Soal UAS Lab PPN & PPnBM
URAIAN SINGKAT, PADAT DAN TEPAT1. Sebutkan fungsi Faktur Pajak !
2. Jelaskan makna yang terkandung dalam pengunaan istilah “Pengusaha Kena Pajak” dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f, huruf g, dan huruf h sehingga terlihat perbedaannya dengan pengunaan istilah “Pengusaha” dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a dan huruf c UU PPN 1984 !
3. Jelaskan perbedaan antara “tidak dikenai PPN”, “dikenai PPN dengan tarif 0%”, dan “dibebaskan dari pengenaan PPN” ?
4. Pengembalian kelebihan pembayaran PPN merupakan refleksi dari karakteristik PPN sebagai pajak atas konsumsi. Bilamana PKP dapat mengajukan permintaan
pengembalian tersebut? Dalam hal apa permintaan pengembalian kelebihan pembayaran pajak ini dapat diajukan pada akhir Masa Pajak?
5. PPnBM memiliki sifat spesifik yaitu tidak dapat dikreditkan. Mungkinkah terjadi kelebihan pemba-yaran PPnBM ? Dalam hal terjadi kelebihan pembayaran PPnBM, apakah PKP yang bersangkutan dapat mengajukan permintaan pengembalian meskipun PPnBM tidak dapat dikreditkan? Sebutkan dasar hukum dari jawaban Saudara!
6. Tunjukkan dalam sebuah contoh hitungan yang sederhana bahwa dalam hal terjadi penyerahan BKP yang Tergolong Mewah, ternyata dalam Harga Jual tidak pernah termasuk PPN dan PPnBM!
7. Sebutkan Kendaraan bermotor yang atas penyerahannya oleh pabrikan dibebaskan dari PPnBM!
8. Dalam hal apa, Pajak Masukan yang belum dilaporkan, ditemukan dalam pemeriksaan, secara mutlak tidak dapat dikreditkan ?
9. Apa korelasi positif antara “indirect subtraction method” dengan “multi stage levy”? 10. Apakah penyerahan jasa riset yang dilakukan oleh PKP di dalam Daerah Pabean
kepada penerima jasa riset yang berkedudukan atau bertempat tinggal di luar Daerah Pabean, memenuhi syarat sebagai ekspor JKP? Sebutkan dasar hukum jawaban Saudara!
SOAL HITUNGAN
1. PT Lokapranata mengelola sebuah pasar swalayan “Anjani” dan sudah dikukuhkan
sebagai PKP sejak 8 Maret 1999. Pada akhir tahun 2010, telah ditandatangani
perjanjian waralaba dengan PT Pragota yang bermaksud menggunakan merek
dagang “Anjani” untuk mini markert-nya.
Dalam bulan Juli 2011 ditemukan data sebagai berikut :
a. PKP ini melakukan penyerahan atau menerima pembayaran sebagai berikut :
1)
Menyerahkan BKP
kepada konsumen dengan harga penyerahan
Rp1.430.000.000,00 termasuk PPN.
2)
Memasukkan tagihan dengan lampiran Faktur Pajak tanggal 21 Juli 2011 kepada
Ketua Satker (Pimpro) di Kementerian Pertanian atas penyerahan sejumlah BKP
dengan Harga Jual dalam kontrak Rp 120.000.000,00.
3)
Menerima pembayaran Rp 60.000.000,00 dari Bendaharawan Pemda sesuai
dengan surat tagihan dan Faktur Pajak tertanggal 22 Juli 2011 atas penyerahan
sejumlah BKP pada tanggal 1 Juni 2011.
4)
Menerima pembayaran atas penyerahan kedelai dan jagung pada tanggal 2 Juli
2011, dengan Harga Jual Rp 180.000.000,00.
5)
Menerima royalty dari PT Pragota sebesar Rp 10.000.000,00 atas penggunaan
merek “Anjani”.
6)
Menyerahkan sejumlah bahan pembersih (antiseptic) kepada sebuah rumah sakit
pemerintah dengan harga kontrak termasuk PPN Rp 66.000.000,00.
7)
Menerima pembayaran Rp 20.000.000,00 atas penyerahan satu unit mobil pick up
yang semula digunakan untuk mendistribusikan barang dagangan kepada
pelanggan. Pajak Masukan atas perolehannya tidak dapat dikreditkan karena
tercantum pada Faktur Pajak yang cacat, sehingga dibebankan sebagai biaya.
b.
