ANALISIS LOKASI SEKOLAH DI KECAMATAN PARONGPONG
KAB. BANDUNG BARAT
1
Isvany Septa Gustiandi,
2Epon Ningrum,
3Jupri
Jurusan Pendidikan Geografi
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia
Van_Isvany@yahoo.co.id
ABSTRAK
Pertambahan jumlah penduduk cenderung diikuti oleh peningkatan kebutuhan fasilitas serta sarana untuk menunjang seluruh aktivitas penduduk, salah satunya adalah kebutuhan lahan untuk lokasi penyelengaraan pendidikan. Di Kecamatan parongpong jumlah penduduk anak usia SMP, SMA cukup banyak namun anak yang Sekolah di Kecamatan Parongpong begitu berbanding terbalik dengan anak usia sekolahnya namun pada tingkatan SD presentasenya sangat kecil, Hal inilah yang menjadi tujuan untuk mengetahui daya tampung Sekolah yang, mengetahui aksesbilitas penduduk, serta mengetahui faktor apa saja yang mendukung terhadap pemilihan lokasi sekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan Populasi wilayah dan populasi manusia meliputi seluruh warga dan wilayah Kecamatan Parongpong. Sampel sebanyak sebanyak 77 orang dari 3 desa, yaitu penduduk yang memiliki anak usia sekolah SD, SMP, dan SMA. Teknik pengumpulan data berupa, observasi, wawancara, studi literatur, dan studi dokumentasi. Variabel bebas adalah, daya tampung, Aksesbilitas, dan Lokasi sedangkan variable terikatnya adalah Pemilihan Lokasi Sekolah. Analisis data menggunakan persentase. Hasil penelitian diketahui bahwa daya tampung Sekolah pada tingkatan SD Sangat mencukupi untuk menampung jumlah anak usia Sekolah, sedangkan pada tingkat SMP & SMA jumlah daya tampung dan jumlah Sekolah masih sangat minim bahkan sangat kurang. Pada tingkat SD & SMP faktor Aksesbilitas jarak yang dekat paling dominan berpengaruh. Penduduk yang rumahnya dekat dengan Kota Cimahi mereka lebih memilih bersekolah ke Kota Cimahi begitupun kota lainnya, sedangkan pada tingkatan SMA faktor aksesbilitas tidak berpengaruh banyak anak yang lokasi Sekolahnya jauh dari tempat tinggalnya. Faktor pendukung Pemilihan lokasi Sekolah untuk Tingkat SD dan SMP adalah jarak sedangkan untuk tingkat SMA adalah faktor fasilitas pendidikan dan daya tampung Sekolah yang lebih menentukan.
ANALYSIS SCHOOL LOCATION IN SUBDISTRICT PARONGPONG BANDUNG BARAT REGENCY
ABSTRACT
The increase in population is likely to be followed by an increase in the needs of facilities as well as a means to support the entire population activities, one of which is the need of land for conducting educational locations. In subdistrict parongpong population aged children junior high School and Senior High School pretty much but boy that Parongpong sub district schools amount to little, but at the level of Primary School the percentage is very small, This is the purpose to know the capacity of the School, knowing the accessibility residents, as well as find out what factors support the choice of location of the school. The research method used is descriptive method, with the population of the area and the human population covers the entire citizens and Subdistrict Parongpong. Sample as many as 77 people from three villages, namely population who have school-aged children elementary, junior high School , and Senior high school. Techniques of data collection, observation, interviews, literary studies, and the study documentation. Free variables is, capacity, accessibility, and bound is the variable while the Location choice of location of the school. Data analysis using a percentage. Results of the research note that the capacity of the school at the Elementary level Is sufficient to accommodate the number of school age children, while in Junior High School levels & Senior high School amount of capacity and the number of schools is still very minimal even very less. At the elementary level & Junior High School factor
accessibility close proximity most dominant effect. Residents whose house near the city of Cimahi they prefer to go to other cities as well as in Cimahi, while on a Senior High School level accessibility factors affecting many children in his school's location away from his home. Supporting site selection factors for elementary level School and junior high school is the Senior High School level as for the distance is a factor of education facilities and the capacity of the School is dictates.
PENDAHULUAN
Saat ini, hampir sebagian Kota di Indonesia berkembang semakin pesat, di tandai dengan laju pertumbuhan dan persebaran penduduknya lebih terpusat kepada Kota Besar dan berkembang. Kota Besar itu sendiri menyandang peran sebagai pusat pusat kegiatan yang sangat dinamis, Dilihat dari aspek, pendidikan, kesehatan, perekonomian, perdagangan, perindustrian dsb. Hampir semuanya terpusat di Kota Besar, ditambah dengan ledakan penduduk membuat daerah perkotaan semakin padat. secara tidak langsung dengan adanya pusat pusat kegiatan ini, dipastikan akan membutuhkan berbagai pembangunan fasilitas sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan tersebut.
