• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAP TBC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SAP TBC"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

SAP PENYAKIT TBC

Masalah : Gangguan pada paru-paru

Pokok Bahasan : Penyakit TBC

Sub Pokok Bahasan : Gambaran tentang penyakit TBC

Sasaran : Bapak-bapak serta Ibu-ibu, Kelurahan Cipinang RW 08, Jakarta Timur

Jam : 10.00 WIB

Waktu : 30 menit

Tanggal : 8 Desember 2011

Tempat : Balai RW 08, Kelurahan Cipinang, Jakarta Timur

I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan peserta di Kelurahan Cipinang RW 08, Jakarta Timur mampu memahami dan mengerti tentang penyakit TBC.

II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit , diharapkan peserta dapat:

a. Menjelaskan pengertian TBC

b. Menjelaskan penyebab TBC

c. Menjelaskan bagaimana penularan TBC

d. Menjelaskan tanda dan gejala TBC

e. Menjelaskan pengobatan TBC

(2)

III. Materi Penyuluhan (Terlampir)

a. Pengertian TBC b. Penyebab TBC

c. Bagaimana penularan TBC d. Tanda dan gejala TBC e. Pengobatan TBC f. Pencegahan TBC

IV. Metode Penyuluhan

a. Ceramah b. Tanya Jawab V. Media a. Slide b. LCD c. Leaflet

VI. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Kegiatan

Waktu Penyuluh Audience Media

Pembukaan 5 Menit  Mengucapkan Salam  Memperkenalkan Diri  Menjawab Salam  Mendengarkan dan menyimak  Kata-Kata/ kalimat

(3)

 Menyampaikan tentang tujuan pokok materi  Menyampaikan pokok bahasan  Kontrak waktu  Bertanya mengenai perkenalan dan tujuan jika ada yang kurang jelas Pelaksanaan 15 menit 1. 1. Penyampaian materi  Menjelaskan pengertian TBC  Menjelaskan penyebab TBC  Menjelaskan bagaimana penularan TBC  Menjelaskan tanda dan gejala TBC  Menjelaskan pengobatan TBC  Menjelaskan pencegahan TBC 2. Tanya jawab  Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya  Mendengarkan dan menyimak  Bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas dan belum dimengerti

 Slide

 LCD

 Leaflet

(4)

Menit memberikan pertanyaan sederhana:  Menjelaskan kembali tentang pengertian TBC  Menjelaskan kembali tentang tanda dan gejala TBC  Menjelaskan kembali tentang pencegahan TBC 2. Menyampaikan kesimpulan materi 3. Mengakhiri pertemuan dan mengucapkan salam

menjawab tentang pertanyaan yang diajukan  Mendengarkan  Memperhatikan  Menjawab Salam Kalimat VII. Evaluasi

Prosedur : Post Test

Jenis Tes : Pertanyaan secara lisan

Butir-butir pertanyaan:

 Jelaskan pengertian TBC

 Jelaskan tanda dan gejala TBC

(5)

VII. Materi

Penyakit TBC

Latar Belakang

Tanggal 24 Maret adalah Hari TB (Tuberkulosis) sedunia. Meski demikian, dalam peringatan hari TBC sedunia tanggal 24 Maret 2011 akan dicanangkan komitmen global yakni melenyapkan TBC sebagai masalah kesehatan pada 2050. Di Indonesia sendiri, hari TBC sedunia diperingati dengan menggelar Kongres Nasional Komite Ahli Penanggulangan TBC di Hotel Merlynn Park, Jakarta Di Indonesia, setelah 10 tahun menduduki peringkat ketiga dunia untuk jumlah penderita TB, pada 2011 Indonesia turun ke peringkat kelima. Penurunan ini adalah dampak dari pencapaian target MDGs (Millennium Development Goals) khusus untuk TB.

