• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Bakteriologi Shigella

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Bakteriologi Shigella"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH BAKTERIOLOGI

BAKTERI SHIGELLA

DISUSUN OLEH :

Kelas : G.14

Kelompok 3

Muzdalifah

: 14.901.228

Riskayanti

: 14.901.222

Trisya Bolilanga

: 14.901.231

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN

FAKULTAS KESAHTAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

MAKASSAR

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena dengan izin-Nya saya dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan judul makalah yang berjudul tentang Bakteri Shigella .

Makalah ini dibuat untuk memudahkan mahasiswa mempelajari Shigella

Dysentriae, Genus Shigella meliputi empat spesies: S. dysenteriae, S. flexneri, S. boydii dan S. sonnei, .Di antara empat jenis shigella, Shigella dysenteriae tipe 1 merupakan

yang penting karena dapat menyebabkan penyakit yang paling parah dan dapat menjadi epidemi di daerah besar. Kendala utama untuk mengontrol Shigellosis adalah cepat menyebarnya Shigella dari orang ke orang dan perlawanan antimikrobial yang berkembang cepat. Bakteri Shigella dysenteriae dapat menyebabkan penyakit disentri basilar. Disentri basilar adalah infeksi usus besar oleh bakteri patogen genus Shigella.

Shigella dysenteriae merupakan penyebab penyakit yang paling ganas dan

menimbulkan epidemi hebat di daerah tropis dan subtropis (Soedarto,1996).

Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan,hal ini disebabkan oleh keterbatasan yang dimiliki oleh saaya , olehnya itu kritik dan saran yang membangun tentu sangat diharapkan oleh saya demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, Desember 2016 penulis

(3)

DAFTAR ISI

Kata pengantar ... Daftar isi ... BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang ... B. Rumusan masalah ... C. Tujuan makalah ... BAB 2 TINJAUAN UMUM

A. Defenisi Shigella dysentriae ... B. Sejarah Shigella dysenteriae...

TINJAUAN KHUSUS

A. Organisme dan karakteristik Shigella dysentriae ... B. Pathogenesis dan gejala klinis Shigella dysentriae ... C. Isolasi dan identifikasi Shigella dysentriae ... D. Hubungan Shigella dysentriae dengan makanan ... E. Pencegahan penyakit disentri yang deisebabkan oleh Shigella dysentriae ... DAFTAR PUSTAKA ...

(4)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Shigella sp merupakan bakteri berbentuk batang dengan pengecatan Gram bersifat

Gram negatif, tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif aerob, tumbuh pada pH 6,4 – 7,8 dengan suhu 37oC. Hal tersebut berarti bakteri Shigella sp tidak dapat berkembang biak dengan baik pada pH yang rendah. Sebagian besar masyarakat mengkomsumsi yougt (susu fermentasi) mempunyai rasa asam, digunakan sebagai minuman yang dapat menstabilkan pencernaan dan pencegahan diare. Disentrik adalah penyakit gangguan pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Shigella sp. Shigella sp merupakan bakteri patogen diseluruh pencernaan.keberadaan Shigella sp disaluran pencernaan dapat mengganggu sistem pencernaan manusia karena Shigella sp menyebabkan radang pada usus besar sehingga faeses yang dikeluarkan berdarah dan berlendir.

Derajat keasaman (pH) sangat mempengaruhi jasad renik keasamanharus diatur dengan baik sesuai dengan kebutuhan mikroorganisme (Drs. K.H Timotius 1982)

Mikroorganisme yang terdapat pada makanan/minuman dengan pH asam dapat dibasmi pada suhu yang lebih rendah dan dalam waktu yang lebih singkat dibanding dengan mikroorganisme yang sama didalam lingkungan basa. Karena pH yang rendah aktivitas enzim bakteri terhambat dan bakteri akan mati, pada pH netral (7) bakteri akan berkembang biak dengan baik.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana sejarah Shigella dysentriae? 2. Apa defenisi Shigella dysentriae?

3. Bagaimana organisme dan karakteristik Shigella dysentriae? 4. Bagaimana pathogenesis dan gejala klinis Shigella dysentriae? 5. Bagaimana isolasi dan identifikasi Shigella dysentriae?

6. Bagaimana hubungan Shigella dysentriae dengan makanan?

7. Bagaimana pencegahan penyakit disentri yang disebabkan oleh Shigella dysentriae?

C. Tujuan

1. Dapat mengetahui sejarah Shigella dysentriae 2. Dapat mengetahui defenisi Shigella dysentriae

(5)

3. Dapat mengetahui organisme dan karakteristik Shigella dysentriae 4. Dapat mengetahui pathogenesis dan gejala klinis Shigella dysentriae 5. Dapat mengetahui isolasi dan identifikasi Shigella dysentriae

6. Dapat mengetahui hubungan Shigella dysentriae dengan makanan

7. Dapat mengetahui pencegahan penyakit disentri yang deisebabkan oleh Shigella dysentriae

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1.

Tinjauan Umum

(6)

Shigella dysenteriae ditemukan oleh Shiga (1889 & 1901), Kruse (1900), dan

Schmitzii (1927) merupakan salah satu dari 4 spesies Shigella (S. dysenteriae, S. flexneri, S. boydii, S. sonnei). Shigella spp. merupakan bakteri penyebab disentri atau shigellosis pada manusia dan beberapa primata yang telah dikenali sejak tahun 1890an. Shigella spp. endemik di daerah Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Shigellosis merupakan penyakit diare yang disebabkan terjadinya inflamasi akut pada tractus intestinum.

B. Defenisi bakteriShigella dysenteriae

Genus Shigella ditemukan sebagai penyebab bacillary disentri oleh ahli mikrobiologi Jepang, Kiyoshi Shiga pada 1898. Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air. Organisme Shigella menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui enterotoksin dan invasi bakteri.

Bakteri Shigella dysenteriae dapat menyebabkan penyakit disentri basilar. Disentri basilar adalah infeksi usus besar oleh bakteri patogen genus Shigella. Shigella

dysenteriae merupakan penyebab penyakit yang paling ganas dan menimbulkan

epidemi hebat di daerah tropis dan subtropis (Soedarto,1996). Pengobatan infeksi dapat digunakan dengan antibiotik yang telah diresepkan secara luas seperti pada saat sekarang ini (Gould and Brooker, 2003).

Shigellosis adalah infeksi enterik invasif akut yang disebabkan oleh bakteri yang

masuk kedalam genus Shigella, secara klinis ditunjukkan dengan diare yang sering berdarah. Shigellosis banyak menjadi endemik di banyak negara berkembang dan juga menjadi epidemi yang menyebabkan cukup morbiditas dan kematian.

Di antara empat jenis shigella, Shigella dysenteriae tipe 1 ( sd1 ) merupakan yang penting karena dapat menyebabkan penyakit yang paling parah dan dapat menjadi epidemi di daerah besar. Kendala utama untuk mengontrol Shigellosis adalah cepat menyebarnya Shigella dari orang ke orang dan perlawanan antimikrobial yang berkembang cepat.

