• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Kemasan Definisi Kemasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Kemasan Definisi Kemasan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

17 4.1 Landasan Teori

4.1.1 Teori Kemasan

Menurut Mark Greene, kemasan merupakan persepsi orang terhadap sebuah brand dan merupakan sebuah inti, satu-satunya hal termahal dari bentuk periklanan dan jika anda adalah perusahaan kecil maka kemasan merupakan salah satunya periklanan anda. Ketika orang memikirkan produk anda, apapun bentuknya dari produk makanan anda, mereka menggambarkan dari kemasan yang ada.

Menurut Wirya, Iwan. Dalam bukunya yang berjudul “Kemasan yang Menjual, Menang Bersaing Melalui Kemasan.”. Sejak jaman batu, kemasan telah dikenal oleh manusia. Namun masih dalam fungsinya sebagai pelindung barang yang ada didalamnya atau sebagai pembungkus terhadap gangguan apapun yang dianggap dapat merusak barang tersebut. Menurut sejarah, kemasan mulai digunakan sejak 4000 tahun sebelum masehi, yang diawali dengan penggunaan kemasan dari bahanbahan yang diperoleh dari alam seperti tanah liat, tulang, kulit binatang, buluh bamboo, pelepah, daun-daunan dan sebagainya.

Definisi Kemasan

Kemasan adalah hasil dari pengemasan. Menurut Drs. Wagiono, M.Sc, seorang pakar desain grafis mendefinisikan kemasan sebagai suatu wadah atau tempat dengan bentuk tertentu yang menarik sekaligus melindungi dari kemungkinan rusak atau pecah, sejak keluar dari pabrik sampai ke tangan konsumen.

Menurut Philip Kotler, kemasan dibedakan menjadi 3 tingkatan:

1. Kemasan Primer, adalah kemasan yang melindungi / bersentuhan dengan produk langsung. Contoh : botol kaca produk parfum.

2. Kemasan Sekunder, adalah kemasan yang membungkus kemasan primer. Contoh: Kemasan karton yang membungkus botol parfum.

(2)

3. Kemasan Tersier, adalah kemasan yang melindungi sejumlah kemasan sekunder dalam proses pendistribusian produk.

Fungsi Kemasan

Pada mulanya, fungsi kemasan hanya sebatas sebagai pelindung. Namun, saat ini kemasan digunakan untuk beberapa tujuan:

1. Untuk diisi dengan produk, dimana produk didalamnyalah yang dikonsumsi oleh konsumen.

2. Melindungi produk dari kontaminasi, dari kerusakan akibat keadaan sekitar dan dari pencurian.

3. Sebagai tempat menyimpan produk dan sebagai fasilitas transportasi. 4. Membawa informasi kepada konsumen dan desain yang menarik untuk

tampilan yang atraktif.

Dan saat desain serta teknik cetak berkembang pesat, ada faktor-faktor penting yang dituntutkan harus ditampilkan oleh kemasan secara maksimal:

1. Faktor Pengamanan

Melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya: cuaca, sinar, jatuh, tumpukan, kuman, serangga dan lainnya.

2. Faktor Ekonomi

Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya.

3. Faktor Pendistribusian

Mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke tangan konsumen. Di tingkat distributor atau pengecer, kemudahan penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan.

(3)

4. Faktor Komunikasi

Sebagai media komunikasi yang menerangkan dan mencerminkanproduk, citra merek dan juga sebagai bagian dari promosi, dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami dan diingat.

5. Faktor Ergonomi

Berbagai pertimbangan agar kemasan mudah dibawa / dipegang, dibuka, mudah diambil atau dihabiskan isinya.

6. Faktor Estetika

Keindahan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbanganpenggunaan warna, bentuk, merek atau logo, ilustrasi, huruf dan tata letak untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.

7. Faktor Identitas

Secara keseluruhan, kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, yakni memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan membedakannya dengan produk-produk lain.

8. Faktor promosi

Kemasan mempunyai peranan penting dalam bidang promosi, dalam hal ini kemasanberfungsi sebagai silent sales person. Peningkatan kemasan dapat efektif untuk menarik perhatian konsumen-konsumen baru.

9. Faktor lingkungan

Kita hidup di dalam era industri dan masyarakat yang berpikiran kritis. Dalam situasi dan kondisi seperti ini, masalah lingkungan tidak dapat terlepas dari pantauan kita. Trend dalam masyarakat kita akhir-akhir ini adalah kekhawatiran mengenai polusi, salah satunya pembuangan sampah. Salah satunya yang pernah menjadi topik hangat adalah styrofoam. Sekarang ini banyak perusahaan yang menggunakan kemasan-kemasan yang ramah lingkungan (environmentally friendly ), dapat didaur ulang (recyclable ) atau dapat dipakai ulang (reusable).