A. Pengertian TBC

Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Micobacterium tuberculosis. TBC dapat menyerang berbagai organ tubuh, namun kuman ini paling sering menyerang organ paru-paru. Ditandai dengan adanya flek putih menutupi bagian paru-paru. Itulah sebabnya kadang penyakit ini disebut sebagai TB paru. TBC merupakan penyakit menahun/berlansung lama dan menular.

B. Penyebab TBC

Peyebab penyakit TBC adalah kuman Micobakterium tuberculosis. Kuman TBC tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru. Kemudian kuman tersebut menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah,

(6)

sistem saluran limfe, melalui saluran nafas (bronchus) atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.

Faktor risiko TBC antara lain:

1. Faktor Umur

Infeksi Tuberkulosis aktif meningkat secara bermakna sesuai dengan umur. Insiden tertinggi tuberkulosis paru biasanya mengenai usia dewasa muda. Di Indonesia diperkirakan 75% penderita TBC adalah kelompok usia produktif yaitu 15-50 tahun.

2. Faktor Jenis Kelamin

TBC Iebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan wanita karena laki-laki sebagian besar mempunyai kebiasaan merokok sehingga memudahkan terjangkitnyaTBC.

3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi terhadap pengetahuan seseorang diantaranya mengenai rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan pengetahuan penyakit TBC, sehingga dengan pengetahuan yang cukup maka seseorang akan mencoba untuk mempunyai perilaku hidup bersin dan sehat. Selain itu tingkat pedidikan seseorang akan mempengaruhi terhadap jenis pekerjaannya.

4. Pekerjaan

Jenis pekerjaan menentukan faktor risiko apa yang harus dihadapi setiap individu. Bila pekerja bekerja di lingkungan yang berdebu paparan partikel debu di daerah terpapar akan mempengaruhi terjadinya gangguan pada saluran pernafasan. Jenis pekerjaan seseorang juga mempengaruhi terhadap pendapatan keluarga yang akan mempunyai dampak terhadap pola hidup sehari-hari diantara konsumsi makanan, pemeliharaan kesehatan selain itu juga akan mempengaruhi terhadap kepemilikan rumah (kontruksi rumah). Mempunyai status gizi yang kurang akan memudahkan untuk terkena penyakit infeksi diantaranya TBC. Dalam hal jenis kontruksi rumah dengan mempunyai pendapatan yang kurang maka kontruksi rumah yang dimilik itidak memenuhi syarat kesehatan sehingga akan mempermudah terjadinya penularan penyakit TBC.

(7)

5. Kebiasaan Merokok

Kebiasaan merokok meningkatkan resiko untuk terkena TBC sebanyak 22 kali.

6. Kepadatan hunian kamar tidur

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan rumah tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya Hal ini tidak sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain.

7. Pencahayaan

Cahaya ini sangat penting karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam rumah, misalnya basil TBC, karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup. Semua jenis cahaya dapat mematikan kuman hanya berbeda dari segi lamanya proses mematikan kuman untuk setiap jenisnya. Cahaya yang sama apabila dipancarkan melalui kaca tidak berwarna dapat membunuh kuman dalam waktu yang lebih cepat dari pada yang melalui kaca berwama Penularan kuman TBC relatif tidak tahan pada sinar matahari. Bila sinar matahari dapat masuk dalam rumah serta sirkulasi udara diatur maka resiko penularan antar penghuni akan sangat berkurang.

8. Ventilasi

Ventilasi mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara didalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan oksigen yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya oksigen di dalam rumah, disamping itu kurangnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik. Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri-bakteri patogen/bakteri penyebab penyakit, misalnya kuman TBC.

Fungsi kedua dari ventilasi itu adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena di situ selalu terjadi aliran udara yang terus

(8)

9. Kondisi rumah

Kondisi rumah dapat menjadi salah satu faktor resiko penularan penyakit TBC. Atap, dinding dan lantai dapat menjadi tempat perkembangbiakan kuman. Lantai dan dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan debu, sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi berkembang biaknya kuman Mycrobacterium tuberculosis.