Makanan yang sering terkontaminasi Shigella adalah salad, sayuran segar (mentah), susu dan produk susu, serta air yang terkontaminasi. Sayuran segar yang tumbuh pada tanah terpolusi dapat menjadi faktor penyebab penyakit, seperti disentri basiler atau Shigellosis yang disebabkan oleh Shigella. Menurut USFDA (1999), diperkirakan 300.000 kasus Shigellosis terjadi di Amerika Serikat setiap tahun.

(7)

Dengan perlakuan secara biokimia shigella relative menjadi tidak aktif bila dibandingkan dengan spesies Escherichia. Studi-studi yang berkaitan tentang DNA telah menunjukkan bahwa mereka masuk dalam genus yang sama, nmaun pengelompokan keduanya tetap dipertahankan karena tidak seperti Escherichia, kebanyakan Shigella adalah patogen dan berpotensi menyebabkan penyakit yang parah.

C. Organisme dan karakteristik

Bentuk : Cocobasil Susunan : tunggal Warna : merah

Sifat : gram negative

1. Sistematika dan klasifikasi Shigella dysenteriae

Sistematika dari Shigella dysenteriae adalah sebagai berikut: Kingdom : Bacteria

Phylum : Proteobacteria Ordo : Enterobacteriales Famili : Enterobacteriaceae Genus : Shigella

Spesies : Shigella dysenteriae

Shigella adalah genus gamma proteobacteria dalam keluarga Enterobacteriaceae. Shigella adalah bakteri Gram-negatif, nonmotile, dan merupakan kuman patogen usus

yang dikenal sebagai agen penyebab penyakit disentri basiler.Bakteri ini menginfeksi saluran pencernaan dan menyebabkan berbagai gejala, dari diare, kram, muntah, dan mual, sampai komplikasi yang lebih serius dan penyakit.

Terdapat 4 species organisme:

1. Shigella sonnei, menyebabkan disentri ringan dan bertanggung jawab atas 95% kasus di Inggris.

2. Shigella flexneri, menyebabkan disentri sedan, timbul terutama di negara tropis dan subtropis dan bertanggung jawab atas 5% kasus di Inggris terutama di rumah sakit jiwa. 3. Shigella boydii, menyebabkan disentri sedang, timbul terutama di negara tropis dan

subtropis.

4. Shigella shiga, menyebabkan disentri berat, timbul terutama di Timur jauh.

Genus Shigella meliputi empat spesies: S. dysenteriae, S. flexneri, S. boydii dan S. sonnei, masing – masing juga disebut sebagai Grup A, B, C dan D. Tiga spesies pertama meliputi beberapa serotipe. S. sonnei dan S. boydii biasanya menyebabkan penyakit yang relatif

(8)

ringan dalam diare yang mungkin berair atau berdarah. S. flexneri adalah penyebab utama dari shigellosis yang endemik di negara berkembang. Imunitas adalah serotypespesifik.

Shigella dysenteriae tipe 1, juga dikenal sebagai bacillus Shiga, berbeda dari Shigella

lain dalam 4 hal yaitu :

1. menghasilkan cytotoxin ampuh (Shiga racun)

2. menyebabkan penyakit yang lebih parah, lebih berkepanjangan , dan lebih sering fatal daripada penyakit yang disebabkan oleh Shigella lain.

3. Perlawanan terhadap antimicrobials terjadi lebih sering daripada antara lain Shigella 4. menyebabkan epidemi besar yang sering terjadi didaerah, sering dengan angka serangan

yang tinggi dan kasus kematian yang lebih tinggi. 2. Morfologi

Shigella dysenteriae merupakan bakteri Gram negatif yang tipis atau ramping,

tidak berkapsul, tidak membentuk spora, bentuk Coccobacilli terjadi pada perbenihan muda. Bakteri ini merupakan salah satu bakteri fakultatif anaerob, tetapi dapat tumbuh dengan baik secara aerob. Koloni Shigella cembung, bundar, transparan dengan diameter sampai kira-kira 2 mm dalam 24 jam. Semua Shigella memfermentasi glukosa. Shigella membentuk asam dari karbohidrat tetapi jarang memproduksi gas.

Bakteri ini tidak meragi laktosa, kecuali Shigella sonnei. Ketidakmampuannya untuk meragikan laktosa membedakan bakteri Shigella pada perbenihan diferensial.

Shigella juga dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian yang dapat memfermentasi

manitol dan yang tidak dapat memfermentasi manitol (Jawetz et al., 2005).

Shigella sp mempunyai susunan antigen yang kompleks. Terdapat banyak tumpang

tindih dalam sifat serologi berbagai spesies dan sebagian besar bekteri ini mempunyai antigen O yang juga dimiliki oleh bakteri enteric lainnya. Antigen somatic O dari Shigella

sp. adalah lipopolisakarida. Kekhususan serologiknya tergantung pada polisakarida dan

terdapat lebih dari 40 serotipe. Klasifikasi Shigella sp didasarkan pada sifat-sifat biokimia dan antigeniknya ( Jawetz et al.,2005).

Semua spesies Shigella menyebabkan diare berdarah yang akut dengan menyerang dan menyebabkan kehancuran dari colonic epitelium. Hal ini menyebabkan pembentukan micro-ulcers dan peradangan exudates, dan menyebabkan peradangan sel (polymorphonuclear leucocytes, PMNS ) dan darah muncul pada feses. Feses diarrhoeal yang berisi 106- 108 Shigellae per gram. Sekali diekskresikan, organisme yang sangat peka terhadap kondisi lingkungan akan hidup dan mati dengan cepat , terutama ketika kondisi lingkungan kering atau terkena sinar matahari langsung.

(9)

3. Sifat biakan

Shigella bersifat fakultatif anaerob tetapi tumbuh paling baik secara aerob. Koloni berbentuk konveks, bulat, transparan dengan tepi yang utuh dan mencapai diameter sekitar 2 mm dalam 24 jam. Bakteri Shigella dysentriae berkembang biak dengan pembelahan biner, artinya Pada pembelahan ini, sifat sel anak yang dihasilkan sama dengan sifat sel induknya. Pembelahan biner mirip mitosis pada sel eukariot. Badanya, pembelahan biner pada sel bakteri tidak melibatkan serabut spindle dan kromosom. Pembelahan Biner dapat dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut: (1) Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus (2) Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang (3) Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang segera berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri yang tetap bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian merupakan bentuk koloni.

Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap 20 menit sekali. Jika pembelahan berlangsung satu jam, maka akan dihasilkan delapan anakan sel. Tetapi pembelahan bakteri mempunyai faktor pembatas misalnya kekurangan makanan, suhu tidak sesuai, hasil eksresi yang meracuni bakteri, dan adanya organisme pemangsa bakteri. Jika hal ini tidak terjadi, maka bumi akan dipenuhi bakteri. ·

STRUKTUR ANTIGEN

Shigella mempunyai struktur antigen yang kompleks. Sebagian besar kuman mempunyai antigen O yang juga dimiliki oleh kuman enterik lainnya. Antigen somatik O Shigella adalah lipopolisakarida. Spesifikasi serologiknya bergantung pada polisakarida itu. Terdapat lebih dari 40 serotipe. Klasifikasi Shigella didasarkan pada sifat-sifat biokimia dan antigennya.