Pada wilayah Kota yang sedang berkembang seperti halnya Kota Cimahi dan kabupaten Bandung Barat bertambahnya jumlah penduduk berdampak kepada perubahan penggunaan lahan dan kegiatan pembangunan yang semakin signifikan terhadap berbagai Fasilitas pelayanan publik, perubahan lahan ini dominan terjadi daerah pinggiran Kota dan Kecamatan, hal ini bisa dilihat dari harga lahan yang semakin mahal menjadikan banyak investor maupun perorangan berlomba–lomba mengalihkan sasarannya ke daerah pinggiran Kota. Seperti halnya Kecamatan Parongpong yang secara tidak langsung harga lahanya masih rendah di banding wilayah perkotaan , namun dilihat dari segi ekonomisnya masih bisa menguntungkan. Wilayah Kecamatan Parongpong yang berlokasi bersebelahan dengan kota Bandung dan masuk kedalam wilayah administrasi Kab. Bandung Barat merupakan sebuah kecamatan peralihan, yang sedang mengalami proses perubahan desa – kota, Kecamatan ini strategis dan memiliki aksesbilitas yang tinggi, orbitasi yang memudahkan terjangkaunya pelayanan umum yang terletak tidak jauh
dari Kecamatan, seperti sekolah, pertokoan, dan fasilitas – fasilitas umum lainnya serta di dukung dengan udara yang sejuk menjadikan desa ini menjadi pilihan penduduk pendatang untuk bermukim, hal ini akan berakibat pada perubahan fisikal seperti perkembangan potensi wilayah tata guna lahan, demografi, serta sarana prasarana termasuk fasilitas pendidikannya.
Menurut Sumaatmadja, (1988:45) “dalam pembangunan terdapat spatial interaction concept yaitu keterkaitan antara satu tempat dengan tempat yang lainnya” Interaksi juga akan meningkatkan pertumbuhan penduduk, akibat terjadinya migrasi. Penduduk yang terus bertambah berdampak terhadap permintaan berbagai pelayanan termasuk pendidikan dsb. Konsekuensinya adalah berimbas pada pola mobilitas penduduknya yang tidak merata. Bnyaknya kebutuhan akan bangunan membuat Pemanfaatan fasilitas pendidikan terpusat pada kota – kota yang relative memiliki sarana dan prasarana yang memadai.
Jumlah penduduk yang tidak diimbangi oleh penyediaan sarana dan prasarana akan menyebabkan suatu permasalahan penduduk, serta akan termajinalkan daerah tersebut. Maka dari itu penduduk di Kecamatan Parongpong memerlukan sarana dan prasarana seperti prasarana pendidikan, transportasi, kesehatan, dsb. Tuntutan penyediaan berbagai sarana dan prasarana akan meningat sejalan dengan makin bertambahnya jumlah penduduk di Kecamatan tersebut. Dengan jumlah penduduk yang tidak merata, pemerintah harus mempersiapkan berbagai sarana dan prasarana untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan penduduknya. Berikut adalah data penduduk dari badan statistik kab. Bandung barat mengenai pertumbuhan penduduk Kec. Parongpong
Tabel 1 Jumlah penduduk No Tahun Jumlah 1 2004 78.282 2 2008 82.063 3 2009 86.103 4 2010 90.799 5 2011 97.724
Sumber: monografi kecamatan 2011
Dari pertumbuhan penduduk di atas dipastikan setiap tahunnya penduduk akan membutuhkan fasilitas pelayanan publik terutama fasilitas pendidikan untuk sekolah. Menurut Undang-undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab XII pasal 45 ayat 1 tentang sarana dan prasarana pendidikan, menyatakan bahwa : setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik. Sarana prasarana sangat perlu dilaksanakan untuk menunjang keterampilan siswa agar siap bersaing terhadap pesatnya teknologi. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik, pemerintah memberikan fasilitas kepada warga negaranya untuk mendapatkan pendidikan secara formal, dengan cara perluasan kesempatan belajar dengan dibangunnya sekolah, Namun pada dasarnya pendidikan itu tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, karena untuk memperoleh pendidikan tidak hanya di sekolah formal saja. Akan tetapi sekolah itu sendiri merupakan sarana pengontrol yang tepat untuk mengembangkan potensi individu dan karakteristik anak.
Pada hakikatnya pendidikan adalah suatu proses untuk mencapai keadaan yang lebih baik untuk masa yang akan datang melalui pemilihan alternative rencana yang rasional, sistematis, mengenai apa yang akan dilakukan,
bagaimana melakukannya, siapa pelaksananya dan kapan suatu kegiatan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan lebih efektif dan efisien sehingga proses pendidikan itu dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat.
Pertambahan jumlah penduduk cenderung diikuti oleh peningkatan kebutuhan fasilitas serta sarana untuk menunjang seluruh aktivitas penduduk, salah satunya adalah kebutuhan lahan untuk lokasi penyelengaraan pendidikan. Sarana prasaran sangat di butuhkan untuk menghasilkan KBM yang efektif dan efisien. Pda tabel berikut menunjukkan data jumlah Sekolah SD, SMP, SMA serta elemen yang terlibat didalamnya di Kecamatan Parongpong.
