• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGUMPULAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT USAHA DAGANG OLEH BAZNAS KOTA PADANG PANJANG SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PENGUMPULAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT USAHA DAGANG OLEH BAZNAS KOTA PADANG PANJANG SKRIPSI"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

1

STRATEGI PENGUMPULAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT USAHA DAGANG OLEH BAZNAS KOTA PADANG PANJANG

SKRIPSI

Di ajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana ekonomi pada jurusan S1 Perbankan Syariah

Oleh: WATNI PUTRI

NIM: 3314.348

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

(2)

2 ABSTRAK

Skripsi ini disusun oleh Watni Putri, NIM.3314.348 yang berjudul “Strategi Pengumpulan dan Pengelolaan Zakat Usaha Dagang oleh BAZNAS Kota Padang Panjang.” Jurusan Perbankan Syari‟ah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Yang menjadi rumusan masalah pada skripsi ini adalah bagaimana strategi yang dilakukan BAZNAS Kota Padang Panjang dalam pengumpulan dan pengelolaan zakat usaha dagang, serta mengetahui kendala yang dihadapi. Adapun yang menjadi motivasi penulis dalam membahas masalah ini dilatarbelakangi oleh zakat yang terhimpun dari muzakki berprofesi sebagai pedagang masih rendah persentasenya dibandingkan zakat lainnya.

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dan penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Penulis menggunakan data yang bersumber dari data primer dan data skunder, data primer yaitu sumber data yang penulis peroleh secara langsung dari narasumber melalui wawancara (interview) serta dari observasi lapangan dengan mengajukan beberapa pertanyaan wawancara berkaitan dengan masalah yang penulis bahas yaitu mengenai pengumpulan dan pegelolaan zakat usaha dagang. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secaratidak langsung dari hasil studi perpustakaan sumbernya berupa buku-buku, catatan, dan dengan mengumpulkan dokumen-dokumen yang ada di BAZNAS Kota Padang Panjang sedangkan informan dalam penelitian ini adalah Kepala dan Staf Kantor BAZNAS Kota Padang Panjang.

Hasil penelitian strategi pengumpulan dan pengelolaan zakat usaha dagang yang diterapkan oleh BAZNAS Kota Padang Panjang ini menyimpulkan bahwa(1) Strategi pengumpulan zakat usaha dagang yaitu menghimbau para muzakki melalui media elektronik (radio), kerjasama dengan ustad pada saat khutbah jum‟at untuk memberikan tema khutbah mengenai pembayaran zakat usaha dagang melalui BAZNAS Kota Padang Panjang dan himbauan langsung kepada muzakki dengan cara mendatangi toko dari simuzakki. (2) Sedangkan dalam pengelolaan pihak BAZNAS Kota Padang Panjang menerapkan strategi seperti perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pengarahan (Directing), dan pengawasan (Controlling). Dalam pengumpulan dan pengelolaan zakat usaha dagang ada beberapa factor kendala internal dan eksternal yang dihadapi BAZNAS Kota Padang Panjang antara lain: kendala internal yaitu masyarakat masih cendrung membayarkan zakatnya secara langsung kemustahiq, masyarakat (pedagang) Kota Padang Panjang tidak semua berasal dari Kota Padang Panjang. Sedangkan kendala eksternalnya yaitu rendahnya potensi SDM yang dimiliki mustahiq, sebagian besarusaha yang ditekuni oleh para mustahiq adalah usaha yang sulit untuk dikembangkan, serta dana zakat yang disalurkan untuk modal usaha tidak bisa berkembang karena mustahiq yang menerima zakat berstatus single parent yang mau tidak mauberusaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

(3)

3

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirrabil‟alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “STRATEGI PENGUMPULAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT USAHA DAGANG OLEH BAZNAS KOTA PADANG PANJANG”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana S1 Perbankan Syariah pada Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Salawat dan salam penulis mohon kepada Alah SWT supaya dilimpahkan kepada junjungan umat yakni Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan ajaran Agama kepada umat manusia.

Dalam penulisan skripsi ini banyak hambatan serta rintangan yang penulis hadapi namun pada akhirnya dapat melaui berkat adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moral maupun spitual, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaiakan ucapan terimakasih kepada :

1. Ibu Dr. Ridha, M.Hum selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, Bapak H. Harfandi, SE. M.Si Ketua Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan Ibu Sandra Dewi, SE. MM selaku Ketua Jurusan S1 Perbankan

(4)

4

Syariah yang telah memberikan izin dan fasilitas kepada penulis untuk menuntut ilmu di IAIN Bukittinggi.

2. Bapak Yuwarman Mansur, SE. MM selaku Pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelitian.

3. Ibu Novera Martilova, SE. MM selaku Pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelitian.

4. Bapak (Aswir), Ibunda (Darlis), Abang (Jon Hendri), Abang (Osmen), Abang (Roni Agus Ferdian), Kakak (Nilva Yeni), Kakak (Jaswira Yanti), Abang (Nofri Hendrio), terimakasih telah memberikan semangat dan motivasi moral, serta materil yang penulis terima demi keberhasilan penulis.

5. Ibu Era Sonita SE, M. Si selaku Penasehat Akademik yang telah memberikan nasehatnya demi kelancaran proses belajar penulis.

6. Bapak/Ibu dosen serta staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEB) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi yang telah memberikan Ilmunya.

7. Bapak/Ibu pegawai pustaka yang telah menyediakan fasilitas (buku-buku) untuk penulis sebagai sumber referensi dalam penyelesaian skripsi penulis.

8. Staf Neraca Wilayah dan Analisis Statistik/Fungsional Statistik (Masruqi Arrazy, S.ST) yang telah membantu penulis menyediakan Data PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kota Padang Panjang menurut Lapangan Usaha 2012-2016.

(5)

5

9. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu yang telah memberikan izin terhadap penulis untuk bisa melakukan penelitian di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Padang Panjang.

10. Pimpinan dan karyawan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Padang Panjang yang telah menerima penulis untuk melakukan penelitian dalam mengumpulkan data yang terkait dengan penelitian.

11. Untuk sahabat-sahabat Linda Wati, Lara Fenta Tiwi, Rika Okta Pratiwi, Fetri Ramadhani, Yulia Dwi Ulfah, Mira Wulan Sari, Widia Wati dan lainnya yang tidak bisa penulis ucapkan satu persatu yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian skripsi.

12. Dan seluruh teman-teman seperjuangan, khususnya Lokal S1 PS (i) angkatan 2014 yang telah memberikan support kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Doa dan harapan semoga Allah SWT membalas semua kerendahan hati, bantuan, motivasi dan bimbingan yang diberikan dan semoga dibalas dengan pahala oleh Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat untuk pembaca. Aamiin!

Bukittinggi, Januari 2019 Penulis,

Watni Putri NIM. 3314.348

(6)

6 DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Identifikasi Masalah 7 1.3 Rumusan Masalah 7 1.4 Batasan Masalah 8 1.5 Tujuan Penelitian 8 1.6 Penjelasan Judul 8 1.7 Sistematika Penulisan 9

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Zakat 11

2.2 Dasar HukumWajib Zakat 13

2.3 Hukum Orang Yang Meninggalkan Zakat 14

2.4 Hikmah Dan Keutamaan Zakat 17

2.5 Macam-Macam Zakat 20

2.6 Syarat-Syarat WajibZakat 27

2.7 Golongan Penerima Zakat 30

2.8 Zakat Perdagangan 35

1) Pengertian Zakat Perdagangan 35

2) Dasar Hukum 36

3) Kadar Zakat Dan Syarat Wajib Zakat Perdagangan 37 4) Cara Pedagang Mengeluarkan Zakatnya 38

(7)

7

2.9 Strategi Pengumpulan Zakat Perdagangan 39 2.10 Strategi Pengelolaan Zakat Perdagangan 43

2.11 Kajian Terdahulu 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian 49

3.2 Lokasi Penelitian 49

3.3 Sumber Data 49

3.4 Teknik Pengumpulan Data 50

3.5 Analisis Data 52

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian 55

1) Sejarah Perkembangan BAZNAS Padang Panjang 55 2) Visi Dan Misi BAZNAS Padang Panjang 57 3) Dasar Hukum BAZNAS Kota Padang Panjang 58 4) Tujuan BAZNAS Kota Padang Panjang 59 5) Struktur Organisasi Dan Uraian Tugas 60 6) Program BAZNAS Kota Padang Panjang 64 7) Strategi Pengumpulan Zakat Perdagangan 69 8) Strategi Pengelolaan Zakat Perdagangan 74

4.2 Anailis Penulis 76 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 80 5.2 Saran 80 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(8)

8

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kontribusi Sektor Perdagangan Pada PDRB Kota Padang Panjang ( juta rupiah) Tahun 2012-2016

Tabel 1.2 Peneimaan Zakat Usaha Dagang Pada BAZNAS Kota Padang Panjang (juta rupiah) Tahun 2012-2016

(9)
(10)
(11)
(12)

12 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu sunnatullah yang sudah menjadi ketentuan Yang Maha Kuasa adalah perbedaan yang terdapat pada setiap diri manusia.Setiap orang lahir dan hidup di dunia memiliki kondisi tersendiri yang berbeda dengan orang lain. Perbedaan ini mencakup semua aspek, mulai dari budaya, sosial, kultur, dan lain sebagainya. Salah satu perbedaan yang mudah diidentifikasi adalah perbedaan kondisi ekonomi.Sebagian manusia, ada yang dititipi oleh Allah SWT harta sehingga menjadi orang kayadan berada, sebagian lagi dicoba dengan kekurangan dan hidup miskin.Semua ini bukannya tanpa tujuan, ini adalah rahasia Allah SWT untuk menyadarkan manusia menyadari bahwa dirinya bukanlah apa-apa.Selain itu, Allah ingin menguji, apakah manusia itu mampu mengoptimalkan segala potensi kebaikan yang diberikan kepadanya.