Golongan dan jenis Manitol Ornitin

Dekarboksilase Shigella dysenteriae A - -Shigella flexneri B + -Shigella boydii C + -Shigella sonnei D + + 4. Sifat pertumbuhan

Semua Shigella memfermentasikan glukosa. Kecuali Shigella sonnei, shigella tidak memfermentasikan laktosa. Ketidakmampuannya memfermentasikan laktosa

(10)

membedakan shigella pada medium diferensial. Shigella membentuk asam dari karbohidrat tetapi jarang menghasilkan gas. Organisme ini dapat dibagi menjadi organisme yang memfermentasikan manitol dan tidak memfermentasikan manitol.

5. Fisiologi

Sifat pertumbuhan adalah aerob dan fakultatif anaerob, pH pertumbuhan 6,4 – 7,8 suhu pertumbuhan optimum 370C kecuali S. sonnei dapat tumbuh pada suhu 450 C. Sifat biokimia yang khas adalah negative pada reaksi adonitol tidak membentuk gas pada fermentasi glukosa, tidak membentuk H2S kecuali S.flexneri, negative terhadap sitrat, DNase, lisin, fenilalanin, sukrosa, urease, VP, manitol, laktosa secara lambat, manitol, xylosa dan negative pada test motilitas. Sifat koloni kuman adalah sebagai berikut : kecil, halus, tidak berwarna, bila ditanam pada media agar SS, EMB, Endo, Mac Conkey. 6. Variasi

Mutan-mutan dengan sifat-sifat biokimia, antigen dan pathogen yang berbeda sering timbul dari strain induk. Variasi dari bentuk koloni halus (H) menjadi kasar (K) dihubungkan dengan hilangnya daya invasi.

7. Habitat

Habitat alami Shigella dysenteriae terbatas pada usus besar manusia dan binatang menyusui, dimana Shigella dysenteriae memproduksi eksitoksin yang tidak tahan panas yang mempengaruhi usus dan susunan saraf pusat. Penyebaran Shigella dysenteriae selalu terbatas pada saluran pencernaan, penyebaran ke dalam alirandarah sangat jarang. Bakteri

Shigella dysenteriae dapat menimbulkan penyakit yangsangat menular (Jawetz et al.,

2005). 8. Daya tahan

Shigella sp yang kurang tahan terhadap agen fisik dan kimia dibandingkan

Salmonella. Tahan dalam ½ % fenol selama 5 jam dan dalam 1% fenol dalam ½ jam. Tahan dalam es selama 2 bulan. Dalam laut selama 2-5 bulan. Toleran terhadap suhu rendah dengan kelembaban yang cukup. Garam empedu konsentrasi yang tinggi mengambat pertumbuhan strain tertentu. Kuman akan mati pada suhu 55 C.⁰

9. Siklus hidup

Siklus hidup Bila kita menginovulasikan (penanaman bakteri) sejumlah tertentu sel bakteri pada suatu media di inkubasikan pada kondisi optimum dalam waktu 18-24 jam,

(11)

maka akan didapat kurva pertumbuhan jumlah sel bakteri yang hidup. Karena jumlah bakteri sangat besar dan waktu generasi sangat pendek. Tahapannya yaitu fase penyesuaian (fase lack/adaptasi), fase logaritmik (fase eksponensial/sangat cepat), fase pengurangan pertumbuhan (pertumbuhan lambat), fase pertumbuhan tetap (statis), fase menuju kematian (mati)

B. Patogenesis dan patologi

Shigellosis disebut juga Disentri basiler, disentri sendiri artinya salah satu dari

berbagai gangguan yang ditandai dengan peradangan usus, terutama kolon dan disertai nyeri perut, tenesmus dan buang air besar yang sering mengandung darah dan mucus. Habitat alamiah bakteri disentri adalah usus besar manusia, tempat bakteri tersebut dapat menyebabkan disentri basiler. Infeksi S.dysenteriae praktis selalu terbatas pada saluran pencernaan, dan invasi bakteri ke dalam darah sangat jarang. S.dysenteriae menimbulkan penyakit yang sangat menular dengan dosis infektif dari bakteri S.dysenteriae adalah kurang dari 103 organisme dan merupakan golongan Shigella sp yang cenderung resisten terhadap antibiotic (Jewetz et al., 2005).

Proses patologik yang penting adalah invasi epitel selaput lender, mikroabses pada dinding usus besar dan ileum terminal yang cenderung mengakibatkan nekrosis selaput lender, ulserasi superficial, pendarahan, pembentukan “pseudomembran” pada daerah ulkus. Ini terdiri dari fibrin, leukosit, sisa sel, selaput lender yang nekrotik dan bakteri. Waktu proses patologik berkurang, jaringan granulasi akan mengisis ulkus sehingga terbentuk jaringan parut (Jewetz et al., 2005). S. dysenteriae dapat menyebabkan 3 bentuk diare :

· Disentri klasik dengan tinja yang konsisten lembek disertai darah, mucus dan pus · Watery diarrhea

· Kombinasi antara disentri klasik dengan tinja yang konsisten lembek disertai darah, mucus, pus dengan watery diarrhea.

Secara klasik, Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen, demam, BAB berdarah, dan feses berlendir. Gejala awal terdiri dari demam, nyeri abdomen, dan diare cair tanpa darah, kemudian feses berdarah setelah 3 – 5 hari kemudian. Lamanya gejala rata-rata pada orang dewasa adalah 7 hari, pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 – 4 minggu. Shigellosis kronis dapat menyerupai kolitis ulseratif, dan status karier kronis dapat terjadi.

(12)

Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi, termasuk gejala pernapasan, gejala neurologis seperti meningismus, dan Hemolytic Uremic Syndrome. Artritis oligoartikular asimetris dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri. Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah. Kultur feses dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik.

Penata laksanaan Shigellosis dengan pemberian antibakteri seperti kotrimoksazol, ciprofloksasin, ampisilin, asam nalidixic atau ceftriaxone dapat membantu memperpendek masa sakit dan sekresi patogen serta meringankan penyakit. Obat-obat antibakteri tersebut harus digunakan pada situasi tertentu dengan indikasi yang jelas, indikasi tersebut antara lain untuk mengurangi beratnya penyakit, untuk melindungi kontak dan indikasi epidemiologis. Resistensi bakteri Shigella sp terhadap antibiotic dengan segala aspeknya bukanlah merupakan suatu hal yang baru, dimana selama 5 dekade terakhir bakteri

Shigellasp telah resisten terhadap berbagai antibakteri baru yang pada awalnya sangat

efektif terhadap infeksi Shigella sp yang resisten terhadap multiantibiotik, seperti S.

dysenteriae tipe 1, ditemukan di seluruh dunia dan timbul sebagai akibat pemakaian

antibiotika yang tidak rasional. Akibat sering terjadinya resistensi terhadap suatu antibakteri maka pemilihan antibakteri yang tepat perlu dilakukan, dimana pemilihan antibakteri tergantung kepada gambaran resistensi bakteri setempat sesuai prevalensi infeksi yang terjadi pada daerah tersebut (James, 2001).

