• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN FISKAL REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN FISKAL REGIONAL"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

Tahun 2020

KEMENTERIAN KEUANGAN

(2)

Kanwil DJPb Provinsi Maluku Utara

Kapal Ferry

Suasanan di Pelabuhan Perikanan

Nusantara Ternate selain digunakan untuk

bongkat muat hasil perikanan, juga

digunakan untuk penyeberangan dari

Ternate-Pulau Maitara atau sebaliknya

dengan menggunakan kapal kayu.

BAB VIII

PENUTUP

Rekomendasi

Kesimpulan

Kanwil DJPb Provinsi Maluku Utara

KAJIAN FISKAL

REGIONAL

TA 2020

TIM PENYUSUN

Penanggung Jawab : Bayu Andy Prasetya (Kepala Kanwil)

Ketua Tim

: Gunawan Supriyanto (Kabid PPA II)

Koordinator

: Fauzi Kurniawan (Kasi PPA II-A)

- Dedi Supriadi

- Raymond Jackson Effendy

- Dwi Fitriadi BS

- Norma Suci Prihartini

- Dedye Priyo Wibowo

- Dwi Darmanto

- Satria Tesapati

- Joko Arianto

- Nikoulas Madeso

- Fitra Riadian

Anggota

: - Mahfud

- Edwin Asrul

- M Komara Novianto

- Ida Puspita Ningtias

- Kurniawan Ari Setyanto

enyusunan Kajian Fiskal Regional (KFR) merupakan

P

aktivitas telaah makro pelaksanaan anggaran berdasarkan

amanat PMK Nomor 195/PMK.05/2018 tentang

Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Belanja

Kementerian Negara/Lembaga yang bertujuan untuk mereviu

implementasi kebijakan fiskal dan keterkaitannya dengan

perkembangan makro ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di

daerah.

Kanwil DJPb Maluku Utara

@kanwildjpbmalut

Kanwil DJPb Maluku Utara

(3)

Kajian Fiskal Regional 2020 Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara

KATA PENGANTAR

Kajian Fiskal Regional disusun untuk memberikan gambaran kebijakan fiskal yang telah dilaksanakan di Provinsi Maluku Utara. Dampaknya terhadap perkembangan ekonomi regional juga dituangkan melalui analisis yang mendalam, sehingga dapat dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan dalam mengambil keputusan. Dalam melakukan analisis kajian Fiskal, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara menggunakan

pendekatan analisis deskriptif, time series, Input-Output, Dynamic Location Quotient dan Shift-Share. Penggunaan analisis tersebut dilakukan sebagai acuan kerangka berfikir ilmiah dalam memberikan saran dan rekomendasi kebijakan yang dapat diambil oleh para pemangku kepentingan. Segala puji bagi Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayat-Nya, Kajian Fiskal Regional Provinsi Maluku Utara Tahun 2020 telah diselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih kami sampaikan semua pihak yang telah mendukung penyusunan Kajian Fiskal Regional Provinsi Maluku Utara ini antara lain:

- Kepala Bank Indonesia Perwakilan Maluku Utara - Kepala BPS Provinsi Maluku Utara

- Gubernur, Bupati dan Walikota lingkup Provinsi Maluku Utara - Kepala BPKAD lingkup Provinsi Maluku Utara

- Kepala Bappeda lingkup Provinsi Maluku Utara

- Bapak Dr. Azis Hasyim SE., M.Si selaku Regional Ekonom Maluku Utara - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Maluku Utara

- Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Utara

- Pimpinan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) lingkup Provinsi Maluku Utara - Kepala KPP Bea Cukai Ternate

- Kepala KPP Pratama Ternate dan KPP Pratama Tobelo - Tim Penyusun

Kami menyadari bahwa dalam menyusun kajian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penyusun sangat menghargai saran dan kritik yang konstruktif guna perbaikan kajian ini di masa yang akan datang. Akhir kata, kami berharap kajian ini bisa memberi manfaat untuk para pembaca.

Ternate, 22 Februari 2021 Kepala Kanwil,

(4)

Kajian Fiskal Regional 2020 Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara

DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR GAMBAR v DAFTAR TABEL v

DAFTAR GRAFIK vii

RINGKASAN EKSEKUTIF ix

DASHBOARD MAKRO-FISKAL REGIONAL xiii

BAB I SASARAN DAN TANTANGAN DAERAH 1

1.1. PENDAHULUAN 1

1.2. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 2

1.2.1. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2

1.2.2. Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah 3

1.3. TANTANGAN DAERAH 4

1.3.1. Tantangan Ekonomi Daerah 4

1.3.2. Tantangan Sosial Kependudukan 5

1.3.3. Tantangan Geografis Wilayah 6

1.3.4. Tantangan Daerah Sebagai Dampak COVID-19 7

BAB II PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 9

2.1. INDIKATOR EKONOMI MAKRO FUNDAMENTAL 9

2.1.1. Produk Domestik Regional Bruto 9

2.2. INDIKATOR KESEJAHTERAAN 20

2.2.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 21

2.2.2. Tingkat Kemiskinan 22

2.2.3. Tingkat Ketimpangan (Rasio Gini) 24

2.2.4. Kondisi Ketenagakerjaan dan Tingkat Pengangguran 25

2.2.5. Nilai Tukar Petani 26

2.2.6. Nilai Tukar Nelayan 27

2.3. EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN

REGIONAL 28

BAB III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN TINGKAT

REGIONAL 30

3.1. APBN TINGKAT PROVINSI 30

(5)

Kajian Fiskal Regional 2020 Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara

3.2.1. Penerimaan Perpajakan 30

3.2.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 31

3.3. BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL 32

3.4. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 34

3.4.1. Dana Transfer Umum 36

3.4.2. Dana Transfer Khusus 37

3.4.3. Dana Desa 40

3.4.4. Dana Insentif Daerah 41

3.5. ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL 42

3.5.1. Arus Kas Masuk (Penerimaan Negara) 42

3.5.2. Arus Kas Keluar (Belanja dan TKDD) 42

3.5.3. Surplus/Defisit 42

3.6. PENGELOLAAN BLU PUSAT 43

3.7. PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT 43

3.7.1. Penerusan Pinjaman 43

3.7.2. Kredit Program 44

3.8. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY

SPENDING) DAN BELANJA INFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH 46

3.8.1. Mandatory Spending di Daerah 46

3.8.2. Belanja Sektor Pendidikan 47

3.8.3. Belanja Sektor Kesehatan 48

3.8.4. Belanja Infrastruktur 50

BAB IV PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD 52

4.1. APBD TINGKAT PROVINSI (KONSOLIDASI PEMDA) 52

4.2. PENDAPATAN DAERAH 54

4.2.1. Dana Transfer/Perimbangan 54

4.2.2. Pendapatan Asli Daerah 56

4.2.3. Pendapatan Lain-Lain 57

4.3. Jenis Belanja Dalam APBD 58

4.4. PERKEMBANGAN BLU DAERAH 62

4.5. SURPLUS/DEFISIT APBD 63

4.6. PEMBIAYAAN 65

4.7. ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 68

4.8. PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH 71

4.8.1. Belanja Daerah Sektor Pendidikan 72

4.8.2. Belanja Daerah Sektor Kesehatan 72

4.8.3. Belanja Infrastruktur Daerah 73

BAB V PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN

KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD) 74

5.1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN 74

(6)

Kajian Fiskal Regional 2020 Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara

5.2.1. Analisis Proporsi dan Perbandingan 75

5.2.2. Analisis Perubahan Penerimaan Perpajakan Pemerintah Pusat dan

Daerah 77

5.2.3. Rasio Pajak Per Kapita Provinsi Maluku Utara 78

5.3. BELANJA KONSOLIDASIAN 78

5.3.1. Analisis Proporsi Perbandingan 78

5.3.2. Analisis Rasio Belanja Konsolidasian Terhadap Jumlah Penduduk 80

5.4. SURPLUS/DEFISIT KONSOLIDASIAN 81

5.5. ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT 81

BAB VI KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA TANTANGAN FISKAL

REGIONAL 84

6.1. ANALISIS SEKTOR UNGGULAN dan POTENSIAL MALUKU UTARA 84

6.2. SEKTOR UNGGULAN PROVINSI MALUKU UTARA 87

6.2.1. Sektor Pertanian Kehutanan dan Perikanan 87

6.2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian 90

6.3. SEKTOR POTENSIAL MALUKU UTARA 91

6.3.1. Halmahera dan Potensi Industri Pengolahan Mineralnya 91

6.3.2. Masa Depan Ada di Lautan 93

6.4. TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI

EKONOMI DAERAH 96

6.4.1. Tantangan Fiskal Pemerintah Pusat 96

6.4.2. Tantangan Fiskal Pemerintah Daerah 97

6.4.3. Sinkronisasi Kebijakan Fiskal Pusat-Daerah 98

BAB VII ANALISIS TEMATIK (PEMANFAATAN REFOCUSING APBD UNTUK

PROGRAM PC-PEN DI DAERAH) 99

BAB VIII PENUTUP 114

8.1. SIMPULAN 114

8.2. REKOMENDASI 116

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN

(7)

Kajian Fiskal Regional 2020 Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Provinsi Maluku Utara 6

Gambar 2.1 Klasifikasi IPM Provinsi Maluku Utara 22

Gambar 6.1 Peta Kawasan Indonesia Weda Bay Industrial Park 92

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tujuan dan Sasaran RPJMD Provinsi Maluku Utara 2