Salah satu ajaran dalam islam yang bertujuan mengatasi kesenjangan dan gejolak sosial tersebut adalah zakat. Zakat yang menjadi salah satu rukun penyangga tegaknya Islam serta kewajiban bagi pemeluknya membawa misi memperbaiki hubungan horizontal antara sesama manusia yang pada akhirnya mampu mengurangi gejolak akibat problematika kesenjangan dalam hidup mereka. Selain itu zakat juga dapat memperkuat hubungan vertikal manusia dengan Allah SWT, karena Islam

(13)

13

menyatakan bahwa zakat merupakan bentuk pengambdian (ibadah ) kepada Yang Maha Kuasa.1

Zakat adalah satu rukun di antara rukun-rukun Islam. Zakat hukumnya wajib berdasarkan Al-Quran, As-Sunnah dan ijma‟ atau kesepakatan umat islam. Didalam Al-Quran, zakat disebutkansetelah shalat dalam delapan puluh dua ayat yang menunjukkan nilai penting shalat secara langsung. Zakat menempati tingkat ke tiga dalam rukun Islam, yaitu setelah kalimat syahadat2 dan shalat dan ayat-ayat serta hadist-hadist tentang hal itu amat banyak dan masyhur, Allah swt berfirman :

َهيِعِكاَّزلا َعَم اىُعَكْراَو َةاَكَّزلا اىُتآَو َة َلََّصلا اىُميِقَأَو

Yang artinya, “dan dirikanlah shalat dan tunaikanllah zakatdan rukuklah

bersama-sama orang yang rukuk.”(Q. S. Al-Baqarah: 43)

Salah satu zakat yang wajib dizakati adalah zakat usaha perdagangan. Perdagangan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan harta, dengan cara membeli barang dengan cara murah dan menjualnya dengan harga yang lebih tinggi, dengan tujuan agar memperoleh keuntungan. 3 Dari Abu Dzar, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Pada unta ada zakatnya, pada lembu ada zakatnya, pada kambing ada

zakatnya dan pada pakaian yang dijualbelikan juga ada zakatnya.” Menurut

Az-Zaila‟I, pada barang dagangan yang telah mencapai nisab perak atau emas, wajib

1Akhmad Mujahidin, “Ekonomi Islam”, (Jakarta : RajaGrafindo Persada , 2007), hlm. 55 2Syaikh Hasan Ayyub, “Fikih Ibadah”, (Jakarta : Cakra Lintas Media, 2010), hlm. 345 3Hulwati, “ Ekonomi Islam” (Padang: Ciputat Press Group, 2006), hlm. 21

(14)

14

dikeluarkan 1/40-nya atau sama dengan 2,5%.4 Zakat perdagangan dikeluarkan satu tahun sekali dengan terlebih dahulu menetapkan awal perhitungan haul. Tahun perniagaan dihitung mulai berniaga.Yang dihitung bukanlah labanya saja, tetapi seluruh barang yang diperjualbelikan itu.Apabila sudah cukup nisab maka wajib dikeluarkan zakat seperti emas.Dalam pengumpulan dan pengelolaan zakat Allah SWT berfirman:Yang artinya, “Ambillah zakatdari sebagian harta mereka, dengan

zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdo‟alah untuk mereka.Sesungguhnya do‟a kamu itu (menjadi) ketentraman bagi jiwa mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(Q. S. At - Taubah: 103)

Ayat ini menjelaskan bahwa zakat itu diambil atau dipungut dari orang-orang yang berkewajiban (muzakki) untuk kemudian disalurkan kepada mereka yang berhak menerimanya (mustahiq). Yang mengambil dan memungut zakat itu adalah para petugas („amil). „Amil adalah orang-orang yang ditugaskan (diutus oleh imam/pemerintah) untuk mengambil, menuliskan, menghitung dan mencatatkan zakat yang diambilnya melalui muzakki untuk kemudian dibagikan kepada orang yang berhak menerimanya.Karena itu, dalam sejarah syriat zakat disebutkan Rasurullah Saw pernah mempekerjakan Ibnu Lutaibah untuk mengurus zakat Bani Sulaiman. Pernah pula mengutus Ali bin Abi Thalib ke Yaman untuk menjadi „amil zakat. Demikian juga era khulafaurrasyidin (para khalifah yang mulia), mereka memiliki petugas khusus yang mengatur masalah zakat, pengambilan maupun

4Syauqi Ismail Sahhatih, “Penerapan Zakat Dalam Bisnis Modren,” (Bandung: CV Pustaka Setia, 2007), hlm. 171

(15)

15

pendistribusiannya. Mengingat perkembangan zakat di Indonesia cukup signifikan dalam pengetasan kemiskinan, maka pemerintah memperbaiki dan menerbitkan Undang-Undang 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat, maka lembaga zakat telah ada mulai dari Tingkat Nasional, Provinsi dan Tingkat Kabupaten/ Kota di seluruh Indonesia. Lembaga zakat tersebut bernama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).5

Ada beberapa keuntungan positif bila zakat itu dibayarkan ke lembaga pengelola zakat.Pertama, untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayar zakat.Kedua, untuk menjaga perasaan rendah diri para penerima zakat (mustahiq).Ketiga, untuk efesiensi dan efektifitas, serta tepat sasaran dalam penggunaan harta zakat.Keempat, untuk memperlihatkan syiar Islam ditengah-tengah masyarakat.6

Setiap daerah pasti berpotensi besar dalam pengumpulan zakat perdagangan tidak terkecuali kota Padang Panjang. Kota Padang Panjang terletak ditengah Kabupaten ini, pada masa lalu adalah termasuk kedalam wilayah adminiftratif Kabupaten Tanah Datar, karena mampu berkembang dan sangat strategis, Padang Panjang menjadi kota saat ini terus berupaya untuk berkembang. Letak Kota Padang

5A. Rahman Ritonga, “ Memaknai Mustahik Zakat dalam Konteks Kekinian” (Padang: Hayfa Press, 2013), hlm. 2

6

(16)

16

Panjang yang strategis, banyak masyarakat yang mencari rezeki dengan cara berdagang.

Dari hasil observasi awal ke Dinas Pasar Kota Padang Panjang, bapak Adera menyatakan bahwa jumlah pedagang kota Padang Panjang kurang lebih 1.277 pedagang.7 Dari jumlah pedagang Kota Padang Panjang yang begitu banyaknya, potensi zakat usaha dagang kota Padang Panjang sangatlah tinggi. Akan tetapi setelah ditelusuri ke BAZNAS kota Padang Panjang, zakat usaha dagang yang dibayarkan oleh pedagang melalui BAZNAS kota Padang Panjang sangatlah sedikit. Menurut pimpinan BAZNAS Kota Padang Panjang bapak H. Aswir Rasyidin Dt. Panjang, Kalau dihitung persentasenya pedangang yang membayarkan zakat melalui BAZNAS adalah sebesar 5% saja. 8

Tabel 1.1

Kontribusi Sektor Perdagangan Pada PDRB Kota Padang Panjang ( juta rupiah) Tahun 2012-2016

Tahun Total PDRB PDRB Sektor

Perdagangan Kontribusi % Kenaikan / Penurunan PDRB Sektor Perdagangan % 2012 1.889.567,69 353.931,42 18,7 _ _ 2013 2.095.243,68 381.069,27 18,1 27.137,85 7,67 2014 2.347.905,13 424.891,28 18 43.822,01 11,50 2015 2.532.930,45 465.352,95 18,3 40.467,67 9,52 2016 2.773.914,99 519.368,92 18,7 54.015,97 11,61

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Padang Panjang

7 Adera, Kepala Dinas Pasar Kota Padang Panjang, Wawancara Pribadi, Padang Panjang, tanggal 12 april 2018

8 H. Aswir Rasyidin Dt. Panjang, Pimpinan BAZNAS Kota Padang Panjang, Wawancara

(17)

17

Dari tabel 1.1 di atas jumlah Kontribusi Sektor Perdagangan pada PDRB mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2013 kontribusi perdagangan mengalami penurunan sejumlah 27.137,85 atau sebesar 7,67%. Pada tahun 2014 kontribusi perdagangan mengalami kenaikan sejumlah 43.882,01 atau sebesar 11,50%. Selanjutnya pada tahun 2015 kontribusi perdagangan mengalami penurunan kembali sejumlah 40.461,67 atau sebesar 9,52%. Dan pada tahun 2016 kontribusi perdagangan mengalami kenaikan kembali sejumlah 54.015,97 atau sebesar 11,61%.