PKP ini melakukan pembelian barang dagangan atau menerima JKP atau
melakukan pembayaran sebagai berikut :
1)
Menerima Faktur Pajak tertanggal 12 Juli 2011 dengan PPN Rp 24.000.000,00 atas
pembayaran pada tanggal yang sama untuk pembelian BKP barang dagangan yang
sebenarnya penyerahan dari PKP Penjual sudah dilakukan pada 30 April 2011.
2)
Membayar langganan telepon sebesar Rp 18.700.000,00 termasuk PPN dengan
kuitansi tanggal 4 Juli 2011.
3)
Membayar Rp 11.000.000,00 termasuk PPN kepada toko bahan bangunan
“Sentosa” (PKP) atas pembelian bahan bangunan yang digunakan untuk
membangun sendiri gudang dengan ukuran 300 m2 yang dimulai awal Juni 2011.
4)
Menerima penyerahan meja biro dari PT Serasi, sebuah perusahaan mebel (PKP)
dengan Harga Jual Rp 120.000.000,00. Pembayaran akan dilakukan pada akhir
September 2011. Faktur Pajak dibuat tepat waktu.
5)
Menerima Faktur Pajak tertanggal 25 Mei 2011 dengan PPN Rp 8.000.000,00 dari
PT Merapi atas pembelian sejumlah BKP sebagai barang dagangan.
6)
Membayar Rp 15.000.000,00 atas jasa manajemen yang diberikan oleh Kantor
Akuntan Publik “Bahar & Partners” (PKP) dalam bulan Juni 2011.
Berapa Pajak Masukan dan Pajak Keluaran yang sudah dapat diperhitungkan
untuk menen-tukan jumlah PPN harus disetor ke Kas Negara ? Jawaban
supaya dirinci per-transaksi !
2. PT Pelangi Nusa adalah pengusaha di bidang industri tekstil yang sudah dikukuhkan
sebagai PKP di Cikarang sejak 12 Agustus 1993 dan ditetapkan sebagai Kawasan Berikat sejak 23 September 1997. Sejak tahun 2000, perusahaan ini membuka divisi industri garmen yang produknya seluruhnya untuk tujuan ekspor. Tekstil hasil produksinya, sebagian dipasarkan di dalam Daerah Pabean.
Dalam bulan Mei 2011, PT Pelangi Nusa melakukan beberapa transaksi sebagai
berikut :
a. 1 – 31 Mei mengekspor tekstil ke beberapa negara tujuan dengan nilai ekspor seluruhnya mencapai Rp 15.000.000.000,00.
b. 18 Mei 2011 menerima pembayaran atas penyerahan sejumlah tekstil sebagai bahan baku kepada PT Indogarmen sebuah perusahaan garmen yang berkedudukan di Kawasan Berikat Nusantara Cakung dengan Harga Jual Rp 270.000.000,00. Penyerahannya dilakukan pada tanggal 1 Mei 2011.
c. 24 Mei 2011 menerima pembayaran atas penyerahan sejumlah tekstil sebagai bahan baku kepada PT Busana sebuah perusahaan garmen di kawasan industri Pulogadung dengan Harga Jual Rp 300.000.000,00. yang penyerahan dilakukan tanggal 2 April 2011.
d. 26 Mei 2011 menerima pembayaran atas penyerahan sejumlah tekstil kepada pedagang besar tekstil di Tanah Abang – Jakarta dengan Harga Jual Rp 90.000.000,00. Penye-rahan dilakukan pada tanggal 25 April 2011.
e. 31 Mei 2011 menyerahkan sejumlah tekstil dengan Harga Jual Rp 20.000.000,00 kepada PT Anggun di Kawasan Industri Pulogadung untuk dibuatkan 5.000 potong pakaian sesuai dengan pola yang telah ditentukan.
f.
Berapa PPN yang terutang dan wajib dipungut atau yang langsung dibayar ke
bank persepsi untuk tiap-tiap transaksi oleh PT Pelangi Nusa ?