(4)

Semua faktor fungsi diatas merupakan sebuah kesatuan yang tidak bisa diabaikan salah satu dan mementingkan yang lain. Sebab perlu diingat bahwa kemasan juga membawa citra perusahaan pembuatnya selain membawa citra produk itu sendiri. Apalagi saat ini, jenis produk yang ada amat kompleks, sehinggadiperlukan kemasan yang mempunyai daya tarik yang menonjol apabila dipajang berdampingan dengan produk lain.

Meningkatkan keamanan makanan melalui kemasan

Kemasan telah dikenal dan digunakan sejak lama, dengan bahan dan fungsi yang sangat sederhana yakni hanya sebagai wadah. Kini dalam perjalanannya kemasan berkembang dengan sedemikian pesatnya, baik dari segi bahan gelas, kaleng, plastik, dan karton maupun fungsinya sebagai pelindung produk yang dikemasnya hingga media promosi.

Semakin beragamnya jenis kemasan, tentu tetap harus memenuhi fungsi utamanya ebagai pelindung produk yang dikemasnya. Sehingga pemilihan jenis kemasan harus disesuaikan dengan sifat dan karakter produk yang akan dibungkus.

Apa yang terjadi jika produk-produk yang mudah rusak seperti olahan susu, daging, dan ikan tidak dikemas dengan baik? Produk olahan tersebut akan mudah rusak dan umur simpannya sangat pendek. Akibatnya produk harus selalu dikonsumsi segar dan sulit menjangkau daerah yang luas, kecuali melalui proses pengawetan tertentu.

Tujuan utama pengemasan adalah melindungi produk dari berbagai kerusakan, terutama akibat pengaruh lingkungan, baik itu secara kimia, biologi, maupun fisik. Sehingga diharapkan, produk memiliki umur simpan yang lebih lama, aman, dan memiliki kualitas yang terjaga.

(5)

Daya Tarik Kemasan

Kemasan dibuat untuk menarik perhatian dan merangsang inderawi manusia. Dan ini erat kaitannya dengan persepsi, yakni proses dimana manusia mengadakan kontak dengan lingkungannya dan bagaimana manusia bereaksi pada bentuk dan visual suatu obyek tertentu.

Menurut penyelidikan para ahli, dari seluruh kegiatan penginderaan manusia, 80 persen adalah penginderaan yang dilakukan melalui penglihatan atau kasat mata. Dengan demikian, unsur-unsur grafis dari kemasan yaitu warna, bentuk, merek, ilustrasi, tata letak merupakan unsur visual yang memegang porsi terbesar dalam penyampaian pesan secara kasat mata (optical communication).

Dari penjelasan tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa daya tarik sebuah kemasan sangat penting artinya karena akan mempengaruhi tindakan konsumen baik secara sadar maupun tanpa sadar. Dan faktor inilah yang akan menentukan keberhasilan penjualan. Ada dua macam daya tarik yang bisa dimiliki oleh kemasan yakni daya tarik visual dan daya tarik praktis.

Daya Tarik Visual

Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan atau label suatu produk, yang mencakup warna, bentuk, brand, ilustrasi, teks serta tata letak. Daya tarik visual berhubungan dengan faktor emosi dan psikologis yang terletak pada bawah sadar manusia, desain yang baik memiliki efek positif yang sebagian besar tidak disadari karena konsumen pada umumnya tidak menyadari bahwa mereka dipengaruhi oleh desain dan mereka tidak menganalisis setiap unsur.

Daya Tarik Praktis

Daya tarik praktis merupakan efektivitas dan efisiensi suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor atau pengecer. Beberapa daya tarik praktis misalnya:

• Kemasan yang menjamin dapat melindungi produk.

(6)

• Kemasan dengan porsi yang sesuai untuk produk makanan / minuman, atau dengan alternative volume untuk pembelian eceran.

• Kemasan yang dapat digunakan kembali.

• Kemasan yang mudah dibawa, dijinjing atau dipegang.

• Kemasan harus memudahkan pemakai untuk menghabiskan atau mengambil isinya dan mengisinya kembali untuk jenis produk yang dapat diisi ulang.

• Dan lain-lain berdasarkan pertimbangan kebutuhan dan sifat produk itu sendiri.

Aspek Fisik

Aspek fisik sebuah kemasan adalah aspek dari kemasan yang bisa dipegang dan diraba, meliputi bahan kemasan dan bentuk kemasan. Dan ada beberapa bahan kemasan yang lazim dipakai, dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing.