Table 1.2

Penerimaan Zakat Usaha Dagang Pada BAZNAS Kota Padang Panjang ( juta rupiah) Tahun 2012-2016

Tahun PDRB Setor Perdagangan Zakat Yang Diterima BAZNAS Kenaikan / Penurunan Zakat Usaha Dagang pada

BAZNAS % 2012 353.931,42 63.550.000 _ _ 2013 381.069,27 10.000.000 (53.550.000) (84,3) 2014 424.891,28 18.000.000 8.000.000 80 2015 465.352,95 88.400.000 70.400.000 391,1 2016 519.368,92 14.050.000 (74.350.000) (84,1) Sumber : Data di Olah Sendiri Dari tabel 1.2 di atas jumlah zakat usaha dagang yang diterima BAZNAS mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2013 penerimaan zakat usaha dagang mengalami penurunan sejumlah (53.550.000) atau sebesar (84,3)%. Pada tahun 2014 penerimaan zakat usaha dagang mengalami kenaikan sejumlah 8.000.000 atau sebesar 80%. Selanjutnya pada tahun 2015 zakat usaha dagang yang diterima mengalami kenaikan signifikan yaitu sejumlah 88.400.000 atau sebesar 391,1%. Dan

(18)

18

pada tahun 2016 zakat yang diterima mengalami penurunan kembali sejumlah (74.350.000) atau sebesar 84,1%.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dan menjadi latar belakang penulis tertarik mengambil tema dengan judul “STRATEGI PENGUMPULAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT USAHA DAGANG OLEH BAZNAS KOTA PADANG PANJANG”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas,maka dikemukakan indentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya pemahaman muzakki (pedagang) untuk membayarkan zakat perdagangan melalui lembaga BAZNAS.

2. Kurangnya kesadaran muzakki (pedagang) akan kewajiban membayarkan zakat perdagangan.

3. Diperlukan strategi yang tepat dalam pengumpulan dan pengelolaan zakat usaha dagang.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dideskripsikan diatas peneliti dapat merumuskan tentang:

(19)

19

1. Bagaimanakah strategi yang dilakukan BAZNAS dalam pengumpulan dan Pengelolaan zakat usaha dagang Kota Padang Panjang?

2. Apa saja kendala yang dihadapi oleh BAZNAS dalam pengumpulan zakat usaha dagang?

1.4 Batasan Masalah

Agar tidak meluasnya pembahasan atau penjelasan diluar topik pembahasan, maka penulis membatasi penelitian ini mengenai “Strategi pengumpulan dan pengelolaan zakat usaha dagang oleh BAZNAS kota Padang Panjang”

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin di capai dalam penulisan ini adalah:

1) Untuk mengetahui bagaimanakahstrategi yang dilakukan BAZNAS kota Padang Panjang dalam pengumpulan dan pengelolaan zakat uasaha dagang.

2) Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi BAZNAS kota Padang Panjang dalam pengumutan zakat usaha dagang.

1.6 Penjelasan Judul

Dalam pembahasan penelitian ini penulis tentu harus memberikan penjelasan judul dimana judulnya“Strategi Pengumpulan dan Pengelolaan Zakat Usaha Dagang Oleh BAZNAS Padang Panjang.”

(20)

20

Strategi :Pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.

Pengelolaan :Suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujuan tertentu.

Pengumpulan :Melakukan kegiatan penerimaan berupa informasi, dokumen-dokumen, uang, dan lain sebagainya.

Zakat Usaha Dagang :Zakat yang dkeluarkan atas kepemilikan harta yang diperuntukkan untuk jual-beli.

BAZNAS P. Panjang :Badan Amil Zakat Nasional yang ditunjuk oleh pemerintah dalam pengumpulan zakat di Kota Padang Panjang.

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk lebih jelasnya dan memudahan pemahaman pembaca dan agar lebih terarahnya penulis skripsi maka dapat dilihat sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut:

(21)

21 BAB I : PENDAHULUAN

Didalam pendahuluan terdapat latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, penjelasan judul dan sistematika penulisan.

BABII : LANDASAN TEORI

Di dalam landasan teori ini berisikan landasan teori-teori yang digunakan sebagai pedoman atau landasan, dasar dar teori dan studi relevan yang berkaitan dengan judul penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam metode penelitian terdapat tentang jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Pada bab ini terdapat uraian tentang hasil dan pembahasan penelitian yang menguraikan gambaran umum mengenai Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Padang Panjang serta strategi pengumpulan dan pengelolaan zakat usaha dagang.

BAB V :PENUTUP

(22)

22 BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Zakat

Dalam bahasa arab, zakat bermakna suci, tumbuh dan berkah. Kata zakat berarti suci, bertambah, berkembang dan menjadi berkah.Arti-arti ini terpelihara dan dimaksutkan dalam agama Allah swt. Orang yang mengeluarkan zakat adalah orang yang membersihkan diri dan hartanya sebagaimana pahalanya juga bertambah dan hartanya diberkahi Allah swt, Allah swt berfirman dalam surat At-Taubah ayat 103 :

َُّاللَّو ۗ ْمُهَل ٌهَكَس َكَت َلََص َّنِإ ۖ ْمِهْيَلَع ِّلَصَو اَهِب ْمِهيِّكَزُتَو ْمُهُزِّهَطُت ًةَقَدَص ْمِهِلاَىْمَأ ْهِم ْذُخ

ميِلَع ٌعيِمَس

Artinya :“Ambillah zakat dari sebgian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu, (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengarlagi MahaMengetahui.”(At-Taubah [9] : 103)

Allah swt berfirman dalam surat Ar-Rum ayat 39, yang berbunyi :

َيِل بًبِر ْهِم ْمُتْيَتآ بَمَو ِئََٰلوُأَف ِ َّاللَّ َه ْجَو َنوُديِرُت ٍةبَكَز ْهِم ْمُتْيَتآ بَمَو ۖ ِ َّاللَّ َدْنِع وُبْرَي َلََف ِسبَّنلا ِلاَوْمَأ يِف َوُبْر

َك

َنوُفِعْضُمْلا ُمُه Artinya :“dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertamabah

pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksutkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).”(Ar-RUM [30] : 39)

(23)

23

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Rasurullah saw bersabda, “Sedekah

tidaklah mengurangi harta, tidaklah Allah menambahkan ampunan kepada seorang hamba melainkan (Ia menambahkan) kejayaan dan tidaklah seseorang merendahkan diri Karen Allah kecuali Ia akan mengangkatnya.”(HR.Muslim)

Zakat dari istilah Fiqih berarti “sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah dan diserahkan kepada orang-orang yang berhak” disamping berarti mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri, jumlah yang dikeluarkan dari kekayaan itu disebut zakat karena yang dikeluarkan itu menambah banyak, membuat lebih berarti dan meindungi kekayaan itu dari kebiasaan. 9

Dan menurut terminology fuqaha, zakat adalah memberikan harta yang telah ditentukan Allah bagi yang berhak dengan memutuskan manfaat dari orang yang memberi dari segala sisi. Defenisi lain mengungkapkan, zakat adalah hak wajib bagi Allah dalam harta tertentu. 10Syara‟ memaknai dengan dua pengertian.Pertama, dinamakan pengeluaran harta ini dengan zakat adalah karena zakat itu merupakan suatu sebab yang diharap kan mendatangkan kesuburan atau menyuburkan pahala.

Kedua, dinamakan harta yang dikeluarkan itu dengan zakat adalah zakat itu

merupakan suatu kenytaan dan kesucian jiwa dari kekikiran dan kedosaan.

Ditinjau dari ekonomi islam, zakat merupakan salah satu instrumen fiscal untuk mencapai tujuan keadilan social ekonomi serta distribusi pendapatan dan

9Yusuf Qardhawi, “Fiqh al-Zakat, “ (JakartaPustaka Litera, 1983), hlm. 36

10 Hasan Ayub, “Fikih Ibadah; Panduan Lengkap Beribadah Sesuai Sunnah Rasulullah saw”, (Jakarta : Cakra Lintas Media, 2010), hlm. 345

(24)

24

kekayaan. Menurut pandangan Mustafa E. Nasution, zakat (termasuk infak, sedekah, dan wakaf) yang merupakan salah satu kebijakan fiscal dimana zakat termasuk salah satu sendi utama dalam sistem Ekonomi Islam yang jika mampu dilaksanakan dengan baik akan memberikan dampak ekonomi yang luar biasa. Menurutnya kegiatan zakat yang berdasarkan sudut pandang ekonomi pasar adalah suatu kegiatan menciptakan distribusi pendapatan yang lebih merata.11

Zakat ibarat benteng yang melindungi harta benda dari sifat dengki dan iri hati, dan zakat juga bisa dikatakan sebagai pupuk yang dapat menyuburkan harta sesorang untuk dapat lebih berkembang (banyak).Hubungan dengan Allah swt terjalin dengan ibadah shalat dan hubungan dengan manusia terjalin dan terkait dengan infak dan zakat. Hubungan viskal dipelihara sebagai tanda bersyukur dan terimakasih atas semua reski yang telah Allah berikan, hubungan sesama hamba Allah dijaga sebagai tanda keistemewaan, berbagi rahmat dan nikmat yang telah Allah berikan.

