• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anita Permatasari 0506008 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN KAMAR BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PENDEKATAN OBJEK ORIENTED DENGAN UNIFIED APPROACH.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Anita Permatasari 0506008 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN KAMAR BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PENDEKATAN OBJEK ORIENTED DENGAN UNIFIED APPROACH.pdf"

Copied!
222
0
0

Teks penuh

(1)

KAMAR BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PENDEKATAN

OBJEK ORIENTED DENGAN UNIFIED APPROACH

(Studi Kasus di Resort Banyu Alam Garut)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada program studi Strata 1 (S1) Jurusan Teknik Informatika

Disusun oleh : ANITA PERMATASARI NRP:

0506008

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT

2011

(2)

ANITA PERMATASARI, 0506008

Perancangan Sistem Informasi Pemesanan Kamar Berbasis Web Menggunakan Pendekatan Object Oriented dengan Unified Approach(Studi kasus di Resort Banyu Alam Garut)

Dibawah bimbingan Bapak Prof. DR. H. Muhammad Ali Ramdhani, sebagai Dosen Pembimbing I dan Ibu Rd. Dini Destiani SF., Dra., MT.,sebagai Pembimbing II

219 hal+xix/141 gambar/51 tabel/16 daftar pustaka/71 lampiran ABSTRAK

Perancangan Sistem Informasi Pemesanan Kamar Berbasis Web di Resort Banyu Alam Garut merupakan salah satu pengaplikasian sistem yang terkomputerisasi dalam bidang teknologi informasi melalui internet. Internet pada saat ini telah berkembang dalam pemanfaatannya, tidak hanya untuk berkomunikasi melainkan dijadikan sebuah media pemasaran sebuah jasa ataupun produk. Resort Banyu Alam merupakan resort baru yang belum memiliki media promosi melalui internet, maka dengan pembuatan web di internet akan menjadi salah satu cara efektif dalam strategi pemasarannya. Dilatarbelakangi oleh Banyaknya calon tamu yang tidak mengetahui ketersediaan kamar yang mereka inginkan, tamu harus datang langsung atau melalui telepon apabila mau memesan kamar yang membutuhkan waktu dan biaya, dan tamu tidak mengetahui tipe-tipe serta harga sewa kamar yang dimiliki resort Banyu Alam.

Adapun tujuan dari perancangan sistem ini adalah merancang sistem informasi pemesanan kamar berbasis web di Resort Banyu Alam Cipanas Garut, sebagai media atau sarana informasi semua fasilitas serta ketersediaan kamar yang di inginkan, sehingga pengunjung bisa dengan mudah dan cepat memesan kamar di Resort Banyu Alam.

Metode perancangan sistem yang digunakan dalam Tugas Akhir ini merupakan metodologi berorientasi objek yaitu Unified Approach (UA) dikemukakan oleh Ali Bahrami (1999) yang terdiri dari tahapan-tahapan Object Oriented Analysis (OOA) dan Object Oriented Design (OOD), serta menggunakan Unified Modelling Language (UML) untuk memodelkan kebutuhan sistem. Tahapan-tahapan yang dilalui dalam proses analisis dan perancangan sistem anatara lain, identifikasi aktor, pengembangan activity diagram, pengembangan use case diagram, pengembangan interaction diagram (sequence diagram), pengembangan class diagram, perancangan layer akses, dan perancangan layer antarmuka.

Dari hasil analisis dan desain yang dilakukan di Resort Banyu Alam akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan analisis pemodelan object oriented menggunakan unified approach diperoleh class-class yang dibutuhkan oleh sistem yang akan dirancang diantaranya class data tamu, class transaksi, class data kamar, dan class laporan, kelas-kelas yang teridentifikasi dari tahap analisis dikaji ulang dari sisi atribut serta method-methodnya pada masing-masing kelas dengan menambahkan beberapa informasi pada masing-masing atribut dan method berupa visibilitas, serta untuk atribut ditambahkan informasi tipe data masing-masing atribut, dan dari hasil tahap perancangan layer akses dan layer antarmuka yang dirancang berdasarkan class diagram pada tahap sebelumnya dapat menampilkan informasi utama tentang Resort Banyu Alam.

Kata Kunci: Web, Pemesanan Kamar, Unified Approach (UA) , Unified Modelling Language (UML)

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang telah memberikan sumbangan yang cukup besar pada keuangan negara, sehingga sektor pariwisata ini perlu dikembangkan. Perusahaan perhotelan yang merupakan salah satu bagian dari sektor pariwisata mengalami pertumbuhan, yang diperlihatkan dengan semakin banyaknya industri pariwisata dan pengembangan hotel. Salah satunya adalah tempat wisata yang berada di Kabupaten Garut yang terkenal dengan nama Cipanas.

Cipanas yang berada di Kabupaten Garut dikenal sejak awal abad 20 dengan banyak disukai para turis asing dari Eropa dan Amerika, sehingga pada saat itu Kabupaten Garut terkenal dengan sebutan Swiss Van Java. Sampai saat ini Cipanas dijadikan sebuah icon oleh Dinas Pariwisata Garut karena airnya yang panas menjadi air panas yang paling bening di seluruh indonesia. Air panas di Cipanas suhunya bisa mencapai 49ºC dengan sumber air berasal dari Gunung Guntur. Cipanas terletak sekitar 6 km dari pusat kota Garut, dengan akses transportasi menggunakan angkutan umum 04 jurusan Garut Kota-Cipanas, dan angkutan tradisional dengan nama Delman. Secara administrasi batas wilayah wisata Cipanas di batasi oleh 4 Kelurahan atau desa, dengan batasan administrasi sebagai berikut :

• Bagian Utara : Desa Pasawahan

• Bagian Selatan : Kecamatan Bayongbong • Bagian Timur : Desa Rancabango

• Bagian Barat : Kecamatan Tarogong

Objek wisata cipanas terdiri dari beberapa fasilitas, yaitu Hotel berbintang, penginapan, Resort, kolam renang, restaurant, dan Pemancingan. Bayaknya pengunjung yang berdatangan baik wisatawan lokal ataupun asing, maka Pemerintah daerah memfokuskan dalam segi pengembangan baik dari sektor

(4)

wisatanya ataupun dari sektor investornya sehingga para wisatawan yang berkunjung tidak merasa dirugikan dengan penuhnya tempat-tempat penginapan ataupun fasilitas lainnya. Jumlah hotel berbintang, resort dan penginapan berkelas di Cipanas masih berjumlah sedikit. Hotel, resort dan penginapan yang berlokasi di Cipanas Garut dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :

Tabel 1.1 Data Hotel yang Terdapat di Cipanas Garut

Nama Hotel Jumlah Kamar Nama Hotel Jumlah Kamar

Tirta Gangga 40 Tirta Sari 8

Kampung Sumber Alam 62 Puspasari 7

Augusta 55 Tarumanagara 11

Sabda Alam Resort 34 Lembur Kuring 21

Danau Dariza 45 Cipta Bela 20

Resort Banyu Alam 30 Cipta Rasa 25

Cipanas Indah 21 Antralina 12

Tirta Merta 1 12 Hanjuang 5

Tirta Merta 2 18 Kurnia Arta 5

Cipta Bela 1 10 Adi Tirta Merta 6

Cipta Bela 2 10 Aquarius 9

Pondok Wulandari 13 Lugina 14

Tirta Alam 19 Putra Lugina 10

Nugraha 17 Purbasari 6

Rahayu 12 Putra Pusaka 8

Pondok Melati 5 Pondok Asri 10

Pusaka 7 Banyu Arta 12

Banyu Kencana 10 Ajisaka 5

Centra Kencana 10

JUMLAH TOTAL KAMAR 624

(5)

Semakin berkembangnya pembangunan hotel dan resort di Cipanas Garut merupakan sebuah pembuktian pengembangan daerah wisata yang di tunjukan oleh Dinas Pariwisata Garut untuk memfasilitasi kenyamanan dan keamanan para pengunjung yang banyak berdatangan ke Cipanas. Wisatawan yang berkunjung terutama para wisatawan lokal selalu datang berlipat ganda ke Cipanas pada saat hari libur seperti hari Jumat sampai hari Sabtu atau pada hari-hari besar dan hari libur panjang anak sekolah, sehingga membuat jalanan di sekitarnya macet di datangi pengunjung. Banyaknya pengunjung yang hendak menikmati wisata di Cipanas sering kali membuat semua hotel di Cipanas menjadi penuh sehingga para wisatawan bayak yang tidak kebagian penginapan atau hotel.