Tabel 2
Data Sekolah dan Siswa
Nama Jumlah Kepemilikan Jumlah tenaga pengajar Jumlah siswa Jumlah AUS 2011 Pemeri ntah swasta SD 41 30 4 292 8955 9287 SMP 7 3 4 169 2223 3025 SMA 1 1 - 50 338 3272 SMK 1 - - 22 133 ∑ 633 11649 15584
Sumber: Disdikpora Kab. Bandung barat 2011
Jumlah fasilitas pendidikan seperti Sekolah di Kecamatan Parongpong bisa terbilang sudah mencukupi berdasarkan data monografi penduduk usia sekolah di Parongpong begitu signifikan jumlahnya, namun yang menjadi pertanyaan adalah anak yang bersekolah di Kecamatan Parongpong berbanding terbalik dengan jumlah AUS ( anak usia sekolah) yang ada, jumlah Siswa SD masih cenderung banyak namun pada tingkatan SMP dan SMA jumlah siswa lebih sedikit dari AUS (anak usia Sekolah) ditambah jumlah SMP dan SMA serta daya tampungnya bisa dibilang masih sangat minim. Hal ini dikarenakan Tingkat pendidikan masyarakat perkotaan relative lebih tinggi bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan, serta fasilitas-fasilitas pendidikan di wilayah Perkotaan lebih maju ketimbang yang berada di desa. Mugkin hal Ini yang menarik minat anak-anak desa untuk menentukan Lokasi belajar disana, agar tidak kalah bersaing demi memperoleh pendidikan yang lebih maju, menguasai teknologi secara baik, mempelajari ilmu pengetahuan secara global, dan juga tentu saja didorong oleh keinginan merubah nasib. Pada kenyataanya sarana dan prasarana yang lengkap, biasanya banyak terdapat di pusat kota dan tidak menyebar secara merata. Dilihat secara garis besar hal inilah yang menjadi penentuan lokasi sekolah, namun dilihat dari sisi lain faktor yang menentukan lokasi
sekolah bukan hanya dari segi kualitas saja masih banyak faktor lain. Sesuai yang dikemukakan Christaller (dalam Sumaatmadja, 1988:122) mengemukakan bahwa Tempat yang lokasinya sentral adalah tempat yang memungkinkan partisipasi manusia yang jumlahnya maksimum, baik bagi mereka yang terlibat dalam aktifitas pelayanan, maupun yang menjadi konsumen dari barang-barang dan pelayanan yang dihasilkannya”. Mereka yakin bahwa iptek memiliki kemanfaatan untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan penduduk dalam memilih Sekolah untuk anaknya. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui jumlah daya tampung Sekolah yang berada di Kecamatan Parongpong apakah jumlah dan kapasitasnya mencukupi atau tidak. 2. Mengetahui aksesbilitas penduduk terutama anak usia Sekolah yang kaitannya dengan faktor kondisi jalan, waktu tempuh, sarana angkutan, dan jarak 3. Mengetahui alasan penduduk dalam memilih lokasi sekolah anaknya karena pada data anak yang Sekolah di luar kecamatan Parongpong begitu signifikan.
Hal ini juga memungkinkan akan terjadinya pola persebaran serta mobilitas Penduduk usia sekolah yang tidak merata dikarenakan berbagai faktor yang
mendukung terhadap pemilihan lokasi sekolah tersebut. Masalah inilah yang menarik untuk di analisis serta di cermati. METODE
Menurut Surakhmad (1986: 131). Metode penelitian adalah suatu cara kerja yang membagi hipotesa atau aggapan dasar dengan menggunakan teknik serta alat – alat tertentu. Dalam penelitian ini digunakan metode survey yang bersifat deskriptif
dengan cara mengumpulkan, menyusun, menganalisis, dan menginterpetasikan data penelitian hasil dilapangan dengan maksud untuk memecahkan masalah dengan membuat gambaran atau ilustrasi yang dilukiskan secara sistematik mengenai fakta-fakta suatu fenomena yang terdapat di kecamatan parongpong.
Untuk penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan probability sampling,
dengan mempertimbangkan bahwa karakteristik responden dianggap sama sample diambil Sebesar 231 responden yaitu penduduk yang memiliki anak Usia
Sekolah pada tingkatan SD, SMP dan SMA yang meliputi 3 desa yaitu Desa Ciwaruga, Cihideung dan Cihanjuang.
PEMBAHASAN
1. Daya tampung Sekolah
Daya tampung Sekolah adalah Kapasitas Sekolah untuk menampung jumlah Siswa atau jumlah Anak usia Sekolah yang ada pada wilayah tertentu, dalam hal ini jumlah daya tampung Sekolah tidak terlepas dari rombel yaitu
Jumlah kelas serta jumlah kapasitas kelas untuk menampung siswa pada setiap sekolahnya, banyaknya jumlah Anak usia Sekolah serta semakin bertambahnya penduduk pada suatu wilayah maka akan membutuhkan banyak Rombel untuk bisa menampung Jumlah anak usia Sekolah yang ada.