2.2 Dasar Hukum Wajib Zakat

Kewahiban zakat sepadan dengan kewajiban shalat yaitu wajib „aini dalam arti kewajiban zakat tidak mungkin dibebankan kepada orang lain, walaupun dalam pelaksanaanya bisa diwakilkan kepada orang lain. Dalam Al-Quran banyak sekli ayat-ayat yang membahas masalah zakat, masalah zakat juga dibicarakan tentang antara lain sebagai berikut:

11Umrotul Khasanah,”Manajemen Zakat Modren Instrumen Pemberdayaan Ekonomi

(25)

25

1. Arinya: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat, dan rukuklah

bersama orang-orang yang rukuk‟.”(Q. S. Al-Baqarah ayat : 43)

2. Artinya :“ Hai orang-orang yang beriman nafkahkanlah (dijalan Allah)

sebagian hasil dari ushamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untukkamu…”(Q. S. Al-Baqarah ayat : 267)

3. Perintah zakat juga disebutkan dalam surat At-Taubah ayat 103 yang berbungi:

Artinya : “ Pungutlah zakat dari harta benda mereka, yang akan

membersihkan mereka dan mensucikan mereka dan mendo‟akan untuk mereka. Sesungguhnya do‟a kami menjadi ketentraman jiwa bagi mereka dan Allah Mendengar lagi Maha Mengetahui.Sebagian harta mereka dengan zakat itu kamu bersihkan dan mensucikan mereka.“(Q.S At-Taubah ayat :

103)12

Nabi saw menegaskan zakat itu wajib, serta menjelaskan kedudukannya dalam islam. Yaitu bahwasanya zakat itu adalah salah satu rukun islam yang utama, dipujina orang yang berzakat dan diancamnya orang yang tidak melaksanakan zakat dengan berbagai upaya dan cara.

2.3 Hukum Orang yang Meninggalkan Zakat

Zakat merupakan kewajiban yang telah disepakati oleh umat islam. Kewajiban zakat telah ditetapkan dalam Al-Quran dan sunnah baik secara umum

12

(26)

26

ataupun khusus sehingga telah diketahuidengan pasti sebagai bagian dari kewajiban agama. Jika seorang muslim mengingkari kewajibannya maka ia sama saja telah mengingkari agama islam karena agma islam merupakan satu kesatuan yang utuh, tidak terpisah antara kewajiban yang satu dngan kewajiban yang lain. Oleh karena itu, jika serang musim mengingkari kewajiban zakat yang telah disepakati tersebut, ia dianggap kafir. Apabila ia mengingkari zakat yang masih diperselisihkan tentang wajibnya, seperti zakat harta rikaz (harta terpendam) dan perniagaan, maka ia tidak dianggap kafir. Namun, jika ia tinggal diwilayah pemerintahan islam yang mewajibkan zakat tersebut dan ia wajib zakat, tetapi ia mengingkarinya dan tidak menjalankan perintah Allah swt, tentang zakat tersebut, maka ia danggap kafir dan boleh diperangi serta diambil hartanya secara paksa oleh pemerintah.

Umat sepakat atas wajibnya zakat dan kewajiban zakat diketahui secara pasti dari agama bagi yang hidup dikalangan kaum muslimin dan dalam lingkungan Islam.Bagi yang mengingkari kewajiban zakat dari mereka berarti mereka telah kafir dan dianggap sebagai orang murtad.Ia diminta untuk bertaubat selama tiga hari, bila tidak juga bertobat ia berhak mendapatkan hukuman orang yang murtad dan kufur terhadap agama, yaitu dibunuh. Sedangkan yang mengingkari kewajiban zakat karena ketidaktahuan karena baru masuk Islam atau karena hidup jauh dari lingkungan Islam dan ulama Islam, ia tidak dihukumi kafir karena uzurnya tapi ia diberitahukan dan disebutkan dalil-dalilnya. Bila setelah itu yang bersangkutan bersikap takabbur dan

(27)

27

menetang berarti ia kafir dan hukum sebelumnya berlaku baginya.13Orang yang tidak membayarkan zakat juga terdapat hukuman didunia. Hadish shahih menjelaskan bahwa :

1. Orang yang tidak mengeluarkan zakat akan ditimpa kelaparan dan kemarau panjang.

2. Bila zakat bercampur dengan kekayaan lain, maka kekayaan itu akan binasa.

3. Pembangkan zakat akan dapat dihukum dengan denda bahkan dapat diperangi dan dibunuh. Hal ini dilakukan oleh Abu Bakar ketika setelah Rasurullah wafat dimana banyak suku Arab yang membangkang tidak mau membayar zakat dan hanya mau mengerjakan shalat.

Pernyataan Abu Bakar :“Demi Allah saya akan memerangi siapapunyang

membeda-bedakan zakat dari shalat…..”Berdasarkan pembahasan diatas dapat

dimengerti bahwa zakat adalah penting sekali dalam islam dan dapat dikatakan orang yang mengingkari zakat itu wajib adalah kafir dan sudah keluar dari islam (murtad).14

Khalifah Abu Bakar pernah memerangi orang-orang yang menolak mengeluarkan zakat.Beliau berkata yang kemudian terkenal sebagai statemen abadi, “Demi Allah, seandainya mereka tidak memberikan kepadaku bagian zakat yang

13 Syaikh Hasan Ayyub, “Fikih Ibadah”, (Jakarta : Cakra Lintas Media, 2010), hlm. 346 14Lukman Mohammad Baga, “Fiqh Zakat DR.Yusuf Al-Qaradhawy”, (Bogor, 1997), hlm. 5

(28)

28

dahulu mereka tunaikan keada Rasulullah, niscaya aku akan perangi mereka kareenanya.”

Diriwayatkanoleh Imam Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar, Rasulullah bersabda: “Aku diperintahkan untuk memerangi orang-orang sampai mereka bersaksi bahwa tiada tuhan melainkan Allah dan Muhammad rasukl utusan Allah, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Jika mereka melakukannya, maka darah dan harta benda mereka terjaga dariku, kecuali dengan hak Islam dan pertanggungan mereka diserahkan kepada Allah.

Hadist yang menerangkan ancaman bagi orang yang meninggalkan kewajiban zakat cukup banyak, di antaranya hadis marfu‟ yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan An-Nasa‟I dari Abu Hurairah, “Barang siapa yang diberi harta

kekayaan oleh Allah, lalu ia tidak menunaikan zakatnya, maka harta tersebut akan ditampilkan kelak dihari kiamat sebagai sosok lelaki yang pemberani berambutbotak yang memiliki dua taring yang akan dikalungkannya kepada pemliknya pada hari kiamat, kemudian ia akan mengambilnya (sang pemilik)dengan kedua sisi pemiliknya, sambil berkata: Akulah hartamu. Akulah harta terpendammu!15

2.4 Hikmah dan Keutamaan Zakat

Zakat merupakan ibadah dalam bidang harta yang banyak memiliki arti dalam keidupan masyarakat.Banyak hikmah dan keutamaan yang demikian besar dan mulia,

15

(29)

29

baikyang berkaitan dengan orang yang berzakat (Muzakki), penerima (Mustahiq), harta yang dikeluarkan zakatnya, maupun bagi masyarakat secara keseluruhan.16

Hikmah dan efek zakat pada masyarakat; zakat membenahi sisi penting masyarakat khususnya bila kita mengetahui golongan-golongan penerima zakat dan kita tahu bahwa Allah swt membenahi berbagai sisi dalam masyarakat islamdengan zakat. Anak yatim yang tidak memiliki uang dan keluarga yang menafkahinya, orang fakir yang tidak bisa mendapatkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan pribadi, istri dan anak-anaknya, kreditur yang membebani hutang dan tidak memiliki dana untuk membayarnya, mereka yang berjihad dan pergi haji, para penuntut ilmu yang kehabisan bekal dan tidak memiliki uang untuk memenuhi kebutuhan. Mereka memandang harta orang-orang kaya dengan pandangan dengki, hati yang memungkiri dan keinginan-keinginan yang menghancurkan manakala orang-orang yang tidak memberikan hak mereka yang diwajibkan Allah swt untuk mereka dan Allah swt akan benar-benar mempersulit orang-orang yang berharta.17

Hikmah dan keutamaan tersebut antara lain :

1) Sebagai perwujudan keimanan kepada Allah swt, mensyukuri nikmat-Nya, menumbuhkan akhlak mulia dengan rasa kemanusiaan yang tinggi,

16 Abdurrahman Qadir, “Zakat dalam Dimensi Mahdhah dan Sosial”, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998), hlm. 82

17Hasan Ayub, “Fikih Ibadah:Panduan Lengkap Beribadah Sesuai Sunnah Rasulullah

(30)

30

menghilangkan sifat kikir, rakus dan materialistis, menmbuhkan ketenangan hidup, sekaligus membersihkan dan mengembangkan harta yang dimiliki. 2) Karena zakat merupakan, hak mustahiq, maka zakat berfungsi untuk

menolong, membantu dan membina mereka terutama fakir miskin, kearah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi kehidupan hidupnya dengan layak, dapat beribadah kepada Allah swt, terhindar dari bahaya kekufuran, sekaligus menghlangkan sifat iri, dengki, hasad yang mungkin timbul dari kalangan mereka ketika melihat orang kaya yang memilikiharta cukup banyak.

3) Sebagai pilar amal bersama antara orang-orang kaya yang berkecukupan hidupnya dan para mujahid yang seluruh waktunya digunakan untuk berjihad dijalan Allah.