Tabel 1.2 Target RKPD Tahun 2020 Provinsi Maluku Utara 3

Tabel 1.3 Tantangan Ekonomi Provinsi Maluku Utara 2020 4

Tabel 1.4 Tantangan Sosial Kependudukan Provinsi Maluku Utara 2020 6

Tabel 1.5 Data COVID-19 Provinsi Maluku Utara 7

Tabel 1.6 Perubahan Prioritas Daerah Provinsi Maluku Utara Akibat Pandemi COVID-19

8 Tabel 2.1 Persentase Kontribusi Terbesar Kab/Kota Terhadap PDRB Maluku Utara

(Persen)

9

Tabel 2.2 PDRB Maluku Utara Sisi Permintaan 12

Tabel 2.3 Perkembangan Ekspor Maluku Utara 14

Tabel 2.4 Perkembangan Impor Maluku Utara 14

Tabel 2.5 PDRB Maluku Utara Sisi Penawaran Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 15 Tabel 2.6 Perkembangan Indeks Kedalam Kemiskinan dan Indeks Keparahan

Kemiskinan

23 Tabel 2.7 Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Maluku Utara 28

Tabel 3.1 APBN Provinsi Maluku Utara 2019 dan 2020 30

Tabel 3.2 Penerimaan Pajak Tahun 2020 30

Tabel 3.3 Penerimaan Negara Bukan Pajak Tahun 2020 31

Tabel 3.4 Pagu dan Realisasi TKDD (dalam miliar rupiah) 35

Tabel 3.5 Pagu dan Realisasi DAU (dalam miliar) 36

Tabel 3.6 Pagu dan Realisasi DBH (dalam miliar) 37

Tabel 3.7 Pagu dan Realisasi D AK Fisik (dalam miliar) 38

Tabel 3.8 Pagu dan Realisasi DAK Non Fisik (dalam miliar) 40

Tabel 3.9 Pagu dan Realisasi Dana Desa (dalam miliar) 40

Tabel 3.10 Pagu dan Realisasi DID (dalam Miliar) 41

Tabel 3.11 Penyaluran KUR per Wilayah (dalam Miliar Rupiah) 44 Tabel 3.12 Pembiayaan UMi per Wilayah (dalam Miliar Rupiah) 45

Tabel 3.13 Pagu dan Realisasi OS cluster Pendidikan 47

Tabel 3.14 Pagu dan Realisasi Kelompok OS cluster Pendidikan 48

Tabel 3.15 Pagu dan Realisasi OS cluster Kesehatan 49

(8)

Kajian Fiskal Regional 2020 Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara

Tabel 3.17 Pagu dan Realisasi OS cluster Infrastruktur 51

Tabel 3.18 Pagu dan Realisasi Kelompok OS cluster Infrastruktur 51 Tabel 4.1 I Account APBD Konsolidasian Wilayah Provinsi Maluku Utara 52 Tabel 4.2 Persentase Alokasi PAD Tahun 2018-2020 Maluku Utara 54

Tabel 4.3 Rincian Dana Perimbangan Tahun 2020 55

Tabel 4.4 Rincian Dana Perimbangan Tahun 2020 55

Tabel 4.5 Rincian PAD Tahun 2020 56

Tabel 4.6 Rincian Lain-lain Pendapatan Yang Sah Tahun 2019 58

Tabel 4.7 Perbandingan Belanja Daerah Berdasarkan Jenis Belanja Tahun 2018-2020

59 Tabel 4.8 Persentase Jenis Belanja Terhadap Total Belanja Tahun 2018-2020 59

Tabel 4.9 Belanja Produktif-Konsumtif 61

Tabel 4.10 Perkembangan Aset BLU 63

Tabel 4.11 Pagu Belanja APBD dan BLUD Tahun 2020 63

Tabel 4.12 Kontribusi BLU Terhadap Pagu Belanja (dalam Miliar Rupiah) 63

Tabel 4.13 Rasio Surplus / Defisit Terhadap Pendapatan 64

Tabel 4.14 Rasio Surplus / Defisit Tehadap Pendapatan 65

Tabel 4.15 Pembiayaan Tahun 2020 66

Tabel 4.16 Rasio Surplus / Defisit Tahun 2020 66

Tabel 4.17 Pembiayaan Tahun 2020 67

Tabel 4.18 Defisit Lebih Besar dari Pembiayaan Tahun 2020 67

Tabel 4.19 Keseimbangan Umum Tahun 2020 67

Tabel 4.20 Keseimbangan Primer Tahun 2020 68

Tabel 4.21 Keseimbangan Primer Tahun 2018-2020 68

Tabel 4.22 Analisis Horizontal Tahun 2020 69

Tabel 4.23 Analisis Vertikal Tahun 2020 70

Tabel 4.24 Indeks Kapasitas Fiskal Daerah Tahun 2020 71

Tabel 4.25 Belanja Sektor Pendidikan Tahun 2020 72

Tabel 4.26 Belanja Sektor Kesehatan Tahun 2020 73

Tabel 4.27 Belanja Sektor Infrastruktur Tahun 2020 73

Tabel 5.1 LRA Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Maluku Utara Tahun 2020 dan 2019 (dalam Miliar Rupiah

74 Tabel 5.2 Perbandingan Presentase Perubahan Tahun 2020 dan 2019 (dalam Miliar Rupiah)

76 Tabel 5.3 Perbandingan Penerimaan Perpajakan Tahun 2020 dan 2019 (dalam

Miliar Rupiah)

77 Tabel 5.4 Rasio Pajak per Kapita Maluku Utara Tahun 2017-2020 78 Tabel 5.5 Perubahan Komposisi per Jenis Belanja Tahun 2020 dari Tahun 2019 80 Tabel 5.6 Perkembangan Rasio Belanja Konsolidasian Terhadap Jumlah Penduduk 80 Tabel 5.7 Surplus / Defisit Konsolidasian di Provinsi Maluku Utara 81 Tabel 5.8 Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Wilayah 82

(9)

Kajian Fiskal Regional 2020 Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara

Maluku Utara Tahun 2020

Tabel 5.9 Perhitungan Kontribusi Pemerintah Terhadap PDRB Maluku Utara Tahun 2020

83

Tabel 6.1 Analisis Indeks Input-Output BPS Maluku Utara 85

Tabel 6.2 Analisis Dynamic Location Quotient (DLQ) 85

Tabel 6.3 Analisis Shift Share 86

Tabel 6.4 Hasil Analisis Sektoral Perekonomian Maluku Utara 87

Tabel 6.5 Rata-rata NTP Menurut Sub Sektor 89

Tabel 6.6 Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Maluku Utara 89

Tabel 6.7 Perkembangan Produksi Komoditas Pala dan Kelapa Maluku Utara 90 Tabel 6.8 Potensi Komoditas Unggulan Sektor Pertambangan dan Penggalian 91

Tabel 6.9 Pertumbuhan Ekspor Maluku Utara 2020 94

Tabel 6.10 Perusahaan Investasi Perikanan di Maluku Utara 94

Tabel 6.11 Perkembangan Produktivitas Perikanan Maluku Utara 2018-2020 96

Tabel 7.1 Refocussing APBD Maluku Utara 100

Tabel 7.2 Refocussing APBD untuk PC PEN 104

Tabel 7.3 Realisasi Penerimaan Program Subsudi Bunga 104

Tabel 7.4 Persentase Rumah Tangga Penerima PKH dan Status Kepesertaan PKH 108

Tabel 7.5 Persentase Penerima PKHG Maluku uTara Tahun 2020 109

Tabel 7.6 Jumlah KPM BLT Dana Desa 111

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1 Perkembangan Laju Perekonomian Maluku Utara dan Nasional 2014-2020

10 Grafik 2.2 Pertumbuhan beberapa Lapangan Usaha di Maluku Utara 2020 10 Grafik 2.3 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Maluku Utara 2018-2020 menurut

Lapangan Usaha

11 Grafik 2.4 Perkembangan ICOR Provinsi Maluku Utara 2016-2020 13

Grafik 2.5 PDRB per Kapita Indonesia dan Maluku Utara 17

Grafik 2.6 Perkembangan Suku Bunga BI Rate 7-Day Repo Rate, dan SBDK BRI 2020

18 Grafik 2.7 Laju inflasi (m-to-m) Maluku Utara dan Nasional tahun 2020 19 Grafik 2.8 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah dan Ekspor-Impor 20 Grafik 2.9 Perkembangan IPM Provinsi Maluku Utara dan Nasional 21

Grafik 2.10 Perkembangan IPM Provinsi Maluku Utara 21

Grafik 2.11 Perkembangan Angka Kemiskinan Maluku Utara 23

Grafik 2.12 Perkembangan Gini Rasio Maluku Utara dan Nasional 24 Grafik 2.13 Perkembangan Rasio Gini Provinsi Malut, Regional dan Nasional 25 Grafik 2.14 Perkembangan Kondisi Ketenagakerjaan Maluku Utara 25

(10)

Kajian Fiskal Regional 2020 Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara

Grafik 2.15 Perkembangan NTP Maluku Utara dan Nasional 26

Grafik 2.16 Perkembangan NTN Maluku Utara 27

Grafik 3.1 Penyerapan Anggaran Belanja per K/L Tahun 2020 32

Grafik 3.2 Penyerapan Anggaran Belanja per Fungsi Tahun 2020 33 Grafik 3.3 Penyerapan Anggaran Belanja per Jenis Belanja Tahun 2020 33

Grafik 3.4 Tren Belanja Negara Tahun 2018-2020 34

Grafik 3.5 Cash Flow APBN Maluku Utara 42

Grafik 3.6 Perkembangan Pengelolaan BLU Unkhair 43

Grafik 3.7 Perkembangan Penyaluran KUR per Sektor 45

Grafik 3.8 Perbandingan Pagu Fungsi Pendidikan terhadap Pagu Fungsi APBN Maluku Utara