Permasalahan di atas tentunya harus segera di antisipasi untuk kenyamanan para pengunjung sehingga para pengunjung tidak perlu berebutan dalam melakukan pemesanan kamar. Antisipasi pada sebuah sistem pada saat ini sering kali menggunakan sebuah kemajuan teknologi, terutama kemajuan teknologi komputerisasi. Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan maka internet pada saat ini marak digunakan oleh berbagai kalangan dari mulai pelajar, hingga para orang tua dengan tujuan tertentu yang diinginkan. Internet pada saat ini telah berkembang dalam pemanfaatannya, tidak hanya untuk berkomunikasi melainkan dijadikan sebuah media pemasaran sebuah jasa ataupun produk yang hendak dipromosikan kepada masyarakat umum. Pengguna internet bisa dengan mudah mencari informasi mengenai berbagai macam kebutuhan mulai dari kebutuhan primer hingga kebutuhan pelengkap, serta melakukan pemesanan barang atau jasa hingga melakukan transaksi melalui media internet.

Internet dapat ditunjang oleh salah satu sumber informasi yang dinamakan aplikasi web yang telah banyak digunakan. Berbagai aplikasi web dibuat dengan tujuan agar pemakai dapat berinteraksi dengan penyedia informasi dengan mudah dan cepat melalui dunia internet. Aplikasi web tidak lagi terbatas sebagai pemberi informasi yang statis, melainkan juga mampu memberikan informasi yang berubah secara dinamis dengan cara melakukan koneksi terhadap data base.

Konteks di atas dapat menjadikan internet sebagai salah satu media pemasaran yang efektif dalam mempromosikan sebuah produk atau jasa. Internet

(6)

pun dapat dijadikan sarana untuk melakukan proses dalam bertransaksi, terutama untuk sarana pemesanan kamar secara on-line. Resort Banyu Alam merupakan resort baru yang belum memiliki media promosi melalui internet, maka dengan pembuatan web di internet akan menjadi salah satu cara efektif dalam strategi pemasarannya. Untuk mempermudah konsumen dalam hal melakukan pemesanan kamar, maka dirancanglah sebuah sistem pemesanan kamar berbasis web. Sehingga konsumen bisa dengan mudah memesan kamar tanpa harus mendatangi langsung ke Resort Banyu Alam. Selain untuk mempermudah pemesanan kamar, sistem pemesanan kamar berbasis web dapat membuat pengunjung agar bisa mengetahui tipe-tipe serta fasilitas yang terdapat pada setiap kamar dan mengetahui ketersediaan kamar yang dinginkan. Perancangan sistem ini perlu adanya metode untuk menganalisis dan mendesain sebuah sistem. Karena sistem yang baik harus menggunakan metode-metode yang akan dijadikan sebagai perancangan sistem.

Dalam menganalisis dan mendesain perangkat sistem informasi diperlukan suatu pendekatan yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah. Pendekatan yang umum digunakan pada saat ini di antaranya pendekatan konvensional, dan pendekatan berorientasi objek. Kedua pendekatan tersebut memiliki kelebihan masing-masing, namun pemilihan pendekatan yang tepat akan mempengaruhi

kesempurnaan hasil. Kelemahan pada pendekatan konvensional yaitu

pengorganisasian data dengan tool utama dan pengorganisasian fungsinya sangat lemah pada metode analisis datanya. Berbeda dengan pendekatan berorientasi objek pada tahap analisis dan perancangan sistemnya dapat mengatasi kelemahan dari penggunaan metode konvensional, karena data dan fungsi di setarakan serta disatukan pada yang dinamakan objek, sehingga dapat menghasilkan sistem yang lebih fleksibel dan mudah dipelihara.

Dari berbagai metodologi yang terdapat pada konsep pengembangan sistem berorientasi objek, salah satunya yaitu metodologi Unified Approach (UA). Metodologi Unified Approach (UA) didasari pada metodologi Booch, Rumbaugh dan Jacobson yang tergabung dalam Object Management Group (OMG). Adapun notasi yang digunakan pada metodologi ini adalah dengan menggunakan Unified

(7)

Modeling Languange (UML). Unified Modeling Languange (UML) adalah sebuah bahasa pemodelan standar dalam hal memvisualisasikan, merancang dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak dan komponen-komponennya yang digunakan pada metodologi berorientasi objek.

Dari penjelasan di atas, dalam penyusunan tugas akhir ini penyusun menggunakan Unified Approach (UA) sebagai metodologi berorientasi objek untuk menganalisis dan mendesain sebuah sistem. Adapun judul yang penyusun gunakan adalah ” PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN KAMAR BEBASIS WEB MENGGUNAKAN PENDEKATAN OBJECT ORIENTED DENGAN UNIFIED APPROACH (Studi Kasus di Resort Banyu Alam Garut)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam perancangan sistem informasi pemesanan kamar berbasis web terdapat beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi, antara lain:

1. Banyaknya calon tamu yang tidak mengetahui ketersediaan kamar yang mereka inginkan.

2. Tamu memesan kamar harus datang langsung atau melalui telepon yang membutuhkan waktu dan biaya.

3. Tamu tidak mengetahui tipe-tipe kamar yang dimiliki resort Banyu Alam serta harga sewa kamar.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penyusunan tugas akhir ini adalah merancang sistem informasi pemesanan kamar berbasis web di Resort Banyu Alam Cipanas Garut, sebagai media atau sarana informasi semua fasilitas serta ketersediaan kamar yang di inginkan, sehingga apabila sistem ini diterapkan pengunjung bisa dengan mudah dan cepat memesan kamar di Resort Banyu Alam.

(8)

1.4 Pembatasan Masalah

Perancangan sistem informasi pemesanan kamar berbasis web ini di batasi atas hal-hal sebagai berikut :

a. Ruang lingkup pembahasan adalah hanya pada pemesanan kamar dari berbagai tipe dan yang disimulasikan pemesanan kamar dengan contoh harga weekday.

b. Pemesanan kamar dilakukan secara on-line yaitu melalui website.

c. Semua transaksi pemesanan kamar yang sudah dilakukan tamu akan tersimpan pada history reservasi tamu (member).

d. Pembayaran dilakukan dengan transfer melalui Bank BCA, cara pembayaran tersebut hanya berupa simulasi.

e. Konfirmasi pemesanan melalui alamat email info@banyualam.com,

alamat email tersebut hanya berupa contoh alamat email.

f. Laporan yang dihasilkan dari sistem adalah berupa laporan hasil pemesanan kamar harian.

g. Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem ini yaitu dengan Unified Approach (UA) dari Ali Bahrami (1999) yang terdiri pada tahap analisis serta perancangan.

h. Tahap analisis dan perancangan sistem menggunakan bahasa pemodelan Unified Modelling Language (UML) dengan menggunakan software Rational Rose.

i. Sistem dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP untuk interface program dan MySQL 5.0 Comunity sebagai database.

j. Web server menggunakan software xampp dan untuk menguji sistem dilakukan pada localhost.

(9)

1.5 Kerangka Pemikiran

Era globalisasi membawa dampak positif bagi perkembangan teknologi, khususnya teknologi komputerisasi. Sistem komputerisasi dapat di jadikan sebagai objek yang bisa mempermudah kegiatan manusia dalam berbagai bidang kehidupan seperti : bidang pendidikan, bidang perdagangan, bidang kesehatan, bidang pelayanan jasa dan kegiatan rutin lainnya yang biasa dilakukan. Untuk menghasilkan informasi yang berguna, diperlukan suatu teknik atau sistem pengolahan informasi yang tepat. Sistem yang dapat melakukan pengolahan informasi adalah sistem informasi. Sistem informasi secara sederhana dapat dipandang sebagai suatu sistem yang bekerja untuk mengolah data menjadi bentuk yang lain yang lebih berguna, yaitu informasi.

Kemajuan teknologi ini pun akan lebih baik jika bisa digunakan semaksimal mungkin oleh manusia sehingga akan mempermudah manusia dalam menjalani kegiatan rutinnya. Kehadiran electronic commerce (e-Commerce) sebagai sebuah sistem yang merupakan gabungan antara marketing, computer, communication dan content dapat membukakan jalan baru bagi sebuah perusahaan untuk berinteraksi dengan pelanggan, pemasok dan mitra usahanya dengan membentuk ulang pandangan tradisional tentang pasar dan lingkungan bisnis perusahaan. E-Commerce sebagai bagian dari teknologi yang tidak dibatasi ruang dan waktu juga dapat memenuhi kebutuhan perdagangan modern dengan efisien, meliputi transaksi perdagangan yang lebih cepat, lebih sederhana, lebih luas dalam jangkauan dan lebih murah, yang sangat diperlukan dalam membantu menekan biaya produksi dan meningkatkan kecepatan pengiriman produk sampai ke pasar atau pelanggan dengan jangkauan yang sangat luas.