Sesudah masa inkubasi yang pendek (1-2 hari), ada serangan tiba-tiba berupa sakit perut, demam, dan diare cair. Diare terjadi akibat pengaruh eksotoksin dalam usus kecil. Eksotoksin merupakan sebuah protein antigenik (merangsang produksi antitoksin) dan mematikan pada binatang percobaan. Pada manusia, eksotoksin dapat menghambat penyerapan gula dan asam amino pada usus kecil (Jawetz et al., 2005).

· Toksin

Shigella sp menghasilkan toksin yang disebut Shigatoksin dan mengadakan

multiplikasi tanpa invasi di dalam jejunum kemudian memproduksi toksin. Toksin ini kemudian berikatan dengan reseptor dan menyebabkan aktivasi proses sekresi sehingga terjadi diare cair yang tampak pada awal penyakit, hal ini merupakan tanda dari sifat enterotoksik shigatoksin. Selanjutnya, perjalanan penyakit melibatkan usus besar dan invasi jaringan dimana aksi shigatoksin akan memperberat gejalanya. Efek enterotoksin shigatotoksin lebih pada penghambatan absorpsi elektrolit, glukosa, dan asam amino dari lumen intestinal (Dzen dkk, 2003).

(13)

Toksin shigella dysenteriae dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Endotoksin

Pada waktu terjadi autolisis, semua Shigella mengeluarkan lipopolisakaridanya yang toksik. Endotoksin ini mungkin menambah iritasi pada dinding usus.

2. Eksotoksin (Shigella dysentriae)

S. Dysentriae tipe 1 (basil Shiga) memproduksi eksotoksin tidak tahan panas yang dapat

mempengaruhi saluran pencernaan dan sistem saraf pusat. Eksotoksin merupakan protein yang bersifat antigenik (merangsang produksi antitoksin) dan mematikan hewan percobaan. Sebagai enterotoksin, zat ini dpat menimbulkan diare, sebagaimana halnya enterotoksin.

Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena, tergantung dari keparahan penyakit. Derivat opiat harus dihindari. Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya penyakit danpenyebaranbakteri.Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan.

Antibiotik terpilih untuk infeksi Shigella adalah ampisilin, kloramfenikol, sulfametoxazol-trimetoprim. Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa kanamisin, streptomisin dan neomisin merupakan antibiotik yang dianjurkan untuk kasus-kasus infeksi Shigella. Masalah resistensi kuman Shigella terhadap antibiotik dengan segala aspeknya bukanlah merupakan suatu hal yang baru. Shigella yang resisten terhadap multiantibiotik (seperti S. dysentriae 1) ditemukan di seluruh dunia dan sebagai akibat pemakaian antibiotika

.

· Gambaran Klinik

Setelah masa inkubasi yang pendek (1-3 hari) secara mendadak timbul nyeri perut, deman dan tinja encer. Tinja encer tersebut berhubungan dengan kerja eksotoksin dalam usus halus. Sehari atau beberapa hari kemudian, karena infeksi meliputi ileum dan kolon, maka jumlah tinja meningkat; tinja kurang encer tetapi sering mengandung lendir dan darah.

Tiap gerakan usus disertai dengan ‘mengejan’ dan tenesmus (spasmus rektum), yang menyebabkan nyeri perut bagian bawah. Demam dan diare sembuh secara spontan dalam 2-5 hari pada lebih dari setengah kasus dewasa. Namun, pada anak-anak dan orang tua,

(14)

kehilangan air dan elektrolit dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis, dan bahkan kematian. Penyakit yang disebabkan oleh S.dysenteriae dapat sangat berat.

Kebanyakan orang pada tahap penyembuhan,mengeluarkan kuman disentri dalam waktu yang singkat, tetapi beberapa diantaranya tetap menjadi pembawa kuman usus hingga menahun dan dapat mengalami serangan penyakit berulang-ulang. Pada penyembuhan infeksi, kebanyakan orang membentuk antibody terhadap Shigella dalam darahnya, tetapi antibody ini tidak melindungi terhadap reinfeksi.

· Cara penularan

Shigella tersebar oleh kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, atau makan makanan

terkontaminasi atau minum air yang terkontaminasi. Lalat mungkin juga menjadi penyebab tumbuhnya organisme. Dosis infektif yang rendah, sedikitnya 200 organisme yang dapat memfasilitasi penyebaran dari orang yang satu dengan orang yang lain. Manusia dan beberapa primata hanya menjadi reservoir Shigella. ·

DIAGNOSIS LABORATORIUM

A. Bahan : Tinja segar, lendir, dan usapan rektum untuk pembiakan. Sejumlah besar leukosit dan merah sering dapat terlihat secara mikroskopik dalam tinja. Bahan serum, bila diinginkan, harus diambil tiap 10 hari untuk menunjukan kenaikan titer aglutinasi antibodi.

B. Biakan: Bahan digoreskan pada perbenihan diferensial (misalnya, Mac Conkey atau agar EMB) dan pada perbenihan selektif (agar enterik Hektoen atau agar Salmonella-Shigella), yang menekan Enterobacteriaceae lain dan organisme gram-positif. Koloni-koloni yang tidak berwarna (laktosa negatif) diinokulasikan ke dalam perbenihan agar triplet gula besi.

C. Serologi: Orang normal mempunyai aglutinin terhadap berbagai spesies

Shigella. Tetapi, serangkaian penetapan titer antibodi dengan selang waktu 10 hari dapat

menunjukkan kenaikan antibodi spesifik. Serologi tidak digunakan untuk mendiagnosis infeksi Shigella

C. Isolasi dan identifikasi

Kurangnya perhatian shigella sebagai pathogen keracunan makanan menyebabkan proses isolasi dan identifikasi dari makanan menjadi relative tidak berkembang.

Teknik identifikasi yang cepat didasarkan pada:

(15)

· Metode reaksi rantai polymerase untuk mendeteksi plasmid virulensi oleh DNA hibridasi.

Pemeriksaan meliputi mikroskopis dan isolasi (kolini tidak mempermentasikan laktosa), tinja (mengandung darah/lendir) kemudian ditanam pada pembenihan selektif.

1. Spesimen (bahan pemeriksaaan) : tinja, rectal swab 2. Kultur

a. Isolasi : MC.SS b. Enrisment selenit

1. Tanam spesiemen pada MC, SS, eramkan pada suhu 370 C selama 24 jam.

2. tanam spesimen pada pembenihan selenit lalu eramkan pada suhu 370 C selama 24 jam, kemudian pindahkan biakkan tersebut pada pembenihan MC, SS, eramkan pada suhu 370 C selama 24 jam.