47 Grafik 3.9 Perbandingan Pagu Fungsi Kesehatan terhadap Pagu Fungsi APBN

Maluku Utara

47 Grafik 3.10 Perbandingan Pagu Fungsi Ekonomi, Perumahan dan Fasilitas Umum

terhadap Pagu Fungsi APBN

50

Grafik 4.1 Realisasi PAD terhadao Realisasi Belanja 57

Grafik 4.2 Rasio Belanja Konsumtif dan Produktif 61

Grafik 4.3 Pagu-persentase realisasi per Wilayah Tahun 2020 62 Grafik 5.1 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian Maluku Utara

tahun 2020 dan 2019

76 Grafik 5.2 Perbandingan Pendapatan Konsolidasian tahun 2020 dan 2019 76 Grafik 5.3 Perbandingan Penerimaan Perpajakan Pemerintah Pusat dan Daerah

tahun 2020 dan 2019

77 Grafik 5.4 Belanja dan Transfer Pemerintah Pusat dan Daerah Maluku Utara tahun 2020

79 Grafik 5.5 Perubahan Komposisi Belanja per Jenis Belanja tahun 2020 dan tahun

2019

80

Grafik 6.1 Perkembangan NTP Maluku Utara dan Nasional 88

Grafik 7.1 Penerima BLT yang Mengalami PHK selama COVID-19 112

(11)

Kajian Fiskal Regional 2020 Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara

EXECUTIVE SUMMARY

Pertumbuhan ekonomi Maluku Utara tahun 2020 mencapai 4,92 persen (y-o-y). Angka pertumbuhan tersebut turun sebesar 1,21 basis poin dari tahun sebelumnya, namun demikian masih lebih tinggi dari pertumbuhan nasional tahun 2020 yang justru mengalami kontraksi 2,07 persen.

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara ditopang Konsumsi, Investasi, Pengeluaran Pemerintah dan Net Ekspor. Kontributor tertinggi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Maluku Utara Tahun 2020 dari sisi permintaan ialah komponen investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto) sebesar Rp 23,79 triliun atau mencapai 56,45 persen dari total PDRB Maluku Utara. Nilai Incremental Capital Output Rasio (ICOR) Maluku Utara tahun 2020 sebesar 9,72. Ini mengindikasikan adanya inefisiensi dalam perekonomian karena investasi yang dilakukan sudah cukup besar tetapi belum dapat meningkatkan PDRB secara signifikan.

Dari sisi penawaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh oleh Industri Pengolahan sebesar 59,07 persen, tetapi distribusi PDRB dari industri ini baru mencapai 11,45 persen. Distribusi PDRB tertinggi tahun 2020 dari sisi penawaran masih terdapat pada lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 21,13 persen dari total PDRB. PDRB per kapita Maluku Utara mencapai Rp32,85 juta, meningkat 3,87 persen dari tahun 2019. Data ini masih bersifat sementara dan didapatkan dari hasil pembagian PDRB Maluku Utara tahun 2020 dengan jumlah penduduk Maluku Utara (hasil sensus penduduk 2020).

Penghitungan tingkat inflasi Maluku Utara pada tahun 2020 hanya diwakili kota Ternate sebagai satu-satunya kota inflasi di Maluku Utara menurut BPS Provinsi Maluku Utara. Tingkat inflasi (y-o-y) mencapai 2,13 persen dan masih di atas tingkat inflasi nasional sebesar 1,68 persen Kelompok pengeluaran yang memiliki andil cukup besar terhadap inflasi di Maluku Utara masih berada pada kelompok Bahan Makanan, minuman dan tembakau serta pada kelompok transportasi.

Capaian indeks pembangunan manusia (IPM) di Provinsi Maluku Utara pada tahun 2020 sebesar 68,49 atau menurun 0,21 poin dibanding tahun 2019. Namun, ketika disandingkan dengan data IPM Nasional, level IPM Maluku Utara masih berada di bawah standar IPM Nasional. Dari sisi perkembangan IPM kabupaten/kota, rata-rata Kabupaten dan Kota di Maluku Utara tergolong ke dalam kelompok sedang. Kota Ternate dengan IPM 79,82 dan Kota Tidore Kepulauan dengan IPM 70,53 tergolong

(12)

Kajian Fiskal Regional 2020 Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara

kelompok Tinggi. Namun jika dibanding tahun 2019, sebagian besar Kabupaten dan Kota di Maluku Utara mengalami penurunan IPM.

Angka kemiskinan di Maluku Utara per September 2020 naik menjadi 6,97 persen dibanding periode sebelumnya di kisaran 6,78 persen. Kenaikan angka kemiskinan Maluku Utara pada tahun 2020 diindikasikan karena kenaikan angka pengangguran dan tren Nilai Tukar Petani (NTP) sepanjang tahun 2020 yang menurun. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) mengalami peningkatan menjadi 1,090 pada September 2020 mengindikasikan bahwa semakin sulit untuk keluar dari garis kemiskinan karena rata-rata pengeluaran penduduk semakin jauh di bawah garis kemiskinan. Nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di perdesaan dan perkotaan juga tercatat meningkat pada September 2020 mengindikasikan bahwa ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin cenderung semakin lebar baik di kota maupun di desa.

Ketimpangan pendapatan (Gini Ratio) di Provinsi Maluku Utara berada pada tingkat ketimpangan rendah (0,29), di bawah rasio gini nasional sebesar 0,385. Program realisasi DAK Fisik dan Dana Desa (DFDD) sudah mampu menyentuh masyarakat desa dan kota sehingga memberikan andil Rasio Gini yang rendah di Maluku Utara.

Pada sektor ketenagakerjaan, terjadi peningkatan tingkat pengangguran terbuka pada 2020 tercatat sebesar 5,15 persen atau naik 0,3483 persen dibanding TPT Agustus 2019. Sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan merupakan sektor penyerap tenaga kerja terbanyak dari penduduk yang bekerja. Fenomena terjadinya kenaikan TPT Maluku Utara yang tidak inline dengan pertumbuhan ekonomi yang tumbuh positif kemungkinan diindikasikan karena pertumbuhan ekonomi yang meningkat berorientasi pada padat modal.

Provinsi Maluku Utara pada tahun 2020 mendapatkan alokasi pendapatan negara sebesar Rp1.914 miliar. Alokasi ini menurun apabila dibandingkan dengan tahun 2019. Hal ini disebabkan karena adanya refocusing dan realokasi anggaran akibat Pandemi COVID-19. Sedangkan untuk belanja negara, Provinsi Maluku Utara tahun 2020 mendapatkan alokasi sebesar Rp14.547,01 miliar. Realisasi belanja pemerintah pusat tahun 2020 mencapai 98,71 persen atau lebih tinggi dari tahun 2019 sebesar 97,97 persen. Realisasi penerimaan perpajakan tahun 2020 sebesar Rp1,81 triliun, sedangkan realisasi PNBP tahun 2020 mencapai Rp183,65 miliar atau menurun dari tahun 2019 sebesar Rp204,45 miliar.

Berdasarkan hasil analisis ruang fiskal, ruang fiskal Provinsi Maluku Utara menunjukkan angka minus yang berarti ketersediaan ruang fiskal Provinsi Maluku Utara

(13)

Kajian Fiskal Regional 2020 Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara

masih kurang. Selain itu, ketersediaan ruang tersebut dapat mengganggu solvabilitas fiskal untuk digunakan sebagai mandatory spending. Hal tersebut karena adanya belanja wajib yang sangat diperlukan untuk membiayai penanganan Pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional. Berdasarkan analisis rasio kemandirian daerah, rasio dana transfer lebih besar apabila dibandingkan dengan rasio PAD. Hal ini berarti bahwa tingkat ketergantungan Provinsi Maluku Utara terhadap pemerintah pusat dalam hal TKDD masih sangat tinggi.

Terkait Penerusan Pinjaman dan Kredit Program, saat ini tidak terdapat penerusan pinjaman kepada Pemda/Perusahaan Terbuka/BUMN/BUMD di Maluku Utara. Untuk kredit program, per tanggal 31 Desember 2020 penyaluran KUR di Maluku Utara mencapai Rp398,9 miliar meningkat dibanding penyaluran KUR tahun 2019 sebesar Rp269,52 miliar.

Kondisi cash flow Provinsi Maluku Utara tahun 2020 mengalami defisit anggaran. Defisit ini merupakan yang paling besar apabila dibandingkan dengan tiga tahun sebelumnya karena adanya Pandemi COVID-19 sehingga berdampak pada penerimaan negara yang turun akibat dari pembatasan sosial berskala besar. Disamping itu, Pandemi COVID-19 mengharuskan akselerasi penanganan sehingga menyebabkan belanja negara menjadi membengkak.

Dalam lingkup Provinsi Maluku Utara, terdapat 5 (lima) BLUD yang semuanya merupakan Rumah Sakit Umum Daerah. Kelima RSUD ini relatif baru dalam menjalankan bisnisnya berbentuk BLUD. RSUD Labuha dibentuk tahun 2015. RSUD Dr. H. Chasana Boesoerie dibentuk tahun 2017. RSUD Tobelo, RSUD Soasio Tidore dan RSUD Jailolo dibentuk tahun 2019. Selain lima RSUD tersebut, Kanwil DJPb Provinsi Maluku Utara juga mendorong 8 RSUD lainnya untuk segera menerapkan pola keuangan BLUD.

Realisasi pendapatan konsolidasian Tahun 2020 sebesar Rp 2,83 triliun, turun 23 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3,70 triliun. Pada tahun 2020, angka pajak per kapita terhitung Rp 1,77 juta per jiwa atau mengalami penurunan sebesar Rp 492 ribu per jiwa dibandingkan tahun 2019. Rasio pajak terhadap jumlah penduduk pada tahun 2020 menurun dibanding periode sebelumnya karena menurunnya penerimaan pajak konsolidasian sebesar Rp 577,25 miliar. Penurunan ini juga dibarengi dengan peningkatan jumlah penduduk di tahun 2020 sehingga semakin memperkecil rasio pajak terhadap jumlah penduduk.