4) Sebagai sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana yang harus dimiliki umat islam, seperti sarana ibadah, pendidikan, kesehatan, sosial maupun ekonomi, sekaligus sarana pengembang kualitas sumber daya manusia muslim.

5) Untuk memasyarakatkan etika bisnis islam yang benar.

6) Sebagai salah satu instrument pemerataan pendapatan dari sisi pembangunan.

7) Dorongan ajaran islam yang begitu kuat kepada orang yang beriman untuk berzakat, brinfak dan bersedekah menunjukkan bahwa ajaran islam

(31)

31

mendorong umatnya untuk senantiasa bekerja dan berusaha sehingga mereka dapat berlomba-lomba menjadi Muzakki.18

2.5 Macam-Macam Zakat

Zakat secara umum terbagi kepada dua bagian, yaitu zakat fitrah dan zakat maal. Dari zakat maal ini terbagi lagi kepada beberapa bagian diantara sebagai berikut:

1. Zakat Fitrah

Zakat fitrah atau zakat badan adalah zakat yang wajib dikeluarkan satu kali dalam setahun oleh setiap muslimmukallaf (orang yang dibebani oleh Allah) untuk dirinya sendiri dan untuk jiwa atau orang yang menjadi tanggungannya. Jumlah yang harus dikeluarkan adalah sebanyak satu sha‟ (1.k 3,5 liter/2,5 Kg) per jiwa, yang didistribusiakan pada tanggal 1 Syawal stelah shalat subuh sebelum shalat iedul fitri. Yang harus diketahui mengenai zakat fitrah adalah sebagai berikut:

1) Hukum Zakat Fitrah

Hukum zakat fitrah adalah wajib, setiap umat islam wajib menunaikan zakat fitrah untuk membersihkan diri dan mensucikan diriserta membantu jiwa-jiwa yang kelaparan karena dibelit kemiskinan.

Dalil yang menjelaskan kewajiban zakat fitrah yaitu terdapat pada surat Al-A‟la ayat 14-15, yang artinya “ sungguh berbahagialah orang yang

(32)

32

mengeluarkan zakat (fitrahnya), menyebut nama tuhannya (mengucap takbir) lalu ia mengerjakan shalat (iedul fitri). (Q.S Al-A’la ayat 14-15) Menurut riwayat Ibnu Khuzaimah ayat diatas diturunkan berkaitan dengan zakat fitrah. Menurut Alhafidh dalam “Fathul Baari”: Ditambah dengan nama zakat ini dengan kata fitri karena diwajibkan setelah selesai mengerjakan shaum Ramadhan.

2) Kadar (Prosentase /Ukuran) Zakat Fitrah

Ukuran zakat fitrah yang harus dikeluarkan oleh setiap umat muslim adalah sebanyak satu sha‟ dari makanan pokokhal ini sesuai dengan dua hadis yang berikut ini, artinya “kami keluarkan (zakat fitrah) dizaman Rasurullah saw pada iedul fitri sebanyak satu sha‟ dari makanan.” (H. R. Bukhari)

“adalah kami (para sahabat) dimasa rasurullah, mengeluarkan zakat fitrah satu sha‟tamar (kurma), atau satu sha‟ sya‟ir (padi belanda) atau satu sha‟ aqith (susu yangtelah kering yang tidak diambil buihnya, atau semacam makanan yang terbuat dari susu, dimasak, sesudah itu dibiarkan lalu diletakkan dikain perca agar menetes kebawah). (H.K, Bukhari).

Hadist diatas menyatakan bahwa kadar zakat fitah itu satu sha‟ makanan. Pada hadis diatas makanan yang dimaksut adalah tamar, sya‟ir, zabib dan aqith. Itulah makanan yang dikelurkan pada zakat fitrah pada Rasurullah saw.

(33)

33 2. Zakat Maal

Zakat maal atau zakat harta benda, telah diwajibkan oleh Allah swt sejak permulaan islam, sebelum nabi Muhammad hijrah ke Madinah. Pada awalnya, zakat diwajibkan tanpa ditentukan kadar dan jenis hartanya. Syara‟ hanya memerintahkan agar mengeluarkan zakat, banyak sedikitnya diserahkan kepada kesadaran dan kemauan masing-masing.Hal itu berlangsung hingga tahun ke-2 hijrah.Pada tahun itulah baru kemudian syara‟ menetapkan jenis harta yang wajib dizakati beserta kadarnya.Namun mustahiq zakat pada saat itu hanya dua golongan saja, yaitu fakir dan miskin.Adapun pembagian zakat kepada 8 ashnaf (golongan/kelompok) baru terjadi pada tahun ke 9 hijriah. Namun demikian Nabi saw tidak sepenuh ya membag rata kepada 8 golongan tersebut, beliau membagikannya kepada golongan-golongan yang dipandang perlu dan mendesak untuk disantuni. Zakat maal ini terdiri dari beberapa macam, yaitu zakat emas/perak/uang, zakat ziro‟ah, zakat ma‟adin, zakat rikaz, dan zakat tijaroh.

1) Zakat Emas, Perak, dan Uang

Emas dan perak yang dimiliki oleh seseorang wajib dikeluarkan zakatnya. Dalilnya terdapat pada surat At-Taubah ayat 34-35:

Artinya: “orang-orang yang menimbun emas dan perakdan tidak

menafkahkannya dijalan Allah, peringatkanlahmereka dengan azab yang pedih. Pada hari emas dan perak dipanaskan dalam api neraka, lalu dibakar dengan dahi-dahi mereka, rusuk-rusuk dan punggung,

(34)

34

maka katakanlah kepada mereka, “inilah kekayaan yang kalian timbun dahulu, rasakanlah bagi kalian kekayaan yang kalian simpan itu.”(Q.S.

At-Taubah ayat 34-35)

Dari keterangan diatas, jelaslah bagi pemilik emas dan perak, wajib mengeluarkan zakat, karena jika tidak, ancaman dari Allah sudah menantinya. Nisab emas sebesar 20 dinar (90 gram), dan nisab perak sebesar 200 dirham (600 gram), dan nisab uang yaitu jika sudah senilai dengan emas 20 gram atau perak 200 dirham. Sementara kadar zakatnya sebanyak 2,5%. Zakat emas ini dikeluarkan jika sudah mencapai haul (setahun sekali). “ Bila kau mempunyai 200 dirham dan sudah cukup masanya setahun (haul), maka zakanya adalah 5 dirham (2,5%). Dan emas dikenakan zakat bila sudah mencapai 20 dinar dan sudah mencapai setahun dimiliki, maka zakatnya setengah dinar, dan yang lebih sesuai perhitungannya. (H.R. Abu Daud)

Dari keterangan diatas jelas bahwa apabila seseorang menympan emas dan perak (baik berupa emas batangan maupun perhiasan) maka wajib dikeluarkan zakatnya jika sudah mencapai nisab dan haulnya.

2) Zakat Ziro’ah (Pertanian/segala hasil bumi)

Mengenai zakat tumbuh-tubuhan, Allah swt telah menetapkannya dalam Al-Quran surat Al-An‟am ayat 141, yang berbungi:

Artinya: “Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung

(35)

35

bermacam-macam buahnya, zaitun, dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan yang tidak sama (rasanya). Makanlah buahnya yang (bermacam-macam itu) bila berbuah, dan tunaikanlah haknya dari hai memetik hasilnya (dengan dikeluarkannya zakat), dan jaganlah kamu berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.“(Q.S. Al-An’am : 141)

Hasil bumi wajib dikeluarkan zakatnya jika sudah mencapai nisab yaitu 5 wasaq (650 Kg).adapun kadar zakatnya ada dua maca yaitu: pertama, jika pengairannya alamiah (oleh hujan atau mata air) maka kadar zakatnya adalah 10%. Kedua, jika pengairannya oleh tenaga manusia atau binatang maka kadar zakatnya adalah 5%.

3) Zakat Ma’adin (Barang Galian)

Yang dimaksut dengan barang ma‟adin (barang galian) yaitu, segala yang dikeluarkan dari bumi yang berharga seperti timah, besi, emas, perak, dll.Adapula yang berpendapat bahwa yang dimaksut dengan ma‟adin adalah segala sesuatu yang dikeluarkan (didapatkan) oleh seseorang dari laut atau darat (bumi), selain tumbh-tumbuhan dan makhluk bernyawa. Zakat ma‟adin dikeluarkan setiap mendapatkannya tanpa nisab, kadar zakatnya adalah 2,5%.

Salah satu dalil menjelaskan bahwa “ Rasurullah telah meyerahkan

(36)

36

hingga kni tidak diambil darinya, melainkaan zakat saja.” (H. R. Abu

Daud daan Maliki).

4) Zakat Rikaz (Harta Temuan/Harta Karun)

Yang dimaksut rikaz adalah harta (barang temuan) yang sering dikenal dengan istilah harta karun. Tidak ada nisab dan haul, besar zakatnya 20%. sebuah dalil mengatakan bahwa: “ Sesungguhnya Nabi saw

bersabda mengenai harta karun (simpanan lama) yang ditempatkan seseorang ditempat yang tidak didiami orang. Jika engkau dapatkan harta itu ditempat didiami orang, hendaklah engkau beritahukan, dan jika engkau dapatkan harta itu ditempat yang tidak didiami orang, maka disitulah wajib zakat, dan pada harta rikaz, (zakatnya) 1/5.” (H. R. Ibnu

Majah).

