• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMBACA JALAN PIKIRAN ORANG LAIN LEWAT GERAKAN MATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MEMBACA JALAN PIKIRAN ORANG LAIN LEWAT GERAKAN MATA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MEMBACA

PIKIRAN ORANG LAIN

MELALUI

GERAKAN MATA

DONNY ADITYA

(2)

PENDAHULUAN

SISTEM-SISTEM REPRESENTASIONAL

Makhluk hidup selalu berpikir, dengan mengerahkan kemampuan nalarnya yang luar biasa. Di antara seluruh anggota badan anda, otak membangkitkan, mengatur dan mengendalikan satu-satunya unsur dari manusia yang paling bebas dan tidak terbelenggu ruang dan waktu. Pikiran anda dapat menjelajah masa lalu, masa kini dan masa depan. Pikiran anda dapat membayangkan segala hal yang tersembunyi dari panca indera anda. Pikiran anda dapat membayang apa-apa saja yang disimpan di dalam sebuah brandkas yang terkunci dan untuk membukanya diperlukan kode sandi. Pikiran anda dapat meramalkan apa yang terjadi jika seorang anak kecil menyeberangi jalan yang sedang ramai oleh lalu lintas kendaraan. Pikiran anda dapat membayangkan apa yang akan terjadi esok hari seandainya hari ini anda tidak berhasil memperoleh uang. Dengan kemampuan-kemampuan semacam inilah manusia membangun hukum sebab dan akibat yang akan menjadikan kehidupannya hari ini lebih baik dari kehidupannya kemarin, dan kehidupannya besok lebih baik dari kehidupannya hari ini. Inilah tujuan pokok dari pikiran pada spesies manusia. Di sini pula perbedaan antara berpikir pada manusia dengan berpikir pada hewan: hewan menggunakan pikirannya hanya untuk sekedar bertahan hidup atau survival saja.

Penelitian-penelitian mengungkapkan bahwa pada saat otak bekerja, maka otak akan mengakses minimal salah satu dari panca indera anda. Dengan kata lain, minimal salah satu panca indera terlibat dalam bekerjanya otak anda. Disadari atau tidak, setiap orang memiliki unsur panca indera yang menjadi “andalan”nya masing-masing dalam proses berpikirnya. Membayangkan samudera bagi si A mungkin saja berbeda dari membayangkan samudera bagi si B. Bagi si A, misalnya, ketika teringat akan laut, maka yang pertama kali muncul di dalam otaknya adalah pemandangan visual gulungan ombak, nelayan yang siap melaut dan seterusnya. Tapi hal pertama yang muncul dalam pikiran si B mungkin saja rasa mual, atau terdengar jeritan-jeritan orang yang panik karena adanya badai

(3)

tsunami. Dalam konteks ini, kita menyebut si B mengandalkan indera penglihatan, dan si A mengandalkan indera pendengaran dan peraba.

Preferensi akses atas panca indera ini membentuk mindset atau gaya berpikir seseorang. Dalam komunikasi antar manusia, jika kita berhasil mengetahui dengan cukup tepat gaya berpikir lawan bicara anda, maka pengetahuan ini akan sangat membantu terciptanya keakraban dan lancarnya komunikasi yang terjalin sehingga tujuan utama dari komunikasi tersebut akan dapat dicapai dengan lebih mudah, lebih cepat, lebih nyaman tanpa menimbulkan kesalahfahaman atau dampak negatif lainnya di masa yang akan datang: kita menyebutnya sebagai win-win situation.

Meski pun manusia memiliki lima unsur indera fisik, ternyata manusia cenderung lebih banyak mengandalkan tiga unsur indera yang membentuk gaya berpikir masing-masing yang khas: Gaya visual (indera penglihatan), gaya auditoris (pendengaran), dan gaya peraba (perasaan). Tapi tidak harus berarti bahwa indera penciuman dan pengecap tidak digunakan. Kemungkinan besar karena masih belum seragamnya hasil penelitian yang ada, maka dua gaya ini masih dikelompokkan ke dalam gaya berpikir peraba. Kita menyebut kesemuanya ini sebagai modalitas atau sistem-sistem representasional – atau bagaimana kita menayang-ulang dunia berdasarkan persepsi kita. Masing-masing unsur dari panca indera – penglihatan, pendengaran, peraba, pengecap dan penciuman – memiliki sistem ‘cermin’ nya sendiri-sendiri di dalam batin kita. Kita mengingat, membayangkan dan ‘memikirkan’ melalui modalitas-modalitas yang sudah sangat kita kenal ini.

