• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PERANCANGAN KEBUTUHAN APAR DAN SARANA PENYELAMAT DIRI PADA DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II BALIKPAPAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI PERANCANGAN KEBUTUHAN APAR DAN SARANA PENYELAMAT DIRI PADA DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II BALIKPAPAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PERANCANGAN KEBUTUHAN APAR DAN SARANA PENYELAMAT DIRI PADA DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR

KESEHATAN PELABUHAN KELAS II BALIKPAPAN

Oleh:

AGUS PRATAMA

UNIVERSITAS AIRLANGGA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA

2016

(2)

SKRIPSI

PERANCANGAN KEBUTUHAN APAR DAN SARANA PENYELAMAT DIRI PADA DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR

KESEHATAN PELABUHAN KELAS II BALIKPAPAN

Oleh:

AGUS PRATAMA NIM. 101311123032

UNIVERSITAS AIRLANGGA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA

2016

(3)
(4)
(5)
(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya Skripsi dengan judul “PERANCANGAN KEBUTUHAN APAR DAN SARANA PENYELAMAT DIRI PADA DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II BALIKPAPAN”, sebagai salah satu persyaratan akademis dalam rangka menyelesaikan kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam Skripsi ini dijabarkan tentang APAR dan sarana tanggap darurat kebakaran di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan. Karena APAR dan sarana penyelamat diri sangat dibutuhkan apabila terjadi darurat kebakaran di gedung agar penghuni didalamnya selamat dan dapat pula meminimalisir kerugian yang mungkin timbul dalam kebakaran. Dari hasil obesrvasi didapatkan bahwa gedung Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan telah memiliki APAR sebanyak 10 buah yang terpasang digedung tersebut dan masih belum melengkapi dengan sarana penyelamat diri untuk darurat kebakaran. Dari hasil pembahasan didapatkan APAR yang dibutuhkan gedung Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan adalah sebanyak 4 buah dan pada sarana penyelamat diri pintu yang digunakan sebagai pintu keluar menuju titik kumpul sebanyak 2 buah.

Pada kesempatan ini disampaikan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Ibu Endang Dwiyanti, Dra., M.Kes., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan petunjuk, koreksi serta saran hingga terwujudnya skripsi ini. Bapak Kepala dan Staf Perencanaan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan yang telah bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

Terimakasih dan penghargaan juga disampaikan kepada yang terhormat : 1. Prof. Dr. Tri Martiana, dr.,M.S., selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Airlangga

2. Dr. Noeroel Widajati, S.KM., M.Sc., selaku Ketua Departemen Fakultas Kesehatan Masyarakat

3. Andiek Ochman, S.KM., M.Kes., selaku Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan beserta seluruh staf yang telah memberikan bantuan dan dukungannya.

4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga atas ilmu yang telah disampaikan

5. Ayah, Ibu dan Istri yang telah memberikan dukungan selama ini

6. Teman Alih Jenis Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga angkatan 2013.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah diberikan dan semoga skripsi ini berguna baik bagi diri sendiri maupun pihak lain yang memanfaatkan.

Surabaya, Februari 2016

(7)

vii ABSTRACT

Fire in building could cause human casualties, loss of property, disruption of the activities of the organization, environmental degradation and disturbance of public. Therefore fire prevention should be done by implementing the emergency response system wherein fire extinguishing system and means of escape. This research was performed to identify and design portable fire extinguisher and means of escape that have not been fulfilled in building Class II Port Health Office of Balikpapan.

This research was performed by cross sectional design using a observational approach. The interviews was performed on 2 officials of Class II Port Health Office of Balikpapan which is considered to know about the condition of the building as object of research. Interviews was performed to obtain further information about fire emergency policy.

The result of this research are no fire emergency policy and means of escape. In these condition it is provided to the Class II Port Health Office of Balikpapan fixed procedure on fire emergency and evacuation route. Portable fire extinguisher installed as many as 10 units, while according to NFPA 10 2002 only required 4 units.

Conclusion of this research is Class II Port Health Office of Balikpapan’s building has not been having fire emergency policy and adequate means of escape. Class II Port Health Office of Balikpapan should make a policy about fire emergency and evacuation route.

