• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Pemeliharaan Rutin Jalan Tol

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Evaluasi Pemeliharaan Rutin Jalan Tol"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Evaluasi Pemeliharaan Rutin Jalan Tol

Tesis Magister

Oleh

Florentina Pungky Pramesti NIM : 25098043

Bidang Khusus Rekayasa Transportasi Program Studi Teknik Sipil

Program Pascasarjana lnstitut Teknologi Bandung

(2)
(3)

ABSTRAK

Sebagai bagian dari program pemeliharaan secara keseluruhan, program pemeliharaan rutin, yang secara khusus dievaluasi dalam tesis ini, memainkan peran penting agar kondisi jalan to] dan fasilitas penunjangnya terawat baik. Ini dicapai karena perawatan dan kontrol dilakukan secara teratur dan terns meneus.

Penelitian dilakukan untuk berbagai aspek antara lain inspeksi rutin, penyusunan dan persiapan pelaksanaan program pemeliharaan rutin, dan implementasi program pemeliharaan rutin.

Kajian dilakukan pada program pemeliharaan rutin jalan to] yang dikelola oleh PT. Jasa Marga (Persero). Studi kasus diambil pada jalan to] cabang Padaleunyi- Citarum, dengan menelaah program pemeliharaan rutin khususnya tahun 1999.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa inventaris jalan to] Padaleunyi-Citarum dapat didata dalam Modul Pangkalan Data MMS II+ dengan relatif lengkap (kecuali beberapa bagian dari dimensi lateral lajur dan saluran serta beberapa atribut inventaris). Kelengkapan data ini diperlukan sebagai referensi pendataan inspeksi rutin tahun 1999 dalam Modul Pemeliharaan Rutin NMS II+. Selanjutnya analisis penyusunan kebutuhan pemeliharaan menunjukkan perlunya menyusun prioritas dengan menggunakan urutan prioritas MMS II+ dengan peringkat 1 sampai 72. Diusulkan untuk meiakukan perubahan dalam urutan prioritas MMS II+ tersebut yaitu untuk seluruh obyek pemeliharaan dan seluruh jenis kegiatan, RI mendapat prioritas 1-24, R2 mendapat prioritas 25-48 sedangkan R3 mendapat prioritas 49-72. Dengan menerapkan kriteria prioritas ini maka rencana pemeliharaan rutin dapat ditetapkan dari daftar kebutuhan secara lebih rasional dan konsisten. Hasil berikutnya adalah prediksi kebutuhan pemeliharaan rutin tahun selanjutnya menggunakan ekstrapolasi sederhana dengan memperhatikan adanya pekerjaan tetap dan tidak tetap, sehingga dapat disusun rencana pemeliharaan rutin tahun 2001. Penyusunan program pemeliharaan rutin tahun 1999 menunjukkan dari 166 pekerjaan yang direncanakan dengan anggaran Rp 2.652.891.000, yang diprogram adalah 110 pekejaan dengan anggaran Rp 1.610.179.600,00 yang dilaksanakan dalam 77 paket pekerjaan yaitu 61 oleh rekanan dan 16 secara swakelola.

(4)

ABSTRACT

As parts of the overall maintenance program, routine maintenance which is especially evaluated in this thesis plays an important role to make tollway and its supporting facilities well maintained. This is because routine maintenance throughout the year is carried out continously.

This research is studied to evaluate routine inspection procedure, planning yearly routine maintenance needs and programming 3 monthly projects.

For case study, Padaleunyi - Citarum tollway was chosen by analysis the latest 3 years maintenance works, i.e. 1998 to 2000.

The results show all Padaleunyi-Citarum tollway inventory data can be inputed on MMS II+ Data base Module relatively complete (except few part of road lateral dimension and channel and few inventor atribute). This data completeness is necessary as reference for year 1999 routine inspection data processing in Routine Maitenance Module of MMS II+. Analysis of the maintenance requirements show the necessity to arrange priority using MMS 11+ priority scale, ranked from 1 to 72. Its proposed to make changes towards the MMS II+ priority scale, which are all maintenance object and all type of activity, RI prioritized as 1 -24, R2 as 25 - 48 and R3 as 49 - 72. By implementing this priority criteria routine maintenance planning can be arranged form the maintenance requirements list more rasionally and consistent. Next result is next year routine maintenance requirements prediction using simple extrapolation with attention to the fixed and non fixed job item, so the routine maintenance planning can be arranged for the year of 2001. The arrangement of routine maintenance of year 1999 shows that from 166 job item planned with cost Rp. 2.652.891.000, which are programmed as 110 job item with cost Rp. 1.610.179.600which has been done in 77 job package, 61 by contractor and 16 by PT. Jasa Marga (Persero) itself.