A. Bahan

I. Kertas

Kertas adalah bahan kemasan yang paling tua yang dipakai oleh manusia sebagai pelindung barang dan juga sebagai bahan untuk kemasan yang banyak ditemui. Mempunyai berat yang amat ringan, membuat kertas menjadi bahan yang digemari. Penggunaan kertas sebagai bahan kemasan dimulai inovasinya oleh Cina pada tahun 1 atau 2 sebelum masehi. Mereka pada mulanya memakai lembar daun tanaman mulberry yang dikeringkan dan kemudian dibuat pembungkus obat-obatan dan makanan.

Namun selain kelebihan tersebut, kertas juga memiliki kekurangan sebagai bahan kemasan yakni mudah rusak, karena basah maupun karena tekanan, seperti misalkan remasan tangan. Namun kekurangan ini sudah ditemukan solusinya dengan menambahkan bahan lain sebagai lapisan pembantu seperti plastik atau lilin untuk produk minuman dan produk berlemak.

(7)

II. Plastik

Seperti halnya kertas, plastik adalah bahan yang banyak dipakai sebagai kemasan produk di pasaran. Mulai dari berupa kantong plastik sampai botol plastik. Plastik dapat dibentuk menjadi kemasan yang menonjol dengan kelebihannya yang transparan, semi transparan, tidak mudah pecah dan sifatnya yang ringan. Karakteristik plastik memiliki beberapa keunggulan yaitu:

• Bentuk yang fleksibel sehingga dapat mengikuti bentuk produk yang dikemas atau sesuai keinginan.

• Dapat bersifat transparan sehingga produk dapat terlihat dari luar.

• Bersifat tidah mudah pecah yang akan memudahkan dalam penanganan dalam transportasi.

• Bersifat ringan sehingga mudah dibawa / dipindahkan dalam jumlah besar.

B. Bentuk

Pada dasarnya, bentuk kemasan merupakan pendukung utama yang membantu terciptanya seluruh daya tarik visual, namun tidak ada prinsip baku yang menentukan bentuk fisik dari sebuah kemasan karena biasanya ditentukan oleh sifat produknya, pertimbangan mekanis, kondisi penjualan, pertimbangan pemajangan dan oleh cara penggunaan kemasan tersebut. Secara garis besar, jenis bentuk dapat digolongkan menjadi dua kelompok besar:

1. Bentuk Geometri

Terbentuk dari garis-garis lurus, lingkaran atau bagian dari lingkaran. Bentuk yang teratur dan terukur ini dapat tampil sederhana seperti balok, tabung, dan sebagainya, maupun tampil kompleks seperti bangun segi banyak. Bentuk geometri ini member kesan modern, terkontrol, tegas dan kokoh.

(8)

2. Bentuk Organis

Merupakan bentukan yang dapat ditemukan di alam, yaitu bentuk yang dibuat secara bebas tanpa menggunakan ukuran pasti, seperti misalnya bentuk batu, karang, awan dan sebagainya. Bentuk organis bisa memberikan kesan natural, dinamis dan spontan.

Fungsi Bentuk

Dalam kemasan, bentuk mempunyai kekuatan untuk menunjukan merek, menidentifikasi jenis produk dan dapat pula dirancang untuk fungsi tertentu. Berikut ini beberapa fungsi bentuk dalam kemasan:

1. Bentuk sebagai identitas produk

Bentuk kemasan dapat dijadikan salah satu kekuatan dalam pengidentifikasian produk. Suatu bentukan khas akan membentuk konsumen dalam mengenali dan meningat produk tersebut.

2. Bentuk dapat menunjukan produk

Bentuk sebuah kemasan juga bisa berbentuk jenis produk yang ada di dalamnya. Seperti minuman apel dikemas juga dengan kemasan berbentuk apel. Umumnya bentuk-bentuk yang dihasilkan oleh kemiripan dengan produknya mempunyai bentuk yang unik.

3. Bentuk fungsional

Beberapa bentuk produk merupakan bentuk yang dirancang untuk memudahkan pemakaiannya oleh kosumen, seperti produk minyak pelicin, umumnya mempunyai bentuk yang kecil dengan mulut menyerupai sedotan untuk menjangkau tempat-tempat yang sulit dijangkau.

(9)

Aspek Grafis

Dalam sebuah desain visual kemasan, ada bagian yang sering disebut sebagai aspek grafis, yaitu aspek yang memuat tentang warna, tipografi, ilustrasi, logo dan komposisi atau layout. Kesemuanya ini adalah satu kesatuan yang akan menyampaikan pesan kepada konsumen. Setiap elemennya adalah bagian vital yang mendukung elemen lainnya. Teori kemasan di atas telah diterapkan pada konsep visual kemasan yang penulis rancang, sesuai dengan aturan desain yang ada.

