Aspek Etika dan Hukum TIK
Materi Kuliah Sessi ke12 Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Program Pasca Sarjana, Magister Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Dosen: Ir. Mas Wigrantoro Roes Setiyadi, SE, MSi., MPP
Topik Pembahasan
• Etika di dunia maya (cyber)
• Landasan Hukum
Layanan Internet
End User Services
• Electronic Mail
• File Transfer
• World Wide Web
• Bulletin boards
• On-line Chat
• News services
• Virtual terminal
• Information Retrieval
• E-transaction
• Video Conference
Business Services
•
Mail servers
•
FTP servers
•
Web servers
•
News servers
•
Internet banking
•
Electronic mails
•
Electronic data interchange
•
Advertising
•
Intranet
Penyalah - Gunaan Internet -1
• Password dicuri, account ditiru / dipalsukan
• Jalur komunikasi disadap, rahasia
perusahaan terbuka
• Sistem komputer disusupi, sistem informasi
dibajak
• Network dibanjiri trafik, menyebabkan crash
• Situs dirusak (cracked)
• Spamming
• Virus
Penyalah - Gunaan Internet -2
• Hak atas kekayaan intelektual
disalah-gunakan (dicuri/di-copy)
• Copyright dan paten dilanggar
• Pelanggaran pengawasan ekspor
teknologi (di USA)
• Dokumen rahasia dipublikasikan via
bulettin boards
• Adult Pornography, child pornography,
dan obscenity
Finansial dan E-Commerce
Exposures
• Data keuangan diubah
• Dana perusahaan “digelapkan”
• Pemalsuan uang
• Money laundering
• Seseorang menggunakan atribut orang lain
untuk bertransaksi bisnis
Ancaman terhadap keamanan
• Ancaman datang dari Internet dan internal networks,
dalam proporsi yang berbeda. 80 – 95% ancaman
datang dari internal
• Sifat hakiki Internet merupakan sumber utama
mudahnya serangan, open network, focus pada
interoperability, bukan security.
• Lack of technical standards: IETF, RFC, S-HTTP, SSL
vs PCT, STT vs Secure Electronic Payment Protocol
(SEPP)
• Corporate network, Internet server, data transmission,
service availability (DDOS), repudiation.
Jenis ancaman
• Eavesdropping, mencuri ID dan mengubah password
• Masquerade, seseorang berlaku sebagai orang lain
(spoofing).
• Replay, mengamati sederet rutin dan menjalankan
kembali tanpa otorisasi.
• Data manipulation, integritas data dirusak.
• Misrouting, penyalah-alamatan
• Trapdoor/Trojan horse
• Viruses
• Repudiation
Motif Intruder
• Financial gain
• Revenge
• Need of acceptance or
respect
• Idealism
• Curiosity or Thrill seeking
• Anarchy
• Learning
• Ignorance
• Industrial espionage
• National espionage
Kelemahan kebijakan
• Physical access control
• Logical access control
• Security administration
• Security monitoring and audit
• Software and hardware change
management
• Disaster recovery and backup
• Business continuity
Kebijakan spesifik yang berkaitan
dengan teknologi
• Regular security monitoring of events
recorded in system and audit logs
• Collection, dissemination, and
implementation of information about Internet
security vulnerabilities and advisories.
• Verification and timely implementation of
vendor patches, security or otherwise.
Internet security progam
(alternatif)
Manage, maintain, audit Secure business service Secure the Internet connection Secure user services Develop Policies, procedures Plan technical solution Achieve user awareness Design the Security infrastruktur Calculate Risk Acceptance Define Business modelRUANG LINGKUP CYBERLAWS
• Cyberlaws terdiri dari serangkaian UU yang berkaitan
dengan pemanfaatan Internet di berbagai sektor
kegiatan masyarakat di bidang ekonomi, sosial, dan
politik.
• Perdata (Civil Law) dan Pidana (Cybercrime Law)
– Jurisdiksi
– Transborder
– Cyber Contract
– Offer and Acceptance
– Electronic Commerce
– Recognition of Electronic Records/Electronic Evidence
– Privacy
– Copy Right
– Data Stealing/Forgery
– Criminal Liabilities
Cybercrime
• crimes committed via the Internet and other computer
networks, dealing particularly with infringements of
copyright, computer-related fraud, child pornography
and violations of network security. It also contains a
series of powers and procedures such as the search
of computer networks and interception
• objective of cybercrime law, set out in the preamble, is
to pursue a common criminal policy aimed at the
protection of society against cybercrime, especially by
adopting appropriate legislation and fostering
Kerangka pemikiran – catatan
elektronik
• Legislasi yang tidak mensyaratkan bukti formal
(Belanda, Jerman, Portugal, Denmark) vs. yang
mengharuskan adanya sistem tertentu agar catatan
elektronik dapat diakui
• Variasi sistem kedua:
– Dokumen tertulis – Perancis, Belgia
– Daftar alat pembuktian yang dapat diterima – Luxemburg, Junani
– “Hearsay’ dan Best Evidence Rules – penganut common law
• Syarat BER
– Komputer bekerja sesuai fungsinya dengan benar
– Informasi yang terdapat dalam sistem komputer tidak mengalami
perubahan, baik selama tersimpan,maupun ketika diambil sebagai
alat bukti.