Perkembangan teknologi yang semakin canggih dan maraknya bisnis di dunia maya, maka membuat penyusun tertarik untuk merancang sebuah sistem informasi pemesanan kamar berbasis web, dengan menggunakan metode pendekatan yang penyusun ambil adapun kerangka pemikiran yang penyusun rancang adalah seperti berikut:

(10)

Studi Pustaka

Sistem Pemesanan Kamar yang sedang berjalan

• Sistem pemesanan kamar masih manual • Informasi fasilitas kamar masih bersifat manual • Proses pencarian kamar yang masih kosong lambat

Tahap Analisis dan Perancangan

Object Oriented Analysis (OOA): • Identifikasi Aktor

• Pengembangan Diagram Use Case dan Diagram Aktifitas

• Pengembangan Diagram Interaksi • Identifikasi Kelas-kelas, relasi, atribut

dan method

• Pemeriksaan terhadap tahap-tahap

sebelumnya

Object Oriented Desain (OOD): • Perancangan kelas, asosiasi, metode dan

atribut

• Menyaring (Memeriksa) UML Class Diagram

• Perancangan Layer Akses dan Layer Antarmuka

• Pengujian

Simulasi aplikasi sistem pemesanan kamar berbasis

web Kesimpulan

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah suatu proses tahapan-tahapan penelitian yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas. Metodologi ini disusun sebagai pedoman penelitian karena dalam penelitian diperlukan langkah-langkah yang sistematis agar penyusunan laporan mempunyai alur yang terarah sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Metodologi yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem.

(11)

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

1. Untuk mengumpulkan data primer menggunakan teknik :

a. Teknik Wawancara, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung atau lisan dengan berpedoman pada instrumen penelitian dalam bentuk pedoman wawancara untuk mendapatkan jawaban langsung dari bagian-bagian yang terlibat dalam lingkup penelitian ini.

b. Observasi, yaitu mengamati secara langsung bagaimana proses komunikasi data yang selama ini berjalan, sehingga dari sisi itu dapat diketahui informasi apa saja yang akan dianalisis.

c. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari beberapa dokumen, file, literatur-literatur yang ada hubungannya dengan masalah penelitian, terutama dokumen-dokumen tentang ketentuan yang berlaku yang sifatnya mengikat.

2. Untuk mengumpulkan data sekunder menggunakan teknik Studi Kepustakaan, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara membaca, mempelajari dan menganalisa beberapa buku yang berkaitan dengan masalah yang berhubungan dengan penelitian ini.

1.6.2 Metode Pengembangan sistem

Dalam Pengembangan sistem, akan digunakan pendekatan berorientasi objek dengan Unified Approach (UA) dari Ali Bahrami (1999). UA adalah suatu metodologi pengembangan sistem berbasis objek yang menggabungkan proses dan metodologi yang telah ada sebelumnya dan menggunakan UML sebagai standar pemodelannya. Proses dan tahapan yang ada dalam UA merupakan proses-proses terbaik yang diambil dari metode objek yang telah diperkenalkan oleh Booch, Rumbaugh, dan Jacobson. Selain itu, langkah-langkah yang ada dalam UA sangat iteratif dan memudahkan pengembang sistem dalam memahami sistem sehingga UA dijadikan sebagai metodologi pengembangan sistem dalam tugas akhir ini.

(12)

Tahap Analisis dalam UA ditujukan untuk mengidentifikasi kelas-kelas yang terdapat dalam sistem. Kelas-kelas yang telah teridentifikasi sebagai output di tahap analisis akan dijadikan input pada tahap perancangan. Sementara itu, output dari tahap perancangan adalah perangkat lunak yang telah dirancang sesuai dengan kebutuhan user.

Langkah-langkah yang harus dilakukan pada metodologi UA dari Ali Bahrami (1999) adalah sebagai berikut:

1. Tahap Analisis

Identifikasi Aktor

Pengembangan Diagram Aktifitas dan Use Case

Pengembang an Diagram Interaksi Identifikasi Kelas, relasi,atribut & Method Pemeriksaan

Gambar 1.2 Tahap Analisis pada Metode Unified Approach, [Bahrami, 1999].

Keterangan:

• Identifikasi Aktor.

Tahap menganalisis aktor yang akan berinteraksi dengan sistem • Pengembangan Diagram Use Case dan Diagram Aktivitas.

Tahap yang menggambarkan alur kerja sistem dalam diagram aktivitas dan menggambarkan interaksi antara user dengan sistem dalam diagram use case

• Pengembangan Diagram Interaksi.

Diagram interaksi yang digunakan adalah sequence diagram, dalam diagram ini digambarkan interaksi antar objek dalam sistem melalui pesan yang dikirimkan dari objek yang satu ke objek yang lain.

• Identifikasi Kelas-kelas, relasi, atribut dan method.

Proses mengidentifikasi kelas, relasi, atribut dan method dalam sistem berdasarkan proses sebelumnya.

(13)

• Pemeriksaan terhadap tahap sebelumnya.

Proses pemeriksaan terhadap hasil akhir tahap analisis. Bila terdapat kesalahan maka kembali ke tahap awal analisis bila hasilnya benar maka tahap analisis selesai.

2. Tahap Perancangan

Gambar 1.3 Tahapan Perancangan pada Metode Unified Approach, [Bahrami, 1999].

Keterangan :

• Perancangan kelas, asosiasi, metode dan atribut

Pada tahap ini dilakukan perancangan dan pemeriksaan atribut, method dan visibilitasnya terhadap kelas-kelas yang telah teridentifikasi.

• Menyaring (Memeriksa) UML Class Diagram

Proses menyaring diagram kelas mulai dari nama kelas, asosiasi, atribut serta method-nya. Tahap ini difokuskan pada penggambaran method yang ada dengan activity diagram.

• Perancangan Layer Akses dan Layer Antarmuka

Proses merancang Layer akses dan Graphic User Interface (GUI) berdasarkan pada class diagram yang telah dirancang sebelumnya. • Pengujian

Proses terakhir dari perancangan sistem dalam UA dengan melakukan pengujian terhadap sistem. Apakah telah memenuhi kebutuhan atau masih terdapat kekurangan. Bila masih ada kekurangan maka dilakukan perbaikan.

(14)

1.7 Sistematika Penulisan

Agar penelitian tugas akhir ini dapat dipahami dengan baik dan dapat memberikan gambaran umum tentang isi dari penelitian tugas akhir ini, maka penyusun membuat sistematika penulisan penelitian tugas akhir sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, metode penelitian, kerangka pemikiran dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi teori dari berbagai sumber yang digunakan sebagai referensi baik di dalam kegiatan analisis maupun perancangan untuk menyelesaikan permasalahan dari studi kasus yang dipilih dengan konsep yang telah di pilih. Konsep-konsep dasar tersebut menjadi guidlines yang benar sehingga aktivitas analisis sesuai dengan aturan-aturan yang baku.

BAB III ANALISIS SISTEM

Menguraikan dan menggambarkan langkah-langkah analisis terhadap sistem menggambarkan keadaan current systems dengan menggunakan metodologi Unified Approach (UA) dari Ali Bahrami (1999) yang merupakan bagian dari konsep pengembangan sistem berorientasi objek. BAB IV DESAIN SISTEM

Bab ini memberikan gambaran tentang pemodelan sistem, arsitektur sistem, dengan pendekatan UA dari Ali Bahrami (1999). Pada bab ini akan dibuat suatu rancangan dari hasil tahapan analisis sebelumnya, yang kemudian akan dibuat suatu perangkat lunak (software) sebagai hasil akhir.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan dan merupakan hasil dari penyelesaian permasalahan serta saran-saran dari penyusun

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka berisi buku-buku referensi yang digunakan penyusun dalam menyusun penelitian tugas akhir.

LAMPIRAN

Berisikan dokumen-dokumen penunjang yang digunakan untuk melengkapi Laporan.

(16)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.1.1 Definisi Sistem

Dalam mendefinisikan sistem, terdapat dua kelompok pendekatan, yaitu pendekatan sistem yang menekankan pada prosedur yang digunakan dalam sistem. Pendekatan ini mendefinisikan sistem sebagai berikut :

Sistem adalah “suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu” [Jogianto, 1999].

Pendekatan yang kedua lebih menekankan pada elemen atau komponen penyusun sistem. Pendekatan ini mendefinisikan sistem sebagai berikut :

Sistem adalah “kumpulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai satu tujuan tertentu” [Jogianto, 1999].