4.1.2 Teori Warna Arti Psikologis Warna

Setiap warna mempunyai artinya masing-masing yang didapat dari persepsi orang yang melihatnya. Berikut ini adalah masing-masing warna yang diterapkan dalam desain kemasan dan logo Gandaria Homa Ice Cream menurut Eric P. Danger, seorang konsultan riset warna dalam bukunya Selecting Colour for Packaging:

1. Kuning dianjurkan untuk salah satu warna istimewa dalam pengemasan. Kuning muda mempunyai keterlihatan yang tinggi dan merupakan warna untuk muda-mudi. Sering diasosiasikan sebagai warna musim panas, energi, sinar matahari dan suasana ceria. Buah-buahan yang identik dengan warna kuning adalah pisang, lemon dan jeruk. Untuk makanan biasanya yang mengandung mentega dan keju. Kuning dianggap mampu memantulkan suasana panas dengan baik.

2. Oranye merupakan warna terbaik untuk kemasan karena sangat dinamis dan memiliki daya tarik impuls yang paling tinggi diantara semua warna lainnya. Identik dengan musim gugur, dan awal musim dingin. Mampu memberikan kesan hangat dan mendalam. Identik dengan rasa jeruk dengan efek bau juga jeruk.

3. Coklat muda memiliki banyak aplikasi pengemasan dari memiliki dampak rak yang cukup baik, demikian juga warna medium dan

(10)

merupakan warna identik dengan tanah, kayu, bumi dan sifat ilmiah. Warna ini juga diasosiasikan sebagai musim gugur. Produk yang memakai warna ini umumnya adalah produk coklat, minuman cola, kacang dan kopi. Namun hati-hati dalam menggunakannya karena bisa juga berarti kotor. Kelebihannya adalah menunjukan kualitas produk, juga mungkin berarti kaya rasa.

4. Merah memiliki keterlihatan dan impuls yang tinggi, namun hindari magenta karena sering diidentikan dengan keadaan busuk dan beracun. Memiliki konotasi api, hangat, kegembiraan, asmara, agresif, kesuburan dan berarti stop di seluruh dunia. Untuk produk makanan, merah merupakan warna terbaik untuk dipakai dan sangat dianjurkan karena mempunyai daya tarik tinggi dan warna yang umumnya disukai orang .

5. Putih adalah warna kontras yang istimewa, terutama untuk latar belakang dan dapat digunakan untuk corak apa saja, namun mata mengalami kesulitan untuk melihatnya dari jauh karena memiliki keterlihatan yang rendah. Warna putih adalah warna yang diperuntukan bagi semua umur, sering diidentikan dengan kesucian, bersih, perkawinan dan steril (pada produk makanan diartikan sebagai bersih dan sehat). Namun hati-hati menggunakannya karena pada kebudayaan beberapa negara. Warna ini merupakan warna dukacita dan kematian seperti kebudayaan yang ada di Cina.

Fungsi Warna

Pada kemasan, warna sangat penting. Berikut ini adalah beberapa fungsi warna dalam kemasan:

1. Untuk identifikasi, komposisi warna harus berbeda dengan produk-produk pesaing agar konsumen dapat dengan mudah mengenali atau mencari produk yang ditawarkan.

(11)

2. Untuk menarik perhatian, warna terang atau cerah akan memantulkan cahaya lebih jauh dibandingkan dengan warna gelap, sehingga warna terang lebih cepat menarik perhatian walaupun pada jarak penglihatan yang jauh. Tapi hati-hati dalam menerapkan warna cerah sebagai daya tarik, dan harus dipertimbangkan juga dengan aspek – aspek lainnya karena daya tarik yang salah dapat merusak citra produk.

3. Untuk menimbulkan pengaruh psikologis, misalnya untuk membangkitkan selera konsumen terhadap produk makanan, gunakan warna merah, oranye atau kuning. Warna yang terang dan hangat condong merangsang sistem saraf otonomi, termasuk pencernaan.

4. Untuk mengembangkan asosiasi, memberikan asosiasi tertentu terhadap produknya. Jangan menggunakan warna ungu atau hijau untuk produk makanan, khususnya yang mengandung daging karena mempunyai asosiasi daging busuk. Warna hijau pada roti memberikan asosiasi berjamur.

5. Untuk menciptakan suatu citra, warna disesuaikan untuk mencerminkan atau menggambarkan keadaan produknya. Misalnya warna hijau mencerminkan kesegaran untuk produk sayuran.

