• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUKURAN KOEFISIEN VOID REAKTOR G. A SIWABESSY. Dewan~o Sap~oadi Pusa~ Reak~or Serba Guna ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGUKURAN KOEFISIEN VOID REAKTOR G. A SIWABESSY. Dewan~o Sap~oadi Pusa~ Reak~or Serba Guna ABSTRAK"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Dewan~o Sap~oadi Pusa~ Reak~or Serba Guna

ABSTRAK

PENGUJaJRAN KOEFISIEN' VOID REAKTOR SERBA GUNA G" A SIWABESSY Telah dilakukan pengukuran koefisien void pada Reak~or Serba Guna G.A Siwabessy. Koefisien void adalah salah sa~u parame~er reak~or yang perlu dike~ahui karena menyangku~ keselama~an pengoperasian reak~or. Pengukuran dilakukan dengan mengisi beam ~ube sa~u persa~u. Koefisien void di-~en~ukan dengan mengama~i perubaha.n posisi ba~ang kendali penga~ur akiba~ pengisian air di dalam beam ~ube ~ersebu~. Harga reak~ivi~as yang diakibat.kan perubahan ba~ang kenda-li pengat.ur ~ersebu~ diukur dengan mempergunakan reak~ivi-~imet.er. Dari hasil pengukuran dapa~' disimpulkan. bahwa koefisien void'~eras per~ama reak~or G.A Siwabessy sanga~ kecil sekali sehingga t.idak mempengaruhi keselamat.an dan operasi reak~or.

ABSTRACT

VOID COEFFICIENT OF REACTIVITY IN G. A SIWABESSY MULTI-PURPOSE REACTOR. Void coe ficient. of reac~ivit.y measure-ment.s has been done in G.A Siwabessy Mul~ipurpose react.or. Void coefficient. is a reac~or parame~er which has t.o be known due ~o safet.y of react.or operat.ion. The measurement. has been done

by

filling beams ~ube one by one. Void coef-ficient. of reac~ivit.y was de~ermined by reading ~he diffe-rence in posi~ion of ~he regulat.ing rod due ~o filling of t.he beams ~ube. The reac~ivit.y wort.h is measured by reac-~ivi~y met.er. From t.he experiment. of void coe~ficient measuremen~. i~ is concluded t.hat.~he void coe~ficient. of t.he first. core of G.A Siwabessy reac~or is fairly small and hance did not. influence ~he safet.y and opera~ion of ~he reac~or.

573

(2)

PEWDAHULUAN

Reak~or Serba guna G.A Siwabessy adalah sua~u reak~or rise~ yang mempunyai beberapa :fasili~as irradiasi un~uk

~

berbagai kebu~uhan. Fasili~as irradiasi ~ersebu~ mempunyai 'kemampuan. si:fa~ dan persyara~an yang berbada sa~u dengan yang lain. 'Salah sa~u :fasili~as iradiasi adalah, beam ~ube 'arah radial dan ~angensial. Dalam makalah ini akan dibahas

'pengaruh koe:fisien void dalam beam ~ube ~erhadap

Teak~i vi~as.

'Koe:fisien void umumnya dide:finisikan sebagai sua~u besaran dan ~anda reak~ivi~as yang diakiba~kan oleh volume void ~erhadap volume modera~or dalam sa~uan persen. E:fek void pada reak~ivi~as ~ergan~ung' pada posisi pengama~an dalam reak~or. Ins~rumen yang digunakan dalam eksperimen

'ini adalah reak~ivi~ime~er dan de~ek~or BF3 yang

di~empa~kan di~eras pada posisi D-6. Kanal BF3 dihubungkan dengan reak~ivi~ime~er dan ba~as maksimum dari reak~ivi~as yang boleh dilepas dalam eksperimen adalah 14 sen dolar.