10. Kelembaban udara

Kelembaban udara dalam ruangan untuk memperoleh kenyamanan, dimana kelembaban yang optimum berkisar 60% dengan temperatur kamar 22° ± 30°C. Kuman TBC akan cepat mati bila terkena sinar matahari langsung, tetapi dapa tbertahan hidup selama beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab.

11. Status Gizi

Kekurangan gizi pada seseorang akan berpengaruh terhadap kekuatan daya tahan tubuh dan respon immunologik terhadap penyakit.

12. Keadaan Sosial Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi berkaitan erat dengan pendidikan, keadaan sanitasi lingkungan, gizi dan akses terhadap pelayanan kesehatan. Penurunan pendapatan dapat menyebabkan kurangnya kemampuan daya beli dalam memenuhi konsumsi makanan sehingga akan berpengaruh terhadap status gizi. Apabila status gizi buruk maka akan menyebabkan kekebalan tubuh yang menurun sehingga memudahkan terkena infeksi TBC.

13. Perilaku

Perilaku dapat terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan. Pengetahuan penderita TBC yang kurang tentang cara penularan, bahaya dan cara pengobatan akan berpengaruh terhadap sikap dan prilaku sebagai orang sakit dan akhinya berakibat menjadi sumber penular bagi orang disekelilingnya.

(9)

C. Penularan TBC

1. Langsung

Kuman-kuman yang berasal dari percikan ludah atau cairan hidung penderita berpindah ke orang lain secara langsung pada waktu mereka berbicara, berhadapan, berciuman atau bersin.

2. Tidak langsung

Bila penderita TB paru meludah di sembarang tempat, kemudian ludah yang

mengandung kuman TB paru itu mengering, berterbangan dan dihirup oleh orang lain.

 Akibat TB Paru Bila Tidak Diobati a. Batuk berdarah

b. Kerusakan Paru c. Kebocoran paru

d. Kerja jantung menurun e. Kematian

 Cara mengetahui Penderita TB Paru

a. Pemeriksaan dahak di laboratorium, dahak diambil 3 kali yaitu :

 Dahak sewaktu, saat datang di unit pelayanan kesehatan  Dahak pagi, ketika bangun tidur

 Dahak sewaktu hari kedua, datang ke unit pelayanan kesehatan hari kedua. b. Pemeriksaan foto rontgent.

 Cara Mengeluarkan Dahak :

 Minum teh 1 gelas sebelum tidur  Melakukan olah raga ringan  Minum tablet gliseril guayakolat  Berjemur di bawah sinar matahari

(10)

 Duduk dalam posisi condong ke depan, tarik nafas dalam-dalam kemudian dibatukkan

D. Tanda dan Gejala TBC

1. Gejala umum :

 Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.

 Penurunan nafsu makan dan berat badan.

 Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).

 Perasaan tidak enak, lemah. 2. Gejala khusus :

 Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan pada saluran yang menuju ke paru-paru, akan menimbulkan suara "mengi" yang disertai sesak.

 Kalau ada cairan paru-paru, dapat disertai dengan keluhan sakit dada.

E. Pengobatan TBC

 Pengobatan bagi Penderita TB Paru

1. Pengobatan untuk penderita aktif selama 6 bulan, dilakukan dua tahap yaitu:

 Tahap awal : obat diminum tiap hari, lamapengobatan 2 tahun 3 bulan tergantung berat ringannya penyakit.

 Obat lanjutan : diminum 3 kali seminggu lama pengobatan 4 atau 5 bulan tergantung berat ringannya penyakit.

