• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1 1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki. Oleh karena itu pemenuhan kebutuhan pangan yang bergizi dan aman merupakan hak asasi setiap orang. Di samping itu sektor pangan memiliki peran yang sangat penting dalam menggerakkan roda pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pemerintah dalam hal ini Badan Pengawas Obat dan Makanan cq. Direktorat Standardisasi Produk Pangan harus dapat menjawab tantangan tersebut dengan menyiapkan kebijakan dan regulasi yang mendukung industri produk pangan nasional untuk dapat bersaing di tingkat internasional. Sebagaimana seperti yang tercantum dalam Renstra tahun 2015-2019, indikator output Direktorat Standardisasi Produk Pangan adalah jumlah standar pangan yang disusun yaitu sebanyak 14 standar setiap tahunnya.

Pencapaian output disusun dari komponen yang merupakan tahapan-tahapan dalam pencapaian output tersebut. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Standardisasi Produk Pangan dibiayai oleh dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dituangkan dalam dokumen perencanaan (Renja-K/L dan RKA-K/L). Direktorat Standardisasi Produk Pangan dalam melakukan penyusunan rencana kerja dan anggaran mengacu kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dengan menggunakan Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance-Based-Planning and Budgeting). Sebagai sebuah lembaga pemerintah, Badan POM pada umumnya dan Direktorat Standardisasi Produk Pangan khususnya harus melakukan pemantauan terhadap perkembangan realisasi penyerapan dana, realisasi pencapaian target keluaran (output), dan kendala yang dihadapi sesuai dengan instruksi pemerintah sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan serta PMK 249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan RKA-K/L. Pemantauan kinerja dilakukan dengan membandingkan antara kinerja yang (seharusnya) terjadi dengan kinerja yang diharapkan secara berkala (triwulan) dan tahunan secara transparan dan akuntabel agar terselenggara tata kepemerintahan yang baik (good government).

(2)

melakukan pelaporan hasil pemantauan kinerja dan penyerapan anggaran secara berkala dan berjenjang dari satu unit kerja paling bawah dalam suatu organisasi sampai kepada pucuk pimpinan organisasi, serta dari satu tingkat pemerintahan kepada tingkat pemerintahan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, Direktorat Standardisasi Produk Pangan sebagai unit kerja eselon II dari Badan POM wajib melaporkan hasil pemantauan tersebut secara berkala setiap triwulan kepada Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI melalui Biro Perencanaan dan Keuangan Badan POM Cq. Bagian Evaluasi dan Pelaporan. Hal ini sebagaimana telah tertuang dalam Keputusan Kepala Badan POM RI nomor HK.00.05.21.1732 tahun 2008. Badan POM memiliki Grand Strategy yang terdiri atas 4 pilar yang pada pilar ketiga berbunyi “Meningkatkan Kapasitas Manajemen Badan Pengawas Obat dan Makanan”. Badan POM menetapkan indikator keberhasilan yang harus dicapai antara lain yaitu: (1) Persentase unit kerja yang melaksanakan perencanaan, monitoring dan evaluasi secara terintegrasi, (2) Persentase ketepatan waktu unit kerja dalam melakukan pelaporan yang akuntabel, (3) Persentase unit kerja yang menerapkan quality policy, (4) Persentase unit kerja yang memiliki peta faktor keberhasilan dan kegagalan dalam mencapai sasaran kinerja secara periodik, dan (5) Persentase kegiatan Badan POM yang mampu memperoleh pendanaan. Dalam upaya mendukung terwujudnya Grand Strategy Badan POM tersebut, Direktorat Standardisasi Produk Pangan harus mampu melaksanakan perencanaan, monitoring dan evaluasi dengan transparan dan akuntabel serta melakukan pelaporan yang tepat waktu untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan acuan dan rencana yang telah ditetapkan.

Adapun Direktorat Standardisasi Produk Pangan itu sendiri dipimpin oleh Direktur Standardisasi Produk Pangan dan terdiri dari 3 sub direktorat yang dikepalai oleh 3 kasubdit dan 7 kepala seksi, pelaporan hasil pemantauan kinerja dan anggaran Direktorat Standardisasi Produk Pangan dilakukan oleh seorang penanggung jawab data, penanggung jawab data bertugas mengkompilasi progress pencapaian kinerja dan proses penyerapan anggaran sesuai dengan yang telah tercantum pada RKA-K/L Direktorat Standardisasi Produk Pangan oleh masing-masing sub direktorat. Dalam melakukan kompilasi, mengharuskan penanggung jawab data untuk bertanya terlebih dahulu kepada setiap penanggung jawab kegiatan maupun staf pelaksana sudah sampai mana kegiatan untuk mencapai output itu dilaksanakan. Sedangkan untuk persentase penyerapan anggaran, kadang kala penanggung jawab data menunggu staf keuangan terlebih dahulu karena harus menghitung kembali angka realisasi anggaran

(3)

dari kegiatan yang telah terlaksana. Sehingga membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk memperoleh data perihal pencapaian kinerja dan penyerapan anggaran apabila data tersebut diminta sewaktu-waktu oleh Kepala Badan POM RI di luar jadwal pelaporan triwulanan.