Maksut hadis diatas adalah barang siap yang mendapatkan dalam suatu panggilan harta simpanan orang bahari atau mnemukannya disuatu desa yang tidak didiami orang, maka ia wajib mengeluarkan zakatnya sebesar 1/5 atau 20%. Zakat rikaz dikeluarkan olh penemunya sekalinya saja, ketika ia menemukan rikaz tersebut.

5) Zakat Binatang Ternak

Seseorang yang memelihara hewan ternak (bertenak) wajib mengeluarkan zakatnya berdasarkan dalil berikut: “Tidak seorang

laki-laki yang mempunyai unta, lembu atau kambing yang tidak diberikan zakatnya, melainkan datanglah binatang-binatang itu pada hari kiamat

(37)

37

keadaanya lebih gemuk dan lebih besar dibandingkan ketika di dunia, lalu mereka menginjak-injaknya dengan telapak-telapaknya dan menanduknya dengan tanduk-tanduknya setlah binatang-binatang itu berbuat demikian, diulanginya lagi dan demikianlah terus-menerus hingga Allah selesai menghukum para manusia.” (H. R. Bukhari).

Yang dimaksut dengan binatang ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah apa yang ada didalam bahasa arab disebut Al-An‟am, yakni binatang yang diambil manfaatnya. Binatang-binatang tersebut adalah unta, kambing/biri-biri, sapid an kerbau. “Setiap unta yang digembalakan, zakatnya setiap 40 ekor adalah seekor anak unta betina yang selesai menyusu.” (H. R. Ahmad, Nasa‟I, Abu Daud). “..Dan pada kambing yang digembalakan, bila ada 40 ekor, zakatnya seekor kambing.Jika hanya punya 39 ekor, maka tidak terkena kewajiban zakat.” (H. R. Abu Daud). Zakat ternak ini dikeluarkan setiap tahun dan apabila telah mencapai nisab.

6) Zakat Tijaroh (Zakat Perdagangan)

Ketentuan zakat ini adalah tidak ada nishab, diambil dari modal (harga beli), dihitung dari barang yang terjual sbesar 2,5%. Adapun waktu pembayaran zakatnya, bisa ditangguhkan hingaga satu tahun, atau dibayarkan scara periodik (bulanan, triwulan atau semester) setiap setelah belanja, atau setelah diketahui barang yang sudah laku

(38)

38

terjual.Zakat yang dikeluarkan bisa berupa barang dagangan atau uang seharga barang dagangan tersebut.

Rasurullah saw bersabda: “Wahai para pedagang, sesungguhnya jual

beli ituselalu dihadiri (disertai) kemaksiatan dan sumpah oleh karena itu kamu wajib mengimbanginya dengan sedekah (zakat).” (H. R.

Ahmad).19

2.6 Syarat-Syarat Wajib Zakat

Zakat mempunyai beberapa syarat yang harus dipenuhi. Menurut kesepakatan para ulama, syarat wajib zakat adalah merdeka, muslim, balig, berakal, kepemilikan harta yang penuh, mencapai nisab dan mencapai haul. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa syarat wajib zakat dalah sebagai beriku:

1. Islam

Para ulama sepakat bahwa zakat tidak wajib abagi orang kafir, karena zakat merupakan ibadah yang suci, sedangkan orang yang kafir bukanlah orang yang suci. Berbeda dengan madzhab Syafi‟I, mereka mewajibkan orang murtad untuk mengeluarkan zakat atas hartanya sebelum riddahnya terjadi, yakni harta yang dimilikinya ketika ia menjadi seorang muslim. Riddah menurut Syafi‟I tidak menggurkan kewajiban zakat. Sementara Abu

(39)

39

Hanafiah berpendapat Riddah menngurkan zakat sebab orang murtad sama dengan yang kafir. 20

2. Merdeka

Menurut kesepakatan ulama, zakat tidak wajib atas hamba sahaya karena ia tidak memilikihak milik, tuan dan majikannyalah yang memiliki apa yang ada padanya. Madzhab Maliki berpendapat bahwa tidak ada kewajiban zakat pada harta milik hamba sahaya itu sendiri maupun tuannya karena milik hamba sahaya tidak sempurna.

3. Baligh dan Berakal

Menurut madzhab Hanafi keduanya dipandang sebagai syarat.Dengan demikian zakat tidak wajib diambil dari harta anak kecil dan orang gila, karena keduanya tidak wajib mengeluarkan ibadah.Menurut jumhur ulama keduanya tidak termasuk syarat.Oleh karena itu, zakat wajib dikeluarkan dari anak kecil dan orang gila, zakatnya dikeluarkan oleh walinya.

4. Harta yang dikelurakan adalah harta ang wajib dizakati

Harta yang dimaksut adalah harta yang memenuhi jenis kriteria yaitu:

1) Uang, emas, perak, baik yang berbentuk uang logam maupun uangkertas. 2) Barang tambang dan barang temuan.

3) Barang dagangan.

20Wahbah al-Zuhaili, “ Zakat kajian berbagai madzhab”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997), hlm. 99

(40)

40

4) Binatang ternak yang mencari makan sendiri dan binatang ternak yang diberi makan pemiliknya.

5. Harta yang dizakati sudah mencapai nisab

Nisab yang ditentukan oleh syara‟ sebagai tanda kayanya seseorang dan kadar-kadar berikut yang mewajibkan zakat.Secara umum kesimpulannya adalah nisab emas adalah 20 dinar.Nisab perak 200 dirham.Nisab biji-bijian, buah-buahan setelah dikeringkan, menurut madzhab Hanafi ialah 5 watsaq (653 Kg).nisab kambing adalah 40 ekor, dan nisab sapi adalah 30 ekor. 6. Milik sempurna

Madzhab Hanafi berpendapat bahwa yang dimaksut dengan harta yang sempurna adalah harta yang dimiliki secara asli dan hak pengeluarannya berada pada pemiliknya.

7. Kepemilikan harta sudah sampai setahun

Pandangan ulama mengenai maslah ini tidaklah jauh berbeda, dimana haul dijadikan syarat dalam zakat selain zakat diwajibkan setiap minculnya buah-buahan selama aman dari pembusukan dan bisa dimanfaatkan meski belum panen.

8. Harta tersebut bukanlah dari hasil hutang

Uang yang menghabiskan jumlah nisab harta sehingga tidak ada lagi untuk elunasi hutang kecuali dari nisab, mencegah kewajiban zakat, jumlah uang tidak mencegah kewajiban zakat ketika harta bertambah melebihi jumlah

(41)

41

utang tersebut sama dengan jumlah zakat atau kurang. Inilah yang mencegah kewajiban untuk menegluarkan zakat.21

9. Harta yang dizakati melebihidarikebutuhan pokok

Harta yang dizakati terlepas dari utang dan kebutuhan pokok sebab orang yang sibuk mencari harta untuk kedua ini sama dengan orang yang tidak mempunyai harta. Kebutuhan pokok disini adalah harta yang secara pasti mencegah seseorang dari kebinasaan.

2.7 Golongan Penerima Zakat

Zakat dibagikan untuk golongan-golongan yang disebut dalam surat At-Taubah, yaitu firman Allah swt:

Artinya: “sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk oang-orang fakir,

orang-orang miskin pengurus-pengurus zaka, para Mu‟allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekan) budak, orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk orang-orang yang sedang diperjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Bijaksana.” (At-Taubah [9] : 60)

Kedelapan golongan inilah para penerima zakat berdasarkan perintah Allah swt, berikut penjelasan kedelapan orang yang berhak menerima zakat:

21

(42)

42

1. Fuqaraa’ (Orang-Orang Fkir dan Miskin)22

Keduanya digabungkan karena mereka sma membutuhkan dan sama-sama termasuk orang yang tak punya, meskipun orang-orang fakir lebih membutuhkan dari pada orang-orang miskin. Predikat fakir dan miskin tidak lenyap disebabkan ia memiliki apa-apa yang mereka butuhkan dalam kehidupan, seperti rumah, kendaraan, perabot rumah tangga, senjata atau buku-buku, jika ia termasuk ulama. Semua itu dengan syarat mereka tidak termasuk sabda Rasurullah “ Dan fakir miksin yang sombong”.

Demikian pula, predikat fakir dan miskin tidak lenyab disebabkan mereka dimiliki harta yang dimiliki secara sempurna dan mencapai nisab.Hal ini jika harta sebanyak itu tidak mencukupi kebutuhan dasar mereka, sekalipun harta mereka banyak. Deikian pula predikat fakir dan miskin tidak lenyab disebabkan ia emiliki piutang yang ditangguhkan pembayannya. Kecuali jika ia tidak mau menagihnya karena merasa malu, maka ketika itu ia tidak halal meneerima zakat. Atau (untuk kasus fakir miskin yang memiliki harta yang mencapai nishab), namun ia tidak mengeluarkan zakat, maka iatidak halal menerima zakat. Dan dibolehkan memberikan zakat kepada orang yang hendak menikah, akan tetapi ia tidak memiliki biaya untuk itu. Hal ini karena menkah termasuk kebutuhan dasar, seperti halnya minum dan makan.