Ciri khas koloni yang tumbuh :pengematan koloni tersangka pada pembenihan SS dan MC menunjukkan koloni yang tidak berwarna karena tidak meragikan laktosa. Pada umumnya koloni smooth, jernih, kadang-kadang keruh. S. Sonnei agak kerur

3. Identifikasi dengan gula-gula pendek :

koloni yang tersangka pada medium SS, MC, ditanam pada TSIA, SIM, dan urea. Tabel 2-1 test bioklimia shigella

Shigella TSIA Alakali/acid Gas -H2S -Indol + Pergerakan -Ornitin + Penilalanin -Sukrosa -Urea -VP

-Tabel 2-2 Reaksi Biokimia spesies shigella

Shigella

TSA SIM M r Vp

Gual-gula

(16)

Sigella Dysenrteriae Shigella Flexneri Shigella boydii Shigella sonnei ALK/AC D ALK/AC D ALK/AC D ALK/AC D -+ + -+ + + + + + + + + +/ -+ + - +/ -D. Pemeriksaan Serologi

Orang normal sering mempunyai aglitinin untuk melawan beberapa shigella. Meskipun begitu, beberapa penentuan anti bodi titer memperlihatkan sebuah reaksi dalam spesifik antibodi

SKEMA ISOLASI

Sampel : Rectal swab / Feaces

SSA MSB

Inkubasi suhu 370 C (18-24 jam) inkubasi suhu 370 C (18-24 jam)

SSA

Inkubasi suhu 370 C (18-24 jam) Koloni : Putih, jernih, transparan, sedikit cembung

(17)

E. Hubungan shigella dengan makanan

Kasus-kasus keracunan makanan yang menyebabkan shigellosis dianggap jarang dan beberapa orang menganggap suatu permasalahan yang tidak bermakna. Kasus-kasus keracunan lebih dikaitkan dengan salmonella. Pada kasus keracunan makanan yang menyebabkan shigellosis biasanya disebabkan oleh adanya kontaminasi shigella pada tahap persiapan makan. Adanya kontaminasi dihubungkan dengan sistem pembuangan tinja yang tidak sempurna dan organism (vector) yang mendukung terjadinya kontaminasi adalah lalat (tinja dari orang karier).

Makanan yang tidak dimasak dengan benar seperti cocktail udang dan salad tuna diidentifikasi telah terlibat dalam sejumlah wabah. Di Cambridgeshire, Inggris, pada tahun 1992 diadakan pesta dengan hidangan makanan prasmanan, didapati 107 dari 200 tamu terinfeksi diare dan sh. sonnei diisolasikan 81 dari 93 sampel tinja yang ambil . Organisme ini juga terisolasi dari penyedia catering. Penyelidikan mengungkapkan hubungan yang kuat antara penyakit dan konsumsi dua piring udang dimana kontaminasi terjadi pada tahap persiapan yang terjadi di tempat penyedia catering tadi.

Spesies Motil Indol Glu Lak Malt Sukr Man

Shigella dysenteri (A) Shigella schimitzi (A) Shigella flexneri (B) Shigella new castle (B) Shigella boydii (C) Shigella sonnei (D) -+ +/ -+ + + +/g + + - +/ -+ -+ +

(18)

F. Pencegahan penyakit disentri yang deisebabkan oleh Shigella dysentriae

Pencegahan penyakit disentri yang disebabkan oleh Shigella dapat dilakukan dengan langkah-langkah yang meliputi :

· Cuci tangan dengan sabun

· Menjamin ketersediaan air minum yang aman · Pembuangan limbah kotoran manusia yang aman · Pemberian ASI eksklusif pada bayi

· Penanganan dan pengolahan makanan yang aman · Pengendalian alat

Langkah-langkah tersebut tidak hanya akan mengurangi kejadian Shigellosis, tapi penyakit diare juga. Dalam semua kasus, pendidikan kesehatan dan kerjasama masyarakat dalam melaksanakan tindakan pengendalian sangat penting.

· Pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah kunci untuk kesadaran masyarakat akan kesehatan, sehingga dapat mencegah transmisi penyakit. Masyarakat diberi pengetahuan tentang bagaimana Shigella dapat menyebabkan diare dan bagaimana pencegahan transmisinya. Masyarakat juga diberitahu jika terjadi diare berdarah untuk segera melakukan pengobatan di tempat fasilitas kesehatan terdekat.

· Cuci tangan

Cuci tangan dengan sabun adalah langkah yang sederhana dan efektif untuk mencegah penyebaran Shigella, cuci tangan juga harus dipromosikan di setiap rumah tangga. Cuci tangan dengan sabun setelah buang air besar, sebelum menyiapkan atau menangani makanan dan sebelum makan.

· Ketersediaan air

Shigella dapat mencemari air pada semua tahap distribusi, dari sumber air sampai saat di konsumsi. Air minum harus dipastikan aman, termasuk selama transportasi dan penyimpanan. Tempat pembuangan air besar tidak dibolehkan 10 meter dari sumber air. · Sistem pembuangan tinja

Sistem pembuangan tinja harus aman dan bersih, system yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang baik agar tetap terjaga kesehatan masyarakat.

(19)

Anak yang mendapatkan ASI akan lebih sedikit resiko terkena diare atau disentri karena Shigella. ASI eksklusif dapat memberikan perlindungan atau daya tahan terhadap resiko diare karena Shigella.

· Keamanan makanan

Makanan dapat terkontaminasi oleh Shigella pada semua tahap produksi dan persiapan. Termasuk di tempat umum seperti pasar, selama persiapan makanan di rumah atau di restoran dan makanan tanpa pendingin setelah disiapkan.

Langkah-langkah agar konsumsi makanan aman :

· Makanlah makanan selagi panas atau panaskan makanan sebelum dimakan · Cuci peralatan makan dan memasak lalu keringkan sampai benar-benar kering

· Jauhkan makanan yang telah dimasak dan perlatan yang bersih dari bahan mentah dan perlatan yang berpotensi kontaminasi.

(20)

1. Tinjauan khusus

Pembiakan dengan identifikasi bakteri bersumber dari spesimen yang merupakan hasil proses infeksi. Infeksi itu sendiri dapat berasal dari berbagai sumber. Tempat masuknya bakteri biasanya spesifik terutama untuk bakteri pathogen, bakteri harus tumbuh dan berkembang di dalam hospes dan menyebar melalui system limfa dan aliran darah menyebar keseluruh jaringan. Pathogenitas bakteri terutama disebabkan oleh adanya kapsul pada bakteri tersebut, bakteri yang tidak berkapsul lebih mudah difagosit oleh sel leukosit.

a. Media pembenihan

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya sesuai kebutuhan bakteri. Oleh karena bakteri yang berbeda memerlukan kebutuhan akan nutrisi yang berbeda pula, sehingga dikembangkan berbagai macam media pertumbuhan untuk digunakan dalam diagnosa mikrobiologi.