Apa pun yang menjangkau otak anda melalui organ-organ indera anda akan selalu disaring, diolah dan akhirnya dijabarkan menjadi makna-makna tertentu sehingga membentuk ‘pengalaman-pengalaman subyektif’ anda – yaitu tayang-ulang atau ‘representasi’ anda atas dunia berdasarkan semua yang anda amati. Gagasan mengenai kesadaran ini juga didasarkan kepada model mental inderawi yang sama.

Meski pun kita semua memiliki organ-organ indera fisik yang kurang lebih sama, kita merepresentasikan segala sesuatunya dengan cara khas diri kita

(4)

masing-masing. Sistem-sistem rep kita bertindak sebagai bahasa pengalaman kita yang khusus (berpikir, mengingat, membayangkan, mempersepsi dan kesadaran). Bahkan pemahaman dasar mengenai sistem-sistem representasional dan karakteristik-karakteristiknya ini akan memungkinkan anda untuk lebih dapat mengendalikan pikiran anda. Begitu anda dapat mengendalikan cara anda menafsirkan sesuatu, maka anda akan mulai dapat mengendalikan perasaan anda yang pada gilirannya akan dapat lebih mengendalikan perilaku anda. Jika ini terus dilatih, maka anda akan mampu ‘membangun’ pengalaman anda sendiri.

Kita menangkap, mengkode dan menyimpan informasi dengan menggunakan empat sistem representasional utama kita:

1. Penglihatan (L) – melihat atau memandang 2. Pendengaran (D) – mendengarkan

3. Perabaan (R) – merasakan, meraba, menggerakkan 4. Digital Auditoris – dialog batin

Yang terakhir ini baru bagi kita. Digital Auditoris (kadang-kadang disebut juga sebagai berbicara kepada diri sendiri). Dua sistem lainnya, Pengecap dan Penciuman jauh kurang berarti dalam artian komunikasi manusia sehari-hasil. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, keduanya biasanya merupakan satu kesatuan dengan sistem Peraba. Akan tetapi, yang menarik adalah bahwa kadang-kadang penciuman atau rasa akan mampu memicu ingatan yang sudah begitu samar dan berdasarkan keunikannya inilah maka kedua sistem tersebut kemungkinan besar dapat memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan dengan tiga unsur panca indera lainnya.

Sistem-Sistem Pokok dan Primer

Kita selalu menggunakan sistem-sistem representasional ini detik demi detik. Tapi sebagian besar kita pasti memiliki preferensi khusus dalam menggunakan salah satu dari sistem-sistem rep yang ada tersebut. Ini kita sebut sebagai bias

(5)

atau preferensi indera. Bias indera dapat terjadi karena adanya dua kondisi sebagai berikut:

Pertama, kita memiliki ‘sistem pokok’ yaitu sistem representasional yang biasanya kita gunakan untuk mengakses informasi-informasi yang tersimpan. Misalnya, jika anda mengingat kembali sesuatu peristiwa yang terjadi minggu lalu, apakah yang pertama-tama muncul di dalam pikiran anda adalah sesuatu yang pernah anda lihat, ataukah sesuatu yang pernah anda dengarkan atau sesuatu yang pernah anda rasakan? Jawabannya akan sangat bergantung kepada sistem pokok anda, yaitu unsur dari panca indera yang biasanya memandu anda ke sesuatu ingatan tertentu.

Kedua, kita memiliki preferensi dalam cara kita mengolah informasi, atau disebut juga sebagai ‘sistem-sistem primer’ kita. Seseorang yang cenderung berpikir melalui gambar-gambar atau bayangan-bayangan dan dapat dengan mudah ‘menggambarkan’ segala sesuatu, pastilah memiliki preferensi primer penglihatan (visual). Tidak berarti bahwa orang ini hanya berpikir melalui gambar saja, tetapi mereka akan menjadi sangat mudah jika berpikir melalui gambar. Jadi, julukan-julukan seperti ‘manusia visual’ sebenarnya salah kaprah. Lebih lanjut, ada orang yang modalitas sistem pokoknya sama dengan modalitas sistem primer, dan ada pula yang berbeda. Jadi bisa saja seseorang jika memikirkan sesuatu akan langsung tergambar pemandangan tertentu, tetapi untuk memahami sesuatu akan lebih mudah jika diberi penjelasan lisan atau melalui rekaman audio.