22Abu Muhammad Ibnu Shalih bin Hasbullah, “Zakat & Cara Praktis Menghitungnya”, (Bogor: Pustaka Ibnu Umar, 2010), hlm. 72

(43)

43 2. Amil Zakat

Amil zakat adalah orang yang ditunjuk oleh seseorang pemimpin atau wakilnya atau dijadikan sebagai petugas untuk mengumpulkan zakat.Semua pihak yang melakukan pekerjaan tertentumengumpulkan zakat, membagi, menjaga, mengembalakan, mencatat dan menyediakan pembukuan termasuk amil zakat.Semua pihak mengerjakan tugastersebut berhak mendapatkan upah pekerjaan mereka dari hasil zakat.Amil zakat diisyaratkan merdeka, lelaki, muslim mukallaf karena memungut dan mengumpulkan zakat merupakan kekuasaan sementara kekuasaan mensyaratkan hal-hal tersebut sebagaimana diisyaratkan agar bukan dari kalangan kerabat Rasurullah saw dan harus memiliki sifat amanah.

3. Mu’allaf

Muallaf merupakan kalangan yang berasal dari orang-orang kafir atau muslim yang diberi zakat karena fakir, hanya saja yang agar yang kafir masuk islam atau untuk menangkal kburukannya terhadap kaum muslimin yang dia dan para pengiutnya lakukan atau untuk tujuan baik yang diharapkan dengan memberikan zakat terhadap kalangan muslimin tertentu atau untuk menangkal keburukan dari kaum muslimin dengan cara memberikan mereka zakat.

Orang-orang kafir terbagi menjadi dua yaitu mereka yang diharapkan masuk islam dan mereka yang dikhawatirkan membahayakan kaum muslimin. Orang-orang kafir yang diharpkan masuk islam diberi zakat agar mereka kuat

(44)

44

dan jiwanya condong kepada islam sebagaimana Rasurullah saw pernah memberi Shafwan ibnu Umaiyah dalam perang Hunain berup unta bunting. Setelah itu, Rasurullah saw adalah orang yang ia cintai dan iapun masuk islam.

4. Budak

Artinya, menyisihkan sebagian zakat untuk membeli budak dan dimerdekakan agar mereka menjadi oaring-orang yang merdeka. Begitupula sebagian zakat diberikan pada budak yang membuat perjanjian dengan tuan dan pemiliknya untuk mendapatkan status merdeka dengan membayar sejumlah uang tertentu untuk tuannya dan disebut dengan budakmukatib. Hal itu bila sibudak mukatib tidak memiliki uang yang cukup untuk melunasi akat pembebasan dirinya. Dan budak mukatib tidak berhak menerima apapun kecuali beragama islam.

Uang zakat juga boleh dipakai untuk membeli tawanan muslim karena hal itu membebaskannya dari tawanan dan untuk mengukuhkan islam. Disamping itu yang bersangkutan sama seperti orang yang mempunyai hutang. Sebagian muqaha berpendapat, yang dibolehkan hanya memberi bantuan untuk budak mukatib dari sebagian zakat, bukan untuk membeli budak untuk dimerdekakan.

5. Gharim

Gharim adalah orang yang memiliki hutang yang terdesak mencari hutangan untuk kebutuhan-kebutuhan pribadi ataupun karena kebutuhan-kebutuhan

(45)

45

social maupun agama.Golongan pertama seperti orang yang berhutang untuk memenuhi keperluan peribadi atau untuk istri, anak dan orang-orang yang menjadi tanggungannya.Golongan kedua seperti orang yang berhutang untuk membiayai anak yatim.Golongan krtiga adalah orang yang berhutang untuk kepentingan soosial atau agama.Ia boleh diberi zakat untuk melunasi hutang tersebut meski ia adalah orang yang kaya. Inilah yang bisa dipahami dari berbagai dalil.

6. Sabilillah

Sabilillah adalah salah satu golongan penerima zakat.Ada yang membatasi sabilillah hanya untuk orang yang berjihaddi jalan Allah swt dan orang-orang yang berjaga diperbatasan meski mereka kaya bila baitulmal tidak mencukupi memberi mereka nafkah.Jatah sabilillah boleh dibagikan dalam kegiatan apapun yang menghantarkan menuju Allah swt.Diantara jajaran sabililah adalah memberi bbagian untuk ulama yang bekerja demi kemaslahatan agama kaum muslimin.Mereka memiliki bagian dalam harta Allah swt baik mereka yang kaya maupun yang miskin.Bahkan memberi bagian jalur ini merupakan salah satu bagian hal yang penting karena ulama adalah salah satu pewaris Nabi dan para pemikul agama.

7. Ibnu Sabil

Ibnu sabil adalah orang yang berpergian yang memerlukan uang untuk bekal satt diperjalanannya. Penulis ar-nadiyyah menyebutkan bahwa, “Apabila ibnu sabil kafir, tidak memiliki apapun ditempatnya, tidak ada perbedaan

(46)

46

pendapat ia berhak diberi bantuan untuk perjalanannya dengan bagian yang berbeda dengan bagian yang didapat karena factor kafir.” Maksutnya, ia berhak mendapat salah satu bagian zakat untuk memenuhi keperluannya sebagai musafir dan mendapatkan bagian lain untuk keperluan-keperluan perjalanan untuk menutupi kekafirannya. Tapi bila yang bersangkutan memiliki kecukupan di tempatnya atau ditempat yang ingin dituju, ia tidak berhak mendapatkan apapun tanpa adanya perbedaan pendapat. 23

2.8 Zakat Perdagangan

1. Pengertian zakat perdagangan

Komoditas perdagangan adalah komoditas yang diperjual belikan.Sedangkan perdagangan adalah aktivitas penukaran harta dengan tujuan untuk memperoleh laba.Pengertian zakat komoditas perdagangan ini dikhususkan untuk usaha dagang yang dilakukan oleh perorangan dan tidak untuk perusahaan atau hasil industry sebuah perusahaan. Jenis asset hasil aktivitas bisnis dan perdagangan yang dapat dikategorikan sebagai asset wajib zakat adalah:

1) Usaha juall beli barang dan jasa, baik dalam bentuk usaha perorangan (klontongan, restoran misalnya).

2) Uasaha mediasi dunia bisnis dan perdagangan. 3) Usaha franchise

23Hasan Ayub, “Fikih Ibadah:Panduan Lengkap Beribadah Sesuai Sunnah Rasulullah

(47)

47 4) Dan lainnya

Zakat yang dikeluarkan bisa dikeluarkan bisa dalam bentuk barang maupun uang. Dalam hal ini muzakki memiliki kele;uasaan untuk memilih sesuai dengan kondisi yang dipandang lebih mudah, walaupun lebih dianjurkan dalam membayarnya dalam bentuk barang.

2. Dasar Hukum

Dasar hukum kewajiban zakat pada harta perdagangan adalah keumuman perintah Allah swt dalam firmannya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka.” (At-Taubah : 103)

Harta perdagangan adalah harta ang paling umum sifatnya, sehingga paling utama dimasukkan dalam kewajiban zakat atas harta. Diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Samrah: “ Rasulullah saw memerintahkan kami untuk menegluarkan zakat dari benda-benda yang kita persiapkan untuk dijualbelikan.” Terkait dengan dasar hukum ijma‟ atas kewajiban zakat pada komoditas perdagangan Ibnu Al-Mundzir mengatakan : “para ulama fiqh telah menyepakati secara bulat kewjiban zakat pada harta perdagangan jika telah mencapai nisabnya dan telah mencapai satu tahun (haul). Aneh jika ada orang yang berpendapat tidak wajib zakat pada harta perdagangan. Tidak masuk akal jika uang tunai yang tidak berkembang saja wajib dikeluarkan zakatnya, sementara harta perdagangan yang berkembang biak dan mendatangkan laba tidak wajib dikeluarkan zakatnya, pendapatnya sangatlah

(48)

48

salah. Pendapat tersebut dapat merusak dan membuka celah-celah dihadapan berbagai aliran atau faham mengenai zakat perdagangan.

3. Kadar Zakat dan Syarat-Syarat Wajib Zakat Perdagangan

Adapun kadar zakat perniagaan adalah 2,5%, merujuk pada hadis yang diriwayatkan dari Ziyad bin Hudair, ia berkata: “Umar mengutusku sebagai penarik zakat. Ia memerintahkanku untuk mengambil dari kaum muslimin 2,5% dari harta mereka jika mereka memutarnya untuk diperdagangkan.” Berikut syarat-syarat zakat perdagangan yang wajib dikeluarkan zakatnya: 1) Ada niat untuk memperdagangkannya ketika membeli barang tersebut,

saat transaksi ditengah-tebgah majelis akad dan niat tersebut harus diperbarui setiap kali melakukan transaksi hingga pembelian menghabiskan modal.

2) Harta perdagangan diperoleh murni dengan transaksi jual beli, bukan lewat warisan atau hibah (pemberian cuma-cuma). Jika demikian halnya, maka harta tersebut bukan termasuk dalam komoditas perdagagan.

3) Harta perdagangan itu tidak diniatkan untuk dimiliki sendiri ditengah-tengah tahun buku. Apabila ia meniatkan sesuatu hartanya itu walaupun untuk dipergunakan yang haram, maka terputuslah hitungan tahun (haul) perdagangan, dan ia perlu memperbarui niat perdagangannya.