(14)

Kajian Fiskal Regional 2020 Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara

persen dibanding tahun sebelumnya yang terealisasi sebesar Rp 17.03 triliun. Penurunan tersebut terjadi baik pada komponen belanja pusat maupun belanja daerah. Penurunan ini disebabkan oleh antara lain pemberlakuan kebijakan pemerintah tentang refocusing anggaran dan menurunnya alokasi dana transer yang diperoleh Pemerintah Daerah di Maluku Utara.

Hanya Pemerintah daerah Provinsi Maluku Utara dan Kota Ternate yang telah mengalokasikan pagu anggaran untuk sektor pendidikan di atas 20 persen. Sebanyak 9 daerah telah mengalokasikan anggaran kesehatan di atas 10% dan hanya Provinsi Maluku Utara dan Kab. Pulau Taliabu yang memiliki alokasi di bawah 10%. Kota Tidore Kepulauan mempunyai persentase belanja infrastruktur daerah terhadap total alokasi tertinggi sebesar 30%.

Berdasarkan analisis Input-Output, Dynamic Location Quotient (DLQ), dan Analisis Shift- Share diketahui bahwa yang menjadi leading sector atau sektor unggulan dan tumbuh positif di Maluku Utara, yaitu sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan dan sektor transportasi dan pergudangan. Keempat sektor tersebut mempunyai nilai kontribusi yang cukup signifikan bagi PRDB Maluku Utara hingga mencapai 46,4 persen dari total PDRB tahun 2020. Selain dari sektor unggulan, pembahasan juga difokuskan pada sektor Industri pengolahan yang mengalami pertumbuhan sangat progresif dan mempunyai daya saing. Tidak hanya itu, pariwisata yang diproksikan melalui sektor akomodasi makan dan minum dan subsektor perikanan juga akan dikupas lebih dalam. Sektor pariwisata menarik untuk digali lebih lanjut ini mengingat kurangnya kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian regional.

Permasalahan dan tantangan perekonomian yang dihadapi oleh Maluku Utara antara lain meningkatnya pengangguran, meningkatnya inflasi, meningkatnya angka kemiskinan, dan menurunnya IPM. Terdapat juga tantangan fiskal yang muncul dan dihadapi oleh pemerintah pusat dan daerah. Untuk pemerintah pusat tantangannya ialah mewujudkan program Lumbung Ikan Nasional di Maluku Utara dan program Maluku Utara sebagai destinasi wisata unggulan. Sedangkan untuk pemerintah daerah tantangannya ialah meningkatkan kapasitas fiskal dan membangun Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan mampu berkompetisi di sektor-sektor unggulan Maluku Utara.

(15)

(16)
(17)

BAB I

Kanwil DJPb Provinsi Maluku Utara

SASARAN PEMBANGUNAN

DAN

TANTANGAN DAERAH

Mengingat Provinsi Maluku Utara

merupakan kawasan kepulauan keberadaan

Pelabuhan sangat penting sebagai mobilitas

masyarakat dan arus logistik antar

Kabupaten/Kota dengan kondisi kepulauan.

Pelabuhan Kapal Feri Bastiong Ternate

Pendahuluan

Tujuan & Sasaran Pembangunan Daerah

(18)

Kajian Fiskal Regional 2020 Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara

SASARAN PEMBANGUNAN DAN TANTANGAN DAERAH

1.1 PENDAHULUAN

Penyelenggaraan pemerintahan baik di tingkat pusat maupun daerah adalah untuk mewujudkan keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata. Salah satu cara dalam mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat adalah dengan cara meningkatkan pembangunan nasional di berbagai bidang, diantaranya pada bidang ekonomi. Pembangunan nasional adalah rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional sebagaimana dirumuskan dalam pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) Pasal 33 ayat (1) UUD 1945 yang menjelaskan perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Berlakunya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah memberikan ruang kepada pemerintah daerah dalam mengelola pemerintahannya berdasarkan asas otonomi daerah. Pasal 1 angka 6 UU Nomor 32 tahun 2004 menjelaskan bahwa otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya. Dalam arti, daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan diluar yang menjadi urusan pemerintah yang ditetapkan dalam undang-undang ini. Namun, sasaran pembangunan di daerah harus selaras dan sejalan dengan arah kebijakan pemerintah pusat, demi terwujudnya pembangunan nasional sesuai dengan amanat UUD 1945.

Dalam hal mewujudkan pertumbuhan ekonomi di daerah diperlukan adanya dukungan dari unsur pendanaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sesuai dengan Pasal 8 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menjelaskan bahwa dalam rangka pelaksanaan kekuasaan atas pengelolaan fiskal, Menteri Keuangan mempunyai tugas menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro. Oleh karena itu, dalam tataran implementasi kebijakan fiskal di daerah, maka diperlukan sinergi dan harmonisasi kebijakan serta pengelolaan keuangan pusat dan daerah agar tujuan dan sasaran pembangunan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

(19)

Kajian Fiskal Regional 2020 Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara

1.2 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

1.2.1 Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Rencanan pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Provinsi Maluku Utara tertuang dala Peraturan Daerah Provinsi Maluku Utara Nomor 7 Tahun 2020 tentang RPJMD Provinsi Maluku Utara 2020-2024 yang memiliki VISI “Maluku Utara SEJAHTERA”. Kata “SEJAHTERA” yang terkandung dalam visi tersebut adalah akronim dari kata SEHAT dan CERDAS berbudaya (sumber daya manusia), MAJU (Infrastruktur dan Wilayahnya), AGAMIS dan HARMONIS (Masyarakatnya), TUMBUH EKONOMINYA (secara inklusif dan berkelanjutan), serta REFORMIS dan ADIL (Pemerintahan dan Pelayanan Publik) yang berpedoman pada Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K).

Misi Tujuan Sasaran

Membangun sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan berbudaya

Mewujudkan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, berdaya saing tinggi, produktif, setara dan

mengapresiasi kebudayaan

1. Meningkatnya derajat Kesehatan masyarakat;

2. Meningkatnya taraf Pendidikan serta apresiasi masyarakat pada khasanah kebudayaan daerah;

3. Meningkatnya peran dan produktivitas pemuda dalam pembangunan;

4. Meningkatnya kualitas perempuan dan anak;

5. Meningkatnya kualitas pengendalian dan tata Kelola kependudukan Mengakselerasi pembangunan infrastruktur, konektivitas dan pengembangan wilayah Mewujudkan pembangunan infrastruktur yang handal untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta kemajuan dan daya saing wilayah

1. Meningkatnya akses masyarakat pada infrastruktur pelayanan dasar yang layak dan terjangkau

2. Meningkatnya konektivitas yang mendorong integrasi, kemajuan dan daya saing wilayah

3. Menguatnya pilar pemerataan perkembangan dan kemajuan wilayah

Membangun tatanan kehidupan

masyarakat yang agamis, aman, damai dan harmonis

Mewujudkan peran agama dan tata nilai lokal sebagai landasan spiritual, moral dan etik masyarakat yang mendorong suasana kehidupan yang aman, damai dan harmonis

1. Meningkatnya derajat kesalehan masyarakat yang mendorong hadirnya empati, toleransi dan solidaritas sosial dalam menghadap perbedaan

2. Meningkatnya keamanan, ketenteraman, ketertiban dan kenyamanan di lingkungan masyarakat.

Membangun perekonimoan daerah yang inklusif dan berkualitas dengan orientasi pada nilai tambah dan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan

Mewujudkan perekonomian daerah yang berdaya saing tinggi dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat berlandaskan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan

1. Meningkatnya kualitas kemandirian pangan dan daya saing petani/nelayan;

2. Meningkatnya nilai tambah pengelolaan sumber daya alam strategis dan potensi unggulan daerah melalui investasi dan inovasi yang menciptakan kesempatan kerja produktif 3. Meningktatnya pilar pertumbuhan dan daya saing ekonomi

daerah

4. Meningkatnya efektivitas pengurangan kesenjangan dan keminskinan diseluruh wilayah melalui pemberdayaan ekonomi rakyat yang inklusif dan memandirikan rakyat 5. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup, ketahanan

bencana dan perubahan iklim Memantapkan tata

kelola pemerintahan yang lebih baik dan berkeadilan.

Mewujudkan tata Kelola pemerintahan yang lebih baik, inovatif, melayani dan demokratis

1. Meningkatnya kualitas perencanaan dan pengendalian pembangunan, akuntabilitas kinerja, kualitas pengelolaan keuangan, serta pelayanan publik pemerintah daerah; 2. Meningkatnya hak-hak politik masyarakat serta menguatnya

peran dan kualitas Lembaga-lembaga demokrasi di daerah

Sumber: RPJMD Provinsi Maluku Utara 2020-2024

Tabel 1.1 Tujuan dan Sasaran RPJMD Provinsi Maluku Utara

(20)

Kajian Fiskal Regional 2020 Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara

RPJMD Provinsi Maluku Utara 2020-2021 merupakan tahapan terakhir dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Maluku Utara 2005-2025. Tahapan terakhir RPJPD mengusung tiga pilar untuk mewujudkan penciptaan daya saing yang berkelanjutan, yaitu pemerataan pengembangan investasi sesuai keunggulan kompetitif masing-masing wilayah, pemerataan pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana wilayah, serta pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya ditiap wilayah kabupaten/kota.