Media pembenihan terdiri dari dua bentuk yaitu cair dan padat (agar). Pada media cair, bahan-bahan gizi dilarutkan dalam air sehingga pertumbuhan bakteri ditandai dengan perubahan warna media menjadi keruh, semakin banyak bakteri tumbuh akan semakin keruh larutan. Diperlukan jumlah bakteri 106 sehingga dapat terlihat adanya pertumbuhan tanpa mikroskop. Media padat dibuat dengan penambahan bahan pengeras pada campuran bahan gizidan air. Biasanya digunakan agarosa yang memiliki sifat cair pada suhu ≥ 950C tetapi berbentuk padat dibawah 500C. dengan kondisi inkubasi yang sesuai bakteri dapat tumbuh dan berkembang dalam jumlah yang banyak sehingga dapat dilihat tanpa menggunakan mikroskop. Pertumbuhan bakteri membentuk kelompok yang terdiri dari satu jenis bakteri yang disebut koloni, dengan kata lain dalam satu koloni adalah bakteri yang sama genus dan spesiesnya memiliki karakteristik gen dan fenotip yang sama. Pembiakan bakteri yang terdiri satu macam koloni yang seragam disebut dengan pembiakan murni. Pembiakan yang murni diperlukan untuk identifikasi bakteri, untuk memudahkan pengambilan koloni yang sama ketika ditanam pada media identifikasi.

b. Bahan-bahan media pertumbuhan

1. Bahan dasar

(21)

- Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadatan media. Agar sulit didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 450C. jasad heterotrof memerlukan sumber karbon organic antara lain dari karbohidrat,lemak,protein, dan asam organic.

- Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein, atau senyawa bernitrogen lain dan sejumlah vitamin.

2. Bahan tambahan

Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan kemedium dengan tujuan tertentu, misalnya phenol red (indicator asam basa) ditambahkan untuk indicator perubahan pH akibat produksi asam organic hasil metabolisme. Antibiotic ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba nontarget/kontaminasi. 3. Bahan lain yang sering digunakan dalam pembuatan media

a. Peptone, peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin, dan kedelai. Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara memperolehnya.

b. Meat extact, mengandung basa organic. Terbuat dari otak, limpa, plasenta, dan daging sapi.

c. Yeast extract, terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alcohol. Yeast extract mengandung asam amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunakan dalam amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dll. Kosentrasi yang ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah 0,5-1%.

Klasifikasi dan fungsi media

1. Medium berdasarkan sifat fisik

- medium padat, media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin menjadi padat.

- medium setengah padat, media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kental, tidak padat, tidak begitu cair. Media semisolid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar keseluruh media tetapi tidak mengalami pencampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan dibawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata diseluruh media.

- medium cair, yaitu media yang tidak mengandung agar. Contohnya, NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth), TSB (Trypticase Soy Broth).

(22)

- medium sintesis yaitu media yangf komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.

- medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misalnya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.

- medium nonsintetis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.

3. Medium berdasarkan tujuan

- Media untuk isolasi

Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrien Broth, Blood Agar.

- Media selektif/penghambat

Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium yang ditambah Ampichilin untuk merangsang E.coli resisten antibiotic dan menghambat kontaminan yang peka, ampichilin, Saltbroth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus Agalactiae yang toleran terhadap garam. - Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk

pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, serum agar, buffer charcoal yeast extract agar yang mengandung L-cystein dan bahan gizi lain untuk pertumbuhan legionella pneumophilla penyakit legionnaire.

- Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik

Media ini digunakan untuk mengdiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu mikroba. Contohnya adalah Koser’s Citrate medium, yang digunakan untuk menguji kemampuan menggunakan asam sitratsebagai sumber karbon.

- Media untuk karakterisasi bakteri

Media yang digunakan untuk mengetahui kemampuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang indicator ditambahkan untuk menunjukan adanya perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar.

(23)

Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari bakteri lainnya yang sama-sama tumbuh dalam media perbedihan berdasar karakter spesifik yang ditujukan pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih enterobacteria berdasarkan bentuk,warna,ukuran koloni, media Mac Conkey agar merupakan media diferensial dan selektif karena tidak dapat menumbuhkan bakteri gram positif. Dari sekian banyak macam media, media yang paling sering digunakan untuk identifikasi bakteri adalah :

1.Brain-Heart Infusion (BHI) pembenihan cair.

BHI adalah media penyubur yang berguna untuk pertumbuhan berbagai bakteri baik bentuk cair maupun agar. Bahkan terdiri dari beberapa jaringan hewan ditambah pepton, buffer posfat, dan sedikit dekstrosa. Penambahan karbohidrat memungkinkan bakteri dapat menggunakan langsung sebagai sumber energy. BHI biasanya digunakan untuk media pertumbuhan spesimen darah.

2.Perbenihan cair gram negative (GN Broth)

Media selektif gram negative digunakan untuk pembiakan bakteri pathogen saluran pencernaan (salmonella spp dan shigella spp) dari spesimen feses dan rectal swab. Larutan berisi beberapa bahan aktif termaksuk natrium sitrat dan natrium deoksikolat yang menghambat pertumbuhan organisme gram positif dan mempercepat pertumbuhan bakteri gram negative. Untuk mengoptimalkan selektif media, GN Broth setelah diinkubasi 6-8 jam setelah penanaman pertama harus diisolasi ulang dan diinkubasi kembali. Apabila melewati waktu tersebut bakteri nonenterik pathogen akan tumbuh melampaui phatogen.

3.Colombia CNA mengandung darah

Agar Colombia CNA adalah media dasar yang mengandung tiga komponen sumber pepton dan darah domba 5% yang tidak mengandung fibrin. Media ini juga dapat membedakan reaksi bakteri berdasarkan kemampuan dalam menghemolisa darah. CAN adalah antibiotic colistin ( c) dan nalidixic acid (NA) yang ditambah ke dalam media untuk menghambat mikroorganisme gram negative dan menumbuhkan bakteri gram positif. Contohnya untuk pembenihan lactobacillus spp dari specimen secret vagina, streptococcus yang menyebabkan infeksi pada vagina dan wanita hamil.

4.Hektoen Enteric Agar (HE)

Terdiri dari gram empedu dan zat warna indicator (bromthymol blue dan fuchsin acid) untuk memperlambat bakteri nonpatogenik gram negative batang yang terdapat disaluran pencernaan dan memberi kesempatan salmonella dan

(24)

shigella tumbuh. Media HE juga merupakan media diferensial karena bakteri nonenterik pathogen akan tumbuh koloni berwarna oranye sampai merah muda kekuningan. Koloni ini timbul dari organisme yang memiliki kemampuan memfermentasi latosa dalam media. Kemampuan meragi menghasilkan asam yang akan menurunkan pH media dan menyebabkan perubahan indicator bromthymol blue . shigella tidak meragi laktosa sehingga warna media biru kehijauan tidak berubah seperti karakteristik media diferensial, media mengandung feri ammonium sitrat yang mendeteksi adanya produksi gas H2S seperti salmonella spp. Dapat terlihat melalui adanya presipitasi warna hitam pada media.