Menyikapi hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengangkat Tugas Akhir dengan judul Sistem Informasi Pemantauan Pencapaian Kinerja dan Penyerapan Anggaran pada Direktorat Standardisasi Produk Pangan Badan POM RI yang bertujuan untuk memantau sampai di mana tujuan yang telah direncanakan sudah dapat dilaksanakan dari sisi kinerja dan penganggarannya secara periodik pada Direktorat Standardisasi Produk Pangan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas,

perumusan masalah yang diangkat pada

tugas akhir ini adalah:

a. Bagaimana cara mengelola data target dalam rangka pencapaian kinerja dan penyerapan anggaran pada Direktorat Standardisasi Produk Pangan dengan mudah?

b. Bagaimana cara memantau progress pencapaian kinerja pada Direktorat Standardisasi Produk Pangan secara periodik?

c. Bagaimana cara memantau progress penyerapan anggaran pada Direktorat Standardisasi Produk Pangan secara periodik?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan sebelumnya, maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Sistem informasi ini terdapat informasi tentang indikator kinerja dan target yang akan dicapai serta tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam rangka menghasilkan indikator kinerja tersebut, juga menampilkan realisasi pencapaian per indikator kinerja per triwulanan dan kendala-kendala yang dihadapi pada suatu tahun anggaran.

b. Sistem informasi ini berisi informasi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan beserta besaran pagu anggaran yang dimiliki oleh masing-masing kegiatan, memungkinkan user untuk mengunggah dokumen pertanggungjawaban anggaran, juga menampilkan realisasi penyerapan anggaran per kegiatan per triwulanan pada suatu tahun anggaran.

(4)

c. Sistem informasi ini menampilkan informasi target dan realisasi baik itu

kinerja maupun anggaran dalam bentuk dashboard.

1.4 Tujuan dan Manfaat 1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian dan penyusunan Tugas Akhir ini adalah:

1. Untuk memudahkan Penanggung Jawab Teknis dalam pengelolaan

target kinerja dan penyerapan anggaran.

2. Untuk mempercepat proses penyerapan anggaran.

3. Untuk menghasilkan sistem informasi yang diharapkan dapat membantu

Direktorat Standardisasi Produk Pangan dalam melakukan pemantauan

terhadap pencapaian kinerja dan penyerapan anggaran.

4. Untuk mendukung pelaksanaan Grand Strategy Badan POM.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian dan penyusunan Tugas Akhir ini adalah :

1. Sebagai tool yang dapat membantu dalam penyelenggaraan perencanaan, monitoring dan evaluasi pada Direktorat Standardisasi Produk Pangan

2. Direktur Standardisasi Produk Pangan dan Pejabat Pembuat Komitmen sebagai pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan anggaran dapat memantau pencapaian kinerja dan realisasi anggaran secara periodik.

3. Penanggung jawab kegiatan dapat mengetahui gap antara target dan realisasi. 4. Penanggung jawab kegiatan dapat melakukan akselerasi atas keterlambatan

pelaksanaan kegiatan.

5. Penanggung jawab kegiatan dapat mengetahui keselarasan antara capaian kinerja dengan jumlah anggaran yang telah diserap.

6. Sebagai upaya perbaikan bagi Direktorat Standardisasi Produk Pangan untuk meningkatkan kinerjanya.

7. Dapat melakukan pemantauan pelaksanaan program kerja secara triwulanan. 8. Dapat melakukan pemantauan pelaksanaan program kerja secara tahunan. 9. Sebagai sarana pengembangan diri bagi penulis dengan menerapkan ilmu-ilmu

(5)

1.5 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini diperlukan beberapa metode yang dikelompokkan sebagai berikut:

1.5.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu menggambarkan suatu keadaan atau permasalahan yang sedang terjadi berdasarkan fakta dan data-data yang diperoleh dan dikumpulkan pada waktu melaksanakan penelitian. Di dalam pengukuran dan analisis data penulis menggunakan penelitian kualitatif yaitu dengan menganalisa data yang telah dikumpulkan dari Direktorat Standardisasi Produk Pangan.