Dalam membina keakraban komunikasi, sistem representasi seseorang merupakan wilayah paling penting dari ‘kecocokan’ dalam tukar pikiran. Cara orang menciptakan dan menjalankan ‘peta mental’ mereka akan mencerminkan identitas mereka yang sejati. Jika anda dapat memastikan sistem representasi primer seseorang, maka anda akan mampu ‘berbicara dengan bahasa mereka’ sehingga akan berkomunikasi dengan lebih baik. Karena samanya sistem yang anda gunakan, maka rasa saling pengertian akan semakin meningkat. Akan tetapi, jika orang menggunakan sistem representasi yang berbeda, artinya anda harus melakukan penjabaran atas apa pun yang anda katakan. Misalnya, orang harus

(6)

menjabarkan gambaran-gambaran visual menjadi bentuk-bentuk pendengaran dan/atau bentuk-bentuk perasaan. Tampaknya ini bukan merupakan pekerjaan yang mudah, dan dapat menimbulkan berbagai kesalahfahaman dan oleh karenanya, makan menghambat manfaat gaya berpikir pengimbangan dalam mengukuhkan komunikasi yang lebih baik.

Jika anda tengah memacu dan memimpin satu kelompok, maka anda harus menggunakan semua unsur sistem representasi anda agar semua orang yang terlibat di dalam kelompok tersebut menjadi benar-benar terlibat dan merasa dilibatkan. Mengapa? Karena orang yang anda hadapi akan memiliki bias indera yang berbeda-beda. Ada yang lebih cenderung visual, auditoris, peraba dan ada yang digital auditoris. Akan tetapi, pada percakapan empat mata, anda dapat menggunakan teknik pengimbangan (menyamakan bias indera) sistem representasi mitra komunikasi anda untuk menciptakan keakraban. Hampir semua orang tidak suka menyimpang dari cara berpikir yang lebih mereka sukai. Akan tetapi, begitu anda berhasil menciptakan keakraban, maka anda dapat mengendalikan seorang yang benar-benar visual untuk duduk dan hanya mendengarkan anda untuk sementara waktu, atau orang yang bukan merupakan pemikir visual untuk ‘melukiskan gambaran mental’nya, atau menyampaikan perasaan-perasaan anda kepada orang yang preferensinya bukan indera peraba. Memperluas pengalaman sistem-sistem rep anda akan berarti saling memperkaya ‘peta-peta’ mental.

2. CARA MENDETEKSI PREFERENSI INDERA

Jika anda mampu memastikan preferensi indera seseorang, maka anda mampu mengimbangi atau menyamakan preferensi ini, menciptakan keakraban dan melakukan komunikasi dengan lebih baik. Akan tetapi bagaimana caranya agar anda dapat mengenali preferensi indera seseorang? Ada beberapa ciri pokok sistem representasi pokok atau primer ini.

(7)

Penglihatan (L) – Visual

Orang yang memiliki preferensi penglihatan akan seringkali berdiri atau duduk dengan badan atau kepala tegak dan matanya mengarah agak ke atas. Mereka cenderung menarik nafas dalam dari arah atas dadanya. Cara bicara mereka biasanya cepat, dengan tekanan suara yang lebih tinggi dari tekanan normal, dan ketika dalam percakapan, mereka akan mengolah pemikiran mereka dengan cepat. Mereka duduk dengan arah badan condong ke depan, tampak tertib, rapi dan cermat. Orang ini mengingat sesuatu dengan memandang gambar; suara-suara tidak mudah mengganggu atau menarik perhatian mereka. Seringkali mereka kesulitan mengingat perintah-perintah verbal karena pikiran mereka cenderung mengembara. Mereka cenderung menggunakan kata-kata visual (atau predikat-predikat visual) seperti ‘Saya sudah memperoleh gambaran’. Mereka akan lebih memperhatikan penampilan.