Dalam tahap penciptaan daya saing yang berkelanjutan, pemerataan menjadi fokus yang perlu diberi perhatian serius guna mengakselerasi sekaligus mempertahankan pertumbuhan ekonomi daerah secara mapan. Sehubungan dengan ini, peningkatan daya saing ekonomi daerah secara berkelanjutan perlu diupayakan dengan terencana, sehingga dapat mendukung struktur permodalan nasional yang fungsional terhadap kepentingan pembangunan daerah menuju kebersinambungan pembiayaan pembangunan yang mandiri.

1.2.2 Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Prioritas pembangunan tahun 2020 diangkat dari kerangka kebijakan pembangunan jangka menengah yang telah memetakan tema dan tahapan pembangunan 5 (lima) tahun. Tema Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2020 adalah “Memantapkan Landasan Pertumbuhan Berkualitas dan Pengembangan Daya Saing”. Namun, situasi pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di tahun 2020 dan dampaknya pada penganggaran dan prioritas daerah menyebabkan tema pembangunan mengalami penyesuaian menjadi “Penanganan dan Pemulihan Ekonomi untuk Penguatan Pemantapkan Landasan Pertumbuhan”. Adapun indikator dari RKPD tahun 2020 Provinsi Maluku Utara, sebagai berikut:

Indikator

(Tujuan/Dampak)

Kondisi Kinerja Awal RPJMD Target Capaian

2018 2019 2020

Indeks Pembangunan Manusia 67,76 68,41 69,06 Indeks Infrastruktur & Pengembangan Wilayah 63,21 65,44 67,07

Indeks Harmoni Sosial 60,85 63,70 66,95

Laju Pertumbuhan Ekonomi (Persen) 7,92 6,13 6,7-7,7 PDRB per Kapita (Rp. Ribu) 25.050,1 26.872,2 28.839,5

Indeks Rasio Gini 0,33 0,33 0,32

Indeks Tata Kelola Pemerintah 61,05 61,58 66,27

Sumber : RKPD Provinsi Maluku Utara 2020

Guna mewujudkan sasaran dan indikator diatas, Pemerintah Provinsi Maluku Utara menetapkan prioritas pembangunan daerah yang mencakup 3 (tiga) dimensi pembangunan serta 3 (tiga) pengarusutamaan pembangunan, yaitu:

Tabel 1.2 Target RKPD Tahun 2020 Provinsi Maluku Utara

(21)

Kajian Fiskal Regional 2020 Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara

Dimensi Pembangunan:

1) Prioritas 1 : Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia; 2) Prioritas 2 : Infrastruktur dan Daya Saing Wilayah;

3) Prioritas 3 : Kemandirian dan Daya Saing Ekonomi; Dimensi Pengarusutamaan Pembangunan:

4) Prioritas 4 : Peningkatan Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim; 5) Prioritas 5 : Peningkatan Harmoni Sosial dan Kondusifitas Wilayah; dan 6) Prioritas 6 : Pemantapan Tata Kelola Pemerintah.

Masing-masing prioritas tersebut dilaksanakan dalam rangka mencapai sasaran dan target pembangunan yang telah ditetapkan, dengan tetap mengedepankan upaya pemulihan ekonomi dan penanganan dampak pandemi COVID-19. Guna mewujudkan hal tersebut, perlu adanya dukungan dari segi anggaran APBD maupun APBN. Postur APBN Provinsi Maluku Utara yakni alokasi belanja K/L (4,99 triliun), Dana Desa (0,92 triliun), dan Transfer ke Daerah (9,63 triliun).

1.3 TANTANGAN DAERAH

1.3.1 Tantangan Ekonomi Daerah

Bidang Tantangan / Permasalahanan

Infrastruktur - Masih kurangnya pembangunan jalan, pelabuhan, jembatan - Masih kurangnya pembangunan drainase, irigasi dan sanitasi Konektivitas - Masih kurangnya pengelolaan transportasi umum

- Pembangunan dan pemeliharaan dermaga (akses antar pulau kecil) yang masih minim

Energi - Sulitnya pengembangan energi baru terbarukan

- Belum meratanya penyaluran ketenagalistrikan (kebutuhan listrik masyarakat) Pertanian/perkebunan

dan Kelautan Perikanan

- fasilitasi penyediaan dan pengembangan prasarana peningkatan produksi pertanian/perkebunan dan perikanan

- keterbatasan penyuluh pertanian - Ketersediaan bibit unggul dan pupuk

- Pemahaman akses ekspor perikanan dan hasil pertanian/perkebunan

- Masih minimnya pembangunan cold storage untuk untuk hasil pertanian/perkebunan dan perikanan/kelautan

- Sangat jarangnyatempat pembudidayaan ikan

Pertambangan - Masih kurangnya pertumbuhan nilai tambah pengelolaan mineral dan batubara. - Pembangunan Smelter

- Pengelolaan limbah

Reformasi Birokrasi - Meningkatkan pelayanan publik bagi masyarakat - Penerapan good government yang belum maksimal

- Implementasi pelayanan terpadu satu pintu yang belum maksimal Pariwisata - Pengembangan destinasi pariwisata yang masih sedikit

- Pemasaranan atau publikasi pariwisata yang belum maksimal

- Menciptakan sarana/prasarana pariwisata yang bersih, nyaman, dan aman. Ketenagakerjaan - Peningkatan keterampilan dan kulitas SDM (tenaga kerja)

- Lapangan pekerjaan masih sedikit

Ekspor/Impor - Masih sulitnya eksportir menjamin suplai yang berkelanjutan - Minimnya demand

- Sulitnya penyaluran logistic (tidak adanya agen pelayaran)

Sumber : RKPD Provinsi Maluku Utara Tahun 2020 (diolah)

Perekonomian Maluku Utara pada tahun 2020 berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 42 142,2 miliar

Tabel 1.3 Tantangan Ekonomi Provinsi Maluku Utara 2020

(22)

Kajian Fiskal Regional 2020 Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara

dan atas dasar harga konstan mencapai Rp 27 868,5 miliar. Pertumbuhan ekonomi tahun 2020 tumbuh 4,92 persen mengalami penurunan sebesar 1,18 persen dibandingkan tahun 2019 sebesar 6,10 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Maluku Utara triwulan IV-2020 bila dibandingkan triwulan IV-2019 (y-on-y) tumbuh 9,48 persen Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh sebagian besar lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Industri Pengolahan yang tumbuh sebesar 59,07 persen, dari sisi Pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen Ekspor Luar Negeri (Ekspor LN) yang tumbuh sebesar 61,19 persen. Tantangan ekonomi daerah Provinsi Maluku Utara disebabkan oleh pandemi COVID-19 yang terjadi diberbagai bidang, diantaranya dapat dilihat pada tabel 1.3.

1.3.2 Tantangan Sosial Kependudukan

Tantangan pembangunan ekonomi Provinsi Maluku Utara juga terdapat pada sosial penduduk. Jumlah penduduk Provinsi Maluku Utara berdasarkan Hasil Sensus Penduduk 2020 (SP2020) sebanyak 1,28 juta jiwa bertambah 244,85 ribu juta jiwa dibandingkan SP 2010. Persentase penduduk usia produktif (15-64 tahun) terus meningkat sejak tahun 2010. Pada tahun 2010 proporsi penduduk usia produktif adalah sebesar 61,54 persen dari populasi dan meningkat menjadi 69,83 persen di tahun 2020. Perbedaan yang tajam antara persentase penduduk usia produktif dan non produktif (0-14 tahun dan 65 tahun ke atas) terlihat lebih tajam di tahun 2020. Hal ini mencerminkan bahwa Maluku Utara mulai masuk ke dalam masa bonus demografi karena sebesar 69,83 persen penduduknya berada di usia produktif yang dapat dilihat pada gambar 1.1, sebagai berikut:

Sumber : SP2020 Provinsi Maluku Utara

Berdasarkan Gambar diatas tahun 2020 dengan bonus demografi dapat menjadikan faktor pendorong bagi pertumbuhan perekonomian Provinsi Maluku Utara bahkan dapat menjadi penghambat pertumbuhan perekonomian, apabila tidak dibarengi peningkatan kualitas masyarakat dari sektor pendidikan dan lowongan pekerjaan. Tantangan sosial kependudukan selain terkait dengan kondisi penduduk juga mengenai program penguatan bansos bagi masyarakat akibat dari pandemi COVID-19, serta berbagai

2.87% 4.09%

61.54% 69.83%

35.59% 25.40%

SP2010 SP2020

0-14 Tahun 15-64 Tahun >64 Tahun

Grafik 1.1 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur (2010-2020)

(23)

Kajian Fiskal Regional 2020 Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara

Bidang Tantangan / Permasalahanan

Kesehatan - Keterbatasan jumlah tenaga Kesehatan

- Belum optimalnya pelayanan Kesehatan (kebutuhan RS dan Puskesmas)

- Cakupan kepesertaan JKN yang belum merata Pendidikan - Sarana dan prasarana yang belum memadai

- Keterbatasan mutu dan jumlah tenaga pengajar - Akses perjalanan ke sekolah yang sulit

- Peningkatan budaya literasi masyarakat Sumber Daya Air Akses dan cakupan sumber air bersih Perumahan dan pemukiman Rumah layak huni

Ketahanan Pangan - Infrasruktur pencadangan pangan - Ketersediaan pangan

- Masih kurang tersedianya cold storage atau pergudangan

Sumber : RKPD Provinsi Maluku Utara Tahun 2020 (diolah)

1.3.3 Tantangan Geografis Wilayah

Kondisi geografis Provinsi Maluku Utara termasuk daerah provinsi kepulauan, karena terdiri dari banyaknya gugusan pulau yang ada dengan sebaran pulau mencapai 805 buah pulau. Luas wilayah lautan Maluku Utara mencapai 114.288,94 km2 atau mencapai 78,39 persen dari total luas wilayah Maluku Utara 145.801,10 km2. Dengan bentang wilayah tersebut, Maluku Utara memiliki potensi ekonomi yang sangat besar dari sektor perikanan dan kelautan, serta pariwisata bahari. Namun demikian, kondisi geografis tersebut juga menghadirkan berbagai tantangan yang dihadapi.