Kedua definisi ini adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya. Karena pada hakekatnya setiap komponen sistem, untuk dapat saling berinteraksi dan untuk dapat mencapai tujuan tertentu harus melakukan sejumlah prosedur, metode, dan cara kerja yang juga saling berinteraksi.

Suatu sistem dapat terdiri dari empat elemen subsistem, yang secara bersama-sama membentuk satu kesatuan yang disebut sistem. Elemen-elemen tersebut yaitu:

1. Masukan Kumpulan data transaksi ke kesebuah pengolahan data medium, contohnya penyortiran data (surat keluar dan surat masuk).

2. Pengolahan untuk mengelola surat keluar dan surat masuk pengolahannyadilakukan dengan cara menual, seperti mengelompokkan data (surat keluar dan surat masuk) kedalam group berdasarkan ciri surat, no urut surat dan sebagainya.

(17)

3. Keluaran menampilkan hasil yang didapat dari kegiatan sebelumnya berupa informasi yang dibutuhkan seperti menampilkan laporan (surat keluar dan surat masuk).

4. Umpan Balik/Kontrol terdiri dari usul perbaikan yang diberikan oleh unit pengawasan mutu dari instansi yang bersangkutan.

Gambar 2.1 Elemen-elemen Sistem, [Amsyah, Zulkifli, 2005]

Beberapa karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang dimiliki oleh suatu sistem yaitu adanya:

a. Komponen Sistem

Sistem terdiri dari berbagai komponen (hardware, software, brainware, kebijakan organisasi) yang terintegrasi.

b. Batasan Sistem

Batasan suatu sistem disesuaikan dengan cakupan dan tujuan dari sistem.

c. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar sistem adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem tetapi mempengaruhi jalannya operasi sistem.

d. Penghubung

Antara sistem dengan subsistem dihubungkan melalui penghubung. e. Masukan Sistem

Masukan sistem adalah penentu keluaran sistem. Bentuk dari masukan sistem dapat berupa data,gambar, ataupun audio.

(18)

f. Keluaran Sistem

Keluaran Sistem adalah hasil dari pemrosesan masukan sistem. Keluaran sistem ini dapat berupa informasi baru maupun data yang akan dijadikan masukan sistem kembali.

g. Pengolahan Sistem

Pengolahan sistem akan mengolah data masukan yang nantinya akan menghasilkan data keluaran.

h. Sasaran Sistem

Setiap sistem mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective) yang telah ditentukan ketika perencanaan pembuatan sistem.

2.1.2 Karakteristik Sistem

Sistem itu sendiri memiliki karakterisitik atau beberapa sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen (components), batasan sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran

(output), pengolah (proses), dan sasaran suatu tujuan (goal). Adapun penjelasan dari karakteristik dari suatu system adalah sebagai berikut:

a. Komponen Sistem (component)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling kerjasama membentuk satu kesatuan.

b. Batas Sistem (Boundary)

Merupakan daerah yang membatasi antara satu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

c. Lingkungan Luar Sistem (Environments)

Apapun diluar dari batas sistem yang mempengaruhi operasi. d. Penghubung Sistem (Interface)

Merupakan media penghubung antara sub sistem dengan sistem lainnya. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

(19)

e. Masukan Sistem (Input)

Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) yaitu energi yang dimasukkan supaya sistem dapat beroperasi, dan dapat berupa masukan sinyal (signal input) yaitu energi yang diproses untuk

mendapatkan keluaran. f. Keluaran Sistem (Output)

Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem. g. Pengolahan Sistem (Process)

Suatu sistem dapat mempunyai bagian pengolah yang akan mengubah masukan menjadi keluaran.

h. Sasaran Sistem (Objective)

Suatu sistem mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

Lingkungan Luar Interface

Boundary Sub Sistem Sub Sistem Sub Sistem Sub Sistem

Input Pengolah Output Boundary

(20)

2.1.3 Definisi Informasi

Informasi didefinisikan sebagai berikut :

Informasi adalah “data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan pada saat ini ataupun saat mendatang” [Jogiyanto, 1999].

Informasi merupakan proses lebih lanjut dari data yang sudah memiliki nilai tambah. Berdasarkan pada bentuknya, informasi dapat dibedakan menjadi :

1. Informasi Uraian

Informasi Uraian adalah informasi yang disajikan dalam bentuk uraian cerita yang panjang atau singkat yang berisikan kalimat-kalimat yang singkat dan jelas. Informasi ini bisa dalam bentuk laporan, notulen, surat atau memo.

2. Informasi rekapitulasi

Informasi rekapitulasi adalah informasi ringkas dengan hasil akhir dari suatu perhitungan (kalkulasi) atau gabungan perhitungan yang berisikan angka-angka yang disajikan dalam bentuk kolom-kolom. Contohnya neraca, kuitansi, rekening, daftar pembelian.

3. Informasi Gambar (Bagan)

Informasi Gambar (Bagan) adalah informasi yang di buat dalam bentuk gambar atau bagan, misalnya gambar konstruksi dan bagan organisasi.

4. Informasi Model

Informasi Model adalah informasi dalam bentuk formulir dengan model-model yang dapat memberikan nilai ramalan atau prediksi dan nilai-nilai lain seperti nilai hasil pemecahan persoalan yang optimal sebagai alternatif bagi pembuatan keputusan.

5. Informasi Statistik

Informasi statistik adalah informasi yang disajikan dalam bentuk angka yang ditunjukkan dalam bentuk grafik atau table.

(21)

6. Informasi Formulir

Informasi formulir adalah informasi yang di buat dalam bentuk formulir dengan format (kolom) isian yang sudah ditentukan dan yang disesuaikan dengan keperluan kegiatan masing-masing.

7. Informasi Animasi

Informasi animasi adalah informasi dalam bentuk gambar animasi dengan suara dan video. Informasi ini dapat juga disebut informasi multimedia.

8. Informasi Simulasi

Informasi simulasi adalah informasi mengenai suatu kegiatan nyata pada suatu situasi atau peralatan yang di buat dalam bentuk serupa tetapi dengan ukuran kecil atau dengan layar komputer menjadi mirip seperti ukuran sebenarnya. Misalnya simulasi untuk pendidikan pilot pesawat terbang dengan perangkat lunak khusus, [Jogiyanto, 1999]. Secara garis besar, konsep dasar pembentukan sebuah informasi yang merupakan hasil dari pengolahan data dapat terlihat pada gambar berikut:

Gambar 2.3 Proses pembentukan informasi, [Amsyah, Zulkifli, 2005] 2.1.4 Siklus Informasi

Data yang merupakan bahan mentah apabila tidak diolah maka data tersebut tidak akan berguna. Data tersebut akan berguna dan menghasilkan suatu informasi apabila diolah melalui suatu model. Model yang digunakan untuk mengolah data tersebut disebut dengan model pengolahan data atau lebih dikenal dengan nama siklus pengolahan data.

(22)

Proses (Model) Input (Data) data-base Output (Information) Data (ditangkap) Penerima Hasil Tindakan Keputusan Tindakan

Gambar 2.4 Siklus Informasi [Jogiyanto, 1999]. 2.1.5 Kualitas Informasi

Kulitas dari informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat waktu (timeliness) dan relevan (relevance), John Burch dan Gary Grudnitski menggambarkan kualitas dari informasi dengan bentuk bangunan yang ditunjang oleh tiga buah pilar, seperti terlihat pada gambar berikut, [Jogiyanto, 1999].

Gambar 2.5 Pilar Kualitas Informasi,[Jogiyanto,1999]. 2.1.6 Definisi Sistem Informasi

Berdasarkan definisi sistem dan definisi informasi yang telah disebutkan diatas, maka sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut :

(23)

Sistem informasi adalah “suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan” [Jogianto, 1999].

Secara sederhana, konsep dasar dari sebuah sistem informasi dalam suatu unit kerja dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.6 Sistem informasi suatu unit kerja, [Amsyah, 1997]

Sistem informasi memiliki komponen–komponen sebagai pendukungnya, komponen–komponen tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Blok Masukan yaitu input yang mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi termasuk metode dan media untuk mendapatkan data yang akan dimasukan yang berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Blok Model yaitu kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok keluaran yaitu informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem dan manajemen.

4. Blok Teknologi yaitu alat yang digunakan untuk menerima input, menyimpan dan mengakses data serta menghasilkan keluaran yang diinginkan.

5. Blok Basis Data yaitu basis data yang digunakan dan disimpan untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut dimana berisi data-data yang diorganisasikan sedemikian rupa agar informasi yang dihasilkan berkualitas.