Pendengaran (D) – Auditoris

Orang yang lebih memilih pendekatan pendengaran cenderung mengerak-gerakkan mata mereka ke arah pinggir jika mereka tengah mengakses pemikiran-pemikiran. Mereka bernafas dari arah tengah dada mereka. Sangat mudah terganggu oleh bunyi atau suara, mereka sangat suka berbicara kepada diri mereka sendiri secara diam-diam, kadang-kadang sambil melakukan hal ini, mereka akan mengerak-gerakkan bibir mereka. Mereka berbicara dengan nada yang lebih menggema, tidak setinggi orang dengan preferensi visual, dan suara mereka seringkali terdengar berirama atau bahkan musical. Mereka dapat mengulang-ulang segala sesuatu dengan mudah kepada anda, mereka belajar dengan cara mendengarkan dan biasanya menyukai musik atau berbicara melalui telepon. Para pemikir pendengaran biasanya mengangkat kepala mereka ke satu arah dalam sebuah percakapan, seolah-olah ‘menyodorkan telinganya’ atau berbicara melalui telepon. Mereka menghafal sesuatu secara sekuensial, tahap demi tahap, sekuen demi sekuen. Orang-orang ini suka mendengarkan masukan dalam sebuah percakapan dan memberikan respons atas nada-nada suara atau himpunan kata tertentu. Mereka cenderung menggunakan predikat-predikat

(8)

pendengaran, ‘Terdengarnya bagus”, dan secara umum lebih tertarik kepada bagaimana segala sesuatu itu ‘terdengar’. Sebagai pendengar yang baik, mereka menikmati suara lisan.

Peraba (R)

Orang dengan preferensi peraba cenderung bernafas dari arah perut sehingga pada saat bernafas anda dapat melihat perut mereka keluar masuk. Jika mengingat-ingat sesuatu, maka mereka akan cenderung melihat ke bawah dan ke arah kanan. Suara mereka biasanya dalam dan kecepatan berbicaranya lambat, dengan frase-frase yang disengaja dan mungkin juga jeda waktu di antara dua frase. Mereka cenderung lebih lamban dalam mengolah pemikiran dan pembicaraan dibandingkan dengan manusia visual. Mereka memberikan respons atas imbalan fisik dan sentuhan. Dibandingkan dengan manusia visual, mereka biasanya mengambil jarak yang lebih dekat dengan mitra Bicaranya. Mereka mengingat dengan melalukan atau ‘menyelami’ segala sesuatu. Mereka cenderung menggunakan predikat-predikat ‘perasaan’. Mereka lebih tertarik kepada bagaimana segala sesuatu itu terasanya.

Digital Pendengaran (Dd)

Orang ini akan menghabiskan cukup banyak waktunya untuk berbicara sendiri. Mereka cenderung menggunakan kalimat-kalimat yang rumit dan banyak sekali rincian. Seringkali mereka menggunakan kata-kata abstrak yang tidak memiliki kaitan langsung dengan indera dan sangat mementingkan logika dan apa-apa yang ‘masuk-akal’. Para pemikir ini seringkali akan menunjukkan sifat-sifat sistem representasi utama lainnya. Selama berbicara kepada dirinya sendiri, mata mereka akan mengarah ke bawah dan ke kiri mereka.

Tentu saja profil-profil ini hanya menunjukkan stereotipe. Orang dengan preferensi yang terkuat sekali pun tidak akan ada yang mampu mengalahkan bakat atau pembawaan kepribadian. Tapi jika keterampilan pengamatan anda

(9)

semakin membaik, maka profil-profil ini akan dapat membantu diri anda dalam mengidentifikasikan gaya-gaya berpikir (khususnya jika anda mampu menangkap lebih dari satu cirinya). Profil-profil ini juga dapat dijadikan landasan yang sehat bagi anda untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan pengimbangan anda.

Sistem Representasional dan Predikat

Ada beberapa kata yang dapat secara langsung diidentifikasikan preferensi inderanya. Kita semua menggunakan banyak frase atau gambaran-gambaran percakapan semacam ini – jika anda memperhatikan dengan lebih cermat maka anda akan dapat menangkap betapa setiap hari anda akan berhadapan dengan kata-kata ini..