(5)
(6)
(7)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari analisis terhadap beberapa aspek dalam pemeliharaan rutin yang menjadi perhatian utama dalam penelitian ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Inventaris jalan tol

Inventaris jalan tol cabang Padaleunyi-Citarum dikelompokkan menjadi 4 berdasarkan materi inspeksi rutin. Sedang dalam MMS II+, inventaris jalan tot dikelompokkan menjadi 9 berdasarkan struktur data. Agregasi ini dimaksudkan untuk mempermudah proses pendataan, pemrograman dan pelaporan, disamping khususnya untuk keperluan format pangkalan data,

Pendataan inventaris jalan tol Padaleunyi-Citarum kedalam pangkalan data MMS II+ telah dilakukan selama penelitian ini terhadap hampir seluruh inventaris, namun beberapa atribut data harus ditengkapi. Inventaris yang belum terdata adalah Lajur tambahan, Marka jalan, Rambu lalu lintas dan Lampu lalu lintas yang merupakan bagian dari Dimensi Lateral Lajur serta Inlet, Bak kontrol dan Manhole yang merupakan bagian dari Saluran. Untuk cabang Padaleunyi-Citarum, perlu dikaji lebih lanjut apakah sebagai referensi data inspeksi rutin, bagian-bagian inventaris tersebut masih perlu dilengkapi.

Pendataan inventaris bermanfaat sebagai referensi pendataan inspeksi rutin. Dengan kelengkapan data inventaris maka data inspeksi rutin seharusnya akan dapat terdata dalam pangkalan data MMS II+.

(8)

2. Inspeksi rutin

Pendataan data inspeksi rutin dalam Modul Pemeliharaan Rutin MMS II+ sendiri telah lengkap dilakukan. Hal ini dimungkinkan karena data inventaris yang dimaksud telah terdata. Dari 1185 data inventaris dalam pangkalan data MMS II+, yang terisi data inspeksi rutin tahun 1999 adalah 843 atau sekitar 71,14%. Setelah implementasi MMS II+ dilakukan, diharapkan dari tahun ke tahun data inspeksi . rutin akan semakin rinci.

Hasil analisis terhadap frekuensi inspeksi rutin menunjukkan bahwa dari data-data yang ada, dapat dihitung `Kemampuan inspeksi rutin tiap personil tiap jam'. Nilai kemampuan inspeksi untuk inspektor jalan adalah 1400 m/orang/jam, untuk inspektor jembatan utama adalah sebesar 1,1 jembatan/orang/jami, jembatan perlintasan sebesar 0,3 jembatan/orang/jam ,jembatan pedestrian sebesar 0,7 jembatan/orang/ jam, bangunan pelengkap jalan sebesar 335 m/orang/jam, gerbang tot sebesar 1,9 gedung/orangfjam, gedung sebesar 0,6 gedung/orangljwn, lingkungan sebesar 100.000 m2/orang/jam dan peratatan sebesar 5,6 buah /orang/jam. Angka-angka ini dapat muncul dari perhitungan semata-mata karena menggunakan data pada tahun 1999 saja dan tidak berdasarkan pads suatu standar yang cukup baik. Akibatnya nilai-nilai ini tidak secara tepat menunjukkan kewajaran berdasarkan kemampuan kerja orang dan kualitas pendataan yang baik,

3. Rencana pemeliharaan rutin

Urutan prioritas pekerjaan pemeliharaan rutin di cabang Padaleunyi-Citarum dinyatakan dalam tingkat kriteria kerusakan R1

(9)

sampai dengan R3.

Bila MMS 11+ diimplementasikan, proses penentuan prioritas dapat dilakukan secara otomatis dan konsisten dengan menggunakan tingkat prioritas 1 sampai 72. Dimana kriteria kerusakan dikategorikan untuk setiap inventaris (9), setiap jenis kegiatan (4), dan kriteria kerusakan (RI-R3). Dari analisis diusulkan untuk mengubah urutan prioritas dalam MMS 11+ dimana seluruh R1 diprioritaskan pada urutan 1 sampai 24, R2 diprioritaskan pada urutan 25 sampai 58 dan R3 pada urutan 59 sampai 72.

Penyusunan kebutuhan pemeliharaan rutin tahun depan dapat diprediksi dengan memperhatikan pekerjaan tetap yaitu pekerjaan yang selalu ada tiap tahun. Kebutuhan pemeliharaan rutin setiap tahunnya terdiri dari : Kebutuhan pemeliharaan rutin yang bersifat tetap (selalu ada setiap tahun) baik item pekerjaan, inventaris, lokasi dan volumenya, Kebutuhan pemeliharaan rutin yang belum terlaksana tahun sebelumnya, dan kebutuhan pemeliharaan rutin hasil inspeksi rutin umum yang dilakukan selama satu tahun sebelumnya. Dengan ekstrapolasi sederhana didapat bahwa tahun 2001 akan direncanakan 220 pekerjaan pemeliharaan rutin.