Keywords: fire emergency, portable fire extinguisher, means of escape

(8)

viii ABSTRAK

Kebakaran pada bangunan gedung dapat menimbulkan kerugian berupa korban manusia, harta benda, terganggunya kegiatan organisasi, kerusakan lingkungan dan terganggunya ketenangan masyarakat. Maka harus dilakukan upaya pencegahan kebakaran salah satunya dengan menerapkan sistem tanggap darurat yang didalamnya terdapat fasilitas pemadam dan sarana penyelamat diri. Penelitian ini dilakukan untuk mengindentifikasi dan merancang APAR dan sarana penyelamat diri yang masih belum terpenuhi di gedung Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan.

Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan cross sectional dengan menggunakan pendekatan observasional. Wawancara dilaksanakan pada 2 pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan yang dianggap mengetahui mengenai kondisi gedung yang dijadikan obyek penelitian. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai kebijakan darurat kebakaran.

Hasil dari penelitian ini adalah kebijakan darurat kebakaran dan sarana penyelamat diri belum ada. Dalam kondisi tersebut maka diberikan kepada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan mengenai prosedur tetap tentang darurat kebakaran dan jalur evakuasi. APAR yang terpasang sebanyak 10 buah, sedangkan menurut NFPA 10 tahun 2002 hanya diperlukan 4 buah.

Kesimpulan penelitian ini adalah di gedung Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan masih belum memiliki kebijakan darurat kebakaran dan sarana penyelamat diri yang memadai. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan sebaiknya membuat suatu kebijakan mengenai darurat kebakaran dan jalur evakuasi.

Kata Kunci: darurat kebakaran, APAR, sarana penyelamat diri

(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

HALAMAN PERSETUJUAN iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS iv

KATA PENGANTAR v

ABSTRACT vii

ABSTRAK viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 4

1.3 Pembatasan dan Rumusan Masalah 5

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1 Teori dan Anatomi Api 8

2.2 Kebakaran 9

2.3 Keadaan Darurat 14

2.4 Manajemen Kebakaran 15

2.5 Kebijakan Manajemen 17

2.6 Tanggap Darurat dan Sarana Penyelamatan 18

2.7 APAR (Alat Pemadan Api Ringan) 30

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL 37

BAB IV METODE PENELITIAN 39

4.1 Jenis dan Rancang Bangun Penelitian 39

4.2 Populasi dan Sample Penelitian 39

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 40

4.4 Variabel, Cara Pengukuran dan Definisi Operasional 40

4.5 Teknik dan Pengumpulan Data 43

4.6 Teknik Analisis Data 44

BAB V HASIL PENELITIAN 46

5.1 Profil Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan 46

5.2 Hasil Observasi Gedung 51

5.3 Kebijakan Penanggulangan Darurat Kebakaran 54 5.4 Fasilitas Pemadam dan Sarana Penyelamat diri 55

5.5 Fasilitas Sarana Penyelamat Diri 55

5.6 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) 58

BAB VI PEMBAHASAN 60

6.1 Kebijakan Penanggulangan Darurat Kebakaran 60

(10)

x

6.2 Fasilitas Pemadam dan Sarana Penyelamat Diri pada Darurat 61 Kebakaran

6.3 Rancangan Fasilitas Penyelamat Diri pada Darurat Kebakaran 62

6.4 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) 71

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 76

7.1 Kesimpulan 76

7.2 Saran 77

DAFTAR PUSTAKA 78

LAMPIRAN

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

2.1 Halangan Escape Route 22

2.2 Kecepatan Maksimum Menuju Pintu Exit 23

2.3 Faktor Kepadatan dan Spesific Flow of Person 23 2.4 Pengaturan Jarak Tempuh ke Exit pada Hunian-Hunian 26

Bangunan Tertentu Menurut Life Safety Code, NFPA No. 101

2.5 Luas Area yang Dilindungi (ft2) 33

2.6 Penempatan APAR dengan Bahaya Kebakaran 34

2.7 Penempatan APAR (Bahaya Kebakaran Kelas B) 34

2.8 Kebakaran dan Jenis APAR 35

6.1 Evaluasi sarana penyelamat diri 62

6.2 Perbandingan kriteria tangga dengan persyaratan 66 SNI 03-1746-2000

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

2.1 Fire Triangle 8

2.2 Fire Tetrahedron 9

2.3 Actual dan Direct Travel Distance 27

2.4 Exit Sign 29

2.5 Tanda di tempat pemasangan APAR menurut Permenakertrans 36 No. 4 Tahun 1980

2.6 Pemasangan tanda APAR pada tiang kolom 36

5.1 Denah Lantai 1 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan 52 5.2 Denah Lantai 2 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan 53