5.Mac Conkey agar

Mac conkey agar adalah media selektif dan diferensial yang paling sering digunakan. Media ini terdiri dari zat warna Kristal violet untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan jamur dan memungkinkan beberapa macam bakteri gram negative batang tumbuh netral red sebagai pH indicator memberi warna pink sampai merah pada koloni misalnya salmonella spp. Untuk bakteri yang tidak meragi laktosa misalnya shigella spp memberi warna koloni jernih transparan.

6.phenyl ethil alcohol (PEA)

PEA adalah agar darah domba yang ditambahkan Phenyl ethyl alcohol untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram negative darah domba 5% dalam PEA menyediakan kebutuhan nutrisi untuk bakteri gram positif coccus.

7.Perbenihan cair tloglikolat

Pembenihan cair tloglikolat adalah media penyubur yang mengandung bahan-bahan nutrisi seperti casein, ragi, dan ekstrak daging sapi serta vitamin untuk mempercepat pertumbuhan. Bahan lain yang ditambahkan indicator oksidasi reduksi (resazurin), dextrose, vitamin k1 dan hemin biasa ditambahkan pada media modifikasi. Chayer martin sebagai tambahan pada media ditambahkan 0,075% untuk mencegah pengaruh oksigen langsung terhadap larutan, bahan tambahan ini diberikan untuk memberikan suasana anaerob pada bagian dasar tabung sehingga bakteri anaerob dapat tumbuh.

8.Agar darah

Agar darah meruoakan media paling banyak digunakan untuk penanaman bakteri yang sukar tumbuh karena pada agar darah domba mengandung nutrisi yang dibutuhkan bakteri. Koloni yang tumbuh pada media ini biasanya spesifik dan mudah dikenali. Media pada dasarnya terdiri dari sumber protein (pepton), protein kedelai olahan (mengandung KH), NaCl, agar dan darah domba 5%. Bakteri penghasil enzim ekstraseluler yang dapat melisiskan sel

(25)

darah merah domba pada agar (hemolisis). Aktifitas ini ditandai dengan adanya zona jernih disekeliling koloni (beta hemolisis). Kehijauan ((alpha hemolisis) dan untuk bakteri yang tidak menghemolisa darah tidak terjadi perubahan pada sekeliling koloni bakteri (gama/ nonhemolisis).

9.Agar coklat dan Thayer martin

Agar coklat sama seperti agar darah tetapi pada agar coklat darah yang digunakan diisikan terlebih dahulu sebelum dimasukan ke larutan agar. Setelah darah lisis sel eritrosit mengeluarkan bahan-bahan intraseluler seperti haemoglobin,heamin, dan koenzim nicotinamide adenine dineucleotida (NAD) yang dapat digunakan oleh bakteri yang sukar tumbuh. Darah yang lisis memberikan warna coklat pada media sehingga disebut dengan agar coklat. Biasanya bakteri pathogen yang tumbuh pada media agar coklat yaitu Neisseria meningitidis, Haemophilus spp (terlihat dalam infeksi saluran pernapasan dan telinga).

Thayer martin agar adalah media diperkaya dan selelektif untuk isolasi Neisseria gonorhoeae. Penambahan antibiotic colistin bertujuan untuk menghambat bakteri gram negative vancomisin untuk menghambat bakteri gram positif dan nistatin menghambat pertumbuhan ragii. Antibiotic trimetropin juga ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan Proteus spp,dan bakteri lainnya yang akan tumbuh menyebar diseluruh permukaan agar dan dapat menghalangi koloni bakteri yang akan diidentifikasi Neisseria spp pada media modifikasi Thayer martin lewis, antibiotic nistatindiganti dengan ansamisin.

Sterilisasi Media

Bahan media yang telah dilarutkan baik media cair maupun untuk media padat harus dilakukan terlebih dahulu melalui proses sterilisasi menggunakan autoclave yaitu alat untuk mensterilkan alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 psi atau sekitar 2atm dengan suhu 1210C (2500F). jadi tekanan yang bekerja keseluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inci2(15 psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan selama 15menit dan waktu harus dihitung dimulai ketika suhu telah mencapai 1200C. setelah diautoclave media harus mencapai suhu sekurangnya 500C sebelum dituang ke dalam cawan petri steril (biasanya 25ml untuk satu cawan petri) sedangkan untuk penambahan bahan-bahan seperti darah,antibiotic, vitamin dan mineral harus ditambahkan pada saat agar dingin sebelum dituang ke cawan petri. Untuk komponen media yang tidak tahan panas dilakukan sterilisasi dengan cara filtrasi membrane.

(26)

Lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan media

Kondisi lingkungan yang optimal akan mendukung pertumbuhan bakteri pada media pembiakan. Empat faktor lingkungan yang paling penting yaitu :

1. Tersedianya oksigen atau karbondioksida

Kebanyakan bakteri adalah terdiri dari bakteri aerob,anaerob,fakultatif atau aerob obligat. Bakteri aerob adalah bakteri yang menggunakan oksigen sebagai reseptor electron. Bakteri anaerob fakultatif dapat tumbuh pada kondisi aerob dan anaerob. Tetapi untuk bakteri seperti Pseudomonas spp, Neisseria spp, Bordetela spp, Brucellaa spp, dan Francicella spp adalah bakteri obligan aerob yaitu bakteri yang tidak dapat tumbuh tanpa ada oksigen. Sedangkan bakteri yang tumbuh membutuhkan oksigen dalam jumlah sedikit disebut mikroaerofilik.

2. Suhu

Bakteri pathogen biasanya tumbuh sangat baik pada suhu yang sama dengan suhu jaringan dan organ tumbuh hospes yaitu 370C walaupun demikian suhu pembiakan biasanya berada pada rentang 35-370C akan tetapi beberapa bakteri memerlukan suhu tertentu untuk inkubasinya misalnya camphylobacter jejuni (420C), listeria monocytogenes dan yersintia enterocolitica (dapat tumbuh pada suhu 00C tapi suhu optimum antara 20 dan 400C).

3. pH

pH adalah pengukuran konsentrasi ion hydrogen pada lingkungan mikroorganisme. Nilai pH 7 menunjukan kondisi netral sedangkan sedangkan pH lebih kecil dari 7 disebut asam dan pH lebih besar dari 7 disebut basa. Kebanyakan bakteri klinik menyukai kondisi pH diantara pH netral 6,7-7,5 kebayakan media yang diperjualbelikan telah mengandung buffer sehingga pengecekan pH sudah tidak diperlukan lagi.

4. Kelembaban

Air merupakan komponen yang sudah terdapat dalam media baik pada media padat ataupun cair tapi untuk penyimpanan dalam jangka waktu yang lama saat pembiakan bakteri akan menyebabkan kehilangan sebagian besar air yang timbul karena proses evaporasi. Kehilangan air dan media dapat menggangu pertumbuhan bakteri melalui dua cara yaitu : berkurangnya air yang merupakan komponen penting yang akan digunakan untuk metabolism bakteri, dan dengan berkurangnya air maka kosentrasi zat terlarut dalam media akan meningkat, dengan meningkatnya kosentrasi zat terlarut akan meningkatkan tekanan osmotic sehingga akan menekan sel bakteri dan sel akan lisis.