Dalam memprediksi kebutuhan pemeliharaan rutin tahun depan MMS 11+ menitikberatkan pada prediksi anggaran pemeliharaan rutin. Prediksi anggaran pemeliharaan rutin akan ditampilkan teragregasi dalam 9 kelompok obyek. Dengan ekstrapolasi sederhana, diperkirakan tahun 2001 nanti anggaran pemeliharaan rutin yang diperlukan adalah Rp. 3.422.934.500,00. Ini meningkat 25,83% dari rencana anggaran

(10)

sebelumnya. Setelah data terakumulasi untuk beberapa tahun, diharapkan hasil prediksi akan semakin baik.

4. Program pemeliharaan rutin

Dari 166 pekerjaan pemeliharaan rutin yang direncanakan pada tahun 1999, yang terprogram adalah 110 pekerjaan yang dilaksanakan dalam 77 paket pekerjaan yaitu 61 oleh rekanan (kontrak) clan 16 secara swakelola. Anggaran pemeliharaan rutin yang direncanakan sebesar Rp. 2.652.891,000,00, yang terprogram adalah sebesar Rp. 1.610.179.600,00 clan terealisasi sebesar Rp. 1.605.43 5.200,00.

Pada akhimya didapati bahwa MMS II+ dapat digunakan untuk mendukung proses perencanaan clan penyusunan program pemeliharaan rutin jalan tol Padaleunyi-Citarum. Sistem pendukung berbasis teknologi komputer ini membuat pengambilan keputusan-keputusan manajemen pemeliharaan rutin dapat dilakukan secara lebih

optimal.

5.2. Saran

MPR memberikan hasil yang baik jika menclapat masukan data yang baik pula yang berupa data awal dari Modul Pangkalan Data, data inspeksi rutin clan program pemeliharaan rutin. Data yang diperoleh dari cabang Padaleunyi-Citarum sudah cukup lengkap clan terperinci, namun diperlukan sedikit usaha penyesuaian dalam melakukan pendataan, terutama karena adanya perbedaan tingkat kerincian data yang ada clan data yang dibutuhkan pangkalan data MMS 11+.

Selama melakukan penelitian Proses Pemeliharaan Rutin Jalan Tol ini diketahui adanya hal-hal baru yang kiranya menarik untuk

(11)

dipelajari dalam penelitian-penelitian selanjutnya. Hal-hal ini antara lain

a. Nilai Kemampuan inspeksi tiap personil tiap jam yang ditarnpilkan dalam Tabel 4.11 masih perlu dikaji ulang apakah sesuai dengan tingkat kewajaran orang bekerja dan bagaimana kualitas data yang diperoleh.

b. Memodelkan atau mengoptimalkan jumlah personil pelaku inspeksi rutin dengan mempertimbangkan data dari 9 cabang jalan tol di Indonesia

c. Mengoptimalkan waktu inspeksi, mengingat adanya kebutuhan pemeliharaan rutin yang sifatnya tetap.

d. Dengan data kebutuhan pemeliharaan rutin yang mencukupi yang dilakukan untuk beberapa tahun, dilakukan prediksi kebutuhan pemeliharaan rutin tahun berikutnya.

e. Evaluasi implementasi Modul Pemeliharaan Rutin MMS II+ perlu dilakukan pada suatu kegiatan pemeliharaan rutin yang memang dilakukan saat itu, sekaliguslbersamaan dengan prosedur eksisting yang telah dilakukan PT. Jasa Marga (Persero) untuk suatu masa pemeliharaan tertentu,. Dengan demikian dapat dibentuk suatu perbandingan yang nyata mengenai kinerja MMS H+.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Riwayat penggunaan antibiotik 3 hari terakhir merupakan faktor risiko kolonisasi bakteri patogen potensial penyebab IDO ( S. coli ,. Enterobacter sp , Pseudomonas sp dan

Beberapa teori yang digunakan dalam penulisan adalah strukturalisme, teori upacara, teori ethnosciense , teori weighted scale , teori analisis melodi, teori

Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan harga saham sebelum dan sesudah peristiwa stock split, adanya perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah stock split dan

a) Kekuatan yang dimiliki adalah : 1)Pesantren telah mengakar di masyarakat, 2) Menyelenggarakan paket pendidikan agama dan umum sekaligus, hal ini juga menjadi sebab

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kegiatan usaha di Pasar Pawon secara finansial layak untuk dikembangkan ini terlihat dari nilai R/C lebih besar dari satu,

Berdasarkan hasil pegujian, pengolahan data dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat didapatkan kesimpulan bahwa kuat lentur rerata balok bertulangan

Pembelajaran Angklung Melalui Metode Handsign Pada Mata Pelajaran Angklung D i MI Al - Lathif Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia |

batik, yakni sebagai hiasan yang dibuat secara khusus sebagai penutup pintu dan. sebagai penghias