‘Dia selalu memandang sisi terangnya saja’ ‘Segala sesuatunya menjadi gelap’

‘Saya tidak bisa berpura-pura tampak fokus ke permasalahan ini’ ‘Segala sesuatunya mengalir dengan mulus’

‘Dia telah mengalami kehidupan yang kaya akan warna’ ‘Saya perlu secercah cahaya menerangi kehidupan saya’ ‘’Semuanya seolah-olah membanjiri diri saya’

‘Saya singkirkan masa lalu di belakang saya’

‘Saya telah terlanjur kenyang, untuk tidak maju terus’ ‘Dia benar-benar membuat saya oleng’

‘Saya tidak suka menatap ke belakang’ ‘Teruskan, saya mendengarkan’

‘Saya perlu memperlamban…’

‘Saya tidak bisa berpura-pura tampak terus mengalir’ ‘Terdengarnya dia sangat terganggu’

‘Saya tidak dapat mendengar bisikan hati saya’ ‘Situasinya tampak sangat suram’

(10)

‘Dia terlalu perkasa bagi saya’

Daftar di bawah ini merupakan daftar predikat indera yang lebih panjang dan dikelompokkan berdasarkan masing-masing sistem repnya dan dapat anda jadikan sebagai kerangka acuan:

Penglihatan Pendengaran Peraba Digital

Pendengaran

memandang mendengar merasa mengendus

melihat mendengarkan menyentuh mengalami

tampak terdengar menyelami memahami

pemandangan membuat musik menggenggam pikir

menunjukkan selaras terpeleset belajar

berbinar klop menangkap proses

fokus berdenting mengasah memutuskan

membayangka

n hening mengontak mendorong

jelas buka telinga melempar mempertimbangka

n

gambar gema berputar berubah

kepingan tuli keras mencermati

gambaran

suram sumbang konkrit teori

empat mata tak terkatakan menyentuh

landasan berbeda

berpelitakan menceriterakan mendidih tak sensitif

pandangan

umum sebening lonceng semakin merapat mewawas

mata batin mengimbau nyambung pertanyaan

seindah lukisan jelas dikemukakan tenang/dingin sadar

undur diri Memperinci landasan kuat konsep cerdas

memuncak masuk telinga menanggung proses dari

batas pasti mana telingamu bersentuhan

dengan eliminasi

hidup lidah tak bertulang bergandengan

tangan

jaga lidahmu sakit leher

suara pendapat tergelincir

mulai dari puing-puing

menggigit bibir

di bawah

tekanan

(11)

Kadang-kadang anda juga mendengar frase atau kata yang menunjukkan indera penciuman atau pengecap, seperti ‘ Ada bau busuk di sini!” atau ‘citra rasa dirinya sendiri’. Manakala ini terjadi, anda juga dapat dengan mudah mengimbanginya. Ini dikelompokkan sebagai bias peraba

3. GERAKAN MATA

Berdasarkan profil-profil manusia yang telah kami uraikan di atas, gerakan-gerakan mata dapat membantu diri anda memastikan adanya preferensi indera. Jika anda memperhatikan gerakan-gerakan mata yang dilakukan oleh seseorang pada saat anda mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka, maka anda akan melihat adanya gerakan-gerakan mata yang berbeda-beda. Ini akan terjadi ketika mereka tengah membayangkan sesuatu, mengingat sesuatu, atau mungkin berbicara kepada dirinya sendiri. Gerakan-gerakan mata ini kemungkinan besar mencerminkan pengolahan informasi indera pada berbagai bagian otak yang berbeda (yang telah dipastikan berdasarkan hasil pemindalan PET dan post-mortem pada pasien-pasien yang terkena cidera otak). Kadang-kadang kita menggambarkan mata sebagai “Jendela Jiwa”. Jika kita telah memahami makna dari gerakan-gerakan mata ini, maka kita akan mengakui bahwa memang mata menyampaikan lebih banyak ‘kebenaran’ di balik semua perkataan yang diucapkan seseorang.