(27)

Isolasi atau pembiakan adalah proses menumbuhkan mikroorganisme dari tempat infeksi (lingkungan in vivo) melalui berbagai spesimen dan menumbuhkan dalam lingkungan tiruan dilaboratorium (lingkungan invitro). Ketika bakteri tumbuh pada media, pada umumnya populasi bakteri akan mudah diamati tanpa mikroskop karena berada dalam jumlah yang banyak berupa koloni bakteri sehingga memungkinkan untuk identifikasi laboratorik selanjutnya. Keberasilan pemindahan bakteri dari lingkungan in vivo ke in vitro memerlukan nutrisi dan lingkungan yang dibutuhkan oleh bakteri pathogen tersebut. Karena pada lingkungan invivo bakteri dapat menggunakan berbagai hasil metabolic dan jalur fisiologig untuk pertumbuhan selama berada didalam tubuh hospes kemudian secara tiba-tiba harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi tiruan dilaboratorium. Dengan demikian sangatlah penting untuk menyediakan nutrisi yang diperlukan dan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan bakteri.

Inkubasi

Metode-metode yang digunakan untuk mengoptimalkan kondisi inkubasi ;

Inkubasi dilakukan pada suhu optimum untuk pertumbuhan bakteri (3500C-3700C) dan kelembaban udara yang mengandung CO2 sekitar 3-5%.

Untuk pertumbuhan bakteriyang memerlukan CO2lebih banyak di perlukan inkubasi pada tempat khusus yang mengandung CO2 (tablet natrium bikarbonat) dengan kelembaban dan penutupan yang sangat erat akan menghasilkan CO2 yang cukup sebagai alternative dapat juga dilakukan inkubasi pada sungkup lilin yang dapat menghasilkan CO2 3%.

Identifikasi bakteri

Setelah isolasi bakteri yang tumbuh pada media pembenihan dilakukan identifikasi dengan tahapan sebagai berikut :

1. Evaluasi morfologi koloni

Evaluasi morfologi koloni dengan memperhatikan warna koloni, bentuk koloni (seperti titik, bundar, berfilamen, atau tidak beraturan). Elevasi koloni (cembung, cekung, daatar). Serta batas koloni (halus atau tidak beraturan).

(28)

Pemeriksaan mikroskopik dengan cara pewarnaan gram dengan melihat diferensiasi (termaksuk bakteri gram positifaatau negative), bentuk (coccus,batang,koma,atau plaimorf), susunan (sendiri-sendiri, diplo, berantai, atau seperti anggur).

3. Uji biokimia

Uji biokimia dilakukan untuk meliat karakteristik bakteri melalui reaksi biokimia yang biasa dilakukan diantaranya :

a. TSIA (Tripel Sugar Iron Agar)

Digunakan untuk identifikasi bakteri gram negative batang untuk melihat kemampuan meragi glukosa,sukrosa dan laktosa.

b. Fermentasi karbohidrat/gula-gula c. MR/VP (Methyl Red/Voges Proskauer)

Uji ini dilakukan untuk menentukan organisme yang memproduksi dan mengelola asam dan produk-produknya dari hasil fermentasi glukosa, memperlihatkan kemampuan system buffer dan menentukan organisme yang menghasilkan produk netral (asetil metal karbinol atau aseton) dari hasil fermentasi glukosa.

d. SIM (Sulfur, Indol, Motility)

Uji untuk mengetahui pergerakan bakteri produksi indol dan pembentukan gas H2S e. Simon citrate

Uji ini dilakukan untuk menentukan bakteri yang menggunakan sitrat sebagai sumber karbon.

(29)

LAMPIRAN

Soal diskusi :

1. Bagaimana cara pengobatan jika kita terinfeksi shigella ? 2. Apakah ada sumber lain dari penularaan shigella ?

3. Apa yang menyebabkan sehingga terdapat darah dalam feses . Dan bagaimana cara pengobataannya ?

Jawaban :

1. Jika kita terinfeksi shigella cara pengobatannya yaitu :

- Antibiotik yang tepat untuk membunuh bakteri dalam hitungan hari - Penderita banyak diberi cairan

- Minum rehirasi oral

- Untuk kasus yang berat , cairan intravena ( infus ) akan diperlukan - Makan makanan padat

- Menghindari obat anti diare atau anti muntah kecuali bila direspkan atau rekomendasi dokter

2. Iya ada penularannya biasa terjadi melalui dari makan – makanan siap saji , mainan toilet , dan jajanan luar yang tidak jelas sumber makanan nya darimana.

(30)

3. Yang menyebabkan adanya darah dalam feses yaitu terjadinya infeksi atau pembekakan di anus sehingga menyebabkan ambeien ( wasir ) . Adapun cara pengobatannya yaitu makan –makanan yang berserat , buah-buahan dan jangan

duduk terlalu lama/berjam-jam .

DAFTAR PUSTAKA

· World Health Organization, 2005, Guidelines for the control of shigellosis, including epidemics due to Shigella dysenteriae type 1

· Anonim, 2008, Shigella dysentriae. http://ep.wikipedia.org/wiki/shigella_dysenterie,

· http://www.tekpan.unimus.ac.id/index.php?

option=com_content&view=article&id=76:mikroba-patogen&catid=34:tugas-mahasiswa&Itemid=55

· 9

· http://www.mikrobia. files . wordpress.com / 2008 /05/ devi - nathania -0781141271.pdf · http://www.biologiedukasi.com/2014/11/bakteri-shigella-dysenteriae-penyebab.html

Gambar

Tabel 2-1 test bioklimia shigella

Referensi

Dokumen terkait

Tutkimuksessani osallisuuden kokemusta rakentavien osa-alueiden osalta voidaan todeta, että enemmistö vastaajista eli puolet, oli vastannut olevansa jokseenkin samaa mieltä tai

proses penciptaan karya seni bisa berasal dari ber - bagai hal atau peristiwa yang paling dekat dengan kehidupan pribadi kita, ketika pribadi dengan ber- bagai pengalaman estetika

Maka, dengan memanfaatkan perkembangan android saat ini, peneliti akan membuat sebuah aplikasi augmented reality sebagai alat peraga atau media pembelajaran pengenalan hardware

Keizerina Devi Azwar, SH, CN, M.Hum, selaku Sekretaris Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan juga Dosen Pembimbing III penulis yang

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada metode guided discovery memiliki keterkaitan dengan indikator pada keterampilan proses terintegrasi. Keterkaitan tersebut, yaitu a)

Pengkajian objektif dilakukan dengan melakukan pemeriksaan fisik bagian perifer dari diabetisi yang diawali pemeriksaan fungsi saraf otonom dengan melakukan inspeksi

Open Graded Asphalt merupakan generasi baru dalam perkerasan lentur yang menggunakan agregat bergradasi terbuka yang memiliki fraksi agregat kasar tidak kurang dari