(24)

6. Blok kendali yaitu pengendalian pada perusahaan untuk mencegah hal-hal yang dapat merusak sistem atau bila ada kesalahan-kesalahan dapat langsung diatasi.

Kegiatan-kegiatan yang ada dalam sistem informasi adalah: 1. Masukan (Input). 2. Proses. 3. Keluaran (Output). 4. Penyimpanan. 5. Manajemen. 6. Kontrol, [Jogiyanto, 1999].

2.2 Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi

Dengan berkembangnya berbagai aktifitas di dalam organisasi tidak terlepas dari pengaruh kebutuhan akan data dan informasi yang semakin tinggi, menjadikan pengelolaan data dan informasi yang terdapat didalam sebuah organisasi tidak lagi dapat dikelola dengan mudah dan dengan cara yang sederhana. Akan tetapi, diperlukan sebuah keahlian khusus untuk mengelola, mengatur dan mengolah pekerjaan-pekerjaan informasi yang rumit didalam organisasi yang telah mengalami banyak perubahan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah pengelolaan terhadap pekerjaan-pekerjaan informasi yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip manajemen. Salah satu disiplin ilmu yang mempunyai prinsip-prinsip manajemen di dalam melakukan aktifitasnya adalah Manajemen Sistem Informasi (MSI).

2.2.1 Definisi Manajemen

Secara operasional manajemen dapat didefinisikan sebagai berikut: “Manajemen adalah Proses mengkoordinasikan, mengintegrasikan,

menyederhanakan, dan mensinkronisasikan sumber daya manusia, material, dan metode dengan mengaplikasikan fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, penggiatan, pengawasan, dan lain-lain agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif”, (Amsyah, 2005).

(25)

2.2.2 Fungsi-fungsi Manajemen

Untuk mencapai tujuannya, organisasi memerlukan dukungan manajemen dengan berbagai fungsinya yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi masing-masing. Kegiatan fungsi-fungsi tersebut memerlukan data dan informasi, dan akan menghasilkan data dan informasi pula. Beberapa fungsi manajemen pokok adalah:

a. Perencanaan

Berkaitan dengan penyusunan dan penjabaran tujuan serta menjabarkannya dalam bentuk perencanaan untuk mencapai tujuan.

b. Pengorganisasian

Berkaitan dengan pengelompokan personel serta tugasnya untuk menjalankan pekerjaan sesuai tugas dan misinya.

c. Pengaturan personel

Berkaitan dengan kegiatan bimbingan dan pengaturan kerja personel. d. Pengarahan

Berkaitan dengan kegiatan melakukan intruksi tugas-tugas. e. Pengawasan

Berkaitan dengan pemeriksaan untuk menentukan sampai sejauh mana kemajuan yang dicapai dan melakukan koreksi-koreksi.

2.2.3 Definisi Manajemen Sistem Informasi Definisi Manajemen Sistem Informasi adalah:

Manajemen Sistem Informasi adalah ”kegiatan untuk mengelola pekerjaan informasi dengan menggunakan pendekatan sistem yang berdasarkan pada prinsip-prinsip manajemen” [Amsyah, 2005]

Setiap pekerjaan atau kegiatan memerlukan data dan infromasi, sebaliknya dengan adanya pekerjaan atau kegiatan akan menghasilkan data dan informasi baru. Untuk keperluan pekerjaan baik bersifat administratif ataupun manajerial data diolah terlebih dahulu menjadi informasi. Pengolahan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan atau manajemen masing-masing.

(26)

Pada umumnya terdapat tingkat (level) manajemen yang terdiri dari : 1. Manajemen Lini Bawah.

Pada manajemen lini bawah terdapat jumlah manajer yang banyak, sesuai dengan bentuk piramida organisasi yang makin membesar ke bawah. Tingkat ini disebut juga tingkat manejemen operasional. Tugas pentingnya adalah mengawasi dan mengatur personel berketerampilan teknis atau karyawan biasa. Para manajer pada tingkat ini mengusahakan agar pekerjaan dilaksanakan sesuai prosedur dan metode yang sudah ditentukan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan sesuai rencana, sesuai jadwal, hubungan manusia, pembiayaan dan pengawasan kualitas.

2. Manajemen Lini Tengah.

Manajemen lini tengah ini bertugas meninjau hasil dalam organisasi dan dengan kegiatan-kegiatan pengawasan yang menggerakkan organisasi mencapai sasaran. Manajemen pada lini ini lebih berorientasi pada masalah- masalah pelatihan personel, pertimbangan terhadap personel, pengadaan peralatan dan bahan dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah-masalah kritis dalam mencapai keberhasilan kinerja.

3. Manajemen Lini Atas.

Kegiatan manajemen lini puncak adalah memformulasikan perencanaan dan strategi. Tingkat manajemen ini berorientasi pada masa depan organisasi dan meninjau hasil kerja dan pencapaian tujuan organisasi secara umum dan menyeluruh. Tugas-tugas pada tingkat ini terutama mengkoordinasikan keseluruhan upaya organisasi dan hubungan dengan lain-lain organisasi dan masyarakat.

(27)

Secara umum tugas dan pekerjaan ketiga tingkat manajemen tersebut dapat digambarkan seperti berikut:

Gambar 2.7 Tingkat Manajemen, [Amsyah, 2005] 2.2.4 Ruang Lingkup Manajemen Sistem Informasi

Keseluruhan ruang lingkup pekerjaan MSI tersebut disederhanakan dalam bentuk diagram berikut:

(28)

Fakta - Kejadian/Peristiwa - Kegiatan Organisasi - Transaksi - Dll. Data Internal Eksternal

Hasil Penelitian Distribusi

Data Lingkungan

Bahan Peraturan Fisik dan r

Rekaman Kegiatan

Direkam

Non Fisik (Kompuer)

Prose/Transformasi/Manipulasi Bentuk Pengolahan: Ala!Pengolahan: Klasifikasi Manual

Sortir Mesin Manual

Kalkulasi Mesin Elektronik Penyimpulan Komputer

Laporan

lnformasi

Model Bentuk Distribusi Deskriptif Statistik Fisik dan

Non Fisik • Dianalisis

Kepu

tusan

Teknis Taktis Strategis

Program

(Kegiatan) Perencanaan

Pelaksanaan Evaluasi Tujuan O

rganisasi (Kompuer) Distribusi Fisik dan (Kompuer) Distribusi Fisik dan Non Fisik (Kompuer)

(29)

Pekerjaan MSI berkembang melalui empat proses sesuai dengan perkembangan alat pengolah data yaitu zaman MSI:

1. Dikerjakan secara manual

2. Dikerjakan dengan alat mesin manual 3. Dikerjakan dengan alat mesin elektrik 4. Dikerjakan dengan elektrik (komputer)

Pekerjan MSI dimulai dari pengumpulan data yang dibuat atau terjadi karena adanya fakta. Fakta tersebut berupa kegiatan umum organisasi, komunikasi, transaksi dan lain-lain. Fakta tersebut dicatat atau direkam pada komputer sehingga menghasilkan fakta tertulis yang disebut data. Data atau fakta otentik (asli) tersebut harus disimpan sebagai arsip untuk keperluan pembuktian- pembuktian dan ”back up” baik sebagai bukti administratif ataupun sebagai bukti hukum tertulis bila terjadi kesalahan pada komputerisasi data bersangkutan untuk pengolahan menjadi informasi dalam pekerjaan sistem informasi.

Pengolahan data menjadi informasi disebut juga sebagai proses, transformasi atau manipulasi data menjadi informasi. Bentuk pengolahannya dapat terdiri dari klasifikasi, sortir, kalkulasi dan penyimpulan. Alat pengolahan dapat dikelompokkan menjadi alat pengolah manual, mesin manual, mesin elektrik dan komputer.

Hasil pengolahan data adalah informasi yang sesuai dengan keperluannya, antara lain dalam bentuk laporan, model deskriptif dan model statistik.

Informasi kemudian dianalisis sebagai bahan pengambilan keputusan. Keputusan pada manajemen lini bawah umumnya bersifat teknis, pada manajemen lini tengah umumnya taktis, dan pada manajemen lini atas umumnya bersifat strategis.

Keputusan kemudian dijabarkan atau dioperasionalkan kedalam bentuk kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi atau penilaian. Pada kegiatan tersebut juga dilakukan kegiatan pengawasan.

(30)

Kegiatan tersebut secara keseluruhan ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien, terutama dalam menghadapi era globalisasi yang penuh dengan berbagai persaingan, dimana setiap kegiatan memerlukan dukungan data dan informasi.