1.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Analisis kebutuhan dilakukan untuk menghasilkan spesifikasi rinci tentang hal-hal yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan sekaligus agar terdapat kesepahaman antara penulis dan para pengguna yang kelak menggunakan sistem tersebut. Dalam rangka penyusunan tugas akhir yang mengangkat judul Sistem Informasi Pemantauan Pencapaian Kinerja dan Penyerapan Anggaran, penulis menggunakan beberapa metode yaitu:

a. Tinjauan Pustaka

Penulis membaca dan mempelajari Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Peraturan Kepala Badan POM, referensi serta literatur dan jurnal terkait dengan pencapaian kinerja dan penyerapan anggaran, penulis juga mempelajari skripsi yang mempunyai keterkaitan dengan pembuatan sistem informasi pemantauan pencapaian kinerja dan penyerapan anggaran.

b. Wawancara

Penulis melakukan wawancara dengan Pejabat Pembuat Komitmen, Bendahara Pengeluaran Pembantu, Penanggung Jawab Teknis dan Tim Admin Subdit Direktorat Standardisasi Produk Pangan sehingga dapat menunjang dalam pembuatan sistem informasi pemantauan pencapaian kinerja dan penyerapan anggaran ini.

c. Observasi (Pengamatan Langsung di lapangan)

Melakukan pengamatan secara langsung pada Direktorat Standardisasi Produk Pangan.

(6)

1.5.3 Teknik Pengembangan Perangkat Lunak

Terdapat beberapa metode System Development Life Cycle (SDLC), penulis dalam membangun Sistem Informasi Pemantauan Pencapaian Kinerja dan Penyerapan Anggaran pada Direktorat Standardisasi Produk Pangan Badan POM RI menggunakan model waterfall yaitu suatu model yang terdiri dari lima tahap yang harus diselesaikan secara berurutan dalam rangka untuk mengembangkan perangkat lunak. Metode waterfall yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Analisa kebutuhan (communication)

Proses pengumpulan kebutuhan dalam perancangan sistem untuk memahami dasar dari sistem yang akan dibuat. Analis harus mengetahui ruang lingkup, fungsi – fungsi dan kemampuan kinerja yang ingin dihasilkan oleh sistem. 2. Perencanaan Sistem (planning)

Setelah ditetapkan untuk data apa saja yang akan digunakan dalam sistem, selanjutnya adalah perencaan sistem ini akna dibuat seperti apa. Pada tahap ini menghasilkan user requirement sebagai data yang langsung menjelaskan tentang kebutuhan konsumen dalam pembuatan software.

3. Perancangan (modeling)

Digunakan metode modeling yang berisi lebih kearah analisa sistem yang akan dibuat. Dalam menganalisa biasanya digunakan konsep design atau gambar untuk lebih mudah dibaca konsepnya.

4. Kontruksi (Construction / Coding & Testing)

Setelah sistem sudah dianalisa dan dimapping dengan design yang sesuai, kemudian dilakukan pemrosesan alur sistem kedalam bahasa program yang nantinya akan diproses oleh komputer. Proses ini dilakukan oleh developer. Setelah program sudah masuk kedalam sistem dan hasil sudah tersedia, data output akan ditesting terlebih dahulu sebelum diimplementasikan ke Direktorat Standardisasi Produk Pangan.

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini akan dibagi menjadi 5 bab yaitu : BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan, metodologi penelitian, metode perancangan dan sistematika penulisan .

(7)

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai landasan – landasan yang digunakan dalam pembuatan sistem informasi pemantauan pencapaian kinerja dan penyerapan anggaran.termasuk kaitannya dengan bidang teori/teknologi yang digunakan. BAB III : ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini menerangkan mengenai analisa sistem yang digunakan sebagai dasar pembangunan sistem informasi pemantauan pencapaian kinerja dan penyerapan anggaran ini. Disamping itu juga pemodelan sistem yang menggambarkan muatan dan aliran informasinya.

BAB IV : IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab ini berisi implementasi dan pengujian sistem informasi pemantauan pencapaian kinerja dan penyerapan anggaran. BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan terhadap uraian yang telah diberikan pada bab – bab sebelumnya.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis statistik inferensia digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi perubahan omzet pedagang dengan variabel ukuran kios, lama berdagang, jumlah

3.2 Operasi Pangkat Terurut Matriks atas Aljabar Maxplus Pada pembahasan di atas telah dibahas tentang aljabar maxplus, dimana aljabar maxplus merupakan semi-field karena pada

Wajib menyerahkan Berita Acara Yudisium beserta lampiran syarat-syaratnya di Pelayanan Direktorat Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Gedung Unit IV, mulai tanggal 20 April

Penyusunan program intervensi membaca permulaan pada anak tunarungu bersumberdaya keluarga merujuk pada kondisi objektif anak dan kondisi objektif orangtua.. Setelah

Hasil analisis pada kelompok kontrol setelah dilakukan pretest dan posttest didapat nilai signifikansi 0,919 atau p>0,05 sehingga H 0 diterima, itu berarti tidak

Dalam kata pengantarnya pada penerbitan buku Partisipasi Perempuan dalam Politik dan Pemerintah, El- Mostafa Benlamlih mengatakan bahwa pengalaman menunjukkan

Sedangkan kelas aksesbilitas jalan masuk permukiman buruk memiliki luas sebesar baik pada 3,600 Km2 dengan presentase sebesar 23 % dari keseluruhan luas unit pemetaan

SEKRETARIAT DPRD Pengadaan Peralatan Gedung Kantor Belanja Modal Printer Laser Jet JB: Modal JP: Barang 2 unit Rp.