6. Untuk menghias produk, suatu produk tidak dapat ditampilkan secara akurat hanya dengan warna hitam putih.

7. Untuk memastikan keterbacaan maksimum, gunakan warna kontras untuk sesuatu yang ingin ditonjolkan.

8. Untuk mendorong tindakan, dibandingkan dengan kemasan polos, pemberian warna dapat memberi dampak lebih. Di sini peranan warna adalah untuk menjual.

9. Untuk proteksi dari cahaya, warna dapat digunakan untuk melindungi isi dari efek cahaya yang merusak.

10. Untuk mengendalikan temperatur, warna terang cenderung memantulkan panas dari sebuah benda dan menjaga bagian dalam kemasan tetap sejuk, ini diperlukan bagi produk yang sensitif terhadap perubahan temperatur. 11. Untuk membangkitkan minat dalam mode, warna dapat mencerminkan

(12)

Warna merupakan sebuah atribut dari sebuah elemen. Warna mempunyai peranan penting dalam penciptaan sebuah tanda atau sign. Warna yang diterapkan dalam desain kemasan dan logo memberikan informasi psikologis yang terkandung dari produknya. Sehingga sebuah produk atau brand, memiliki identitas dan karakteristik yang memberi kesan bagi konsumennya.

4.1.3. Teori Tipografi

Menurut Joyce Rutter kaye dalam Basic Design (2002, p5-6), huruf merupakan esensi dari komunikasi visual, ketika sebuah jenis huruf telah dipilih secara hati-hati digunakan secara penuh, hal ini dapat mengkomunikasikan pesan secara efektif.

Menurut Rob Carter dalam Working With Computer (1996), faktor-faktor penting dalam tipografi adalah :

Legibility : Fungsi dari font yang dipilih harus mudah dibaca, keterbacaan

dalam bentuk suatu bacaan atau teks.

Readibility : Jenis font yang dipilih harus enak dipandang mata dan

mudah dibaca.

Visibility : Font mudah terlihat.

Clarity : Font yang dipilih harus menunjukkan kejernihannya,sehingga

antara huruf yang satu dengan yang lain terlihatperbedaannya.

Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi adalah aktifitas yang sangat penting. Dengan adanya komunikasi tersebutlah terjadi interaksi, dimana terjadi penyampaian pesan dan penerimaan pesan. Aktifitas komunikasi ini membutuhkan perangkat atau media untuk menjembatani antara pengirim pesan dan penerima pesan. Selama berabad-abad, telah terbukti bahwa bahasa tulis merupakan sebuah perangkat komunikasi yang efektif.

Dalam sebuah desain kemasan bahasa tulis atau masalah tipografi merupakan salah satu penyampai pesan yang penting selain gambar atau ilustrasi, bentuk dan warna. Pengelolaan yang benar, baik dari segi jenis huruf maupun ukuran, akan

(13)

menghasilkan kesan yang baik dan menjamin tersampainya pesan kepada konsumen secara benar dan maksimal.

Pemilihan Huruf

Dalam menentukan karakter huruf yang akan diaplikasikan di dalam sebuah kemasan, harus ada pertimbangan-pertimbangan yang akurat. Tipe huruf yang akan dipilih misalnya, harus mampu mencerminkan atau memberikan gambaran kesan tertentu sesuai dengan karakter produknya. Apakah produk tersebut ditujukan untuk kalangan menengah, bawah atau atas, dengan audience anak-anak, remaja, dewasa atau tua. Harus disesuaikan dengan karakter huruf yang dipakai.

Selain pemilihan huruf, pertimbangan lainnya adalah ukuran huruf. Ukuran huruf yang dipakai harus disesuaikan dengan ukuran produk. Ukuran huruf berapapun yang dipakai, harus memiliki tingkat keterbacaan yang baik.

Memperhatikan sebuah trend yang sedang berlangsung juga salah satu masalah yang harus dipertimbangkan dalam menentukan huruf yang akan diaplikasikan. Tidak sedikit rancangan desain yang mengangkat kembali suatu gaya yang telah lama lewat, seperti art nouveau atau punk, sehingga mampu menampakan citra bahwa produk tersebut up to date.

4.1.4 Teori Brand Identity

Menurut Alina Wheeler, dalam buku Designing Brand Identity disebutkan bahwa Brand Identity adalah ekspresi secara visual dan verbal dari sebuah brand. Identitas pendukung, ekspresi, komunikasi, dan memvisualisasikan brand. Ini adalah cara komunikasi yang paling cepat dan mudah. Dimulai dari sebuah brand name dan brand mark yang kemudian dijabarkan menjadi sebuah alat komunikasi. Membangun sebuah Brand Identity adalah cara membuat identitas visual yang mudah diingat dan cepat dikenali.

(14)

Visual Identity memicu persepsi dan membuka asosiasi dari merk.

