien dengan cushing

pada pasien dengan cushing syndrom amupun hyperaldosteronism.syndrom amupun hyperaldosteronism.

Asidosis Metabolik Asidosis Metabolik

Hipokalemia merupakan gejala kardinal pada pasien dengan renal tubular asidosis tipe Hipokalemia merupakan gejala kardinal pada pasien dengan renal tubular asidosis tipe I. Derajat hipokalemia tidak berkorelasi dengan derajat asidosis, tetapi lebih menyerupai I. Derajat hipokalemia tidak berkorelasi dengan derajat asidosis, tetapi lebih menyerupai hipokalemia yang disebabkan kekurangan intake natrium dan kalium serta konsesntrasi hipokalemia yang disebabkan kekurangan intake natrium dan kalium serta konsesntrasi aldosteron. Hipokalemia dapat mengancam kehidupan pada pasien dengan kadar kalium aldosteron. Hipokalemia dapat mengancam kehidupan pada pasien dengan kadar kalium serum yang sangat rendah (< 2.0 mmol/L ) yang biasanya ditemukan pada pasien dengan serum yang sangat rendah (< 2.0 mmol/L ) yang biasanya ditemukan pada pasien dengan renal tubular asidosis yang tidak diobati. Supplemen kalium diperlukan untuk terapi seumur renal tubular asidosis yang tidak diobati. Supplemen kalium diperlukan untuk terapi seumur hidup pada pasien ini. Tipe II, yakni renal tubular asidosis proksimal, hipokalemia timbul hidup pada pasien ini. Tipe II, yakni renal tubular asidosis proksimal, hipokalemia timbul pada pasien yang tidak diobati atau karena pemberian sodium bikarbonat.

Gambar

Gambar 1 : Hormon

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dicapai, yang mana kedua hipotes penelitian juga diterima, pada dasarnya telah membuktikan kembali atas hasil- hasil penelitian

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI LABORATORIUM PUSKESMAS NUSA PENIDA I ( TAHUN 2016 ) BULAN :

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemberdayaan perempuan yang ditempuh oleh Koperasi Wanita Mekar Saluyu dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi

Penjelasan di atas menyebutkan bahwa pemilihan umum merupakan syarat minimal adanya demokrasi yang bertujuan memilih wakil-wakil rakyat, wakil daerah, presiden untuk

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa peran pengetahuan ibu yang paling dominan terhadap pola konsumsi makan pada balita dan faktor yang berpengaruh lainnya

Jadi, dengan mengetahui semua biaya dari setiap ruas jalan, dapat ditentukan (dengan algoritma tertentu) rute terbaik yang dapat dilalui pada jaringan jalan tersebut.. •

menyadarkan masyarakat Indonesia bahwa LGBT ada di sekitar kita.Agenda untuk mendesak pemerintah Indonesia dalam rangka melegalkan pernikahan homoseksual masih belum ada di dalam

Setelah menyelesaikan modul ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tentang berbagai aspek dari bermacam-macam gangguan kejiwaan yang disertai gejala kecemasan