3. PT Jaladara adalah sebuah perusahaan industri tas dan barang-barang dari kulit dan sudah dikukuhkan sebagai PKP sejak 12 Maret 2000. Produk tas kulit menggunakan menggunakan merek “ANTILOPE”, merek dagang yang berasal Inggris, sedangkan sepatu kulit menggunakan merek “BARETTA” sebuah merek dagang dari Italia. Dalam Masa Pajak September 2011, tercatat bebe-rapa kegiatan penyerahan produk antara lain sebagai berikut :
a. 7 September 2011 menerima pembayaran dari PT Semampai sebuah perusahaan industri
garmen di Kawasan Berikat sehubungan dengan penyerahan sepatu pada tanggal 1 Agustu 2011 dengan Harga Jual Rp200.000.000,00.
b. 10 September 2011 mengambil sejumlah sepatu untuk diberikan kepada karyawan sebagai
bonus tengah tahun, Harga Jual sebenarnya Rp72.000.000,00 termasuk laba kotor 20%. Sedangkan untuk karyawati diberikan bonus berupa tas kulit yang Harga Jual sebenarnya Rp60.000.000,00 termasuk laba kotor 20%.
c. 15 September 2011 menyerahkan kulit sapi dengan Harga Jual Rp 200.000.000,00 kepada
PT Prospekta sebuah perusahaan industri sepatu di Kawasan Berikat.
d. 21 September 2011 menerima pembayaran dari PT Pamungkas atas penyerahan sepatu
yang dilakukan pada tanggal 3 Juli 2011 dengan Harga Jual Rp 280.000.000,00.
e. 26 September 2011 melakukan penyerahan secara konsinyasi kepada Plasa “Pujangga”
sejumlah sepatu dan tas masing-masing dengan Harga Jual Rp 600.000.000,00, dan Rp400.000.000,00.
f. Transaksi dengan Pemungut PPN sebagai berikut :
1) 4 September 2011 menerima pembayaran dari Bendahara Satker Prasarana Pendidikan
Dasar Kemdikbud atas penyerahan sepatu untuk anak SD dengan Harga Jual Rp600.000.000,00 yang dananya berupa hibah (grant) dari UNESCO, yang penyerahannya telah dilakukan pada tanggal 2 Agustus 2011 .
2) 21 September 2011 menyampaikan tagihan kepada Satker Pengadaan Sarana Pelatihan
Ditjen Pembinaan Tenaga Kerja atas penyerahan tas kulit dan sepatu wanita untuk peserta Loka Karya Wanita Berprestasi, dengan harga penyerahan sebesar Rp 44.000.000,00 termasuk PPN.
3) 27 September 2011 menyerahkan sejumlah sepatu kepada Satuan Kerja Pengadaan
Sepatu Untuk Transmigran di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan Harga Penyerahan sejumlah Rp396.000.000,00 termasuk PPN.
g. Pajak Masukan yang dibayar berdasarkan Faktur Pajak adalah :
1) Berdasarkan Faktur Pajak yang diisi lengkap tertanggal 22 Juli 2011 dengan PPN
Rp20.000.000,00 sehubungan dengan pembelian kulit bahan baku sepatu dari PT Maesa yang penyerahannya dilakukan pada tanggal 1 Juli 2011. Faktur Pajak ini baru diterima tanggal 17 September 2011.
2) Berdasarkan Faktur Pajak yang diisi lengkap tertanggal 13 September 2011, dengan PPN
Rp25.000.000,00 sehubungan dengan pembelian kain pelapis sepatu dari PT Lempuyang yang penyerahannya dilakukan pada tanggal yang sama.
3) Transfer royalti pada tanggal 21 September 2011 kepada pemilik merek dagang di Inggris,
dan PPN sebesar Rp 15.000.000,00 disetor menggunakan SSP pada tanggal 13 Oktober 2011.
4) Setor PPN sebesar Rp 12.000.000,00 menggunakan SSP pada tanggal 14 Oktober 2011
yang terutang atas royalty yang ditransfer pada tanggal 28 Juli 2011 kepada pemilik merek dagang di Italia sebesar Rp 120.000.000,00.
Berapa PPN yang wajib disetor ke Kas Negara untuk Masa Pajak September
2011 ?
Jawaban UAS Lab PPN & PPnBM
URAIAN SINGKAT, PADAT DAN TEPAT1.
fungsi Faktur Pajak
a.
Sebagai bukti pungutan pajak
b.
Sarana mengkreditkan pajak masukan
c.