Secara geografis :

3⁰ Lintang Utara sampai 3⁰ Lintang Selatan dan 124⁰ – 129⁰ Bujur Timur.

Secara geostrategis :

Laut Pasifik (Negara Palau) dan

perairan yang relatif tidak jauh dengan perairan negara Filipina.

Secara administratif:

a. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Halmahera; b. Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Maluku;

c. Sebelah Utara berbatasan dengan Samudera Pasifik; dan d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Sera

Konektivitas antar daerah menjadi tantangan terbesar bagi daerah kepulauan tidak terkecuali Provinsi Maluku Utara dengan sebaran penduduk yang berada dibeberapa

Tabel 1.4 Tantangan Sosial Kependudukan Provinsi Maluku Utara 2020 Kab. Pulau Morotai Kab. Kepulauan Sula Kab. Halmahera Utara Kab. Halmahera Tengah Kab. Halmahera Barat Kota Ternate Kota Tidore Kepulauan Kab. Halmahera Selatan Kab. Halmahera Timur Kab. Pulau Taliabu Gambar 1.2 Peta Provinsi Maluku Utara

(24)

Kajian Fiskal Regional 2020 Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara

daerah serta pengiriman logistic ke setiap daerah. Hal tersebut juga menjadi tantangan dari segi ketersediaan insfrastruktur dan moda transportasi seperti pembangunan pelabuhan dan jalan raya, dermaga. Walaupun bukan sebagai alternatif utama solusi permasalahan dalam konektivitas antar daerah. Namun, upaya tersebut dapat menekan biaya dan waktu terkait transportasi masyarakat dan arus logistik di Provinsi Maluku Utara. Secara geologis daerah Provinsi Maluku Utara merupakan pertemuan sirkum pasifik (Ring of Fire) yang mengakibatkan daerah Maluku Utara rawan bencana gempa bumi baik gempa bumi akibat aktivitas tektonik maupun aktivitas vilkanik. Berdasarkan kondisi geografis tersebut menjadi tantangan bagi pembangunan ekonomi Provinsi Maluku Utara terkait dengan pemeliharaan infrastruktur dan mitigasi risiko bencana alam, serta dapat menjadi keuntungan dari sektor perikanan dengan wilayah lautan yang luas dan pertanian/perkebunan dengan tanah yang sangat subur, serta pertambangan dengan sumber daya alam seperti bijih nikel.

1.3.4 Tantangan Daerah Sebagai Dampak COVID-19

Tahun 2020, pemerintah dan masyarakat global harus menghadapi tantangan baru berupa adanya pandemi COVID-19 yang meluas hingga ke tanah air dan seluruh pelosok daerah termasuk Provinsi Maluku Utara. Penyebaran Pandemi COVID-19 yang sangat cepat dan luas menyebabkan Sebagian besar daerah harus melakukan Pembatasan Sosisal Berskala Besar/Mikro (PSBB/M). Dampak Pandemi COVID-19 tidak saja membahayakan Kesehatan, namun juga berpotensi membahayakan kondisi sosial masyarakat, perekonomian nasional dan daerah, dan stabilitas sistem keuangan. Provinsi Maluku Utara juga terkena dampak penyebaran pandemi COVID-19, berikut kasus yang terjadi di Provinsi Maluku Utara yang masih terus berkembang dari tahun 2020 s.d 2021, sebagai berikut:

No Daerah Terkonfirmasi Sembuh Meninggal

1 Kota Ternate 1192 1061 29

2 Kota Tidore Kepulauan 492 434 23

3 Kabupaten Halmahera Barat 113 80 10

4 Kabupaten Halmahera Utara 653 408 24

5 Kabupaten Halmahera Timur 187 154 7

6 Kabupaten Halmahera Tengah 23 8 0

7 Kabupaten Halmahera Selatan 560 288 10

8 Kabupaten Pulau Morotai 517 507 1

9 Kabupaten Kepulauan Sula 126 112 6

10 Kabupaten Pulau Taliabu 6 6 0

Provinsi Maluku Utara 3869 3058 110

Sumber : http://corona.malutprov.go.id/ (Per 14 Februari 2021)

Tabel 1.5 Data Sebaran COVID-19 Provinsi Maluku Utara

(25)

Kajian Fiskal Regional 2020 Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara

Berdasarkan kasus penyebaran COVID-19 yang terjadi diseluruh kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara yang mengakibatkan diseluruh kabupaten/kota memberlakukan kebijakan PSBB/M dan adaptasi kebiasaan baru dengan menerapkan protokol Kesehatan (Prokes). Hal tersebut berdampak terhadap pelemahan di berbagai sektor perekonomian seperti Pendidikan, pariwisata, konsumsi rumah tangga, transportasi, yang akan berdampak terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat, menjadikan hal ini sebagai kondisi yang extraordinary, sehingga memerlukan penanganan dan langkah kebijakan yang extraordinary termasuk adanya penyesuaian tema pembangunan menjadi “Penanganan dan Pemulihan Ekonomi untuk Penguatan Landasan

Pertumbuhan”, serta perubahan terhadap penganggaran dan prioritas daerah Provinsi

Maluku Utara, sebagai berikut:

No Prioritas Arah Kebijakan

1 Peningkatan Kualitas dan Daya Saing SDM

- Penanganan pandemi COVID-19

- Peningkatan pemahaman masyarakat atas pola kebiasaan baru pada semua urusan - Melanjutkan pemenuhan sarana dan prasarana Pendidikan dan Kesehatan - Pemenuhan tanaga pengajar

- Mendorong pelaksanaan pola pembelajaran dan kebiasaan baru 2 Pemerataan

Infrastruktur dan Daya Saing Wilayah

Semua program yang telah dirancang dan dilaksanakan sebisa mungkin mempertahankan capaian pembangunan tahun sebelumnya, serta mendukung aksesibilitas antar wilayah dan percepatan pembangunan Kota Sofifi

3 Peningkatan Kemandirian dan Daya Saing Ekonomi

- Ketahanan pangan

- Penanganan industry kecil dan menengah serta UKM - Penanganan petani dan nelayan

- Pemulihan sector wisata 4 Peningkatan

Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim

Dalam menyikapi situasi pandemi ini, maka program-program yang dilaksanakan dengan sebisa mungkin mempertahankan capaian pembangunan tahun sebelumnya, serta menunjang prasarana lingkungan Kota Sofifi.

5 Peningkatan Harmoni Sosial dan Kondisifitas Wilayah

Dalam menyikapi situasi pandemi ini, maka program-program yang dilaksanakan dengan sebisa mungkin mempertahankan capaian pembangunan tahun sebelumnya, dengan meningkatkan solidaritas, mendukung rencana pelaksanaan ivent nasional keagamaan, serta pelaksanaan PILKADA serentak. Selain itu, tetap memastikan perlindungan sosial dalam panti sesuai SPM bidang Sosial serta upaya Tanggap Darurat.

6 Tata Kelola dan Kesehatan

Dalam menyikapi situasi pandemi ini, maka program-program yang dilaksanakan dengan sebisa mungkin mempertahankan capaian pembangunan tahun sebelumnya. Penguatan Perencanaan dan Pengawasan dengan penguatan pemanfaatan Sistem Informasi Pembangunan Daerah.

Sumber : RKPD Provinsi Maluku Utara Tahun 2020

Jika dilihat dari tabel di atas adanya penyesuaian arah kebijakan dalam mendukung terwujudnya prioritas daerah yang diakibatkan adanya pandemi COVID-19, tentunya menjadi tantanga yang luar biasa bagi Pemerintah Daerah Provinsi Maluku Utara dalam membangkitkan pertumbuhan perekonomian tanpa mengesampingkan Kesehatan dalam penangan pandemi COVID-19. pemulihan ekonomi dampak COVID-19 diarahkan pada: ketahanan pangan, penanganan industri kecil dan menengah dan UKM, pertanian/perkebunan dan perikanan/kelautan, pemulihan sektor pariwisata, serta jumlah pengangguran dalam ketersediaan lapangan kerja.

Tabel 1.6 Perubahan Prioritas Daerah Provinsi Maluku Utara Akibat Pandemi COVID-19

(26)

Kanwil DJPb Provinsi Maluku Utara

BAB II

PERKEMBANGAN

DAN

ANALISIS EKONOMI REGIONAL

Kapal Tanker

Kapal Tanker merupakan kapal yang

dirancang untuk mengangkut minyak atau

produk turunannya. Kapal tanker

mempunyai peranan penting dalam arus

logistik BBM ke setiap daerah di Provinsi

Maluku Utara

Indikator Ekonomi Makro Fundamental

Indikator Kesejahteraan

Efekti�itas Kebijakan Makro Ekonomi

(27)

Kajian Fiskal Regional 2020 Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

2.1 INDIKATOR MAKROEKONOMI FUNDAMENTAL

Perencanaan kebijakan pembangunan ekonomi di daerah memerlukan indikator untuk mengetahui kondisi perekonomian pada periode waktu tertentu. Indikator tersebut dapat digunakan sebagai bahan evaluasi pembangunan ekonomi yang sudah tercapai dan bahan perencanaan pada waktu yang akan datang. Beberapa Indikator makroekonomi yang seringkali digunakan oleh BPS, OECD dan ADB dalam penyusunan kajiannya antara lain Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Suku Bunga, Inflasi, dan Nilai Tukar. Berikut disajikan penjelasan mengenai perkembangan dan analisis indikator makroekonomi tersebut di wilayah Maluku Utara.