5.3 Konstruksi tangga 56

5.4 Denah pintu keluar dan titik kumpul 57

5.5 Sign di area tangga dan sign titik kumpul 58 5.6 APAR yang dipasang di gedung Kantor Kesehatan Pelabuhan 58 Kelas II Balikpapan

5.7 Letak pemasanangan APAR di lantai 1 59

5.8 Letak pemasanangan APAR di lantai 2 59

6.1 Jalur evakuasi lantai 1 66

6.2 Jalur evakuasi lantai 2 67

6.3 Contoh pemasangan exit sign 69

6.4 Ukuran Exit Sign 70

6.5 Penempatan exit sign lantai 1 70

6.6 Penempatan exit sign lantai 2 71

6.7 Penempatan APAR lantai 1 75

6.8 Penempatan APAR lantai 2 75

6.9 Tanda APAR 76

6.10 Tanda APAR di gedung Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II 77 Balikpapan

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran Halaman

1 Keterangan Lolos Kaji Etik

2 Penjelasan Penelitian Bagi Responden 3 Informed Consent

4 Lembar Wawancara

5 Penjelasan Penelitian Bagi Responden 6 Informed Consent

7 Lembar Wawancara 8 Lembar Observasi

9 Permohonan Ijin Penelitian 10 Jawaban Permohonan Penelitian 11 Struktur Organisasi

12 Prosedur Tetap pada Darurat Kebakaran

(14)

xiv

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH

Daftar Arti Lambang

o

c = derajat celcius volt = tegangan listrik lux = intensitas cahaya m2 = meter persegi ft2 = feet square

Daftar Singkatan

APAR = Alat Pemadam Api Ringan KKP = Kantor Kesehatan Pelabuhan MOE = Means Of Escape

NFPA = National Fire Protection Association

OMKABA = Obat, makanan, kosmetik, alat kesehatan dan bahan adiktif OSHA = Occupational Safety and Health Administration

PKSE = Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi PRL = Pengendalian Risiko Lingkungan

SNI = Standar Nasional Indonesia SOP = Standar Operasional Prosedur

UKLW = Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah VCT = Voluntary Counseling Test

Daftar Istilah

CoBr = Cobaltous Bromida CoF = Cobaltous Fluoride HBr = Hydrogen Bromida HF = Hydrogen Fluoride

Referensi

Dokumen terkait

Dilema yang ditimbulkan oleh pembuatan bahan bakar dari kelapa sawit adalah bahwa bahan bakar tersebut dapat mengurangi polusi udara, sedangkan lahan yang dibutuhkan sangat besar,

Mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, peranan petugas kesehatan dengan sanitasi kapal pada Anak Buah Kapal (ABK) di Pelabuhan Teluk Bayur Kantor Kesehatan Pelabuhan

Tabel Jumlah Penerbitan Sertifikat KIER Kesehatan Pada Bulan Juni di Seksi Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II.. Dari tabel di atas

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang bertanggung jawab kepada Direktur

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Palembang sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian

Jika kaca digunakan sebagai pengganti agregat kasar, maka kaca akan sangat rentan pecah dan dapat mengurangi kuat tekan beton, pecahan kaca yang terlalu besar juga

Berdasarkan hasil uji t tanpa multimedia lebih kecil dari t tabel, sedangkan dengan multimedia hasil uji t diperoleh t hitung lebih besar dari t tabel, berarti ada

pilihan alternatif tempat tinggal berdasarkan kriteria yang sudah di tetapkan. Proses yang dilakukan di dalam TOPSIS dimulai dengan membuat matriks keputusan yang