a. Data tampung SD
Jumlah SD di Kecamatan Parongpong bisa dibilang sudah cukup memadai. Jumlah SD dalam satu Kecamatan adalah 41 SD, Untuk Rombel SD di Kecamatan Parongpong Rata-rata hampir sama dengan Sekolah pada umumnya karena memang ketetapannya sudah disesuaikan dengan standar yang dikeluarkan pemerintah/diknas yaitu adalah 6-24 kelas dengan klausul siswa /kelasnya adalah 32 siswa. Sedangkan Jumlah anak Usia SD di Kecamatan Parongpong adalah
9287 dengan Total rombel SD di Kecamatan Parongpong adalah 11904 orang maka didapat perbandingan:
Tabel 3
Perbandingan daya tampung
No Desa Jumlah AUS Daya tampung siswa/Sekolah Jumlah Siswa Klasifikasi
1 Cihideung 1558 1728 1458 Sangat Cukup
2 Ciwaruga 1291 1344 838 Sangat Cukup
3 Cihanjuang 1818 2304 1651 Sangat Cukup
4 Cihanjuang Rahayu 805 1344 994 Sangat Cukup
5 Sariwangi 1922 1152 987 Kurang
6 Karyawangi 521 2112 1682 Sangat cukup
7 Cigugur girang 1372 1920 1376 Sangat cukup
∑ 9287 11904 8986 Sangat cukup
Sumber: Hasil penelitian 2012
Dalam perhitungan didapat Desa di Kecamatan parongpong rata-rata hampir dapat menampung jumlah anak usia Sekolah, dan daya tampung paling besar terdapat pada Desa Cihanjuang yang dapat menampung 2304 siswa dengan jumlah perbandingan Anak Usia Sekolahnya 1818 anak, sedangkan desa Sariwangi masih Kekurangan dengan perbandingan jumlah
anak usia Sekolah 1922 anak dengan daya tampung sekolahnya adalah 1152.
Secara Keseluruhan dari 7 Desa Di Kecamatan Parongpong dapat menampung
11904 Siswa dengan perbandingan anak usia Sekolah Dasar 9287 anak. Tentu saja hal Jumlah Sekolah beserta daya tampungnya Sangat mencukupi Kuota yang ditentukan.
b. Daya tampung SMP
Pada Tingkatan SMP/MTs Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas pendidikan dan Olahraga Kab. Bandung Barat jumlah SMP yang terdaftar di Kecamatan Parongpong adalah 7 unit sekolah, berdasarkan peraturan permendiknas minimal setiap 2000 jiwa harus terdapat 1 SMP/Mts di Kecamatan parongpong terdapat 7 SMP dalam satu Kecamatan dengan total penduduk mencapai 97.724 jiwa, dalam segi bangunan SMP di Kecamatan parongpong jumlah SMP masih sangat minim. Untuk jumlah rombel keseluruhan di Kecamatan Parongpong mencapai 73 rombel dengan kapasitas 32 siswa /kelasnya yang ditetapkan oleh diknas, setelah dilakukan
perhitungan di Kecamatan Parongpong dilihat berdasarkan tabel 4:
Tabel 4
Hasil perhitungan daya tampung
No Jumlah AUS Daya tampung siswa/Sekolah Standar daya tampung 1 3075 2336 Tidak cukup Sumber: Hasil penelitian 2012
jumlah daya tampung sekolah di Kecamatan Parongpong dapat menampung sebesar 2336 anak usia SMP, dengan jumlah perbandingan anak usia Sekolah di Kecamatan parongpong sebesar 3075 anak, dilhat dari segi daya tampung SMP di Kecamatan parongpong masih belum cukup untuk menampung seluruh anak Usia SMP. Untuk Klasifikasi daya tampung SMP di
Kecamatan parongpong, terdapat 2 SMP memiliki krtiteria daya tampung Tipe B, 1 Tipe C dan 4 SMP Tipe
c. Daya tampung SMA
Pada tingkatan SMA di Kecamatan Parongpong Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas pendidikan dan Olahraga Kab. Bandung Barat jumlah SMA yang terdaftar di Kecamatan Parongpong adalah 1 unit sekolah. Berdasarkan peraturan permendiknas minimal setiap 6000 jiwa harus terdapat 1 SMA/SMK sedangkan di Kecamatan parongpong terdapat 1 SMA dan 3 SMK dalam satu Kecamatan dengan total penduduk mencapai 97.724 jiwa, berdasarkan perbandingan tersebut dilihat dari segi bangunan.
Tabel 5
Hasil perhitungan daya tampung
No Jumlah AUS Daya tampung siswa/Sekolah Standar daya tampung 1 3272 640 Tidak cukup
Sumber: Hasil penelitian 2012
Jumlah SMA/SMK di Kecamatan parongpong jumlahnya masih sangat minim atau kurang, dibutuhkan sekiranya 16 sekolah lagi agar kuota penduduk tercukupi. Untuk jumlah rombel keseluruhan di Kecamatan Parongpong mencapai 34 rombel dengan kapasitas 32 siswa /kelasnya yang ditetapkan oleh diknas, setelah dilakukan perhitungan di Kecamatan Parongpong jumlah daya tampung sekolah di Kecamatan Parongpong dapat menampung sebesar 1536 anak usia SMA/SMK, dengan jumlah perbandingan anak usia Sekolah di Kecamatan parongpong sebesar 3272 anak, tentu saja daya tampung Sekolah yang ada sangat tidak mencukupi. Secara keselurahan Jumlah SMA di Kecamatan parongpong sangat minim dan jaraknya bisa terbilang cukup jauh apabila dilihat dari batas-batas wilayah kota lainnya, jadi sebagian besar banyak para orang tua menyekolahkan anaknya ke daerah lain dan mencari sekolah yang kuotanya memadai
Serta fasilitas belajarnya lengkap. 2. Aksesbilitas
Aksesbilitas sangat erat kaitannya terhadap pemilihan suatu lokasi sekolah, karena berkaitan dengan faktor jarak, waktu tempuh, biaya angkutan, jenis angkutan, dan tipe jalan biasanya orang tua yang menyekolahkan anaknya lebih mempertimbangkan terhadap faktor-faktor tersebut untuk menyekolahkan anaknya. Tingkat Aksesbilitas Di kecamatan Parongpong sangat tinggi karena hampir sebagian penduduknya menggunakan transportasi untuk melakukan aktivitas sehari hari baik untuk bekerja ataupun bepergian
lainnya seperti halnya sekolah . dalam tingkatan Sekolah yang berbeda, faktor aksesbilitas menjadi pilihan utama terutama pada tingkatan SD dan Tingkatan SMP , Untuk tingkatan SMA faktor Aksesbilitas terutama jarak bukan menjadi pilihan utama .