Kriteria Brand Identity yang efektif: • Kuat dan mudah diingat

• Mudah dikenali

• Menunjukkan image dan konsistensi perusahaan • Mengkomunikasikan penampilan perusahaan • Memiliki perlindungan legalitas

• Sesuai untuk berbagai media dan skala

• Dapat diterapkan pada berbagai warna termasuk hitam dan putih. Berdasarkan landasan teori mengenai Brand Identity yang efektif, maka pembuatan logo Gandaria Homa Ice Cream yang baru diharapkan dapat memenuhi kriteria Brand Identity yang efektif, sehingga selain lebih kuat dan mudah diingat, juga dapat mengkomunikasikan image perusahaan.

Desain logo yang efektif, pertimbangan – pertimbangannya: 1. Relevansi

Dengan jenis bisnis atau jasa, pertimbangannya: a) Kesesuaian dengan budaya perusahaan

b) Kesesuaian dengan psikografis dan nilai – nilai sasaran. c) Kesesuaian dengan positioning yang ditetapkan.

d) Bagaimana strategi komunikasi pemasaran dan komunikasi organisasinya

2. Tampil beda dan unik

Terutama dengan perusahaan sejenis lainnya, memiliki personalitas. 3. Memorability

(15)

4.1.5 Teori Komposisi

Komposisi dapat diartikan sebagai suatu susunan unsur desain yang digunakan dalam perancangan komposisi, yang ditata atau dilayout secara serasi dan harmoni dengan berlandaskan prinsip-prinsip desain. Sebuah kemasan memang mempunyai unsur-unsur seperti tipografi, warna, ilustrasi, dan sebagainya, namun kesemuanya itu bisa saja menjadi tidak berarti apabila komposisinya kacau. Selain tiap elemen desain harus sesuai dan mempunyai kekuatannya masing-masing, namun bila tidak terkomposisi dengan sesuai, hasilnya percuma saja. Bukan berarti setiap komposisi harus teratur dan mempunyai grid yang jelas, namun lebih pada keterbacaan yang baik dan mampu menonjolkan tiap elemen yang dipakai sehingga merupakan gabungan kekuatan.

Ada enam butir pertimbangan bagi tata letak adalah:

1. Keseimbangan (balance) adalah penataan unsur-unsur desain untuk mencapai suatu kesan visual dengan penyebaran yang menyenangkan. Menimbulkan kesan mantap dan bahwa semua dikomposisikan sesuai tempatnya.

2. Titik pandang (focus) adalah menonjolkan salah satu unsur untuk menarik perhatian. Misalnya logo atau ilustrasi. Sebab bila ada dua buah elemen yang ditonjolkan akan ada ‘perang’ memperebutkan porsi dan pada akhirnya akan membingungkan konsumen.

3. Lawanan (contrast) adalah penggunaa warna yang sangat berbeda untuk menarik perhatian dan memudahkan keterbacaan maksimal, sehingga pesan dengan baik tersampaikan.

4. Perbandingan (proportion) adalah penggunaan ukuran yang serasi antara panjang, lebar, besar, kecil ataupun tebal tipisnya untuk mencapai perpaduan yang enak dilihat.

5. Irama (rhythm) adalah penataan sedemikian rupa antara logo, ilustrasi dan teks dalam urutan yang paling logis untuk memberikan alur keterbacaan sesuai dengan kebiasaan yang berlaku dalam urutan baca.

6. Kesatuan (Unity) adalah mutu keseimbangan, titik pandang, dan elemen-elemen lain yang digabungkan untuk pengembangan tampilan. Setiap elemen harus mempunyai hubungan satu sama lain sehingga akhirnya

(16)

menampilkan kesan kesatuan sebagai bentuk utuh yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

4.1.6 Prinsip Dasar Desain Komunikasi Visual

Dengan prinsip – prinsip desain, seorang desain grafis mendesain elemen desain dalam suatu layout. Prinsip – prinsip desain tersebut menurut “Lori Siebert dan Lisa Ballard (Making a Good Layout, 1992)”, yaitu:

1. Keseimbangan (Balance) adalah perbandingan berat tidaknya suatu gambar pada suatu layout. Daya yang membentuk keselarasan dan merupakan penilaian akhir dari suatu komposisi.

2. Irama (Rhythm) adalah suatu pengulangan elemen gambar yang bervariasi. Suatu kelanjutan dan gerakan. Merupakan suatu hasil dari repetisi yang hanya bisa dirasakan.

3. Penekanan (Emphasis) adalah suatu unsur yang lebih ditekankanpada layout.

4. Kesatuan (Unity) adalah wujud unsure desain yang disusun secara terpadu. Untuk mencapai suatu susunan komposisi dalam desain. Elemen – elemen gambar yang dipakai mempunyai persamaan visual.