Bukti pembayaran pajak bagi pembeli BKP atau penerima JKP
2.
Dalam penjelasan Pasal 4 ayat (1) huruf a dan c terdapat kalimat “Pengusaha yang
melakukan kegiatan penyerahan Barang Kena Pajak meliputi baik pengusaha yang
telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3A ayat (1) maupun Pengusaha yang seharusnya dikukuhkan menjadi
Pengusaha Kena Pajak, tetapi belum dikukuhkan.”
Dalam penjelasan Pasal 4 ayat (1) huruf a dan c terdapat kalimat “Sebagaimana
halnya dengan kegiatan ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, pengusaha yang
melakukan ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud hanya pengusaha yang telah
dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3A ayat (1).”
Kesimpulan :
“Pengusaha Kena Pajak” dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f, huruf g, dan huruf h adalah
pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi PKP sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3A ayat (1), sedangkan “Pengusaha” dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a dan huruf
c adalah pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3A ayat (1) maupun Pengusaha yang
seharusnya dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak, tetapi belum dikukuhkan.
3.
perbedaan antara “tidak dikenai PPN”, “dikenai PPN dengan tarif 0%”, dan
“dibebaskan dari pengenaan PPN”
Tidak dikenai PPNBKP dan JPKnya tersebut termasuk dalam Pasal 4A ayat (2) dan (3), yaitu permasuk dalam kelompok Non BKP dan Non JKP.
Dikenai PPN dengan tarif 0%
BKP, BKP TB, dan JKP tersebut dikenai PPN seperti biasa namun tarifnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), yaitu dikenakan tarif 0% tidak berarti dibebaskan dari PPN dengan maksud Pajak Masukan yang telah dibayar untuk perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang berkaitan dengan kegiatan tersebut dapat dikreditkan. Dibebaskan dari pengenaan PPN
Merupakan perlakuan khusus berupa pembebasan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai mengakibatkan tidak adanya Pajak Keluaran, sehingga Pajak Masukan yang berkaitan
dengan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang memperoleh pembebasan tersebut tidak dapat dikreditkan.
4. Pasal 9 ayat (4)
“Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Masukan yang dapat dikreditkan lebih besar daripada Pajak Keluaran, selisihnya merupakan kelebihan pajak yang dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya.”
Pasal 9 ayat (4a)
“Atas kelebihan Pajak Masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat diajukan permohonan pengembalian pada akhir tahun buku.”
Pasal 9 ayat (4b)
“Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimasud pada ayat (4) dan ayat (4a), atas kelebihan Pajak Masukan dapat diajukan permohonan pengembalian pada setiap Masa Pajak oleh:
a. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;
b. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
penyerahan Jasa Kena Pajak kepada Pemungut Pajak Pertambahan Nilai;
c. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
penyerahan Jasa Kena Pajak yang Pajak Pertambahan Nilainya tidak dipungut; d. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud;
e. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Jasa Kena Pajak; dan/atau
f. Pengusaha Kena Pajak dalam tahap belum berproduksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2a).
5. Dapat, KEP-229/PJ/2003 tentang Tatacara Pemberian Dan Penatausahaan pembebasan
Serta Pengembalian Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Atas Impor Atau Penyerahan Kendaraan Bermotor dan PER- 44/PJ/2010 tentang petunjuk pengisian SPT Masa PPN.
6. contoh hitungan yang sederhana bahwa dalam hal terjadi penyerahan BKP yang Tergolong
Mewah, ternyata dalam Harga Jual tidak pernah termasuk PPN dan PPnBM:
Importir
Beli = Rp 100.000.000
PPN = Rp 10.000.000
PPnBM = Rp 20.000.000
Nilai Tambah untuk dijual ke PT.A = Rp 30.000.000
PT.A
Beli = Rp 150.000.000
PPN = Rp 15.000.000
Nilai Tambah untuk dijual ke Konsumen akhir = Rp 50.000.000
Konsumen Akhir
Beli = Rp 200.000.000
PPN = Rp 20.000.000
Jadi PPN tidak pernah masuk di dalam harga jual, sedangkan PPnBM masuk di
harga perolehan PKP yang pertama kali (Importir atau pabrikan).
7.
Kendaraan bermotor yang atas penyerahannya oleh pabrikan dibebaskan dari
KMK No.355/KMK.03/2003 Pasal 4
PPnBM dibebaskan atas impor atau penyerahan:
a.