Selama eksperimen. pengisian beam ~ube dilakukan dalam program yang ber~ahap. Pada se~iap ~ahap pengisian 'beam ~ube dengan air dilakukan pengkri~isan reak~or sesuai dengan daya awal. Se~iap posisi kri~is dilakukan penca~a~-an ke~inggipenca~a~-an ba~ang kendali penga~ur. Bila ada perbeda-an perbeda-an~ara kedudukperbeda-an ba~perbeda-ang kendali penga~ur sebelumdan sesudah pengisian beam ~ube maka dilakukan pengukuran.

TEORI

Hubungan kuali~a~i:f reak~ivi~as dengan, void dalam modera~or dapa~ dijelaskan dari e:fekvoid pada parame~er-parame~er kekri~isan

K

(3)

dimana

= neu~ron yang dihasilkan ~iap neutron oleh bahan bakar.

P = keboleh jadian bebas resonansi f = faktor penggunaan thermal

e

= faktor pembelahan cepat L2 = daerah difusi thermal

T = umur neutron 2

B = keluk geometri

serapan

-T B2

Besaran e adalah keboleh jadian tidak

A 2 2

bocornya neutron cepat dan 1~1 + L B adalah keboleh jadian tidak bocornya neutron thermal.

Pada saat reaktor kritis K' = 1. dan bila ada void eff

maka Kef f ~ 1 dan daya reaktor akan' berubah dengan fungsi waktu. Laju perubahan daya tersebut merupakan fungsi dari koefisien void. diukur dari sensitivitas reaktor terhadap void dan ditulis sebagai

Koeffisien void = K

eff

K-eff

1

;lpersent moderator void. (2)

Salah satu pengaruh void dalam persamaan (1) adalah mengurangi keboleh jadian ketidak bocoran akibat kerapatan tampang lintang makroskopik moderator hamburan dan penye-rapan berkurang. Hal ini menyebabkan T danL2 bertambah.

To

(

d

do + Lo (

do

d

dimana d adalah kerapatan.

Bila kerapatan moderator berkurang maka vol ume

mo-2

derator reaktor bertambah dan B akan berkurang.

Puncak fluks dalam moderator akan berkurang bila void ada sehingga penangkapan neutron oleh moderator dan faktor kerugian (disadventage faktor) berkurang hal ini menyebab-kan hasil f bertambah.

(4)

f" =

:L r :L + !l?m

r ~

dimana :Lr = ~ampang lin~ang makroskopik bahan baka~

~m = ~ampang lin~ang makroskopik modera~or

!l?m/!I?r = perbandingan f"luks ra~a-ra~a dalam

modera~or dan bahan bakar

Secara umum p berkurang akiba~ adanya void. Hal '~ersebu~ disebabkan ber~ambahnya daerah f"luks resonansi. Karena ber~ambahnya daerah resonansi keboleh jadian 'neu~ronmencapai daerah bahan bakar yang lain menjadi

kecil.

Pengaruh void mengakiba~kan berkurangnya kerapa~an modera~or .secara keselur:-uhansehingga jalan bebas ra~a-ra~a menjadi berkurang. Selain i~u berkurangnya kerapa~an modera~or menyebabkan perubahan pada keluk B. dif"f"usi

2

~hermal L ser~a umur neu~ron. Semuanya menyebabkan per-ubahan harga Kerr ser~a reak~ivi~as ~eras. Perubahan pada fak~or pembelahan cepa~. ~e~api perubahan kecil sehingga sering diabaikan.

(5)

PROSEDUR EKSPERI MEN

Sebelum eksperimen dilakukan. berbagai persyara~an pendahuluan harus lebih dahulu dipenuhi.