4) Telah terpenuhi satu tahun, perhitungan tahun dimulai dari kepemilikan uang yang digunakan untuk membeli barang dagangan jka uang tersebut sudah cukup nisab. Jika belum cukup maka haulnya dihitung dari waktu

(49)

49

pembelian barang. Keuntungan diakhir tahun inilah yang wajib dikeluarkan zakatnya berdasarkan haul modal, bukan hitungan awal tahun sebagimana hasil.

5) Harta ersebut tidak kurang dari batas satu nisab selama rentang satu tahun. Jumlah telah mencapai nishab emas dan perak.

Pada umumnya seorang pedagang ketika mengadakan perhitungan harta pada akhir tahun, ia akan menghitung termasuk hutang-hutangnya terhadap orang lain dan utang-utang orang lain ada padanya. Setelah itu ia akan tahu nilai harta yang dimilikinya dan digabungkan dengan harta simpananya jika ada, dan dengan demikian ia wajib zakat. Hanya saja jika ia memiliki utang terhadap pedagang yang bangkrut maka ia tidak dihitung wajib zakat.24

4. Cara Pedagang Mengeluarkan Zakatnya

Pedagang dalam mengeluarkan zakatnya tidaklah dengan takaran yang hanya dikira-kira saja melainkan ada ketentuan dan langkah-langkahnya sebagai beriku:

1) Menghitung nilai barang perdagangan yang dimilikinya berdasarkan harga pasar.

2) Menanbahkan nilai barang di atas nilai uang yang dimilikinya, baik uang itu digunakan untuk perdagangan atau tidak.

3) Ia menambahkan jumlah piutang yang pasti terbayar.

(50)

50

4) Kemudian mengurangi total jumlah harta diatas dengan hutang yang harus dibayarkan.

5) Ia mengeluarkan zakat dari sisa hartanya setelah dikurangi hutang sebesar 2,5%.

Jadi zakat yang wajib dikeluarkan oleh pedagang adalah = (harga barang + jumlah uang + hutang yang pasti dilunasi) x (persentase zakat yang wajib dikeluarkan sejumlah 2,5%). Untuk menghitung besaran zakat perdagangan, ditentukan dari nilai atau harga barang pada hari jatuhnya wajib zakat.Hal tersebut dapat dilihat dengan bantuan Badan Keuangan dan Anggran. Tanpa melihat laba atau rugi

2.9 Strategi Pengumpulan Zakat Perdagangan

Strategi bersasal dari kata Yunani yaitu strategos, yang berarti jendral.Para ahli manajemen bisnis mengadopsi strategi ini untuk menjelaskan tindakanyang dilakukan perusahaan atau lembaga untuk mencapai kinerja puncak dalam rangka mengungguli pesaingnya.Glueck dan Jaunch mengatakan bahwa strategi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir, tetapi strategi bukanlah sekedar suatu renacana.Strategi merupakan pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujutkan visi organisasi, melalui misi. Strategi merupakan seperangkat tujuan dan rencana yang spesifik, yang apabila dicapai akan memberikan keunggulan kompetitif

(51)

51

yang diharapkan. 25Strategi menggambarkan tindakan-tindakan yang berlandaskan tujuan yang akan diambil suatu perusahaan dalam mendapatkan keunggulan kompetitif berkelanjutan. Strategi lebih berkaitan dengan memutuskan apa yang dilakukan, juga berkaitan dengan memutuskan dengan apa yang dilakukan. 26Menurut Thomson dan Martin (2010), strategik adalah proses dengan mana sebuah organisasi menentukan tingkat, tujuan, sasaran dan hasrat pencapaian, memutuskan tindakan untuk mencapainya dalam skala waktu yang tepat dalam lingkungan yang senantiasa berubah, mengimplementasikan tindakan dan menilai kemajuan dan hasil. Sedangkan menurut Hitt, Ireland, dan Hoskisson (2011) mendefenisikan proses strategik sebagai seperangkat komitmen, keputusan, dan tindakan yang diperlukan oleh perusahaan untuk mencapai daya saing yang strategis dan memperoleh tingkat pengembalian di atas rata-rata.27Wiludjeng (2007) strategi merupakan program umum untuk mencapai sasaran organisasi dalam rangka melaksanakan misi. Strategi ini membentuk arah yang terpadu dari seluruh sasaran organisasi dan menjadi pentunjuk dalam penggunaan sumber-sumber daya organisasi yang akan digunakan dalam rangka mencapai sasaran.

Menurut Abu Bakar dan Muhammad ada empat strategiatau tahapan dalam pengumpulan zakat yaitu:

25 Rudianto, “Akuntansi Manajemen”, (Jakarta: Erlangga, 2013), hlm. 5 26Aji Prasetio, “Manajemen Strategi”, (Yogyakarta: Ekuilibria, 2015), hlm. 2 27Susanto, “Manajemen Strategik” , (Jakarta: Erlangga, 2014), 3

(52)

52 1. Penentuan segmen dan target Muzakki

Penentuan segmen dan muzakki dimaksutkan untuk memudahkan amil dalam melaksanakan tugas pengumpulan zakat. Amil tidak langsung terlibat dalam proses pengumpulan zakat tanpa mengetahui peta muzakki secara jelas. Pemetaan potensi zakat dari kalangan muzakki mensyaratkan adanya data dan informasi yang menyeluruh tentang umat islam dari aspek sosial,ekonomi, pendidikan, budayadan geografis. Aspek tersebutdiperlukan karena membanrtu proses pelaksanaan sosialisai pemahaman tentang kewajiban zakat dan dampaknya terhadap proses tranformasi sosial konomi umat.

2. Penyiapan sumber daya dansistem operasi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyiapan sumber daya manusia dan sistem operasi yaitu:

1) Menyusun dan membenahi sumber daya manusia yang memiliki moral dan kopetensi yang tepat.

2) Memilih pengurus-pengurus organisasi zakat yang memiliki komitmen dan kopetensi untuk mengembangkan organisasi zakat utamanya dalam mengelola dan mensosialisasikan visi dan misi organisasi zakat.

3) Membangun sistem dan prosedur yang baik

4) Mengadakan pelatihan terhadap pengurus organisasi zakat. 3. Membangun sistem komunikasi

Hal yang perlu diperhatikan dalam membangun sistem komunikasi harus menekankan pada pembangunan database, yaitu mereka yang memenuhi

(53)

53

kriteria sebagai muzakki utama akan menjadi sasaran kegiatan komunikasi. Membangun sistem komunikasi permanen yang memungkinkan masyarakat mengetahui apa yang dilakukan organisasi zakat secara utuh dapat dilakukan dengan cara:

1) Membuat atau memilih media yang tepat untuk mengkomunikasikan secara efektif dan efesien

2) Melakukan proses komunikasi secara tepat dan teratur seperti komunikasi mingguan dan bulanan.

3) Melakukan kerjasama dengan media massa, baik dengan Koran local maupun nasional dengan RRI, TVswasta

4. Menyusun dan melakukan sistem pelayanan

Menyusun dan melakukan sistem pelayanan dilakukan dengan tetap mengacu pada segmen dan target muzakki utama, sehingga dapat disusun bentuk pelayanan yang lebih tepat untuk mereka. Pelayanan tersebut antara lain: 1) Pelayanan secara individu dimana individu yang bersangkutan membayar

zakat.

2) Pelayanan melalui layanan jemput bayar zakat.28

28Skripsi, Fifin Kurniawan, “Strategi Pengumpulan Zakat, Infaq Dan Shadaqah Di Lembaga

Amil Zakat Nasional Dompet Peduli Ummat Darurat Tauhid Yogyakarta” (Yogyakarta:UIN Sunan

Referensi

Dokumen terkait

Masalah kompleks dialami oleh para pengungsi Timor Leste yang tidak diperhatikan dengan serius oleh pemerintah sebagai latar belakang film ini menjadikan Tanah

Upaya pemberdayaan oleh BAZNAS melalui zakat produktif bagi UKM di Kota Padang Panjang seharusnya diberikan pembinaan dan permodalan kepada mustahiq yang benar-benar melakukan

yang muslim yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan. Untuk pengumpulan zakat, infak dan sedekah di lingkungan Pegawai Negeri yang muslim telah terlaksana karena

Selain itu diketahui bahwa dari hasil pengujian dengan metode Thurstone Case V didapatkan bahwa prioritas utama pembaca Koran dalam memilih Koran harian adalah

Pembuatan metil klorida dari bahan baku methanol dan hidrogen klorida merupakan reaksi hidroklorinasi metanol fase gas dengan katalis padat yaitu silika gel alumina..

Lembaga penyiaran televisi adalah sebuah lembaga yang melakukan kegiatan untuk pengolahan jasa pemancar program-program televise melalui sarana transmisi dengan

pengembangan dan Layanan Publik yaitu Meynar Intan Hapsari mulai tanggal 1 Maret – 31 maret 2011 dengan rincian kerja sesuai dengan job deskripsi pranata humas

Jumlah zakat sendiri merupakan besaran dana zakat yang diberikan oleh BAZNAS kepada mustahiq, pemberian dana tersebut bertujuan untuk dikelola oleh mustahiq menjadi suatu