Gerakan-gerakan mata, dengan berbagai ciri lainnya yang telah kita bahas di atas, menunjukkan preferensi sistem representasional seseorang. Dengan informasi ini anda akan lebih mudah mengimbangi diri seseorang sehingga akan lebih cepat menciptakan keakraban, misalnya dengan cara menggunakan predikat-predikat indera berdasarkan preferensi sistem representasional yang telah anda pastikan dari mitra komunikasi anda. Kadang-kadang gerakan mata ini menyampaikan pula hal-hal tertentu di luar kesadaran mitra komunikasi anda, seperti caranya dia mengolah pemikiran.

(12)

Jika anda bertanya kepada seseorang mengenai bagaimana rasanya jika kain beludru menyentuh kulitnya, biasanya mereka akan memandang ke arah kanan bawah tubuh mereka sendiri. Ini merupakan pola gerakan mata yang menunjukkan bahwa orang sedang mengakses pengalaman-pengalaman indera peraba. Jika mereka memiliki preferensi pokok visual, pertama-tama mata mereka akan mengarah ke kiri atas, yaitu cara-cara orang mengakses ingatan-ingatan visual. Ini merupakan sinyal dari pola representasi visual (atas) dan pendengaran (pinggir). Hal ini pada gilirannya akan berbeda-beda, bergantung kepada apakah mereka mengingat (ke arah kiri mereka) atau menciptakan (ke arah kanan mereka) bayangan atau gambar atau suara, bukan membayangkan ingatan yang sebenarnya – misalnya jika anda mengingat-ingat ruang anda dengan dekor dan perabot yang berbeda-beda.

R dan Dd cukup berbeda dari sistem representasi di atas. Akses Mata peraba, sebagaimana yang kita lihat pada contoh, melihat ke bawah dan ke kanan orang yang bersangkutan. Sistem representasi digital pendengaran akan melihat ke arah bawah kiri orang yang bersangkutan. Jika dilihat dari arah anda, maka anda harus membalikkan arahnya (Lihat Gambar 6 – 1). Dalam praktiknya, bagi orang yang bersangkutan, gerakan mata ini tidak dapat terlihat dan tidak disadari, hanya relevan jika dipandang dari sudut orang lain.

Sinyal-sinyal gerakan mata ini berlaku bagi mayoritas besar orang-orang yang memiliki orientasi tangan-kanan, dan sebagian dari orang dengan orientasi kidal. Untuk sisanya, yang berlaku adalah arah kebalikannya: kiri untuk penciptaan visual dan pendengaran, dan kanan untuk mengingat visual dan pendengaran.

Untungnya, bukan hanya gerakan mata saja yang dapat menunjukkan sistem representasional seseorang. Biasanya, kata-kata yang digunakan seseorang (predikat) akan memberikan informasi yang sama sebagaimana halnya juga dengan ciri-ciri suara dan fisiologis yang telah kita bahas sebelumnya. Akan tetapi, dikaitkan dengan indikator-indikator lainnya, gerakan-gerakan mata memberikan hasil uji yang dapat diandalkan dan konsisten, dan tidak mungkin ‘dipalsukan’. Anda tidak mungkin terus menerus mengendalikan gerakan mata

(13)

anda untuk waktu yang lebih lama dari ‘sejenak’. Gerakan mata terjadi secara tidak anda sadari – sehingga gerakan-gerakan mata memiliki keandalan yang sangat khusus dalam memastikan preferensi atas sistem representasional.

Gerakan-gerakan mata dapat berbicara sangat banyak mengenai cara berpikir seseorang sehingga memungkinkan kita melakukan kaitan-kaitan yang lebih baik dengan apa yang mereka lakukan atau mereka katakan. Gerakan-gerakan mata secara spontan akan mengatakan kepada kita mengenai cara kita mengolah pemikiran kita ditinjau dari segi preferensi sistem representasionalnya. Oleh karenanya, begitu anda sudah dapat memastikan pola seseorang – ‘normal’ (sebagaimana disajikan pada Gambar 6 – 1) atau kebalikannya, maka anda akan dapat menangkap adanya informasi ‘yang tidak benar’ dan informasi-informasi yang ‘direkayasa’.