Alat bukti
• UU 8/1981, (KUHAP) Pasal 184
• Alat bukti yang sah ialah:
– Keterangan saksi
– Keterangan ahli
– Surat
– Petunjuk
– Keterangan terdakwa
• Catatan elektronik belum diakui sebagai
alat bukti yang sah di pengadilan
Hambatan hukum dalam
E-Commerce
• Contract law
– Electronic messaging system dan EDI mengubah cara berbisnis dan melakukan transasksi.
– Dibutuhkan kajian mendasar terhadap prinsip – prinsip kontrak • Evidence law
– Membuktikan keaslian para pihak yang bertransaksi – Membuktikan kebenaran materi/substansi
– Mengurangi perubahan konten/transaksi • Intellectual property law
• Privacy
– Perlindungan terhadap data pribadi • Electronic payment systems
UNCITRAL Model Law
• United Nation Commission on International Trade Law, June 1996
– Menetapkan aturan yang untuk memvalidasi pengakuan terhadap kontrak yang dilakukan melalui sarana electronik
• Offer and acceptance • Proof of Contract
• Enforcement of Contract (Jurisdiction)
– Data Message: informasi yang dihasilkan, dikirm, diterima, atau
disimpan dalam sistem elektronik, optikal atau sarana sejenis termasuk, namun tidak terbatsa pada, EDI, e-mail, telegram, telex, atau telecopy. – Pengakuan informasi elektronik dalam bentuk Data Message sebagai
bukti transaksi sama derajatnya dengan alat bukti lainnya.
– Perlunya tanda tangan elektronik, otentikasi, dan jaminan integritas data.
Kebijakan dan kerangka hukum
e-commerce di berbagai negara
• Singapore - Electronic Transaction Act
– Legal recognition to the electronic contract
• USA – A Framework for Global Electronic Commerce, 1997 • Eropa – European Initiative in Electronic Commerce, 1997
• Australia – Electronic Commerce: Building the Legal Framework, 1998 • Common principles:
– Para pihak bebas menetapkan hubungan kontrak – Technology neutral dan forward looking
– Penyesuaian peraturan dan perundangan yang ada
Hukum Benda -1
• Hukum benda mengatur tentang hak kebendaan yang terdiri dari hak benda materiil dan immateriil
• Hak atas benda immateriil disebut juga hak milik intelektual atau hak atas kekayaan intelektual (intellectual property rights) yang terdiri:
– hak cipta (copy rights)
– hak atas kekayaan perindustrian (industrial property rights) yang mencakup merek, paten, desain produk industri, rahasia dagang (trade secret), dan desain tata letak sirkuit terpadu atau rangkaian elektronika terpadu (integrated circuits)
Hukum Benda - 2
•
Lingkup perlindungan hak cipta sangat luas, menembus batas –
batas berbagai negara yang terkandung dalam tata hubungan
ekonomi, hukum, politik, sosial dan budaya internasional.
•
UU–RI Nomor 7 tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement
Establishing The World Trade Organization (persetujuan
pembentukan organisasi perdagangan dunia / WTO), dan telah
diundangkan dalam LNRI 1994 Nomor 57, tanggal 2 November
1994
Hak Kekayaan Intelektual
Hak kekayaan intelektual = hak atas sesuatu “benda” yang berasal dari otak. Pasal 499 KUH Perdata: “menurut paham undang – undang yang dimaksud dengan benda ialah tiap – tiap barang dan tiap – tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milik.”
Dalam pasal ini – dan sesuai dengan uraian dalam pasal 503 KUH Perdata -yang dimaksud dengan barang adalah benda bertubuh (materiil) dan hak adalah benda tak bertubuh (immateriil). Contoh benda tidak bertubuh yang berupa hak antara lain: hak tagih, hak atas bunga uang, hak sewa, hak guna bangunan, hak guna usaha, hak atas benda berupa jaminan, hak atas
kekayaan intelektual, dan lain sebagainya
Konsekuensi dari batasan hak atas kekayaan intelektual (HAKI) ini adalah,
terpisahnya antara hal atas kekayaan intelektual itu dengan hasil material yang menjadi bentuk jelmaannya. Yang dilindungi dalam kerangka hak atas
Pengelompokan HAKI
1. Hak Cipta (copy rights) a. Hak milik
b. Hak yang berkaitan dengan hak cipta (neighboring rights) 2. Hak Milik Perindustrian (Industrial Property Rights)
a. Paten
b. Model dan Rancang Bangun (utility models) atau dalam bahasa hukum Indonesia disebut Paten Sederhana (simple patent)
c. Desain industri (industrial design) d. Merek Dagang (Trade Mark)
e. Nama Dagang (Trade Names)
f. Sumber tanda atau sebutan asal (Indication of Source or Appelation of Origin)
g. Nama Jasa (Service Mark) h. Unfair Competition Protection
i. Perlindungan varietas baru tanaman