5. Komposisi (Composition) adalah suatu komponen atau unsur desain yang dipergunakan dalam perancangan komposisi adalah susunan beberapa benda atau bentuk yang ditata secara seimbang dan serasi serta memiliki kesatuan antara unsur-unsur desain tersebut.

6. Keserasian / Keselarasan (Compatibility) adalah prinsip dari perwujudan suatu komposisi yang disusun berdasarkan suatu gagasan atau ide, sehingga menimbulkan suatu kesatuan yang organis.

Keseluruhan prinsi desain ini diterapkan dalam desain kemasan es krim Gandaria Homa Ice Cream sehingga dapat mencitptakan desain yang tetap konsisten dan menyatu dengan elemen-elemen desain yang ada.

(17)

4.2 Strategi Kreatif

Perancangan komunikasi visual dibuat berdasarkan data dan analisa yang telah dibahas pada Bab II dan Bab III, hal-hal yang berhubungan dengan Gandaria Homa Ice Cream, baik dari latar belakang perusahaan, SWOT perusahaan, keunggulan perusahaan, kompetitor, sehingga solusi desain dibuat dengan tujuan menciptakan sebuah kemasan yang mencerminkan citra dan karakter produknya, sehingga cukup kuat untuk bersaing dengan kompetitor dan dapat dikomunikasikan dengan baik kepada target audiens.

4.2.1 Strategi Komunikasi I. Fakta Kunci

Berikut adalah beberapa fakta yang dapat menjadi kunci dalam berkomunikasi:

• Banyaknya kompetitor-kompetitor lain yang bergerak dalam bidang

ice cream, dengan identitas yang lebih kuat dan mendominasi.

• Pemasaran kompetitor yang lebih optimal dibandingkan Gandaria Homa Ice Cream.

• Pemasaran dari pihak Gandaria Homa Ice Cream yang masih kurang, karena selama ini pemasaran lebih banyak melalui mulut ke mulut dan belum terlalu go public.

II. Masalah yang akan dikomunikasikan

Masalah yang diangkat menjadi isu utama adalah memberikan solusi komunikasi visual yang tepat untuk menyampaikan keunggulan yang dimiliki oleh Gandaria Homa Ice Cream.

Tujuan Komunikasi:

(18)

Attention:

Menarik perhatian target dengan solusi visual yang mengkomunikasikan produk yang ditawarkan oleh Gandaria Homa Ice Cream.

Interest:

Mendapatkan minat dari target.

Desire:

Setelah mendapatkan minat dari target, terciptalah keinginan dari target untuk memiliki produk yang ditawarkan.

Action

Memenuhi keinginan yang dirasakan dengan melakukan tindakan, berpartisipasi membeli produk yang ditawarkan.

III. Profil Target

Profil dari target komunikasi secara demografis: • Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan (unisex). • Usia Target : 18-42 tahun.

• Kelas Ekonomi : menengah sampai menengah ke atas.

• Besar Keluarga : mencakup semua golongan keluarga secara kuantitatif. • Agama : mencakup semua agama yang ada di Indonesia.

• Kebangsaan : Indonesia, China, WNA. Profil target komunikasi dilihat secara geografis: • Domisili : wilayah perkotaan.

• Wilayah sasaran umum dan khusus : Jakarta.

• Kepadatan : tingkat kepadatan perkotaan dan perumahan. • Iklim : Tropis

(19)

Profil target komunikasi dilihat secara psikografis : • Gaya hidup : modern, praktis, dinamis, minimalis. • Kepribadian : perfeksionis, mementingkan prestige Perilaku:

- Menyukai makanan manis. - Peduli kesehatan.

- Menyukai dan sering mengadakan acara kumpul bersama (teman, saudara dan keluarga).

- Memperhatikan kualitas & kesempurnaan, dalam hal ini kualitas dinilai dari penampilan, rasa, kebersihan dan bahan dasar yang digunakan mengingat produk yang dipasarkan berupa makanan sehingga harus terjaga kebersihannya.

Keseluruhan prinsi desain ini diterapkan dalam desain kemasan es krim Gandaria Homa Ice Cream sehingga dapat mencitptakan desain yang tetap konsisten dan menyatu dengan elemen-elemen desain yang ada.

4.2.2 Strategi Desain

1. Big Idea Klasik.

2. Keyword

Klasik, Ice Cream, Natural.

3. Positioning / Unique Selling Proposition

Satu-satunya es krim tradisional di Jakarta dengan kenikmatan dan kelembutan yang tak terlupakan.

4. Tone & manner

(20)

5. Pendekatan Emosional

Pendekatan yang digunakan dalam menyampaikan pesan adalah pendekatan yang lebih bersifat emosional.