2.1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Menurut BPS, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai pasar dari semua barang dan jasa yang dihasilkan pada suatu wilayah atau regional dalam rentang periode tertentu. Nilai PDRB sering digunakan sebagai ukuran terbaik untuk mengukur kinerja perekonomian suatu daerah.

PDRB Provinsi Maluku Utara Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada tahun 2020 mencapai Rp42.142,2 miliar dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) mencapai Rp27.868,5 miliar. Dengan capaian PDRB tersebut, perekonomian Maluku Utara ADHK tahun 2020 mampu tumbuh sebesar 4,92 persen. Secara spasial, kontribusi terhadap PDRB Maluku Utara terbesar masih disumbang oleh Kota Ternate sebesar 27 persen.

Dilihat dari sebaran kontribusinya sebagaimana tabel 2.1, kab/kota yang memberikan kontribusi relatif tinggi merupakan kab/kota yang menjadi pusat perdagangan dan memiliki akses pelabuhan besar ke luar Maluku Utara yaitu Kabupaten Halmahera Selatan dan Halmahera Utara Hal tersebut mengindikasikan bahwa pembangunan infrastruktur pelabuhan memainkan peranan yang cukup vital dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi khususnya di wilayah Maluku Utara yang berkarakteristik kepulauan.

Presentase Kontribusi Terhadap Jumlah PDRB Malut Wilayah 2017 2018 2019 2020 Halmahera Barat 5,9 5,8 5,8 5,8 Halmahera Tengah 5,8 5,7 5,7 5,7 Kepulauan Sula 6,3 6,2 6,2 6,2 Halmahera Selatan 16,2 17,3 18,3 17,3 Halmahera Utara 15,4 14,6 14,2 14,7 Halmahera Timur 8,7 8,7 8,7 8,7 Pulau Morotai 4,0 3,9 3,9 3,9 Pulau Taliabu 3,5 3,6 3,7 3,6 Ternate 26,8 26,9 27,4 27,0 Tidore Kepulauan 7,7 Tabel 2.1 Persentase Kontribusi terbesar Kab/Kota terhadap PDRB Maluku Utara (persen)

(28)

Kajian Fiskal Regional 2020 Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara

2.1.1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian Maluku Utara tahun 2020 tumbuh sebesar 4,92 persen (y-o-y). Angka pertumbuhan tersebut turun sebesar 1,21 basis poin dari tahun sebelumnya, namun demikian masih lebih tinggi dari pertumbuhan nasional tahun 2020 yang justru mengalami kontraksi 2,07 persen. Setelah konstan mencapai angka laju pertumbuhan di atas 5 persen sejak 2014, Maluku Utara mengalami penurunan di tahun 2020.

Selama ini, tingkat konsumsi masyarakat selalu menjadi pendorong utama laju pertumbuhan ekonomi baik pada tingkat nasional maupun regional. Kejadian Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah menurunkan tingkat konsumsi karena adanya pembatasan aktivitas masyarakat. Penurunan angka konsumsi inilah kemudian menjadikan perekonomian Maluku Utara dan Indonesia secara keseluruhan yang mengalami kontraksi 2,07 persen pada tahun 2020. Secara umum Pandemi COVID-19 membuat sektor ekonomi melemah di semua lini baik di tingkat global hingga dalam skala regional.

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat dan BPS Provinsi Malut (2020, diolah)

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Malut (2020, diolah)

Sektor lapangan usaha yang mencatatkan pertumbuhan positif tertinggi pada tahun 2020 ialah sektor industri pengolahan sebesar 59,07 persen. Indusri pengolahan sesuai penjelasan dari BPS merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan dengan mengubah bahan baku menjadi barang jadi atau setengah jadi. Industri pengolahan di Maluku Utara mampu mencapai pertumbuhan tertinggi karena masih tetap beroperasi walaupun sempat ada kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat oleh pemerintah untuk mengurangi dampak Pandemi COVID-19. Pertumbuhan ini merupakan informasi positif bagi perekonomian Maluku Utara karena akan mendorong peningkatan nilai tambah dari

5,01 4,88 5,03 5,07 5,17 5,02 -2,07 5,49 6,10 5,77 7,67 7,86 6,10 4,92 (5,00) 5,00 10,00 15,00 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Nasional Malut 59,07 7,62 7,88 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00

Industri Pengolahan Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi

Grafik 2.1 Perkembangan Laju perekonomian Malut dan Nasional, tahun 2014-2020 (persen)

%

Grafik 2.2 Pertumbuhan beberapa lapangan usaha di Maluku Utara tahun 2020 (persen)

(29)

Kajian Fiskal Regional 2020 Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara

Pertumbuhan industri pengolahan produk pertambangan masih menjadi unggulan di Maluku Utara yang ditunjukkan capaian sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 6,90 persen. Pada grafik 2.3 dapat dilihat bahwa sektor industri pengolahan berupa produk pertambangan mampu menjadi sumber pertumbuhan ekonomi 2020 yang paling besar, yaitu 4,45 (y-o-y). Sumber pertumbuhan tersebut berasal dari kawasan industry pertambangan nikel di Halmahera Tengah yang sampai dengan saat ini masih beroperasi normal.

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Malut (2020, diolah)

Hadirnya sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebagai salah satu sektor yang tumbuh sebesar 0,82 persen (y-o-y) pada tahun 2020 menunjukkan bahwa pemerintah berhasil menjalankan fungsinya sebagai stabilisator perekonomian di masa Pandemi COVID-19. Dalam hal ini pemerintah mampu merealisasikan belanja pemerintah baik APBN maupun APBD untuk berkontribusi dalam pembangunan serta memulihkan perekonomian di daerah.

2.1.1.2 Nominal Produk Domestik Regional Bruto

Pendekatan yang digunakan Badan Pusat Statistik untuk mengukur nominal PDRB ialah Pendekatan Pengeluran (Sisi Permintaan) dan Pendekatan Produksi/Lapangan Usaha (Sisi Penawaran).

A. PDRB sisi permintaan atau Pengeluaran

PDRB sisi permintaan diperoleh melalui pendekatan pengeluaran yang menjelaskan bagaimana PDRB suatu wilayah digunakan untuk memenuhi kebutuhan permintaan. Secara umum PDRB sisi permintaan terdiri dari 4 komponen, yaiitu Konsumsi, Investasi, Pengeluaran Pemerintah dan Net Ekspor. Kontributor tertinggi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Maluku Utara Tahun 2020 dari sisi permintaan ialah komponen investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto) sebesar Rp 23,79 triliun atau mencapai 56,45 persen dari total PDRB Maluku Utara. Kontribusi terbesar kedua diberikan oleh komponen konsumsi rumah tangga sebesar Rp 21,69 triliun atau mencapai 51,48 persen. Selain itu,komponen konsumsi pemerintah mampu memberikan kontribusi mencapai Rp 11,69 triliun. 1,32 0,12 4,45 0,84 0,83 0,82 1,16 0,70 0,70 1,60 1,34 (1,06) 2,93 3,11 0,01 7,86 6,1 4,92 (2,00) 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 2018 2019 2020 Lainnya Perdagangan

Pertambangan dan Penggalian Administrasi Pemerintahan Industri Pengolahan Laju Pertumbuhan

Grafik 2.3 Sumber Pertumbuhan ekonomi Malut tahun 2018-2020 menurut Lapangan Usaha (persen)

(30)

Kajian Fiskal Regional 2020 Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara Komponen 2019 Tahunan (triliun Rupiah)

2020 (triliun Rupiah) Sumber Pertumbuhan 2020 (%) Distribusi ADHB 2020 (%) TW I TW II TW III TW IV Tahunan Konsumsi Rumah Tangga 14,295 3,580 3,441 3,600 3,639 14,261 -0,13 51,49 Konsumsi LNPRT 0,387 0,090 0,085 0,086 0,092 0,355 -0,12 1,26 Konsumsi Pemerintah 7,547 1,514 1,762 1,744 2,255 7,276 -1,02 27,75 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 13,156 4,278 3,770 5,751 2,892 16,692 13,31 56,46 Perubahan Inventori -0,109 0,037 -0,032 0,095 0,171 0,271 1,43 1,14

Ekspor Luar Negeri 9,083 1,777 2,597 3,674 6,592 14,641 20,93 35,98

Impor Luar Negeri 7,957 3,908 3,129 4,975 2,038 14,052 22,95 48,29

Net Ekspor Antar

Daerah -9,843 -0,698 -1,912 -2,881 -6,085 -11,578 -6,53 -25,79

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara (2020, diolah)

a) Konsumsi Rumah Tangga

Komponen konsumsi rumah tangga merupakan komponen struktur pembentuk PDRB tertinggi pada tahun 2020 dengan kontribusi sebesar 54,26 persen. Namun komponen konsumsi rumah tangga mengalami kontraksi sebesar 0,13 persen dibanding tahun 2019. Jika dilihat tren triwulanan, memasuki triwulan II 2020 konsumsi rumah tangga meningkat sampai akhir triwulan IV. Hal ini dimungkinkan karena perbaikan pola konsumsi masyarakat sebagai dampak aktivitas masyarakat yang mulai pulih pasca pembatasan sosial karena Pandemi COVID-19. Tren peningkatan konsumsi rumah tangga tahun 2020 juga disebabkan adanya perayaan Hari Besar Keagamaan Idul Adha, tahun ajaran baru sekolah, kegiatan jual beli dan transportasi yang sudah mulai normal dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

b) Konsumsi Pemerintah

Konsumsi Pemerintah pada tahun 2020 mengalami kontraksi 1,02 persen (yoy). Konsumsi pemerintah mengalami kontraksi lebih dalam daripada konsumsi rumah tangga dengan memberikan andil mencapai 27,75 persen terhadap total PDRB Maluku Utara. Walaupun begitu, pertumbuhan konsumsi pemerintah sepanjang tahun 2020 tercermin dengan pelaksanaan program DFDD, program PEN dan belanja APBN serta APBD yang mampu mendorong laju konsumsi pemerintah.Sementara itu, pada periode triwulanan tahun 2020 nampak bahwa Konsumsi Pemerintah masih menumpuk pada akhir tahun anggaran sehingga diperlukan perhatian pemerintah untuk meningkatkan perencanaan pengeluarannya secara lebih proporsional di setiap Triwulan agar realisasinya tidak menumpuk di akhir tahun anggaran.