2.2.5 Manajemen dan Informasi

Informasi dibuat untuk keperluan manajemen sesuai dengan unit kerjanya dan pada tingkatannya masing-masing, apalagi harus disesuaikan dengan tujuan utama organisasi tersebut - merupakan seni manajemen sistem informasi dan bagian dari seni memimpin seorang manajer. Informasi tersebut berasal dari kegiatan operasional, sehingga akan dibahas juga tentang model pengolahan data transaksi. Karena pentingnya informasi bagi manajemen, maka manajer harus mengetahui berbagai bentuk informasi dengan memulai mengetahui beberapa model informasi manajeman [Amsyah, 2005] seperti berikut:

1. Model informasi

Sejalan dengan perbedaan tingkat pekerjaan di tiap level manajemen dalam organisasi, maka hirarki pekerjaan informasi di tiap level manajemen-pun akan memiliki perbedaan, perbedaan tersebut dapat terlihat pada masing- masing pekerjaan manajemen [Amsyah, 2005], yaitu terdiri dari:

1. Pengolahan transaksi pada tingkat paling bawah

2. Perencanaan dan pengawasan operasional pada tingkat kedua 3. Perencanaan dan pengawasan manajemen pada tingkat ketiga 4. Perencanaan strategis pada tingkat puncak

Tanpa pekerjaan pengolahan transaksi yang efektif, pekerjaan-pekerjaan informasi pada tingkat yang lebih atas niscaya tidak akan ada. Hubungan tersebut dapat terlihat pada gambar berikut:

(31)

Gambar 2.9 Hirarki Pekerjaan Informasi, [Amsyah, 2005]

Untuk kebutuhan organisasi, dengan berbagai tingkat hirarki kegiatannya seperti diatas, umumnya terdapat lima model informasi dasar [Amsyah, 2005], yaitu:

1. Model Pengolahan Transaksi (MPT), yang mendukung operasional kegiatan harian organisasi

2. Model Pendukung Manajemen (MPM), yang digunakan untuk membantu kegiatan harian manajer

3. Model Pendukung Keputusan (MPK), yang merupakan aplikasi kegunaan khusus untuk mendukung pembuatan keputusan

4. Model Pendukung Eksekutif (MPE), yaitu model yang dikerjakan manajer senior dalam mengelola masalah organisasi tingkat atas.

Untuk membandingkan model-model informasi, berikut ini disajikan bagan tujuan dan karakteristik masing-masing model.

Tabel 2.1 Tujuan dan karakteristik model informasi, [Amsyah, 2005]

Nama Tujuan Karakteristik

MPT Mendukung kegiatan

operasional

Detail, berorientasi pada catatan. Pengolahan standar.

Hasil harus dapat dipercaya Teknologi stabil.

(32)

Lanjutan Tabel 2.1 Tujuan dan karakteristik model informasi [Amsyah, 2005]

Nama Tujuan Karakteristik

MPM Bentuk laporan standar, kesimpulan isi.

Regular dan berulang.

Tepat waktu dan dapat dipercaya. Model sederhana dan struktur statis. Teknologi tetap.

MPK Mendukung pembuatan

keputusan

Fasilitas lebih dari sistem standar. Jawaban cepat untuk keperluan beragam. Perlu fleksibel dan mudah diterima. Perlu model-model dan membuat model. Teknologi berubah.

MPE Mendukung keperluan

informasi eksekutif

Tingkat tinggi, terkelompok, standar. Mengintegrasikan banyak sumber data. Perlu cepat waktu dan akurat.

Eksekutif selalu kuatir dan berhati-hati. Teknologi berubah.

Model-model informasi tersebut terkait dengan informasi yang berkaitan dengan manajemen, pada umumnya berfungsi secara operasional mengolah data untuk menghasilkan informasi yang diperlukan untuk menjawab atau menyediakan jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan pada manajemen di level taktis maupun di level strategis.

2. Model pengolahan transaksi

Untuk keperluan pembahasan informasi manajemen maka kita akan membahas mengenai data pengolahan kegiatan transaksi yang disebut Model Pengolahan Transaksi (MPT) yang merupakan awal mulanya pengolahan data menjadi informasi untuk setiap tingkatan manajemen.

(33)

Berikut adalah gambar arsitektur Model Pengolahan Transaksi. Arsitektur disini diartikan sebagai bagan kerja atau kerangka kerja dari Model Pengolahan Transaksi.

Gambar 2.10 Arsitektur Model Pengolahan Transaksi, [Amsyah, 2005] 3. Model pendukung manajemen

Model Pendukung Manajemen (MPM) adalah sistem yang membantu manajemen terhadap keperluan tersedianya informasi laporan yang terstruktur dan bersifat kesimpulan untuk keperluan periodik atau keperluan mendadak. Keluaran MPM ini diproduksi secara rutin dan digunakan terutama untuk mengontrol aktifitas (kegiatan), walaupun keluaran tersebut dapat juga digunakan untuk keperluan perencanaan dan peng-organisasian.

Biasanya data olahan untuk aplikasi MPM dibuat atau disediakan oleh MPT dan sumber-sumber data internal lain. Selanjutnya MPM memproses data MPT dengan mengelompokkan dan membuat formatnya, kemudian memproduksi laporan. Gambar berikut memperlihatkan arsitektur dari MPM:

(34)

4. Model pendukung keputusan

Model Pendukung Keputusan (MPK) adalah fasilitas terminal komputer interaktif untuk keperluan dukungan pembuatan keputusan manusia. MPK berbeda halnya dengan MPT dan MPM dimana tidak selalu mendukung proses yang sedang berjalan. MPK sering dibuat untuk memecahkan masalah pada basis pengolahan khusus. Gambar dibawah memperlihatkan arsitektur aplikasi MPK. Data dari aplikasi MPT dan MPM merupakan sumber masukan bagi program MPK, sebagaimana data dari sumber-sumber eksternal lain.

Gambar 2.12 Arsitektur Model Pendukung Keputusan, [Amsyah, 2005] 5. Model pendukung eksekutif

Model Pendukung Eksekutif (MPE) merupakan sistem informasi yang mendukung keperluan informasi para eksekutif senior. MPE membuat kesimpulan data dan menyediakan data atau informasi tingkat yang paling tinggi. Biasanya menghasilkan laporan dalam bentuk (format) yang standar dan sering disertai dengan grafik.

MPE merupakan sistem terbaru diantara model-model sistem informasi sebelumnnya, dan sampai saat ini masih belum banyak digunakan. Hal itu terjadi karena kebanyakan eksekutif memulai karirnya sebelum sistem informasi dengan dasar komputer digunakan secara luas. Selama ini pekerjaannya dilakukan berdasarkan logika dan perasaannya masing-masing, yang kebanyakan tidak berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dan

(35)

diproses secara ilmiah menurut kaidah-kaidah Manajemen Sistem Informasi (MSI).

Gambar berikut memperlihatkan bahwa MPE menerima data dari model- model sistem informasi lainnya. MPE juga menerima masukan dari pihak lain yang membantu eksekutif, misalnya asisten administratif. Sebagaimana diketahui sasaran utama MPE adalah mendapatkan data dari berbagai sumber

kemudian mengintegrasikan dan memberdayakan data tersebut serta

memperagakan hasil informasinya dalam bentuk yang komprehensif dan mudah digunakan.

Gambar 2.13 Arsitektur Model Pendukung Eksekutif, [Amsyah, 2005]

2.3 Konsep Dasar Data

2.3.1 Definisi Data

Data dapat didefinisikan sebagai berikut:

Data adalah fakta yang sudah ditulis dalam bentuk catatan atau direkam ke dalam berbagai bentuk media”, (Amsyah, 2005).

“Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata”, (Jogiyanto, 1999).

Adapun hierarki (tingkatan) elemen-elemen data yang dipakai untuk mewujudkan proses terbentuknya informasi, sebagai berikut:

(36)

1. Character.

Elemen ini terdiri dari sebuah huruf, angka, dan berbagai simbol lainnya. Misalnya huruf A, X, F, atau angka 4, 5, 9 atau simbol seperti simbol dollar, cent, dan sebagainya.

2. Field.

Field merupakan sekelompok karakter yang mewakili suatu karakteristik dari tempat, orang, sesuatu. Misalnya field yang dibuat untuk meanmpung nama akan berisi data nama-nama yang terdiri dari huruf-huruf saja. Field didesain untuk memuat alamat, akan berisi data-data alamat yang terdiri dari gabungan huruf-huruf dan angka. 3. Record.

Elemen ini merupakan sekumpulan dari field yang saling berhubungan. Sebagai contoh, satu Record data mengenai teman kita, akan terdiri dari field nama, field alamat, field hobi, dan sebagainya.

4. File.

Elemen ini merupakan gabungan dari Record-Record yang saling terkait. Misalnya, seluruh data teman kita yang terdiri dari 40 Record disimpan menjadi satu dalam suatu tempat. Wadah berkumpulnya Record tersebut disebut File.

5. Database.

Elemen ini merupakan gabungan dari beberapa File yang satu sama lain saling berkait, sehingga menghasilkan suatu informasi yang kita

butuhkan. Sebagai contoh kita mempunyai database mengenai

kepegawaian. Katakanlah, kita mempunyai File yang mengolah biodata pegawai, File yang mencatat kemampuan pegawai, dan File yang menangani gaji pegawai. Maka File-File tersebut akan disatukan dan didayagunakan secara bersama-sama dalam membentuk informasi. Berikut adalah gambar fakta yang direkam atau ditulis menjadi data. Data kemudian dimasukan ke komputer dan selanjutnya diolah menjadi informasi. Data otentik yaitu data dalam bentuk aslinya sendiri, kemudian disimpan sebagai arsip otentik. Bila diperlukan untuk kepentingan administratif dan hukum, maka arsip

(37)

otentik tersebut dapat dikeluarkan/diambil dari tempat penyimpanannya. Berikut adalah gambar hubungan antara fakta, data, arsip dan informasi.

Gambar 2.14 Hubungan Fakta, Data, Arsip dan Informasi, [Amsyah, 2005] 2.3.2 Jenis Data

Dikatakan bahwa data adalah fakta-fakta kegiatan organisasi dengan unit- unitnya. Untuk keperluan penulisan data dengan kertas atau kartu dan pemasukan data ke komputer, maka data dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu data statis dan data dinamis.

Data statis adalah jenis data yang umumnya tidak berubah atau jarang berubah, misalnya identitas nama (orang, organisasi tau tempat), kode-kode nomor (nomor: kartu penduduk, rekening, pegawai, asuransi), dan/atau alamat.

Data dinamis adalah jenis data yang selalu berubah baik dalam frekuensi waktu yang singkat (harian), atau agak lama (bulanan/semesteran) dan lain-lain. Data tersebut sering dikatakan sebagai peremajaan (updating) data. Misalnya, data tabungan, data gaji, nilai mahasiswa, usia dan sebagainya.

2.3.3 Sumber Data

Berdasarkan sumbernya, data dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1) data internal dan (2) data eksternal. Data internal adalah data yang berasal dari dalam organisasi itu sendiri, yaitu organisasi pusat dan cabang-cabangnya. Data

(38)

eksternal adalah data yang berasal dari sumber-sumber yang berada diluar organisasi itu sendiri.

Berdasarkan isinya, baik data internal maupun data eksternal dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu (1) catatan kegiatan, (2) hasil penelitian, (3) data lingkungan dan (4) data peraturan.

Untuk lebih jelasnya, pengelompokan sumber data baik dilihat dari segi sumbernya maupun dari segi isinya, tertuang pada gambar berikut:

Gambar 2.15 Pengelompokan Data, [Amsyah, 2005] 2.3.4 Pengolahan Data

Pekerjaan pengolahan dapat dilakukan dengan alat pengolahan bervariasi dan dikombinasikan antara satu dengan yang lainnya. Seperti pengolahan data secara manual, dengan menggunakan mesin manual, mesin elektronik maupun dengan menggunakan komputer. Hal itu tergantnug dari cara pengolahan, jenis dan volume data yang diolah, ketelitian dan dan kecepatan pengolahan yang diharapkan, dan bentuk informasi yang diinginkan sebagai keluarannya.

Pengolahan, transformasi atau manipulasi adalah proses perubahan bentuk (data) menjadi bentuk (informasi) lain. Dalam proses pengolahan data, terdapat langkah-langkah operasional sebagai proses, hingga didapatkannya informasi yang dibutuhkan. Sebagaimana bagan pengolahan data di bawah, dapat dilihat bahwa masukan data terdiri dari kelompok sumber data internal dan eksternal.

(39)

Gambar 2.16 Pengolahan Data menjadi Informasi, [Amsyah, 2005]

Gambar di atas menunjukkan bahwa pengolahan data diuraikan dalam bentuk langkah-langkah operasional. Panah garis menunjukkan data dan informasi yang dikomunikasikan menurut siklus pengolahan atau kegiatan tunggal. Panah dengan garis putus-putus menunjukkan komunikasi umpan balik yang diperlukan untuk memperoleh tambahan data dan untuk penggunaan data itu kembali pada terminal data bagi keperluan yang akan datang.

2.4 Reservasi Hotel

2.4.1 Pengertian Reservasi

Reservasi adalah sebuah proses perjanjian berupa pemesanan sebuah produk baik barang maupun jasa dimana pada saat itu telah terdapat kesepahaman antara konsumen dengan produsen mengenai produk tersebut namun belum ditutup oleh sebuah transaksi jual-beli. Pada saat reservasi berlangsung biasanya ditandai dengan adanya proses tukar menukar informasi antara konsumen dan

(40)

produsen agar kesepahaman mengenai produk dapat terwujud. Mengapa reservasi menjadi sebuah media yang sangat efektif baik bagi produsen maupun bagi konsumen?. Alasannya adalah sebagai berikut : (Silalahi, 2009).

1. Keuntungan bagi produsen :

Produsen akan dapat melakukan evaluasi terhadap produk yang akan mereka jual melalui tingkat tinggi rendahnya jumlah reservasi jauh sebelum produk tersebut dijual (barang) ataupun diselenggarakan (jasa), dimana hasil evaluasi tersebut akan membantu produsen untuk menentukan langkah pemasaran yang akan diambil terhadap produk yang akan dijual tersebut.

2. Keuntungan bagi konsumen :

Melalui media reservasi konsumen dapat menimbang terlebih dahulu sebelum membeli produk sampai dengan waktu yang telah ditentukan (time limit). Sampai dengan time limit yang telah ditentukan produk yang telah dipesan tersebut tidak boleh dijual kepada konsumen lain, karena secara tertulis maupun tidak sampai dengan time limit produk tersebut telah dipriotaskan kepada konsumen yang telah melakukan reservasi. Hal ini akan sangat menguntungkan konsumen karena sampai dengan time limit yang ditentukan, konsumen dapat melakukan perbandingan dengan produk lain. Selain itu, jika terjadi sesuatu dan lain hal yang mengharuskan konsumen untuk batal membeli produk tersebut, konsumen yang bersangkutan tidak harus membeli produk tersebut.

2.4.2 Pengertian Hotel

Kata Hotel dulunya berasal dari kata HOSPITIUM (bahasa Latin), artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses perubahan pengertian dan untuk membedakan antara Guest House dengan Mansion House (rumah besar) yang berkembang pada saat itu, maka rumah- rumah besar disebut dengan HOSTEL.

Sesuai dengan perkembangan kata hostel lambat laun mengalami perubahan. Huruf “s” pada kata hostel tersebut dihilangkan sehingga kemudian kata hostel berubah menjadi Hotel seperti apa yang kita kenal sekarang.

(41)

• Menurut Dirjen Pariwisata – Depparpostel

“Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan, untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial”. • Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM 10/PW –

301/Phb. 77, tanggal 12 Desember 1977

“Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan dan minum”.

• Menurut Webster

“Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum serta pelayanan lainnya untuk umum”

Jadi Hotel dapat dikatakan merupakan salah satu bentuk pelayanan publik yang menawarkan suatu jasa dalam hal penyediaan tempat tinggal, yang sifatnya sementara dan dalam waktu-waktu tertentu bagi siapa saja yang memerlukannya. 2.4.3 Pengertian Reservasi Hotel

Reservasi hotel adalah suatu permintaan untuk memperoleh kamar yang dilakukan beberapa waktu sebelumnya oleh berbagai sumber dengan berbagai cara pemesanan untuk memastikan bahwa tamu akan memperoleh kamar pada waktu check-in.

Kegiatan menerima reservasi dinamakan kegiatan yang menjual kamar dan fasilitas hotel lainya dimana sebelum tamu datang tiba di hotel, maka tamu akan terlebih dahulu harus melakukan reservasi guna mendapatkan kepastian bahwa tamu tersebut akan mendapatkan kamar sewaktu ia check-in di hotel. Pemesanan kamar biasanya dilakukan oleh tamu beberapa hari atau beberapa minggu sebelum kedatangan.(Soenarno,2006).

(42)

2.5 Konsep Pengembangan Sistem

2.5.1 Pengertian Metodologi Berorientasi Objek

Metodologi Berorientasi Objek adalah suatu strategi pembangunan perangkat lunak yang mengorganisasikan perangkat lunak sebagai kumpulan objek yang berisi data dan operasi yang diberlakukan terhadapnva.

Sebuah sistem yang dibangun dengan berdasarkan metode berorientasi objek adalah sebuah sistem yang komponennya dibungkus (dienkapsulasi) menjadi kelompok data dan fungsi. Setiap komponen dalam sistem tersebut dapat mewarisi atribut dan sifat dan komponen lainnya serta dapat berinteraksi satu sama lainnya. Adapun perbandingan antara metodologi konvensional dengan metodologi objek adalah sebagai berikut:

Table 2.2 Perbandingan metodologi konvensional dengan metodologi objek

No Metodologi Konvensional Metodologi Objek

1 Metodologi konvensional

menggunakan beberapa alat untuk

menggambarkan model seperti DAD, ERD, DFD.

Metodologi objek hanya menggunakan satu jenis model yang disempurnakan mulai dari analisis sampai pembuatan sistem.

2 Metodologi konvensional, data dan

proses dianggap komponen yang

berlainan.

Metodologi objek menganggap data dan proses merupakan bagian objek.

3 Metodologi konvensional ditujukan

untuk melengkapi pemrograman

terstuktur bahasa generasi ke 3 (3GL).

Metodologi objek ditujukan untuk bahasa 4GL.

2.5.2 Karakteristik Sistem Berorientasi Objek

Karakteristik yang dimiliki sebuah sistem berorientasi objek antara lain (Nugroho, 2005):

(43)

1. Abstraksi

Prinsip untuk merepresentasikan dunia nyata yang kompleks menjadi satu bentuk model yang sederhana dengan mengabaikan aspek-aspek lain yang tidak sesuai dengan permasalahan.

2. Pembungkusan (Encapsulation)

Pembungkusan atribut data dan layanan (operasi-operasi) yang dipunyai objek. untuk menyembunyikan implementasi dan objek sehingga objek lain tidak mengetahui cara kerja-nya.

3. Pewarisan (Inheritance)

Mekanisme yang memungkinkan satu objek mewarisi sebagian atau seluruh definisi dan objek lain sebagai bagian dan dirinya.

4. Reusabilily

Pemanfaatan kembali objek yang sudah didefinisikan untuk suatu permasalahan pada permasalahan lainnya yang melibatkan objek tersebut. 5. Generalisasi dan Spesialisasi

Menunjukkan hubungan antara kelas dan objek yang umum dengan kelas dan objek yang khusus.

6. Komunikasi Antar Objek

Komunikasi antar objek dilakukan lewat pesan (message) yang dikirim dan satu objek ke objek lainnya.

7. Polymorphism

Kemampuan suatu objek untuk digunakan di banyak tujuan yang berbeda dengan nama yang sama sehingga menghemat baris program.

2.5.3 Keuntungan Metodologi Berorientasi Objek

Keuntungan Metodologi Berorientasi Objek diantaranya :

1. Meningkatkan produktivitas

Karena kelas dan objek yang ditemukan dalam suatu masalah masih dapat dipakai ulang untuk masalah lainnya yang melibatkan objek tersebut (reusable).

(44)

2. Kecepatan pengembangan

Karena sistem yang dibangun dengan baik dan benar pada saat analisis dan perancangan akan menyebabkan berkurangnya kesalahan pada saat pengkodean.

3. Kemudahan pemeliharaan.

Karena dengan model objek. pola-pola yang cenderung tetap dan stabil dapat dipisahkan dan pola-pola yang mungkin sering berubah-ubah.

4. Adanya konsistensi

Karena sifat pewarisan dan penggunaan notasi yang sama pada saat analisis, perancangan maupun pengkodean.

5. Meningkatkan kualitas perangkat lunak

Karena pendekatan pengembangan lebih dekat dengan dunia nyata dan adanya konsistensi pada saat pengembangannya, perangkat lunak yang dihasilkan akan mampu memenuhi kebutuhan pemakai.

2.6 Unified Modelling Language (UML)

2.6.1 Pengertian Unified Modelling Language (UML)

Unified Modelling Language merupakan sebuah notasi grafis standar untuk menggambarkan sistem berorientasi objek yang merupakan hasil kerjasama dari Grady Booch, James Rumbaugh dan Ivar Jacobson. Dan didefinisikan sebagai berikut:

Dalam pemodelan sistem berorientasi objek digunakan UML sebagai bahasa standar pemodelan. Berikut merupakan pengertian UML menurut salah satu sumber.

“Unified Modeling Language (UML) adalah suatu bahasa untuk menetapkan, membangun, memvisualisasikan, dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak dan komponen-komponennya”, (Bahrami, Ali, 1999).

“Unified Modeling Language adalah satu kumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek”, (Whitten, Jeffrey, 2004).

(45)

Berdasarkan pengertian diatas UML merupakan sebuah bahasa pemodelan suatu sistem berdasarkan grafik atau gambar untuk menspesifikasikan, membangun, menvisualisasikan dan mendokumentasikan suatu sistem perangkat lunak berorientasi objek. UML memberikan standar penulisan sebuah sistem yang meliputi konsep bisnis proses, penulisan kelas, skema data base, dan komponen yang diperlukan dalam sistem perangkat lunak.

2.6.2 Aturan Unified Modelling Language

Building blocks UML tidak dapat disusun dengan cara sederhana. Seperti bahasa lainnya, UML mempunyai beberapa aturan yang menetapkan bahwa sebuah model yang baik adalah satu kesatuan yang membentuk sebuah semantik yang konsisten dan selaras pada semua model yang berelasi.

UML memiliki aturan-aturan semantik [Booch, 1999] untuk:

- Name, menunjukkan nama untuk things, relationships dan diagrams.

- Scope, menunjukkan arti spesifik pada sebuah nama.

- Visibility, menunjukkan bagaimana sebuah nama dapat dilihat dan

digunakan oleh yang lain.

- Integrity, menunjukkan relasi yang konsistensi antara satu sama

lainnya.

- Execution, menunjukkan sebuah model dijalankan dan disimulasikan.

2.6.3 Mekanisme Unified Modelling Language

UML dapat dibuat lebih sederhana dengan mempergunakan empat mekanisme umum yang berlaku [Booch, 1999], diantaranya yaitu:

- Specifications, menunjukkan setiap notasi/model yang dibuat dapat

dibuat spesifikasinya masing-masing, seperti nama, aribut dan operasi.

- Adornments, menunjukkan bentuk unik untuk masing-masing model

yang dibuat, seperti notasi untuk membuat class.

- Common divisions, menunjukkan mekanisme pembagian yang dapat

diimplementasikan pada sepasang model, seperti class dengan object, use case dengan collaboration dan pemisahan antara interface dengan implemenation.

Gambar

Gambar 2.4 Siklus Informasi [Jogiyanto,  1999].
Gambar 2.8 Ruang Lingkup Manajemen  Sistem Informasi,  [Amsyah, 2005]
Gambar 2.9 Hirarki Pekerjaan Informasi,  [Amsyah,  2005]
Gambar   berikut   memperlihatkan   bahwa   MPE   menerima   data   dari   model-  model  sistem  informasi  lainnya
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tembakau (DBHCHT) merupakan dana bagi hasil yang diterima oleh pemerintah daerah hasil dari bagi hasil cukai hasil tembakau, dikembalikan kepada daerah untuk kesejahteraan

Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini

Bangkrut dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana perusahaan berada dalam keadaan insolvensi, perusahaan tidak mampu melunasi kewajibannya dengan sumber daya

Pada tabel 17 di atas menunjukkan thitung 2,98 lebih besar dari pada ttabel sebesar 1,67 sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi parsial ry2.1 sebesar

merupakan acuan bagi petugas Unit Pelaksana Teknis Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (UPT KIPM) dalam melakukan pemeriksaan lalu lintas

plikasikan pada tanaman tebu keprasan atau ratoon cane (RC), namun dapat pula dilakukan pada tanaman tebu baru atau plant cane (PC) asalkan residu tebu dari kebun tebu lain

Tingkat Ancaman Bencana Gempabumi di Desa Muruh Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten Termasuk dalam tingkat Tinggi hal ini diperoleh dari hasil perpaduan indeks

Dalam keseimbangan pada film Slepping Beauty, lebih memperlihatkan bagaimana kehidupan raja dan ratu, ketika mereka telah mempunyai seorang anak yang telah lama mereka