Landasan Komunikasi Secara Emosional

Emosional adalah suatu keadaan yang menyentuh perasaan atau melibatkan emosi. Penyampaian komunikasi dilakukan dengan cara menggugah emosi dari masyarakat sehingga masyarakat tergerak untuk ingin mencoba dan merasakan apa saja penawaran yang diberikan oleh kemasan Gandaria Homa Ice Cream.

4.2.3 Strategi Verbal

Gaya bahasa yang akan digunakan adalah gaya bahasa informal yang memiliki kesan bersahabat dan lebih dekat dengan keseharian target. Penggunaan bahasa tidak terbatas pada penggunaan bahasa Indonesia, mengingat profil target yang sebagian target merupakan warga negara asing maka ada pula penggunaan Bahasa Inggris sebagai bahasa sekunder.

4.2.4 Strategi Visual

Unsur-unsur desain yang dipilih berdasarkan pertimbangan karakter target serta pendekatan yang dilakukan:

• Skema warna-warna yang memberikan nuansa eksklusif, nostalgia, sehat, seperti perpaduan warna antara warna primer dengan warna turunannya, dan warna-warna lain yang mendukung nuansa tersebut.

4.2.5 Strategi Media

Pemilihan item didasarkan pada pertimbangan bahwa media yang digunakan adalah media yang tepat dan efektif untuk menjangkau sasaran dan berdampak positif bagi perusahaan serta dapat memberi keuntungan bagi perusahaan. Strategi media yang dibuat meliputi :

(21)

1. Logo Utama dan Variant

Dalam pembuatan suatu identitas perusahaan, logo merupakan item utama yang harus ada, yang berfungsi sebagai perwakilan dari citra perusahaan yang ingin disampaikan pada target audiens.

2. Packaging produk es krim cup 3. Packaging produk es krim balok 4. Packaging produk ice cream cake

Kemasan berfungsi untuk menambah nilai jual pada produknya, sekaligus sebagai media promosi secara tidak langsung. Memudahkan konsumen membeli dalam jumlah yang banyak dengan harga yang ekonomis untuk dijadikan sebagai hadiah ulang tahun.

5. Stand Booth

Standbooth sebagai media pendukung display. 6. X-Banner

Sebagai media yang dapat menarik perhatian pengunjung. Dengan ilustrasi klasik yang tetap sintaktik dengan media pendukung lainnya.

7. Flyer

Media pendukung yang dibagikan kepada para pengunjung untuk memberikan kesan akan keberadaan Gandaria Homa Ice Cream sehingga dapat menarik perhatian pengunjung untuk mencicipi produknya.

8. Brosur

Media pendukung yang berisi informasi dan harga varian produk dari Gandaria Homa Ice Cream sehingga memudahkan konsumen untuk mendapatkan produknya.

9. Kupon dan Stamp Card

Kantong plastik dibuat untuk memenuhi permintaan konsumen yang ingin mencicipi es dalam satuan (maximal 4 buah).

10. Informasi produk

Item pendukung yang diletakkan pada sisi tiap varian es krim yang berisi informasi masing-masing variannya.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil terbaik tahap 1 dilanjutkan tahap 2 dimana dibuat berbagai formula ransum kambing perah laktasi berbasis kangkung, metonionin dan KT dengan uji produksi

Jasa pariwisata (perjalanan) memiliki kontribusi terbesar dalam ekspor jasa Indonesia. Diurutan kedua adalah jasa bisnis dengan kontribusi sebesar 28,79 persen. Kontribusi

Yang membedakan dengan penelitian saat ini adalah mempromosikan salah satu potensi wisata Blitar yang ada di Kelurahan Karangsari Kota Blitar agar dikenal sebagai Kampung

A Kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Arab dan disampaikan secara mutawatir mendapat pahala jika membacanya.. B Kalam Allah SWT yang

Berdasarkan analisis tingkat kesukaran, daya beda, serta efektifitas distraktor soal pilihan ganda pada paket tes A diperoleh hasil akhir 40% item soal diterima,

Sebaliknya individu yang memiliki tingkat pe- ngetahuan tentang agama yang rendah akan melakukan perilaku seks bebas tanpa berpikir panjang terlebih dahulu sehingga

sehingga elevasi penambahan endapan sedimen maksimal yang boleh terjadi di Bendung Sei Tibun sampai elevasi pintu pengambilan adalah -0,10 m; (2) Sedimen suspensi

Penelitian dilakukan dalam dua fase, terdiri dari penyesuaian simpangan struktur model dengan simpangan terukur pada kondisi sesungguhnya untuk mendapatkan konstanta kekakuan