Sekolah TInggi Musik Jakarta 40 Bina Nusantara University 2011 - 2012 BAB IV
ANALISA
Geoffrey Broadbent dalam buku “Design in Architecture” (1973), mengemukakan satu pemahaman, bahwa: untuk perwujudan arsitektur, terdapat 3 (tiga) aspek atau sistem yang perlu ditinjau, yaitu: Manusia, Bangunan dan Lingkungan. Aspek manusia meliputi aspek perilaku manusia di dalamnya dan mempengaruhi tatanan susunan ruang sehingga membentuk program ruang. Pada aspek bangunan meliputi pengembangan tapak, bentuk bangunan, system struktur, dan material. Pada aspek lingkungan meliputi blok plan dan system kontrol lingkungan beserta faktor lingkungan apa saja yang mempengaruhi desain bangunan.
IV.1. Analisa Aspek Manusia
IV.1.1. Analisa pelaku, kegiatan, dan kebutuhan.
Berdasarkan data dari hasil studi banding dengan sekolah musik dan asrama yang ada di sekitar Jakarta namun di tempat yang berbeda, maka rencana untuk kedepannya akan di bangun sekolah tinggi musik musik berserta asrama mahasiswa. Mahasiswa yang beraktifitas disekolah tinggi ini dapat tinggal di asrama yang sudah disediakan, sehingga mahasiswa tidak perlu susah untuk mencari tempat untuk tinggal sementara. Pengguna di bagi menjadi 2 kategori yaitu, pelaku untuk sekolah tinggi dan pelaku untuk asrama.
o Pengguna untuk Sekolah Tinggi Musik :
• Pelaku utama dari bangunan sekolah tinggi ini adalah mahasiswa dan para pengajar dan karyawan Sekolah Tinggi Musik Jakarta.
Table 9. Analisa pelaku, kegiatan dan kebutuhan
NO Pelaku Kegiatan Kebutuhan ruang Sifat ruang 1 Ruang Kelas
Dosen dan mahasiswa
Belajar mengajar mata
kuliah umum Ruang teori Semi Publik Dosen dan
mahasiswa
Praktek bermain band dalam 1 jurusan
Ruang Latihan Bersama
Jurusan. Semi Publik Dosen dan
mahasiswa
Praktek bermain drum
bersama Ruang Latihan Drum Semi Publik Dosen dan
mahasiswa
Praktek bermain gitar
bersama Ruang Latihan Gitar Semi Publik Dosen dan
mahasiswa
Praktek bermain bass
bersama Ruang Latihan Bass Semi Publik Dosen dan
mahasiswa
Praktek bermain
Sekolah TInggi Musik Jakarta 41 Bina Nusantara University 2011 - 2012 Dosen dan
mahasiswa
Praktek bermain vocal
bersama Ruang Latihan Vocal Semi Publik Dosen dan
mahasiswa
Praktek bermain drum individu
Ruang Latihan Drum
Pribadi Semi Publik Dosen dan
mahasiswa
Praktek bermain gitar individu
Ruang Latihan Gitar
Pribadi Semi Publik Dosen dan
mahasiswa
Praktek bermain bass individu
Ruang Latihan Bass
Pribadi Semi Publik Dosen dan
mahasiswa
Praktek bermain keyboard individu
Ruang Latihan Keyboard
Pribadi Semi Publik Dosen dan
mahasiswa
Praktek bermain vocal individu
Ruang Latihan Vocal
Pribadi Semi Publik Dosen dan
mahasiswa Rekaman lagu / musik Ruang Recording Semi Publik 2 Fasilitas
Dosen, mahasiswa, tamu, karyawan
Mencari literatur, dan materi yang berkaitan
dengan musik
Digital Library Semi Publik Dosen, kayawan
dan mahasiswa Beribadah (shalat) Musholla Publik Dosen,
kayawan, dan mahasiswa
Mengambil air suci Ruang wudhu Publik Dosen,
kayawan, dan mahasiswa
Makan, minum,
ngobrol Kantin Publik
3 Lobby
karyawan menerima tamu Resepsionis Publik
Dosen, mahasiswa, tamu, karyawan
Menunggu orang Ruang tunggu Publik
Dosen, mahasiswa, tamu, karyawan
Buang air kecil / besar /
cuci tangan Toilet pria Service
Dosen, mahasiswa, tamu, karyawan
Buang air kecil / besar /
cuci tangan Toilet wanita Service
4 Ruang Pameran
Dosen, mahasiswa, tamu, karyawan
Mempamerkan karya Show room Semi Publik Dosen,
mahasiswa, tamu, karyawan
Tempat menyimpan
alat-alat Gudang gallery Semi Publik 5 Office
Rector Tempat bekerja rector Ruang Rektor Private Wakil rector Tempat bekerja wakil
Sekolah TInggi Musik Jakarta 42 Bina Nusantara University 2011 - 2012 Kepala jurusan Tempat bekerja kepala
jurusan Ruang Kepala Jurusan Private Dosen Tempat bekerja dosen Ruang Dosen Semi Publik Dosen, kayawan
dan mahasiswa
Tempat membahas
tentang sekolah Ruang Rapat Semi Publik
Karyawan Tempat bekerja bagian
adminsitrasi Ruang Bagian administrasi Private Karyawan,
mahasiswa, tamu
Tempat penerimaan mahasiswa baru dan layanan mahasiswa
Ruang admisi dan layanan
mahasiswa Publik
Karyawan
Tempat bekerja bagian pendidikan & kemahasiswaan
Ruang Bagian pendidikan
dan kemahasiswaan Semi Publik
Karyawan Tempat bekerja bagian teknis & perlengkapan
Ruang Bagian teknis dan
perlengkapan Private Karyawan Tempat bekerja Tata
Usaha Ruang Bagian Tata Usaha Private Kayawan,
dosen, rector, wakil rektor
Buang air kecil / besar /
cuci tangan Toilet karyawan pria Service Kayawan,
dosen, wakil rektor
Buang air kecil / besar /
cuci tangan Toilet karyawan wanita Service Cleaning service Tempat istirahat OB Ruang OB Service
Dosen & Karyawan
Membuat minuman &
makanan Pantry Service
Karyawan, &
mahasiswa Mengadakan Rapat Ruang Rapat Semi Publik 9 Utilitas
Karyawan Menyimpan genset /
pengoprasian Ruang genset Service
Karyawan Pengecekan AHU Ruang A.H.U Service
Karyawan Menyimpan Barang –
barang Gudang Service
Karyawan Memproses limbah Ruang STP Service
Karyawan Mengecek dan
mengatur Ruang panel Service
Karyawan Menyimpan genset /
pengoprasian listrik Ruang pompa Service
karyawan Menyimpan genset /
pengoprasian trafo Ruang trafo Service 2
Sekolah TInggi Musik Jakarta 43 Bina Nusantara University 2011 - 2012
o Pengguna untuk Asrama Mahasiswa :
• Pelaku utama dari bangunan Asrama ini adalah mahasiswa, karyawan dan tamu Sekolah Tinggi Musik Jakarta.
Table 10. Analisa pelaku, kegiatan dan kebutuhan
NO Pelaku Kegiatan Kebutuhan ruang Sifat ruang 1 Hunian
Mahasiswa Istirahat, latihan, mengerjakan tugas
Ruang tidur Single +
kamar mandi Private Mahasiswa Memasak makanan Dapur Bersama Semi private 2 Lobby
Mahasiswa, tamu,
karyawan menerima tamu Resepsionis Publik
Mahasiswa, tamu,
karyawan Menunggu orang Ruang tunggu Publik
Mahasiswa, tamu, karyawan
Bersosialisasi sesama
mahasiswa Ruang bermain Publik
Mahasiswa, tamu,
karyawan Belajar bersama Ruang belajar Publik Mahasiswa, tamu,
karyawan
Bersosialisasi sesama
mahasiswa, ngobrol Ruang bersama Publik Mahasiswa, tamu,
karyawan
Mendengarkan
Materi Digital Ruang Audio Visual Publik Mahasiswa, tamu,
karyawan
Buang air kecil /
besar / cuci tangan Toilet
Service 3 Food court
Mahasiswa, tamu,
karyawan Makan Ruang makan Publik
Karyawan Menjual makanan Retail makanan Publik Cleaning service Mencuci piring dan
gelas habis makan. Ruang cuci Publik Cleaning service Tempat istirahat
cleaning service Ruang OB Publik
Mahasiswa, tamu, karyawan
Buang air kecil /
besar / cuci tangan Toilet pengunjung Service 4 Fasilitas lainnya
Mahasiswa, tamu, Barbeque bersama, nongrong, makan.
Ruang makan out door dan
BBQ area Semi Publik Mahasiswa, tamu, Berolahraga Lapangan basket /futsal Publik Mahasiswa, tamu,
karyawan
Membeli keperluan
sehari-hari Minimarket Publik
Mahasiswa, tamu,
karyawan Melakukan transaksi A.T.M Publik
Mahasiswa, tamu, karyawan
Memfoto copy materi
/ membeli alat tulis. Retail foto copy alat tulis. Publik Karyawan Mencuci pakaian dari
Sekolah TInggi Musik Jakarta 44 Bina Nusantara University 2011 - 2012 Mahasiswa,
Karyawan, Tamu Acara Pertemuan Ruang Serba Guna Publik Mahasiswa,
Karyawan Mengadakan Rapat Ruang Rapat Semi Publik 5 Fitness Center
Mahasiswa, tamu,
karyawan Berolahraga Ruang fitness Semi publik
Mahasiswa, tamu, karyawan
Ganti pakaian setelah
olah raga Ruang ganti pria Service Mahasiswa, tamu,
karyawan
Ganti pakaian setelah
olah raga R. ganti wanita Service Mahasiswa, tamu,
karyawan
Buang air kecil /
besar / cuci tangan Toilet Service 6 Area Kolam
Renang
Mahasiswa, tamu, Ganti pakaian Ruang ganti pria Service Mahasiswa, tamu, Ganti pakaian R. ganti wanita Service Mahasiswa, tamu, Bilas setelah
berenang Ruang Bilas pria Service Mahasiswa, tamu, Berenang Kolam Renang Semi publik Mahasiswa, Tamu Bersantai – santai Gazebo Area Semi Publik 7 Ruang Poliklinik
Mahasiswa, tamu,
karyawan Menerima tamu Resepsionis Semi Publik
Mahasiswa, tamu,
karyawan menunggu Ruang tunggu Semi Publik
Mahasiswa, tamu,
karyawan Periksa kesehatan Ruang periksa Private
Karyawan Menyimpan obat Ruang obat Private
8 Office
karyawan Mengurus
administrasi Ruang administrasi private Karyawan kumpul security Ruang security private Karyawan Ganti pakaian Ruang ganti karyawan Service Karyawan Buang air kecil /
besar / cuci tangan Toilet pria Service Karyawan Buang air kecil /
besar / cuci tangan Toilet wanita Service karyawan
Menyiapkan makanan dan membuat minuman.
Sekolah TInggi Musik Jakarta 45 Bina Nusantara University 2011 - 2012
o Pengguna untuk Concert Hall :
• Pelaku utama dari bangunan Concert Hall ini adalah mahasiswa, Pengajar, karyawan dan Tamu Sekolah Tinggi Musik Jakarta.
Table 11. Analisa pelaku, kegiatan dan kebutuhan
NO Pelaku Kegiatan Kebutuhan ruang Sifat ruang Karyawan,
mahasiswa, tamu Menerima tamu Lobby Public
Karyawan mahasiswa, tamu
Pengecekan barang –
barang Area Pengecekan Public
Karyawan, mahasiswa tamu
Tempat mejual
sourvenir Area Sourvenir Public
Karyawan,
mahasiswa, tamu Pameran Exhibition hall Public
Karyawan Tempat bekerja
karyawan concert hall Ruang karyawan Private
Karyawan Mengontrol Ruang Kontrol Private
Karyawan Mengatur lighting
dan sound system Green room private
Karyawan Menyimpan file Ruang file private
Artis Pertunjukan music,
dll Panggung Public
Karyawan, mahasiswa, tamu
Menonton
pertunjukan / pentas Ruang penonton Public Artis dan crew Latihan sebelum
pentas / pertunjukan
Ruang latihan/ ruang
pemanasan Public
Artis dan crew Persiapan sebelum
pertunjukan Ruang persiapan Privat Karyawan, teknisi Mengatur lighting,
suara, dll Ruang teknis Privat
Artis dan crew Merias artis sebelum
pentas / pertunjukan Ruang rias Privat Karyawan Menjual tiket acara
pertunjukan. Loket Public
mahasiswa, tamu, dll
Menunggu antrian
tiket Tempat antri Public
Karyawan Menyimpan barang Gudang Service
Artis dan crew
Buang air kecil / besar / cuci tangan
artis
Toilet pemain Service Karyawan,
mahasiswa, tamu
Buang air kecil /
besar / cuci tangan Toilet pengunjung pria Service Karyawan,
mahasiswa, tamu
Buang air kecil /
Sekolah TInggi Musik Jakarta 46 Bina Nusantara University 2011 - 2012 IV.1.2. Skema organisasi ruang.
Organisasi bangunan sekolah
Gambar IV.1. Organisasi Bangunan Sekolah Tinggi
Organisasi ruang di bangunan sekolah ini terdiri dari beberapa kelompok ruang yaitu : hall masuk, lobby, R. kelas, studio individu, studio bersama, R. recording, studio jurusan, kantin, gallery, musholla, office, pantry dan R. rapat. Ruangan tersebut dapat diakses dengan melewati lobby.
Organisasi bangunan asrama
Sekolah TInggi Musik Jakarta 47 Bina Nusantara University 2011 - 2012 - Organisasi ruang fitness
Gambar IV.3. Organisasi ruang fitness
Untuk organisasi ruang dari ruang fitness sendiri terdiri dari hall masuk, lalu area fitness dan juga terdapat ruang ganti pria dan wanita berikut shower dan juga WC di bagian ruang ganti tersebut.
- Organisasi ruang makan
Gambar IV.4. Organisasi ruang makan
Ruang makan di Asrama mahasiswa ini adalah ruang makan bersama. mahasiswa yang ingin makan pada jam – jam tertentu akan mengunjungi ruang makan. Namun ada pula retail makanan yang berjualan pada area ruang makan ini. Ruang makan ini akan menjadi tempat bersosialisasi bagi mahasiswa.
Ruang fitness R. ganti wanita r. ganti pria shower WC shower WC Hall masuk Ruang makan pantry Area cuci piring Toilet pria Toilet wanita Hall masuk dapur
Sekolah TInggi Musik Jakarta 48 Bina Nusantara University 2011 - 2012 - Organisasi swimming pool
Gambar IV.5. Organisasi Swimming Pool
Untuk organisasi ruang dari swimming pool sendiri terdiri dari hall masuk, lalu area fitness dan juga terdapat ruang ganti pria dan wanita berikut shower dan juga WC di bagian ruang ganti tersebut.
- Organisasi lounge
Gambar IV.6. Organisasi area lounge
Ruang lounge terdiri dari area belajar yang berfungsi sebagai tempat untuk belajar bareng dengan mahasiswa lainnya dan terdapat area duduk dan area outdoor sebagai tempat bersosialisasi. Di lounge ini disediakan area bermain untuk menghilangkan kepenatan terhadap kuliah dan tugas-tugas kuliah serta dapat menjadi tempat bersosialisasi. Disediakan juga WC pria dan wanita masing – masing 1 ruangan agar bila mahasiswa ingin ke WC tidak perlu keluar dari area lounge ini.
Swimming Pool R. ganti wanita r. ganti pria shower WC shower WC Hall masuk Area lounge Area belajar Ruang bermain Ruang berkumpul Area outdoor Toilet pria Toilet wanita Hall masuk
Sekolah TInggi Musik Jakarta 49 Bina Nusantara University 2011 - 2012 Organisasi bangunan Concert Hall
Gambar IV.7. Organisasi Concert hall
Ruang Concert Hall terdiri dari ruang konser, ruang teknis, ruang latihan, ruang rias, ruang persiapan, toilet artis, toilet pengunjung, gudang, loket, antri tiket, lobby. Ruang konser ini memiliki lobby sendiri, dan loket tiket, tempat antri tiket serta kapasitas penonton yang ditampung diperkirakan 1200 orang karena ruang konser ini dapat pula disewakan kepada umum, tidak hanya dipakai untuk kegiatan sekolah tinggi music saja.
Bangunan Concert Hall ini memiliki Akses pintu masuk sendiri karena jika gedung ini digunakan oleh umum maka tidak mengganggu proses belajar mengajar sekolah tinggi music ini.
Sekolah TInggi Musik Jakarta 50 Bina Nusantara University 2011 - 2012 IV.1.3. Program ruang.
Tabel 12. Analisa program ruang
NO Jenis ruang Kapasitas Standart Luasan Total (m2) + sirkulasi 20% Sumber A Asrama Mahasiswa 1 Hunian Ruang tidur Single + kamar mandi
246 ruang 15 meter2 3960 meter2 4428 meter2 NDA
Pantry 12 ruang 15 meter2 180 meter2 206 meter2 NDA 2 Lobby
Lobby 30 orang 1 meter2 30 meter2 36 meter2 NDA Resepsionis 4 orang 3 meter2 12 meter2 14.4 meter2 Survey Ruang tunggu 30 orang 2 meter2 60 meter2 72 meter2 Survey Ruang bermain 1 ruangan 100 meter2 100 meter2 120 meter2 Survey Ruang belajar 70 orang 3 meter2 210 meter2 252 meter2 NDA Ruang bersama 40 orang 3 meter2 120 meter2 144 meter2 NDA Toilet pria 6 orang 2 meter2 12 meter2 14.4 meter2 NDA Toilet wanita 6 orang 2 meter2 12 meter2 14.4 meter2 NDA 3 Food court
Ruang makan 200 orang 1,2 meter2 240 meter2 298 meter2 NDA Retail makanan 8 ruang 20 meter2 160 meter2 192 meter2 Survey
Ruang cuci 4 orang 2 meter2 8 meter2 9.6 meter2 Asumsi Ruang OB 4 orang 3 meter2 12 meter2 14.4 meter2 Asumsi Toilet pengunjung 6 orang 2 meter2 12 meter2 14.4 meter2 NDA 4 Fasilitas lainnya Lapangan basket /futsal 1 lapangan 28 x 14 meter2 392 meter 2 471 meter2 NDA
Minimarket 15 orang 3 meter2 45 meter2 54 meter2 Survey A.T.M 4 orang 3 meter2 12 meter2 14.4 meter2 NDA Retail foto copy
alat tulis. 6 orang 2 meter
2 12 meter2 14.4 meter2 Survey
Ruang laundry 1 ruangan 20 meter2 20 meter2 24 meter2 Survey 5 Fitness Center
Ruang fitness 20 orang 3 meter2 60 meter2 72 meter2 Survey Ruang ganti pria 4 orang 2 meter2 8 meter2 9.6 meter2 NDA
R. ganti wanita 4 orang 2 meter2 8 meter2 9.6 meter2 NDA Toilet pria 4 orang 2 meter2 8 meter2 9.6 meter2 NDA Toilet wanita 4 orang 2 meter2 8 meter2 9.6 meter2 NDA 6 Area Kolam Renang
Sekolah TInggi Musik Jakarta 51 Bina Nusantara University 2011 - 2012 Ruang ganti pria 6 orang 1.5 meter2 9 meter2 10.8 meter2 NDA
R. ganti wanita 6 orang 1.5 meter2 9 meter2 10.8 meter2 NDA Ruang Bilas pria 6 orang 2 meter2 12 meter2 14.4 meter2 NDA
Ruang Bilas
wanita 6 orang 2 meter
2 12 meter2 14.4 meter2 NDA
Area gazebo 8 gazebo 6.25meter2 50 meter2 60 meter2 NDA Kolam Renang --- 12 x 24meter 228 meter2 274 meter2 Survey 7 Ruang Poliklinik
Resepsionis 3 orang 2 meter2 6 meter2 7.2 meter2 Survey Ruang tunggu 10 orang 1.2 meter2 12 meter2 14.4 meter2 NDA Ruang periksa 1 ruang 9 meter2 9 meter2 10.8 meter2 Survey
Ruang obat 1 ruang 9 meter2 9 meter2 10.8 meter2 Survey 8 Office
Ruang
administrasi 12 orang 5 meter
2 60 meter2 72 meter2 NDA
Ruang security 4 orang 2 meter2 8 meter2 9.6 meter2 NDA Ruang ganti
karyawan 4 orang 2 meter
2 8 meter2 9.6 meter2 NDA
Toilet pria 6 orang 2 meter2 12 meter2 14.4 meter2 NDA Toilet wanita 6 orang 2 meter2 12 meter2 14.4 meter2 NDA Pantry 1 ruang 15 meter2 15 meter2 18 meter2 Asumsi 9 Utilitas
Ruang genset --- 200 meter2 200 meter2 240 meter2 Survey Ruang STP --- 60 meter2 60 meter2 72 meter2 Survey Ruang panel --- 12 meter2 12 meter2 14.4 meter2 Survey Ruang pompa --- 24 meter2 24 meter2 28.8 meter2 Survey Ruang trafo --- 24 meter2 24 meter2 28.8 meter2 Survey
Total luasan ruang 7468 meter2 B Sekolah Tinggi Musik
1 Ruang Kelas
Ruang teori 10 Ruang 24 meter2 240 meter2 288 meter2 NDA Ruang Latihan
Drum 8 orang 9 meter
2 72 meter2 87 meter2 NDA
Ruang Latihan
Gitar 8 orang 6 meter
2 48 meter2 58 meter2 NDA
Ruang Latihan
Bass 8 orang 6 meter
2
48 meter2 58 meter2 NDA Ruang Latihan
Keyboard 8 orang 7.5 meter
2 60 meter2 72 meter2 NDA
Ruang Latihan
Vocal 8 orang 6 meter
2 48 meter2 58 meter2 NDA
Ruang Latihan
Drum Pribadi 8 Ruang 6 meter
2 48 meter2 58 meter2 NDA
Sekolah TInggi Musik Jakarta 52 Bina Nusantara University 2011 - 2012 Gitar Pribadi
Ruang Latihan
Bass Pribadi 8 Ruang 6 meter
2 48 meter2 58 meter2 NDA
Ruang Latihan
Keyboard Pribadi 8 Ruang 6 meter
2
48 meter2 58 meter2 NDA Ruang Latihan
Vocal Pribadi 8 Ruang 6 meter
2 48 meter2 58 meter2 NDA
Ruang Latihan
Bersama 1 Ruang 48 meter
2 48 meter2 62.4 meter2 NDA
Ruang
Sequencing 1 Ruang 24 meter
2 20 meter2 26 meter2 Survey
Ruang Recording 4 Ruang 18 meter2 18 meter2 23.4 meter2 Survey Ruang Control 4 Ruang 9 meter2 9 meter2 10.8 meter2 NDA 2 Fasilitas
Digital Library 200 orang 2.5 meter2 350 meter2 420 meter2 NDA Musholla 50 orang 1.2 meter2 60 meter2 72 meter2 NDA Ruang wudhu 2 ruangan 18 meter2 36 meter2 44 meter2 NDA Kantin 40 orang 2 meter2 80 meter2 96 meter2 Survey 3 Lobby
Lobby 50 orang 1 meter2 50 meter2 60 meter2 NDA Resepsionis 4 orang 3 meter2 12 meter2 14.4 meter2 Survey Ruang tunggu 10 orang 2 meter2 20 meter2 24 meter2 NDA
Toilet pria 5 orang 3 meter2 15 meter2 18 meter2
NDA Toilet wanita 5 orang 3 meter2 15 meter2 18 meter2
NDA 4 Ruang Pameran
Show room --- 2 meter2 100 meter2 120 meter2 NDA Gudang gallery 1 ruangan 20 meter2 20 meter2 24 meter2 NDA 5 Office
Ruang Rektor 1 ruangan 30 meter2 30 meter2 36 meter2 NDA Ruang Wakil
Rektor 2 Ruangan 24 meter
2
48 meter2 58 meter2 NDA Ruang Kajur 3 Ruangan 9 meter2 27 meter2 36 meter2 NDA Ruang Dosen 32 orang 5 meter2 160 meter2 182 meter2 NDA Ruang Rapat 2 ruangan 72 meter2 144 meter2 172 meter2 NDA
Ruang staf
administrasi 10 orang 5 meter
2
50 meter2 65 meter2 NDA Ruang admisi dan
layanan mahasiswa
45 orang 4 meter2 180 meter2 216 meter2 NDA Ruang Bagian
pendidikan dan kemahasiswaan
1 ruang 9 meter2 9 meter2 10 meter2 NDA Ruang Bagian
teknis dan perlengkapan
Sekolah TInggi Musik Jakarta 53 Bina Nusantara University 2011 - 2012 Ruang Bagian
Tata Usaha 1 ruang 9 meter
2 9 meter2 10 meter2 NDA
Toilet karyawan
pria 5 orang 3 meter
2
15 meter2 18 meter2 NDA Toilet karyawan
wanita 5 orang 3 meter
2 15 meter2 18 meter2 NDA
Ruang OB 1 ruang 9 meter2 9 meter2 10 meter2 NDA Total luasan ruang 2785 meter2 C Concert Hall
Lobby 120 1 meter2 120 meter2 156 meter2 NDA Panggung 1 stage 200 meter2 200 meter2 260 meter2 NDA Ruang penonton 700 orang 0.6 meter2 420 meter2 504 meter2 NDA Exhibition Hall --- 30 meter2 30 meter2 36 meter2 NDA Area Sourvenir 12 stand 15 meter2 180 meter2 206 meter2 NDA Kantor Concert
Hall 20 orang 6 meter
2 120 meter2 144 meter2 NDA
Ruang latihan/
ruang pemanasan 2 ruang 45 meter
2 90 meter2 117 meter2 NDA
Ruang persiapan 2 ruang 45 meter2 90 meter2 117 meter2 NDA Ruang teknis 2 ruang 50 meter2 100 meter2 130 meter2 NDA Ruang rias 2 ruang 50 meter2 100 meter2 130 meter2 NDA Loket 4 orang 3 meter2 12 meter2 15.6 meter2 NDA Tempat antri 50 orang 1 meter2 50 meter2 65 meter2 Survey
Gudang 2 ruang 20 meter2 40 meter2 52 meter2 Survey Toilet pemain 2 orang 2 meter2 4 meter2 5.2 meter2 NDA Toilet pengunjung
pria 10 orang 3 meter
2
30 meter2 36 meter2 NDA Toilet pengunjung
wanita 10 orang 3 meter
2 30 meter2 36 meter2 NDA
Total luasan ruang 2070 meter2 Table 13. Analisa kebutuhan parkir
Jenis Kendaraan Jumlah Standart Luas (m2) Sumber Mobil karyawan atau
pengelola. 25
2,5 x 5 m2
Sirkulasi 100% 625 meter
2 NDA
Mobil mahasiswa dan
tamu 100
2,5 x 5 m2 Sirkulasi 100%
2500
meter2 NDA
Bus sekolah tinggi 4 4 x 9 meter
2
sirkulasi 100% 288 meter
2 NDA
Motor Karyawan 25 1 x 1.75 meter
2
Sirkulasi 100%
87.5
meter2 NDA
Motor mahasiswa 125 1 x 1.75 meter
2
Sirkulasi 100%
437.5
meter2 NDA Total Kebutuhan Lahan Parkir 3938 meter2
Sekolah TInggi Musik Jakarta 54 Bina Nusantara University 2011 - 2012 IV.1.4. Analisa Hubungan Ruang
Berdasarkan beberapa analisa diatas, maka dapat diketahui hubungan ruang dari ruang-ruang yang ada beserta sifat dan jenisnya sebagai berikut :
Hubungan ruang sekolah
Gambar IV.8. Hubungan Ruang Sekolah Hubungan ruang asrama
Sekolah TInggi Musik Jakarta 55 Bina Nusantara University 2011 - 2012 - Hubungan ruang secara khusus
Hubungan ruang foodcourt
Gambar IV.10. Hubungan Ruang Foodcourt Hubungan ruang lounge
Gambar IV.11. Hubungan Ruang Lounge Hubungan ruang kolam renang
Gambar IV.12. Hubungan Ruang Kolam Renang Hubungan ruang fitness
Gambar IV.13. Hubungan Ruang Fitness
Sekolah TInggi Musik Jakarta 56 Bina Nusantara University 2011 - 2012 Hubungan ruang poliklinik
Gambar IV.14. Hubungan Ruang Poliklinik Hubungan ruang concert hall
Gambar IV.15. Hubungan Ruang Concert Hall IV.2. Analisa Aspek Bangunan
IV.2.1. Analisa Bentuk masa dasar.
Dalam mendesain bangunan bentuk masa dasar sangat menentukan wujud bangunan, disamping mencerminkan aktifitas didalamnya. Penentuan Bentuk Massa ditentukan berdasarkan Pertimbangan sebagai berikut :
Kesan terhadap bangunan Hubungan antar kegiatan Sirkulasi dan pencapaian
Penyesuaian dengan tapak dan lingkungan untuk mengoptimalkan potensi tapak, orientasi bangunan, dan karakter lingkungan sekitar.
Fleksibilitas ruang agar memudahkan pengaturan dan hubungan antar ruang.
Mengacu pada pola sirkulasi dan hubungan antar ruang. Bentuk-bentuk bangunan :
Sekolah TInggi Musik Jakarta 57 Bina Nusantara University 2011 - 2012 Tabel 14. Tabel bentuk bangunan
Bentuk Aplikasi Kelebihan Kekurangan
Apartemen Avana • E
fisien Ruang
• T
apak yang tidak terlalu luas. • rientasi bangunan hanya 2 arah /terbatas Mandarin Hotel • M empunyai orientasi lebih banyak • T idak frontal terhadap arah Barat/timu secara langsung • Tidak efisien, karena sulit memanfaatk an daerah sudut bangunan.
Bentuk masa dasar berdasarkan sifat suara
Sekolah TInggi Musik Jakarta 58 Bina Nusantara University 2011 - 2012 Sumber . dokumentasi pribadi
Berdasarkan analisa perbandingan perbedaan bentuk massa bangunan, maka dapat disimpulkan bentuk massa bangunan yang cocok untuk bangunan sekolah tinggi music dan asrama mahasiswa adalah bentuk masa bangunan persegi panjang, karena bentuk persegi panjang sangat efisien dalam peletakan ruang, furniture, dan berdasarkan sifat suara bentuk persegi panjang bentuk yang lebih usefull untuk meredam suara dan memantulkan suara.
IV.2.2. Analisa Pola dan Peletakan Massa.
Pola peletakan massa berdasarkan karakter lingkungan dan kejelasan pemisah fungsi. Pola peletakan massa dikaitkan dengan fungsi kegiatan didalamnya sehingga memberikan kemudahan hubungan antar kegiatan.
Tabel 15. analisa pola perletakan ruang
Terpusat
Sebuah ruang dominan terpusat dengan pengelompokkan sejumlah orang sekunder
Linier
Suatu urutan dalam suatu garis dari ruang – ruang yang berulang
Radial
Sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisasi ruang linier berkembang menurut jari - jari
Sekolah TInggi Musik Jakarta 59 Bina Nusantara University 2011 - 2012 Cluster
Kelompok ruang berdasarkan kedekatan hubungan atau bersama-sama menafaatkan suatu hubungan visual
Grid
Organisasi ruang – ruang dalam daerah struktural grid atau struktur tiga dimensi lainnya.
Berdasarkan analisis terhadap studi literatur dan juga studi banding maka pola perletakan massa menggunakan Linier, yang sesuai dengan pola kamar mahasiswa dan pola ruangan kelas serta studio yang linear. Sedangkan pada lobby menggunakan radial yang menjadi pusat dari ruang – ruang yang ada, dimana nantinya lobby ini akan selalu dilewati ketika terjadinya sirkulasi keluar masuk di bangunanSekolah Tinggi Musik & Asrama Mahasiswa.
IV.2.3. Analisa Sirkulasi Dalam Bangunan.
Sistem sirkulasi dalam bangunan dapat dibedakan menjadi sirkulasi horizontal dan sirkulasi vertikal. Sirkulasi horizontal berguna untuk menghubungkan ruangan yang masih berada dalam satu level sedangkan vertical untuk menghubungkan ruangan antar level.
• Sirkulasi Horizontal
Tabel 16. Sirkulasi horizontal
Sekolah TInggi Musik Jakarta 60 Bina Nusantara University 2011 - 2012 Linier • Menerus • Bertekuk • Berpotongan • Bercabang • Berbelok • Melingkar • sesuai dengan bangunan Asrama Mahasiswa dalam hal efisiensi ruang • cocok untuk bangunan yang mengutamakan perjalanan arsitektur • cocok untuk bangunan dengan banyak klasifikasi ruang • sesuai dengan bangunan Asrama Mahasiswa dengan banyak unit hunian dan fasilitas • cocok untuk bangunan yang mengutamakan perjalanan arsitektur • cocok untuk bangunan pameran atau museum • cenderung statis, membosankan.
• tidak efisien pada koridor ruang kelas dan kamar asrama.
• tidak cocok dengan bentuk asrama mahasiswa yang memanjang
• perlunya penunjuk arah yang jelas
• membentuk suasana yang patah/terhenti
• Sulit memberi aksen pada jenis ruang tertentu.
Sumber : Dokumentasi pribadi dan web google
Pola sirkulasi yang diterapkan pada bangunan Sekolah Tinggi Musik ini adalah pola sirkulasi menerus dan pola sirkulasi linear berbelok. Hal ini dimaksudkan untuk memberi kemudahan bagi pengunjung untuk mengakses ke tempat-tempat hunian serta ke beberapa fasilitas penunjangnya.
Sedangkan untuk sistem koridor yang digunakan adalah double loaded. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pengaturan jumlah tempat hunian dan
Sekolah TInggi Musik Jakarta 61 Bina Nusantara University 2011 - 2012 pengaturan view ke pemandangan luar lebih maksimal. Dalam hal ini bangunan akan cenderung lebih memipih dan memanjang ke samping.
• Sirkulasi Vertikal
Berikut tabel perbandingan beberapa sistem sirkulasi vertikal : Tabel 17. Analisa sirkulasi vertical
Jenis sirkulasi Kelebihan Kekurangan
Tangga (darurat dan sirkulasi)
• tidak menggunakan listrik
• fleksibel dan murah, sesuai dengan bangunan sekolah yang tidak tinggi.
• dapat dipakai setiap saat
• berguna di saat kebakaran
• melelahkan bagi yang menggunakan.
Lift • efisien waktu dan tenaga
• daya angkut yang besar
• tidak melelahkan
• cocok untuk sekolah tinggi & asrama mahasiswa saat mengangkut perabotan besar jika bangunan memiliki jumlah lantai yg banyak.
• butuh listrik
• butuh waktu untuk menunggu.
• Harga lift relative mahal.
Ramp • bernilai estetika
• efisien bagi trolley
• memudahkan bagi pengguna kursi roda.
• butuh space yang besar, kurang efisien untuk asrama mahasiswa.
Sumber : Panduan sistem bangunan tinggi
Menginat bangunan ini berfungsi sebagai tempat pendidikan (sekolah tinggi musik) dan hunian (Asrama Mahasiswa), maka sirkulasi vertikal yang digunakan dalam Sekolah Tinggi Musik adalah Ramp, Tangga dan Lift, sedangkan untuk Asrama Mahasiswa menggunakan Tangga dan Lift. Penggunaan tangga dan ramp dianggap lebih baik untuk menghemat penggunaan energi listrik. Sedangkan penggunaan lift dikarenakan bangunan Asrama
Sekolah TInggi Musik Jakarta 62 Bina Nusantara University 2011 - 2012 Mahasiswa ini tergolong Low rise (8 lantai). Sirkulasi vertikal pada bangunan Asrama Mahasiswa berupa kombinasi antara penggunaan tangga dan lift.
Bangunan Sekolah Tinggi dan Asrama Mahasiswa juga menyediakan sirkulasi vertical, yaitu : Tangga Darurat sebagai akses evakuasi penghuni bila terjadi kebakaran, gempa bumi, atau hal-hal yang tidak diinginkan.
IV.2.4. Analisa Zoning Bangunan.
Menurut Ir. Tin Budi Utami, M.T., umumnya, hal yang paling menentukan dalam penentuan zoning adalah hubungan ruang, orientasi matahari, dan kebisingan. Secara sederhana dapat digambarkan melalui diagram berikut :
Zoning Horizontal
Analisa zoning tapak atas dasar penempatan area dengan sifatnya ditambahkan dengan analisa- analisa lainnya.
Gambar IV.16. Zoning Horizontal
Sumber . Dokumentasi pribadi
Perletakan zoning dengan pertimbangan area paling dekat jalan kembangan utama dan kembangan utama timur untuk ruang publik selain pada Sekolah TInggi Musik ini akan direncanakan ruang luar untuk performance / pertunjukan yang bisa di akses umum.
Sekolah TInggi Musik Jakarta 63 Bina Nusantara University 2011 - 2012 Sementara bangunan yang bersifat semi publik seperti Sekolah Tinggi Musik diletakan lebih dalam agar berkesan lebih privat dan lebih elegan. Kemudian juga bangunan asrama mahasiswa ditempatkan pada paling belakang dimaksudkan untuk jauh dari area publik dan kebisingan yang di timbulkan dari luar hanya sedikit sekali karena pada bagian belakang hanya jalan kecil.
Zoning Vertical
Zoning vertical merupakan berdasarkan pertimbangan kenyamanan ruangan, misalnya bagian paling bawah atau basement untuk ultilitas-ultilitas bangunan seperti ruang genset, ruang pompa, ruang panel, dll. Lalu dilantai pertama untuk area yang sifatnya publik misalnya kantin, lobby, ruang belajar, ruang bersama, kantor, dll. dan diatasnya terdapat institut musik. Dan untuk asrama diletakan dipaling atas agar lebih private, dimana area untuk istrirahat bisa mendapat suasana lebih tenang.
Gambar IV.17. Zoning Vertical
Sumber . Dukumentasi Pribadi
Sekolah TInggi Musik Jakarta 64 Bina Nusantara University 2011 - 2012 Sistem struktur dapat mempengaruhi ketahanan dan lamanya masa bangunan dan ketahanannya terhadap elemen-elemen perusak bangunan seperti gempa bumi, bencana angin, faktor biologis (hewan perusak), dan sebagainya.
Struktur yang dipakai dalam bangunan Sekolah Tinggi Musik dan Asrama Mahasiswanya ini harus mempertimbangkan beberapa hal berikut:
Jenis struktur yang efisien
Struktur yang dapat mendukung bentuk bangunan
Faktor teknis struktur, yaitu kekuatan, ketahanan, kestabilan, dll Sistem struktur bangunan dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
Sub Structure (Struktur Bawah)
Struktur ini adalah sturktur yang langsung menyalurkan beban ke tanah sehingga perlu dipertimbangkan beberapa hal, yaitu:
Daya beban bangunan
Kedalaman tanah keras pada tapak Daya dukung tanah
Kondisi lingkungan sekitar tapak.
Pada bangunan tinggi, umumnya digunakan fondasi dalam (fondasi tak langsung) baik berupa tiang pancang ataupun tiang bor (Juwana, 2005; 47). Dalam perencanaan fondasi tiang perlu dilakukan penyelidikan tanah, khususnya percobaan sondir untuk memperoleh nilai konus (Qc) dan jumlah hambatan pelekat (JHP = t). Nilai Qc dan nilai t ini diperlukan untuk menghitung kapasitas daya pikul satu tiang.
Dewasa ini, dikenal banyak jenis fondasi tiang, di antaranya : Fankie Pile, Baja Profil ‘H’, Pipa Baja. Namun yang paling sering digunakan adalah tiang pancang beton bertulang penampang bujur sangkar. Beban yang diterima oleh elemen struktur vertikal (kolom dan dinding geser) merupakan akumulasi dari beban – beban lantai diatasnya, jadi makin ke bawah gaya aksialnya makin besar. Oleh sebab itu dimensinya pun makin ke bawah makin besar. Untuk struktur bahan beton (beton bertulang):
Mutu beton yang digunakan kolom/dinding geser pada bagian bawah bangunan lebih tinggi dibandingkan dengan yang digunakan pada kolom/dinding geser bangunan bagian atas.
Sekolah TInggi Musik Jakarta 65 Bina Nusantara University 2011 - 2012 Prosentase tulangan pada kolom/dinding geser pada bagian bawah bangunan lebih besar dibandingkan yang ada pada kolom/dinding geser bangunan bagian atas.
Mutu tulangan baja yang digunakan kolom/dinding geser pada bagian bawah bangunan lebih tinggi dibandingkan dengan yang digunakan pada kolom/dinding geser bangunan bagian atas.
Table 18. perbandingan jenis pondasi
Jenis Pondasi Kelebihan Kekurangan
Tiang Pancang • Waktu pelaksanaan cepat
• Relatif murah
• Cocok untuk menahan beban vertikal
• Memerlukan banyak sambungan dan ketelitian yang tinggi dalam menentukan titik ting pancang,
• Pada saat pemancangan menimbulkan bising dan getaran
Bored Pile • Pemasangan tidak
berdampak buruk bagi lingkungan,
• Memiliki kekuatan yang cukup untuk bangunan bertingkat tinggi
• Cocok untuk segala jenis tanah
• Waktu pelaksanaan lebih lama
• Jika kadar air tinggi pengecoran akan beresiko
Pondasi Rakit (basement) • Tahan gempa
• Ruang pada pondasi dapat difungsikan sebagai asement/efisiensi lahan
• Kedalaman sebesar volume yang dipindahkan
• Boros dalam pemakaian bahan, kurang efisien bagi asrama mahasiswa
• Pelaksanaan sulit
Batu kali Mudah
dikerjakan Dapat berupa pondasi Lajur dan setempat Kekuat an beban terbatas
Sekolah TInggi Musik Jakarta 66 Bina Nusantara University 2011 - 2012
Beton bertulang Mudah
dikerjakan Dapat berupa pondasi Lajur dan setempat Kekuat an beban terbatas
Berdasarkan analisa sub structure pada tabel diatas, maka bangunan Sekolah Tinggi Musik dan Asrama Mahasiswa ini menggunakan pondasi tiang pancang. Pondasi tiang pancang dipilih karena relatif murah, pengerjaan cepat, dan bersih, juga karena kemampuannya untuk menahan beban yang cukup besar dan juga dalam tahap pengerjaannya tidak terlalu mengganggu keadaan sekitar atau gangguan relatif kecil.
Upper Structure (Struktur atas)
Upper-structure merupakan struktur utama yang bertugas untuk menerima
seluruh beban hidup atau beban lateral yang diterimanya untuk diterukan pada pondasi. Berikut tabel perbandingan beberapa jenis sistem upper structure :
Table 19. perbandingan jenis Struktur atas
Jenis Struktur Kelebihan Kekurangan
Portal (kolom dan balok)
• Kekakuan cukup
• Fleksibel dalam penataan interior unit asrama mahasiswa
• Struktur sederhana dan ringan
• Dimensi relatif besar untuk bentang lebar
• Trafe kolom relatif kecil
Dinding pemikul • Kekakuan tinggi
• Material beton pada bidang datar dapat mereduksi suara
• Memipih sesuai ruang
• Waktu konstruksi cepat
• Penampilan masif
• Biaya yang cukup besar
• Harus terjadi banyak penyesuaian dengan barang dari pabrik
Sekolah TInggi Musik Jakarta 67 Bina Nusantara University 2011 - 2012 Struktur baja
(balok, rangka, grid, dan slab)
• Pemakaian bahan sedikit dan berupa prefab
• Waktu pengerjaan cepat
• Dapat digunakan untuk bentang lebar
• Bahan baja kuat tarik relatif kurang ekonomis bagi asrama mahasiswa Korosi
Struktur bentang lebar (baja, balon, hybrid, dll)
• Bentuk-bentuk yang impresif dan fleksibel (struktur kabel, membran,
shell,dsb)
• Cocok untuk ruangan berbentang lebar
• Tidak cocok untuk ruang-ruang yang sangat fungsional
• Konstruksi pabrikasi
• Cenderung mahal
Untuk upper strcucture, penggunaan sistem struktur portal dan sistem struktur hybrid (kombinasi antara konstruksi baja dengan struktur bentang lebar) menjadi pilihan. Struktur portal dipilih karena bentangan pada Sekolah Tinggi Musik dan Asrama Mahasiswa relatif pendek mengingat fungsi dari bangunan ini adalah sarana pendidikan dan hunian.
qPortal ini juga tergolong sederhana dan mudah pengerjaannya. Sedangkan sistem struktur hybrid (kombinasi konstruksi portal baja dan struktur bentang lebar) dipilih karena terdapat bangunan yang berbentang lebar, seperti bangunan concert hall.
IV.2.6. Analisa Material.
Analisa perbandingan material yang akan digunakan dalam proyek tugas akhir (Sekolah Tinggi Musik dan Asrama Mahasiswa) ini adalah sebagai berikut :
Sekolah TInggi Musik Jakarta 68 Bina Nusantara University 2011 - 2012 Kelebihan dan kekurangan material :
a. Material dinding beton strearofoam
Peredam suara, peredam panas, tahan api, efisien waktu pengerjaan, ramah lingkungan, tahan lama, dan ringan, namun harga mahal, kurang kedap air. b. Material dinding bata + plester + acian
Kedap suara, lebih kedap air, lebih kuat, ramah lingkungan, namun Dalam pengerjaan lama, dan boros adukan
c. Material dinding Beton batako
Dalam Pengerjaan Cepat, kokoh, rapi, kedap air tahan api, kedap suara, namun harga mahal.
Kesimpulan :
Material yang dibutuhkan dalam pembangunan sekolah tinggi music dan asrama mahasiswa ini adalah Kedap suara, Kedap air, Cepat dalam pengerjaan, tahan api, mereduksi panas dan Kokoh, sehingga yang cocok adalah Material Beton Stearofoam.
IV.2.7. Analisa Material Akustik.
Dalam upaya untuk mendapatkan panel akustik papan partikel bambu betung sebagai komponen peredam atau penyerap suara, maka dilakukan pengujian sifat fisis, sifat mekanis dan sifat akustik. Pengujian sifat fisis berupa
Sekolah TInggi Musik Jakarta 69 Bina Nusantara University 2011 - 2012 kerapatan, kadar air, pengembangan tebal (thickness swelling) dan daya serap air (water absorbtion) sedangkan pengujian sifat mekanis mencakup Modulus of Elasticity, Modulus of Rupture, kuat rekat internal (Internal Bond) dan kuat pegang sekrup (screw withdrawal). Sifat akustik diuji melalui pengukuran koefisien absorbsi dan sound transmission loss.
Sifat Fisis Panel Akustik Papan Partikel Bambu Betung
Nilai sifat fisis panel akustik berupa papan partikel bambu betung tersaji dalam Tabel 3.
Kerapatan
Kerapatan merupakan perbandingan antara berat dan volume kering udara papan komposit. Nilainya sangat tergantung pada kerapatan kayu asal yang digunakan dan besarnya tekanan kempa yang diberikan selama pembuatan lembaran (Bowyer et al. 2003).
Berdasarkan data Tabel 3 diketahui bahwa nilai rata – rata kerapatan panel akustik papan partikel bambu betung hasil penelitian berkisar antara 0,41 - 0,58 g/cm3. Nilai kerapatan terendah (0,41 g/cm3) terdapat pada panel akustik dari partikel wol kerapatan 0,4 g/cm3, sedangkan nilai kerapatan tertinggi (0,58 g/cm3) terdapat pada panel akustik dari papan partikel halus dan sedang dengan kerapatan 0,6 g/cm3.
Hasil pengujian kerapatan secara lengkap disajikan pada Lampiran 1, sedangkan nilai rata-ratanya disajikan pada Gambar.
Sekolah TInggi Musik Jakarta 70 Bina Nusantara University 2011 - 2012 Gambar IV.18 Histogram rata-rata nilai kerapatan (g/cm3) panel akustik papan partikel bambu betung dibandingkan standar JIS A 5908 (2003).
Berdasarkan histogram pada Gambar 16 terlihat rata – rata nilai kerapatan panel partikel wol lebih rendah dibandingkan dengan nilai kerapatan panel partikel halus dan sedang yang memiliki nilai kerapatan yang hampir seragam pada kedua perbedaan kerapatan yang diuji. Hal ini diduga karena ukuran partikel wol jauh lebih besar dibandingkan dengan partikel halus dan sedang sehingga mempengaruhi jumlah serta komposisi kekompakkan partikel dalam setiap panel yang dihasilkan. Mengacu pada standar JIS A 5908 : 2003 maka seluruh panel akustik papan partikel memenuhi standar pada kerapatan yang ditetapkan, yaitu 0,4 – 0,9 g/cm3.
Berdasarkan analisis statistik sidik ragam terhadap nilai kerapatan panel akustik pada selang kepercayaan 95% diperoleh bahwa berbedaan kerapatan memberikan pengaruh yang nyata terhadap respon nilai kerapatan papan partikel yang dibuat. Sementara itu ukuran partikel dan interaksi antara perbedaan kerapatan dan ukuran partikel tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap respon nilai kerapatan panel.
Kadar Air
Kadar air merupakan salah satu sifat fisis papan yang menunjukan kandungan air papan dalam keadaan kesetimbangan dengan lingkungan sekitarnya terutama kelembaban udara. Kadar air didefinisikan sebagai berat air yang dinyatakan sebagai persen berat kayu bebas air atau kering tanur (Bowyer et al. 2003).
Nilai rata-rata kadar air panel akustik hasil penelitian berkisar antara 7,80 - 10,13% seperti yang disajikan pada Gambar 17. Nilai rata-rata kadar air terendah
Sekolah TInggi Musik Jakarta 71 Bina Nusantara University 2011 - 2012 adalah 7,80 %, sedangkan nilai rata-rata kadar air tertinggi sebesar 10,13%. Kadar air pada seluruh papan partikel masih masuk dalam standar JIS 5908 : 2003, yaitu berkisar antara 5 – 13%.
Gambar 17 Histogram rata-rata nilai kadar air (%) panel akustik papan partikel bambu betung dibandingkan standar JIS A 5908 (2003).
Berdasarkan analisis statistik sidik ragam terhadap nilai kadar air papan partikel bambu pada selang kepercayaan 95% diperoleh informasi faktor perbedaan kerapatan, ukuran partikel dan interaksi keduanya memberikan pengaruh yang nyata terhadap respon nilai kadar air panel akustik. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi yang kurang dari 0,05.
Hasil uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95% yang dilakukan menunjukkan faktor interaksi ukuran partikel dan perbedaan kerapatan pada papan partikel wol kerapatan 0,6 g/cm3 adalah yang terendah dengan kadar air 7,80%. sementara itu papan partikel dengan ukuran partikel halus pada kerapatan 0,4 g/cm3 adalah tertinggi dengan kadar air 10,13%.
Sifat Akustik Panel Akustik Papan Partikel Bambu Betung
Suara yang dihasilkan mempunyai nada rendah atau tinggi bergantung pada frekuensi. Apabila gelombang suara bersumber dari bahan lain mengenai bahan kayu, maka sebagian dari energi akustiknya dipantulkan, diteruskan dan sebagian lagi diserap ke dalam masa kayu.
Selanjutnya kayu bergetar dan suara/bunyi diperkuat, atau terjadi penyerapan total dan atau sebagian saja (Tsoumis 1991). Pengujian sifat akustik
Sekolah TInggi Musik Jakarta 72 Bina Nusantara University 2011 - 2012 dilakukan dengan pengukuran koefisien absorbsi dan sound transmission loss. Koefisien Absorbsi Suara
Koefisien absorbsi suara yaitu perbandingan antara energi suara yang diserap oleh bahan terhadap energi suara yang menuju permukaan bahan dengan asumsi tidak ada energi suara yang ditransmisikan. Koefisien absorbsi suara menggambarkan suatu fraksi dari sumber energi suara agar material menyerap. Untuk material-material arsitektur koefisien tersebut memberikan pengaruh acak terhadap suara. Nilai 0 menyatakan tidak adanya energi bunyi/suara yang diserap dan angka 1 menunjukkan serapan yang sempurna (Callender 1974). Menurut Sarwono (2008) bahwa suatu bahan absorber baik dalam menyerap suara jika nilai koefisien absorbsinya lebih dari 0,2. Nilai rata-rata koefisien absorbsi suara panel akustik komposit tersaji pada Tabel 5 serta pada Gambar 26.
Tabel . Nilai rata-rata koefisien absorbsi panel akustik papan partikel bambu betung
Sekolah TInggi Musik Jakarta 73 Bina Nusantara University 2011 - 2012 Gambar IV.19 . Histogram koefisien absorbsi suara panel akustik papan partikel bambu betung.
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh informasi terdapat perbedaan kemampuan panel akustik dalam menyerap suara. Pada ketiga jenis ukuran partikel panel akustik papan partikel (partikel halus, partikel sedang dan partikel wol) memiliki pola kesamaan dalam menyerap suara dari frekuensi rendah hingga tinggi.
Pada Gambar 26 dapat dilihat bahwa pada frekuensi rendah 100 – 250 Hz faktor ukuran partikel dan perbedaan kerapatan tidak mempengaruhi nilai koefisien absorbsi. Seluruh papan memiliki nilai koefisien absorbsi terendah pada frekuensi sedang 250 – 800 Hz. Ketiga panel akustik papan partikel yang memiliki perbedaan ukuran partikel tersebut memiliki kemampuan yang baik dalam menyerap suara yang terletak pada rentang frekuensi tinggi 800 Hz – 4000 Hz dengan nilai absorbsi berkisar antara 0,32 – 0,96 maka dapat dikatakan bahwa panel-panel akustik papan partikel mampu sangat baik dalam menyerap suara pada frekuensi tinggi. Hal ini terlihat dari nilai koefisien absorbsi yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya frekuensi suara.
Panel akustik papan partikel bambu betung yang memiliki target kerapatan 0,4 g/cm3 memiliki kemampuan absorbsi yang lebih baik daripada panel akustik dengan kerapatan 0,6 g/cm3 dimana dalam rentang frekuensi 1000 Hz – 4000 Hz nilai rata – rata koefisien absorbsi untuk seluruh papan berkerapatan 0,4 g/cm3
Sekolah TInggi Musik Jakarta 74 Bina Nusantara University 2011 - 2012 yaitu 0,72 sedangkan seluruh papan berkerapatan 0,6 g/cm3 nilai rata – rata
koefisien absorbsinya 0,53. Hal ini diduga karena permukaan dari panel akustik papan partikel dengan kerapatan 0,4 g/cm3 memiliki kerapatan yang lebih rendah sehingga memiliki rongga-rongga yang lebih banyak. Semakin rendah kerapatan panel akustik papan partikel yang dimiliki maka semakin banyak ronga-rongga udara yang terbentuk. Akibatnya kemampuan bahan dalam menyerap suara semakin baik (Simatupang 2007).
Membandingkan dengan produk pada Tabel 6 diatas maka panel akustik papan partikel wol dengan kerapatan 0,4 g/cm3 dapat mencapai nilai koefisien absorbsi (0,88) atau mendekati nilai koefisien absorbsi produk glasswool pada frekuensi yang sama. Seluruh panel akustik dalam penelitian memiliki nilai koefisien absorbsi yang lebih tinggi dibandingkan produk Yumen Board dan solid wood pada frekuensi 500 dan 1000 Hz. Sementara itu untuk nilai koefisien absorbsi produk Rockwool masih lebih tinggi dibandingkan seluruh panel akustik dalam penelitian pada frekuensi 250, 500, 1000 dan 2000 Hz.
Pengaruh Ukuran Partikel dan Perbedaan Kerapatan Terhadap Sifat Akustik Panel Akustik Papan Partikel Bambu Betung
Mengacu pada hasil penelitian maka ukuran partikel memberikan pengaruh pada sifat fisis pengembangan tebal (thickness swelling) dimana semakin besar partikel maka semakin tinggi tingkat pengembangan tebal papan. Sementara itu pada sifat mekanis, ukuran partikel dan perbedaan kerapatan memberikan pengaruh terhadap nilai MOE, MOR, kuat rekat internal dan kuat pegang sekrup. Ukuran partikel memberikan pengaruh meningkatkan nilai MOE,
Sekolah TInggi Musik Jakarta 75 Bina Nusantara University 2011 - 2012 MOR dan kuat pegang sekrup. Sebaliknya untuk nilai kuat rekat internal ukuran partikel menurunkan nilai kuat rekat internal.
Perbedaan kerapatan papan berpengaruh terhadap daya serap air serta terhadap sifat mekanis papan partikel bambu betung. Semakin tinggi kerapatan papan maka semakin rendah daya serap air papan. Sementara itu semakin tinggi kerapatan papan maka semakin tinggi sifat mekanis lentur (MOE dan MOR), kuat rekat internal dan kuat pegang sekrup.
Pada hasil pengujian nilai sound transmission class (STC) terjadi perbedaan hasil yang cukup signifikan antara panel dengan ukuran partikel yang berbeda. Hal tersebut terlihat bahwa panel akustik papan partikel wol menghasilkan nilai STC yang terbaik dibandingkan dengan panel akustik papan partikel halus dan sedang. Sedangkan pada pengujian koefisien absorbsi suara, perbedaan ukuran partikel tidak terlalu menghasilkan perbedaan yang nyata dimana terlihat pada histogram koefisien absorbsi panel akustik papan partikel (Gambar 26) bahwa nilai rata – rata yang dihasilkan masing – masing panel dengan ukuran partikel yang berbeda tidak terlalu jauh berbeda pada frekuensi 100 – 800 Hz, berbeda dengan hasil pada frekuensi 1000 – 4000 Hz dimana terjadi perbedaan nilai rata – rata koefisien absorbsi diantara masing – masing ukuran partikel. Nilai koefisien absorbsi lebih banyak dipengaruhi oleh faktor perbedaan kerapatan dimana semakin rendah kerapatan papan maka nilai koefisien absorbsinya akan semakin baik.
IV.2.8. Analisa Penghawaan.
Tujuan dari penghawaan, yaitu suatu upaya pembaharuan udara pada ruang melalui penghawaan alami dan penghawaan buatan dengan pengaturan sebaik-baiknya yang diharapan untuk mencapai tujuan kesehatan dan kenyamanan dalam ruang. Jumlah udara segar yang dimaksudkan berguna untuk menurunkan kandungan uap air di dalam udara, kelembaban, menghilangkan bau keringat, dan gas karbondioksida.
Sekolah TInggi Musik Jakarta 76 Bina Nusantara University 2011 - 2012 Penghawaan juga terbagi menjadi 2, yaitu alami dan buatan, penghawaan alami dapat memanfaatkan sistem cross ventilation. Sedangkan penghawaan buatan dapat bersumber dari kipas dan AC.
- Penghawaan alami
Penghawaan dengan mengandalkan sirkulasi udara pada ruangan dalam bangunan. Sirkulasi udara itu dapat terjadi jika terdapat bukaan-bukaan yang mendukung terciptanya ventilasi silang dalam ruangan, seperti jendela, pintu, jalusi.
Gambar IV.20. Variasi inlet – outlet
Sumb Tabel 21. Variasi inlet - outlet
Variasi Kelebihan Kekurangan
1 aliran udara lebih bebas dida21lam ruangan.
Aliran udara sulit mencapai area sudut ruangan
2 Penempatan furniture dapat dimaksimalkan dengan baik
Terdapat sisi bidang yang menghalangi aliran udara ke sebagian ruangan 3 Sirkulasi udara dapat mengalir
dengan bebas
Posisi inlet – outlet harus berada pada posisi silang tidak boleh sejajar dengan inlet udara
4 Sirkulasi udara dapat terjadi dengan baik karena terdapat ventilasi yang cukup banyak
Sulit dalam penempatan furniture ruangan
Sumber : Dokumentasi pribadi
Aliran udara dipengaruhi selain dari bukaan-bukaan juga dipengaruhi oleh penempatan tanaman-tanaman di sekitarnya. Udara akan berbelok jika mengenai tanaman-tanaman yang menghalangi sirkulasi udara.
Gambar IV.21. Pembelokan aliran udara
Sekolah TInggi Musik Jakarta 77 Bina Nusantara University 2011 - 2012 Sumber : Bangunan tropis
Kenyamanan thermal pada ruangan dipengaruhi oleh peningkatan suhu ruangan yang diakibatkan oleh radiasi matahari yang mengenai dinding bangunan. Oleh sebab itulah pemilihan bahan material dan orientasi massa bangunan perlu untuk dipertimbangkan dengan baik.
Tabel 22. Data karakteristik bahan bangunan terhadap panas
Sumber : Ilmu fisika bangunan Penghawaan Buatan
Penghawaan buatan adalah penggunaan Air Conditioner (AC). Penggunaan AC ini hanya digunakan pada ruangan-ruangan pada Sekolah Tinggi Musik. Penghawaan buatan pada Sekolah Tinggi hanya akan digunakan AC split. Penggunaan AC split pada Sekolah Tinggi Musik dimaksudkan untuk jangka panjang, seperti pada unit Studio Alat Musik Seperti Studio Drum bersama, Studio Gitar individu, dll.
Penggunaan AC split pada massa bangunan hunian dalam jangka waktu panjang menghemat ruang AHU, chiller dan cooling tower. Sehingga bisa dioperasionalkan sesuai dengan penghuni yang ada. AC split hanya digunakan pada ruang Studio Alat Musik dan Gallery, tidak untuk digunakan pada ruangan lain.
Sekolah TInggi Musik Jakarta 78 Bina Nusantara University 2011 - 2012 Sumber : Panduan sistem bangunan tinggi
Penggunaan AC spilt harus memperhatikan peletakan outdoor unit agar tidak merusak estetika fasad bangunan.
IV.2.8. Analisa Pencahayaan
Pencahayaan pada bangunan terdapat dua macam pencahayaan, yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang didapat dari cahaya matahari. Pemanfaatan pencahayaan alami harus semaksimal mungkin. Penempatan bukaan bukaan harus lebih di tata secara baik sehingga cahaya dapat masuk kedalam ruangan secara cukup dan tidak berlebihan. Pencahayaan alami pada bangunan Wisma Fajar sekarang cukup baik dan nyaman bagi orang di dalamnya. Bukaan-bukaan yang cukup lebar dapat memaksimalkan cahaya matahari masuk ke dalam ruangan.
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dilakukan dengan menggunakan lampu. Tipe lampu yang dapat digunakan adalah lampu
transclucent (lampu TL) karena cahaya yang dihasilkan nyaman untuk mata.
IV.3. Analisa Aspek Lingkungan
Sekolah tinggi musik beserta asrama ini direncanakan akan ditempati oleh mahasiswa yang tertarik untuk mempelajari music dan meningkatkan softskill dalam bermain musik. Kebutuhan akan ruang – ruang dan fasilitas harus dapat mendukung kegiatan di dalam dan diluar ruangan. Kegiatan tersebut harus juga didukung dengan analisis tapak yang nantinya akan tercipta hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain.
Sekolah TInggi Musik Jakarta 79 Bina Nusantara University 2011 - 2012 IV.3.1. Analisa kondisi tapak.
Ada beberapa poin yang dapat dianalisis dari kondisi lingkungan di sekitar tapak. Poin-poin tersebut adalah :
1. Kegiatan Lingkungan Sekitar
Jenis kegiatan atau peruntukan fungsi bangunan dan sarana yang yang telah ada di atas dan sekitar tapak adalah sebagai berikut :
Utara : Area penghijauan, sungai dan Jalan Kembangan Utama
Timur : Perumahan atau pemukiman dan Jalan Kembangan Utama Timur. Barat : Lahan kosong dan Jalan Kembangan Utama Barat.
Selatan : Perumahan atau pemukiman dan Jalan
Gambar IV.23. Bangunan dan Aktivitas lingkungan sekitar
Sumber : Google maps
Berdasarkan data kegiatan lingkungan sekitar maka dapat dilihat bahwa sisi teraktif di sekitar tapak adalah sisi Utara (Jalan Kembangan Utama), Timur (Jalan Kembangan Utama Timur) dan Barat (Jalan Kembangan Utama Barat). Pada Ketiga sisi ini merupakan akses utama yang selalu dilewati kendaraan karena ketiga jalan ini merupakan jalan utama dalam perumahan kembangan permai. Sehngga lokasi ini tergolong strategis. Tinjauan ini menjadi sangat penting dalam pengolahan bentuk dan peletakan massa bangunan.
2. Peraturan Pada Tapak • KDB : 55 % • KLB : 3
Sekolah TInggi Musik Jakarta 80 Bina Nusantara University 2011 - 2012 • Persyaratan bangunan :
Luas yang boleh dibangun : 55% x 15.610, m² = 8.585,5 meter² Total yang boleh dibangun : 3 x 15.610 m² = 46.830 meter² Ketinggian Max : 8 Lapis
Peruntukan Lahan : Wsn (wisma susun)
Maka total lantai bangunan maksimal yang boleh terbangun adalah 46.830 m2, dan total luas lantai dasar yang menapak tanah yang boleh terbangun sebesar 8.585,5 m2 dan sisanya sebagai ruang terbuka hijau, parkiran serta fasilitas outdoor.
IV.3.2. Analisa kondisi tapak.
Tabel 24. Analisa Tapak
No Gambar Keterangan
1 Analisa Sirkulasi dan Lingkungan Sekitar
LOKASI TAPAK PERUMAHAN PERTOKOAN SARANA PENDIDIKAN Hasil Analisa
Berdasarkan analisa sirkulasi dan lingkungan sekitar, dapat disimpulkan untuk orientasi bangunan menghadap ke arah barat (Jalan Kembangan Utama Barat), utara (Jalan Kembangan Utama), dan timur (Jalan Kembangan Utama Timur). Karena ketiga jalan itu merupakan jalan besar yang sering dilintasi kendaraan.
Sekolah TInggi Musik Jakarta 81 Bina Nusantara University 2011 - 2012 tidak banyak sehingga tidak dibuka akses untuk masuk ataupun keluar, pada bagian selatan tersebut dijadikan sebagai fasilitas bagi para penghuni asrama seperti : lapangan basket, dan kolam renang serta publik space (area barbeque, area makan outdoor).
2 Analisa Matahari
MATAHARI
ARAH MATAHARI
BENTUK BANGUNAN
Berdasarkan analisa matahari diatas dapat disimpulkan bahwa peletakan masa bangunan menghadap utara dan selatan karena untuk menghindari panasnya cahaya matahari yang berakibat mengurangi kenyamanan thermal di dalam bangunan Sekolah Tinggi Musik dan Asrama Mahasiswa.
Orientasi bangunan menghadap utara dan selatan berguna untuk menghemat material bangunan, jika bangunan menghadap barat dan timur maka bangunan harus diberikan second skin, pemberian second skin merupakan pemborosan material jika kondisi lahan masih memungkinkan untuk tidak menghadap arah barat dan timur.
3 Analisa View dari Dalam Tapak
ARAH VIEW
BENTUK BANGUNAN
Berdasarkan analisa view dari dalam ke luar tapak dapat disimpulkan bahwa view paling baik terdapat pada arah utara dan selatan karena pada
Sekolah TInggi Musik Jakarta 82 Bina Nusantara University 2011 - 2012 bagian barat dan timur merupakan bangunan yang cukup tinggi sekitar 4 lantai, sedangkan pada bagian utara merupakan view ke arah penghijauan dan sungai yang direncanakan oleh pengelola perumahan sebagai publik space. Pada bagian selatan cukup baik karena terlihat perumahan yang tingginya hanya 2 lantai dan tertata rapi sehingga cukup enak untuk dilihat.
Berdasarkan analisa view mempengaruhi bentuk masa untuk merespond analisa bentuk bangunan berbentuk huruf “X”.
4 Analisa View dari Luar Tapak
ARAH VIEW
BENTUK BANGUNAN Berdasarkan analisa view dari luar tapak dapat disimpulkan bahwa tapak paling banyak dilihat dari arah jalan besar yaitu pada barat utara dan timur, karena ketiga jalan tersebut merupakan jalan besar. Hal tersebut dapat mempengaruhi bentuk bangunan agar terlihat baik dari ketiga sisi tersebut.
IV.3.3. Analisa Angin.
Gambar 39. Analisa Angin pada tapak Gambar IV.24.analisa angin
Sekolah TInggi Musik Jakarta 83 Bina Nusantara University 2011 - 2012 Sumber . dokumentasi pribadi
Analisa
Berdasarkan analisa yang sudah dilakukan dengan menggunakan software
Autodesk Ecotect Analysis didapatkan gambar diatas yang menerangkan bahwa
arah paling banyak datangnya angin di daerah jakarta yaitu berasal dari arah Utara, angin paling kuat kedua berasal dari arah Timur dan Barat. Frekuensi angin paling banyak yang pertama adalah dari arah Timur tapak, lalu yang kedua dari arah Barat tapak dan yang paling banyak ketiga adalah dari arah Selatan tapak.
Gambar IV.25. Data klimatologi
Sumber. www.bmkg.go.id
Gambar diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata kecepatan angin pada daerah tapak cukup stabil karena berkisar antara 0.25 – 0.5 m/detik, pada kisaran tersebut merupakan kecepatan angin paling nyaman bagi manusia.
Sekolah TInggi Musik Jakarta 84 Bina Nusantara University 2011 - 2012 Tanggapan analisa
Gambar IV.26. Tanggapan Analisa
Sumber. Dokumentasi Pribadi
Dapat disimpuklkan bahwa sebaiknya posisi bangunan menghadap kearah utara karena untuk merespond arah datangnya angin.
• Bentuk masa bangunan berbentuk seperti huruf “X” bagian yang menghadap kejalan kembangan utama merupakan bangunan sekolah yang memiliki ketinggian rendah, pada bagian yang menghadap ke arah selatan merupakan bangunan Asrama Mahasiswa yang memiliki ketinggian lebih tinggi di banding sekolah.
• Diberikan bukaan pada tengah bangunan agar aliran angin ke arah selatan tidak terhalang, sehingga bangunan disekitar tapak tetap dilintasi aliran angin tersebut.
IV.3.4. Analisa Kebisingan.
Kebisingan Dari Luar Tapak Kedalam Tapak. Gambar IV.27. Analisa kebisingan
Sumber . dokumentasi pribadi Analisa
Tapak yang dikelilingi oleh 3 jalan utama (besar) dan 1 jalan kecil maka kebisingan pada sekitar tapak cukup tinggi, karena pada jalan utama banyak sekali
Sekolah TInggi Musik Jakarta 85 Bina Nusantara University 2011 - 2012 kendaraan yang belalu lintas. Berdasarkan teori tata suara kebisingan lalu lintas dalam keadaan ramai berkisar 80 – 90 dB.
IV.3.6. Analisa Pintu masuk.
Gambar IV.28. Analisa Pintu Masuk.
Sumber . Dokumentasi Pribadi
Dari gambar diatas dapat dilihat karena lokasi tapak dikelilingi oleh jalan maka pada lokasi tapak dibuka 2 pintu masuk dan 2 pintu keluar, yaitu yang pertama pada jalan kembangan utama karena merupakan jalan yang paling banyak dilintasi kendaraan dan pada bagian yang berbatasan dengan jalan kembangan utama merupakan area sekolah.
Kemudian pada bagian timur (jalan kembangan utama timur) dibuka pintu masuk dan pintu keluar juga karena pada bagian timur tersebut terdapat concert hall yang dapat dipakai oleh umum dan juga sebagai jalan masuk menuju asrama mahasiswa.