Persyara~an ~ersebu~ adalah :

1. Kalibrasi ins~rumen~asi pengoperasian reak~or dan ins~rumen~asi ~ambahan yang akan digunakan dalam ekspe-rimen ini.

2. Dia~ur ~it.ik-t.it.ik kegagalan di RPS unt.uk keadaan operasi daya rendah ~anpa aliran pendingin.

3. Dioperasikan reak~or dari kondisi subkri

~is

pada ke-o adaan ~empera~ur kolam reak~or berkisar an~ara 26-30 C Se~elah semua persyara~an dipenuhi maka dilakukan eksperi-men sebagai beriku~ :

a. Dinaikkan daya reak~or dan dis~ab~lkan pada ~ingka~ da-ya rendah. Penunjukkan ~ingka~ dada-ya ~erliha~ pada panel JKT04 DXOOl

b. Dica~a~ keadaan seper~i beriku~ Posisiba~ang kendalimm bank=

Posisi

ba~ang kendalimm penga~ur= Penunjukan ~ingka~

daya JKT04 DX001= A

Penunjukan cacahan de~ek~or

= cps

c.

Diama~ikendalreak~ordenganmemasukkanba~angi

penga~ur.

d. Diisi air di beam ~ube 6 CSISTEM KBA01)

e. Dinaikkan daya reak~or dan dis~abilkan pada ~ingka~ da-ya rendah seper~i prosedur a.

~. Dica~a~ keadaan seper~i prosedur b.

g. Dihi~ung reak~ivi~as akiba~ pengisian beam ~ube. yai~u sebanding dengan perbedaan ke~inggian ba~ang penga~ur pada prosedur b dan ~.

Cat,a~an :

Reak~ivi~as dihi~ung dari gambar karak~eris~ik ba~ang kendali penga~ur

h. Dima~ikan reak~or dengan memasukkan ba~ang kendali penga~ur.

(6)

Ulangi prosedur e hingga 9

Diisi ber~uru~-~uru~ air di beam ~ube 4.3.2.dan 1 Ialu dilakukan pengulangan prosedur e hingga 9 un~uk se~iap pengisian air di beam ~ube.

Dica~a~ hasil keseIuruhan pada sa~u Iembar ker~as ~er-sendiri.

HAS! L EKSPERI MEN DAN PEMBAHASAN

Dari hasil eksperimen ~erdapa~ perbedaan ke~inggian ba~ang kendali sebesar 1 mm un~uk pengisian beam ~ube S-6 dan S-5. Dari perbedaan ke~inggian ba~ang kendali penga~ur ~ersebu~ diperoleh harga reak~ivi~as sebesar 1 sen. Nilai ~ersebu~ ~idak bisa dika~akan berasal dari void karena ke-~idak pas~ian posisi ba~ang kendali lmm yang besar reak~i-~~asnya sebesar 1 sen.

Koef'isien void sanga~ kecil sekali karena konfigurasi ~eras bahan bakar reIa~if jauh dari beam ~ube.

KESI MPULAN

Eksperimen koef'isien void dengan pengisian beam ~ube Reak~or Serba Guna G.A Siwabessy ~eIah dilaksanakan dengan baik. Hasil menunjukan harga koef'isien void kecil sekali. sehingga ~idak mempengaruhi bagi operasi dan keseIama~an reak~or.

Terdapa~ perbedaan ke~inggian ba~ang kendali penga~ur karena pemasukan air di beam ~ube S-6 dan S-5. Reak~ivi~as bukan disebabkan oleh koefisien void ~e~api karena ke~idak s~abilan ala~.

(7)

TABEL 1.

Beam TubeCB.DBF3/D6 JKT OXOOl Posisi Posisi pC sen) BankCmm) R.RCmm) semua B.T kosong 7.10-10 1 •51 .104 250 251

-B.T.S5 Oiisi 5.9.10-10 1 •55. 104 250 250 1.0 B.T.S5.S5 Oiisi 5.85.10-10 1 •55. 104 250 249 1.0 B.T.S5.S5.S4 Oiisi 7.10-10 1.59.104249

-

250 B.T.S5.S5.S4.S3 7.10-10 1,59.104249

-

250 Oi isi B.T.S5,S5,S4.S3 5.8.10-10 1 ,55. 104 250 249

-S2 Oi1si Semua B.T. Oiisi 5,95.10-10249

-

2501.55.104

DAFT AR PUST AKA

1. Wiliam J. S~urn. Reac~or Labora~ory Exp~rimen~s. Opera~ed by the Universi~y o~ Chicago. Agus~us 1951. 2. J Padgorski. Void Coe~~icien~ Measuremen~ CBeam Tube).