Akan tetapi, proses yang begitu cepat dan naluriah ini – tanpa adanya penjelasan mengenai proses batinnya – kadang-kadang akan tampak sangat membingungkan. Misalnya, agar dapat ‘melihat’ sesuatu, seseorang mungkin saja akan menempatkan obyeknya secara mental, dan merasakannya, atau bahkan mendengarkannya, sebelum mereka memperoleh gambaran visual yang baik. Oleh karenanya, yang tampak adalah mata yang terus berputar, sekali pun anda memintanya untuk melihat sesuatu. Akan tetapi,, jika anda meminta mereka menjelaskan secara pasti bagaimana mereka melakukan sesuatu di dalam diri mereka sendiri, gambarannya akan menjadi semakin jelas. Secara khusus, mereka akan melakukannya lagi dan memikirkannya, mungkin untuk pertama kalinya. ‘Pencuatan’ semacam ini mungkin memerlukan berbagai teknik bertanya yang berbeda-beda, dan anda perlu menggunakan lebih dari satu indikator sebagai konfirmasinya.

(14)

4. SINYAL-SINYAL AKSES MATA

Gambar di bawah menjelaskan ‘Sinyal-sinyal Akses Mata’ ini. Arah gerakan mata ditinjau dari arah kita memandang orang lain – kanan untuk mereka dan kiri untuk kita, dan sebaliknya.

Di bawah ini kami sajikan penjelasan-penjelasan lebih terperinci mengenai sinyal-sinyal akses mata tersebut, termasuk contoh-contoh pertanyaan yang akan membantu anda untuk menyingkap dan mencuatkannya. .

Gambar Sinyal Akses Mata Visual – membangun gambaran Visualisasi (Tanpa Fokus) Visual – mengingat gambaran Menciptakan suara Mengingat suara Merasakan dan sensasi tubuh Dialog Batin

(15)

Visual – Membangun/Menciptakan

Orang ini tengah menciptakan gambaran batin dari sesuatu yang belum pernah dilihatnya sebelumnya, atau menggabung-gabungkan dengan cara baru gambar-gambar yang pernah mereka lihat sebelumnya dan tersimpan dalam otak mereka. Secara harfiah, mereka tengah membuatnya di dalam kepala mereka. Untuk memunculkan sinyal ini, misalnya ajukanlah pertanyaan:” jika dicat warna biru muda dengan garis kuning akan tampak seperti apakah kamarmu?”

Visual – Mengingat

Orang ini menggunakan gambar mental untuk mengingat gambaran visual dari ingatan yang sebenarnya. Catatlah bahwa ada beberapa orang yang biasanya mengaburkan fokus matanya untuk mengakses ingatan-ingatan visual, dengan memandang ke depan, bukan ke arah atas, memandang seolah-olah menembus tubuh orang yang tepat di hadapannya. Agaknya hal ini lebih berkaitan dengan informasi yang sudah ada dan dapat dengan mudah diakses, bukan ingatan-ingatan yang kurang dapat diakses. Untuk memunculkan sinyal ini, tanyakanlah pertanyaan:” Apakah anda masih ingat seperti apa rupanya sahabat dekat anda sewaktu di SMU?”

Pendengaran – Menciptakan

Di sini, orang menciptakan sebuah suara yang belum pernah mereka dengar sebelumnya, atau mengabung-gabungkan suara-suara yang pernah mereka dengar sehingga tercipta suara baru yang asing. Untuk memunculkan sinyal ini, ajukanlah pertanyaan seperti:” Apa yang baru saja saya katakan tadi?” atau “Apakah anda masih ingat suara ibu anda?” Atau minta saja orang itu untuk mengingat suara atau nada-nada kegemaran mereka.

Peraba

Sebagaimana yang telah kita ketahui, pada umumnya orang menggunakan pola ini jika mereka mengakses perasaan-perasaan mereka. Ajukan pertanyaan misalnya :”

(16)

Bagaimana rasanya kalau kita menyentuh kain basah?” atau, “ Bagaimana rasanya jika kita main perosotan di pegangan tangga kayu?” Untuk kasus-kasus terakhir ini, representasinya menyangkut gerakan-gerakan tubuh dan sensasi-sensasi langsung, ciri lain dari modalitas Peraba (R). Juga melibatkan perasaan-perasaan emosi, seperti ‘serasa melayang-layang’ atau ‘ merasa sejuk’.