a. Aksesbilitas SD
Pada penduduk anak usia sekolah ditingkat SD di kecamatan parongpong Sebagian besar orang tua murid lebih cenderung memilih faktor aksesbilitas. Dan dari segi jarak hampir 91% banyak anak-anak SD di Kecamatan Parongpong yang
lokasi sekolahnya cukup dekat yang berjarak antara kurang dari 1 km dan 9% diantaranya 1- 5 km “Seperti yang dikemukakan chapin dalam jayadinata menyebutkan bahwa jarak ideal SD adalah < 1 km”. Hal ini menandakan jarak sekolah menjadi pilihan utama karena dengan jarak dekat bisa menghemat pengeluaran serta anak di usia ini memang belum bisa jauh dari pengawasan orang tuanya. Untuk sarana transportasi menuju Sekolah cukup mudah didapatkan karena parongpong sendiri banyak dilalui kendaraan angkutan umum serta angkutan lain seperti ojeg dsb dan jalan yang dulalui bisa dibilang cukup baik kondisinya walaupun ada beberapa jalan yang bisa dikatakan masih dibawah standar.
Gambar 1
Grafik Aksesbilitas Responden SD Anak SD di Kecamatan Parongpong rata-rata 74% tidak menggunakan alat transportasi dan lebih memilih untuk berjalan kaki karena jaraknya cukup dekat, sisanya ada yang menggunakan sepeda dan ada yang diantarkan oleh orang tuanya menggunakan motor untuk menuju sekolahnya. Waktu yang ditempuh pun cukup singkat hampir sebagian besar anak SD membutuhkan waktu <10 menit dari rumah untuk mencapai sekolah hal ini berpatokan juga pada jarak yang ditempuh cukup dekat, jadi waktu pun cukup singkat dan sebagian kecil diantaranya waktu tempuhnya antara 10-15 km.
b. Aksesbilitas SMP
Untuk Tingkatan SMP di Kecamatan Parongpong hampir sebagian besar cenderumg lebih memilih faktor aksesbilitas namun pengaruhnya tidak sebesar pada tingkatan SD. Dan dari segi jarak hampir 71% dalam pemilihan Lokasi sekolah masih memprioritaskan faktor jarak dalam memilih lokasi sekolah rata- rata jarak yang di tempuh oleh Anak SMP di kecamatan parongpong sebagian besar
adalah 1 – 5 km . “Seperti yang dikemukakan chapin dalam jayadinata menyebutkan bahwa jarak ideal SMP adalah 1,5 km” .
Penduduk yanmg tempat tinggalnya berbatasan dengan Kota cimahi lebih banyak menyekolahkan anaknya ke Kota cimahi begitupun yang berbatasan dengan Kota bandung atau Kecamatan lainnya, apabila menyekolahkan di parongpong
91 % 74 % 62 % 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
<1 km jalan kaki < 10 menit Jarak Transportasi Waktu
penduduk berkilah jarak tempuhnya cukup jauh.
Gambar 2
Grafik Aksesbilitas Responden SMP Jalan yang dilalui untuk menuju Sekolah baik di daerah Parongpong ataupun Kota, Kecamatan diluar Parongpong sudah bisa di bilang baik karena Jalan yang dilalui merupakan jalan Kota atau Kecamatan dan jalan itu sendiri banyak dilalui kendaraan umum ataupun kendaraan pribadi dan Alat transportasi yang digunakan sebagian besar menggunakan kendaraan Umum seperti angkot dan sisanya menggunakan kendaraan pribadi yaitu motor baik ojeg atau di antar oleh orang tuanya menuju Sekolah. Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk pergi ke sekolah baik itu yang letaknya di Kecamatan Parongpong atapun yang letaknya di Luar kecamatan parongpong rata-rata waktu yang di tempuh adalah 14 % kurang dari 10 menit dan 29 % 10-15 menit dan sisanya 29% 15-20 menit , waktu yang di tempuh cukup merata karena memang didasarkan pada jarak yang lumayan cukup jauh.
c. Aksesbilitas SMA
Untuk tingkatan Sekolah SMA hasil yang didapat dalam penelitian cukup berbanding terbalik dengan Sekolah SD dan SMP . Sebagian besar Penduduk di Kecamatan Parongpong lebih memilih menyekolahkan anaknya di luar parongpong dan tidak memikirkan faktor jarak, walaupun jarak yang ditempuh terbilang jauh tidak menjadi hambatan bagi orang tua siswa anaknya untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang lebih tinggi. Dilihat dari faktor jarak sebagian besar anak-anak SMA di parongpong menempuh jarak dari rumah menuju sekolah adalah sepanjang 5 – 20 km hal ini yang mau tidak mau harus dijalani karena masih minimnya jumlah sekolah di tingkatan SMA di kecamatan Parongpong sendiri. Jalan yang dilalui sudah merupakan jalan Kota dan provinsi karena letak Sekolah SMA yang kebanyakan berada di daerah Kota, dan Jalan yang dilalui Pun terbilang baik. Untuk Alat transportasi sendiri Kebanyakan Anak di Usia SMA di Parongpong 60 % menggunakan angkutan umum dan 40 % diantaranya menggunakan kendaraan pribadi seperti motor. Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk sampai ke Sekolah rata – rata 64 % lebih dari 20 menit karena memang jarak lokasi sekolah dari kecamatan Parongpong sendiri terbilang jauh dan ini sangat berpengaruh terhadap waktu tempuh. 71 % 80 % 33 % 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
1-5 km mobil p/u 10-15 menit Jarak Transportasi Waktu
Gambar 3
Grafik Aksesbilitas Responden SMA Anak diusia SMA ini mayoritas banyak yang meminta untuk dibelikan motor kepada orang tuanya karena menurut mereka bisa menghemat biaya pengeluaran
dan waktu tempuh, apabila menggunakan kendaraan umum sering terjebak macet.
“tingkat aksesibilitas adalah tingkat kemudahan untuk mencapai suatu lokasi ditinjau dari lokasi lain dan sekitarnya”.
Sehubungan dengan aksesbilitas tersebut Lebih lanjut tarigan mengemukakan Tarigan, Tingkat aksesibilitas dipengaruhi oleh jarak, kondisi saran dan prasrana perhubungan seperti kondisi jalan dan lebar jalan, ketersediaan berbagai sarana penghubung termasuk frekuensinya dan tingkat keamanan serta kenyamanan untuk melaui jalur tersebut. Jika suatu tempat atau wilayah memiliki kondisi jalan yang baik, bisa dilalui oleh berbagai jenis kendaraan, banyak terdapat alat transportasi untuk menuju ke lokasi tersebut kapan saja siang ataupun malam, engan tingkat keamanan dan kenyamanan yang tinggi, tidak terdapat titik kemacetan dan lain sebagainya, maka aksesibiliats menuju lokasi tersebut cukup baik Tarigan (2005: 78) .
3. Faktor pemilihan Lokasi Sekolah Lokasi sangat erat kaitannya dengan jarak di permukaan bumi dilihat dari dekat atau jauhnya satu fenomena dengan fenomena lainnya, dan apa dampaknya atas gejala atau fenomena tersebut. Lokasi dapat menunjukan posisi suatu tempat atau gejala yang dikaji lebih khusus, baik aspek fisik, sosial, maupun ekonomi suatu masyarakat.
Hal ini senada dengan ungkapan Tarigan (2005: 77) bahwa “landasan dari lokasi adalalah ruang”. Ruang disini adalah pemukaan bumi yang ada diatas maupun dibawah sepanjang manusia masih bisa menjangkaunya. Lokasi menggambarkan posisi pada ruang tersebut. Suatu gejala akan sangat tepat dan mempunyai nilai guna yang tinggi jika terletak pada lokasi yang menguntungkan.
a. Pemilihan Lokasi SD
Kecamatan Parongpong memiliki jumlah Sekolah yang tersebar cukup merata di seluruh Kecamatan ataupun desa, jaraknya pun tersebar cukup dekat dengan sekolah lainnya . Sebaran lokasi Sekolah sangat penting karena berhubungan dengan jangkauan anak itu sendiri serta memudahkan anak usia Sekolah dalam hal Aksesbilitas, orangtuapun dapat menentukan banyak pilihan karena sekolah
Dasar jumlahnya cukup banyak di Kecamatan Parongpong.
Lokasi anak Sekolah di Kecamatan Parongpong pada tingkatan SD, lokasinya tersebar merata di Kecamatan Parongpong dan sebagian kecil di luar kecamatan parongpong, 70 % anak-anak usia SD lokasi sekolahnya masih berada di wilayah kecamatan Parongpong, kota Cimahi sebesar 25 % dan sisanya 5 % ke Kota Bandung. 0 10 20 30 40 50 60 70 Jarak 5-10 km Jarak > 10 km Transportasi Mobil p/umum Waktu tempuh > 20 menit
Sumber: hasil penelitian 2012
Gambar diagram 4
Lokasi anak sekolah dasar di Kecamatan Parongpong
Dalam memilih Lokasi Sekolah bagi anaknya penduduk memiliki banyak pilihan Sekolah, baik yang Lokasinya di Kecamatan parongpong itu sendiri maupun Di luar Kecamatan parongpong seperti Kota Bandung, Cimahi dan Kecamatan lainnya. bisa dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6
Sekolah dasar yang menjadi tujuan
No SD Lokasi 1 SDN Sukamulya Parongpong 2 SDN Caringin Parongpong 3 SD Cihideung 1 Parongpong 4 SD Panyairan Parongpong 5 SD Cigugur Parongpong 6 SD Ciwaruga 2 Parongpong 7 SD Sukarasa Bandung 8 MI al-inayah Bandung 9 SD Ciwaruga 1 Parongpong 10 SD Mandiri 3 Cimahi 11 SD Mandiri 1 Cimahi 12 SD cihanjuang 1 Parongpong 13 SD Tugu Parongpong 14 SD MI cisasawi Parongpong 15 SD Terbuka 2 Parongpong
Sumber: Hasil penelitian 2012
Berdasarkan Tabel di atas hampir sebagian besar anak usia SD di Kecamatan parongpong serta para orangtua menyekolahkan anaknya dekat dengan tempat tinggalnya dikarenakan alasan hemat biaya pengeluaran serta mudah mengawasinya.