I NTERA TOM. 1 987.

3. Donal O. Glower, Experimen~al Reac~or Analysis and Radia~ian Measuremen~s. Mc Graw - Hill. 1955

"

(8)

2

1

100 200 300 400 500

600 h(mm)

(9)

o

•. ~ U"\ •. ,...

o

.. ,... U"\ •.

o

JKT04 0,89,104 cps 10.0.10-10 J. 2,12.104

cp.

6 KURVEliLIBRASI BF

3-

VS 8 JXT 04 1Q,. JJrT 04 (10-1°)

(10)

20 10 o o 2)0 240 250 260 270 h(nun) \Jl CD I\)

Gambar

2.

KURVE KllIBRASI BAT.A.NG KENDALI PENG.A.TUR

(11)

Bila beam yube dikosongkan Jadi dari perbedaan

reak~ivi~as 1 sen

TANYA JAWAB

1. Syarip

,Bagaimana cara mengisi beampor~. apakah masih cukup aman Cpaparan radiasinya) sewak~u reak~or operasi.

Jawaban

-Ada sis~em~ersendiri yang disebu~ sis~em pendinginan beam ~ube dan cukup aman bagi operasi reak~or.

2. Edi Trijono B

Ber apa per bedaan reak~ivi ~as voi d bi1amana beam ~ube

diisi air dan beam ~ube kosong.

Jawaban

Bila beam ~ube diisi maka posisl' Bank: 260 mm Reg : 249 mm Bank : -260 mm Reg : 250 mm

ke~inggian Reg. rod diperoleh Cbelum dikoreksi/rala~ belum diperhi~ungkan

3. U~aja

a.300Kenapabukan

-

C.

25°

kondi sipadadicobapada operasi

?

b.

Bagaimana pengaruh lain Csuhu.Xe) c.

Bagaimana hubungan void ~erhadap keselama~an

?

Jawaban :

a. Reak~or pad a awal subkri~is dan suhu memang seki~ar

250 - 300 C Csuhu operasi) b. Tidak ada.

C. Tidak ada hubungannya dengan operasi reak~or karena perubahan reak~ivi~as sanga~ kecil sekali.

Gambar

Gambar 1. KURVE KALIBRASI BATANG KENDALI :PENGATUR
Gambar 2. KURVE KllIBRASI BAT.A.NG KENDALI PENG.A.TUR

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

Secara prinsip, keselamatan manusia dan lingkungan adalah dua aspek utama yang harus menjadi tujuan dan harus diperhitungkan dan dipertimbangkan dalam pengoperasian suatu

Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis evaluatif yang meliputi reduksi data, penyajian ( display ) data, dan verifikasi atau

Hal tersebut dituang dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan ( UU Perkawinan ) dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, pelaksanaan

Disamping itu, provinsi Jambi juga memiliki hutan dataran rendah pada wilayah-wilayah menuju pantai timur yang landai serta hutan rawa (mangrove). Kelengkapan

Pisang memiliki kandungan vitamin B6 yang dapat membantu dalam mencegah penurunan kognitif dan perubahan suasana hati pada seseorang, terutama pada wanita yang sedang

belajar bersama belum tentu dapat diajak bersama menempuh jalan suci (beragama), yang dapat diajak bersama menempuh jalan suci belum tentu dapat diajak bersama

ME mengundang pasangan suami istri yang ingin menghangatkan kembali relasi suami istri dan belum pernah bergabung dalam ME untuk mengikuti Week-end yang akan diadakan