c) Investasi

Sedangkan realisasi PMTB yang didalamnya juga merepresentasikan Belanja Modal sudah menunjukkan realisasi cukup bagus dengan sudah direalisasikan cukup besar pada Triwulan I. Hal ini diindikasikan merupakan hasil dari Instruksi Gubernur Maluku Utara untuk segera melakukan percepatan penyerapan Belanja Modal. PMTB tersebut merepresentasikan kegiatan investasi di Maluku Utara. Nilai investasi Provinsi Maluku

Tabel 2.2 PDRB Maluku Utara Sisi Permintaan

(31)

Kajian Fiskal Regional 2020 Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara ICOR = I / Δ Y Keterangan: I : Investasi (PMTB) Δ Y : Perubahan PDRB

atau mencapai 56,45 persen. Tingkat pertumbuhan ekonomi daerah yang positif dan berkesinambungan dalam jangka panjang akan tercapai jika masyarakat mampu mempertahankan proporsi investasi yang besar terhadap PDRB. Sedangkan pembangunan ekonomi akan terhambat jika terjadi inefisiensi alokasi sumber daya.

Arsyad (1999) menyatakan bahwa investasi merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam perumusan target pertumbuhan ekonomi sebelum melakukan perencanaan pembangunan ekonomi. Menurut Samuelson dan Nordhaus (2004), investasi merupakan penambahan stok modal atau barang di suatu wilayah, seperti bangunan peralatan produksi, dan barang barang inventaris dalam waktu satu tahun.

Incremental Capital Output Rasio (ICOR) merupakan rasio untuk mengukur tingkat efisiensi suatu perekonomian. ICOR didapat dari perbandingan pertambahan modal dengan pertambahan pendapatan. Semakin rendah rasio ICOR, semakin efisien perekonomian suatu wilayah pada suatu periode tertentu.ICOR dapat diterapkan untuk menganalisa investasi di Provinsi Maluku Utara. Secara matematis, ICOR dihitung menggunakan rumus :

Sumber: Aplikasi MEBE dan BPS Provinsi Maluku Utara (2020, diolah)

Widodo (1990) menyatakan bahwa produktivitas investasi dapat dikatakan baik jika nilai ICOR berada pada kisaran 3 – 4 dan semakin tinggi ICOR memberikan indikasi kemungkinan terjadi inefisiensi dalam penggunaan investasi. Periode 2016-2018, nilai ICOR Maluku Utara sudah cukup baik dan dapat dikatakan telah mencapai efisiensi perekonomian.

Namun pada tahun 2019 dan 2020, ICOR Maluku Utara meningkat cukup drastis. Tingginya ICOR Maluku Utara tahun 2020 yang mencapai 9,72 menunjukkan adanya inefisiensi dalam perekonomian karena investasi yang dilakukan sudah cukup besar tetapi belum dapat meningkatkan PDRB secara signifikan. Inefisiensi tersebut diindikasikan karena produktivitas tenaga kerja masih rendah, kendala di birokrasi dan investasi di sektor seperti industri pangan, pariwisata dan kreatif, industri jasa yang melibatkan banyak masyarakat kurang berkembang.

Kinerja investasi (komponen PMTB) pada tahun 2020 memberikan kontribusi yang cukup besar dengan mampu menjadi sumber pertumbuhan sebesar 13,31 persen. Kondisi ini merupakan keberhasilan upaya pemerintah melalui sektor investasi untuk menggerakkan ekonomi Maluku Utara yang terkena dampak Pandemi COVID-19

3,33 3,19 2,38 5,64 9,72 0,00 5,00 10,00 15,00 2016 2017 2018 2019 2020 Grafik 2.4 Perkembangan ICOR Provinsi Maluku Utara 2016-2020

(32)

Kajian Fiskal Regional 2020 Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara

mengalami penurunan dibandingkan tahun 2019 karena terdapat kebijakan pembatasan kegiatan untuk mengurangi penularan COVID-19

Terjadinya inefisiensi sumber daya tentunya akan menghambat pembangunan ekonomi secara berkelanjutan dan dalam periode waktu yang panjang, ini akan menjadi tugas rumah bagi semua pihak yang menginginkan Maluku Utara maju dan mandiri secara ekonomi. Bagaimana investasi di Maluku Utara dikatakan efisien sehingga mampu benar-benar mensejahterakan masyarakat dapat dilihat dari peningkatan pendapatan sebagai indikatornya. Perlu adanya perhatian dari seluruh pihak pada komponen investasi karena dengan inefisiensi berarti muncul indikasi adanya kebocoran investasi yang semakin meningkat di Maluku Utara. Investasi di Maluku Utara harus didorong kepada sektor yang berorientasi ekspor, mendukung pengembangan SDM, dan mendukung digitalisasi.

d) Ekspor dan Impor

Komponen ekspor luar negeri Maluku Utara tahun 2020 tumbuh 20.42 persen. Ekspor Maluku Utara tahun 2020 didominasi oleh komoditi bahan mineral golongan barang besi dan baja serta bijih, kerak, dan abu logam. Golongan barang Besi dan Baja. memberi kontribusi ekspor sebesar 94,9 persen. Sedangkan 5,1 persen sisanya disumbang oleh golongan barang bijih berupa bijih nikel.

Komoditi/Negara

Total Ekspor (US$ Million) Pertumbuhan (%) 2018 2019 2020 2018 2019 2020

Komoditi

Besi dan Baja 316,23 342,46 976,81 58,59 8,29 185,24

Bijih,Kerak, dan Abu Logam 359,96 511,68 51,73 396,13 42,15 -89,89

Benda dari Besi dan Baja - - 0,04 -100 - -

Kopra - - - -- - -

Total 676,19 854,14 1.028,59 148,52 26,316 20,42

Negara Tujuan Ekspor

Tiongkok 495,63 671,83 985,42 85,72 35,55 46,68 Taiwan 53,09 - - -- -100 - India 25,49 47,82 17,65 -- 87,55 -63,08 Ukraina 12,59 41,85 - 388,61 232,49 - Korea Selatan 89,38 92,6 25,52 -- 3,65 -72,45 Singapura - 0,001 - -- 0,00 -100 Total 676,19 854,14 1028,59 148,52 26,316 20,42

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara (2020, diolah)

Negara tujuan ekspor Maluku Utara tahun 2020 masih didominasi oleh negara Tiongkok dengan kontribusi mencapai 98,8 persen. Sedangkan negara tujuan ekspor seperti India dan Korea Selatan mengalami penurunan nilai ekspor pada tahun 2019.

Dari segi komoditi ekspor, Maluku Utara sebelumnya selalu mengekspor komoditi kopra, tetapi sejak tahun 2017 kopra tidak lagi menjadi komoditi ekspor. Kualitas kopra Maluku Utara yang tidak memenuhi standar pasar kopra dunia menjadi penyebab berhentinya aktivitas ekspor kopra dari Maluku Utara. Untuk komoditas perkebunan lainnya seperti Pala juga menarik untuk diekspor, namun memerlukan perbaikan kualitas agar memenuhi standar pasar internasional. Pemerintah Daerah harus mendukung penuh

Tabel 2.3 Perkembangan Ekspor Maluku Utara

Gambar

Tabel 1.5 Data Sebaran  COVID-19  Provinsi  Maluku Utara
Grafik 2.3  Sumber  Pertumbuhan  ekonomi Malut  tahun  2018-2020 menurut  Lapangan  Usaha  (persen)
Tabel 2.4  Perkembangan  Impor Maluku  Utara
Tabel 2.5  PDRB Maluku  Utara Sisi  Penawaran  Atas Dasar  Harga  Konstan  (ADHK)
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

NO NAMA/ AIAMAT PA/ KPA PAKET PEKERJAAN LOKASI PAGU ANGGARAN SUMBER DANA KETERANGAN..

Dz pasar modal atau bursa efek adalah salah satu jenis pasar dimana para investor bertemu untuk menjual atau..

Pada hari ini tanggal Dua Puluh Satu bulan Oktober tahun Dua Ribu Tiga Belas, Kelompok Kerja Pengadaan Barang dan Jasa Pada Dinas Pendapatan dan pengelolaan Keuangan Daerah

Yang selanjutnya hasil- hasil evaluasi yang diperoleh dari kegiatan pemantauan dapat dibuatkan rekomendasi- rekomendasi yang berguna bagi pengambil keputusan dalam mengelola

Suka duka dalam membesarkan anak hingga dapat berkarier membawa pengaruh dalam kehidupan ketiga subjek terutama dalam keputusannya mengasuh cucu, pola asuh yang diterapkan kepada

Variabel yang akan diukur dan digunakan dalam penelitian ini adalah 7 rasio kinerja keuangan umum perbankan seperti yang telah diterangkan dalam Bab sebelumnya atau

Saya salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara bermaksud melakukan penelitian dengan menggunakan kuesioner ini.. Saya mohon kesediannya