Sumber: hasil penelitian 2012
Gambar Grafik 5
Alasan menyekolahkan penduduk Parongpong pada tingkat SD
hampir 84 % orang tua siswa yang memiliki anak usia SD memilih tempat sekolah anaknya dikarenakan faktor jarak yang dekat akses mudah serta jumlah SD yang sudah cukup banyak di daerah sekitar tempat para penduduk . 13 % sisanya alasan orang tua menyekolahkan karena ingin fasilitas belajar yang lengkap dan 3 % ingin biaya murah.
b. Pemilihan lokasi SMP
Kecamatan Parongpong Sendiri sudah memiliki fasilitas sarana dan prasarana pendidikan terutama fasilitas bangunan SMP, bangunan SMP terdapat 7 sekolah dari dan hal ini sudah cukup memadai. Letaknya pun tersebar tidak merata di setiap daera, untuk tingkatan
70% 25% 5%
Lokasi SD
parongpong cimahi bandung 84 % 3 % 12 %Alasan
menyekolahkan
jarak/akses murah fasilitas lengkapSMP jumlah Sekolah cukup jauh letak Sekolah SMP dengan Sekolah SMP lainnya tersebar cukup jauh. Hal ini yang memberikan pilihan orang tua ntuk menentukan pemilihan lokasi sekolah bagi anaknya.
Lokasi anak SMP di kecamatan Parongpong tersebar secara tidak merata dan hampir sebagian besar bersekolah di luar kecamatan Parongpong, Seperti Cimahi dan Kota Bandung dan wilayah lainnya dan hanya sebagian persen saja yang bersekolah di Kecamatan tersebut dapat dilihat pada diagaram berikut.
Sumber: Hasil Penelitian 2012
Gambar diagram 6
lokasi anak sekolah pada tingkatan SMP Berbeda halnya pada anak tingkatam SMP orang tua lebih banyak menyekolahkan anaknya di luar Kecamatan parongpong. Mayoritas sekolah yang berada di Kecamatan parongpong rata-rata lokasinya dekat dengan jalan raya seperti jalan lokal dan jalan lainnya, begitupun sekolah-sekolah yang menjadi tujuan para siswa yang terdapat di kecamatan atau Kota lain.
Anak yang bersekolah ditingkatan SMP di Kecamatan parongpong Hampir sebagian besar orang tuanya memilih tempat bersekolah di luar Kecamatan Parongpong mereka beralasan faktor jarak yang menjadi alasan utama , seperti halnya
penduduk yang tinggal di Wilayah desa Cihanjuang yang bersebelahan langsung dengan kota cimahi, mereka lebih memilih untuk menyekolahkan anaknya ke Kota Cimahi karena alasan akses dan jarak dekat apabila sekolah di parongpong jaraknya terlalu jauh.
Tabel 7
Lokasi SMP yang menjadi tujuan
No SMP Lokasi
1 SMP N 1 Parongpong Parongpong 2 SMP Mutiara Nusantara Parongpong
3 SMP AL-inayah Bandung 4 SMP AZ-Zahra Cimahi 5 SMP N 3 Parongpong Parongpong 6 SMP Kartika Bandung 7 MA Cililin Cililin 8 SMP N 10 Cimahi Cimahi 9 SMP N 1 Parongpong Parongpong 10 SMP N 6 Cimahi Cimahi 11 SMP Angkasa Bandung 12 SMP PGRI 3 Cimahi 13 SMP N 2 Parongpong Parongpong 14 SMP Terbuka Parongpong
Sumber: hasil penelitian 2012
Materi inti dalam geografi adalah mencoba mengetahui karakteristik dan keunikan ruang serta perubahannya termasuk strukturnya, mendapatkan bagaimana hubungan antara manusia dengan lingkungannya serta secara sistematis menjelaskan interaksi antara lokasi dengan kondisi geografis yang ada Santosa (1993:17). 38% 38% 19% 5%
Lokasi SMP
parongpong cimahi bandung LainnyaSumber: hasil penelitian 2012
Gambar diagram 7
Alasan menyekolahkan penduduk Parongpong pada tingkat SMP
c. Pemilihan lokasi SMA
Pada tingkatan SMA di Parongpong jumlah SMA sangat minim sekali jarak dan jangkauannya pun bisa dibilang sangat jauh . Hal ini yang memberikan pilihan orang tua ntuk menentukan pemilihan lokasi sekolah bagi anaknya, karena didasarkan kepada lokasi Sekolah yang tidak merata.
hampir 81 % Anak usia SMA di Kecamatan Parongpong sebagian besar bersekolah ke wilayah lain seperti Cimahi, Kota Bandung, lembang dan Cililin dan wilayah sekitarnya .