2. Pengobatan untuk penderita kambuhan atau gagal pada pengobatan pertama yang dilakukan selama 8 bulan, yaitu :

(11)

 Obat diminum setiap hari selama 3 bulan

 Suntikan Streptomicyn setiap hari selama 2 bulan  Obat diminum 3 kali seminggu selama 5 bulan

 Obat TBC Paru a. ISONIAZID b. RIFAMPICIN c. PYRAZINAMIDE d. ETHAMBUTOL e. STREPTOMYCIN

 Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Minum Obat

1. Sebaiknya satu papan obat (gliser) ditelan sekaligus makan pagi atau malam sebelum tidur.

2. Jika sulit obat ditelan satu persatu, akan tetapi harus habis dalam waktu 2 jam.

3. Jangan berhenti minum obat sebelum selesai dari waktu yang ditentukan meskipun keluhan dan gejalanya sudah tidak ada lagi.

4. Hubungi petugas kesehatan bila timbul gejala-gejala: mata menjadi kuning, nyeri perut, mual-muntah, pusing, hilang nafsu makan, perubahan pada penglihatan, gatal-gatal dan nyeri otot.

5. Jangan khawatir bila air seni berwarna kemerahan, hal ini merupakan pengaruh dari obat anti TB Paru.

 Penyakit TBC “DAPAT” disembuhkan, bila berobat dengan teratur dan benar sampai tuntas selama 6-8 bulan

(12)

 Penderita TBC Paru dinyatakan sembuh:

a. Setelah minum obat secara teratur dan benar, akan dilakukan pemeriksaan ulang dahak pada akhir bulan ke 2,5 dan 6 pengobatan.

b. Bila hasilnya kuman TBC sudah negatif atau hasil rontgen paru baik, maka penderita dinyatakan ”SEMBUH”.

 Penyakit TBC Paru bisa kambuh:

a. ”BISA”.. Apabila orang yang sudah sembuh dari TBC masih tetap kontak dengan penderita TBC positif lainnya.

b. Jika daya tahan tubuh lemah bisa ketularan dari penderita yang kuman TBCnya positif.

c. Oleh karena itu, setiap orang yang mempunyai gejala TBC dilingkungannya (keluarga, teman, rekan kerja) harus memeriksakan dirinya ke puskesmas/RS untuk menghindari penularan.

E. Pencegahan penyakit TBC

1. Menutup mulut pada waktu batuk dan bersih.

2. Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun).

3. Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan.

4. Menghindari udara dingin.

5. Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat tidur .

6. Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari.

7. Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dan tidak boleh digunakan oleh orang lain.

(13)

VIII. Sumber

 http://www.scribd.com/doc/52043894/SAP-TBC

 http://www.scribd.com/doc/22852270/Satuan-Acara-Penyuluhan-gambaran-penyakit-TBC

Referensi

Dokumen terkait

Kondiloma akuminata atau infeksi HPV sering terjadi pada orang yang mempunyai aktivitas seksual yang aktif dan mempunyai pasangan seksual lebih dari 1 orang (multiple)..

Masih sedikit informasi yang diketahui tentang siklus hidup Betanodaviruses karena perbedaan hasil dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, virus kemungkinan

Perairan Pantai Basing Dusun Limas Kecamatan Senayang Kabupaten memiliki potensi biofisik untuk pengembangan ekowisata padang lamun dengan bentuk atraksi wisatanya

Ketujuh sektor jasa-jasa dengan pertumbuhan perekonomian tahun 2009 adalah 6,56 persen, kontribusi sektor ini mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya,

Tujuan dari pelaksanaan tugas akhir ini adalah implementasi dan evaluasi kinerja routing protokol wireless sensor wireless berbasis efisiensi daya dengan

Dari lapangan minyak kami di Riau, Sumatera dan di operasi lepas pantai di Kalimantan Timur, kami telah menghasilkan lebih dari 12 miliar barel minyak untuk memenuhi kebutuhan energi

Hasil: Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan Hipertensi selama 3x24 jam didapatkan hasil tidak ada tanda-tanda nyeri kepala, dapat melakukan aktivitas secara

Penelitian dilakukan di Pabrik Konveksi Syahdika Kawalu Kota Tasikmalaya dengan satu kali kunjungan, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan pengukuran pengetahuan