Kendaraan bermotor berupa kendaraan ambulan, kendaraan jenazah, kendaraan
pemadam kebakaran, kendaraan tahanan, kendaraan pengangkutan umum;
b.
Kendaraan protokoler kenegaraan;
c.
Kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10 (sepuluh) orang sampai dengan 15
(lima belas) orang termasuk pengemudi, yang digunakan untuk kendaraan dinas TNI
atau POLRI;
d.
Kendaraan patroli TNI/POLRI.
8.
Dalam hal belum dilaporkan dalam pembukuan PKP
Telah dibebankan sebagai biaya
9. Untuk menghindari pengenaan pajak berganda pada multi stage levy maka digunakan
indirect substraction method.
10.
Tidak, PMK No 70/PMK.03/2010, PMK No.30/PMK.03/2011, dan SE-49/PJ/2011
SOAL HITUNGAN
1.
Pajak Masukan dan Pajak Keluaran yang sudah dapat diperhitungkan untuk
menen-tukan jumlah PPN harus disetor ke Kas Negara ?
No
Perhitungan
PPN
Keterangan
1
10/110 x 1.430.000.000
130.000.000
PK
2
10% x 120.000.000
12.000.000
PPN Pemungut
3
10% x 60.000.000
6.000.000
PPN Pemungut
4
-
Non BKP
5
10% x 10.000.000
1.000.000
PK
6
10/110 x 66.000.000
6.000.000
belum terutang
7
10% x 20.000.000
2.000.000
PK
No
b
perhitungan
PPN
Keterangan
1
24.000.000
PM
2
10/110 x 18.700.000
1.700.000
PM
3
10/110 x 11.000.000
1.000.000
PM TDDK
4
10% x 120.000.000
12.000.000
PM
5
8.000.000
PM
6
10% x 15.000.000
1.500.000
PM
PPN yang harus disetor
PK
151.000.000
PPN pemungut
18.000.000
PK yang dibayar sendiri
133.000.000
PM
47.200.000
PPN yang harus disetor
85.800.000
2.
PPN yang terutang dan wajib dipungut atau yang langsung dibayar ke bank
persepsi untuk tiap-tiap transaksi oleh PT Pelangi Nusa:
a. 1 – 31 Mei mengekspor tekstil ke beberapa negara tujuan dengan nilai
Ekspor seluruhnya mencapai Rp 15.000.000.000,00. PPN = 0% x Rp 15.000.000.000
= Rp 0
b. 18 Mei 2011 menerima pembayaran atas penyerahan sejumlah tekstil sebagai bahan baku kepada PT Indogarmen sebuah perusahaan garmen yang berkedudukan di Kawasan Berikat Nusantara Cakung dengan Harga Jual Rp 270.000.000,00. Penyerahannya
dilakukan pada tanggal 1 Mei 2011.
PPN = 10% x Rp 270.000.000.000
= Rp 27.000.000 (Terutang tidak dipungut tgl 1 Mei 2011)
c. 24 Mei 2011 menerima pembayaran atas penyerahan sejumlah tekstil sebagai bahan
baku kepada PT Busana sebuah perusahaan garmen di kawasan industri Pulogadung dengan Harga Jual Rp 300.000.000,00. yang penyerahan dilakukan tanggal 2 April 2011. PPN = 10% x Rp 300.000.000
= Rp 30.000.000 (terutang pada tgl 2 April 2011)
d. 26 Mei 2011 menerima pembayaran atas penyerahan sejumlah tekstil kepada
pedagang besar tekstil di Tanah Abang – Jakarta dengan Harga Jual Rp 90.000.000,00. Penyerahan dilakukan pada tanggal 25 April 2011.
PPN = 10% x Rp 90.000.000
= Rp 9.000.000 (terutang pada tanggal 25 April 2011)
e. 31 Mei 2011 menyerahkan sejumlah tekstil dengan Harga Jual Rp 20.000.000,00
kepada PT Anggun di Kawasan Industri Pulogadung untuk dibuatkan 5.000 potong pakaian sesuai dengan pola yang telah ditentukan.
PPN = 10% x Rp 20.000.000 = Rp 2.000.000
3. PPN yang wajib disetor ke Kas Negara untuk Masa Pajak September 2011