Untuk tingkatan SMA orang tua lebih banyak menyekolahkan anaknya di luar Kecamatan parongpong. Mayoritas sekolah yang berada di Kecamatan parongpong rata-rata lokasinya dekat dengan jalan raya seperti jalan lokal dan
Sumber: Hasil penelitian 2012
Gambar diagram 8
Lokasi sekolah di Kecamatan Parongpong jalan lainnya, begitupun sekolah-sekolah yang menjadi tujuan para siswa yang terdapat di kecamatan atau Kota lain.
Tabel 8
SMA yang menjadi tujuan
No SMA/SMK Lokasi
1 SMA N 1 Parongpong Parongpong 2 SMK N 3 Cimahi Cimahi 3 SNAKMN Lembang Lembang 4 SMK Bina esa Parongpong 5 SMK Pariwisata Cimahi
6 SMK Taruna Cimahi
7 SMK PGRI 3 Cimahi Cimahi
57 %
5 %
29 % 10 %
Alasan Menyekolahkan
jarak /Akses biaya murah fasilitas lengkap sekolah favorit
9% 36% 46% 9%
Lokasi SMA
parongpong cimahi bandung Lainnya8 SMA Pasundan 3 Cimahi Cimahi 9 SMK N 11 Bandung Bandung 10 SMA Kartika 3 Siliwangi Bandung 11 SMA Lab school UPI Bandung 12 SMA N 3 Cimahi Cimahi 13 SMA Az-Zahra Cimahi 14 MA Manon jaya Tasik 15 MI Al Inayah Bandung
16 SMA KC Bandung
Sumber: Hasil penelitian 2012
Diketahui alasan para orang tua murid di Kecamatan Parongpong hampir 69 % menyekolahkan anaknya di tingkat SMA Karena fasilitas dan jumlah sekolah yang lengkap. 14 % diantaranya karena sekolah favorit, dan Hampir semua responden yang menyekolahkan anaknya ditingkat SMA memilih menyekolahkan anaknya di luar kecamatan parongpong karena alasan di Kecamatan Parongpong jumlah sekolah dan fasilitasnya masih sangat minim. Dalam hal ini Faktor jarak bukan menjadi tolak ukur utama karena para responden ingin menyekolahkan anak-anaknya ke tingkatan yang lebih tinggi serta didukung dengan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai.
Sumber: Hasil penelitian 2012
Gambar Grafik 9
Alasan menyekolahkan Penduduk Parongpong pada tingkat SMA Sesuai yang dikemukakan Christaller (dalam Sumaatmadja, 1988:122) mengemukakan bahwa Tempat yang lokasinya sentral adalah tempat yang memungkinkan partisipasi manusia yang jumlahnya maksimum, baik bagi mereka yang terlibat dalam aktifitas pelayanan, maupun yang menjadi konsumen dari barang-barang dan pelayanan yang dihasilkannya”. 17 % 69 % 14 % 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 jarak dekat fasilitas lengkap sekolah favorit
KESIMPULAN
Daya tampung SD di Kecamatan Parongpong sudah Sangat mencukupi dan dapat menampung seluruh jumlah anak usia Sekolah. Pada tingkat Smp di Kecamatan Parongpong jumlah daya tampungnya masih kurang dan tidak dapat menampung jumlah anak usia sekolahnya. Sedangkan untuk Tingkat SMA di Kecamatan parongpong terdapat hanya terdapat 1 unit SMA dan SMK .
Aksesbilitas di Kecamatan Parongpong sangat Tinggi karena penduduknya banyak melakukan Mobilitas untuk melakukan aktivitas terutama Sekolah, Kondisi sistem jaringan jalannya Dari segi dimensasi jalan dan fungsi jalan, merupakan jalan arteri primer dan kolektor primer sudah cukup baik .
Pada Tingkat SD Alasan menyekolahkan anaknya pada sekolah yang dituju adalah karena Faktor jarak. Pada Tingkatan SMP Faktor yang menjadi alasan para orang tua meyekolahkan anaknya pada Gambar 10
sekolah yang dituju adalah masih karena alasan aksesbilitas terutama dalam hal jarak dengan menyekolahkan dengan jarak dekat maka akan menghemat biaya pengeluaran. Sedangkan pada tingkatan SMA sebagian besar penduduk menyekolahkan. Penduduk
lebih cenderung menyekolahkan anaknya di Luar Kec. Parongpong dengan alasan karena fasilitas belajar dan Jumlah Sekolah yang masih minim . hal ini diperkuat dengan Hasil perhitungan analisis daya tampung.
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Awan. 2008. Geografi perilaku. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi UPI.
Bintarto dan Surastopo H. 1987. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES Arikunto, Suharsini. (2002). Prosedur
Penelitian: suatu pendekatan penelitian. Bandung: Rineka Cipta.
Tika, Pandu. 2005. Metode Penelitian
Geografi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten bandung Barat. 2010.
Data dan Informasi.
Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi
Geografi, Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan, Bandung:
Alumni.
Jayadinata, J.T. 1986. Tata Guna Tanah
Dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan dan Wilayah. Bandung:
ITB
______. 2011. Monografi Kecamatan Parongpong
______. 2011. Kecamatan Parongpong Dalam Angka
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).