Digital Auditoris

Ini akan terjadi jika orang berbicara kepada dirinya sendiri dalam bentuk dialog batin atau ‘berbicara kepada diri sendiri’. Untuk memastikannya, misalnya, tanyakan pertanyaan sebagai berikut:” coba Hafalkan dalam hati Lagu Kebangsaan kita!”

Anda dapat mencari contoh-contoh anda sendiri dan bermain-main dengan kolega atau anggota keluarga anda sendiri. Jika anda ingin memunculkan gerakan-gerakan mata yang khusus (misalnya untuk menguji bahwa sinyal-sinyal ini benar adanya) gunakan saja contoh-contoh yang secara jelas membutuhkan sistem representasi yang anda inginkan, serta ciri-ciri penciptaan atau mengingat sesuatu. Gunakanlah predikat-predikat indera khusus (‘melihat’, ‘mendengarkan’, ‘merasakan’) dan bukan predikat-predikat ‘netral’ seperti ‘pertimbangkan’, ‘pikirkan’, ‘ingat’ atau ‘bayangkan’. ‘Bayangkanlah pohon kayu,’ misalnya akan membuat orang harus mengerahkan semua panca inderanya. Dengan menggiring seseorang ke arah warna, di lain pihak, maka kita memaksa orang tersebut untuk menggunakan indera penglihatannya, sementara suara-suara daun yang gemerisik tertiup angin akan memicu sistem pendengaran.

Jika anda ingin menciptakan preferensi inderawi, pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya lebih netral akan segera mengukuhkan adanya sistem-sistem rep pokok dan primer. Perhatikan dan dengarkan saja modalitas yang paling sering digunakan oleh seseorang.

(17)

RANGKUMAN

Untuk menciptakan Keakraban dalam komunikasi, anda perlu mengenai gaya berpikir lawan bicara anda (reading the mind). Karena dalam proses berpikir, orang harus mengakses salah satu panca inderanya, maka untuk mengenali gaya berpikir ini anda perlu mengenali preferensi atau bias indera seseorang. Bias indera dapat diketahui melalui kata-kata atau predikat indera yang biasa digunakan oleh lawan bicara anda, dan bahasa tubuhnya, khususnya gerakan matanya. Ini merupakan strategi pertama dalam komunikasi: yaitu memacu. Jika anda telah berhasil menangkap gaya berpikir lawan bicara anda, maka anda harus menyamakan gaya berpikir ini, ini disebut sebagai mengimbangi atau matching. Begitu lawan bicara anda masuk ke dalam strategi pacu dan matching anda, dan anda merasa bahwa pembicaraan mulai anda kendalikan, maka anda harus segera memimpin (leading) pembicaraan. Strategi ini berlaku khususnya untuk pembicaraan atau komunikasi empat mata. Untuk komunikasi one to many atau many-to-many, maka anda harus menggunakan seluruh preferensi indera yang ada, agar semua yang terlibat dalam komunikasi dapat anda kuasai.

Gambar

Gambar di bawah menjelaskan ‘Sinyal-sinyal Akses Mata’ ini. Arah   gerakan  mata ditinjau dari arah kita memandang orang lain – kanan untuk mereka dan kiri  untuk kita, dan sebaliknya

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengertian tentang komunikasi massa yang sudah dikemukakan oleh para ahli komunikasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi

; Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan kegiatan harian yang biasa dilakukan, memperagakan salah stau kegiatan, menyusun jadwal kegiatan

pada jerami padi cukup potensial dilihat dari gula reduksi yang dihasilkan selama hidrolisa enzimatis akan tetapi penggunaan crude enzyme serta adanya perubahan

Bahwa Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta harus memberikan pertimbangan serta alasan-alasan yang menjadi dasar putusannya tanpa harus mengambil alih dengan

Keunggulan menggunakan koefisien variasi Williamson didalam menjelaskan disparitas ialah mampu dijalankan untuk jumlah pengamatan kecil di dalam suatu wilayah atau di satu

Penelitian ini terdiri atas proliferasi kalus embriogenik, pendewasaan, perkecambahan embrio somatik (ES), pertumbuhan tunas dan akar. Penelitian terdiri atas

Kita dapat membuat layer baru untuk membuat objek yang baru dengan memilih ikon Create NewLayer pada palet layer atau memilih menu Layer > New > Layer. 

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi